Anda di halaman 1dari 8

INTERNAL AUDIT

PEKERJAAN LAPANGAN 1

Kelompok 5:

1. Ernawati Puji A (01117019)


2. Rifda maulidia (01117033)
3. Abdul harris (01117048)
4. Andrean eka putra (01117055)
5. Rika Ariska Dewi (01118111)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI & BISNIS
UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA
Jl Arief Rachaman Hakim 51 Surabaya
2018/2019
Proses pekerjaan lapangan

Pekerjaan lapangan (field work) merupakan proses untuk mendapatkan keyakinan


secara sistematis dengan mengumpulkan bahan bukti secara objektif mengenai
operasi entitas, mengevaluasinya, dan (1) melihat apakah operasi tersebut
memenuhi standar yang dapat di terima dan mencapai tujuan-tujuan yang telah di
tetapkan; dan (2) menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan oleh
manajemen.

Istilah “proses yang sistematis” mengimplikasikan langkah-langkah audit terencana


yang di rancang untuk memenuhi tujuan-tujuan audit. Istilah tersebut juga memiliki
makna bahwa auditor internal akan menerapkan persyartan professional dalam
melakukan audit, serta menerapkan penelaahan yang tepat saat mengumpulkan,
menyusun, mencatat, dan mengevaluasi bahan bukti audit.

“persyaratan profesional” berarti kebebasan penuh arti dari segala bias yang akan
mempengaruhi pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti. Bebas dari bias
dapat dicapai melalui idependensi dan objektivitas, baik dalam kenyataan maupun
dalam persepsi.

Tujuan pekerjaan lapangan

Tujuan pekerjaan lapangan adalah untuk membantu pemberian keyakinan dengan


melaksakan prosedur-prosedur audit yang ada di program audit, sesuai tujuan audit
yang ingin di capai. Tujuan-tujuan audit terkait tujuan-tujuan operasi tetapi memliki
sedikit perbedaan. Dalam makna yang paling sederhana, pekerjaan lapangan
merupakan pengumpulan bahan bukti untuk pengukuran dan evaluasi. Jika auditor
internal bisa menangkap esensi ini secara penuh, maka mereka bisa dengan sukses
memeriksa operasi dalam suatu organisasi. Auditor internal yang professional
seharusnya tidak terlibat dalam audit yang asal-asalan. Mereka harus memahami
bahwa mereka:

 Tidak dapat memberikan keyakinan dengan mengaudit operasi secara sempit


 Tidak dapat mengamati sebuah proses dan seenaknya memutuskan apakah
proses tersebut baik atau buruk
 Harus memandang operasi tersebut dalam bentuk unit-unit pengukuran dan
standar

Standar-standar operasi adalah mutu kinerja yang dapat diterima yang merupakan
kerangka acuan yang dibandingkan dengan elemen-elemen operasi yang diukur
untuk menilai tingkat kesuksesan atau kegagalan. Apabila auditor internal tidak
dapat mengukur operasi secara objektif dan efektif sebaiknya mereka menjejak lebih
dalam ke masalah tersebut, karena kalau tidak mereka hanya akan menghasilkan
pengamatan yang subjektif bukan kesimpulan yang objektif

Pembuatan strategi untuk melakukan pekerjaan lapangan

Tahap persiapan untuk melakukan pekerjaan lapangan membutuhkan perhatian dan


perencanaan yang sama seperti halnya persiapan audit keseluruhan. Pada tahap ini,
survey pendahuluan telah di selesaikan dan program audit telah di siapkan. Auditor
harus mengarahkan perhatian mereka ke pekerjaan sendiri dan
bagaimana melakukannya. Bagian-bagian Dari rencana strategis akan mencakup:

 Kebutuhan pegawai
 Kebutuhan sumber daya dari luar
 Pengorganisasian staf audit
 Wewenang dan tanggung jawab
 Struktur pekerjaan lapangan
 Waktu pelaksanaan pekerjaan lapangan
 Metode pekerjaan lapangan
 Metode pendokumentasian
 Penyiapan laporan
 Recana kontijensi
Sebenarnya masih terdapat bagian – bagian lain, namun yang ada di daftar tersebut
adalah yang paling penting. Bagian-bagian tersebut harus dikembangkan cukup rinci
di awal kerja dan haruslah cukup fleksibel untuk dimodifikasi begitu pekerjaan
berlangsung. Bagian-bagian ini secara rinci adalah :

 Kebutuhan pegawai. Penting untuk merancanakan jumlah dan kualifikasi


staff yang akan melakukan audit
 Kebutuhan sumber daya dari luar. Apabila staff audit yang ada tidak
memiliki keahlian khusus, maka harusdidapat dari sumber diluar perusahaan
 Pengorganisasian staf audit.
 Wewenang dan tanggung jawab. Bagian ini terkait dengan struktur
komando dari tim audit
 Struktur pekerjaan lapangan. Pada bagian ini urut-urutan audit
direncanakan
 Waktu pelaksanaan pekerjaan lapangan. Proses membuat struktur
pekerjaan lapangan akan memunculkan waktu pelaksanaan pekerjaan
lapangan

Metode pekerjaan lapangan ada enam metode yang biasa digunakan dalam
pekerjaan lapangan yang akan dijelaskan kemudian dalam bab ini, yakni:

1. Observasi
2. Konfirmasi
3. Verifikasi
4. Investigasi
5. Analisis
6. Evaluasi

Metode pendokumentasian

Bagian ini melibatkan akumulasi bahan bukti dan penyimpanan kertas kerja,
membutuhkan antisipasi hasil-hasil metode pekerjaan lapangan dan juga
penggunaan akhir dari audit. Bahan Bukti harus dalam bentuk yang berlaku dalam
hukum serta mendukung rekomendasi yang dihasilkan dari temuan-temuan audit.

Penyiapan laporan

Struktur makro dari laporan harus direncanakan. Hal ini merupakan tahapan
penyajian temuan-temuan audit dan kerangka kasar dari bagian-bagian laporan.
Tidak semua temuan akan menjadi bagian dari temuan yang lengkap.

Rencana kontijensi

Rencana kontigensi harus memuat kondisi terbaik yang bisa dicapai, yang biasa dan
yang terburuk. Kontigensi dan kerangka perlu dipersiapkan dalam situasi-situasi
berikut, yaitu:

 Kekurangan staf
 Tidak ada bahan yang bisa diaudit
 Indikasi bahwa kondisi proyek tidak material
 Halangan yang material dari klien
 Kerusakan komputer atau perangkat lunak
 Campur tangan menagement puncak
 Penarikan sumbr daya audit
 Kemajuan pekerjaan yang mungkin akan melebihi anggaran.

Tim audit dengan pengarahan mandiri

Organisasi baik sektor publik maupun swasta melakukan proses produksi dengan
niat memperbaiki pelayanan kepada pelanggan, klien dan pengguna, juga dengan
niat berfungsi dengan lebih efisien dan ekonomis. Tim unit operasional yang terpisah
dari bentuk manajemen yang bertanggung jawab atas pekerjaan perbaikan dalam
produktivitas, kualitas audit, dana layanan pelanggan. Seringkali terdiri dari ahli-ahli
dalam berbagai bidang audit dan memiliki kepemimpinan dalam rotasi atau dasar-
dasar lainnya dimana membuat keputusan sendiri. Eksperimen awal dengan proses
tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbaikan dalam produktivits, kualitas audit,
dan layanan pelanggan yang melebihi penghematan dari perampingan struktur
audit.

Audit berhenti kemudian lanjut

Konsep dasar yaitu untuk memberdayakan auditor lapangan untuk menghentikan


audit selama survei pendahuluan, atau waku lain, jika tidak ada indikasi adanya
resiko-resiko yang substansial atau tidak ada temuan penyimpangan potensial.
Ketika audit dihentikan, auditor pindah ke audit selanjutnya yang termasuk dalam
rencana audit tahunan departemen. Dengan demikian auditor dapat melakukan lebih
banyak audit setiap tahun dibandingkan dengan berdasarkan pendekatan audit
tradisional yang menghabiskan semua anggaran waktu yang tersedia untuk setiap
audit tanpa memandang hasil-hasil kerja pendahuluan.

Control Self-Assessment

Merupakan salah satu jenis audit partisipatif, yaitu inovasi yang sedang diterapkan
oleh organisasi besar untuk mendukung dalam beberapa kasus guna menggantikan
proses audit internal. Kontrol ini memperbaiki kekurangan dengan menggunakan
staf untuk mengevaluasi aspek ontrol internal berdasarkan apa yang mereka lihat,
alami dan praktikan. Control self-assessment merupakan salah satu jenis audit
partisipatif. Dimana audit partisipatif adalah sebuah proses yang menerapkan
berbagai tingka kemitraan dengan auditor dan klien.

Bagian-bagian Pekerjaan Lapangan

Tujuan-tujuan Audit
Tujuan-tujuan audit terkait dengan tujuan-tujuan operasi, namun memiliki
maksud yang berbeda. Tujuan-tujuan audit dirancang untuk menentukan
apakah tujuan-tujuan operasi tertentu telah dicapai.
Prosedur-prosedur audit adalah sarana-sarana yang digunakan auditor untuk
memenuhi tujuan-tujuan auditnya.

Audit SMART

Metode ini merupakan gabungan penentuan risiko dan audit analitis. Terdapat
empat tahap yaitu:

1. Pemilihan bidang-bidang kunci untuk pengawasan dan penentuan


2. Pengembangan indikator-indikator kunci untuk pengawasan dan penentuan
3. Implementasi
4. Pemeliharaan teknik-teknik audit SMART

Pengembangan Standar

Auditor Internal semakin lama semakin dalam masuk kedalam arus operasi.
Juga, mereka mulai mengevaluasi fungsi-fungsi manajemen yang belum memiliki
standar. Pada saat mereka melakukan ini, mereka merasa perlu menemukan
standar yang otoritatif, atau membuat standar bersama klien.

Evaluasi

Pengukuran melalui perbandingan dengan standar merupakan satu dari dua tahap
pekerjaan lapangan. Setelah pengukuran dilakukan, auditor internal kemudian harus
mengevaluasi temuan-temuan mereka untuk mencapai pertimbangan professional.

Aspek-aspek operasi

Pengukuran yang di lakukan auditor internal biasanya akan diarahkan ke tiga aspek
penting organisasi, yaitu kualitas, biaya dan jadwal. Contoh yang sederhana,
misalkan auditor sedang memeriksa control atas operasi pembelian.

Pengujian

Tujuan umum pengujian

Auditor mencapai tujuan audit melalui proses yang dikenal sebagai pengujian.
Pengujian berarti menempatkan aktivitas atau transaksi dalam percobaan dengan
memilih beberapa bukti dan menentukan kualitas atau karakteristik inheren mereka.

Tujuan khusus Pengujian

Pengujian audit terdiri dari metode pemeriksaan, perbandingan, analisis dan


evaluasi data, materi dan transaksi berdasarkan beberapa jenis standar atau criteria.

Teknik-teknik Pemeriksaan Transaksi-transaksi atau proses-proses terpilih


Auditor memeriksa dokumen, transaksi, kondisi dan proses untuk mendapatkan
fakta-fakta dan untuk mencapai kesimpulan. Istilah pemeriksaan mencakup baik
pengukuran maupun evaluasi. Auditor memiliki banyak teknik untuk membantu
mereka mencapai tujuannya. Yang belum jelas hanyalah penamaan teknik-teknik
tersebut diantara auditor.Berikut teknik-teknik tersebut :

 Mengamati

Melihat, memerhatikan, tidak melewatkan hal-hal yang dianggap penting


dengan didasari pengetahuan.pengamatan dapat dilakukan dengan catatan
dokumen, diagram, bagan dll. Pengamatan penting dilakukan penting dan
diterapkan sebelum teknik-teknik lainya. Dapat berupa konfirmasi atau
investigasi.

Observasi dapat bermanfaat untuk menemukan praktik-praktik penyimpanan


dokumen atau alur kerja yang mengarah pada upaya yang tidak perlu atau
berbelit-belit.

 Mengajukan pertanyaan

Pertanyaan yang diajukan dapat secara lisan maupun tulis. Pertanyaan lisan
sering digunakan, seorang auditor harus pandai menyusun pertanyaan yang
tidak bersifat memojokan atau mengintrogasi klien. Hal ini berakibat klien
tidak memberikan informasi yang kiranya dapat membahayakan posisi
mereka.

 Menganalisis

Berarti memeriksa secara rinci, memecah entitas yang kompleks kedalam


bagian-bagian kecil untuk menentukan karakteristik yang sebenarya. Melihat
lebih dalam fungsi, aktivitas, atau sekelompok transaksi dan menentukan
hubungannya masing-masing.

 Memverifikasi

Yaitu memverifikasi kebenaran, akurasi, keaslian, atau validitas sesuatu. Cara


ini digunakan untuk mendapatkan kebenaran fakta atau rincian dalam suatu
akun atau laporan. Verifikasi mencakup konfirmasi dan perbandingan.

 Menginvestigasi

Merupakan bagian dari wawancara dimana untuk menemukan fakta-fakta


yang tersembunyi dan mencari kebenaran.hal ini mengimplikasikan
penelusuran infomasi yang sistematis yang diharapkan auditor bisa
ditemukan atau perlu diketahui

 Mengevaluasi
Penilaian yang berhubungan, melibatkan estimasi nilai yang berarti menuju
suatu pertimbangan. Berarti menimbang apa yang telah dianlisis dan
menentukan kecukupan, efisiensi, dan efektifitasnya.

Anda mungkin juga menyukai