Revisi Proposal
Revisi Proposal
PROPOSAL
Nurul Ulfah
1152090078
Segala puji dan syukur bagi Allah Swt. yang telah memberikan rahmat dan kuasa-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian yang berjudul “Penerapan Model
Pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) Untuk Meningkatkan Keterampilan Komunikasi Siswa
Pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak” (Penelitian Tindakan Kelas Di kelas IV MI Al-Huda
Rancaekek).
Proposal penelitian ini dibuat untuk memenuhi tugas akhir dan menempuh gelar Sarjana
Pendidikan jenjang S-1 Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) di
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung.
Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah terlibat dalam proses
pembuatan proposal penelitian ini, baik itu berupa bimbingan moral ataupun material.
Diharapkan dengan adanya proposal penelitian ini, dapat menjadi referensi dan sumber ilmu
pengetahuan yang bermanfaat bagi yang membacanya.
Penulis menyadari bahwa penulisan proposal penelitian ini , masih jauh dari kata sempurna
baik secara teori maupun teknis. Oleh karena itu penulis harapkan kritik dan saran dari berbagai
pihak sebagai bahan perbaikan dalam pembuatan karya tulis ilmiah selanjutnya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Aktivitas Guru Dan Siswa .............................................................................. 18
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
Penerapan Model Pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) untuk
meningkatkan Keterampilan Komunikasi Siswa Pada Mata Pelajaran Akidah
Akhlak
Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Siswa Kelas IV di MI Al-Huda
Rancaekek
Peran guru dalam pembelajaran itu sangatlah penting, karena disini gurulah
yang menjadi pengelola proses belajar mengajar. Pembelajaran dapat terjadi apabila
adanya interaksi antara pendidik dan peserta didik , proses interaksi tersebut salah
satunya yaitu dengan komunikasi. Guru dan siswa diharapkan dapat
mongkomunikasikan materi pembelajaran dengan baik.
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan (ide, gagasan) dari satu
pihak ke pihak lain agar saling mempengaruhi diantara keduanya. Adapun
komunikasi dalam pendidikan merupakan unsur yang sangat penting kedudukannya.
Bahkan ia sangat besar peranannya dalam menentukan keberhasilan pendidikan
(Sutikno : 2010).
Unsur pertama dan yang paling utama adalah seorang komunikator yang
mempunyai sejumlah kebutuhan berupa ide-ide, sasaran-sasaran, atau gagasan yang
dapat membantu berbagai pemecahan masalah.
Kedua, adanya komunikan, orang yang diajak berkomunikasi atau orang yang
menafsirkan pesan dari pengirim informasi.
Ketiga, adanya suatu tujuan yang hendak dicapai yang dibutuhkan kerjasama.
Keempat, adanya suatu gagasan suatu ide yang perlu disebarkan sebagai alat
untuk mempengaruhi orang lain, sehingga orang lain itu dapat merespon dengan
positif.
Kelima, tersedia saluran yang dapat menghubungkan sumber informasi
dengan penerima informasi, sehingga terjadi hubungan timbal balik antara
komunikator dan komunikan.
Keenam, adanya umpan balik hasil komunikasi atau respon dari penerima
berita
Ketujuh, adanya noise, gangguan tak terencana yang terjadi dalam proses
komunikasi sebagai akibat diterimanya pesab lain oleh komunikan yang berbeda
dengan pesan yang disampaikan oleh komunikator kepadanya. Dengan kata lain,
gangguan adalah semua faktor yang mengganggu, membingungkan atau
mengacaukan proses komunikasi (Sutikno, 2010).
Kurikulum dalam arti luar ialah: yang meliputi seluruh program dan
kehodupan dalam sekolah. Sekolah dapat dipandang sebagai bagian dari kehidupan.
Oleh karena itu, kurikulum sangat berpengaruh sekali kepada maju mundurnya
pendidikan. Kurikulum itu tidak statis, tetapi dinamis dan senantiasa dipengaruhi oleh
perubahan-perubahan dalam faktor-faktor yang mendasarinya. (Wijaya, dkk ,1992).
Kurikulum ialah sejumlah mata ajaran yang harus ditempuh dan dipelajari
oleh siswa untuk memperoleh sejumlah pengetahuan. Tujuan kurikulum adalah
tujuan yang hendak dicapai oleh suatu program studi, bidang studi dan suatu mata
ajaran, yang disusun berdasarkan tujuan institusional. Perumusan tujuan kurikulum
berpedoman pada kategorisasi tujuan pendidikan/ taksonomi tujuan, yang berkaitan
dengan bidang-bidang studi bersangkutan (Malik, 2009).
Karena kurikulum itu bersifat dinamis maka dapat disimpulkan bahwa dengan
adanya kurikulum 2013 ini benar memang seharusnya siswa yang lebih aktif dalam
pembelajaran dan guru hanya sebagai fasilitator saja. Dalam kurikulum 2013
pembelajaran itu harus berpusat pada siswa sehingga diharapkan mereka dapat
menggali sejumlah pengetahuan sendiri sehingga mereka tidak menjadikan guru
sebagai satu-satunya sumber belajar, tetapi mereka bisa mendapatkan pengetahuan
dari manapun.
Salah satunya yaitu dengan teman, mereka dapat saling berbagi pengetahuan,
oleh karena itu siswa harus dapat berkomunikasi dengan baik agar saat mereka
sedang bertukar pengetahuan tidak terjadi kekeliruan yang dapat menyebabkan
mereka salah tangkap mengenai materi yang sedang dibahasnya.
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui keterampilan komunikasi siswa sebelum penerapan
model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) pada mata pelajaran
Akidah Akhlak kelas IV MI
2. Untuk mengetahui proses pembelajaran pada saat menerapkan model
pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) untuk meningkatkan
keterampilan komunikasi siswa pada mata pelajaran Akidah Akhlak kelas
IV MI
3. Untuk mengetahui keterampilan komunikasi siswa setelah penerapan
model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) pada mata pelajaran
Akidah Akhlak kelas IV MI
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat untuk memperbaiki kualitas
pembelajaran. Khususnya bagi siswa, guru, sekolah, dan peneliti.
1. Manfaat bagi siswa
a. Dapat meningkatkan keterampilan komunikasi siswa pada mata
pelajaran akidah akhlak.
b. Dapat memberikan pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan
dengan menggunakan metode pembelajaran Two Stay Two Stray
(TSTS).
2. Manfaat bagi guru
a. Membantu guru untuk mengatasi berbagai permasalahan di kelas,
khususnya dalam mata pelajaran Akidah Akhlak.
b. Membantu guru menyajikan materi pembelajaran dengan metode Two
Stay Two Stary (TSTS) agar pembelajaran di kelas menjadi menarik
dan menyenangkan.
3. Manfaat bagi sekolah
a. Diharapkan dapat memberikan kualitas pembelajaran di MI Al-Huda
dmenjadi lebih baik lagi
b. Diharapka juga dapat memberikan informasi sebagai bahan
pertimbangan untuk menyusun program pengajaran sekolah dan usaha
meningkatkan keterampilan komunikasi siswa dengan memanfaatkan
model pembelajaran kooperatif tipe TSTS.
4. Manfaat bagi peneliti
a. Dapat memberikan pengalaman baru untuk menyelesaikan masalah-
masalah dalam pembelajaran menggunakan medel pembelajaran Two
Stay Two Stray (TSTS).
b. Dapat menyelesaikan tugas akhir.
E. Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian
Ruang lingkup penelitian masalah ini tidak jauh dari variable yang digunakan.
Model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) adalah salah satu model
pembelajaran kooperatif yang menekankan siswa dapat berpartisipasi aktif dalam
pembelajaran. Model pembelajaran Two Stay Two Stray ini merupakan salah satu
cara untuk meningkatkan keterampilan komunikasi siswa pada mata pelajaran
akidah akhlak.
Berdasarkan ruang lingkup permasalahan diatas, maka penelitian dibatasi
dengan berbagai aspek, diantaranya :
1. Subjek yang diteliti adalah siswa kelas IV MI Al-Huda Rancaekek
2. Materi yang dipilih adalah materi semester genap yaitu Akhlak Terpuji
Nabi dan Rasul.
3. Penelitian ini mengembangkan model pembelajaran Two Stay Two
Stray untuk meningkatkan komunikasi siswa.
F. Kerangka Berfikir
Model pembelajaran perlu dipahami guru agar dapat melaksanakan
pembelajaran secara efektif dalam meningkatkan hasil pembelajaran. Dalam
penerapannya, model pembelajaran harus dilakukan sesuai dengan kebutuhan
siswa karena masing-masing model pembelajaran memiliki tujuan, prinsip, dan
tekanan utama yang berbeda (Isjoni, 2014).
Model pembelajaran ialah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam
merencanakan pembelajaran di kelas maupun tutorial. Menurut Arends, model
pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan digunakan termasuk di
dalamnya tujuan-tujuan pembelajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran,
lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas (Suprijono, 2013).
Maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah sebuah
rancangan sistematis yang menggambarkan proses pembelajaran dengan
menggunakan model tertentu, sekaligus sebagai pedoman bagi para perancang
pembelajaran dan para guru dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.
Model pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi
semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh
guru atau diarahkan oleh guru. dalam pembelajaran koperatif peserta didik
bertanggung jawab atas belajar mereka sendiri dan berusaha menemukan
informasi untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dihadapkan pada mereka
(Suprijono, 2013).
Cooperative learning berasal dari kata cooperative yang artinya
mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama
lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim. Jadi cooperateive learning itu
adalah suatu model pembelajaran dimana sistem belajar dan bekerja dalam
kelompok-kelompok kecil yang berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif sehingga
dapat merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar (Isjoni, 2014).
Salah satu model pembelajaran kooperatif, yaitu Two Stay Two Stray (TSTS).
Model pembelajaran kooperatif dua tinggal dua tamu adalah dua orang siswa
tinggal di kelompok dan dua orang siswa bertamu ke kelompok lain. Dua orang
yang tinggal bertugas memberikan informasi kepada tamu tentang hasil
kelompoknya, sedangkan yang bertamu bertugas mencatat hasil diskusi
kelompok yang dikunjunginya (Shoimin, 2014).
Dua tinggal dua tamu (Two Stay Two Stray), teknik ini dikembangkan oleh
Spencer Kagan (1992) dan bisa digunakan dengan teknik kepala bernomor.
Teknik ini memberi kesempatan kepada siswa untuk membagikan hasil informasi
kepada kelompok lain (Isjon, 2009).
Jadi dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Two Stay Two Stray
(TSTS) itu adalah model pembelajaran kooperatif learning yang dimulai dari
pembagian jumlah kelompok , setiap kelompok berjumlah 4 orang, 2 orang sebagai
tamu, dan 2 orang lagi diam di kelompoknya untuk berbagi informasi dengan tamu
yang datang.
Pada saat guru menyajikan pengalaman dan pengetahuan kepada para siswa, konteks
tersebut dapat dinamakan komunikasi (Kusmayadi, 2010).
Selain itu dengan dilaksanakannya model pembelajaran Two Stay Two Stray
(TSTS) ini diharapkan dapat merubah pembelajaran yang monoton menjadi bervariasi
dan menggugah semangat siswa untuk belajar. Berdasarkan uraian diatas, maka
kerangka berfikir dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Pembelajaran menggunakan model Indikator keterampilan
pembelajaran Two Stay Two Stray komunikasi
(TSTS)
Langkah-langkah model pembelajaran 1) Dapat mengemukakan
Two Stay Two Stray (TSTS) : pendapat dan
mengdengarkan pendapat
a. Siswa bekerja sama dalam
dari orang lain.
kelompok berempat
2) Menguasai materi yang
b. Setelah selesai, dua siswa
akan dijadikan bahan
dari masing-masing
presentasi.
kelompok akan
3) Menyampaikan hasil
meninggalkan
laporan secara
kelompoknya dan masing-
sistematis dan jelas.
masing bertamu ke
4) Bertanya kepada guru
kelompok yang lain.
atau siswa lain.
c. Dua siswa yang tinggal
5) Mampu menjawab
dalam kelompok bertugas
pertanyaan guru atau
membagikan hasil kerja
siswa lain
dan informasi mereka ke
tamu mereka
d. Tamu mohon diri dan
kembali ke kelompok
mereka sendiri dan
melaporkan temuan
mereka dari kelompok lain
e. Kelompok mencocokan
dan membahas hasil-hasil
kerj mereka.
Peningkatan Keterampilan
Komunikasi siswa
I. Metodologi Penelitian
Observing
Planning
Observing
SIKLUS III…
J. Alur Penelitian
Alur penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:
Studi pendahuluan
Perumusan masalah
Perumusan tindakan
Analisis data
Simpulan
K. Jadwal Penelitian
Bulan
Des' 2018 Jan' 2018
No Kegiatan Penelitian
Minggu ke Minggu ke
1 2 3 4 1 2 3 4
1 Seminar Proposal
2 Mendapat SK bimbingan
3 Bimbingan BAB I
Bulan
Feb' 2018 Mar' 2018
No Kegiatan Penelitian
Minggu ke Minggu ke
1 2 3 4 1 2 3 4
4 Bimbingan BAB II
5 Bimbingan BAB III
Merancang skenario dan
6 Instrumen
Bimbingan skenario dan
7 instrument
Bulan
Apr' 2018 Mei 2018
No Kegiatan Penelitian
Minggu ke Minggu ke
1 2 3 4 1 2 3 4
Pelaksanaan Penelitian ke
8 lapangan
Pengolahan data hasil
9 Penelitian
10 Bimbingan BAB IV
11 Bimbingan BAB V
Bulan
Juni 2018 Juli 2018
No Kegiatan Penelitian
Minggu ke Minggu ke
1 2 3 4 1 2 3 4
12 Bimbingan seluruh isi skripsi
13 Penyetujuan skripsi
Pelaksanaan sidang
14 komprehensif
15 Pelaksanaan sidang skripsi
16 Wisuda wisuda Agustus 2019
Daftar Pusaka
Afiffudin. (2005) Perencanaan dan berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar
Mengajar. Bandung : Insan Mandiri.
Arikunto. S. (2002). Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.
Oktaviani, F., & Hidayat, T. (2010). Profil Keterampilan Berkomunikasi Siswa Sma
Menggunakan Metode Fenetik Dalam Pembelajaran Klasifikasi Arthropoda.
Jurnal Pengajaran MIPA , 14.
Purwanto, N. (2008). Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Sagala, S. (2012). Konsep dan Makna Pembelajaran Untuk Membantu Memecahkan
Problematika Belajar Mengajar. Bandung : Alfabeta.
Salahudin, A. (2011). Filsafat Pendidikan. Bandung : CV Pustaka Setia.
Nurul Ulfah
1152090078
Mengesahkan,
Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah