Chapter I PDF
Chapter I PDF
PENDAHULUAN
perkebunan di Indonesia karena memiliki peluang pasar yang baik di dalam negeri
Eropa, Amerika Serikat dan Jepang. Biji kopi Indonesia juga dipasok ke gerai-
gerai penjual kopi (coffee shop) seperti Starbucks dan Quick Check yang berlokasi
pengembangan wilayah. Produksi kopi Indonesia telah mencapai 600 ribu ton
pertahun dan lebih dari 80 persen berasal dari perkebunan rakyat Devisa yang
diperoleh dari ekspor kopi dapat mencapai ± US $ 824,02 juta (tahun 2009),
dengan melibatkan ± 1,97 juta KK yang menghidupi 5 juta jiwa keluarga petani
(Anonimous, 2011)
dikonsumsi di Indonesia adalah 0,50 Kg/ kapita/ tahun, hal ini sesuai dengan
Kg/kapita/ tahun (Ilyas, 1991). Angka ini tentunya sangat kecil jika dibandingkan
Latin seperti Brazil, Colombia dan negara lainnya. Sementara itu konsumsi kopi
masyarakat di Brazil adalah 5,50 Kg/ kapita/ tahun, Colombia adalah 4,50
Kg/kapita/ tahun, Costarica adalah 6,50 Kg/kapita/ tahun, Elsalvador adalah 2,00
Kg/kapita/ tahun dan Mexico adalah 1,50 Kg/kapita/tahun. Permintaan kopi untuk
jika dibandingkan dengan negara-negara lain sebagai produsen kopi, relatif sangat
rendah.
budayanya juga dikenal sebagai daerah penghasil kopi arabika dan robusta terbaik
di dunia, seperti: kopi Sidikalang yang berasal dari dataran tinggi Dairi dan kopi
Mandailing yang berasal dari Mandailing Natal. Adanya produksi kopi ini yang
baik melalui perdagangan kopi secara langsung, produk olahan dan sektor jasa.
Keadaan ini tentunya didukung oleh letak geografis, suhu dan curah hujan yang
kopi. Pada tabel dibawah ini dapat dilihat luas lahan dan produksi teh di Sumatera
Tabel 1. Luas Lahan dan Produksi Teh Sumatera Utara Tahun 2000– 2009.
Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa luas tanaman teh pada tahun 2000
adalah 11.401 Ha, dengan produksi sebesar 22.228 Ton, dan pada tahun 2004 luas
lahan teh menjadi 9.311 Ha, dengan produksi sebesar 73.125 Ton. Namun pada
tahun 2002 luas lahan tanaman teh di Sumatera Utara berkurang menjadi 8.764
ha, dengan produksi 78.468 Ton dan mengalami peningkatan yang drastis dari
tahun sebelumnya. Dan pada tahun 2009 luas lahan teh di Sumatera Utara
Indonesia diproduksi oleh petani kecil. Dan sejak tahun 1986 kopi menjadi
bahwa kalau terjadi krisis kopi maka banyak petani kopi yang terkena dampaknya.
pertanian yang sangat dipengaruhi oleh pasar global adalah komoditi kopi.
dan menjadi sumber devisa utama bagi sejumlah negara yang sedang berkembang.
Komoditas ini diyakini sebagai salah satu cash crops yang penting dan vital bagi
kehidupan lebih dari 25 juta petani kopi skala kecil di negara yang sedang
Indonesia umumnya masih relatif rendah, hal ini dipengaruhi oleh iklim, ekologi,
tanah dan sistem pertanian yang ada sangat mempengaruhi tinggi rendahnya
lain yang juga merupakan produsen komoditi kopi, hal ini disebabkan karena di
Indonesia penanganan proses produksinya masih sederhana. Dan sekitar 80% luas
88,80% produksi kopi Indonesia berasal dari perkebunan kopi rakyat dengan
sistem pertanian, teknik budidaya, perlakuan dalam proses pasca panen dan
kondisi sosial petani kopi masih relatif sederhana dan bersifat tradisional sehingga
menyebabkan mutu kopi yang dihasilkan petani kita sangat rendah (Mubiyarto,
1984).
bentuk tradisional green coffee (biji kopi mentah) yang ditampung oleh para
pengolah roasters, tetapi juga telah siap untuk dikonsumsi dalam bentuk produk
turunan. Produk turunan dari kopi tersebut diantaranya kopi bubuk nescafe,
indocafe, coffeemix dan capuccino dalam bentuk powder coffee. Kopi selain
berbagai jenis makanan ringan seperti; tar moka (kue) hingga es krim moka yang
sangat disukai oleh masyarakat, hal ini menyebabkan komoditi kopi menjadi
menunjukkan perbaikan, baik dari sisi produksi maupun dari sisi lahan (areal)
rakyat (PR) yang luasnya mencapai 94,2% dari total luas tanaman kopi di
Indonesia, namun hanya beberapa kawasan yang sangat cocok untuk menjadi
mencapai 14% per tahun, sedangkan pertumbuhan luas areal tanaman untuk
Propinsi Sumatera Utara memiliki luas areal kopi 79.544,99 Ha, dengan
produksi berkisar 53.721,42 Kg/ tahun (tahun 2010) dengan produksi rata-rata
mencapai 976,19 Kg/ Ha (BPS, 2010). Kopi yang ada di Sumatera Utara adalah
merupakan tanaman kopi arabica, yang tersebar pada dataran tinggi antara 700 –
Utara dan Kabupaten Tapanuli Selatan. Sedangkan kopi robusta umumnya hidup
pada dataran rendah pada ketinggian dibawah 600 m diatas permukaan laut. Pada
tabel dibawah ini dapat dilihat luas lahan dan produksi kopi Sumatera Utara pada
Tabel 2. Luas Lahan dan Produksi Kopi Sumatera Utara Tahun 2000 – 2009
Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa luas lahan tanaman kopi di Sumatera
Utara pada tahun 2000 adalah 62.040 Ha dengan produksi sebesar 38.113 Ton.
Dan pada tahun 2005 luas lahan kopi Sumatera Utara adalah 77.720 Ha dengan
produksi sebesar 58.857 Ton dan terus mengalami perubahan. Dan pada tahun
Dalam penelitian ini ada tiga komoditi pertanian yang akan diteliti
harganya dalam 21 tahun terakhir. Tiga komoditi tersebut ialah harga kopi
domestik, harga gula dan harga teh. Dimana komoditi gula sebagai
komplementernya komoditi kopi dan komoditi teh sebagai barang substitusi dari
komoditi kopi.
Sumatera Utara secara khusus masih tergolong rendah jika dibandingkan dengan
daerah penghasil kopi lainnya, hal ini menyebabkan Sumatera Utara masih
dari daerah Aceh dan daerah lainnya. Hal ini sekaligus menunjukkan bahwa
Utara, oleh karena itu penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis permintaan
komoditi kopi di Sumatera Utara, maka penelitian ini berjudul; “Analisis faktor-
− Berapa besar pengaruh harga kopi arabika, harga kopi robusta, harga teh,
Sumatera Utara.
− Untuk mengetahui berapa besar pengaruh harga kopi arabika, harga kopi
Sumatera Utara.
komoditi kopi.
penelitian lanjutan.