Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

PENGOLAHAN LIMBAH CAIR - A

MEKANISME PENYEBARAN PENYAKIT MELALUI


KOTORAN MANUSIA
DOSEN PEMBIMBING : Syarifuddin, SKM., M.Kes.

Disusun Oleh:

1. KELOMPOK

TINGKAT 2 PROGRAM STUDI DIII KESEHATAN LINGKUNGAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA II


Jln. Hang Jebat III/F3 Kebayoran Baru Jakarta 12120 Telp. 021.7397641, 7397643

Fax. 021. 7397769 E-mail : info@poltekkesjkt2.ac.id Website : http://poltekkesjkt2.ac.id

TA. 2019/2020

Pengaruh Tinja Terhadap Kesehatan dan Lingkungan

Kualitas tinja seseorang dipengaruhi oleh keadaan setempat, selain faktor fisiologis, juga budaya
dan kepercayaan. Ada perbedaan dari isi tinja yang dihasilkan oleh berbagai kalangan masyarakat.
Isi dan komposisi tinja tergantungdari beberapa faktor yaitu diet, iklim, dan status kesehatan
(Sukarni, 1994).Tinja manusia ialah buangan padat yang kotor dan bau juga media
penularanpenyakit bagi masyarakat. Kotoran manusia mengandung organisme pathogen yang
dibawa air, makanan, lalat menjadi penyakit seperti: Salmonella,vibriocholera, amoeba, virus,
cacing, disentri, poliomyelitis, ascariasis, dll. Kotoran manusia mengandung agen penyebab
infeksi masuk saluran pencernaan (Warsito,1996).

Pembuangan tinja yang terinfeksi yang dilaksanakan secara tidak layak/tidak memenuhi
persyaratan dapat menyebabkan :

 Terjadinya pencemaran tanah dan sumber sumber penyediaan air


 Memberi kesempatan bagi lalat untuk bertelur, bersarang dan membawa kuman
 Menarik hewan ternak, tikus serta serangga lainnya yang dapat menyebarkan tinja
 Menimbulkan bau

Untuk mengurangi pencemaran karena tinja diperlukan suatu cara pembuangan tinja yang
memenuhi persyaratan sanitasi dan akan memberikan manfaat, secara:

- Langsung: Penurunan insiden penyakit typhoid abdominalis, cholera, disentri, dsb.


- Tidak Langsung: Peningkatan kondisi kebersihan lingkungan akan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat sehingga terjadi penurunan insiden penyakit – penyakit yang
ditularkan melalui air tercemar atau penyakit yang tidak langsung berhubungan dengan air
yang tercemar. Hal ini akan mempengaruhi perkembangan sosial masyarakat dengan
mengurangi pencemaran tinja manusia pada sumber air minum penduduk
(Kusnoputranto,1995).

Ataupun dengan cara pembuangan tinja yang dilaksanakan secara saniter merupakan salah satu
kegiatan dalam rangka penyehatan lingkungan, di samping berbagai kegiatan penyehatan
lingkungan yang lain, seperti penyediaan air bersih, pembuangan sampah, higiene sanitasi
makanan dan minuman, pengendalian pencemaran lingkungan fisik, sanitasi tempat umum,
penyehatan perumahan dan lingkungan permukiman.
Rantai Penularan Penyakit Melalui Tinja
Tinja manusia yang terinfeksi dapat menyebarkan penyakit ke manusia lain dengan melalui banyak
cara. Perpindahan penyakit bisa terjadi secara langsung dari tinja ke manusia, bisa melalui
perantara lain seperti melalui air, melalui serangga, tanah dan tangan manusia. Dari perantara
tersebut dapat langsung ke manusia atau melalui perantara berikutnya seperti makanan dan
minuman. Rantai penularan penyakit melalui tinja manusia dapat digambarkan seperti pada
diagram berikut ini.

Dari skema tersebut diatas dapat dilihat bahwa, penyakit yang berasal dari tinja manusia sumber
infeksi dapat menular ke manusia lain dengan melalui banyak macam media perantara. Mata rantai
penularan tersebut dapat melalui air, serangga tanah dan tangan manusia baik secara langsung
maupun melalui makanan dan minuman yang dibutuhkan oleh manusia. Untuk mencegah
terjadinya penularan tersebut dapat dilakukan dengan memutus mata rantai penularan tersebut
dengan membuat sarana pembuangan tinja yang memenuhi syarat dan perilaku hidup bersih dan
sehat.
PENYAKIT YANG DITULARKAN MELALUI TINJA

a. Virus:
Rotavirus (Diare)
Virus Hepatitis A (Hepatitis A)
Virus Poliomyelitis (Polio)

b. Bakteri:
Vibrio cholera (Kolera)
E. coli (Diare)
Salmonella typhii (Tipus)

c. Protozoa:
Balatidium coli (Diare)
Entamoeba histolytica (Disentri)

d. Cacing:
Ascariasis lumbricoides (Ascariasis)
Pola Pencemaran Bakteri dan Kimia Dalam Tanah

Menurut Wagner & Lanoix,

Pada tanah kering migrasi bakteri tinja dalam tanah relatif kecil.

Pada tanah kering pencemaran tidak lebih dari 3 meter secara vertikal, secara horizontal 1 meter.

Pada tanah basah migrasi bakteri tinja secara horizontal searah dengan aliran air tanah dapat
mencapai 11 meter.

Tidak ada aturan yang pasti untuk menentukan jarak yang aman antara jamban dan sumber air
minum.

Sebab hal itu dipengaruhi oleh banyak faktor, yaitu:

- Kemiringan dan ketinggian permukaan tanah


- Porositas dan permeabilitas tanah
- Sifat pergerakan bakteri dalam air tanah dll.
DAFTAR PUSTAKA

Buku Ajar:

Sujono, Abie Wiwoho dan Soedjono S. 2010 Buku Ajar “Penyehatan dan Pengelolaan Limbah
Cair - C”. Poltekkes Jakarta II: Jakarta.

Google Books:

Webpage: Soeparman dan Suparmin. 2001. Pembuangan Tinja dan Limbar Cair: Suatu
Pengantar. EGC: Jakarta.

https://www.scribd.com/doc/211979521/Peranan-Kotoran-Manusia

Anda mungkin juga menyukai