Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
“ Mikropropagasi”
Oleh :
Nama : Riskawati
Nim : 18.01.316
Kelas : Transfer A 2018
Kultur jaringan dapat didefinisikan sebagai bagian jaringan tanaman yang telah dipisahkan
dari tanaman asalnya dan ditumbuhkan dalam keadaan steril pada suatu medium artifisial
dan sel-selnya mampu tumbuh dan mengadakan pembelahan. Dasar dari kultur jaringan
adalah teori sel yang dikemukakan oleh Schwann dan Schleiden (1833), yang menyatakan
bahwa sel tumbuhan merupakan satuan biologis terkecil yang mampu melakukan aktivitas
metabolisme, reproduksi dan tumbuh. Dari teori tersebut timbullah teori totipotensi sel
tumbuhan yang menyatakan bahwa semua sel tumbuhan mengandung informasi genetik
yang sama sehingga apabila sel tumbuhan tersebut ditanam pada media yang sesuai
mampu tumbuh menjadi tumbuhan baru (Pierick, 1987).
B. TAHAPAN MIKROPROPAGASI
Proses mikropropagasi dilakukan melalui beberapa tahapan, Menurut Murrashige ada 3
tahapan dalam multiplikasi tanaman secara in vitro yaitu :
1. Tahap permulaan : Seleksi dan persiapan tanaman induk
Sebelum melakukan mikropropagasi secara seksama diseleksi tipe dan varietas dari
tanaman induk yang bebas penyakit. Tahapan ini penting agar tingkat kontaminasi dari
eksplan berkurang dan merupakan suatu tahap yang ikut menentukan dalam program
mikropropagasi.
2. Tahap I: Penetapan suatu kultur steril
Langkah permulaan dalam proses mikropropagasi adalah untuk memperoleh kultur
steril dari bahan tanaman terpilih. Sukses pertama yang diperoleh pada tahap ini
adalah bahwa eksplan dapat dipindahkan kelingkungan kultur dan yang kedua adalah
eksplan itu bisa tumbuh. Tahap ini dianggap memuaskan bila sejumlah eksplan dapat
bertahan tanpa kontaminasi dan selanjutnya tumbuh.
3. Tahap II: Produksi kuncup-kuncup yang sesuai
Maksud dari tahap II adalah memperoleh multiplikasi dari organ sehingga terjadi
perturabuhan tanaman baru yang sempurna. Kuncup-kuncup yang dihasilkan pada
tahap II dapat dikultur kembali untuk memperoleh jumlah yang banyak.
4. Tahap III: Persiapan untuk tumbuh dalam lingkungan alam
Kuncup-kuncup atau plantlet-plantlet yang berasal dari tahap II sangat kecil dan belum
mampu untuk tumbuh sendiri di tanah. Pada tahap III ini individu plantlet dapat tumbuh
dan melakukan fotosintesa dan bertahan hidup tanpa pemberian karbohidrat, yang juga
termasuk dalam tahap III ini ialah penumbuhan akar secara in vitro dari kuncup-kuncup
tersebut untuk kemudian dipindahkan ke tanah.
Menurut Debeigh dan Maene tahap III dibagi dalam dua bagian :
Tahap III A : perpanjangan kuncup selama tahap II untuk mendapatkan kuncup
yang sama
buat tahap III B.
Tahap III B: pengakaran secara in vitro tunas tahap III A.
Tahap IV: Pemindahan ke lingkungan alam, untuk memindahkan
plantlet dari in vitro ke ekstra vitrum adalah sangat penting, Jika tidak
diselenggarakan dengan hati-hati, maka pemindahan dapat
mengakibatkan kehilangan tanaman yang cukup berarti(Pierick,1987 ;
Indrayanto 1986).
C. METODE MIKROPROPAGASI
Metode-metode yang secara teoritis digunakan untuk propagasi tanaman secara in vitro
(mikropropagasi) antara lain :
Multiplikasi dari kuncup ketiak.
Pembentukan kuncup dan/ atau pembentukan embrio somatik baik secara langsung
pada bagian jaringan atau organ tanaman induk dan/ atau tidak langsung melalui
massa kalus.
Shoot tip
2. Single "node" culture Metode ini merupakan tehnik in vitro lain yang dapat
dipakai untuk propagasi kuncup ketiak tanaman, Ujung kuncup ditumbuhkan
menjadi kuncup yang tidak bercabang sepanjang 5 - 10 cm yang mengandung
beberapa buku (node) yang nyata dan dapat dipisahkan.