Anda di halaman 1dari 17

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

ABLASIO RETINA
DI RUANG BEDAH MELATI RSUD DR. SOETOMO SURABAYA

Disusun oleh:
Kelompok 8
Dinda Salmahella, S. Kep 131913143033
Nensi Nur Asipah, S. Kep 131913143044
Windi Khoiriyah, S. Kep 131913143058
Alex Susanto, S. Kep 131913143077
Alifia Aurora R, S. Kep 131913143087
Ayu Okta M. J, S. Kep 131913143091

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATANUNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Bidang Studi : Keperawatan Medikal Bedah


Topik : Ablasio Retina
Sasaran : Keluarga pasien dan pasien di Ruang Bedah Melati
Tempat : Ruang Bedah Melati RSUD Dr. Soetomo Surabaya
Hari/Tanggal : Kamis, 17 Oktober 2019
Jam : 10.00 – 10.30
Pelaksana : Ners Muda Program Pendidikan Profesi Ners (P3N) Fakultas
Keperawatan Universitas Airlangga dan TIM PKRS Ruang
Bedah Melati RSUD Dr. Soetomo Surabaya

A. Tujuan Instruksional Umum


Setelah diberikan penyuluhan kesehatan tentang ablasio retina, peserta mampu
mengerti, memahami serta melakukan pencegahan penyakit ablasio retina
B. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit peserta mampu:
1. Menjelaskan konsep teori ablasio retina
2. Menjelaskan cara mengatasi ablasio retina
3. Menjelaskan cara mencegah ablasio retina
C. Materi (Terlampir)
D. Metode Penyuluhan
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
3. Demonstrasi
E. Sasaran
1. Pasien
2. Keluarga pasien
F. Setting Tempat
Peserta duduk di Ruang Bedah Dahlia RSUD Dr. Soetomo Surabaya

Keterangan :
= peserta =fasilitator
= moderator =observer,
= penyaji
= media

G. Pengorganisasian
CI Akademik : Praba Diyan Rachmawati S.Kep.Ns., M.Kep.
CI Klinik : Hanggono Budi Laksono, Amd.Kep.
Moderator : Dinda Salmahella, S. Kep
Penyaji : Windi Khoiriyah, S. Kep
Fasilitator : Ayu Okta M.J, S. Kep
Nensi Nur Asipah, S. Kep
Alex Susanto, S. Kep
Observer : Alifia Aurora R, S.Kep.
H. Uraian Tugas
1. Moderator
a. Menyampaikan salam pembuka.
b. Memperkenalkan anggota kelompok.
c. Menyampaikan kontrak waktu.
d. Menyampaikan tujuan dari penyuluhan.
e. Menyampaikan mekanisme penyuluhan.
f. Menggali pengetahuan peserta penyuluhan.
g. Membuka sesi tanya jawab.
h. Mengevaluasi pemahaman peserta dengan bertanya kembali.
i. Memberikan reward pada peserta yang bisa menjawab pertanyaan penyaji.
j. Menyimpulkan materi penyuluhan.
2. Penyaji
a. Menggali pengetahuan dan pengalaman dari peserta tentang materi
penyuluhan.
b. Menyampaikan materi penyuluhan.
c. Melakukan umpan balik terhadap materi yang telah disampaikan.
3. Fasilitator
a. Mengundang atau mengajak peserta untuk mengikuti penyuluhan.
b. Memotivasi peserta untuk fokus pada penyampaian penyuluhan.
c. Memotivasi peserta untuk mengajukan pertanyaan.
d. Membantu penyaji dalam menjawab pertanyaan.
4. Observer
a. Mengobservasi jalannya penyuluhan.
b. Mengevaluasi tugas dari masing-masing peran.
I. Media
 PPT dan Video
J. Kegiatan Penyuluhan
No Tahapan waktu Kegiatan pembelajaran Kegiatan peserta
1 Pembukaan 1. Mengucapkan salam 1. Menjawab salam
2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan dan
(5 menit) memperhatikan
3. Kontrak waktu 3. Menyetujui
4. Menjelaskan 4. Mendengarkan dan
tujuan penyuluhan memperhatikan
5. Menjelaskan topik yang akan 5. Mendengarkan dan
diberikan memperhatikan
2 Kegiatan Inti 1. Menjelaskan konsep teori 1. Mendengarkan dan
( 15 menit ) inkontinensia urin memperhatikan
2. Menjelaskan cara melakukan 2. Mendengarkan dan
senam kegel memperhatikan
3. Mempraktikkan senam kegel 3. Mempraktikkan

3 Penutup 1. Mengevaluasi kemampuan 1. Menjawab pertanyaan


peserta tentang senam kegel
5 menit dengan tanya jawab
2. Kesimpulan dari penyuluhan 2. Mendengarkan
kesehatan
3. Salam penutup 3. Mendengarkan dan
menjawab salam
K. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Kesiapan SAP dan materi.
b. Kesiapan media : PPT dan Video
c. Peserta hadir di tempat penyuluhan tepat waktu.
d. Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di Ruang Bedah Melati RSUD
Dr. Soetomo Surabaya.
e. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya.
2. Evaluasi Proses
a. Fase dimulai sesuai dengan waktu yang direncanakan.
b. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan.
c. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar.
d. Suasana penyuluhan tertib.
e. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan.
f. Jumlah hadir dalam penyuluhan minimal 10 orang peserta.
3. Evaluasi Hasil
Peserta dapat:
1. Menjelaskan konsep teori ablasio retina
2. Menjelaskan cara mengatasi ablasio retina
3. Menjelaskan cara mencegah ablasio retina
Lampiran
ABLASIO RETINA

A. Definisi Inkontinensia Urine


Ablasio retina adalah gangguan mata yang terjadi ketika retina (selaput
bening di belakang mata), terlepas dari bagian belakang mata. Apabila retina
lepas, sel mata dapat menjadi kekurangan oksigen. Terlepasnya retina dari struktur
mata menyebabkan kehilangan penglihatan sebagian atau bahkan bisa total,
bergantung seberapa banyak bagian retina yang lepas (Solomon, 2019).
B. Penyebab Ablasio Retina
Adapun beberapa penyebab ablasio retina adalah:
 Ablasi primer (mata sebelumnya tidak sakit)
1. Degeneratif : dimana proses sklerosis menyebabkan retina menjadi
degeneratif, sehingga menimbulkan robekan. Pada orang tua dengan miopi
tinggi sering timbul degenerasi kistoid yang mudah pecah sehingga
menimbulkan ablasio retina
2. Miopi tinggi
3. Trauma
 Ablasi sekunder (ablasi yang ditimbulkan akibat penyakit lain)
1. Tumor koroid atau retina yang tumbuh kedepan, dimana terjadi pelepasan
retina yang disusul dengan timbulnya eksudasi oleh karena rangsangan
cairan dan mengumpul di dalam celah potensial dan menyebabkan ablasio
retina.
2. Transudat pada pasien dengan hipertensi, retinopati refretika pada pasien
diabetes.
3. Eksudat pada koroiditis : transudat dan transudat yang terkumpul dalam
celah potensial sehingga menyebabkan ablasio retina tanpa didahului
robekan.
4. Retraksi pada retinitis akibat perdarahan dibadan kaca yang dapat
menimbulkan robekan

C. Tanda Dan Gejala Ablasio Retina


Tanda dan gejala ablasio retina adalah:
1. Pandangan kabur
2. Kehilangan sebagian penglihatan. Pandangan mata tampak buram
seperti tertutup tirai
3. Kilatan cahaya mendadak yang muncul saat melihat ke samping
4. Area gelap pada bidang penglihatan
5. Melihat banyak floaters, yaitu serpihan-serpihan yang tampak seperti
flek hitam atau benang yang mengambang di depan mata

D. Klasifikasi Ablasio Retina


1. Ablasio Retina Regmatogenosa.
Suatu keadaan pemutusan total retina sensorik, traksi vitreus dengan
derajat bervariasi dan mengalirnya vitreus cair melalui robekan ke
dalam ruang subretina. Ablasio retina regmatogenosa spontan biasanya
didahului oleh atau disertai oleh pelepasan vitreus posterior dan
berhubungan dengan myopia, afakia, degenerasi lattice, dan trauma
mata.
Manifestasi Klinis:
Retina yang mengalami ablasio dapat dilihat pada oftalmoskop sebagai
membrane abu-abu merah muda yang sebagian menutupi gambaran
vascular koroid. Jika terdapat akumulasi cairan bermakna pada ruang
subretina (ablasio retina bulosa), didapatkan pergerakan undulasi retina
ketika mata bergerak. Satu robekan pada retina terlihat agak merah
muda karena pembuluh darah koroid dibawahnya. Mungkin didapatkan
debris terkait pada vitreous yang terdiri dari darah (perdarahan vitreous)
dan pigmen, atau kelopak lubang retina (operkulum) dapat ditemukan
mengambang.(James et al, 2003)
Sedangkan menurut Vaughan dan Ashbury (2010), pada oftalmoskopi
inderk dengan depresi sclera memperlihatkan peninggian retina sensorik
yang lepas dan berwarna translusen dengan satu atau lebih pemutusan
retina sensorik total, misalnya robekan berbentuk tapal kuda, lubang
atrofik bundar, atau robekan sirkumferensial anterior (dialysis retina).
Robekan tapal kuda paling sering terjadi di kuadran superotemporal,
lubang atrofik di kuadran temporal, dan dialysis retina di kuadran
inferotemporal. Bila terdapat robekan retina multiple, defek-defek
mtersebut biasanya terletak 90 derajat satu sama lain.
2. Ablasio Retina Akibat Traksi
Menurut Vaughan dan Ashbury (2010), ablasio retina akibat traksi
adalah jenis tersering pada retinopati diabetic proliferative. Kelainan ini
juga dapat menyertai vitreoretinopati proliferative, retinopati
prematuritas, atau trauma mata. Pelepasan retina akibat traksi adalah
pelepasan retina sensori tanpa robekan retina. Penyebab tersering adalah
diabetes kronik. Pelepasan biasanya terletak posterior terhadap ekuator
dan disebabkan oleh traksi corpus vitreous pada daerah retinitis
poliferan. (Vaughan, 2010)
Manifetasi Klinis:
Ablasio retina akibat traksi memiliki permukaan yang lebih konkaf dan
cenderung lebih terlokalisasi, biasanya tidak meluas ke ora serata. Gaya-
gaya traksi menarik retina sensorikmenjauhi epitel pigmen di bawahnya
secara aktif, menuju basis vitreus. Traksi ini disebabkan oleh
pembentukan membrane vitreosa, epiretina, atau subretina yang terdiri
atas fibroblast dan sel glia atau sel epitel pigmen retina. Pada mulanya,
pelepasan mungkin terlokalisasi di sepanjang arcade-arkade vascular,
tetapi dapat meluas hingga melibatkan retina midperifer dan macula.
Traksi fokal dari membrane-membran seluler dapat menyebabkan
robekan retina dan menimbulkan kombinasi ablasio retina
regmatogenosa-traksional. Vitreoretinopati proliferative merupakan
komplikasi ablasio retina regmatogenosa.(Vaughan dan Ashbury,
2010). Perlekatan kembali ablasio retina traksi dengan tindakan
vitrectomy diindasikan hanya apabila jelas dijumpai perluasan baru
proses pelepasan tersebut dalam makula.
3. Ablasio Retina Serosa dan Hemoragik
Menurut Vaughan dan Ashbury (2010) klasifikasi Ablasio Retina yang
ketiga adalah Ablasio Retina Serosa dan Hemoragik, dimana ablasio ini
dapat terjadi walaupun tidak terdapat pemutusan retina atau traksi
vitreoretina. Ablasio ini adalah hasil dari penimbunan cairan retina
sensorik dan terutama disebabkan oleh epitel pigmen retina dan koroid.
(Vaughan dan Ashbury, 2010).
A. Pencegahan Ablasio Retina
Terdapat beberapa strategi yang dapat dilakukan untuk mencegah ablasio
retina, yaitu:

1. Segera periksa ke dokter mata apabila muncul floaters, kilatan cahaya, atau
terdapat perubahan apa pun pada lapang pandang.
2. Rutin memeriksakan mata minimal satu kali setiap tahun. Pemeriksaan
harus dilakukan lebih sering jika menderita diabetes.
3. Rutin mengontrol kadar gula dan tekanan darah, agar kondisi pembuluh
darah retina tetap sehat.
4. Gunakan pelindung mata saat berolahraga atau saat melakukan aktivitas
yang berisiko mencederai mata.

B. Cara Mengatasi Ablasio Retina


Terdapat beberapa strategi yang dapat dilakukan untuk mengatasi ablasio
retina, yaitu:
1. Tirah baring dan aktivitas dibatasi
2. Bila kedua mata dibalut, perlu bantuan orang lain untuk mencegah
cidera
3. Jika terdapat gelombang udara di dalam mata, posisi yang dianjurkan
harus dipertahannkan sehingga gas mampu memberikan tamponade
yang efektif pada robekan retina
4. Pasien tidak boleh terbaring terlentang
5. Dilatasi pupil harus dipertahankan untuk mempermudah pemeriksaan
paska operasi
6. Pembedahan:
a) Prosedur laser
Untuk menangani ablasio retina eksudatif/serosa sehubungan
dengan proses yang berhubungan dengan tumor atau inflamasi yang
menimbulkan cairansubretina yang tanpa robekan retina. Kritoterapi
atau laser digunakan untuk menimbulkan adesi antara epitel pigmen
dan retinosensorik sehingga mencegah influks cairan lebih lanjut ke
dalam ruang sub retina, mengalirkan cairan sub retina ke dalam dan
keluar, dan meredakan reaksi vitreoretina. Teknik ini memiliki
angka keberhasilan yang lebih rendah dibandingkan cara lain dan
hanya digunakan pada robekan retina tunggal kecil yang mudah
dicapai, cairan sub retina yang minimal, dan tidak adanya traksi
vitroretina.
b) Pembedahan scleral buckling
Retinopati diabetika /trauma dengan perdarahan vitreus memerlukan
pembedahan vitreus untuk mengurangi gaya tarik pada retina yang
ditimbulkan. Pelipatan (buckling) sklera merupakan prosedur bedah
primer untuk melekatkan kembali retina. Pembedahan ini
mempertahankan retina di posisinya sementara adhesi
korioretinanya terbentuk, dengan melekukkan sklera menggunakan
explan yang dijahitkan pada daerah robekan retina. Teknik ini juga
mengatasi traksi vitreoretina dan menyingkirkan cairan sub retina
dari robekan retina. Angka keberhasilannya adalah 92-94% pada
kasus-kasus tertentu yang sesuai. Komplikasinya antara lain:
perubahan kelainan refraksi, diplopia akibat fibrosis atau
terganggunya otot-otot ekstra okular oleh eksplan, ekstrusi eksplan,
dan kemungkinan peningkatan resiko vitreoretinopati proliferetif.
Pembedahan scleral buckling diperlukan untuk:
1. Untuk menutup lubang di retina, dengan membentuk kembali
ruang kedap air intra retina.
2. Untuk membatasi lag innersial cairan dan gel dalam
hubungannya dengan retina
3. Untuk mendekatkan dan menabal kedua lapisan retina di sekitar
robekan untuk melawan efek pusaran arus di dalam rongga
vitreousa
c) Krioterapi transkleral
Dilakukan pada sekitar tiap robekan retina menghasilkan adhesi
korioretina yang melipat robekan sehingga cairan vitreus tak mampu
lagi memasuki rongga subretina. Sebuah/ beberapa silikon
(pengunci) dijahitkan dan dilipatkan ke dalam skler, secara fisik
akan mengindensi/melipat sklera, koroid, danlapisan fotosensitif ke
epitel berpigmen, menahan robekan ketika retina dapat melekat
kembali ke jaringan pendukung dibawahnya, maka fungsi
fisiologisnya ormalnya dapat dikembalikan. ( Smeltzer, Suzanne,
2002).
d) Vitrectomy
Dilakukan pada Ablatio retina yang sudah complicated yang tidak
dapat ditangani dengan cara tersebut diatas. Dengan menggunakan
peralatan canggih, dokter Spesialis Bedah Mata akan melakukan
operasi ke dalam rongga bola mata untuk membersihkan Vitreous,
mengupas jaringan ikat pada permukaan retina, menempelkan retina,
dan melakukan Laser Fotokoagulasi. Selanjutnya rongga bola mata
diisi dengan gas atau cairan Silikon. Tidak jarang dilakukan operasi
kombinasi dengan pemasangan Encircling / Buckle, bahkan bila
perlu operasi katarak.
Tindakan ini memungkinkan pelepasan traksi vitreo-retina, drainase
internal cairan sub retina – jika diperlukan dengan penyuntikan
perfluorocarbon atau cairan berat, dan penyuntikan udara atau gas
yang dapat memuai untuk mempertahankan retina pada posisinya,
atau penyuntikan dengan minyak jika dibutuhkan tamponade retina
yang lebih lama. Teknik ini digunakan bila terdapat robekan retina
multiple, di superior, atau di posterior; bila visualisasi retina
terhalang, misalnya oleh perdarahan vitreus; dan bila ada
vitreoretinopati proliferatif dan bermakna. Vitrectomy menginduksi
pembentukan katarak dan mungkin dikontraindikasikan pada mata
fakik. Mungkin diperlukan pengaturan posisi pasien pasca operasi.
Hasil akhir penglihatan pasca bedah ablasio retina regmatogenosa
terutama tergantung dari status praoperasi makula. Apabila makula
terlepas, pengembalian penglihatan sentral biasanya tidak sempurna.
Oleh karena itu, tindakan bedah harus segera dilakukan selagi
makula masih melekat. Bila makula sudah terlepas, penundaan
tindakan bedah hingga 1 minggu tidak mengubah hasil akhir
penglihatan
DAFTAR PUSTAKA

1. Black,J & Jacobs,E (1993). Medical Surgical Nursing : A


Psychophysiologic Approach 4th. Edition. Philadelphia : W.B Saunders
Company
2. Donna,M (1991). Medical Surgical Nursing : A Nursing Process Approach.
Philadelphia : W.B Saunders Company
3. Donna,I & Hausman,K (1995). Medical Surgical Nursing 2nd edition . .
Philadelphia : W.B Saunders Company
4. James,B (2005). Oftalmologi edisi Kesembilan. Jakarta : Erlangga
5. Smeltzer,S & Bare (2001). Keperawatan Medikal-Bedah edisi 8. Jakarta :
EGC
6. Vaughan, D ( 2010). Oftalmologi Umum. Jakarta : Widya Medika
LEMBAR OBSERVASI PELAKSANAAN PENYULUHAN MAHASISWA
PROGRAM PENDIDIKAN NERS FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA

Kriteria Stuktur V Kriteria Proses V Kritera Hasil V


a. Kontrak waktu dan Pembukaan: a. Peserta yang
tempat diberikan hadir  10
satu hari sebelum a. Mengucapkan salam dan
orang
acara dilakukan memperkenalkan diri
b. Acara dimulai
b. Pengumpulan SAP b. Menyampaikan tujuan dan
tepat waktu
dilakukan satu hari maksud penyuluhan
c. Peserta
sebelum c. Menjelaskan kontrak waktu dan
mengikuti
pelaksanaan mekanisme
acara sesuai
penyuluhan d. Menyebutkan materi penyuluhan
dengan aturan
c. Peserta hadir pada yang
tempat yang telah Pelaksanaan: disepakati
ditentukan d. Peserta
d. Penyelenggaraan a. Menggali Pengetahuan dan memahami
penyuluhan Pengalaman sasaran penyuluhan materi yang
dilakukan oleh tentang inkontinensia urin dan telah
mahasiswa senam otot dasar panggul disampaikan
bekerjasama dengan b. Menjelaskan materi penyuluhan dan menjawab
Tim PKRS RSUD berupa : pertanyaan
Dr. Soetomo 1. Konsep teori inkontinensia dengan benar
Surabaya urin
e. Pengorganisasian 2. Tatacara Senam otot dasar
penyelenggaraan panggul
penyuluhan c. Mempraktikkan senam otot
dilakukan sebelum dasar panggul
dan saat penyuluhan d. Memberikan kesempatan kepada
dilaksanakan sasaran penyuluhan untuk
f. Pengorganisasian mengajukan pertanyaan
penyelenggaraan mengenai materi yang
penyuluhan disampaikan
dilakukan sebelum e. Menjawab pertanyaan yang
dan saat penyuluhan diajukan oleh peserta
dilaksanakan penyuluhan
f. Peserta antusias dalam
mengikuti penyuluhan
g. Peserta mendengarkan dan
memperhatikan penyuluhan
dengan seksama
Catatan Evaluasi
Observer
(..................................................)

LEMBAR NOTULEN

Kegiatan : Penyuluhan Kesehatan tentang Ablasio Retina


Topik : Senam Otot Dasar Panggul
Hari/Tanggal : Kamis, 17 Oktober 2019
Tempat : Ruang Bedah Melati RSUD Dr. Soetomo Surabaya
Waktu : 30 menit

Jam Kegiatan Diskusi


1. Nama Penanya
...........................................................................................................................
Pertanyaan
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
Jawaban
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
2. Nama Penanya
...........................................................................................................................
Pertanyaan
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
Jawaban
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
3. Nama Penanya
...........................................................................................................................
Pertanyaan
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
Jawaban
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
4. Nama Penanya
...........................................................................................................................
Pertanyaan
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
Jawaban
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................

Surabaya, Oktober 2018


Notulen

(..................................................
DAFTAR HADIR PESERTA PKRS

DI RUANG BEDAH MELATI RSUD DR. SOETOMO SURABAYA

NO NAMA ALAMAT PARAF

Anda mungkin juga menyukai