Anda di halaman 1dari 11

:KARTOGRAFI PERENCANAN WIIAYAH

Oleh: Mas Sukoco, M.Sc.

Abstract
On the development of regions, whatever they are cannot be separated from
the planning stage before the development stage it self.
Tbls paper uims to investigate the role of cartography, in relation with the
study ofregional development, especially in relation with the preparation ofmap
types that are relavant and need for both planning and regional development
processes.
Planners have agreed that maps are highly needed in the planning process,
but much is still debated as to ways of presentation, contents of theme, and
suitable scala for planning purposed. There are two groups of maps needed by
planners, i.e status maps that are needed before planning and maps that are
needed during the planning process. The selection of bow much information
needed to be drawn on maps for the aims of regional planning, is a difficult
problem to solve and also challenge for us, especially geographers.
This paper is only a description of our contribution of thoughts, not pased
on any research, but ls a compilation from various sources/ideas, particularly
from cartographer who are experienced in their new field, i.e. "Regional Planing
Cartography".

/nttsarl
Dalam usaha pengembangan wtlayah (apapun jenis wilayab atau region
yang dikembangkannya), tidak akan terlepas dart adanya tabap perencanaan
(planning) yang mendahului tahap pengembangan wtlayah itu sendirl. ·
I
Tulisan tnt bertujuan menggalt peranan kartograft, dalam bubungannya , I

dengan kajian pengembangan wtlayah, terutama dalam bubunga~nya dengan


penyiapan jenis peta-peta yang gayut dan diperlukan untuk proses perencanaan
maupun pengembangan wilayah.
Para perencana sudah sepakat, babwa peta-peta sangat dtbutuhkan dalam
proses perencanaan, namun masth banyak dtperdebatkan tentang cara-cara
penyajtan, lsi tema, dan skala yang sesuaJ untuk maksudperencanaan. Ada dua
grup peta yang dtperlukan oleh para perencana, yattu peta status yang diper-
lukan sebelum perencanaan dimulat, dan peta-peta yang dtperlukan pada saat
proses perencanaannya sendtrl. Pemtlihan seberapiz banyak informast yang • f.,
perlu dtgambarkan dalam suatu peta, untuk sesuatu maksud perencanaan
wilayah merupakan pula permasalaban yang cukup sultt untuk ditetapkan dan
sekaltgus merupakan tantangan bagt kita, kbususnya pakar geograft.
Uraian pendekatan, dalam tultsan tnt banyalah berupa suatu sumblf:tgan
pemiktran, yang bukan dtbasilkan oleh pekerjaan penelttian, melatnkan kom-
pilast dart berbagai pendapat, terutama dart pakar kartografi yang berpenga-
laman dalam cabang terbarunya, yaitu ''Regional Planning Cartography".

Forum Geografi, No. 08, Tahun V/Juli 1991 39

1'.
Konsepsl dahulu analisa tentang penyebaran ke-
ruangan dari unsur-unsur yang diper-
Dalam hubungannya dengan pe~ lukan antara lain: lereng, jenis tanah,
ngembangan wilayah, diperlukan pula produktivitas, dan lain sebagainya. Ana-
pengertian tentang wilayah itu sendiri. lisa keruangan semacam ini bersama de-
Wahiupun konsep tentang wilayah atau ngan analisa ekologi, merupakan analisa
region dapat bermacam-macam jenis· kompleks wilayah (Bintarto dan Suras-
nya, namun secara umum wilayah dapat topo, 1978:24).
diartikan sebagai : "Sebagian permu-
Contoh di atas menunjukkan pada
kaan bumi yang dapat dibedakan dalam
kita bahwa untuk analisa keruangan, di-
hal tertentu dari daerah sekitarnya" perlukan sekali peta-peta, karena:
(Bintarto dan Surastopo, 1976:26).
Peta dapat menunjukkan distribusi
Terlepas dari banyaknya ragam pe-
keruangan dari fenomena- fenome-
ngertian ten tang wilayah yang dapat di-
na geografis, termasuk sifat karak-
kemukakan oleh para pakar geografi
teristiknya, yang posisinya sesuai de-
ataupun para pakar disiplin ilmu lain-
ngan yang ada di permukaan buml.
nya , dalam pengembangan wilayah,
haruslah d imulai d engan kegiatan pen- Peta, yang merupakan representasi
dahuluan (pre eliminary action), yaitu hasil pengecilan · fenomena yang
tahap perencanaan wilayah (regional luas, membantu kita.memperluas ba-
planning). tas pandangan mata kita . . Dengan
demikian, kita dapat melihat dengan
Secara umum dan sederhana, pe-
mudah saling hubungan keruangan
nulis berpendapat bahwa pengembang-
'yang terjadi pada daerah luas, serta
an wilayah, adalah usaha atau tindakan
karakteristik keruangan lingkungan
untuk mengembangkan keadaan suatu kita.
Wilaya-h menjadi keadaan yang lebih
baik dari keadaan sebelumnya, dengan Selain peta, citra foto udara, citra
· berbagai alternatif. Untuk itu tahap pe- Landsat, dapat pula berfungsi sebagai
rencanaan wilayah merupakan bagian cara representasi kenampakan permu-
a tau tahap yang tidak dapat ditinggalkan kaan bumi yang bersifat "overall;, (me-
dalam proses pengembangan wilayah. nyeluruh), tanpa menunjukkan kenam-
Salah satu langkah paling penting dalam pakan yang khusus yang terpilih atlm-
perencanaan wilayah ini adalah juga me- pun fenomena geografis yang tidak ada
rumuskan wilayah yang dimaksudkan- wujudnya (misalnya, batas daerah ad·
nya, termastik kriteria-kriteria yang di- ministrasi, nama-nama geografi, dan se-
gunakan untuk penentuan batas-batas- bagainya).
nya. Berbeda dengan kedua citra peng-
Proses penentuan batas-batas ini di- inderaan jauh tersebut di atas, peta da-
sebut perwilayahan atau regionalisasi pat menonjolkan kenampakan yang di-
atau penentuan batas-batas daerah anggap terpenting d;m gayut untuk se-
(Paul Sitohang, 1977:26) yang dengan suatu maksud perencanaan, baik ke-
sendirinya untuk melakukan hal ini ha- nampakan yang ada wujudnya
(tangible), misalnya sungai, jalan, mau- .. . _, ~.

rus melihat distribusi keruangan dari


unsur~unsu.r yang mendukung termasuk
pun yang tidak ada wujudnya ·(intan-
terjadinya suatu wilayah tertentu yang gibJe) misalnya, kemampuan lahan,
dibedakan dengan wilayah lain. b @ s administrasi, produktivitas,
graticule, dan sebagainya.
Sebagai misal, dalam menetapkan
batas-batas wilayah potensi pengemba- Walaupun demikian foto udara
ngan pertanian, diperlukan terlebih ataupun citra Landsat, gt~rupakan salah

40 Forum Geografi, No. 08, Tahun V/Juli 1991


saru sumber utama dalam perolehan da- para profesional ,lainnya, sedang yang
u unruk maksud pemetaan, terutama ketiga dan keenipat, terutama untuk
fen omena fisikal, penggunaan lahan, memberikan penjelasan kepada umum
dan lain-lain. Malahan ada kalanya, citra dan juga sebagai pedoman untuk men-
fOLo udarafcitra Landsat, dijadikan se- jelaskan tentang strategi perencanaan,
bagai peta foto (Photo map) ataupun balk tujuan-tujuannya maupun kebijak-
i>eta image (image map) dengan menam- . an-kebijakannya.
b ah simbol-simbol grafis, nama-nama
geografis, dan grit pada citra tersebut
baik yang belum direktifikasi maupun Pennasalahan
yang sudah berupa orthophoto, atau-
pun foto udara yang sudah direktifikasi. Mengemukakan peranan kartografi
Kartografi sebagai suatu seni, ilmu dalam konteks kajian Perkembangan
dan teknologi pembuatan peta- peta, wilayah, bukan merupakan tugas yang
termasuk juga mempelajari peta-peta mudah, mengingat hal ini menyangkut
sebagai dokumen ilmiah dan hasil karya bidang atau disiplin ilmu lain. Seperti
seni. Hasil karya kartografi yang berupa telah dikemukakan , bahwa tahap yang
peta merupakan alat penting dalam mendahului pelaksanaan pengembang-
melakukan analisa-analisa yang bersifat an wilayah adalah proses perencanaan
keruangan ataupun sebagai alat komu- wilayah (regional planning) . Dalam
nikasi dalam penyampaian ide-ide yang tahap inilah penulis ingin mencoba
ada hubungannya dengan ruang dan mengungkapkan peranan kartografi,
waktu. walaupun secara garis besar.
Pada perkembangannya yang paling Kartografi seperti halnya disiplin
baru, produk kartografi lain yang juga ilmu lain, merupakan ilmu yang berkem-
merupakan sumber utama bagi Sistem bang dan terakhir salah satu cabang
lnformasi Geografi adalah apa yang dis- baru, "regional planning cartography",
ebut data dasar kartografis (Cartogra- mulai dikembangkan oleh I.C.A (Inter-
phic data base). Produk ini, berujud national Cartographyc Association),
peta digital (digital map), yang tentusaja sejak tahun 1975 yang telah berkali- ka.li
harus pula dilengkapi dengan program- diseminarkan secara terpisah, dan men-
program yang memadai untuk mema- coba membeberkan peranan kartografi
nipulasi data ini, dan memanggilnya dalam proses- perencanaan. Alasan ini-
untuk digunakan sesuai dengan kebu- lah yang mendorong penulis membatasi
tuhan, dengan banruan komputer. diri hanya menguraikan peranan karto-
Dalam perencanaan wilayah, peta- grafi dalam proses perenc~!laan wilayah
peta dan juga produk-produk kartogra- saja.
fis yang lain, digunakan untuk: Namun demikian hal inipun masih
a. Membantu memberikan informasi ~merupakan pendekatan yang sifatnya
umum, mengingat arti perencanaan se-
keruangan yang pokok, ten tang sifat
cara terpisah masih sangat banyak dan
dari suatu wilayah.
b. Sebagai satu alat analitik.
lagt pula, teori umum mengenal peren-
canaan bukan merupakan bidang dari
' .
c. Melukiskan penemuan-penemuan penulis.
dalam penelitian .. Secara umum, ciri-ciri suatu p~ren­
d . Melukiskan tentang usulan-usulan canaan dapat disebutkan yaitu ntenca-
perencanaan. kup suatu rangkaian tindakan berurutan
Dua yang pertama adalah terutama yang ditujukan pada pemecahan per-
digunakan oleh para perencana dan
Forum Geografi, No. 08, Tahun V/Juli 1991 41

r.
soalan-persoaJan di masa datang (Glas- Seleksi, ldasifikasi, simplifikasi me-
son, 1978: 19). rupakan unsur-unsur generalisasi yang
Perencanaan suatu wilayah dalam penting, disamping unsur-unsur gene-
bentuknya yang beraneka ragam (misaJ- raJisasi yang lain, misalnya pembesaran,
nya functional region, specific region, penggabungan. Kesemua unsur-unsur
uniform region, dan sebagalnya) dapat generaJisasi tersebut erat pula hubung-
dinllai sebagal suatu pedoman untuk · annya dengan tujuan dan skala peta
mengembangkan suatu wllayah. Pedo- yang digunakan.
man itu haruslah dilakukan terlebih Mengingat realita fisik adalah. sangat
dahulu sebelum mengembangkan tuju- kompleks, keempat hal tersebut harus
an suatu wilayah (region) dilaksanakan. dilaksanakan, sehingga sedapat mung·
kin peta yang dihasilkan berul-betul
Mengapa para perencana memerlu-
mencerminkan hal-hal yang terpilih (se-
kan peta-peta untuk maksud perenca-
lektit) dan mudah dimengerti oleh orang
naannya? Tipe-tipe peta yang mana,
banyak melalui simbol-simbol yang
yang dibutuhkan oleh para perencana
sudah dibaca.
wilayah? Bagaimana membuat atau me-
nyiapkan peta-peta yang gayut untuk Seleksi merupakan tugas utama
kepentingan perencanaan? Pertanyaan- yang harus dilakukan, dan hal ini masih
pertanyaan tersebut merupakan perta- sering merupakan hal yang cukup sulit,
nyaan mendasar, yang ada hubung- bagaimana memilih informasi yang se-
annya dengan: peranan kartografi dalam suai. Untuk hal ini kartografi bertanya
perencanaan wilayah. pada tiga hal pokok yaitu apa (what)? Di
mafia (where)? dan Kapan (?)
Walaupun para ahli perencana se-
(Muchrcke, 1978:19) dan niungkin da-
pakat bahwa peta-peta diperlukan pada
pat pula ditambahkan dengan berapa
seluruh perencanaan, namun isi peta-
(How much)? dalam hal peta tematik
nya (temanya}, skalanya dan cara pe-
kuantitatif.
nyajian yang digunakan untuk sesuatu
maksud perencanaan, masih belum jelas Pemilihan skala peta yang sesuai
dan masih sering diperdebatkan. Selain untuk maksud perencanaan, juga masih
hal tersebut, ada pula perbedaan pan- sering memerlukan kesepakatan ber-
dangan sehubungan dengan peranan sama. S~ala peta-peta yang digunakan
peta dan penggunaan peta. Masih dalam perencanaan wilayah, bervariasi
banyak para perencana atau pengguna bergantung pada besar kecilnya dacrah
peta menganggap bahwa peta hanyalah yang direncanakan dan juga tergantung
suatu alat mendemonstrasikan saja (A. pada maksud dari peta-peta yang akan
Papp, 1984: 30) . digunakan.
Tugas kartografi, adalah memindah- Kesulitan juga timbul, apabila men-
kan realita ~_!lsik (fenomena geografik) desain peta-peta yang akan digunakan
menjadi sua-tu peta, dan bukan sekedar pada setiap tahapan dalam proses pe-
pengecilan dari fenomena geografik rencanaan wilayah. Dalam menentukan
saja, tetapi lebih dari itu. Dalam proses berapa banyak informasi yang perlu di-
pemindahan realita fisik atau fenomena masukkan dalam peta, terutama se- . • ' ,1'

· geografik ini, disebut sebagai abstraksi berapa banyak informasi Jatar befakang
· kartografis, generalisasi sangat diper- yang diperlukan, sebagai informasi
lukan. Keempat hal berikut paling harus penl:}long bagi pembaca peta dalam
dikerjakan dalam abstraksi kartografis, menilapatkan sesuatu yang diinginkan
yakni: 1) seleksi, 2) klasifikasi, 3) pada peta itu. Kemurnian pesan-pesan
simplifikasi, dan 4) simbolisasi. keruangan .a kan menjadi hilang, kalau
informasi yang digurl"akan terlalu

42 Forum Geografi, No. 08, Tahun V/Juli 1991


banyak, tetapi sebaliknya infonnasi ke- 1. Peta-peta Status
ruangan tidak ada artinya kalau infor- Peta-peta yang mengungkapkan in-
masi yang digunakan terlalu sedikit. fonnasi status, di satu fihak menunjuk-
Permasalahan-permasalahan di kan keadaan lingkungan alam atau
atas, merupakan pennasalahan ,yang kenampakan artifisial (sosial budaya),
masih ramai diperdebatkan oleh ber- yang didasarkan atas hasil pemetaan
bagai pakar, terutama pakar- pakar yang oleh berbagai disiplin ilmu dan data ha-
terlibat dalam berbagai jenis perencana- siJ dari stasiun-stasiun pengukuran. Di
an wilayah. lain fihak, menggambarkan perkemba-
ngan tingkat lingkungan sosial ekonomi,
dengan menyajikan data statistik, serta
distribusi keruangannya, secara grafts
Pendekatan (diagram, peta statistik/tematik ataupun
Perencana menginginkan untuk da- dengan kartogram).
pat melihat faktor-faktor yang mempe- Peta-peta umumfpeta topografi,
ngaruhi pemikirannya dan tidaknya, peta geomorfologi, peta geologi, peta
ingin meyakinkan apakah faktor-faktor vegetasi, peta penggunaan lahan, peta
yang sudah ada dan kenampakan yang ·ketinggian, peta jenis tanah, peta pola
akan ditambahkannya sudah serasi de- aliran, dan masih banyak lainnya, me-
ngan keadaan sekitamya. Alasan-alasan rupakan contoh peta-peta status yang
inilah yang mendorong perencana me- mempunyai ketelitian kartografik. Peta-
merlukan peta-peta. DI samping alasan peta seperti tersebut di atas, ada yang
lain adalah untuk kepentingan komu- menyebutnya dengan peta-peta-'inve n.:________
nikasi, yaitu memberikan informasi taris (Inventory Map). Sedangkan yang
kepada publik, atau hasil pemikirannya, menyajikan data statistik, yang secara
keputusannya, dan sebagainya, dalam distribusi keruangan tidak mempunyai
bentuk-bentuk peta-peta analitik mau- ketelitian topografik, disebut peta-peta
pun peta sintesis (fjalkens, 1975:36). analitik (analytical Maps) (Tjalkens,
Pada umumnya perencana memer- 1975:35). Peta-peta ini membantu da-
lukan jenis peta-peta tematik yang men- Iam keputusan tentang perencanaan
cakup struktur-struktur keruangan/ dan pengembangan wilayah.
lingkungan alam, kehidupan sosial dan Berlkut ini adalah persyaratan
situasi ekonomi. Mereka memerlukan umum, yang dapat d ikemukakan bagi
peta-peta tersebut, terutama untuk me- peta-peta status yang dapat mendukung
ngembangkan konsepsinya dalam pro- suatu proses perencanaan wilayah,
ses perencanaan wilayah dan pengem- yaltu:
bangan wilayah, dengan mempelajari a. Peta-peta itu harus menggambarkan
daerah yang jadi obyeknya. data atau obyek yang diperlukan
Konsekuensinya, peta-peta yang di- ·-· untuk perencanaan.
butuhkan dapat diklasifikasikan men- b . Sistem skala yang digunakan dalam
jadi dua group, berdasarkan peran-an- peta status dan cara penyajian peta-
nya dalam perencanaan wilayah, yaitu: nya, harus menampilkan penyajian
1. Peta-peta status (status Maps) yang dapat mudah dibaca serta
2. Peta-peta untuk kepentingan kegiat- mudah diperbandingkan. Misalnya
an perencanaan wilayah dan pelak- tidak terlalu banyak menggun"akan
sanaan pengembangan wilayah variasi skala, serta tidak banyak
(Papp-Vary, 1984). menggunakan variasi dalam metode
penyajiannya. Peta topografi resmi

Forum Geografi, No. 08, Tahun V/Juli 1991 43


(official) yang ada di Indonesia, Penerbitan peta-peta seri yang me-
menggunakan standar skala antara nunjukkan faktor-faktor alam dengan
1:50.000, 1:100.000, dan 1:250.000, periode antara 15-25 tahun, kiranya
demikian pula dengan peta-peta sudah cukup memadai. Tentunya harus
Yllng lain, misalnya seri peta. Geologi diikuti pula dengan penerbitan peta-
Indonesia. peta lainnya, misalnya peta-peta ten tang
c. Data yang tercermin pada peta-peta- fenomena sosial berisi data sensus pen-
nya seharusnya berdasarkan pa.da duduk, setiap 10 tahun. Data tentang
posisi temporal yang sama. Peta ekonomi seharusnya juga dipublikasi-
topografi, khususnya di pulau Ja.wa kan dalam bentuk peta pada setiap
sebagian besar masih inenggunakan periode 5 tahun. · Disarankan pula, agar
data peta topografi Belanda hasil untuk skala nasional penyajian dalam
survai tahun 1938-1944, sehingga bentuk Atlas dan dalam hal peren-
diperlukan revisi. Sedangka.n di luar canaan tingkat regional ataupun peren-
pulau Jawa suda.h mulai dirintis dan canaan daerah sempit, peta-peta seri
diproduksi, hasil surva.i sekara.ng merupakan alternatifya.ng terbaik, misal
(sejak ta.hun 1980-a.n, pa.da. ska.la. pada skala medium (1 : 100 .000 .
1:50.000, 1:1 00.000). 1:250.000).
d. Interval waktu a.ntara. publikasi da.ri Pembuatan peta-peta tematik yang
peta-peta.nya dan survai datanya umum di Indonesia sudah ada yang me-
sedapat mungkin tidak terlalu lama. rintis misalnya BAKOSURTANAL, telah
memulai memproduksi peta- peta skala
Jenis-jenis peta status sebagai sum-
kecil sampai skala sedang, dalam bentuk
her data bagi perencanaan cukup ba-
Atlas Sumberdaya, skala 1:750.000 (ber-
nyak dan berva.rias_i, tergantung kepada
warna), yang dapat digunakan untuk pe-
maksud, jenis perencanaan, serta ukur-
r en canaan wilayah tingkat nasional.
an dari daerahnya. Tentu saja hal ini
Demikian pula telah dirintis berbagai
tidak mungkin dilakukan oleh para pe-
peta seri skala 1:250.000, berbagai tema
rencana sendiri dalam menyiapkan
yang mungkin dimaksudkan untuk pe-
peta-peta status ini.
rencanaan skala regional Dati I (sejauh
Agar dalam perencanaan wilayah ini baru dalam cetak diazo satu warn a =
ini, para perencana memik:irkan faktor- monochrome) .
faktor sebanyak mungkin, peta-peta
yang mendukung harus sudah diper-
2. Peta-peta Untuk Perencanaan dan
oleh mereka sebelum perencana.i.n di-
Pengembangan Wilayah
mulai. Pekerjaan ini seharusnya dilaku-
kan oleh para kartograf tingkat pusat, Pembuatan peta-peta yang diguna-
dengan menerbitkan peta-peta seri den- kan untuk perencanaan ataupun pen-
gan isi da.l! skala yang disesuaikan de- gembangan wilayah, adalah merupakan
ngan berbagai tingkatan (level) peren- bagian integral dari proses perencana-
canaan. Dengan demikian Badan-badan an. Sedangkan peta-peta status meng-
Pemetaan Pusat, misalnya: BAKOSUR- gambarkan informasi untuk menen-
TANAL,JANTOP,Angkatan Darat, Direk- tukan perencanaan (A. Papp, 1978:33). .. ' -' ~-

torat Tata-guna Tanah, Direktorat Geo- Dengan sangat eratnya hubungan


logi, dan masih banyak lainnya sudah antara proses perencanaan dan peker-
harus segera melengkapi pemetaan ·se- j4ft pemetaan, maka peranan kartografi
suai dengan bidangnya yang mencakup antara lain memberi bantuan meto-
seluruh daerah di Indonesia. dologik bagi persiapan.pembuatan peta-
peta untuk perencanaan yang terutama
adalah: ~· - ·

44 Forum Geografi, No. 08, Tahun V/Juli 1991


a. Pengembangan suatu metode pe· Penyajian peta yang berpenampilin
nyajian realita (reality transformed) komunikatif dan efektif, balk dari segi
secara jelas, yang berarti membe- tata letak (lay out), lsi irtformasi yang
rikan bantuan dalam isi suatu infor- ditampilkan, penentuan skala difikirkan
masi secara grafis dengan benar, secara tepat, informasi Jatar belakang
cukup jelas dan komunikatif. ' yang tidak mengganggu tema pokokriya,
b. Membuatkan peta-peta dasar yang sangatlah diperlukan dan hal ini perlu
sesuai dan tepat bagi para peren- difikirkan secara mendalam. Sebagai
cana. contoh, apabila kita ingin menyajikan
suatu peta geomorfologi terapan, yang
c. Membedakan secara tegas simbol-
diperuntukkan bagi perencanaan wi-
simbol yang mencerminkan obyek-
Jayah, haruslah kita menonjolkan unit·
obyek yang sudah ada dan yang akan
unit pemetaan geomorfologisnya saja,
direncanakan, dengan pendekatan
dengan teknik tertentu, sehingga -infor-
semiologi grafis, misalnya mem-
masi dasar seperti garis kontur, jalan,
bedakan dengan harmonis dan
dan sebagainya tidak terlihat lebih me-
mudah dibaca an tara in'formasi dasar
nonjol. Sedangkan informasi lain (kom-
dengan materi tematik yang diren-
ponen l~in), seperti misalnya kemi-
canakan.
ringan lereng, penggunaan lahan, dan
sebagainya yang merupakan komponen
Sebagai contoh sederhana dapat pendukung haruslah dipisahkan dan di-
dikemukakan di sini dua l~mbar peta petakan secara terpisah, yang mungkin
satu warna (monochrome), yang men- skalanya lebih kecil dari peta pok? knya.
cerminkan distribusi harga- harga tanah Teknik pemberian keterangan tepi
di suatu daerah, pada 117 titik sampel (legenda) juga harus difikirkan seefektif
(lampiran 1). Pada peta yang di atas mungkin, terutama informasi yang jelas
(peta 1) hasil survai dlsajikan dengan ten tang unit-unit geomorfologis sebagai
cara grafis, yaitu dengan simbol yang tema pokoknya.
berbeda, sedangkan nilai kuantitatifnya Khusus dalam pengembangan
hanya dicantumkan pada setiap jenis teknik reproduksi, automasi (kartografi
simbolnya secara kelompok numerik. dengan bantuan komputer) , mem-
Cara ini tidak memperhatikan prinsip· punyai prospek yang cerah, yang selain
prlnsip kartografis, terutama dari semi· cepat, pada saatnya nanti, mungkin akan
ologinya, yang hanya menggunakan menjadi teknik reproduksi yang juga
variabel bentuk saja. Dengan demikian paling murah bagi produksi peta untuk
pembaca peta ~ulit untuk menyimpul- perencanaan.
kan karakteristik data itu secara benar,
Dengan tersediannya paket pro-
yang mempunyai tingkatan organlsasi
gram "overlay"-nya, yang saat ini sudah
kuantitatif.
banyak dijumpai di pasaran, mempunyai
Peta yang di bawah (peta 2) meng- ·.-andil yang besar terutama dalam proses
gunakan prinsip kartografi secara be- "regionalisasi", seperti mlsalnya pro-
nar, yaitu dengan penggunaan variabel - gram ILWIS, SPAN, ARCH/INFO, dan
ukuran sebagai variabel utama, sehingga masih banyak lagi yang lain.
secara spontan pembaca dengan mudah
Selain hal tersebut di atas, pengem-
dapat melihat penyebaran lokasl harga-
bangan telmik analisa peta (yan,g me-
harga tanah yang paling tinggi hingga ke
rupakan tugas pula disiplin kartobafi)
yang paling rendah. Persepsi kuantitatif
akan mempunyai dampak pula terhadap
yang seharusnya diperoleh, dapat di·
kelancaran dari tugas perencanaan.
capai pada peta yang kedua.
Dewasa ini telah dikembangkan ber-

Forum Geografi, No. 08, Tahun V/Juli 1991 .45


bagai teknik analisa peta yang lebih arah perobahan (trend) misalnya sik-
kuantitatif dan obyektif, yang dimulai lus atau non siklus, tinier atau non
dengan prosedur analisa kartografi tinier, dan sebagainya.
(Muchrche, 1978:1%). konektivitas (connectivity): "totally
Analisa kartometrik yang paling connected" apa "partially con-
dasar, dimulai dari konsep tentang ke- nected".
ruangan yang pokok, yang mencakup hirarkhi (hierarcky), misalnya order
· konsep tentang dimensionalitas pada cabang-cabang sungai.
geografis a tau lingkungan kita yang kom-
pleks itu. Dalam konsep keruangan yang
dasar ini kita beranggapan bahwa ling- Pada analisa korelasi saling hubung-
kungan kita itu terdirf dari sekumpulan an antara berbagai pola dan berbagai
kenampakan-kenampakan titik (non fenomena {spatial association) dapat di-
dimensi), garis (satu dimensi) , areal lakukan dengan analisa statistik, misai-
(dua dimensi), dan volume (tiga dimen- nya Chi-Square (x2 ). Contoh korelasi
si). Analisis kartometrik dapat diguna- antara pola penyebaran hutan dan
kan untuk mengukur panjang, luas, dan penggunaan lahari sawah dengan klasi·
volume dengan secara tepat dan eksak. fikasi lereng, dan sebagainya. Analisa-
analisa tersebut, yanghasilnya tentu saja
Sedangkan analisa kartometrik ter-
merupakan masukan yang penting buat
hadap konsep keruangan tingkat kedua
perencanaan, karena hasilnya lebih ek-
yang mendasarkan pada keempat kon-
sak dan obyektif, akan mudah dilakukan
sep dimensi tersebut, meliputi konsep
m\!lalui analisa peta ataupun mungkin
ten tang:
pul~ melalui foto udara. Kartografi yang
posisi dibantu komputer (teknik automasi)
arah akan mempermudah dalam analisis peta
jarak dan juga akan lebih teliti hasilnya.
tinggi dan bentuk Salah satu contoh hasil analisa peta
topografi, yang secara mudah dilakukan
kemiringan (gradien/ slope)
dengan teknik automasi adalah peta kla-
sifikasi lereng (lihat contoh di bawah),
Selain tersebut di atas, analisa per- dimana peta lereng merupakari salah
bandingan pola (pattern comparison) satu unsur yang penting dalam berbagai
akan menambah pengertian kita ten tang perencanaan fisik. Model elevasi digital
lingkungan dari pada hanya sekedar (digital elevation model = DEM),
analisa pada konsep keruangan pertama merupakan teknik yang sangat berman-
dan kedua. Perbandingan pola meliputi: faat dalam analisa kar.tometrik yang
1. Variasi pola dari satu tempat ke tern- berkaitan dengan topografi, karena de-
pat lain-(pattern). ngan teknik DEM yang sudah merupa-
kan salah satu program penting dalam
2. Saling hubungan antara satu pola
GIS dapat denga~ mudah dan cepat
dengan pola lainnya (spasial associa-
· dimanipulasi utuh, misalnya pembuatan
tion). ·"·
klasifikasi lereng, profil, blok c!iagram, _.
. Aspek yang penting dalam meng- dengan berbagai desain yang diirigin-
analisa pola (pattern) adalah mencakup: kan . Namun demikian data dasar
kepadatan (density) t pografi yang berupa ketinggian ·harus
pengaturan (arrangement), misalnya tersedia terlebih dahulu dalam bentuk
pola persebaran random atau uni- digital, yang disusun secara model
form, kelompok. metrik (teknik DEM). ~i~tem ini memer-

46 Forum Geografi, No. 08, Tahun V/Juli 1991


!Wanpcralatan yang canggih dan culrup mempercepat analisa-analisa peta yang
..tlal namun hasilnya sangat menga- lebih obyektif (eksak), yang mana hal ini
.,-tan. akan lebih berguna bagi para peren-
cana.
Di sisi lain pakar geograf termasuk
pakar kartografi dan pakar- pakar lain-
&rsimpulan
nya mempunyai tugas yang tidak habis-
Dari . uraian di atas dapatlah disim- habisnya, terutama dalam hubungannya
pulkan bahwa dalam perencanaan wila- dengan penyiapan peta-peta yang gayut
yah, penggunaan teknik analisa ke- dalam proses perencanaan dan pe-
ruangan tidak dapat ditinggalkan, yang ngembangan wilayah. Karena perenca-
bersama-sama analisa yang lain (analisa naan dan pengembangan wilayah ter-
e.kologi, misalnya) merupakan. analisa sebut, tidak akan pemah berhenti se-
kompleks wilayah. Analisa keruangan lama kehidupan masih ada di bumi. Dan
mempertahankan fenomena tertentu. masih banyak peta-peta yang dibutuh-
Dengan demikian peta-peta berfungsi kan oleh para perencana baik tingkat
dalam hal analisis keruangan ini. nasional maupun regional, yang masih
. hams dipersiapkan dan dilengkapi, dan
Sehubungan hal tersebut, kartografi semua ini merupakan tantangan bagi
mempunyai peranan antara lain mem-
kita khususnya pakar .geografi untuk
berikan bantuan metodologis, dalam
selalu ikut andil. Hal ini sekaligus
mempersiapkan peta-peta yang gayut
merupakan prospek bagi bidang peker-
untuk kepentingan kajian pengembang-
jaan kita di masa yang akan datang.
an wilayah terutama, secara langsung
Suatu prospek yang masih sang'at bagus.
berperan dalam proses perencanaan
wilayah khususnya perencanaan fil'ik.
Penggunaan teknik automasi dalam kar-
tografi akan mempermudah . dan

Daftar Pustaka

Benin, J . 1983. Semiology o.r Graphics. Madison, USA: The University of Wisconsin Press.
Bintano dan Surastopo. 1979. Metode Anallsa GeograR. Jakana: LPlEL
Glasson, John. 1978. An Introduction to Regional Planning. Hutchinson and Co. Ltd
Victoria, NSW. ~

Muchrche, Philip C. 1978. Map Use. JP. Publication, Madison, WS.


Papp, A - Vary. 1984. Simultaneous Statistical and Canographical Data Supply System.
Tehnlcal papers, Volume 1 '12 th lmem·a uonal Conference, ICA. Penh,
Austrl!]ia.
Paul Sitohang. 1977. Pengantar Perencanaan Regional. Terjemahan: bukuJohn Glasson
Bag. I dan II . FEU I- BAPPENAS. Jakana.
Robinson, Saie, Morrison. 1978. Element or Caartography. John Wiley and Sons, Ltd,
Canada.
n
Tjalkens, R.A. 1975. The Needs o f Regional P.lanning with Regard to Canography.\VorkJng
party cartography. Seminar on regional planning Cartography Enschede, The
Netherlands.

Forum Geografi, No. 08, Tahun V/Juli 1991 47


GROUND PRICES IN E- FRANCE
.PRIX DU TERRAIN DANS LA FRANCE DE l'EST

.... ~.

J ,..,. __

,--
8

Forum Geografi, No. 08, Tahun V/Juli 1991

-------~~----......
f !i
\)'~}

0
0
=
U') 0
..... 0
0
Cll .-I
~
.-I
Q)
..-1
Cd
C)
(J)

Forum Geografi, No. 08, Tahun V/Juli 1991 49

Anda mungkin juga menyukai