Disusun Oleh:
1. KELOMPOK
TA. 2019/2020
Kualitas tinja seseorang dipengaruhi oleh keadaan setempat, selain faktor fisiologis, juga budaya
dan kepercayaan. Ada perbedaan dari isi tinja yang dihasilkan oleh berbagai kalangan masyarakat.
Isi dan komposisi tinja tergantungdari beberapa faktor yaitu diet, iklim, dan status kesehatan
(Sukarni, 1994).Tinja manusia ialah buangan padat yang kotor dan bau juga media
penularanpenyakit bagi masyarakat. Kotoran manusia mengandung organisme pathogen yang
dibawa air, makanan, lalat menjadi penyakit seperti: Salmonella,vibriocholera, amoeba, virus,
cacing, disentri, poliomyelitis, ascariasis, dll. Kotoran manusia mengandung agen penyebab
infeksi masuk saluran pencernaan (Warsito,1996).
Pembuangan tinja yang terinfeksi yang dilaksanakan secara tidak layak/tidak memenuhi
persyaratan dapat menyebabkan :
Untuk mengurangi pencemaran karena tinja diperlukan suatu cara pembuangan tinja yang
memenuhi persyaratan sanitasi dan akan memberikan manfaat, secara:
Ataupun dengan cara pembuangan tinja yang dilaksanakan secara saniter merupakan salah satu
kegiatan dalam rangka penyehatan lingkungan, di samping berbagai kegiatan penyehatan
lingkungan yang lain, seperti penyediaan air bersih, pembuangan sampah, higiene sanitasi
makanan dan minuman, pengendalian pencemaran lingkungan fisik, sanitasi tempat umum,
penyehatan perumahan dan lingkungan permukiman.
Rantai Penularan Penyakit Melalui Tinja
Tinja manusia yang terinfeksi dapat menyebarkan penyakit ke manusia lain dengan melalui banyak
cara. Perpindahan penyakit bisa terjadi secara langsung dari tinja ke manusia, bisa melalui
perantara lain seperti melalui air, melalui serangga, tanah dan tangan manusia. Dari perantara
tersebut dapat langsung ke manusia atau melalui perantara berikutnya seperti makanan dan
minuman. Rantai penularan penyakit melalui tinja manusia dapat digambarkan seperti pada
diagram berikut ini.
Dari skema tersebut diatas dapat dilihat bahwa, penyakit yang berasal dari tinja manusia sumber
infeksi dapat menular ke manusia lain dengan melalui banyak macam media perantara. Mata rantai
penularan tersebut dapat melalui air, serangga tanah dan tangan manusia baik secara langsung
maupun melalui makanan dan minuman yang dibutuhkan oleh manusia. Untuk mencegah
terjadinya penularan tersebut dapat dilakukan dengan memutus mata rantai penularan tersebut
dengan membuat sarana pembuangan tinja yang memenuhi syarat dan perilaku hidup bersih dan
sehat.
PENYAKIT YANG DITULARKAN MELALUI TINJA
a. Virus:
Rotavirus (Diare)
Virus Hepatitis A (Hepatitis A)
Virus Poliomyelitis (Polio)
b. Bakteri:
Vibrio cholera (Kolera)
E. coli (Diare)
Salmonella typhii (Tipus)
c. Protozoa:
Balatidium coli (Diare)
Entamoeba histolytica (Disentri)
d. Cacing:
Ascariasis lumbricoides (Ascariasis)
Pola Pencemaran Bakteri dan Kimia Dalam Tanah
Pada tanah kering migrasi bakteri tinja dalam tanah relatif kecil.
Pada tanah kering pencemaran tidak lebih dari 3 meter secara vertikal, secara horizontal 1 meter.
Pada tanah basah migrasi bakteri tinja secara horizontal searah dengan aliran air tanah dapat
mencapai 11 meter.
Tidak ada aturan yang pasti untuk menentukan jarak yang aman antara jamban dan sumber air
minum.
Buku Ajar:
Sujono, Abie Wiwoho dan Soedjono S. 2010 Buku Ajar “Penyehatan dan Pengelolaan Limbah
Cair - C”. Poltekkes Jakarta II: Jakarta.
Google Books:
Webpage: Soeparman dan Suparmin. 2001. Pembuangan Tinja dan Limbar Cair: Suatu
Pengantar. EGC: Jakarta.
https://www.scribd.com/doc/211979521/Peranan-Kotoran-Manusia