Anda di halaman 1dari 5

Mutu Pendidikan Sebagai Sarana Meningkatkan Kualitas Peserta Didik

By Rahman Rahim

http://faisolakhmad.blogspot.co.id/2015/08/mutu-pendidikan-sebagai-sarana.html

Pendidikan merupakan salah satu unsur terpenting dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara, sehingga perlu disadari oleh semua pihak, bahwa pendidikan merupakan alat
yang akan mengantarkan peserta didik menuju harapan dan cita-cita yang ingin
dicapainya. Perlu diperhatikan secara seksama, ada tiga pilar yang cukup penting dalam
rangka meningkatkan mutualisme pendidikan, yaitu peran pemerintah, guru, dan wali
murid atau masyarakat yang berpartisipasi dalam proses pembangunan sarana dan
prasarana pendidikan.

Pertama Peran pemerintah sangat besar dalam proses membangun dan membentuk
sistem, sehingga menjadikan pendidikan sebagai unsur yang cukup dominan dalam
membentuk SDM yang berkarakter. Kedua Peran merupakan tonggak yang paling
penting dalam proses menjadikan kualitas pendidikan lebih baik lagi, sehingga out put
dari peserta didik tidak diragukan lagi kualitas pribadinya dalam konstek sosial
masyarakat. Ketiga Masyarakat atau wali murid adalah kesatuan yang sangat mendukung
terhadap proses berjalannya suatu pendidikan, begitu juga dengan kualitas pendidikan itu
sendiri.

Mutu Pendidikan itu sendiri bisa dicapai dengan kerjasama yang harmonis antara ketiga
unsur diatas, sehingga harapan dan cita-cita pendidikan bisa tercapai secara optimal.
Pilar-pilar pendidikan tersebut yang kemudian akan mendorong roda pendidikan,
sehingga memiliki sistem yang tangguh dalam menciptakan dan menjadikan SDM
(Peserta didik) memiliki kecerdasan kognitif, afektif, dan yang paling penting adalah
kecerdasan psikomotorik.

Pada hakekaktnya pendidikan adalah mengantarkan peserta didik untuk mencapai


harapan atau cita-cita peserta didik dengan sistem yang bersifat teoritis maupun yang
bersifat aplikatif.

Latar Belakang

Berbicara tentang mutu pendidikan memiliki pemahaman dan pengertian yang sangat
beragam, dan proses implementasinya juga sangat beragam dalam setiap lembaga
pendidikan. Secara definitif kata Mutu diambil dari bahasa latin “Qualis” yang artinya
what kind of (tergantung kata apa yang mengikutinya). Hal ini sangat bergantung dan
disesuaikan dengan kebutuhan.

Sedangkan menurut Sallis (2003) mengemukakan bahwa mutu adalah konsep absolut dan
relatif. Mutu yang absolut adalah mutu yang mempunyai idealisme yang tinggi dan harus
dipenuhi, dengan sifat produk yang bergengsi tinggi. Sedangkan mutu relatif adalah
sebuah alat yang sudah ditetapkan dan harus memenuhi standar yang telah dibuat.1[1]

Standarisasi Mutu itu sendiri dalam dunia pendidikan sudah ditetapkan oleh pemerintah
khususnya oleh kementerian pendidikan dan kebudayaan, dalam rangka memudahkan
setiap lembaga pendidikan untuk melaksanakan standart tersebut secara maksimal.
Sementara pada sisi yang lain mutu pendidikan sangatlah berbeda antara setiap lembaga
pendidikan, hal tersebut sangat erat kaitannya dengan situasi dan kondisi setiap lembaga
pendidikan yang berbeda, baik secara geografis, maupun kondisi di internal lembaga
pendidikan itu sendiri.

Makna dari pendidikan itu sendiri adalah usaha untuk membimbing dan mengembangkan
potensi manusia baik sebagai individu, maupun sebagai makhluk sosial, secara bertahap
sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangannya, jenis kelamin, bakat, tingkat
kecerdasan, serta tingkat spritual yang dimiliki masing-masing secara maksimal.2[2]

Mengembangkan potensi manusia merupakan bentuk dan sikap semua makhluk, akan
tetapi hal ini secara tidak langsung dipasrahkan kepada guru, walaupun tanggung jawab
tersebut tidak sepenuhnya dibebankan kepada guru. Konsepsinya adalah bahwa mutu
pendidikan merupakan kesatuan yang terpisahkan satu sama lain, maka dari itu perlu
menjaga dan membina mutu pendidikan itu sendiri, sebagai salah satu alat untuk
mengembangkan seluruh peserta didik.

Menjadi cukup penting menjaga keseimbangan proses berjalannya pendidikan, dengan


cara melakukan controling secara kontinue, menjaga stabilitas dalam proses belajar,
mengajar, serta melibatkan masyarakat sekitar untuk berpartisipasi dalam berjalannya
roda pendidikan demi menjaga kualitas dan out put yang akan dihasilkan.

Menjaga mutu pendidikan sebagai salah satu sistem merupakan rangkaian dan
standarisasi pemerintah untuk terus meningkatkan kualitas dari pendidikan itu sendiri,
sehingga pendidikan menjadi salah satu fondasi yang kokoh untuk mencerdaskan anak
bangsa. Karena dengan pendidikan itulah proses regenerasi kebangsaan akan berjalan
sesuai dengan harapan.

Secara kuantitas guru sebagai ujung tombak untuk menjaga dan meningkatkan mutu
pendidikan sudah memadai, namun pada sisi yang lain masih cukup banyak guru yang
masih tidak memenuhi kualifikasi, kasus ini masih cukup banyak ditemui, guru yang
hanya lulusan SMA sudah mengajar SMK, disamping itu pula ada guru yang tidak sesuai
dengan disiplin keilmuannya.

Menurut data kemendiknas tahun 2010 akses pendidikan di Indonesia masih perlu
mendapat perhatian, lebih dari 1,5 juta anak yang tidak dapat melanjutkan sekolah.
Sementara dari sisi kualitas guru dan komitmen mengajar masih terdapat 54% guru

1
2
memiliki standar kualifikasi yang perlu untuk ditingkatkan dan 13,19 % sekolah masih
dalam kondisi harus diperbaiki.

Berdasarkan data, perkembangan pendidikan Indonesia masih tertinggal dibanding


dengan negara-negara yang berkembang lainnya. Menurut Education For All Global
Monitoring Report 2011 yang dikeluarkan oleh UNESCO setiap tahun dan berisi hasil
pemantauan pendidikan dunia, dari 127 negara , Education Development Index ( EDI )
Indonesia berada dalam posisi ke-69 dibandingkan dengan Malaysia (65) dan Brunai
Darussalam (34).3[3]

UU No 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional yang dijabarkan diantaranya


dalam peraturan pemerintah No 19 Tahun 2005 mengenai delapan standart nasional
pendidikan diharapkan mampu mengankat kualitas pendidikan di Indonesia.4[4]

Ketertinggalan pendidikan di Indonesia ini perlu terus bersama-sama untuk ditingkatkan,


sehingga Indonesia sebagai salah satu negara berkembang bisa lebih kompetitif. Untuk
mengejar ketertinggalan tersebut, sangat perlu dukungan dari semua pihak, yakni
pemerintah, akademisi, ilmuan, dan yang paling penting adalah guru sebagai ujung
tombak dalam rangka meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan di Indonesia.

Standarisasi pendidikan nasional di Indonesia telah banyak mengalami perubahan seiring


dengan perjalananya. Perubahan yang dilakukan oleh pemerintah khususnya menteri
pendidikan dan kebudayaan memiliki standart dan kualitas yang baik, namun pada proses
pelaksanaannya, masih banyak problem yang muncul sehingga sangat perlu untuk terus
melakukan sistem perbaikan.

Delapan standart yang ditetapkan oleh pemerintah yang pada UU No 20 tahun 2003 telah
dijabarkan dalam peraturan pemerintah No 19 tahun 2005, yang disebut dengan Standart
Nasional Pendidikan (SNP) yang bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan. Oleh
karena itu SNP yang dicanangkan oleh pemerintah antara lain adalah : Standart
Pengelolaan, Standart pendidik dan tenaga kependidikan, Standart sarana dan prasarana,
Standart pembiayaan, Standart proses, Standart isi, Standart penilaian, Standart
kompetensi lulusan.5[5]

Standart yang diberlakukan oleh pemerintah secara umum menjadi acuan bagi lembaga
pendidikan dibawah naungan NKRI, namun kebijakan tersebut juga menjadi bagi
pemerintah daerah dengan tujuan meningkatkan mutu pendidikan nasional.

Pendidikan Dan Peningkatan Kualitas Peserta Didik

Peningkatan kualitas pendidikan juga harus memiliki keseimbangan (balance) dengan


penignkatan kualitas peserta didik yang pada akhirnya akan menjadi out put dari

3
4
5
pendidikan itu sendiri. Pendidikan merupakan sarana yang saling menguatkan satu sama
lain sebagai wahana proses transformasi.

Dalam rangka menumbuhkan semangat belajar dan mengajar, maka kerja sama antara
pihak pemerintah, guru, dan masyarakat, harus betul-betul terjalin untuk mencapai target
yang telah menjadi standart dari pemerintah itu sendiri.

Peningkatan kualitas peserta didik ini, juga harus diimbangi dengan peningkatan mutu
pendidikan, profesionalitas guru, serta wahana untuk mengekspresikan dan
mengembangkan potensi peserta didik sesuai dengan bakat dan minat dari peserta didik
itu sendiri.

Kualitas dari peserta didik merupakan fokus dari seorang guru dan wali murid untuk
bersama-sama mengetahui potensi peserta didik, dan bersama-sama pula untuk
mengembangkannya kearah yang positif, sehingga peserta didik memiliki bekal yang
cukup dengan meningkatkan skill yang telah dimilikinya.

Mutu Pendidikan senantiasa menjadi perhatian semua pihak. Evaluasi dan proyeksi dari
masing-masing lembaga pendidikan memiliki tanggung jawab penuh untuk terus
meningkatkan mutu pendidikan sesuai dengan UU No 20 tahun 2003 yang telah
dijabarkan dalam peraturan pemerintah No 19 tahun 2005.

Potensi dari peserta didik merupakan titik tekan para guru untuk terus ditingkatkan baik
peningkatan kualitas intelektual, emosional, maupun spritual, dengan proses belajar
mengajar yang transformatif, sehingga peserta didik mampu menyerap dan memahami
setiap pelajaran yang sesuai dengan tindakan dan perilaku dalam kesehariannya di
lingkungan masyarakat, karena pada hakekatnya pendidikan itu mengantarkan para
peserta didik menuju kamatangan berpikir, bertindak, dan membangun kreatifitas, serta
inovasi dalam diri untuk menjadi lebih baik lagi.

Peningkatan kualitas peserta didik juga tidak bisa lepas dari penignkatan kreatifitas guru,
karena hal itu sangat besar pengaruhnya terhadap proses belajar dan mengajar. Oleh
karenanya peningkatan kualitas dan kreatifitas guru juga sangat penting adanya dengan
cara melakukan studi komparatif dengan lembaga pendidikan yang berbeda, mengikuti
penataran dan workshop, serta melakukan evaluasi diri.

Secara mendasar dan dapat dibuktikan melalui kajian, bisa diungkapkan bahwa
sesungguhnya kreatifitas seorang guru akan sangat banyak pengaruhnya terhadap proses
belajar peserta didik. Guru yang kreatif akan menularkan hasil kreatifitasnya pada proses
belajar anak didik. Inilah gambaran bahwa kualitas dan kreatifitas seorang guru akan
sangat berpengaruh besar terhadap penigkatan peserta didik.6[6]

Dengan demikian pendidikan, guru, dan peserta didik merupakan senyawa yang tidak
terpisahkan, sehingga satu sama lain saling mendukung dalam rangka menjaga kualitas
dan mutu pendidikan itu sendiri. Proses dari pendidikan itu sendiri akan mencapai

6
kualitas yang unggul apabila dukungan dari pemerintah, masyarakat, dan guru itu sendiri
saling membahu satu sama lain untuk menciptakan sistem pendidikan yang bagus dan
berorientasi terhadap pengembangan potensi peserta didik.

Sumber Rujukan

Indonesiaberkibar.org, Fakta Pendidikan, diakses pada 11 januari 2015

Kurnia Uji Victor “Pengertian Mutu Pendidikan” diambil dari “Seputarpendidikan003.blogspot.com,


diakses pada 11 januari 2015
Kemdikbud.go.id, Delapan Standart Nasional Pendidikan, diakses pada 11 januari 2015

Rakhmad Jalaluddin, Teologi Pendidikan, Jakarta, Raja Grafindo, 2001

rlifaza.wordpress.com, Peningkatan Kreatifitas Guru Untuk Meningkatkan Kualitas Peserta Didik,


diakses pada 11 januari 2015

Sumber : Teacher Employment dan Deployment World Bank, 2007

Anda mungkin juga menyukai