Anda di halaman 1dari 28

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK

MENINGKATKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI SISWA PADA MATA


PELAJARAN AKIDAH AKHLAK
Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV MI Al-Huda Rancaekek

PROPOSAL

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mengikuti Seminar Proposal

Nurul Ulfah
1152090078

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2018
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur bagi Allah Swt. yang telah memberikan rahmat dan kuasa-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian yang berjudul “Penerapan Model
Pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) Untuk Meningkatkan Keterampilan Komunikasi Siswa
Pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak” (Penelitian Tindakan Kelas Di kelas IV MI Al-Huda
Rancaekek).

Proposal penelitian ini dibuat untuk memenuhi tugas akhir dan menempuh gelar Sarjana
Pendidikan jenjang S-1 Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) di
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung.
Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah terlibat dalam proses
pembuatan proposal penelitian ini, baik itu berupa bimbingan moral ataupun material.
Diharapkan dengan adanya proposal penelitian ini, dapat menjadi referensi dan sumber ilmu
pengetahuan yang bermanfaat bagi yang membacanya.

Penulis menyadari bahwa penulisan proposal penelitian ini , masih jauh dari kata sempurna
baik secara teori maupun teknis. Oleh karena itu penulis harapkan kritik dan saran dari berbagai
pihak sebagai bahan perbaikan dalam pembuatan karya tulis ilmiah selanjutnya.

Bandung, 12 Desember 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... i


DAFTAR ISI................................................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL .......................................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................................... iv
A. Latar Belakang Masalah .......................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ..................................................................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ................................................................................................................... 7
E. Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian ................................................................................... 8
F. Kerangka Berfikir .................................................................................................................... 8
G. Hipotesis ................................................................................................................................ 13
H. Hasil Penelitian yang Relevan ............................................................................................... 13
I. Metodologi Penelitian............................................................................................................ 14
1. Pendekatan dan Metodologi Penelitian .............................................................................. 14
2. Lokasi dan Waktu .............................................................................................................. 16
3. Jenis dan Sumber Data ....................................................................................................... 16
4. Teknik Pengumpulan Data ................................................................................................. 17
5. Teknik Analisis Data.......................................................................................................... 18
J. Jadwal Penelitian ................................................................................................................... 20
Daftar Pusaka ................................................................................................................................ 21

ii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Aktivitas Guru Dan Siswa .............................................................................. 18

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Kerangka Berfikir ........................................................................................................ 12


Gambar 2 Skema Alur PTK .......................................................................................................... 16
Gambar 4 Skema Alur Penelitian ................................................................................................. 20

iv
Penerapan Model Pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) untuk
meningkatkan Keterampilan Komunikasi Siswa Pada Mata Pelajaran Akidah
Akhlak
Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Siswa Kelas IV di MI Al-Huda
Rancaekek

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan adalah suatu proses bimbingan yang diberikan oleh orang dewasa
kepada anak agar ia dapat menjadi manusia yang mandiri dan bertanggung jawab
sebagai anggota masyarakat yang dapat memposisikan dirinya dalam situasi apapun.
Pendidikan dari bahasa berasal dari kata dasar didik, dan diberi awalan men, menjadi
mendidik, yaitu kata kerja yang artinya memelihara dan memberi latihan (ajaran).
Pendidikan sebagai kata benda berarti proses perubahan sikap dan tingkah laku
seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran dan latihan (Menurut KBBI dalam Yahya, 2010).

Pendidikan adalah pengaruh lingkungan atas individu untuk menghasilkan


perubahan-perubahan yang permanen di dalam kebiasaan-kebiasaan tingkah lakunya,
pikirannya dan sikapnya.(menurut Sir Godfrey Thomson dalam Yahya, 2010).
Sedangkan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional N0. 20 tahun 2003
pasal 3 bahwa : Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Afifuddin, 2005).

Jadi dapat disimpulkan bahwa pendidikan itu adalah proses memberi


bimbingan yang dapat merubah suatu tingkah laku individu menuju arah yang lebih
baik melalui pembelajaran maupun latihan. Pendidikan bukan hanya proses transfer
ilmu saja tetapi pendidikan juga menuntut anak dapat berakhlak mulia.

Pembelajaran atau pengajaran menurut Degeng adalah upaya untuk


membelajarkan siswa. Dalam pengertian ini secara implisit dalam pembelajaran
terdapat kegiatan memilih, menetapkan, mengembangkan metode untuk mencapai
hasil pembelajaran yang diinginkan. Pemilihan, penetapan, dan pengembangan
metode ini didasarkan pada kondisi pembelajaran yang ada ( Uno 2007).

Pembelajaran menurut Corey (1986 : 195) adalah suatu proses dimana


lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta
dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respon
terhadap situasi tertentu, pembelajaran merupakan subset khusus dari pendidikan.
Pembelajaran mengandung arti setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu
seseorang mempelajari suatu kemampuan dan atau nilai yang baru.

Menurut UUSPN No. 20 tahun 2003 menyatakan pembelajaran adalah proses


interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan
belajar (Sagala 2012).

Maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran akan berhasil apabila seorang


guru dapat mengelolanya dengan sebaik mungkin. Oleh karena itu untuk
mendapatkan pembelajaran seperti yang diharapkan tidaklah hanya cukup menguasai
materi ajar saja tetapi juga seorang guru harus menggunakan model pembelajaran
yang menyenangkan yang dapat menggugah motivasi anak untuk belajar.

Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan


oleh guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik sebagai
murid (Sagala 2012).

Peran guru dalam pembelajaran itu sangatlah penting, karena disini gurulah
yang menjadi pengelola proses belajar mengajar. Pembelajaran dapat terjadi apabila
adanya interaksi antara pendidik dan peserta didik , proses interaksi tersebut salah
satunya yaitu dengan komunikasi. Guru dan siswa diharapkan dapat
mongkomunikasikan materi pembelajaran dengan baik.

Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan (ide, gagasan) dari satu
pihak ke pihak lain agar saling mempengaruhi diantara keduanya. Adapun
komunikasi dalam pendidikan merupakan unsur yang sangat penting kedudukannya.
Bahkan ia sangat besar peranannya dalam menentukan keberhasilan pendidikan
(Sutikno : 2010).

Menurut KBBI, komunikasi adalah pengiriman atau penerimaan pesan atau


berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat diterima.
Dengan komunikasi, kita dapat saling berhubungan satu sama lain, baik dirumah,
sekolah, tempat kerja, lingkungan masyarakat, maupun dimana saja kita berada
(Kusmayadi, 2010).

Di dalam komunikasi, termasuk komunikasi pendidikan akan melibatkan


berbagai unsur, yaitu:

Unsur pertama dan yang paling utama adalah seorang komunikator yang
mempunyai sejumlah kebutuhan berupa ide-ide, sasaran-sasaran, atau gagasan yang
dapat membantu berbagai pemecahan masalah.

Kedua, adanya komunikan, orang yang diajak berkomunikasi atau orang yang
menafsirkan pesan dari pengirim informasi.

Ketiga, adanya suatu tujuan yang hendak dicapai yang dibutuhkan kerjasama.

Keempat, adanya suatu gagasan suatu ide yang perlu disebarkan sebagai alat
untuk mempengaruhi orang lain, sehingga orang lain itu dapat merespon dengan
positif.
Kelima, tersedia saluran yang dapat menghubungkan sumber informasi
dengan penerima informasi, sehingga terjadi hubungan timbal balik antara
komunikator dan komunikan.

Keenam, adanya umpan balik hasil komunikasi atau respon dari penerima
berita

Ketujuh, adanya noise, gangguan tak terencana yang terjadi dalam proses
komunikasi sebagai akibat diterimanya pesab lain oleh komunikan yang berbeda
dengan pesan yang disampaikan oleh komunikator kepadanya. Dengan kata lain,
gangguan adalah semua faktor yang mengganggu, membingungkan atau
mengacaukan proses komunikasi (Sutikno, 2010).

Keterampilan komunikasi itu sangatlah penting, siswa dapat berkomunikasi


dengan baik itu bukanlah bawaan sejak lahir tetapi ia dapat berkomunikasi dengan
baik lewat latihan dan pengalaman. Dalam pembelajaran, komunikasi yang baik juga
dapat dijadikan seorang siswa tersebut menguasai materi pembelajaran atau tidak.
Komunikasi disini maksudnya adalah mengkomunikasikan pendapat atau
gagasannya. Pada kenyataannya masih banyak siswa yang hanya diam ketika
pembelajaran berlangsung dan hanya mendengarkan penjelasan guru, hal tersebut
adalah salah satu yang menyebabkan siswa belum mampu berkomunikasi dengan
baik.

Kurikulum dalam arti luar ialah: yang meliputi seluruh program dan
kehodupan dalam sekolah. Sekolah dapat dipandang sebagai bagian dari kehidupan.
Oleh karena itu, kurikulum sangat berpengaruh sekali kepada maju mundurnya
pendidikan. Kurikulum itu tidak statis, tetapi dinamis dan senantiasa dipengaruhi oleh
perubahan-perubahan dalam faktor-faktor yang mendasarinya. (Wijaya, dkk ,1992).

Kurikulum ialah sejumlah mata ajaran yang harus ditempuh dan dipelajari
oleh siswa untuk memperoleh sejumlah pengetahuan. Tujuan kurikulum adalah
tujuan yang hendak dicapai oleh suatu program studi, bidang studi dan suatu mata
ajaran, yang disusun berdasarkan tujuan institusional. Perumusan tujuan kurikulum
berpedoman pada kategorisasi tujuan pendidikan/ taksonomi tujuan, yang berkaitan
dengan bidang-bidang studi bersangkutan (Malik, 2009).

Karena kurikulum itu bersifat dinamis maka dapat disimpulkan bahwa dengan
adanya kurikulum 2013 ini benar memang seharusnya siswa yang lebih aktif dalam
pembelajaran dan guru hanya sebagai fasilitator saja. Dalam kurikulum 2013
pembelajaran itu harus berpusat pada siswa sehingga diharapkan mereka dapat
menggali sejumlah pengetahuan sendiri sehingga mereka tidak menjadikan guru
sebagai satu-satunya sumber belajar, tetapi mereka bisa mendapatkan pengetahuan
dari manapun.

Salah satunya yaitu dengan teman, mereka dapat saling berbagi pengetahuan,
oleh karena itu siswa harus dapat berkomunikasi dengan baik agar saat mereka
sedang bertukar pengetahuan tidak terjadi kekeliruan yang dapat menyebabkan
mereka salah tangkap mengenai materi yang sedang dibahasnya.

Keterampilan komunikasi itu sangatlah penting bagi siswa dimanapun mereka


berada, apabila mereka dapat berkomunikasi dengan baik maka mereka dapat
mengkomunikasikan apa yang ada dalam pikirannya, begitu pula dalam
pembelajaran. Tetapi pada kenyataannya masih banyak siswa yang mengalami
kesulitan berkomunikasi. Siswa yang pasif cenderung dan tidak mau atau hanya
mengandalkan siswa lain yang aktif, dia tidak berkemauan menyampaikan
gagasannya sendiri. Hal ini dapat disebabkan karena model pembelajaran yang
digunakan oleh guru tidak bervariasi, seringnya guru hanya menggunakan metode
berceramah saja sehingga menjadikan siswa tidak aktif dalam kegiatan pembelajaran
yang menyebabkan siswa tidak dapat mengembangkan keterampilan komunikasinya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah :

1. Bagaimana keterampilan komunikasi siswa sebelum penerapan model


pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) pada mata pelajaran Akidah
Akhlak kelas IV MI ?
2. Bagaimana proses pembelajaran pada saat menerapkan model
pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) untuk meningkatkan
keterampilan komunikasi siswa pada mata pelajaran Akidah Akhlak kelas
IV MI ?
3. Bagaimana keterampilan komunikasi siswa setelah penerapan model
pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) pada mata pelajaran Akidah
Akhlak kelas IV MI ?

C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui keterampilan komunikasi siswa sebelum penerapan
model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) pada mata pelajaran
Akidah Akhlak kelas IV MI
2. Untuk mengetahui proses pembelajaran pada saat menerapkan model
pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) untuk meningkatkan
keterampilan komunikasi siswa pada mata pelajaran Akidah Akhlak kelas
IV MI
3. Untuk mengetahui keterampilan komunikasi siswa setelah penerapan
model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) pada mata pelajaran
Akidah Akhlak kelas IV MI
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat untuk memperbaiki kualitas
pembelajaran. Khususnya bagi siswa, guru, sekolah, dan peneliti.
1. Manfaat bagi siswa
a. Dapat meningkatkan keterampilan komunikasi siswa pada mata
pelajaran akidah akhlak.
b. Dapat memberikan pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan
dengan menggunakan metode pembelajaran Two Stay Two Stray
(TSTS).
2. Manfaat bagi guru
a. Membantu guru untuk mengatasi berbagai permasalahan di kelas,
khususnya dalam mata pelajaran Akidah Akhlak.
b. Membantu guru menyajikan materi pembelajaran dengan metode Two
Stay Two Stary (TSTS) agar pembelajaran di kelas menjadi menarik
dan menyenangkan.
3. Manfaat bagi sekolah
a. Diharapkan dapat memberikan kualitas pembelajaran di MI Al-Huda
dmenjadi lebih baik lagi
b. Diharapka juga dapat memberikan informasi sebagai bahan
pertimbangan untuk menyusun program pengajaran sekolah dan usaha
meningkatkan keterampilan komunikasi siswa dengan memanfaatkan
model pembelajaran kooperatif tipe TSTS.
4. Manfaat bagi peneliti
a. Dapat memberikan pengalaman baru untuk menyelesaikan masalah-
masalah dalam pembelajaran menggunakan medel pembelajaran Two
Stay Two Stray (TSTS).
b. Dapat menyelesaikan tugas akhir.
E. Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian
Ruang lingkup penelitian masalah ini tidak jauh dari variable yang digunakan.
Model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) adalah salah satu model
pembelajaran kooperatif yang menekankan siswa dapat berpartisipasi aktif dalam
pembelajaran. Model pembelajaran Two Stay Two Stray ini merupakan salah satu
cara untuk meningkatkan keterampilan komunikasi siswa pada mata pelajaran
akidah akhlak.
Berdasarkan ruang lingkup permasalahan diatas, maka penelitian dibatasi
dengan berbagai aspek, diantaranya :
1. Subjek yang diteliti adalah siswa kelas IV MI Al-Huda Rancaekek
2. Materi yang dipilih adalah materi semester genap yaitu Akhlak Terpuji
Nabi dan Rasul.
3. Penelitian ini mengembangkan model pembelajaran Two Stay Two
Stray untuk meningkatkan komunikasi siswa.

F. Kerangka Berfikir
Model pembelajaran perlu dipahami guru agar dapat melaksanakan
pembelajaran secara efektif dalam meningkatkan hasil pembelajaran. Dalam
penerapannya, model pembelajaran harus dilakukan sesuai dengan kebutuhan
siswa karena masing-masing model pembelajaran memiliki tujuan, prinsip, dan
tekanan utama yang berbeda (Isjoni, 2014).
Model pembelajaran ialah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam
merencanakan pembelajaran di kelas maupun tutorial. Menurut Arends, model
pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan digunakan termasuk di
dalamnya tujuan-tujuan pembelajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran,
lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas (Suprijono, 2013).
Maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah sebuah
rancangan sistematis yang menggambarkan proses pembelajaran dengan
menggunakan model tertentu, sekaligus sebagai pedoman bagi para perancang
pembelajaran dan para guru dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.
Model pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi
semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh
guru atau diarahkan oleh guru. dalam pembelajaran koperatif peserta didik
bertanggung jawab atas belajar mereka sendiri dan berusaha menemukan
informasi untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dihadapkan pada mereka
(Suprijono, 2013).
Cooperative learning berasal dari kata cooperative yang artinya
mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama
lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim. Jadi cooperateive learning itu
adalah suatu model pembelajaran dimana sistem belajar dan bekerja dalam
kelompok-kelompok kecil yang berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif sehingga
dapat merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar (Isjoni, 2014).
Salah satu model pembelajaran kooperatif, yaitu Two Stay Two Stray (TSTS).
Model pembelajaran kooperatif dua tinggal dua tamu adalah dua orang siswa
tinggal di kelompok dan dua orang siswa bertamu ke kelompok lain. Dua orang
yang tinggal bertugas memberikan informasi kepada tamu tentang hasil
kelompoknya, sedangkan yang bertamu bertugas mencatat hasil diskusi
kelompok yang dikunjunginya (Shoimin, 2014).

Dua tinggal dua tamu (Two Stay Two Stray), teknik ini dikembangkan oleh
Spencer Kagan (1992) dan bisa digunakan dengan teknik kepala bernomor.
Teknik ini memberi kesempatan kepada siswa untuk membagikan hasil informasi
kepada kelompok lain (Isjon, 2009).

Langkah-langkah model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS):


a. Siswa bekerja sama dalam kelompok berempat
b. Setelah selesai, dua siswa dari masing-masing kelompok akan
meninggalkan kelompoknya dan masing-masing bertamu ke kelompok
yang lain.
c. Dua siswa yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil
kerja dan informasi mereka ke tamu mereka
d. Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan
melaporkan temuan mereka dari kelompok lain
e. Kelompok mencocokan dan membahas hasil-hasil kerj mereka ( Shoimin
, 2014).

Jadi dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Two Stay Two Stray
(TSTS) itu adalah model pembelajaran kooperatif learning yang dimulai dari
pembagian jumlah kelompok , setiap kelompok berjumlah 4 orang, 2 orang sebagai
tamu, dan 2 orang lagi diam di kelompoknya untuk berbagi informasi dengan tamu
yang datang.

Menurut KBBI, komunikasi adalah pengiriman atau penerimaan pesan atau


berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat diterima.
Dengan komunikasi, kita dapat saling berhubungan satu sama lain, baik dirumah,
sekolah, tempat kerja, lingkungan masyarakat, maupun dimana saja kita berada
(Kusmayadi, 2010).

Komunikasi berasal dari bahasa latin communis, yang berarti ‘membuat


kebersamaan’ atau ‘membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih’. Akar kata
communis adalah communico, yang artinya ‘berbagi’. Dalam hal ini, yang dibagi
adalah pemahaman bersama melalui pertukaran pesan ( Soyomukti, 2012) .

Pada saat guru menyajikan pengalaman dan pengetahuan kepada para siswa, konteks
tersebut dapat dinamakan komunikasi (Kusmayadi, 2010).

Ada beberapa tujuan dalam komunikasi yaitu :


a. Agar apa yang ingin kita sampaikan dapat dimengerti oleh orang lain.
b. Agar mengetahui dan paham terhadap keinginan orang lain
c. Agar gagasan kita bisa diterima oleh orang lain
d. Menggerakan orang lain untuk melakukan sesuatu (Sutikno, 2010)

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan


komunikasi adalah keterampilan yang harus dimiliki oleh peserta didik untuk dapat
saling berhubungan dengan oranglain untuk menyampaikan pesan kepada oranglain.

Menurut (Oktaviani dan Hidayat, 2010) indikator dalam keterampilan


komunikasi yaitu :

1) Dapat mengemukakan pendapat dan mengdengarkan pendapat dari orang lain.


2) Menguasai materi yang akan dijadikan bahan presentasi.
3) Menyampaikan hasil laporan secara sistematis dan jelas.
4) Bertanya kepada guru atau siswa lain.
5) Mampu menjawab pertanyaan guru atau siswa lain.

Dikarenakan proses pembelajaran di MI Al-Huda rancaekek belum


menggunakan model pembelajaran yang bervariasi sehingga menyebabkan siswa
kurang terampil dalam komunikasinya, maka diperlukan perubahan dalam model
pembelajaran, salah satunya yaitu dengan menggunakan model pembelajaran Two
Stay Two Stray (TSTS) yang akan membantu siswa dalam mengembangkan
keterampilan komunikasinya, dan model pembelajaran ini juga diharapkan dapat
menjadikan siswa yang pasif yang biasanya hanya mendengarkan guru memaparkan
materi saja menjadi siswa yang aktif dalam kegiatan pembelajaran di kelas.

Selain itu dengan dilaksanakannya model pembelajaran Two Stay Two Stray
(TSTS) ini diharapkan dapat merubah pembelajaran yang monoton menjadi bervariasi
dan menggugah semangat siswa untuk belajar. Berdasarkan uraian diatas, maka
kerangka berfikir dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Pembelajaran menggunakan model Indikator keterampilan
pembelajaran Two Stay Two Stray komunikasi
(TSTS)
Langkah-langkah model pembelajaran 1) Dapat mengemukakan
Two Stay Two Stray (TSTS) : pendapat dan
mengdengarkan pendapat
a. Siswa bekerja sama dalam
dari orang lain.
kelompok berempat
2) Menguasai materi yang
b. Setelah selesai, dua siswa
akan dijadikan bahan
dari masing-masing
presentasi.
kelompok akan
3) Menyampaikan hasil
meninggalkan
laporan secara
kelompoknya dan masing-
sistematis dan jelas.
masing bertamu ke
4) Bertanya kepada guru
kelompok yang lain.
atau siswa lain.
c. Dua siswa yang tinggal
5) Mampu menjawab
dalam kelompok bertugas
pertanyaan guru atau
membagikan hasil kerja
siswa lain
dan informasi mereka ke
tamu mereka
d. Tamu mohon diri dan
kembali ke kelompok
mereka sendiri dan
melaporkan temuan
mereka dari kelompok lain
e. Kelompok mencocokan
dan membahas hasil-hasil
kerj mereka.

Peningkatan Keterampilan
Komunikasi siswa

Gambar 1 Kerangka Berfikir


G. Hipotesis
Adapun hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah Penerapan Model
Pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) diduga dapat meningkatkan
keterampilan komunikasi siswa kelas IV MI Al-Huda rancaekek pada mata
pelajaran Akidah Akhlak.

H. Hasil Penelitian yang Relevan


Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini yaitu:
1. Hasil penelitian Hamdina Dinar Nurhakim (2017) yang berjudul : Penerapan
Model Cooperative learning Tipe Two Stay Two Stray Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Kognitif Peserta Didik pada mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Pokok bhasan Puisi. Berdasarkan analisis penelitian yang telah dilakukan
bahwa penerapan model cooperative learning tipe two stay two stray
terlaksana dengan baik. Hal ini terlihat dengan meningkatnya hasil rata-rata
tes peserta didik pada setiap siklus. Nilai ketuntasan klasikal pada siklus I
sebesar 30% dari jumlah banyaknya peserta didik yang telah memenuhi nilai
KKM yaitu 75 sebanyak 10 orang peserta didik atau 30% dan 23 orang
peserta didik lainnya atau 70% belum memenuhi KKM. Sedangkan nilai
ketuntasan klasikal pada siklus II sebesar 85% dari jumlah banyaknya peserta
didik yang telah memenuhi nilai KKM yaitu 75 sebanyak 28 orang peserta
didik atau 85% dan 5 orang peserta didik lainnya atau 15% belum memenuhi
KKM. Penelitian siklus I dan siklus II mengalami peningkatan diantaranya
nilai rata-rata hasil belajar kognitif peserta didik pada siklus I sebesar 63,33
dengan predikat cukup, kemudian meningkat pada siklus II menjadi 85,45
dengan predikat sangat baik.
2. Hasil penelitian Ita Nur Jannah (2016) yang berjudul : Peningkatan
Kemampuan Komunikasi Lisan Melalui Teknik Sosiodrama Pada Siswa kelas
V SD Negeri 3 Banjarejo Puring Kebumen. Berdasarkan analisi penelitian
yang telah dilakukan bahwa teknik sosiodrama dapat meningkatkan
kemampuan komunikasi lisan siswa kelas V SD Negeri 3 Banjarejo Puring
Kebumen. Peningkatan Kemampuan Komunikasi Lisan pada siklus I sebesar
24,80 dari kondisi awal 44,29 meningkat menjadi 66,09. Pada siklus II
meningkat sebesar 12,20 dari kondisi awal 44,29 menjadi 81,29.
3. Hasil penelitian Sulistinganah (2013) yang berjudul : Meningkatkan
Kemampuan Komunikasi Antar Teman Sebaya Menggunakan Bimbingan
Kelompok Berbasis Permainan Pada Siswa Kelas V di SD Negeri 1
Parakancanggah Kabupaten Banjaenegara Tahun Ajaran 2012/2013.
Berdasarkan analisis hasil penelitian yang dilakukan bahwa terjadi
peningkatan kemampuan komunikasi antar teman sebaya sebesar 30,3%.
Hasil uji Wilcoxon menunjukan bahwa J hitung lebih kecil sama dengan J
table, yang artinya Ho ditolak dan Ha diterima. Dari hasil uji Wilcoxon
tersebut maka dinyatakan bahwa kemampuan komunikasi antar teman sebaya
siswa kelas V dapat ditingkatkan melalui bimbingan kelompok berbasis
permainan.

Jadi perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang relevan yaitu


penelitian yang dilakukan oleh Hamdina Dinar Nurhakim perbedaannya
terletak pada variabel kedua. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Ita
Nur Jannah dan Silistinganah perbedaannya terletak pada penetapan
indikatornya.

I. Metodologi Penelitian

1. Pendekatan dan Metodologi Penelitian


Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif kualitatif.
Pendekatan kuantitatif adalah pendekatan penelitian yang menggunakan
statistik untuk menguji keabsahan suatu variabel. Pendekatan kuantitatif dapat
diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat
positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,
teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random,
pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat
kuatitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
ditetapkan (Sugiyono,2016).
Pendekatan kualitatif merupakan suatu pendekatan penelitian yang
mengungkapkan situasi sosial tertentu dengan mendeskripsikan kenyataan
secara benar, dibentuk oleh kata-kata berdasarkan teknik pengumpulan dan
analisis data yang relevan yang diperoleh dari situasi yang alamiyah (Djam’an
Satori : 2013).
Penelitian tindakan kelas dikenal dengan istilah clasroom action research,
yang disingkat CAR. PTK atau CAR menjadi perhatian para ahli pendidikan
dunia, seiring dengan perubahan pola pandang masyarakat terhadap tugas
pendidik sebagai suatu profesi yang tidak lagi inferior. Classroom action
research (CAR) adalah action research yang dilaksanakan oleh guru di dalam
kelas. Action research pada hakikatnya merupakan rangkaian riset tindakan
yang dilakukan secara siklik, dalam rangka memecahkan masalah, sampai
masalah tersebut terpecahkan (Salahudin, 2011).
Planning

Reflecting SIKLUS I Acting

Observing

Planning

Reflecting SIKLUS II Acting

Observing

SIKLUS III…

Gambar 2 Skema Alur PTK

2. Lokasi dan Waktu


Lokasi penelitian dilakuakan di MI Al-Huda terletak di kp. Bojong
Koneng rt 03 rw 08 desa Nanjungmekar kecamatan Rancaekek, kabupaten
Bandung. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa Kelas IV MI Al-Huda
sebanyak 24 siswa, terdiri dari 13 siswa perempuan dan 11 siswa laki-laki.
Waktu pelaksanaan penelitian mulai dari April 2019 sampai dengan selesai,
pada jam pelajaran Akidah Akhlak sesuai jadwal yang terdapat di MI tersebut.

3. Jenis dan Sumber Data


Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan
kualitatif. Data kuantitatif Diperoleh Dari Hasil Penskoran Dari Instrumen
Lembar Observasi. Sedangkan data kualitatif diperoleh dari analisi
dokumentasi.
4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis
dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan
data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data , maka penelitian tidak akan
mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan (Sugiyono,
2012). Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik non
tes berupa observasi dan dokumentasi.
a. Observasi
Dalam menggunakan metode observasi cara yang paling efektif adalah
melengkapinya dengan format atau blangko pengamatan sebagai
instrument. Format yang disusun berisi item-item tentang kejadian atau
tingkah laku yang digambarkan akan terjadi (Arikunto, 2002).
Observasi yang dilakukan pada penelitian ini adalah observasi mengenai
aktivitas guru dan siswa pada saat pembelajaran berlangsung dengan
mengisi instrument lembar observasi.
b. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen
bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari
seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian,
sejarah kehidupan, ceritera, biografi, peraturan, kebijakan. (Sugiyono,
2016)
Teknik pengambilan data dengan dokumentasi pada penelitian ini adalah
mendokumentasikan kegiatan pembelajaran pada saat pembelajaran
sedang berlangsung, dapat berupa foto maupun video, yang nantinya
dapat memberi gambaran mengenai keterampilan komunikasi siswa pada
saat pembelajaran.
c. Unjuk Kerja
5. Teknik Analisis Data
a. Analisis data hasil observasi guru dan siswa
Teknik pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini diperoleh
dari data hasil observasi, dianalisis berdasarkan skor yang diperoleh dari
lembar observasi keterampilan komunikasi siswa dengan menggunakan
rumus sebagai berikut :
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
𝑥 100
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚

Adapun menurut (Purwanto N. , 2008) kriteria penilaian aktivitas guru


dan siswa dapat dilihat pada tabel berikut:

Tingkat Nilai Huruf Bobot Predikat


penguasaan
86- 100 A 4 Sangat Baik
76-85 B 3 Baik
60-75 C 2 Cukup
55-59 D 1 Kurang
≤ 54 E 0 Kurang Sekali
Tabel 1 Aktivitas Guru Dan Siswa

Untuk menghitung nilai klasikal, menurut Hayati (2013 : 152) jika


ketuntasan belajar mencapai 75%, maka siswa secara keseluruhan
dinyatakan tuntas dalam belajar. Adapun rumus untuk menghitung nilai
klasikal ialah sebagai berikut :
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠 ≥ 75%
𝑥 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎

b. Analisis data hasil dokumentasi


Teknik pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini diperoleh
dari analisis deskriptif dari hasil dokumentasi.

J. Alur Penelitian
Alur penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:

Studi pendahuluan

Analisis silabus dan buku guru Analisis masalah penelitian

Pembuatan instrumen untuk observasi


awal

Pelaksanaan observasi awal

Analisis hasil observasi


awal

Perumusan masalah

Perumusan tindakan

Pelaksanaan penelitian tindak kelas (PTK)

Analisis data
Simpulan

Gambar 3 Skema Alur Penelitian

K. Jadwal Penelitian
Bulan
Des' 2018 Jan' 2018
No Kegiatan Penelitian
Minggu ke Minggu ke
1 2 3 4 1 2 3 4
1 Seminar Proposal
2 Mendapat SK bimbingan
3 Bimbingan BAB I
Bulan
Feb' 2018 Mar' 2018
No Kegiatan Penelitian
Minggu ke Minggu ke
1 2 3 4 1 2 3 4
4 Bimbingan BAB II
5 Bimbingan BAB III
Merancang skenario dan
6 Instrumen
Bimbingan skenario dan
7 instrument
Bulan
Apr' 2018 Mei 2018
No Kegiatan Penelitian
Minggu ke Minggu ke
1 2 3 4 1 2 3 4
Pelaksanaan Penelitian ke
8 lapangan
Pengolahan data hasil
9 Penelitian
10 Bimbingan BAB IV
11 Bimbingan BAB V
Bulan
Juni 2018 Juli 2018
No Kegiatan Penelitian
Minggu ke Minggu ke
1 2 3 4 1 2 3 4
12 Bimbingan seluruh isi skripsi
13 Penyetujuan skripsi
Pelaksanaan sidang
14 komprehensif
15 Pelaksanaan sidang skripsi
16 Wisuda wisuda Agustus 2019

Daftar Pusaka
Afiffudin. (2005) Perencanaan dan berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar
Mengajar. Bandung : Insan Mandiri.
Arikunto. S. (2002). Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.

Hamalik, O. (2009). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara.

Isjoni. (2014) Cooperative Learning. Bandung : Alfabeta.

Kusmayadi, I. (2010). Kemahiran Interpesonal Guru. Bandung : PT Pribumi Mekar.

Oktaviani, F., & Hidayat, T. (2010). Profil Keterampilan Berkomunikasi Siswa Sma
Menggunakan Metode Fenetik Dalam Pembelajaran Klasifikasi Arthropoda.
Jurnal Pengajaran MIPA , 14.
Purwanto, N. (2008). Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Sagala, S. (2012). Konsep dan Makna Pembelajaran Untuk Membantu Memecahkan
Problematika Belajar Mengajar. Bandung : Alfabeta.
Salahudin, A. (2011). Filsafat Pendidikan. Bandung : CV Pustaka Setia.

Shoimin, A. (2014). 68 Model Pembelajaran Inovatif Dalam Kurikulum 2013.


Yogyakarta : Ar-ruzz Media.
Soyomukti, N. (2012). Pengantar Ilmu Komunikasi. Yogyakarta : Ar-ruzz Media.

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif


dan R & D). Bandung: ALFABETA.
Sugiyono.(2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bnadung:
Alfabeta.
Suprijono, A. (2013) Cooperative Learning. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Sutikno,S,M. (2010). Pengelolaan Pendidikan Tinjauan Umum dan Konsep Islami.


Bandung : Prospect.
Uno,H. (2011). Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajae Mengajar Yang
Kreatif dan Efektif. Jakarta : Bumi Aksara.
Wijaya, C, dkk. (1992). Upaya Pembaharuan Dalam Pendidikan dan Pengajaran.
Bandung : Rosdakarya.
Yahya,M. (2010). Pengantar Pendidikan. Bandung : Solo.

Hayati, T. (2014). Evaluasi Pembelajaran. Bandung : CV Insan Mandiri


LEMBAR PENGESAHAN PROPOSAL
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY (TSTS)
UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI SISWA
PADA MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK
Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV MI Al-Huda Rancaekek

Nurul Ulfah
1152090078

Telah disetujui pada Tanggal 14 Desember 2018

Dosen Pembimbing Akademik

H. Yayan Carlian, M.Pd.


NIP. 196910141994121001

Mengesahkan,
Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Drs. Anas Salahudin, M.Pd.


NIP. 196405041996031001

Anda mungkin juga menyukai