PENDAHULUAN
pelayanan kesehatan kepada klien, serta berperan dan memiliki tanggung jawab
menerus berhadapan langsung dengan setiap pasien selama 24 jam. Serta demi
tanggung jawab tersebut, seorang perawat mau atau tidak mau, diharuskan untuk
baik kepada pasien dan keluarga, yang mana dari beberapa ragam pasien dan
keluarga yang ditemui atau diajak interaksi dalam setiap harinya dapat memicu
situasi tertentu yang menghadapkan mereka pada tuntutan atau beban kerja yang
berlebih, hingga membuat mereka mengalami stress kerja. stresor tersebut dapat
diartikan buruk oleh perawat, yang akhirnya perawat memberikan respon yang
tersinggung, acuh tak acuh, cetus, tidak sabar, serta tidak memunculkan sikap
sopan dan santun, terhadap pasien atau keluarga yang diajak interaksi.Sehingga
perawat dengan sikap yang seperti tersebut dapat mempengaruhi kepuasan kerja
1
2
sebagai, perwujudtan bahwa seorang perawat tidak memiliki suatu sikap yang
dapat mengubah suatu pikiran emosional, serta perilaku negatife menjadi positif
harus puas dengan pekerjaan yang mereka lakukan dengan professional. Oleh
karena itu kepuasan kerja dapat diartikan sebagai keadaan emosional yang
yang dikarenakan setiap tindakan dan interaksi dengan pasien maupun keluarga
pasien, yang didasari sikap forgiveness pada diri perawat akan memunculkan hasil
yang baik pula untuk pasien itu sendiri, untuk perawat dan untuk institusi,
terhadap pelaku, peristiwa, dan akibat dari pelanggaran tersebut diubah dari
negatif menjadi netral atau positif. Sumber pelanggaran dan objek forgiveness
dapat berasal dari diri sendiri, antara manusia dengan manusia, dan situasi yang
sendiri, orang lain, dan situasi. Artinya forgiveness tidak hanya terjadi pada
juga dapat terjadi pada diri sendiri, dan situasi. Forgiveness merupakan suatu sifat
atau karakter positif yang mana dapat menimbulkan keharmonisan sosial dan
dapat membuat seseorang (pasien dan keluarga) menjadi lebih tenang dan
pikiran, sehingga dapat menimbulkan perasaan puas dan tenang. (dalam Nashori,
Hasil surve pada penelitian Citizen Report Card (CRC) oleh Indonesia
pasien rawat inap di 23 Rumah Sakit ( Umum dan Swasta ) di lima kota besar di
Indonesia sebanyak 738 pasien, dari 9 poin permasalahan yang ditemukan, salah
satunya yaitu sebanyak 65,4% pasien mengeluh terhadap sikap perawat yang
kurang ramah, kurang simpatik dan jarang tersenyum. Sikap perawat seperti itu
tentu tidak terjadi begitu saja, tetapi dipicu oleh banyak ragam orang maupun
negara diasia tenggara termasuk Indonesia, dijumpai sebuah fakta jika perawat
yang bekerja di rumah sakit menjalani peningkatan beban kerja dan masih
4
Tonisiyah 2017).
kerja perawat rendah sebesar 60,8%. Kartika (2012) di Bekasi diketahui bahwa
Medan bahwa kepuasan kerja perawat yang rendah sebanyak 41,4%.Hasil peneliti
yang merasa acuh tak acuh terhadap kondisi lingkungan kerja, serta 71,42%
perawat merasa kurang puas atas kerja perawat dan 7,16% perawat merasa puas
atas pekerjaannya.
Sakit PKU Muhammadiyah Surabaya pada 24 juni 2019 diketahui bahwa 6 dari
perasaan dendam dan kurang ikhlas dalam melakukan pekerjaan jika dalam
keadaan dendam atau belum melakukan pemaafan terhadap pelaku yang telah
kepuasan kerja perawat, 8 dari 10 perawat menyatakan tidak puas terhadap kerja
didasarkan atas lingkungan / kondisi pekerjaan, seperti tidak puas karena ada
masalah antar teman sejawat maupun dengan klien, dari 10 perawat hanya ada 2
yang merasakan acuh tak acuh terhadap kondisi masalah maupun kondisi dalam
5
pekerjaan, karena menurut mekera masalah ketika dalam sebuah pekerjaan tim
hanya hal biasan dalam sebuah pekerjaan yang melibatkan banyak orang atau
peraawat .
Seperti yang sudah diketahui dalam memenuhi peran dan tanggung jawab
sebaik mungkin dengan berbagai ragam pasien, keluarga, orang terdekat dan
perkembangan karir, hubungan kerja, struktur dan iklim organisasi, beban kerja
berlebih, rekan kerja yang sulit diajak kerja sama, suasan maupun lingkungan
pekerjaan, serta jumlah pasien yang melebihi jumlah perawat dan pasien serta
keluarga yang kurang kooperatif (Greenberg, 2006).Hal ini seperti yang telah
dijelaskan oleh Saam & Wahyuni (2013) dalam fajrillah dan Nurfitriani (2016)
setiap harinya dituntut untuk selalu berhubungan atau berinteraksi dengan banyak
orang, tidak hanya dengan pasien tetapi juga dengan keluarga pasien, teman
pasien, rekan kerja sesama perawat , yang dengan sifat dan karakter berbeda, serta
Ketika sesuatu yang terjadi yang tidak sesuai dengan kondisi fisik,
emosional dan keinginannya maka akan memicu timbulah stressor, baik stressor
yang dinilai baik maupun yang dinilai buruk tergantung dari individu sendiri
memaknai stressor itu dengan pikiran, emosi maupun perilaku yang positif maka
tidak terdapat masalah, jika individu memaknai dengan pikiran, emosi maupun
6
perilaku yang negative maka hal tersebut memrlukan perhatian khusus. Jika
maka, terdapat banyak manfaat bagi individu tersebut diantaranya dapat menjadi
dan percaya diri sekaligus dapat mengurangi rasa amarah, penderitaan batin,
Apabila terdapat pikiran, emosi dan perilaku yang negative pada diri
seorang perawat maka akan berdampak pada kualitas asuhan keperawatan yang
diberikan, yang sangat berdampak besar pada kepuasan kerja perwat. Oleh sebab
itu meningkatan sikap forgiveness pada diri individu seorang perawatan sangat
lah penting, dalam meningkatkan kepuasan kerja perawat itu sendiri. Seseorang
juga dapat terhindar dari konflik sehingga mampu mengurangi tekanan di dalam
dirinya. Forgiveness terdiri dari pemaafan pada orang lain, diri sendiri, serta pada
1.2.1 Apakah ada hubungan antara sikap forgiveness dengan tingkat kepuasan
1.3 Tujuan
Muhammadiyah Surabaya.
Muhammadiyah Surabaya.
keperawatan.
manajemen keperawatan.
2. Bagi perawat
Hasil dari penelitian ini khususnya diharapkan dapat menjadi salah satu tolak
ukur bagi para perawat untuk mengetahui kepuasan kerja dengan sikap
yang professional.
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh istansi pelayanan
berkualitas.
Hasil dari penelitian ini diharapkan menjadi dasar untuk dilakukan penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini akan menjelaskan teori dan konsep yang berkaitan dengan
masalah penelitian, yang meliputi : (1) Konsep Forgiveness. (2) Konsep Kepuasan
Kerja.
Berikut ini adalah pernyataan dari para Ahli tentang Forgiveness, antara
lain yaitu :
dampak negative menjadi netral atau positif. Snyder (2002) dalam Thonisiya
(2018).
seseorang dan untuk mendorong fungsi dan sikap positif dari masing masing
individu.
negatif, dan perilaku acuh tak acuh terhadap orang lain yang telah menyakitinya
dengan sengaja atau tidak sengaja (dengan tidak adil). Disisi lain dengan tidak
9
10
menolak rasa sakit yang timbul, tetapi dengan menumbuhkan rasa impati, iba dan
perasaan atau sikap forgiveness.Forgiveness juga diartikan sebagai suatu sifat atau
karakter positif yang mana dapat menimbulkan keharmonisan sosial dan dapat
membuat seseorang (pasien dan keluarga) menjadi lebih tenang dan nyaman.
sendiri mampu meredam emosi negatife menjadi positif, yang sehingga dapat
sebagai Upaya untuk mengubah suatu sikap negatif menjadi netral atau positif,
hubungan yang signifikan dengan diri sendiri, orang lain dan situasi. Dalam Arti
dengan manusia atau orang orang disekitar , namum forgiveness juga dapat terjadi
yang berorientasi pada orang lain dan menghasilkan suatu penetralan terhadap
emosional yang negative menjadi positif (Worhington & Scherer, 2003 dalam
individu, dengan mengubah cara bervikir, emosi dan perilaku yang negative
11
berikut :
Dalam sebuah jurnal penelitian dalam sepuluh tahun terakhir ini, di negara
rohaninya, gejala jasmani damrohani yang awalnya timbul seperti susah tidur,
sakit punggung, dan sakit perut akibat stress sangat berkurang pada diri pemaaf
Dalam sebuah hasil penelitian Worthington, lerner dan schere 2005 dalam
setiyana (2013), juga menunjukkan bahwa pada diri pemaaf dengan menunjukkan
benci, mengurangi pemusuhan, rasa khawatir, rasa marah dan depresi, hal ini
Menurut sebuah buku dalam karangan luskin dengan judul forgive for
good, sikap memaafkan dapat memicu terjadinya respon bagi kesehatan dan
kebahagiaan, serta dapat memicu terciptanya suatu keadaan baik dalam pikiran
12
seorang pemaaf seperti harapan, kesabaran, dan percaya diri dengan mengurangi
suatu kemarahan, suatu penderitaan, semangat yang menurun, serta stress. ( Jamal
meningkatkan system imun dalam tubuh, serta dapat lebih merasa bermakna
terhambat karena menyimpan rasa sakit hati yang belum dimaafkan. Forgiveness
juga mampu mengurangi suatu pikiran, perasaan, dan perilaku negative dalam
diri, dengan mengubah suatu sudut pandang individu, sehingga menjadi positif
trehadap kesalahan dimasa lalu, dan masalah serupa yang dapat terjadi dimasa
depan, sebab tidak berlama lama terjebak pada suatu pikiran, sebuah perasaan dan
merupakan suatu cara penyembuhan psikologis yang dapat mengurangi rasa sakit,
1. Noforgiveness
Dalam kategori ini, intrapsikis dan interpersonal pemaafan pada diri individu
tidak terjadi pada orang yang disakiti. Dalam arti lain seseorang yang tersakiti
tidak akan memberikan suatu pemaafan atau sikap forgiveness terhadap orang
yang menyakitinya.
2. Hallow Forgiveness
forgiveness secara kogret melalui sikap dan perilaku, namun orang yang
tersakiti belum bias memahami akan adanya atau munculnya sikap forgiveness
saya memaafkan anda “ kepada pelaku yang menyakitinya. Dalam arti, pihak
yang tersakiti hanya dapat memaafkan secara lisan dan perilakunya saja,
namun dalam hati seseorang yang tersakiti masih belum bias memaafkan
secara total.
3. Silent Forgiveness
Dalam kategori ini, intrapsikis seorang pemaaf dapat dirasakan namun, tidak
tersakiti tidak lagi menyimpan suatu amarah, dendam, serta kebencian pada
tersakiti membiarkan pelaku terus merasa bersalah dan terus bertindak seolah-
4. Total Forgiveness
Dalam kategori ini, individu yang tersakiti memunculkan sikap forgiveness
yang terjadi, dan pelaku dibebaskan secara lebih lanjut dari perasaan bersalah.
Setelah itu, hubungan antara individu yang menyakiti dan individu yang
terjadi.
adalah interpersonal systems, dimana dua orang (perawat-klien) yang tidak saling
dalam suatu area (space). Menurut King intensitas dari interpersonal systems
1. Interaksi.
2. Persepsi.
dengan pengalaman yang lalu, konsep diri, sosial ekonomi, genetika dan
latarbelakang pendidikan.
3. Komunikasi.
4. Transaksi.
5. Peran.
dalam sistem sosial. Tolok ukurnya adalah hak dan kewajiban sesuai dengan
posisinya. Jika terjadi konflik dan kebingungan peran maka akan mengurangi
6. Stress
Diartikan sebagai suatu keadaan dinamis yang terjadi akibat interaksi manusia
stressor.
16
7. Tumbuh kembang.
mencakup sel, molekul dan tingkat aktivitas perilaku yang kondusif untuk
8. Waktu.
Waktu adalah perputaran antara satu peristiwa dengan peristiwa yang lain
9. Ruang.
Adalah sebagai suatu hal yang ada dimanapun sama. Ruang adalah area
UMPAN BALIK
PERSEPSI
PENILAIAN
PERAWAT
AKSI
REAKSI INTERAKSI TRANSAKSI
PERSEPSI
PASIEN PENILAIAN
AKSI
UMPAN BALIK
Dalam tahap ini, individu merasakan tindakan yang telah ia lakukan untuk
Dalam tahap ini, individu menyadari bahwa segala sesuatu yang telah ia
menyakitinya.
Dalam tahap ketiga ini, individu berusaha untuk dapat memahami keputusan
hal-hal yang baik dalam rangka mengalihkan perhatian dari suatu hal negative
4. Pendalaman (deepening)
Dalah tahap yang terakhir ini, individu akan menemukan suatu makna dari
serta memahami bahwa manusia tidak dapat hidup sendiri, sehingga dapat
Dalam arti, individu yang berada dalam tahap ini, akan merasakan sebuah
1. Mudah memaafkan
yang dapat menimbulkan suatu kebermaknaan hidpu, yang terdiri dari sharing,
reviu, umpan balik, ceramah, refleksi, serta latihan yang meliputi (teknik imagery,
tindakan forgiveness dapat dikategorikan pada dua faktor, yaitu faktor internal
timbal balik pada perilaku nigatif. Dalam artian normal timbal balik
entitlement memprediksi serangan lebih besar pada diri pemaaf dimasa lalu,
2018).
4. Empati. Merupakan istilah yang mengacu pada tiga kualitas yang berbeda,
meliputi :
Mengetahui apa yang dirasakan orang lain, perasaan apa yang dirasakan orang
lain, serta merespon dengan belas kasihan terhadap penderitaan orang lain.
menunjukkan sikap yang positif terhadap pekerjaannya itu (Robbins & Judge,
Kepuasan kerja adalah penilaian dari pekerja yaitu seberapa jauh pekerjaannya
pekerjaan itu sendiri, situasi kerja, kerjasama antar pimpinan dan sesama
diberikan atau disediakan oleh karyawan dan bagian lain didalam organisasinya,
21
2009).
menantang, kondisi dan lingkungan kerja yang mendukung, serta rekan kerja yang
multidimensi yang dimana seseorang selalu merasa lebih atau bahkan kurang puas
kerja yang multidimensial, dapat mewakili kepuasan kerja yang umum, yang
karyawan atau turnover, serta pencurian. Smith, Kendal dan Hulin dalam
Sutiawati,(2014).
Dalam teori kepuasan kerja ini, dapat dilihat bahwa terdapat suatu hal
yang dapat membuat seseorang merasa lebih puas terhadap pekerjaannya. Dalam
teori ini juga mencari suatu landasan tentang perasaan orang terhadap kepuasan
kerja. Terdapat 3 macam teori-teori yang sering dikenal dalam kepuasan kerja
Puas atau tidak kepuasan dalam suatu pekerjaan yang dirasakan oleh seorang
oleh diri sendiri, terhadap suatu hal yang sudah diperoleh dari pekerjaannya,
pekerja apa bila perdebatan atau kesenjangan antara standar pribadi individu
22
dengan apa yang diperoleh oleh individu dari pekerjaan kecil, sebaliknya
ketidakpuasan akan dirasakan oleh individu dengan apa yang diharapkan dari
pekerjaan besar.
Individu akan merasa puas atau tidak puas tergantung apakah ia merasakan
adanya keadilan atau tidak, atas suatu situasi. Perasaan equity atau inequity
Dalam teori dua faktor ini, menjelaskan bahwa kepuasan dan ketidak puasan
kerja merupakan hal yang berbeda. Dalam hal ini karakteristik pekerjaan dapat
satisfier / motivators.
4. Value theory
Menurut konsep teori ini, kepuasan kerja terjadi dimana hasil pekerjaannya
kepuasan.
kerja.
lebih rendah harus dipenuhi terlebih dahulu, sebelum kebutuhan yang lebih
dari teori hierarki Maslow (dalam Hasibuan, 2007) dapat dikelaskan sebagai
berikut:
lebih banyak. Keinginan ini terus-menerus dan hanya akan berhenti bila
2. Suatu kebutuhan yang telah dipuaskan tidak menjadi alat motivator bagi
motivator.
berkelompok dan tidak satupun manusia ingin hidup sendiri tanpa orang
lain.
sangat memuaskan atau luar biasa yang sulit dicapai orang lain.
produk layanan tersebut. Jika mutu tidak sesuai dengan harapan maka
akan muncul perasaan tidak puas. Jika kinerja melebihi harapan, maka
25
akan dihasilkan perasaan puas dan jika kinerja tidak berbeda dengan
tetapi hal ini jika akan menghasilkan perasaan puas yang cukup kuat.
meliputi :
1. Motivasi.
diperlukan.
4. Umpan balik.
penghasilan.
diberikan, tipe supervisi yang dilakukan, perubahan pola motivasi, dan faktor-
faktor lain.
pekerjaannya.
mencoba dan mendapat umpan balik dari hasil yang diberikan. Oleh karena
itu, penghargaan psikis sangat diperlukan agar seseorang merasa dihargai dan
2. Lingkungan.
1. Komunikasi:
2. Potensial pertumbuhan:
3. Kebijaksanaan individu:
2) Keamanan pekerjaan
3. Peran manajer.
terpenuhi melalui peran manajer dalam memperlakukan stafnya. Hal ini perlu
Dua belas kunci utama dalam kepuasan kerja (Rowland dan Rowland,
1. Input.
3. Disiplin kerja;
6. Diskriminasi;
7. Kepuasan kerja;
8. Penghargaan penampilan;
3. Jenis kelamin
29
2. Rekreasi
3. Pendidikan (training, up grading dan sebagainya)
lain:
1. Merasa senang
2. Rasional
2. Perawat yang puas cenderung bekerja dengan lebih produktif Perawat yang
1. Realistis
memberikan gaji lebih besar ke perusahaan lain yang memberikan gaji lebih
yang telah dilakukan oleh perawat. Pengakuan prestasi kerja ini dapat dilihat
dari ungkapan yang paling sederhana dari pasien yaitu ucapan terima kasih.
meliputi :
1. the work itself (pekerjaan itu sendiri), mencakup seluruh tanggung jawab
kemajuan selanjutnya.
31
konsep ini menganggap bahwa kepuasan kerja dengan berbagai aspek situasi kerja
yang berbeda, dan harus diukur secara terpisah. Diantara konsep tersebut sebagai
berikut :
1. Beban kerja
2. Keamanan kerja
3. Kompetensi
4. Lingkungan kerja
8. Praktek manajemen
pengukuran kepuasan kerja yang tidak menggunakan asumsi, bahwa semua orang
memiliki perasaan yang sama mengenai aspek tertentu dari situasi kerja.
kerja. Kuesioner ini terdiri dari 15 pertanyaan yang berkaitan dengan kebutuhan
akan rasa aman, otonomi, social dan aktualisasi diri. Berdasarkan kebutuhan dan
pertanyaan.
32
beberapa yang ada sekaran, semakin kecil perbedaan maka semakin besar
kepuasannya.
Robbins (dalam Sektiawan 2013) terdapat dua macam pendekatan yang secara
1. Single global rating, dengan ini meminta individu untuk merespon atas satu
“Highly Dissatisfied”.
Kunin (2001), mengungkapkan, bahwa Salah satu alat ukuran kepuasan kerja
yang banyak dipergunakan secara luas adalah Face Scale. Face scale ini terdiri
Responden diminta untuk dapat menunjukkan dari lima ekspresi wajah yang
tersedia ekspresi wajah manakah yang paling mewakili perasaan mereka kepada
face scale ini adalah kesimpelannya dan responden tidak perlu melalui sebuah
kerugian potensial dari face scale ini adalah ia tidak menyediakan informasi
mengenai kepuasan karyawan dengan aspek yang berbeda dari pekerjaan mereka.
dinamankan EVLN-Model, yang terdiri dari Exit, Voice, Loyality, serta Neglect.
Kepuasan kerja yang dirasakan pegawai akan memiliki dampak bagi pegawai
itu sendiri dan organisasi di tempat kerja. Dampak kepuasan kerja dapat diuraikan
membantu orang lain, dan memiliki harapan normal dalam pekerjaan mereka.
Seorang karyawan yang puas akan berusaha untuk selalu hadir setiap harinya,
kecuali terdapat sesuatu hal yang benar-benar tidak bisa dielakkan sehingga
merasa puas dengan pekerjaannya akan merasa nyaman dan enggan untuk
Sistem, serta Personal Sistem, Dimana Dari personal system itu terdapat terdapat
Citra tubuh, Ruang serta Waktu. Dimana dari Respon Diri yang memiliki arti
Bagian dalam diri seseorang yang berisi benda-benda dan orang lain. Diri adalah
individu atau bila seseorang berkata “AKU”. Karakteristik diri adalah individu
yang dinamais, system terbuka, serta orientasi pada tujuaan. Sehingga dari
pengertian diri tersebut dapat Ditarik sebagai Forgiveness dimana isi dalam
2.2.8 Hipotesis
37
BAB III
METODE PENELITIAN
Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai metode penelitian yang meliputi : (1).
Desai penelitian, (2). Kerangka kerja, (3). Populasi, (4).Sampel. (5) sampling, (6)
ini mencari hubungan antara variable sikap forgiveness dengan kepuasan kerja
perawat, dengan cara melakukan observasi atau pengumpulan data satu kali
dilakukan pada saat pemeriksaan atau pengkajian data. Variable independen dan
dependen dinilai secara simultan pada suatu saat (poin time approach), yang
artinya setiap subjek penelitian hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran
kegiatan penelitian yang akan dilakukan meliputi subjek penelitian, variable yang
38
39
Dalam penelitian ini dapat digambarkan Kerangka Kerja secara Skematis sebagai
berikut :
Populasi :
Seluruh Perawat yang berdinas di Ruang Rawat Inap RS PKU Muhammadiyah
Surabaya pada tahun 2019 dengan Jumlah N = 40
Teknik Sampling :
Consecutive Sampling
Sample : n = 30
Seluruh Perawat yang berdinasdi RS PKU Muhammadiyah
Surabaya
Analisis Data
Dengan Uji Chi-Square
Penyajian Hasil
Kesimpulan
Surabaya.
3.3.2 Sampel
diteliti, yang terdiri atas bagian populasi terjangkau yang dapat dipergunakan
sebagai subjek penelitian yang melalui sampling. Sampel dalam penelitian ini
a. Kriteria Inklusi :
b. Kriteria Eksklusi :
subjek yang memenuhi kriteria eksklusi dari Studi karena berbagai sebab.
3.3.3 Sampling
porsi dari populasi yang dapat mewakili populasi yang ada. Dalam teknik
sampling merupakan cara yang ditempuh dalam pengambilan sample, agar dapat
penelitian. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah non
datanya berdasarkan keinginan peneliti yang tertuang dari kriteria inklusi, beras
mengetahui hubungan atau pengaruh terhadap variable lain. Pada penelitian ini,
Definisi
Variabel Indikator Instrumen Skala Kategori
Operasional
Sikap Suatu sikap perawat a. Mudah memaafkan Skor :
Forgiveness yang dapat merubah b. Mudah menerima 1. Sangat tidak
suatu fikiran segala kondisi sesuai dengan
negative menjadi pasien dan rekan saya . STS= 1
positif . yaitu suatu kerja. 2. Agak sesuai
tindakan memaafkan c. Menjadi iklas dan dengan saya. S
yang terjadi ketika sabar =2
dalam melakukan d. Tujuan pekerjaan Kuisioner
Nominal 3. Sangat sesuai
pekerjaan dan tercapai sesuai dengan saya.
menghadapi pasien dengan tarjet SS =3
dan keluarga pasien (waktu, target Kategori :
yang dengan sikap pekerjaan) Noforgiveness = ≤
yang berbeda-beda. 25%
Hallow
forgiveness= 26%
- 50%
Silent
forgiveness= 51%
- 70%.
Total Forgiveness
=71%-100%.
(Thonisiyah
2018).
Kepuasan Kepuasan Kerja a. Emosi dan situasi Skor :
Kerja Perawat merupakan sikap kerja dengan 1. Sangat tidak
yang ditampilan lingkungan baik. Puas STP=1
seorang individu b. Kepuasan 2. Tidak Puas TP
terhadap kondisi terhadap pasien. Kuesioner Nominal =2
kerja yang mereka c. Kepuasan 3. Cukup Puas
alami. terhadap rekan CP = 3
kerja. 4. Puas P = 4
5. Sangat Puas
SP = 5
Kategori :
Tidak Puas=
≤33%
Puas =34%- 66%
Sangat Puas =66%
- 100%
( Susilo 2011).
43
3.6.1 Instrumen
digunakan untuk mengumpulkan data. Pada penelitian ini Instrumen yang akan
digunakan adalah :
Surabaya.
pertanyaan.
Surabaya.
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu indeks yang menunjukan alat ukur atau sebuah
instrument yang akan dilakukan penelitian untuk menjadi alat ukur yang
bias diterima atau standart maka alat ukur tersebut harus melalui uji
2. Uji Reliabilitas
Setelah menguji validitas maka perlu juga menguji reliabilitas data, apakah
alat ukur dapat digunakan atau tidak (Hidayat, 2010). Untuk menguji
2007).
Forgiveness adalah :
0.798
Cronback: 0.778
0.771
Forgiveness adalah :
0.842
45
Juni 2019.
Pada tahap ini dilakukan pemilihan lahan penelitian dan pengurusan izin
uji validitas dari instrument dan dilakukan pemilihan lokasi dan sample
orang perawat. hasil identivikasi data primer diperoleh data dengan skala
1. Umur
2. Jenis Kelamin
4. Masa kerja
5. Asal Universitas
7. Ruangan
Data sekunder dilakukan editing untuk jawaban isian yang tidak sesuai
dianalisis dengan olah data statistik program SPSS.21.0 dengan analysis chart
Teknik analisa data merupakan cara mengolah data agar dapat disimpulkan
1. Editing
Merupakan upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh
2. Coding
kode pada lembar kuesioner untuk Sikap Forgiveness perawat menurut pada
Skala Likert, Dimana Skala Liker dipergunakan untuk mengukur skala Sikap,
Yang dimana dari penjelasan coding dan skala diatas dapat disimpulkan
Adapun kode kuesioner untuk kepuasan kerja perawat Menurut Skala Likert
Dimana hasil Coding diatas dapat disimpulkan bahwa suatu pernyataan yang
3. Scoring
P = F / N x 100%
Dengan Keterangan :
P : Prosentase
4. Tabulating
Dalam tabulating ini dilakukan penyusunan dan penghitungan data dari hasil
coding untuk kemudian disajikan dalam bentuk table dan dilakukan evaluasi.
Data yang diperoleh mulai dari studi pendahuluan sampai akhir disusun
menggunakan table .
program SPSS 21 .
1. Karena uji ini dapat digunakan untuk mengukur suatu tingkat keeratan
data ordinal dengan nilai ≤ 0,05. Artinya jika hasil uji statistik
Muhammadiyah Surabaya.
diri. Jika Subjek ingin mengundurkan diri dari tengah – tengah penelitian
dari penelitian.
responden diberi nama initial dan kode responden mulai dari R1-R30.
3.7.4 Confidentiallity(kerahasiaan)
peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan disajikan atau dilaporkan
responden dan peneliti, Manfaat dari penelitian ini yaitu responden dapat
3.7.6 Justice
sebagai berikut :
lebih tinggi ).
responden.
52
wilayah penelitian.
BAB 4
Hasil bab ini akan dibahas mengenai hasil peneliti meliputi gambaran
umum lokasi penelitian, data demografi responden serta uraian pembahasan hasil
yang dimulai pada bulan Juni 2019. Penelitian berlokasi di rumah sakit PKU
muhammadiyah Surabaya.
KH. Mas Mansyur No. 180-182 Surabaya menyimpan catatan sejarah sendiri
sangat bermakna tersebut yang merupakan cikal bakal berdirinya Rumah Sakit
di PKU Muhammadiyah adalah pelayanan Poli Umum, Poli KIA, dan Rumah
53
54
dimulailah era baru dalam sejarah PKU Muhammadiyah Surabaya, yaitu pada
14 Maret 2002, Walikota Surabaya Bp. Bambang D.H meresmikan Gedung Baru
dengan dibangunnya Gedung B dan C pada tanggal 1 Januari 2004 sampai dengan
Surabaya mulai tanggal 02 Februari 2018 hingga saat ini dipegang oleh Dr. dr.
Kelurahan : Nyamplungan
Kota : Surabaya
Email : rsm_sby@yahoo.com
Website : www.rspkusby.com
55
11. Kapasitas TT : 51 TT
Versi 2012
sakir PKU Muhammadiyah Surabaya pada 1 tahun terakhir ini adalah 37,1 (
40% ). Sedangkan jumlah hari perawatan Lengt Of Stay (LOS) pada 1 tahun
2 responden (6,7%).
K = 1 + 3,33 log 17
= 1 = 4,09
=5
I= =3
57
(3,3%).
responden (43,3%).
(23,3%).
59
Data khusus pada penelitian ini menggunakan dua variable yaitu variable
perawat).
Surabaya.
Tabel 4.6 Identifikasi sikap forgiveness di Rumah Sakit PKU Surabaya pada
28 Juni – 04 Juli 2019.
Forgiveness
Jumlah Prosentase
Sikap Hallow 11 36,7%
Forgiveness
Forgiveness
Silent 19 63,3%
Forgiveness
Noforgiveness 0 0,00%
Total 0 0,00%
Forgiveness
Total 30 100 %
presentase 0,00% .
60
Surabaya
Kepuasan Kerja
Jumlah Prosentase
Kepuasan Tidak 19 63,3%
Kerja
puas
Puas 9 30,0%
Sangat 2 6,7%
Puas
Total 30 100 %
dengan kategori Tidak Puas yaitu 19 responden (63,3%), dan kategori Puas yaitu
yang menyatakan “ sangat puas “ ,presentase sangat puas memiliki nilai dibawah
5 lebih dari 70% ,karena dalam uji chi-square disetiap sel didalamnya tidak boleh
terdapat nilai 0 atau dibahawah 5 lebih dari 20%, sehingga nilai yang telah di
peroleh dari hasil uji chi-square dimapatkan kembali menjadi 2x2 tabel, dengan
mengurangi kategori jawaban terkecil yaitu “Sangat Puas” dimasukkan jadi satu
4.4 Pembahasan
Muhammadiyah Surabaya.
adalah perawat tetap berinteraksi dengan pasien , rekan kerja maupun keluarga
Hal ini sejalan dengan konsep teori Buameister, Exline,dan Somer 1998.
yang melakukan pemaafan ini, intrapsikisnya dapat dirasakan, namun tidak dalam
namun dalam kategori ini orang yang disakiti tidak mengekspresikan bahwa ia
adalah suatu sikap yang ia berikan terhadap pasien maupun teman kerja yang telah
kesalahan kembali yang tidak ia inginkan, namun perawat tidak lagi menyimpan
dendam maupun amarah terhadap orang yang telah menyakitinya. Hal ini dapat
terlihat dari sikap perawat ketika penelitian, yaitu perawat menjawab kuesioner
pada indicator mudah memaafkan dalam pertanyaan nomer 3 dan nomer 2 pada
indicator Mudah menerima segala kondisi pasien dan rekan kerja, pernyataan
nomer 3 menyatakan bahwa “ Belajar dari hal buruk yang telah saya lakukan
membuat saya mudah memaafkan / melupakan kesalahan orang lain kepada saya,
kesalahan-kesalahan yang telah orang lain buat “, yang rata rata dari 30 responden
sebanyak 19 perawat. Hal tersebut dapat dilihat dan dijadikan acuan peneliti untuk
forgiveness / pemaafan secara kogret melalui sikap dan perilaku, namun orang
yang tersakiti belum bisa memahami akan adanya atau munculnya sikap
forgiveness didalam dirinya. Sehingga orang yang tersakiti masih menyimpan rasa
saya memaafkan anda “ kepada pelaku yang menyakitinya. Dalam arti, pihak yang
tersakiti hanya dapat memaafkan secara lisan dan perilakunya saja, namun dalam
hati seseorang yang tersakiti masih belum bisa memaafkan secara total.
sering kali ia tersakiti oleh pasien atau rekan kerjanya , tetapi ia dapat memaafkan
tetapi perawat masih menyimpan perasaan dendam, dan rasa benci terhadap orang
yang menyakitinya. Hal ini dapat terlihat dari sikap perawat ketika penelitian,
yaitu perawat menjawab kuesioner pada indicator menjadi ikhlas dan sabar dalam
lain memperlakukan saya dengan tidak baik, saya akan terus menerus berpikiran
buruk tentang merka, dan saya masih tetap menyimpan rasa dendam dan benci
terhadap orang yang telah menyakiti saya “. Dengan rata rata dari 30 responden
64
sebanyak 11 perawat. Hal tersebut dapat dilihat dan dijadikan acuan peneliti untuk
memiliki sifat yang berbeda –beda , serta unik, maka mereka memiliki karakter
memiliki niat yang berbeda –beda pula, ada yang hanya memiliki niat untuk
mencari materi, serta ada pula yang berniat untuk iklas melakukan pekerjaannya.
Maka kita tidak tahu menggapa dalam penelitian ini muncul sikap Silent dan
perawat yang telah disakiti mampu memaafkan secara lisan tetapi tidak dengan
sikap responden yang mudah menerima segala kondisi pasien dan rekan kerjanya
yang telah kurang ia sadari bahwa setiap orang memiliki sikap yang berbeda-beda.
kategodi salah satunya yaitu Hallow dan Silent Forgiveness kepada orang yang
telah menyakitinya.
Dalam hal ini ada dalam pendapat (Hearts Nashori,et al.2011) bahwa sikap
kemarahan, penilaian negatif, dan perilaku acuh tak acuh terhadap orang lain yang
telah menyakitinya dengan sengaja atau tidak sengaja. Namun dalam hal ini
65
seseorang memaafkan dengan lisan saja tidak pada perilaku atau pada perilaku
tetapi tidak pada lisan, seseorang masih menyimpan perasaan dendam terhadap
pelaku, dengan tidak menolak rasa sakit yang timbul, seseorang tetap
suatu emosional yang berorientasi pada orang lain dan menghasilkan suatu
yang berarti bahwa intrapsikis pemaaf diekspresikan hanya pada 1 sisi yaitu pada
lisan saja tidak pada perilaku, atau pada perilaku saja tetapi tidak pada lisan, dan
forgiveness paling tinggi merupakan perawat yang paling aktif mengikuti proses
Muhammadiyah Surabaya.
Sangat Puas “.Hal ini didasari oleh konsep Robbins & Judge (2008), bahwa
Seseorang yang tingkat kepuasan kerjanya tinggi menunjukkan sikap yang positif
dan melakukanya berdasarkan emosi dan situasi kerja yang baik, dalam hal
sanagat puas dikarenakan, emosi dan situasi dalam lingkungan kerja baik, hal ini
memaafkan saya dapat merasa puas dengan pujian / penghargaan dari pasien,
keluarga pasien, serta atasan, atas pekerjaan yang telah saya lakukan” Dengan rata
menyatakan Sangat Puas sebanyak 2 perawat. Hal tersebut dapat dilihat dan
dipicu karena kepuasan terhadap pasien kurang, dalam hal ini pasien terlalu
yang ia berikan karena didasari oleh paksaan atau tekanan dari pasien, sehingga
muncul kepuasan terhadap pasien kurang “ Tidak puas”. Kepuasan kerja perawat
yang tidak puas disebabkan juga oleh tim work / rekan kerja yang kurang
67
Hal ini dapat terlihat dari pernyataan perawat ketika penelitian, yaitu
puas ketika dapat memaafkan pasien, yang membuat saya tersinggung dengan
tersakiti oleh perkataan pasien, namun saya puas ketika pasien sembuh dan pulang
perawat. Hal tersebut dapat dilihat dan dijadikan acuan peneliti untuk
Dalam hal ini didasari oleh konsep teori Robbins dalam abadi (2015),
dengan orang lain dalam situasi kerja dan dalam organisasi sebagai motivasi untuk
kukuh, mendorong kerja sama yang produktif dan kreatif untuk mencapai sasaran
bersama.
dengan Kepuasan Kerja perawat dengan nilai -value = 0,017 lebih kecil dari =
0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara
sikap forgiveness dengan tingkat kepuasan kerja perawat di rumah sakit PKU
Muhammadiyah Surabaya.
Hal ini sejalan dengan teori Goal Attainment dan menurut konsep
Imogene M.King yang menyatakan kepuasan kerja perawat itu terbentuk karena
ada Sosial Sistem, interpersonal system dan personal system. Personal system
dalam konsep Imogene M.King itu adalah Sikap Forgiveness Perawat meliputi,
perawat dengan pasien, pasien dengan perawat, perawat dengan tim kerja, dalam
hal ini interaksi yang dimaksut adalah suatu proses dari persepsi dan komunikasi
dengan pasien dan perawat dengan rekan kerja. Dan individu dengan lingkungan
yang dimanifestasikan sebagai perilaku verbal dan non verbal dalam mencapai
persepsi berhubungan dengan pengalaman masa lalu, konsep diri, social ekonomi,
genetika dan latar belakang pendidikan. Dimana penilain sendiri diartikan sebuah
dalam penilaian ini terkadang individu salah dalam melakukan penilaian terhadap
individu dan rekan kerjanya. Dimana aksi sendiri meliputi tindakan atau perilaku
yang telah keluar dari dalam dirinya, seperti marah, acuh tak acuh, serta ketus.
Sehingga terjadi interaksi langsung terhadap pasien dan rekan kerja yang
menimbulkan sebauh amarah muncul, dalam interaksi ini sifat forgivenss yang
pengamatan perilaku / sikap perawat terhadap pasien dan rekan kerja dari interaksi
sehingga dalam hal ini mencapai sebuah pencapaina tujuan / kepuasan kerja
dengan tingkat kepuasan yang lebih dominan adalah “Tidak Puas” bekerja dengan
pekerjaan itu sendiri, situasi kerja, kerjasama antar pimpinan dan sesama
sifat forgiveness perawat muncul, dan ketika forgiveness pemaaf muncul dapat
tidak jarang pemaaf hanya memaafkan dengan lisan saja tidak dengan perilaku,
yang berpengaruh terhadap kepuasan kerja. Hal ini di dasari oleh teori Blum yang
menyatakan bahwa sikap umum yang merupakan hasil dari beberapa sikap khusus
diluar kerja.
dan “silent forgiveness” dengan tingkat kepuasan kerja “ Tidak Puas”. Sedangkan
hasil terkecilnya pada kategori “ Puas “. Hal ini mengambarkan bahwa Sikap
forgiveness dengan tingkat Kepuasan Kerja perawatan yang ada di rumah sakit
forgiveness perawat.
perawat di rumah sakit PKU muhammadiyah surabaya. Dimana salah satu faktor
yang mempengaruhi kepuasan kerja menurut Harold E.Burt yakni emosi dan
situasi kerja. Jika seorang perawat dapat meredam emosi yang negative menjadi
positif, maka artinya dia memiliki sikap forgiveness dalam dirinya. Semakin
Kepuasan Kerja perawat. Sedangan pada situasi kerja merupakan suatu dimana
hubungan antar sesama karyawan dengan menjalin relasi dengan baik, sehingga
dalam system kesehatan baik hubungan antara rekan kerja/ teman sejawat dengan
penghubung system kesehatan yang secara 24 jam bekerja, sehingga ada hubungan
antara kepuasan kerja dengan forgiveness perawat. dalam sikap forgiveness yang
saya temukan dalam penelitian ini menunjukan paling dominan adalah hallow
forgiveness dengan “tidak puas” kerja karena, menurut Imogene M.King perawat
dituntut untuk memenuhi kebutuhan pasien dengan adanya timbal balik anatara
perawat dengan pasien. Dalam penelitian ini perawat dituntut untuk memenuhi
kebutuhan pasien tanpa adanya umpan balik yang baik antara perawat pasien,
rekan kerja dengan perawat, perawat dengan instansi pekerjanan terkait ini
bertolak belakang dengan faktor faktor kepuasan kerja itu sendiri, melalui fungsi
(perawat) menjadi positif dimana sikap tersebut meliputi mudah maafkan, mudah
menerima segala kondisi pasien dan rekan kerja, ikhlas dalam melakukan
pekerjaan dan sabar dalam melakukan pekerjanan. Dalam penelitian yang saya
temukan hasil dominan dari kebanyakan responden adalah ketidak puasan akan
72
tanggung jawab yang harus dilakukan dan dijalani secara ikhlas, maka dari hasil
PENUTUP
sikap forgiveness dengan tingkat kepuasan kerja perawat di rumah sakit PKU
sebagai berikut :
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
1. Bagi Responden
Forgiveness dalam dirinya melalui pekerjaan yang ia jalani dengan iklas, sabar
dan mudah menerima segala kondisi pasien, serta teman sejawat, sehingga
73
74
teman sejawat ), karena hal ini sangat berkaitan dengan proses pelayanan
kerja perawat.
dapat membentuk karakter atau nilai bekerja dengan sikap forgiveness untuk
4. Peneliti Selanjutnya
serta lebih memper besar sampel dan memperluas wilayah penelitian, dengan
tipe Rumah Sakit yang sama, serta dinas di ruangan yang sama sesuai dengan
ketetapan penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Annisa, R., & Marettih, A.K.E (2016). Empathy Care Training Untuk
Meningkatkan Perilaku Memaafkan Pada Remaja Akhir. Jurnal Intervensi
Psikologi : 285-303.
Apriasti, F. (2015). Proses Memaafkan Pada Korban Bullying: Studi Kasus Pada
Remaja Di Bantul Yogyakarta. Skripsi. Universitas Islam Negeri Sunan
Kalijaga Yogyakarta.
Doran et al. 2017. Factors Influencing Job Satisfaction Among Long-Term Care
Staff. JOEM Volume 59, Number 11, November 2017.
Ilmu ATS., Hamzah Asiah & Amiruddin R, 2012, Kepuasan Kerja Petugas
Kesehatan Di Instalasi Rawat Inap RS Islam Faisal Makasar
2013,AKK,Vol 1.
75
76
Liu Y., Aungsuroch Y., & Yunibhand J. 2016. Job satisfaction in nursing: a
concept analysis study. International Nursing Review 63. 84-91
Sansoni, J et al. 2016. Nursess Job Satisfaction: An Italian Study. Ann Ig 2016;
28: 58-69
Setiyana, V.Y. (2013). Forgiveness dan Stres Kerja Terhadap Perawat. Jurnal
Ilmiah Psikologi Terapan.1 (2): 376-396.