Bisnis Internasional

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 15

BISNIS INTERNASIONAL

OLEH :

1. PUTU INDAH GRYANTI (34)


2. NI WAYAN ITA PUSPITA (35)
3. MADE SHINTA WIDAYANTI (38)

UNIVERSITAS UDAYANA

TAHUN AJARAN 2019/2020


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut KBBI bisnis merupakah sebuah usaha komersial dalam dunia perdagangan,
bidang usaha, atau usaha dagang. Pada satu atau dua dekade yang lalu, pandangan akan bisnis
di Indonesia masih dipandang sebelah mata, beberapa kalangan masyarakat masih merasa
malu untuk menerjuni bidang ini, mereka menganggap bisnis bukan merupakan sebuah
profesi. Namun pada masa sekarang bisnis merupakan sebuah profesi elit yang banyak
digandrungi oleh anak muda. Profesi bisnis sekarang banyak dijadikan sebagai profesi
sampingan bahkan profesi utama.
Bisnis Internasional merupakan kegiatan bisnis yang dilakukan antar negara, dimana
negara satu dengan negara lainnya melakukan kerja sama dalam bidang bisnis. Bisnis
internasional dilatarbelakangi oleh ketidak mampuan suatu negara untuk memproduksi
kebutuhan jasa atau barang yang dibutuhkan oleh negara tersebut, hal tersebut disebabkan
oleh sumber daya atau keadaan iklim yang tidak mampu mendukung kegiatan industri
tertentu.
Kerja sama antar negara dalam bidang bisnis ini perlu melewati beberapa tahapan,
dimana semua tahapan dalam memasuki bisnis internasional ini harus dilewati oleh suatu
negara. Ketika suatu negara ingin memasuki dunia bisnis internasional tentunya akan bertemu
dengan berbagai hambatan, maka dari itu suatu negara sudahlah harus memikirkan solusi dari
hambatan-hambatan tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan bisnis internasional ?
2. Apa saja alasan dalam melaksanakan bisnis internasional ?
3. Apa saja tahap-tahap dalam memasuki bisnis internasional ?
4. Apa saja hambatan dalam memasuki bisnis internasional ?
5. Apakah yang dimaksud dengan perusahaan multinasional ?

C. Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui apa itu bisnis internasional.
2. Mahasiswa dapat mengetahui alasan suatu ngara melakukan bisnis internasional.
3. Mahasiswa dapat mengetahui tahap-tahap memasuki bisnis internasional.
4. Mahasiswa dapat mengetahui dapat mengetahui hambatan dalam memasuki bisnis
internasional.
5. Mahasiswa dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan perusahaan multinasional.
1. Hakikat Bisnis Internasional
Bisnis Internasional adalah kegiatan bisnis terdiri dari transaksi bisnis antara pihak-pihak
yang berasal dari lebih dari satu negara. Dalam bisnis internasional ini terdapat dua buah
transaksi, yaitu perdagangan internasional (international trade) dan pemasaran internasional
(international marketing).

a. Perdagangan Internasional
Perdagangan internasional merupakan kegiatan perdagangan yang dilakukan
oleh suatu negara dengan negara lainnya, yang dimana perdagangan internasional ini
dilakukan dengan sistem ekspor-impor. Dengan adanya sistem ekspor-impor inilah
akan timbul “neraca perdagangan antar negara (balance of trade)”. Neraca
perdagangan ini merupakan gambaran perbandingan antara besarnya ekspor dari suatu
negara tertentu dengan besarnya impor yang dilakukan oleh negara tersebut. Dari
neraca perdagangan antar negara ini akan muncul istilah lain, yaitu surplus neraca
perdagangan dan defisit neraca perdagangan. Neraca perdagangan suatu negara
dikatakan surplus apabila negara tersebut memiliki nilai ekspor yang lebih besar
dibandingkan dengan nilai impor yang dilakukannya sehingga akan menambah devisa
negara tersebut. Dan sebaliknya, neraca perdagangan suatu negara dikatakan defisit
apabila suatu negara memiliki nilai impor yang melebihi nilai ekspor yang
dilakukannya sehingga akan mengurangi devisa negara tersebut.

b. Pemasaran Internasional
Pemasaran internasional merupakan kegiatan memasarkan hasil produksi dari
perusahaan suatu negara ke negara lain. Dan tidak hanya memasarkan hasil produksi,
perusahaan tersebut bisa juga memproduksi barangnya di negara lain maka dalam hal
ini perusahaan tidak melakukan kegiatan ekspor-impor sehingga terbebas dari tarif bea
masuk. Transaksi bisnis internasional ini dapat dilakukan dengan cara :
 Licencing
 Franchising
 Management contracting
 Marketing in home country by host country
 Joint venturing
 Multinational corporation (MC)
Pengertian perdagangan internasional dengan pemasaran internasional sering
dianggap sama, namun berdasarkan uraian di atas ternyata keduanya berbeda. Perbedaan
utama ada pada pelakunya di mana perdagangan internasional dilakukan oleh negara dan
pemasaran internasional dilakukan oleh perusahaan. Selain itu, pemasaran internasional
menuntut kegiatan bisnis yang lebih aktif serta lebih progrsif daripada perdagangan
internasional. Adapun perbedaan keduanya secara rinci dapat disajikan dengan tabel berikut.

Perdagangan Pemasaran
Faktor Penentu
Internasional Internasional
1) Pelaku Negara Perusahaan
2) Barangnya
dipindahkan ke negara Ya Ya/Tidak
lain
Keunggulan
3) Kekuatan Keunggulan Komparatif
persaingan
Neraca Pembayaran
4) Sumber Informasi Data Perusahaan
Internasional
5) Kegiatan Bisnis :
 Jual Beli Ya Ya
 Distribusi Ya Ya/Tidak
Fisik Ya Ya
 Penentuan Umumnya Tidak Ya
Harga Umumnya Tidak Ya
 Research Pasar Umumnya Tidak Ya
 Pengembangan Umumnya Tidak Ya
Produk
 Promosi
 Manajemen
Distribusi

2. Alasan Melaksanakan Bisnis Internasional


Tidak ada satu negara pun yang dapat memenuhi 100% swasembada (self-sufficiency),
kalaupun ada itu tidak efisien. Hal ini karena adanya penyebaran yang tidak merata dari
sumber daya alam, modal, maupun manusia. Oleh karena itu, secara garis besar alasan
melaksanakan bisnis internasional ini, yaitu :
a) Spesialisasi antar bangsa-bangsa
Alasan ini merupakan dasar pada kenyataan bahwa suatu negara memiliki
keunggulan dan lemahannya sendiri. Dalam hubungan antara keunggulan dan
kelemahannya ini lah yang mendorong suatu negara menentukan pilihan strategi untuk
memproduksi suatu komoditi, yaitu :
 Memanfaatkan semaksimal mungkin keunggulan yang dimiliki sehingga dapat
menghasilkan suatu komoditi secara lebih efisien dan paling murah di antara
negara-negara lain.
 Menitikberatkan pada komoditi yang memiliki kelemahan paling kecil di
antara negara-negara lain.
 Memfokuskan perhatian untuk memproduksi komoditi atau menguasai
perdagangan komoditi yang memiliki kelemahan teringgi bagi negaranya.
Ketiga bentuk strategi tersebut berkaitan erat dengan adanya konsep keunggulan yang
dimiliki oleh suatu negara. Konsep-konsep tersebut, yakni :

 Konsep Keunggulan Absolut


Suatu negara dikatakan memiliki keunggulan absolut jika negara itu
melakukan monopoli dalam berproduksi dan perdagangan terhadap produk
tertentu. Ini biasanya disebabkan oleh tidak ada negara yang memproduksi
produk yang serupa dikarenakan oleh kondisi alamnya sendiri seperti misalnya
hasil tambang, perkebunan, kehutanan, pertanian dan sebagainya.

 Konsep Keunggulan Komparatif


Keunggulan komparatif merupakan suatu keadaan dimana suatu negara
mampu menawarkan produk tersebut dibandingkan negara lain. Keunggulan
komparatif ini dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk, yaitu :
 Ongkos atau harga penawaran lebih rendah.
 Mutu yang lebih unggul meskipun harganya lebih mahal.
 Kontinuitas penyediaan (supply) yang lebih baik.
 Stabilitas hubungan bisnis maupun politik yang baik.
 Tersedianya fasilitas penunjang yang lebih misalnya fasilitas latihan
maupun transportasi.

b) Pertimbangan pengembangan bisnis


Perusahaan yang sudah bergerak di bidang tertentu dalam suatu bisnis di dalam
negeri seringkali mengembangkan pasarnya ke luar negeri. Kekuatan-kekuatan bisnis
yang telah dimilikinya untuk melayani pasar dalam negeri mampu mengantarkan
mereka untuk berkembang untuk melayani pasar luar negeri secara lebih kompetitif.
Adapun hal-hal yang menimbulkan beberapa pertimbangan yang mendorong mengapa
suatu perusahaan terjun ke bisnis internasional, yaitu :
i. Memanfaatkan kapasitas mesin yang masih menganggur yang dimiliki oleh
suatu perusahaan.
ii. Produk tersebut di dalam negeri sudah mengalami tingkat kejenuhan bahkan
mungkin sudah mengalami tahap penurunan (decline phase), sedangkan di luar
negeri justru sedang berkembang (growth).
iii. Persaingan yang terjadi di dalam negeri terkadang lebih tajam dibandingkan
pesaing luar negeri.
iv. Mengembangkan pasar ke luar negeri merupakan tindakan yang lebih mudah
dibandingkan mengembangkan pasar di dalam negeri.
v. Potensi pasar internasional pada umunya jauh lebih luas dibandingkan pasar
domestik.

3. Tahap-Tahap Dalam Memasuki Bisnis Internasional


Sebuah perusahaan mengembangkan bisnisnya ke luar negeri dilakukan secara bertahap,
adapun tahap-tahap tersebut sebagai berikut :

i. Ekspor insidentil
Dalam tahap ini pada umumnya terjadi pada saat adanya kedatangan orang asing di
negeri kita kemudian dia membeli barang-barang dan kemudian kita mengirimkan
barang-barang tersebut ke negara orang yang bersangkutan.

ii. Ekspor aktif


Keaktifan suatu transaksi bisnis ini pada umumnya ditandai oleh semakin banyaknya
jumlah komoditi yang diperjualbelikan. Dalam tahap ini perusahaan dalam negeri
mulai aktif untuk melaksakan manajemen atas transaksi tersebut. Oleh karena itu,
tahap ini disebut dengan “ekspor aktif”.

iii. Penjualan lisensi


Dalam tahap ini negara pendatang menjual lisensi atau merek dari produknya kepada
negara penerima, sehingga negara penerima dapat melakukan manajemen yang cukup
luas terhadap pemasaran maupun proses produksinya termasuk bahan baku serta
peralatannya.

iv. Franchising
Tahap ini lebih aktif lagi, yaitu perusahaan di suatu negara menjual tidak hanya lisensi
atau merek dagangnya saja tetapi lengkap dengan segala atributnya termasuk
peralatan, proses produksi, resep-resep campuran proses produksinya, pengendalian
mutunya, pengawasan mutu bahan baku maupun barang jadinya, serta bentuk
pelayanannya. Beberapa contoh dari franchising adalah KFC (Kentucky Fried
Chicken), Mc Donalds, dan sebagainya.

 Keuntungan dari bentuk franchising ini adalah :


1. Manajemen sistem yang sudah teruji.
2. Memiliki nama yang sudah terkenal dan populer.
3. Performance record yang sudah mapan untuk alat penilaian.

 Kelemahan dari bentuk franchising ini adalah :


1. Biaya tinggi untuk mendapatkan franchising.
2. Keputusan bisnis akan dibatasi oleh franchisor.
3. Sangat dipengaruhi oleh kegagalan dari bentuk franchise lain.

v. Pemasaran di luar negeri


Tahap pemasaran di luar negeri memerlukan intensitas manajemen serta keterlibatan
yang lebih tinggi karena perusahaan pendatang (Host Country) harus aktif dan mandiri
untuk melakukan manajemen pemasaran bagi produknya di negeri asing (Home
Country). Berbeda dari tahap – tahap sebelumnya yang manajemen pemasarannya
masih tetap berada dalam tanggung jawab dari perusahaan di negara penerima.
Sehingga perusahaan itu akan mengetahui lebih pasti tentang perilaku konsumennya
karena mereka merupakan penduduk setempat pula. Sedangkan dalam tahap ini,
pengusaha pendatang yang nota bene nya merupakan orang asing harus mampu untuk
mengetahui perilaku serta kebiasaan yang ada di negeri asing tersebut sehingga dapat
dilakukan program pemasaran yang efektif . Tahap ini disebut sebagai tahap
“Pemasaran Aktif” atau “Active Market”.
vi. Produksi dan pemasaran di luar negeri
Tahap ini disebut juga sebagai “Total International Business”. Bentuk inilah yang
menimbulkan MNC atau Multy National Corporation yaitu Perusahaan Multi
Nasional. Pada tahap ini perusahaan asing datang dan mendirikan perusahaan di negeri
itu lengkap dengan modalnya kemudian melakukan proses produksi di negeri itu, lalu
menjual hasil produksinya itu di negeri tersebut dan bahkan mungkin menjualnya ke
negara asing lagi sebagai ekspor dari negara penerima tersebut. Bentuk ini memiliki
unsur positif bagi negara yang sedang berkembang karena dalam bentuk ini negara
penerima tidak perlu menyediakan modal yang sangat banyak untuk mendirikan
pabrik tersebut yang dimana pada umumnya negara berkembang masih miskin dana
untuk melakukan pembangunan terhadap bangsanya.

4. Hambatan Dalam Memasuki Bisnis Internasional


Negara lain tentu memiliki kebiasaan ataupun budaya yang berbeda dengan negara
sendiri. Oleh karena itu terdapat beberapa hambatan dalam memasuki bisnis internasional :

 Batasan Perdagangan dan Tarif Bea Masuk


Dalam melaksanakan bisnis internasional yang berbentuk perdagangan
internasional yaitu ekspor dan impor, hambatan utamanya berupa terjadinya
pembatasan – pembatasan tarif bea masuk dan hambatan dalam hal perdagangan.
Suatu negara yang ingin melindungi cabang industrinya di dalam negeri akan selalu
mengenakan tarif bea masuk yang tinggi terhadap masuknya barang – barang hasil
industri yang bersangkutan dari negara asing ke negerinya tersebut. Hal ini wajar
dilakukan karena apabila tidak , maka impor barang hasil industri dari negara asing itu
akan menyaingi dan kemudian dapat mematikan cabang industri yang berada di dalam
negerinya sendiri. Tarif bea masuk tersebut akan diberlakukan sedemikian rupa
tingginya sehingga menjadikan harga jual barang – barang yang diimpor itu nanti akan
lebih tinggi daripada harga barang tersebut yang dibuat oleh industri di dalam
negerinya sendiri.
Adapun hambatan perdagangan yang terjadi yaitu berupa pemilihan partner
dagang dari suatu negara tertentu yang biasanya partner tersebut dipilih atas dasar
pertimbangan baik ekonomis maupun nonekonomis. Misal seperti hanya dari negara
– negara yang serumpun ataupun yang menjadi kelompok ekonomi tertentu seperti
MEE (Masyarakat Ekonomi Eropa atau Europian Economic Community), begitu pula
dengan ASEAN yang pada saat ini membentuk AFTA (Asean’s Free Trade Area).
Bahkan seringkali proteksi macam ini dilakukan atas dasar pertimbangan militer yaitu
hanya negara – negara yang tergabung dalam suatu pakta pertahanan militer tertentu
saja. Beberapa contoh negara – negara yang membentuk “pemasaran bersama”
sehingga terjadi kondisi ekonomi regional yang lebih kuat bagi anggota – anggotanya
:
CACM - Centar American Common Market, 1960
EAC - East African Community, 1967
EEC - European Economic Community, 1958
EFTA - European Free Trade Area, 1960
ASEAN - Association of South East Asia Nations, 1967
AFTA - Asean Free Trade Arean, 1992
NAFTA - North American Free Trade Agreement, 1992
LAFTA - Latin Ameican Free Trade Association, 1960
Salah satu cara lain yang sering dipergunakan oleh suatu negara untuk
membatasi impor suatu komoditi tertentu adalah dengan menetapkan “Quota Impor”.
Dengan ini, negara tersebut menentukan bahwa untuk komoditi tertentu hanya dapat
diimpor sampai jumlah tertentu saja dan tidak diperkenankan melebihi jumlah quota
yang telah ditentukan. Oleh karenanya, Indonesia yang ingin melebarkan jalur
perdagangan internasionalnya selalu mencari negara – negara lain yang tidak
mengenakan quota terhadap barang dagangan kita. Negara yang tidak menetapkan
quota lalu disebut sebagai “Negara nonquota”.
Cara lain yang terasa sangat keras adalah dengan melakukan “embargo”.
Dengan cara ini, negara tersebut melarang masuknya seluruh komoditi yang datang
dari suatu negara tertentu yang dikenakan embargo tersebut. Contoh, seperti negara
Irak setelah kalah perang dalam perang teluk dan tidak mau mematuhi ketentuan PBB
untuk memusnahkan senjata nuklirnya lalu dikenai sanksi embargo oleh semua negara
di seluruh dunia. Dengan embargo itu maka Irak mengalami penderitaan ekonomi
yang akhirnya memutuskan untuk memenuhi tuntutan PBB dan kemudian berhasil
mengendorkan embargo tersebut.
Bentuk lainnya untuk membatasi impor dari negara lain yaitu dengan
“Exchange Control” atau “Imbal Beli”. Dengan cara ini, setiap negara yang akan
menjual barangnya ke negara lain maka dia harus juga membeli komoditi dari negara
tersebut. Apabila negara itu tidak membeli komoditi imbalan maka transaksi impor
itupun akan gagal.
 Perbedaan Bahasa, Sosial Budaya/Kultural
Perbedaan dalam hal bahasa juga menjadi hambatan bagi kelancara bisnis
internasional karena bahasa merupakan alat komunikasi yang vital baik itu bahasa
lisan maupun tulis. Tanpa adanya komunikasi yang baik maka hubungan bisnis sulit
untuk dapat berlangsung dengan lancar. Namun hambatan bahasa pada saat ini
semakin berkurang berkat adanya bahasa Inggris sebagai bahasa internasional.
Meskipun demikian perbedaan bahasa ini tetap merupakan hambatan yang harus
diwaspadai dan dipelajari karena suatu ungkapan dalam suatu bahasa tertentu tidak
dapat diungkapkan secara begitu saja dengan kata yang sama dengan bahasa yang lain.
Bahkan pada suatu merek dagang dapat memiliki arti yang lain dan sangat negatif bagi
suatu negara tertentu. Misal seperti pabrik mobil Chevrolet yang memberikan nama
suatu jenis mobilnya dengan nama “Chevrolet’s Nova”, yang dimana pada negara
Spanyol “No Va” memiliki arti tidak dapat berjalan. Sehingga sulit untuk memasarkan
produk tersebut di negara Spanyol.
Perbedaan kondisi sosial dan budaya juga perlu diperhatikan dalam melakukan
bisnis internasional. Misalnya pemberian warna terhadap suatu produk maupun
kemasannya harus berhati – hati karena warna tertentu yang disuatu negara memiliki
arti tertentu, di negara lain dapat bermakna yang bertentangan.

 Hambatan Politik, Hukum, dan Perundang – undangan


Hubungan politik yang kurang baik antara satu negara dengan negara yang lain
juga akan mengakibatkan terbatasnya hubungan bisnis dari kedua negara tersebut.
Misal Amerika melakukan embargo terhadap komoditi perdagngan dengan negara –
negara komunis.
Ketentuan Hukum ataupun Perundang – undangan yang berlaku di suatu
negara kadang juga membatasi berlangsungnya bisnis internasional . Misal negara
Arab melarang barang – barang mengandung daging maupun minyak babi.
Selain itu undang – undang di negaranya sendiri pun juga dapat membatasi
berlangsungnya bisnis internasional. Misalnya negara Indonesia yang melarang
ekspor kulit mentang maupun setengah jadi.

 Hambatan Operasional
Yang termasuk hambatan operasional yakni transportasi atau pengangkutan
barang yang diperdagangkan tersebut dari negara yang satu ke negara yang lain.
Transportasi ini seringkali sulit untuk dilakukan karena antar dua negara belum
memiliki jalur pelayaran kapal laut untuk jalur tersebut akan menjadi sangat mahal.
Mahalnya biaya angkut disebabkan selain karna keadaan bahwa kapal pengangkutnya
hanya melayani satu negara itu saja yang biasanya menjadikannya mahal, maka
kembalinya kapal tersebut dari negara tujuan itu akan menjadi kosong. Yang dimana
perjalanan kapal kosong di samudera luas akan sangat membahayakan bagi
keselamatan kapal tersebut.

5. Perusahaan Multinasional
Perusahaan multinasional merupakan suatu perusahaan yang melaksanakan
kegiatannya secara internasional atau melakukan operasinya di beberapa negara.
Perusahaan jenis ini disebut Multinational Corporations (MNC).
Akibat adanya globalisasi menimbulkan adanya kecenderungan yang
mengglobal dari masyarakat dunia. Kecenderungan ini berupa menyeragamnya
kebutuhan dan selera masyarakat dunia terhadap berbagai kebutuhan. Dengan
kecenderungan yang terjadi saat ini dimana permintaan ataupun kebutuhan
masyarakat dunia mendekati hal yang sama. Kebutuhan akan barang – barang
konsumsi atau untuk kehidupan sehari – hari cenderung tidak berbeda antar negara
yang satu dengan negara lain. Kecenderungan untuk adanya kesamaan inilah yang
mendorong perusahaan untuk beroperasi secara internasional. Perusahaan yang
demikian akan mencoba untuk mencari tempat pabrik guna memproduksikan barang
– barang tersebut yang paling murah dan kemudia memasarkannya keseluruh penjuru
dunia sehingga akan menjadi lebih ekonomis dan memiliki daya saing yang lebih
tinggi. Banyak contoh perusahaan multinasioanl misalnya : Coca Cola, Colgate,
Johnson & Johnson, IBM, General Electric, Mitzubishi Electric, Toyota, Philips, dan
sebagainya.

A. Ciri-Ciri Perusahaan Multinasional


1. Membentuk cabang-cabang di luar negeri
2. Lingkup kegiatan income generating (perolehan pendapatan) perusahaan
melampaui batas batas Negara
3. Perdagangan perusahaan multinasional kebanyakan terjadi didalam ruang
lingkup mereka sendiri, walaupun antar Negara
4. Kontrol terhadap teknologi dan modal sangat diutamakan. Karena
perusahaan ini sangat membutuhkan teknologi informasi dan modal yang
kuat untuk menjalankan bisnisnya di berbagai Negara
5. Pengembangan sistem manajemen dan distribusi yang melintasi batas
batas Negara, terutama sistem modal ventura, license, dan franchise
6. Visi dan strategi yang digunakan untuk produksi biasanya bersifat
mendunia
7. Cenderung memilih usaha tertentu, biasanya usaha manufaktur
8. Untuk menjalankan usahanya biasanya perusahaan multinasional merekrut
karyawan dari warga Negara setempat

B. Kelebihan Perusahaan Multinasional


1. Menambah devisa negara melalui penanaman modal pada bidang ekspor
2. Mengurangi kebutuhan devisa untuk kegiatan import pada sektor industri
3. Memodernisir industri
4. Ikut mendukung pembangunan nasional, dan
5. Dapat meningkatkan penghasilan masyarakat
6. Membantu memenuhi kebutuhan masyarakat

C. Kekurangan Perusahaan Multinasional


1. Bisa mematikan perusahaan lokal
Perusahaan multinasional yang ada pada suatu Negara dapat mematikan
perusahaan lokal yang sedang berkembang di Negara tersebut.

2. Beresiko menciptakan monopoli pasar yang tidak sehat


Karena kekuatan dana atau modal yang besar dari perusahaan
multinasional, maka mereka mampu untuk memonopoli suatu industri.
3. Ekspor keuntungan
Perusahaan multinasional akan mengembalikan keuntungan kepada para
pemilik modal di Negara asal mereka. Sehingga keuntungan bagi Negara
tuan rumah yang dijadikan tempat untuk pemasaran mereka relatif kecil.
4. Dampak terhadap budaya dan sosial
Kelemahan perusahaan multinasional lain adalah banyak perusahaan asing
yang dapat merusak citra budaya dan sosial setempat. Termasuk
perusahaan multinasional yang dapat merubah gaya berpakaian dan
makanan tradisional masyarakat setempat.
5. Kualitas kesehatan dan keselamatan pekerja yang rendah
Perusahaan sering dianggap tidak begitu memikirkan keselamatan dan
kesehatan pekerjanya di Negara-Negara yang memiliki peraturan dan
undang-undang yang tidak terlalu ketat. Misalnya, keselamatan para
pekerja tambang yang rendah.
6. Dapat menyebabkan kerusakan lingkungan
Perusahaan multinasional biasanya ingin berproduksi dengan cara yang
efisien dan dengan biaya yang sekecil mungkin. Tidak jarang cara itu
mereka lakukan dengan cara yang tidak ramah lingkungan. Seperti
membuang limbah mereka tanpa mengolahnya terlebih dahulu.
7. Pekerja yang disediakan berketerampilan rendah
Pekerjaan yang disediakan oleh perusahaan multinasional bagi pekerja
lokal kebanyakan merupakan pekerjaan yang sifatnya cenderung pekerjaan
kasar dan kurang terampil, sehingga memiliki penghasilan yang rendah.
Sementara pekerja ekspatriat dari luar negeri di posisikan untuk tingkat
senior dan terampil. Penggunaan pekerja yang kurang terampil akan sangat
menguntungkan perusahaan multinasional akan tetapi sangat merugikan
pekerja dan masyarakat setempat.
DAFTAR RUJUKAN

https://www.akuntansilengkap.com/ekonomi/perusahaan-multinasional/

Panglaykim, Jusuf. Perusahaan Multinasional Dalam Bisnis Internasional. Jakarta: CSIS, 1983

https://portal-uang.com/2018/11/pengertian-bisnis-internasional.html

Anda mungkin juga menyukai