Anda di halaman 1dari 19

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Umum

Darah merupakan media transport tubuh, volume darah manusia sekitar 7 %-10 %

berat badan normal dan berjumlah sekitar 5 liter.Keadaan jumlah darah pada tiap

–tiap orang berbeda bergantung pada usia, pekerjaan serta keadaan jantung atau

pembuluh darah. Darah terdiri atas 2 komponen utama yaituplasma darah (bagian

cair darah yang sebagian besar terdiri atas air , elektrolit, dan protein darah ) dan

butir-butir darah (Blood Corpuscles) yang terdiri atas komponen –komponen yaitu

eritrosit, lekosit dan trombosit (Handayani,2008).

2.2 Tranfusi Darah

2.2.1 Tinjauan Umum Transfusi Darah

Transfusi darah merupakan pemberian infus seluruh darah atau komponen darah

dari satu individu (donor ) ke individu lain (resipien) dengan syarat terjadi

kecocokan antara antigen sel darah merah donor dan antibodi plasma atau serum

resipien sehingga tidak terjadi reaksi hemolitik (Rahmawati, 2005).

Penyediaan darah yang aman sangat diperlukan guna menunjang pengobatan

penderita lewat transfusi darah sehingga akan didapatkan hasil yang optimal. Hal

ini sangat dibutuhkan karena darah merupakan materi biologis sangat terpengaruh

dengan waktu dan lingkungan. Mengingat pentingnya keamanan darah maka perlu

http://repository.unimus.ac.id
6
7

dibuat alur aktifitas kerja yang akan menunjang sistem penyediaan darah yang

aman di Unit Transfusi Darah (Setyati Julia, 2010).

Aluraktifitaspelayanantransfusidarah di Bank Darah RSUD

Bendanadalahsebagaiberikut :

Permintaandarahdari BDRS ke UTD

Pengirimandarahdari UTD

Serahterimadaraholehpetugas UTD ke
BDRS, simpandarah di blood bank

Permintaandarahdariruangan

Identifikasisampel,pemeriksaangolongandarahdanujisilangserasi

Simpan YA
TIDAK Kompatibel ?
darah Penyerahan darah
ke bangsal

Investigasi atau Pemberian darah


rujuk darah ke
ke pasien
UTD

Pencatatan dan pelaporan


pelaksanaan dan reaksi transfusi

Gambar 1.PelayananTransfusiDarah Di Rumah Sakit

SumberPermenkes RI no 91 tahun 2015

http://repository.unimus.ac.id
8

2.2.2 Tujuan Transfusi

Transfusi darah bertujuan untuk memelihara dan mempertahankan kesehatan

donor, memelihara keadaan biologis darah atau komponen-komponennya agar

tetap bermanfaat, memelihara dan mempertahankan volume darah yang normal

pada peredaran (stabilitas peredaran darah), mengganti komponen seluler atau

kimia darah, meningkatkan oksigenasi jaringan , memperbaiki fungsi hemostasis,

tindakan terapi kasus tertentu (Widmann,2005).

2.2.3 SediaanDarah Transfusi

Bentuk sediaandarah untuk transfusi antara lain :

2.2.3.1 Darah utuh (darah lengkap/ Whole Blood).

Pada satu unit (kantong) berisi 350-450 ml darah yang masih lengkap

komponennya, terbagi atas 3 kategori yaitu :

1) Whole blood segara/fresh adalah darah yang disimpan tidak lebih dari 24

jam. Darah ini mengandungfaktor pembekuan yang lengkap termasuk faktor

V dan VIII .

2) Whole bloodbaru adalah darah yang disimpan 3-4 hari. Darah ini kandungan

faktor pembekuan labilnya sudah hampir habis, tetapi kadar 2,3 DPG

didalam eritrosit masih cukup tinggi sehingga kemampuan melepas oksigen

masih baik.

3). Darah simpan biasa (Preserve Blood)Adalahdarah yang disimpan tergantung

pada pengawet yang dipakai. Darah CPD dapat disimpan sampai 21-28 hari

sedangkan darah CPDA‫־‬¹ dapat disimpan 28-35 hari (Waterburry

Larry,2001).

http://repository.unimus.ac.id
9

Salah satu bentuk kelainan sel yang dapat diliat pada hapusan darah adalah

Crenasi.Crenasiadalah perubahan morfologi dari sel eritrosit yang terdapat

tonjolan tajam atau tumpul dengan ukuran jumlah yang sama pada pada membran

selnya. Crenasi bisa dimungkinkan terjadi karena kesalahan tehnis atau pada saat

pengambilan sampel (Soepraptini J,2011).

Perubahan bentuk sel eritosit menjadi crenasibisa terjadi akibat dehidrasi sel

eritrosit. Hilangnya elektrolit ekstraseluler menyebabkan penurunan cairan

eksraselular. Perpindahan cairan dari intraselular ke bagian ekstraselular dapat

terjadi karena efek osmotik yang menyebabkan eritrosit dehidrasi. Dehidrasi ini

merupakan respon terhadap habisnya persediaan sel ATP atau kandungan kalsium

intraseluler meningkat. Selain itu meningkatnya Kalsium intraseluler dapat

menyebabkan hilangnya kalium,air dan ATP (Soepraptini J,2011).

Hasil penelitian sebelumnya pada hapusan darah menunjukkan bahwa tidak ada

perbedaan nyata antara gambaran hapusan darah sampel sebelum dan sesudah

penyimpanan. Meskipun terdapat perubahan bentuk sel eritrosit yaitu pada seluruh

sampel setelah masa simpan 21 hari terlihat adanya crenasi tetapi tidak

menunjukkan hasil yang segnifikan dan masih dianggapnormal.Pada penelitian ini

tidak nampak adanya rouleaux pada seluruh hapusan sebelum dan sesudah

penyimpanan (Soepraptini J,2011).

Semakin lama waktu penyimpanan maka jumlah hitung sel –sel darah merah

makin berkurang karena sel –sel rusak (hemolisis) atau mati. Selama

http://repository.unimus.ac.id
10

penyimpanan sel –sel darah merah mengalami perubahan biokimiawi, biomekanis

dan reaksi imunologis, menyebabkan terjadinya kerusakan stuktural/morfologis

yang dikenal sebagai storage lesion. Eritrosit merupakan sel darah yang paling

mudah mengalami kerusakan ini (Fitria Laksmindra.2016)

Konsentrasi antikoagulan yang tidak tepat dapat juga mengakibatkan terjadinya

gangguan tonisitas, menyebabkan pembengkakan sel, hemolisis ataupun krenasi

(Fitria Laksmindra.2016).

Sel darah merah yang telah mengalami penyimpanan lama akan memiliki

fungsi yang berkurang kelenturan membrannya akan hilang. Selama masa

penyimpanan, sel darah merah tidak mengalami proses produksi dan hanya

mengandalkan glukosa plasma sebagai sumber energi. Penurunan jumlah sel

darah merah masih berlanjut hingga H+7 diduga karena eritropoiesis yang belum

efektif. Perubahan dari eritropoiesissteam sel hingga menjadi retikulosit

membutuhkan waktu 3-5 hari. Dua hari kemudian, retikulosit yang dilepaskan

dalam sirkulasi akan melepaskan ribosom dan menjadi sel darah merah

(Rahmayanti Anita, 2012).

2.2.3.2 Sel Darah Merah (Eritrosit)

Eritrosit diberikan untuk memperbaiki kapasitas oksigen darah, sehingga

komponen darah yang lain tidak perlu diberikan,eritrosit diberikan dalam bentuk :

1) Packed Red Cell (Sel darah merah pekat)

2) Red Cell Suspention (suspensieritrosit)

3) Washed Red Cell (sel darah merah cuci)

http://repository.unimus.ac.id
11

2.2.3.3Trombosit

Pemberian trombosit sering kali diperlukan pada kasus perdarahan yang

disebabkan oleh kekurangan trombosit. Pemberian trombosit yang berulang-ulang

penyebabkan pembentukan trombosit antibodi, bila tidak diperiksa dulu trombosit

antigen yang cocok (Waterburry Larry,2001).

2.2.3.3 Lekosit

Sediaan lekosit dapat diperoleh dengan cara Leukoforesa. Karena umur lekosit

pendek maka lekosit pendek untuk keperluan transfusi harus baru sedangkan

sumber lekosit dapat dipergunakan darah lengkapatau darah biasa.

2.2.3.4 Plasma Darah

Plasma darah diperoleh dengan cara memisahkan darah lengkap dan

elemen selulernya.Mengandung factor stabil fibrinogen, albumin, dan globulin.

Dari 250 cc darahlengkapdiperoleh 125 cc plasma dandapatbertahanselama 2

bulanpadasuhu 40C (Waterburry Larry,2001).

2.3Komponen Darah

Darah terdiri dari dua komponen utama yaitu plasma darah yang merupakan

bagian cair darah yang sebagian besar terdiri dari air, elektrolit dan protein darah

serta butir-butir darah (blood corpucles) yang terdiri dari komponen-komponen

sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (lekosit) dan trombosit(Bakta,2006)

Eritrosit selama hidupnya tetap berada dalam darah. Sel-sel mampu mengangkut

oksigen secara efektif tanpa meninggalkan pembuluh darah serta cabang-

cabangnya. Lekosit melaksanakan fungsinya di dalam jaringan, sedangkan

keberadaannya dalam darah hanya melintas saja. Trombosit melakukan fungsinya

http://repository.unimus.ac.id
12

pada dinding pembuluh darah, sedangkan trombosit yang ada dalam sirkulasi

tidak mempunyai fungsi khusus (Hoffbrand,2006).

2.3.1 Eritrosit

Eritrosit merupakan sel yang terbanyak dalam darah perifer. Jumlah pada orang

dewasa normal berkisar antara 4-6 juta sel /ul. Eritrosit mempunyai bentuk

bikonkaf dengan diameter sekitar 7 mikron yang memberi gambaran seperti cincin

pada sediaan hapus darah tepi (Kosasih, 2008).

Bikonkavitas memungkinkan gerakan oksigen masuk dan keluar sel secara cepat

dengan jarak yang pendek antara membran dan inti sel. Warnanya kuning

kemerah-merahan, karena di dalamnya mengandung zat yang disebut hemoglobin.

Sel darah merah tidak memiliki inti sel, mitokondria dan ribosom, tidak

melakukan mitosis, fosforilasi oksidatif sel atau pembentukan protein ( Wiwik

handayani,2008).

Fungsi utama eritrosit adalah membawa oksigen dari paru ke jaringan dan

membantu pembuangan karbon dioksida dan proton yang dihasilkan oleh

metabolisme jaringan tubuh. Untukmencapaipertukaran gas

ini,eritrositmengandung gas khususyaitu haemoglobin.

Tiaperitrositmengandungsekitar 640 jutamolekul haemoglobin. Setiap orang

memproduksisekitar 10¹² eritrosit (seldarahmerah) barutiapharimelalui proses

eritropoiesis yang kompleksdanteraturdenganbaik yangterjadi di

dalamsumsumtulang, danmenghasilkan stadium retikulosit

yangmasihmengandungsedikit RNA ribosomdanmasihmampumensitesis

haemoglobin.

http://repository.unimus.ac.id
13

Eritrositmaturberwarnamerahmudaseluruhnya.Eritropoiesisdiaturolehhormoneritr

opoitin (Hoffbrand,2006).

2.3.2Struktur Eritrosit

Sel darah merah (eritrosit) merupakan cairan bikonkaf dengan diameter sekitar 7

mikron. Bikonkavitas memungkinkan gerakan oksigen masuk dan keluar sel

secara cepat dengan jarak yang pendek antara membran dan inti sel. Warnanya

kuning kemerah-merahan karena di dalamnya mengandung suatu zat yang disebut

hemoglobin. Sel ini hanya terdiri atas membran dan sitoplasma tanpa inti sel(

Bakta,2006). Komponen eritrosit terdiri dari :

2.3.2.1Membran eritrosit

2.3.2.2 Sistem enzim yang terpenting enzim G6PD (glucose6-Phospate

dehydrogenase)

2.3.2.3 Hemoglobin : berfungsi untuk mengikat oksigen, satu gram

hemoglobinakanbergabung dengan1,34 ml oksigenyang

komponennyaterdiriatasheme ( gabungan protoforfirin dengan besi) dan globin

(bagian protein yang terdiri atas 2 rantai alfa dan 2 rantai beta). Terdapat 300

molekul hemoglobin dalam setiap sel darah merah.Tugas akhir dari hemoglobin

adalah menyerap karbondioksida dan ion hidrogen serta membawanya ke paru

tempat zat-zat tersebut dilepaskan dari hemoglobin.

2.3.3DestruksiEritrosit

Proses penghancuran eritrosit atau destruksi yang terjadi karena proses penuaan

disebut proses senencence. Sedangkan destruksi patologik disebut hemolisis.

Hemolisis dapat terjadi intravaskuler dapat juga ekstravaskuler terutama pada

http://repository.unimus.ac.id
14

sistem RES yaitu linen dan hati( Bakta,2006) . Jikaeritrosittelahdalamsirkulasi,

makadalamkeadaan normal umurnya rata-rata 120 hari.Eritrosit yang

lebihtuamenjadirapuhdanjikadindingselnyamenjadisangatrapuhmakaeritrositdapat

pecah (Rahmayanti Anita,2012)

Menghitung jumlah eritrosit dapat menggunakan cara manual atau

automatic.Prinsipmenghitungeritrositsecara manual adalahdengan menggunakan

larutan yang

bersifatisotonisterhadaperitrositsedangkanlekositdantrombositdilisiskansehinggaer

itrositmudahdihitung.Jumlaheritrositpersatuan volume

darahditentukandenganmenghitungseldibawahmikroskopdankemudianmengalikan

nyadenganmenggunakan factor pengalitertentu.Volume yang kecil dan

pengenceran yang tinggi memakan waktu dan ketelitian yang lebih.Reagen yang

digunakanadalahlarutanhayem.Kekurangandarimetode manual

adalahtingkatkesalahan yang besarantara 11-30 % ( rata-rata ssekitar 20% ).

Sedangkankelebihannyaadalahdalamhalbiayabisaditekanataumurah

(Gandasoebrata, 2013)

Seiring perkembangan ilmu dan tehnologi ,pemeriksaan jumlah eritrosit bisa

juga dilakukan dengan cara automatic dengan menggunakan alat hematology

analizer. Penghitunganjumlaheritrositdenganmenggunakanmetode automatic

dapatmemberikanhasilyang dapatdiandalkandan

reproducible.Instrumeninidiprogramuntukdapatmemberikanhasil yang

secaracepatdanakurat.Sedangkankekurangandenganmetodeautomaticadalahselain

mahaljugasel-sellainnyaikutdiperiksa.

http://repository.unimus.ac.id
15

2.4Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Jumlah Eritrosit

2.4.1 Faktor Pra analitik

Merupakantahap penentuan kualitas sampel yang akan digunakan pada tahap –

tahap selanjutnya. Pada Tahap inimeliputi : ketatausahaan, persiapan spesimen,

pengumpulan spesimen, penenganan spesimen (Riswanto:2013). Kesalahan pada

proses pra analitikdalam pemeriksaan laboratorium memberikan kontribusi 62 %

dari total keseluruhan pemeriksaan laboratorium(Mengko R,2013)

1) Persiapan Pengumpulan Sampel

Spesimen yang akan di periksa laboratoriumharuslah memenuhi persayaratan

jenis sesuai jenis pemeriksaan , volume mencukupi, kondisi tidak lisis, tidak

kadaluarsa, pemakaian antikoagulan sebagai bahan pengawet tepat, ditampung

dalam wadah yang memenuhi syarat, identitas data yang benar sesuai dengan data

pasien (Riswanto,2013)

2) Pengambilan sampel

Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan sampel antara lain :

a.Tehnik atau cara pengambilan. Pengambilan spesimen harus dilakukan dengan

benar dengan standartoperating procedur (SOP) yang ada

b. Cara penampungan spesimen dalam wadah yangbersih dan kering, pastikan

sampel bisa tercampur dengan antikoagulan dalam proses homogenasi.

3) Suhu

Penyimpanankomponendarahdilakukansesuaidenganmacamkomponendarahnya.

Darahlengkapatau whole blood denganantikoagulanCPDA‫־‬¹ (Citrate Phosphat

http://repository.unimus.ac.id
16

Dextrose Adenin-1 ) disimpanpadasuhu 2°C-6°Cdengan lama penyimpanan 35

hari. Penyimpanan di

luarsuhutersebutakanmengurangikemampuanuntukmenyalurkanoksigen.

CPDA‫־‬¹mengandung dextrose danAdenine yang akanbersama-

samaseldarahmempertahankan ATP

selamapenyimpanankarenaglukosamerupakanzat yang

pentinguntukmenjagadayahidupseldarahmerah. Alasanpenyimpananpadasuhu

2°C-6°Cadalah untukmenjaga dextrose agar tidakcepathabis, selainitusuhu 2°C-

6°Cakanmengurangipertumbuhanbakteri yang

kemungkinanmengkontaminasidarahselamapenyimpanan. Penyimpanandarah di

atassuhu 6°Cmenyebabkanpertumbuhanbakterisecaracepat,

sehinggamungkindapatmenimbulkanreaksitransfusi yang dapat berakibat fatal

bagipenderita yang menerimanya (Setyati,2010).

Pemeliharaansuhupenyimpanansangatpentinguntukmempertahankankemampuand

arahuntukmembawaoksigen. Batas atas

6°Csangatpentinguntukmeminimalkanpertumbuhankontaminasibakteripadawhole

blooddanpadasuhukurangdari 2°Ceritrositmenjadihemolisis (Bain Barbara,2014).

Suhu di dalamlemariestempatmenyimpandarahharusdicatatsecaraberkalapaling

tidakdua kali sehari.Cara paling mudahdanamanadalahmenggunakan

thermometer.Beberapajenislemariesmemiliki system khusus yang

mencatatsuhudidalamnyasecaraotomatis, namunpengukuransecara manual dengan

thermometer tetappenting (Dinkes Prov,2002).

http://repository.unimus.ac.id
17

4) pH

Darah ditampung dalam penampung yang berisi media perlindungan terhadap

darah donor normal dengan pH 7,4 maka pH darah akan berubah selama masa

penyimpanan. Dalam suasana alkali darah CPDA‫־‬¹ membuat 23-DFG eritrosit

lebih awet (Wagener,1980).

5) Zat Pengawet (Antikoagulan)

Baik untuk keperluan rujukan maupun keperluan pemeriksaan tertentu

kadang - kadang memerlukan darah yang tetap dalam keadaan tidak

membeku,untuk keperluan tersebut ada beberapa tindakan yang harus

dilakukan yaitu :

a.Mempergunakan antikoagulan bahan yang dapat mengikat ion

kalsiumsehingga darah tidak dapat (membeku).

b. Membuat darah defibrinasi (mengaduk-aduk darah dengan butiran gelas

sehingga seluruh fibrin akan melekat pada butiran gelas tesebut dan darah

dalam keadaan cair).

c. Mempergunakan peralatan yang dilapisi dengan silikon sehingga mencegah

aktivitas faktor XII dan adesi trombosit pada dinding gelas(E.N. Kosasih

2008).

Jenis antikoagulan yang digunakan untuk penyimpanan darah donor, antara lain :

a. Natrium citrat (larutan 3,4 - 3,8 %)

Bersifat isotonik terhadap eritrosit pada perbandingan 1 volume Na Citrat : 4

volume darah. Tidak toksik sehingga dalam keadaan steril dapat langsung dalam

http://repository.unimus.ac.id
18

semprit. Darah ini dapat disimpan 2-3 hari pada suhu 4°C. Dilengkapi dengan

membubuhkan dexstrosa atau glukosa bahari metabolisme bagi eritrosit.

b. ACD (Acid Citrat Dexstrosa)

Antikoagulan ini merupakan campuran dan glukosa, trisodium citrat, asam citrat

diencerkan dengan aquades. Darah ACD dapat disimpan sampai 21 hari

pada temperatur ± 4°C. Selama 14 hari 90% eritrositnya masih bertahan

hidup, dan ini akan turun menjadi 70 % setelah disimpan selama 21 hari.

Kecuali itu terjadi perubahanperubahan pH, kadarK+, Na+, amoniak, asam

laktat, dan kemampuan melepaskan oksigen ke jaringan sangat minimal

(Wagener, 1980).

c. CPD dan CPDA‫־‬¹

Antikoagulan untuk darah donor yang bisa bertahan 21-28 haripada suhu

2-6°C. Pemeliharaan ATP selama penyimpanan berhubungan dengan viabilitas

setelah transfusi. Antikoagulan ini berisi Trisodium sitrat, asam sitrat,

dekstrosa, monosodium phospat, sedang CPDA‫־‬¹ ditambahkan adenin. Dekstrosa

memberikan sejumlah bantuan terus menerus bagi perbaikan ATP. CPD dan

CPDA‫־‬¹terdiri dan 20 g/l dekstrosa. Penambahan adenin pada CPDA‫־‬¹ akan

menghemat substrat dan sel darah merah dalam sintesa ATP. Viabilitas sel darah

merah lebih baik dibandingkan CPD tanpa adenin Kuantitas asam sitrat dan

trisodium sitrat pada larutan CPD danCPDA‫־‬¹ sama sehingga pengeluaran ion K

dapat ditekan sehinga membuat 2.3- DPG eritrosit lebih awet. Tambahan sitrat

juga menghambat terjadinya glikolisis, tinggi sedangkan sodium biphospat

http://repository.unimus.ac.id
19

mempertahankan pH alkali) selama penyimpanan. Pemberian antikoagulan ini

sebanyak1,4 ml untuk 10 ml darah, 63 ml dalam standart

plastik bag adalah450 ±10 % darah (405-495 ml). Jika volumenya kurang

300-400 ml) sel darah merah dapat digunakan tetapi harus bersegel.

bertuliskan Unit Volume Rendah. (Richard H Walker MD, 1993).

d. Heparin

Hanya dipergunakan kalau dalam waktu yang singkat harus diberikan sejumlah

besar darah. Darah heparin hanya bertahan dalam beberapawaktu saja dalam

vitro (Soebrata,2013).

6) Lama Penyimpanan

Tabel 2 waktu penyimpanan darah donor berdasarkan jenispengawetnya

Jenis Pengawet Lama Simpan

ACD (Acid Citrat Dextrose) 21 hari


CPD (Citrat Phospat Dextrose) 28 hari
CPDA‫־‬¹ (CitratPhospatDextroseAdenin) 35 hari

Sumber Rahmawati B,2005

Apabila darah donor disimpan dalam waktu tertentu dapat mempengaruhi

terhadap jumlah eritrosit, dimana terjadi penurunan kadar 2.3-DPG yang

fungsinya menentukan afinitas oksigen dan eritrosit yaitu makin rendah

kadar 2,3-DPG makin tinggi afinitas oksigen dan eritrosit. Umur eritrosit dalam

tubuh ialah 120 hari.Sehingga tiap hari ± 1 % eritrosit musnah dan dibentuk

yang baru,dalam keadaan yang tidak alamiah seperti dalam botol atau plastik

banyak equilibrium tidak ada, yang ada hanya penghancuran sel-sel tanpa ada

peremajaan. Maka tujuanblood storage dengan proses yang khusus adalah

memperlambat penghancuran agar ketiadaan peremajaan dapat diatasi. Sel

http://repository.unimus.ac.id
20

darah merah yang telah disimpan selama 30 hari,dalam 24 jam 25% akan

rusak dankeluar dari sirkulasi,sedangkan sisanya akan mengalami kerusakan

lebih dari 1% perhari,ini diduga karena setelah penyimpanan jangkapanjang sel

darah merah yang muda akan lebih cepat rusak dari pada sel darah merah yang

telah sempurna pembentukannya ( Masri Rustam,1978).

Perubahan-perubahan sel darah merah darah, salah satunya viabilitas eritrosit

yang menurun setiap hari sebagai akibat penurunan kadar ATP. Setelah

transfusi,eritrosit donor yang rusak segera disingkirkan oleh tubuh

resipien.Eritrosit yang dapat melewati 24 jam pertama setelah transfusi akan

mempunyai kelangsungan hidup yang normal. Kriteria viabilitas yang adekuat

dari darah yang disimpan apabila kelangsungan hidup eritrosit sebanyak 70%

setelah 24 jam pasca transfusi.Makin lama darah disimpan makin banyak sel

darah merah yang dihancurkan dan makin kecil jumlah sel darah merah yang

dapat bertahan hidup (Richard. H. Walker M.D, 1993).

2.4.2 Faktor Analitik

Proses analitik adalah tahap pengerjaan spesimen sehingga diperoleh hasil

pemeriksaan (Depkes RI,1999)

1) Pemeriksaan laboratorium

Pemeriksaan jumlah eritrosit dalam whole blood segera dan pada masa simpan 1,3

dan 7 hari di Bank darah RSUD Bendan Pekalongan

2) Pemeliharaan dan Kalibrasi alat

http://repository.unimus.ac.id
21

Alat bila tidak dilakukan perawatan secara rutin maupun kalibrasi maka akan

mempengaruhi hasil pemeriksaan jumlah eritrosit menjadi lebih tinggi atau lebih

rendah . Upaya untuk mengoreksi alat Hematology Analizer merupakan sebuah

upaya yang baik karena kita tahu bahwa tidak semua alat luput dari kesalahan dan

ketidatelitian . Perlu adanya pemahaman untuk menilai dan memilah kesalahan

yang terjadi saat pengerjaan dengan Hematology analyzer .

Penyebab kesalahan pada alat hitung hematology analyzer antara lain :

a. Salah cara sampling

b. Salah penyimpanan spesimen dan waktu pemeriksaan ditunda terlalu lama

sehingga terjadi perubahan morfologi sel darah

c. Kesalahan tidak mengocok sampel secara homogen

d. Kehabisan reagent lise sehingga seluruh sel tidak dihancurkan saat

pengukuran sel tertentu

e. Kalibrasi dan kontrol tidak benar. Tidak melakukan kalibrasi secara berkala

dan darah kontrol sudah mengalami expired date tapi tetap dipakai karena

menghemat biaya operasional.

f. Homogenisasi dan volume sampel kurang. Kesalahan ini terutama bila tidak

memiliki alat pengocok otomatis (nutator) dikhawatirkan tidak sehomogen

saat sampel darah diambil dari tubuh pasien, untuk sampel yang volume nya

terlalu sedikit untuk menghindarinya perlu proses sampling ulang.

g. Alat atau reagent rusak. Terjadi dialat Warning karena tmperatur ambiyent

abnormal. Reagensia yang digunakan jelekdan mungkin terkontaminasi oleh

udara luar

http://repository.unimus.ac.id
22

h. Sampel ada kelainan khusus

3) Kualitas Reagen

Reagen harus diperlakukan sesuai dengan aturan yang diberikan pabriknya

termasuk cara penyimpanan,penggunaan dan expirednya. Pemakaian reagent yang

sudah rusak oleh karena sudah expired ataupun penyimpanan dalam suhu yang

salah bisa menyebabkan penurunan jumlah eritrosit. (Nurrachmat H,2005).

4) Pemeriksa

Faktor pemeriksa juga dapat berpengaruh terhadap hasil pemeriksaan jumlah

eritrosit, bila sampel tidak dicampur dan dikocok dengan benar sebelum sampel

diperiksa atau saat sampel dihisap oleh alat penghisaptidak sampai dasar tabung

sampel atau hanya pada permukaan tabung sampel maka hasil pemeriksaan

jumlah bisa berpengaruh rendah (Nurrachmat H,2005).

2.4.3 Faktor Post Analitik

Proses post analitik adalah tahap akhir pemeriksaan yang dikeluarkan untuk

meyakinkan bahwa hasil yang dikeluarkan benar- benar valid atau dapat

Dipertanggungjawabkan (Depkes RI,1999). Kegiatan pencatatan dan pelaporan

hasil laboratorium harus dilaksanakan dengan cermat dan teliti karena dapat

mempengaruhi hasil pemeriksaan seta dapat mengakibatkan kesalahan dalam

penyampaian hasil pemeriksaan (Depkes RI,1999).

2.5 Kerangka Teori

Darah

http://repository.unimus.ac.id
23

Transfusi Darah Whole Blood

Whole Blood Segera Whole Blood Simpan 1


hari, 3 hari, 7 hari

Pemeriksaan Hematologi

Faktor –faktor
yang mempengaruhi
Stuktur Eritrosit
hasilPemeriksaan Eritrosit

Destruksi Eritrosit
Pra Analitik Analitik Post Analitik

1. Persiapan
pengumpulan sampel 1. Pemeriksaan Laboratorium
2. Pengambilan sampel 2. Pemeliharaan dankalibrasi
3. Suhu
alat
4. pH
5. Antikoagulan 3. Kualitas reagen
6. Lama Simpan 4. Ketrampilan pemeriksa

Penundaan : segera, 1,3,7 hari Hematology analizer Hasil Jumlah Eritrosit

2.6 Kerangka Konsep

http://repository.unimus.ac.id
24

Lama Simpan

Whole Blood Simpan Jumlah Eritrosit


CPDA‫־‬¹

2.7 Hipotesa

Ada pengaruh lama simpanwhole blood segera dan pada masa simpan 1,3 dan 7

hari terhadap jumlah eritrositdi Bank Darah RSUD Bendan Pekalongan.

http://repository.unimus.ac.id

Anda mungkin juga menyukai