Anda di halaman 1dari 29

PENCATATAN DAN PELAPORAN

No. Dokumen : SOP/UKM/120


No. Revisi :00
SOP
Tanggal Terbit : 30 / 12 / 2016
Halaman :1/2

UPT KESMAS
GIANYAR II dr. Pande Putu Irma Yustini

Nip.196807152002122010

1. Pengertian Sistem Pencatatan dan Pelaporan adalah mekanisme penyampaian hasil


kegitan dari pelaksanaan kegiatan kepada penanggung jawab kegiatan dan
untuk dilakukan tindak lanjut.
2. Tujuan Sebagai acuan dalam melaksanakan Pencatan dan Pelaporan.
3. Kebijakan 1. Surat Keputusan Kepala UPT Kesmas Gianyar II NO : /
/UPT.Kesmas/2016 tentang ketersediaan data dan informasi di Puskesmas.
4. Referensi Pedoman Pengendalian Tuberkulosis Kmenkes RI Direktorat Jendral
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 2014
5. Prosedur 1. Alat: Komputer flashdisk, printer,buku register TB.
2. Bahan (alat tulis): Kertas dan bolpoint.
6. Langkah- 1. Semua pasien yang berobat ke puskesmas dengan batuk 2 minggu
Langkah
dinyatakan dengan suspek TB paru dicatat di TB 05 ( formulir
permohonan laboratorium), dirujuk ke laboratorium (TB 04) dan dicatat
di TB 06 ( suspek TB)
2. Pemeriksaan dahak dilaboratorium di catat TB 04 (register laboratorium)
a.Bila hasil pemeriksaan dahak positip kemudian di catat TB 03 (register
kabupaten) , penderita TB 02 (kartu identitas pasien TB) dan di catat
di TB 01 ( kartu pengobatan pasien TB)
b.Bila hasil pemeriksaan dahak negatip, pemeriksaan dahak ulang bila
hasilnya negatip TB penderita di kembalikan ke poli umum dan
dinjurkan untu rontgen bila hasilnya positip Rontgen di catat di TB 03
(register kabupaten) dan penderita TB 02 (kartu identitas pasien TB)
dan di catat di TB 01 ( kartu pengobatan pasien TB)
c. Penderita BTA positip dan Rontgen positip yang sudah dicatat di TB
03 di masukan ke SITT setiap 3 bulan ( Triwulan ) dikirim ke wasor
Dinas Kesehatan Kabupaten.
7. Bagan Alir
Suspek TB paru di Poli umum dicatat
di TB 05 dan dicatat di TB TB 06

Dilaboratorium dicatat di TB 04

Hasil BTA positip Dianjurkan periksa


dahak ulang, Rontgen
Hasil BTA negatip
Positip Rongen

BTA positip dan Rontgen positip dicatat di TB 03

BTA positip dan Rontgen positip


SITT setiap 3 bulan

8. Hal-hal yang Analisa data dilakukan setiap bulan dan paling lambat tanggal 5 setiap
perlu
bulan berikutnya
diperhatikan
9. Unit Terkait 1. Poli Umum.
2. Laboratorium.
10. Dokumen 1. Rekam Medis.
Terkait
2.Register TB.
11. Rekam histori
perubahan
No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
KUNJUNGAN RUMAH PADA PASIEN
TB PARU

No. Dokumen : SOP/UKM/120


No. Revisi :00
SOP
Tanggal Terbit : 3 /01 / 2016
Halaman :1/3

UPT KESMAS dr. Pande Putu Irma Yustini


GIANYAR II
Nip.196807152002122010
1. Pengertian Kunjungan rumah adalah salah satu tehnik pengumpulan data dengan jalan
mengunjungi rumah kasus untuk membantu menyelesaikan masalah yang
dihadapi serta data yang sudah ada yang diperoleh dengan tehnik lain.
2. Tujuan Untuk melengkapi dan mengetahui mengenai perjalanan penyakit TB yang
dialami pasien serta mengetahui keadaan pasien dirumah sehingga dapat
diperoleh data dari kelurga dan menemukan factor-faktor pencetus serta
menemukan suspek TB ( Kontak serumah).
3. Kebijakan 1. Surat Keputusan Kepala UPT Kesmas Gianyar II NO : 440/448/SK-
GR II Tentang Jenis Pelayananan yang disediakan di UPT Kesmas gianyar
II.
4. Referensi Pedoman Pengendalian Tuberkulosis Kmenkes RI Direktorat Jendral
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 2014-
5. Prosedur Alat dan bahan :
1. Formulir Kunjungan rumah.
2. Leaplet TB.
3.Bolpoint.
4. Buku Tulis.

6. Langkah- 1. Koordinasi lintas sektor ( Kepala Dusun)


Langkah
2. Petugas menuju rumah pasien.
3.Petugas Mengucapkan salam, memperkenalkan diri, menjelaskan maksud
dan tujuan dari kunjungan rumah
4. Petugas melakukan anamnesa kepada pasien dan keluarga ( Menanyakan
tentang keluhan/ ondisi pasien dan riwayat pengobatan pasien.
5. Memberikan penyuluhan kesehatan kepada pasien dan keluarga tentang
perawatan pasien di rumah :
- Penyakit TB dapat disembuhankan dengan minum obat (OAT) secara
rutin sesuai dengan yang dianjurkan oleh petugas kesehatan dan
pemeriksaan dahak ulang sesuai dengan jadwal yang ditentukan serta
dapat dicegah dengan pemberian Vaksin BCG pada saat balita.
- Menganjurkan kepada salah satu anggota keluarga untuk menjadi PMO
dengan tugas memberikan dorongan dan mengawasi penderita TB untuk
menelan obat secara teratur sampai selesai pengobatan.
- Penyuluhan tentang PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) terutama
unuk penderita TB : tidak batuk sembarangan (dahak ditampung pada
ember yang ada tutup berisi pasir dan disinfektan), kamar tidur penderita
pintu dan jendela dibuka setiap hari untuk sirkulasi udara dan sinar
matahari bisa masuk dan lantai dipel setiap hari dengan menggunakan
disinfektan.
- Menyarankan kepada anggota keluarga yang menderita batuk untuk
memeriksakan diri ke Puskesmas.
6. Mengevaluasi respon keluarga dan pasien.
7. Mendokumentasikan semua kegiatan yang dilakukan.
8.Petugas mengucapkan salam dan terima kasih atas waktu yang diberikan.

7. Bagan Alir
Koordinasi Petugas menuju Mengucapkan
lintas sektor rumah pasien salam kepada
(KepalaDusun) keluarga pasien

Petugas
Anamnesa
memperkenalkan diri
maksud dan tujuan

Memberikan
Mengevaluasi
penyuluhan
respon keluarga Mendokumentasikan
kepada pasien
dan pasien
dan keluarga

Mengucapkan salam
dan terima kasih
8.. Hal-hal yang Efek samping dari obat TB (Mual yang berlebihan, gatal pada kulit yang
perlu
berlebihan dan air kencing berwarna merah.
diperhatikan
9. Unit Terkait 1. Lintas Sektor.
2. Lintas Program (Petugas Imunisasi,promkes)

10. Dokumen 1.Laporan Kegiatan.


Terkait
2.Register TB 01.
11. Rekam histori
perubahan
No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
TATALAKSANA TB PADA ANAK

No. Dokumen : 800 / / Pusk


No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 30 / 12 / 2015
Halaman :1/2

UPT KESMAS dr. Pande Putu Irma Yustini


GIANYAR II
Nip.196807152002122010
1. Pengertian TB pada anak adalah Penderita TB pada anak dengan usia dibawah 16
tahun yang pernah kontak dengan pasien TB, didiagnosa dengan sistem
skoring TB anak.
2. Tujuan Sebagai acuan dalam menurunkan angka kesakitan dan kematian TB pada
anak
3. Kebijakan 1. Surat Keputusan Kepala UPT Kesmas Gianyar II NO : /
/UPT.Kesmas/2016 tentang Pemberian Layanan Klinis.
4. Referensi Pedoman Pengendalian Tuberkulosis Kmenkes RI Direktorat Jendral
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 2014
5.Prosedur Alat dan bahan
1. Fomulir Skooring TB pada anak.
2. Register suspek anak.
3. Kartu TB anak
6. Langkah- 1. Anak yang dicurigai sebagai suspek TB apabila hasil skrooring lebih
Langkah
dari 6 diberikan terapi atau obat Tb anak selama 2 bulan.
2. Pemberian OAT pada anak selama 2 bulan : apakah ada perbaikan
klinis pada anak atau tidak ada perbaikan klinis ( Berat badan
meningkat)
3. Bila ada perbaikan berarti anak menderita TB maka pengobatan
diteruskan selama 6 bulan dan bila tidak ada perbaikan klinis, terapi
tetap dilanjutkan sambil mencari penyebabnya atau dirujuk ke rumah
sakit untuk dilaksanakan tes Tuberculin.
7. Bagan Alir

Suspek TB anak diagnosis dengan


pemeriksaan dengan skrooring TB anak

Beri OAT TB anak selama 2 bulan

Ada perbaikan klinis Tidak ada perbaikan Klinis

Pengobatan TB Terapi Rujuk ke RS


pada anak dilanjutkan dengan
dilanjutkan sambil fasilitas yang
selama 6 bulan mencari lebih
penyebabnya lengkap

1. Hal-hal yang Analisa data dilakukan setiap bulan dan paling lambat tanggal 5 setiap
perlu
bulan berikutnya
diperhatikan
2. Unit Terkait 1. Poli Umum..
2.Rumah Sakit.
10. Dokumen 1. Rekam Medis.
Terkait
3. TB. 05
4. Register TB anak.
11. Rekam histori
perubahan
No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
PENEMUAN PENDERITA TB PARU

No. Dokumen : 800 / / Pusk


No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 30 / 12 / 2015
Halaman :1/3

UPT KESMAS dr. Pande Putu Irma Yustini


GIANYAR II
Nip.196807152002122010
1. Pengertian Penemuan Penderita TB Paru adalah menemukan atau mendiagnosis
penderita TB paru dengan cepat, tepat dan akurat.
2. Tujuan Agar proses penemuan penderita TB Paru berjalan dengan lancar, tepat dan
akurat.
3. Kebijakan 1. Surat Keputusan Kepala UPT Kesmas Gianyar II NO : /
/UPT.Kesmas/2016 tentang ketersediaan data dan informasi di Puskesmas.
4. Referensi Pedoman Pengendalian Tuberkulosis Kmenkes RI Direktorat Jendral
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 2014
5. Prosedur Alat dan Bahan :
1. Alat tulis.( Boltpoint, spidol snowman permanen)
2.Form TB 05, TB 04 dan TB 06
3.Rekam Medis.
4.Pot Sputum.
5.Obyek Gelas
6. Pensil 2b
7.Kertas Label

6. Langkah- 1.Suspek TB yang berasal dari BP umum, Pustu, Poskesdes, Rawat Inap,
Langkah
Dokter Praktek swasta dan Bidan Praktek swasta dengan keluhan :
a. Batuk berdahak lebih dari 2 minggu atau dengan disertai darah.
b. Sesak nafas disertai nyeri dada.
c. Nafsu makan dan berat badan menurun.
d. Demam dan berkeringat dingin dimalam hari tanpa kegiatan.
2.Petugas dari BP umum, Pustu, Poskesdes, Rawat Inap, Dokter Praktek
swasta dan Bidan praktek swasta di rujuk ke laboratorium untuk
dilakukan pemeriksaan dahak SPS dengan Form. TB. 05.
3.Petugas laboratorium memeriksa dahak Sewaktu, Pagi, Sewaktu (SPS)
dan hasilnya dicatat di Form. TB 04 (Register Laboratorium)
4.Petugas laboratorium menyerahkan hasil pemeriksaan dahak SPS ke
petugas Program TB Puskesmas dan di catat pada Form. TB. 06 (Daftar
tersangka penderita (suspek)
a. Bila hasilnya pemeriksaan daha negatip
5. Pengelola program TB melaksanakan penatalaksanaan penderita TB
paru dan pemeriksaan laboratorim juga disampaikan kepada pengirim
suspek.
7. Bagan Alir
.Suspek TB dari BP umum, Pustu, DPS dan BPS
dengan keluhan Batuk > 2 minggu

Petugas dari BP umum, Pustu,DPS dan BPS


merujuk ke petugas laboratorium
(Pemeriksaan SPS) TB. 05

Petugas lab. memeriksa dahak (SPS) dan


hasilnya dicatat di Form. TB 04 (Register
Laboratorium)

Petugas lab. menyerahkan hasil pemeriksaan


dahak SPS ke petugas Program TB Puskesmas
dan di catat pada Form. TB. 06 (Daftar
tersangka penderita (suspek)

Pengelola program TB melaksanakan penatalaksanaan


penderita TB paru dan pemeriksaan laboratorim juga
disampaikan kepada pengirim suspek
8. Hal-hal yang Batuk berdahak kurang dari 2 minggu tapi kontak dengan penderita TB
perlu
Paru BTA Positip
diperhatikan
9. Unit Terkait 1.Laboratorium.
2. BP umum, Pustu, DPS dan BPS.
10. Dokumen 1. Rekam Medis.
Terkait
2.Register TB 04.
3.Register TB 05.
4.Register TB 06.
11. Rekam histori
perubahan
No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
PENETAPAN KLASIFIKASI DAN TIPE
PASIEN
No. Dokumen : 800 / / Pusk
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 30 / 12 / 2015
Halaman :1/2

UPT KESMAS dr. Pande Putu Irma Yustini


GIANYAR II
Nip.196807152002122010

1. Pengertian Pasien yang telah ditegakan diagnosis TB selanjutnya perlu ditetapkan


klasifikasi dan tepenya berdasarkan organ tubuh yang sakit (Paru/Ektra
Paru), (BTA Positip/BTA Negatip), riwayat pengobatan sebelumnya
(Baru/sudah pernah diobati), dan tingkat keparahan penyakit (ringan/berat)
oleh staf medis dan dokter penanggung jawab perawatan pasien di UPT
Kesmas Tegallalang I.
2. Tujuan Sebagai acuan dalam menetapkan panduan regimen obat anti tuberculosis
(OAT) yang harus diberikan kepada pasien TB..
3. Kebijakan 1. Surat Keputusan Kepala UPT Kesmas Gianyar II NO : /
/UPT.Kesmas/2016 tentang ketersediaan data dan informasi di Puskesmas.
4. Referensi Pedoman Pengendalian Tuberkulosis Kmenkes RI Direktorat Jendral
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 2014
5 Prosedur Alat dan Bahan :
1.Alat Tulis.
2.TB 01
3.TB 02

6. Langkah- 1. Berdasarkan hasil anamnesa pemeriksaan fisik, pemeriksaan dahak


Langkah
mikrokopis dan pemeriksaan penunjang lainya, maka pasien TB akan
ditetapkan klasifikasi dan tipenya.
a. Berdasarkan organ tubuh yang diserang : pasien TB Paru dan pasien
TB Ektra Paru.
b. Berdasarkan hasil pemeriksaan dahak secara mikrokopis : pasien TB
Paru BTA positip dab pasien TB Paru BTA Negatip dengan foto
thorax positip.
c. Berdasarkan riwayat pengobatan TB sebelumnya yaitu : Kasus baru,
kambuh, pindahan, default, gagal dan kronis.
d. Berdasarkan tingakt keparahanya penyakit yaitu : pasien TB ektra
Paru ringan, pasien TB Ektra Paru Berat, pasien TB paru BTA
negatip foto thorax positip ringan dan pasien TB paru BTA negatip
poto thorax berat.

2. Diagnosis, klasifikasi dan tipe pasien TB.


a. TB Paru BTA positip baru adalah 2 atau lebih sediaan apusan dahak dari
(SPS) ditemukan BTA positip, atau 1 sediaan apusan dahak dari (SPS)
dan di dukung oleh foto thorax positip mendukung TB dan pasien TB
belum pernah mendapat OAT sebelumnya atau minum OAT < 1 bulan.
b. TB paru BTA negatip foto thorax positip : 3 sediaan apusan dahak
(SPS) BTA negatip dengan hasilfoto thorax mendukung TB, Tb Anak,
atau kasus TB yang tidak diperoleh hasil apusan dahak pasien.
c. TB Paru BTA positip kambuh adalah pasien sudah pernah nendapat
pengobatan OAT dan sudah dinyatakan mendapat pengobatan OAT dan
sudah dinyatakan sembuh yang kemudian kemudian didiagnosis lagi
dengan dengan BTA pasitip.
d. TB Paru BTA positip gagal adalah pasien yang sediaan apusan dahak
awalnya negatip kemudian dengan pengobatan menjadi BTA positip
pada pemeriksaan ulang dahak pada bulan ke 5 atau hasil pemeriksaan
dahak positip setelah pengobatan fase awal
( bualan ke 2)
e. TB Paru Kronis adalah pasien TB dengan hasil pemeriksaan masih BTA
positip setelah selesai pengobatan ulang Katagori 2.
f. TB Paru Default/Drof out adalah penderita TB yang sudah berobat
kurang dari 1 bulan dan behenti ≥ 2 bulan dating kembali berobat
dengan hasil pemeriksaan dahak BTA positip.
g. TB Ektra Paru adalah penderita TB yang diserang selain organ paru
(kulit, kelenjar, tulang, syaraf dan lain-lain)
3. Dokter penanggung jawab perawatan pasien TB tersebut selanjutnya
menetapkan panduan regimen obat anti tuberculosis sesuai dengan tipe
pasien dan klasifikasi sesuai dengan standar WHO.
7. Bagan Alir
Penderita TB

Anamnesa Diagnosis
pemeriksaan fisik

Organ Mikrokopis Riwayat Tingkat 1.TB paru BTA (+)


Tubuh pengobatan keparah
2.TB paru BTA
an (-) dan foto
thorax(+)
1.TB 1.TB BTA 1. Baru 1.TB Ektra
Paru positip paru ringan 3.TB paru BTA (+)
2.Kambuh kambuh
2. TB 2. TB BTA 2.Tb Ektra
Ektra negatip 3.Pindahan paru berat
4TB paru(+) gagal
Paru dan foto
thorax(+) 4.Default 3.TB BTA(-)
foto thorax 5. TB Kronis

5.Gagal (+) ringan


6.TB setelah default
4. TB BTA(-)
6. Kronis 7.Tb Ektra paru
foto thorax
(+) berat

Doter penanggung jawab perawatan pasien


TB menetapkan panduan regimen OAT
sesuai klasifikasi dan tipe penderita

8. Hal-hal yang Kondisi penderita dan efek samping OAT.


perlu
diperhatikan
9. Unit Terkait 1. BP Umum.
2. Koordinator UKM.
3. Laboratorium.
10. Dokumen 1. Rekam Medis.
Terkait
2.Register TB 01, TB 02,TB 03, TB 04, TB 05 TB 06.
11. Rekam histori
perubahan
No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
PENGUMPULAN DAHAK SPS DI
PUSKESMAS

No. Dokumen : 800 / / Pusk


No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 30 / 12 / 2015
Halaman :1/2

UPT KESMAS
GIANYAR II dr. Pande Putu Irma Yustini

Nip.196807152002122010
1. Pengertian Pengambilan dahak adalah suatu proses dari penjaringan suspek TB
diambil dahaknya sebagai penunjang untuk penegakan diagnosis TB
dengan pemeriksaan 3 specimen yaitu dahak sewaktu, pagi dan sewaktu
(SPS)
2. Tujuan Sebagai acuan dalam penegakan diagnosis TB.
3. Kebijakan 1. Surat Keputusan Kepala UPT Kesmas Gianyar II NO : /
/UPT.Kesmas/2016 tentang Pemberian Pelayanan Klinis.
4. Referensi Pedoman Pengendalian Tuberkulosis Kmenkes RI Direktorat Jendral
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 2014

5. Prosedur Alat dan Bahan :


1.Pot dahak yang : transparan, bermulut lebar, berpenampang ≥ 6cm, tutup
berulir, tidak mudah pecah dan bocor.
2.Masker disposible.
3.Sarung tangan.
4.Tempat pengeluaran dahak pada ruang yang terbuka, kena sinar matahari
langsung, mudah dijangkau dan jauh dari orang lain.
5.Formulir TB 04, TB 05, TB 06.
6. Spidol perrmanent ( Kertas label dan boltpoint)
6.Langkah- 1.Pasien datang ke Puskesmas dengan mendaftar di loket pendaptaran.
Langkah
2.Pasien masuk poli umum untuk pemeriksaan dan anamnesa
3.Setelah pasien dengan batuk 2 minggu dicurigai suspek TB petugas poli
mengisi formulir TB 05 (Formulir permohonan laboratorium untuk
pemeriksaan dahak) dan berkoordinasi dengan petugas TB Puskesmas
untuk pembekalan cara pengeluran dahak kemudian dilakukan
pengambilan dahak sewaktu 1(S) ditempat pengambilan dahak, kemudian
form TB 05 diserahkan ke petugas laboratorium.
4.Petugas laboratorium mengisi label pada dinding pot dahak agar
specimen tidak tertukar pada saat membuat nomor identitas sediaan pada
kaca sediaan (sesuai dengan TB 06)
5.Suspek TB pulang dibekali pot dahak yang sudah diberi label oleh
petugas laboratorium untuk pengambilan dahak ke 2(P) pada besuk pagi.
6.Suspek TB datang ke Puskesmas untuk membawa dahak ke 2(P) dan
langsung diambil pengambilan dahak ke 3(S) ditempat pengumpulan
dahak yang telah ada.
7.Penilaian kwalitas dahak yang baik seperti dahak berwarna kuning
kehijau-hijauan (mokopurulen), kental, denan volume 3-5 ml ( satu
jempol ibu jari ) dilakukan oleh petugas laboratorium
7. Bagan Alir
Poli umum Poli umum Form TB 05
Pasien Pasien Suspek TB
Form TB 05 Pendaftaran
Pasien Suspek TB datang

Pasien pulang Pengambilan dahak 1 Petugas lab koordinasi


di bekali pot (S) di Puskesmas dan dengan petugas TB
(dahak ke 2 (P) pelabelan

Petugas lab. menilai kwalitas dahak


Pasien datang ke berwarna kuning kehijau-hijauan
Puskesmas bawa (mokopurulen), kental, denan
dahak ke3 (S) volume 3-5 ml ( satu jempol ibu
jari )

8. Hal-hal yang Analisa data dilakukan setiap bulan dan paling lambat tanggal 5 setiap
perlu
bulan berikutnya
diperhatikan
9. Unit Terkait 1. Loket.
2. Poli Umum.
3. Petugas Laboratorium.
10. Dokumen 1. Rekam Medis.
Terkait
2.Register TB (TB 04, TB 05 dan TB 06).
11. Rekam histori
perubahan
No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
TATALAKSANA TUBERCOLOSIS
No. Dokumen : 800 / / Pusk
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 30 / 12 / 2015
Halaman :1/2

UPT KESMAS
GIANYAR II dr. Pande Putu Irma Yustini

Nip.196807152002122010
1. Pengertian Tubercolosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh
kuman TB ( Mycobacterium Tubercolosis ) yang sebagian besar kuman TB
menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lain.ya
2. Tujuan Menurunkan angka kesakitan dan angka kematian TB, memutuskan rantai
penularan serta mencegah terjadinya MDR..
3. Kebijakan 1. Surat Keputusan Kepala UPT Kesmas Gianyar II NO : /
/UPT.Kesmas/2016 tentang Pemberian Pelayanan Klinis.
4. Referensi Pedoman Pengendalian Tuberkulosis Kmenkes RI Direktorat Jendral
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 2014

5. Prosedur Alat dan Bahan :


1. Register TB. ( TB 01, TB 02, TB, 03, TB 04, TB 05, TB 06 dan TB 09)
2.Pot dahak yang : transparan, bermulut lebar, berpenampang ≥ 6cm, tutup
berulir, tidak mudah pecah dan bocor.
3.Sarung tangan.
4.Tempat pengeluaran dahak pada ruang yang terbuka, kena sinar matahari
langsung, mudah dijangkau dan jauh dari orang lain.
5. Spidol perrmanent ( Kertas label dan boltpoint)
6.Masker disposible.
7. Slide Frostide.
8. Lampu spritus.
9.Stick bambo ( tusuk sate)
10.Reagen ZN ( Zeil nelson)
11.Air mengalir.
12.Kertas Pola untuk membuat ukuran.
13.Kertas Koran yang sudah di pres.
14. Rak pengecatan.
15. Korek api.
6.Langkah- 1.Pasien TB ditegakan diagnosisnya berdasarkan pada:
Langkah
a. Anamnesa keluhan utama, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit
dahulu dan riwayat penyakit keluarga.
b. Pemeriksaan fisik yang mendukung
c. Pemeriksaan dahak ( S-P-S )
d.Hasil pemerikssan penunjang lainya ( sesuai dengan indikasi : foto
thorax/uji tuberculin.
e.Hasil pembobotan ( system scoring pada TB anak )
2.Untuk pasien TB dewasa. Apabila :
a. Pada suspek pasien TB, ditemukan BTA (+) pada ≥ 2 hasil
pemeriksaan dahak S-P—S, maka ditegakan : sebagai pasien TB BTA
(+) dan selanjutnya dilakukan penetapan klasifikasi dan tipe pasien TB
untuk menentukan regimen pengobatan OATnya:
1). Bila foto thorax mendukung kelainan TB, maka ditegakan diagnosis
TB, selanjutnya dilakukan penetapan klasifikasi dan tipe pasien TB
untuk menetukan regimen pengobatan OATnya.
2). Bila hasil foto thorax tidak mendukung kelainan TB, maka dapat
dilakukan pemeriksaan ulang dahak (S-P-S)
- bila ditemukan BTA (+), ditegakan diagnosis pasien TB
- bila tidak ditemukan BTA (+), ditegakan diagnosis bukan pasien
TB
c. Pada suspek pasien TB ditemukan pasien TB (-) , pada ke 3 hasil
pemeriksaa dahak (S-P-S) maka diberika pengobatab antibiotic spectrum
luas terlebih dahulu, dan bila ada perbaikan, ditegakan dengan diagnosis
bukan pasien TB.
- Apabila dengan antobiotik spectrum luas tidak ada perbaikan, maka
dilakukan pemeriksaan foto thorak.
- Apabila hasil pemerksaan foto thorax mendung kelainan TB, maka
ditegakkan dengan pasien TB, selanjtanya dilakukan penetapan
klasifikasi dab tipe pasien TB , untuk menentukan regimen OATnya.
- Apbila hasil pemeriksaan foto thorak tidak mendukung pasien TB,
maka ditegakan diagnosis bukan pasien TB.
3.Untuk pasien TB Anak dengan menggunakan sisatem skor yaitu apabila
dengan hasil pembobotan :
- Skor : ≥ 6 (lebih atau sama dengan 6) harus ditatalaksanakan dengan
pasien TB dan mendapat OAT
- Skor yang nilainya 5 pada pasien balita dirujuk ke RS untuk evaluasi
lebih lanjut.
- Skor : kurang dari 5 ditegakan dengan bukan pasien TB
7. Bagan Alir
Suspek TB Paru

Pemeriksaan dahak (S-P-S )

Hasil BTA Hasi BTA Hasil


+++ +-- ___
++-

Antibiotik Non OAT

Tidak ada Ada


Perbaikan Perbaikan

Pemeriksaan
Foto Thorak
Pertimbangan dahak mikrokopis
dokter

Hasil BTA Hasil BTA


++++
++- ---
+--

Foto thorak
Pertimbangtan
dokter

BUKAN TB
TB
8. Hal-hal yang Analisa data dilakukan setiap bulan dan paling lambat tanggal 5 setiap
perlu
bulan berikutnya
diperhatikan
9. Unit Terkait 1. Loket.
2. Poli Umum.
3. Petugas Laboratorium.
10. Dokumen 1. Rekam Medis.
Terkait
2.Register TB (TB 04, TB 05 dan TB 06).
11. Rekam histori
perubahan
No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
SUSPEK TB MDR

No. Dokumen : 800 / / Pusk


No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 30 / 12 / 2015
Halaman :1/2

UPT KESMAS
GIANYAR II dr. Pande Putu Irma Yustini

Nip.196807152002122010
1. Pengertian TB MDR adalah kuman penderita TB yang kebal/resistensi terhadap OAT
(obat anti Tuberkulosis) dengan berpedoman pada 9 kriteria TB MDR.
2.Tujuan Penemuan kasus, pengobatan penderita dan mencegah secepat mungkin
agar tidak terjadi penularan yang lebih banyak.pada TB MDR.
3. Kebijakan 1. Surat Keputusan Kepala UPT Kesmas Gianyar II NO : /
/UPT.Kesmas/2016 tentang ketersediaan data dan informasi di Puskesmas.
2. Permenkes 75tahun 2014 tentang Puskesmas.
4. Referensi Pedoman Pengendalian Tuberkulosis Kmenkes RI Direktorat Jendral
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 2014
5. Alat dan Bahan 1.Alat: pot sputum, plaster, kertas label, pena permanen, form TB MDR
dengan 7 lembar pengantar TB MDR :
2.Bahan : Sputum suspek TB MDR.
6. Langkah- 1.Penderita TB yang berobat di Puskersmas dinyatakan suspek MDR bila :
Langkah
a. Pasien TB gagal pengobatan Katagori 2.
b. Pasien TB pengobatan katagori 2 yang tidak konversi setelah 3 bulan
pengobatan.
c.Pasien TB yang me,mpunyai riwayat pengobatan TB yang tidak standar
serta menggunakan kuinolon dan injeksi lini ke dua minimal I bulan.
d.Pasien TB yang pengobatan katagori 1 yang gagal.
e.Pasien TB yang pengobatan katagori 1 tidak konversi
f.Pasien Tb kasus kambuh(relaps), katagori 1 dan 2.
g.Pasien TB yang kembali setelah loss follow (lalai berobat/default)
h.terduga TB yang mempunyai riwayat kontak erat dengan TB MDR.
i.Pasien Ko-infeksi TB-HIV yang tidak respon secara klinis maupun
bakteriologis terhadap pemberian OAT ( penegakan diagnosis awal tidak
menggunakn Gene expert/TCM)
2.Bila salah satu dari 9 kriteria dapat dinyatan TB MDR dengan
pengambilan sputum penderita dengan 7 jenis pengantar TB MDR ke
Gene expert/TCMdi RS Sanjiwani Gianyar dengan menghubungi terlebih
dahulu pemegang program TB RS Sanjiwani.tentang jadwal dan
mekanisme yang benar.
3. Bila sudah mendapat jadwal pengiriman sputum dengan sesuai dengan
tatalaksana pengiriman sputum suspek TB MDR.
4. Hasilnya akan disampaikan lewat telepon.
1. Bagan Alir
Penderita TB dengan suspek TB MDR

Dengan Mengacu pada 9 kriteria

Koordinasi dengan Petugas propgram TB RS


Sanjiwani tentang jadwal pengiriman sputum

Pengiriman sputum suspek TB MDR

Hasilnya akan di sampaikan


lewat telepon

2. Hal-hal yang Peningkatan penyuluhan pada kelurga penderita dan penderita sendiri
perlu
untuk lebih meningkatkan PHBS.
diperhatikan
3. Unit Terkait 1. RS Sanjiwani bagian Gene expert/TCM RS Sanjiwani Gianyar.
2. Petugas laboratorim RS Sanjiwani Gianyar.
10. Dokumen 1. Rekam Medis.
Terkait
2.Register TB.
11. Rekam histori
perubahan
No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
PENGOBATAN PENDERITA TB

No. Dokumen : 800 / / Pusk


No. Revisi :
SPO
Tanggal Terbit : 30 / 12 / 2015
Halaman :1/2

UPT KESMAS
GIANYAR II dr. Pande Putu Irma Yustini

Nip.196807152002122010
1. Pengertian Pengobatan penderita TB adalah suspek TB yang sudah ditegakannya
diagnosis berdasarkan klasifikasi penyakit dan tipe pasien TB untuk
mendapatkan OAT.
2.Tujuan Menyembukan penderita, mencegah kematian, mencegah kekambuhan,
memutuskan rantai penularan dan mencegah terjadinya resistensi kuman
terhadap OAT (obat anti tuberculosis)
3. Kebijakan 1. Surat Keputusan Kepala UPT Kesmas Gianyar II NO : /
/UPT.Kesmas/2016 tentang ketersediaan data dan informasi di Puskesmas.
2. Permenkes 75tahun 2014 tentang Puskesmas.
4. Referensi Pedoman Pengendalian Tuberkulosis Kmenkes RI Direktorat Jendral
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
5. Alat dan Bahan 1.Alat: Form,TB 01,TB 02,TB 03, TB 04, TB 05 dan TB 06
2.Bahan : OAT ( OAT Anak,. KAT 1, KAT 2).
6. Langkah- 1. Pengobatan penderita TB Paru
Langkah
a. OAT Anak : diagnosis TB anak dengan menggunakan sistem skoring
gejala dan pemeriksaan penunjang TB anak.
Parameter 0 1 2 3 jumla
h
Kontak TB Tidak Laporan BTA
jelas keluarga Positip
BTA
neg/tidak
tahu, BTA
tidak jelas
Uji Tuber Negatip Positip (≥
kulin 10 mm/≥
5 mm
pada
keadaan
imonosup
resi
Berat badan/ Bawah garis Klinis
Keadaan gizi merah Gizi buruk
(KMS) atau
BB/U <
60%
Demam ≥ 2 minggu
tanpa sebab
jelas
Batuk ≥ 3 minggu

Pembesaran ≥ 1 cm
kelenjar lipe, jumlah > 1
aksila, tidak nyeri
inguinal
Pembekakan Normal/ Ada
tulang/ sendi tidak pembengka
panggul, jelas kan
lutut falang
Foto thorax Normal/ Kesan TB
tidak
jelas
Catatan : Dignosis system scoring ditegakan oleh dokter oleh dokter
Jumlah skor 6/≥ 6 ditata laksana sebagai pasien TB diberi OAT selama 2
bulan dan dievaluasi kalau ada perbaikan OAT diteruskan, bila tidak ada
perbaikan OAT diteruskan sambil mencari penyebabnya.
dan jumlah kurang dari 6 tetapi secara klinis kecurigaan TB kuat maka
perlu pemeriksaan diagnostic lainya.
Jenis dan dosis obat TB anak
Jenis Obat BB < 10 kg BB 10-20 kg BB 20-33kg
Isoniasid 50 mg 100 mg 200 mg
Refampisin 75 mg 150 mg 300 mg
Pirasinamid 150 mg 300 mg 600 mg

Penderita berat badan kurang dari 5 kg harus di rujuk ke RS Sanjiwani


Gianyar.
Pemberian obat tahap intensip setiap hari selama 2 bulan (2HRZ) dan pase
lanjutan setiap hari selama 4 bulan (4HR)
2.Pengobatan penderita TB dengan Katagori 1 (2HRZE/4H3R3) OAT ini
diberikan untuk
a. Pasien baru TB paru BTA positip.
b. Pasien TB paru BTA Negatip poto thoraxs positip.
c.Psien TB extra paru.
Pemberian dosis obat disesuaikan dengan berat badan, bila :

Tahap intensif Tahap lanjutan


Berat Badan Tiap hari selama 56 hari 3 XRH (150/150)
kg RHZE (150/75/400/275) Seminggu selama 16
minggu
30-37 2 tab. 4 KDT 2 tab. 4 KDT
38-54 3 tab. 4 KDT 3 tab. 4 KDT
55-70 4 tab. 4 KDT 4 tab. 4 KDT
71 keatas 5 tab. 4 KDT 5 tab. 4 KDT

3.Pengobatan penderita dengan Katagori 2 (2HRZES/HRZE/5H3R3E3)


diberikan untuk penderita :
a.Pasien Kambuh (pasien yang sebelumnya pernah mendapat pengobatan
tuberculosis dan telah dinyatakan sembuh/pengobatan lengkap,
didiagnosis kembali dengan BTA positip.
b.Pasien gagal : pasien yang pemeriksaan dahaknya tetap positip atau
kembali menjadi positip pada bulan ke 5 atau lebih selama pengobatan.
c.Pasien dengan pengobatan setelah putus berobat :pasien yang telah
berobat dan putus berobat 2 bulan atau lebih dengan BTA positip.
Tahap intensip tiap hari Tahap lanjutan
Tiap hari 3 x seminggu
Berat RHZE (150/75/400/275) + S RH(150/150 +E
Badan (400)
(kg) Selama 56 hari Selama28 hari Selama 20
minngu
30-37 2 tab. 4 KDT 2 tab. 4 KDT 2 tab 2KDT
+ 500 mg + 2 tab
Strepto.inj Etambutol
38-54 3 tab. 4 KDT 3 tab. 4 KDT 3 tab 2KDT
+ 750 mg + 3 tab
Strepto.inj Etambutol
55-70 4 tab. 4 KDT 4 tab. 4 KDT 4 tab 2KDT
+ 1000 mg + 4 tab
Strepto.inj Etambutol
71 5 tab. 4 KDT 5 tab. 4 KDT 5 tab 2KDT
+ 1000 mg + 5 tab
Strepto.inj Etambutol

4. Bagan Alir
Pengobatan penderita TB

OAT Anak Kat I Kat 2


(2HRZE/4H3R3) (2HRZES/HRZE/5H

(2HRZES/HRZE/5H
3R3E3)

1.TB paru BTA 1.Pasien Kambuh


Anak umur positip 2.Pasien gagal
< 16 th 2.BTA Negatip 3. Pasien putus
(system poto thoraxs berobat
skroring) positip
3.TB extra paru

5. Hal-hal yang Peningkatan penyuluhan pada kelurga penderita dan penderita sendiri
perlu
untuk lebih meningkatkan PHBS.
diperhatikan
6. Unit Terkait 1. RS Sanjiwani bagian Gene expert/TCM RS Sanjiwani Gianyar.
2. Petugas laboratorim RS Sanjiwani Gianyar.
10. Dokumen 1. Rekam Medis.
Terkait
2.Register TB.
11. Rekam histori
perubahan
No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai