Anda di halaman 1dari 5

15 Hal Yang Perlu Kamu Ketahui Jika Mempunyai Anak-Anak Introvert

"Anakmu akan semakin merasa bahagia apabila kamu dapat merangkul sifat introvertnya.."

Barangkali kamu termasuk orang tua yang merasa heran dengan sifat anak-anakmu. Mereka tak
mencerminkan dan tak bertindak sebagaimana yang kamu lakukan di saat-saat tumbuh dewasa. Ia
terlihat ragu dan begitu pendiam. Dibandingkan dengan ikut bermain dengan teman-temannya, ia
lebih memilih untuk "mengundurkan diri" dan hanya menyaksikan anak-anak yang lain bermain..

Kamu bisa perhatikan, ia berbicara secara "tiba-tiba" untuk memulai ceritanya. Terkadang, ia
memang banyak bicara. Tetapi di lain waktu, ia bersikap diam dan kamu tidak mengerti apa yang
sedang dipikirkan dalam benaknya. Ia banyak menghabiskan waktu sendirian di kamar, dan di
sekolah, guru-gurunya memberikan saran agar lebih aktif dan lebih berpartisipasi di dalam kelas.
Kehidupan sosialnya pun hanya sebatas pada dua orang saja..

Bahkan yang lebih "aneh" lagi, ia tampaknya baik-baik saja dengan sikap yang kita khawatirkan itu.
Jika demikian, selamat, karena kamu memiliki seorang anak introvert..

Sangat wajar memang, jika orang tua extrovert begitu mengkhawatirkan anak-anak mereka yang
introvert, dan bertanya-tanya apakah ia benar-benar dalam keadaan baik..? Dengan catatan, anak-
anak bisa saja merasa cemas dan menderita depresi sebagaimana halnya orang dewasa, maka
sangat penting untuk menyadari gejala-gejala depresi pada masa kanak-kanak. Terkadang, "energi"
mereka yang rendah dan menarik diri dari orang lain menandakan sesuatu yang sangat berbeda
dari introversi..

Berikut ialah 15 hal yang seharusnya dimengerti oleh orang tua yang memiliki anak-anak introvert..

Baca Juga: Tips Jika Kamu Orang Tua Introvert Yang Memiliki Anak-Anak Extrovert

YANG HARUS KAMU KETAHUI TENTANG INTROVERSI SEORANG ANAK

1. Menjadi seorang pribadi introvert bukanlah sesuatu yang memalukan dan bukan pula
sesuatu yang tabu..

Sebagai contoh, di Amerika Serikat, introvert hampir bukanlah suatu minoritas yang mencangkup
sekitar 30–50% dari populasi. Tanpa menyebut nama-nama mereka, beberapa pemimpin dan
pengusaha yang sukses ialah seorang introvert..

2. Perhatikan, anak kamu tidak akan berhenti menjadi seorang introvert..

Bisakah anakmu sekedar "melupakan" dari ketidaknyamanannya dalam acara-acara yang


berkumpul banyak orang di dalamnya? sebut saja sebuah pesta. Jawabannya adalah tidak. Menurut
Dr. Marti Olsen Laney, penulis "The Hidden Gifts of the Introverted Child," introversi dan ekstroversi
adalah genetik, walaupun orang tua memiliki peran penting dalam memelihara temperamen
tersebut. Sebab, otak introvert dan extrovert memiliki penghubung yang berbeda..
Menurut Laney, otak introvert dan ekstrovert menggunakan jalur neurotransmitter yang berbeda,
dan hal tersebut memungkinkan penggunaan "sisi" sistem saraf yang berbeda pula. Introvert lebih
memilih sisi parasimpatik, yaitu sistem "rest and digest" (istirahat dan mencerna) sebagai lawan dari
sistem simpatik yang memicu respons "fight, flight, or freeze". Lebih jauh lagi, sebuah penelitian
yang diterbitkan dalam Journal of Neuroscience menemukan bahwa kaum introvert memiliki gray
matter (materi abu-abu) yang lebih besar dan lebih tebal pada prefrontal korteks mereka, yang
merupakan area otak yang terkait dengan pemikiran abstrak dan pengambilan keputusan..

Jadi, jika anak-anak kamu cenderung pendiam dan bersikap lebih hati-hati daripada teman-
temannya yang extrovert, yakinlah bahwa ada alasan biologis di balik hal tersebut..

Baca Juga: Mengenal Lebih Dekat Pribadi Introvert, Si Kura-Kura Lambat

3. Mereka butuh proses secara perlahan dalam bersosialisasi terhadap lingkungan dan
orang-orang baru, dan hal tersebut adalah wajar..

Pribadi introvert sering kali merasa cemas dan "kewalahan" ketika berada di lingkungan baru atau di
sekitar orang-orang yang baru ia kenal. Jika kamu menghadiri semacam acara sosial, jangan
berharap anakmu dengan segera berinteraksi dan mengobrol dengan anak-anak lainnya. Apabila
memungkinkan, datanglah lebih awal sehingga ia akan merasa nyaman di ruangan tersebut, dan
merasa seolah-olah orang lainlah yang memasuki ruangan yang sudah ia miliki sebelumnya. Dan
hal tersebut akan mengurangi bebannya, ada semacam perasaan bahwa orang lainlah yang
"berkewajiban" menyapa atau memulai interaksi dengannya..

Atau, jaga ia dari kerumunan interaksi, biarkan ia pada tempat yang membuatnya merasa "aman",
misalnya di dekat atau di sampingmu. Dan biarkan ia mengamati sekitarnya dalam beberapa menit,
pengamatan yang tenang akan membantunya memproses sesuatu..

Jika tidak ada opsi yang memungkinkan, ada baiknya kamu berdiskusi dengannya terlebih dahulu
mengenai acara tersebut, semisal ceritakan siapa saja yang akan hadir di sana, apa saja kegiatan
yang mengisi acara tersebut, kamu juga bisa tanyakan mengenai "perasaannya" terhadap acara-
acara semisal itu. Dan kamu juga bisa memberikan arahan apa yang harus dilakukan jika ia
kehabisan "energi"..

Intinya, jangan biarkan ia "menyerah" dan pergi. Kita tidak bisa memastikan pengalaman baru
seperti apa yang dapat membuatnya terbiasa. "Jangan biarkan ia memilih untuk pergi, namun tetap
hormati batasannya, bahkan ketika hal tersebut tampak ekstrim," tulis Susan Cain tentang anak-
anak introvert..

4. Sosialisasi akan menyurutkan energi anak-anak introvert..

Introvert dan extrovert, keduanya sama-sama dapat merasa lelah dan "terkuras" dengan
bersosialisasi, namun bagi introvert, situasinya bahkan bisa jadi lebih buruk. Jika anak kamu sudah
cukup besar, ajari dia untuk "membebaskan" dirinya dengan pergi ke tempat-tempat yang lebih
tenang, seperti ke kamar mandi atau keluar ruangan untuk sejenak beristirahat dari kerumunan. Jika
usianya lebih muda, maka kamu harus mengawasinya, mungkin dia tidak memperhatikan terhadap
gejala-gejala kelelahan, "Introvert hangover.."

Baca Juga: Edisi Terbatas, Era Sempurna Bagi Kaum Introvert

5. Berteman adalah hal yang menegangkan bagi para introvert..

Artinya, kamu harus memberikan dukungan atau penguatan yang positif ketika ia memberanikan diri
untuk berkomunikasi atau menjalin hubungan sosial. Katakan sesuatu kepadanya seperti, "Kemarin,
ibu melihatmu menyapa dan berbicara dengan anak baru di sebalah sana. Ibu tahu itu sulit bagimu
nak, dan ibu bangga dengan apa yang sudah kamu lakukan.."

6. Namun, kamu bisa mengajarinya agar ia dapat mengatur "perasaan negatifnya"..

Barangkali dengan perkataan, "Kamu mengira tidak akan betah di acara tersebut, tapi akhirnya
kamu punya teman-teman baru sekarang.." Dengan dukungan positif seperti ini, seiring berjalannya
waktu, dia dapat mengelola dirinya sendiri terhadap perasaan negatif yang muncul. Dia akan lebih
berani untuk bergaul dengan keluar dari zona nyamannya..

Baca Juga: Ilusi Zona Nyaman Bagi Kaum Introvert

7. Anakmu kemungkinan memiliki minat yang kuat dan unik..

"Give him opportunities to pursue those interests," kata Christine Fonseca, penulis buku "Quiet Kids:
Help Your Introverted Child Succeed in an Extroverted World"..

Berikan kesempatan kepadanya untuk mengejar dan meraih minat-minat tersebut. Berbagai jenis
olahraga barangkali akan cocok untuk beberapa anak, namun jangan mengabaikan "jalan lain" dan
tak mempertimbangkannya seperti science camp atau mungkin kelas menulis. Keterlibatan yang
intens dalam suatu kegiatan dapat menciptakan rasa senang, gairah, dan kepercayaan diri. Juga
memberikan kesempatan kepada anak kamu untuk bersosialisasi dengan anak-anak lainnya yang
memiliki ketertarikan yang sama, dan mungkin temperamen yang serupa..

8. Bicaralah dengan guru mereka mengenai "Introversi" anakmu..

Memang sangat mungkin, banyak guru yang keliru mendefinisikan "Introvert" dan menganggap
bahwa anak-anak introvert yang tidak banyak bicara di kelas adalah mereka yang tidak
memperhatikan dan tidak punya ketertarikan. Justru sebaliknya, murid-murid introvert bisa jadi lebih
menaruh perhatian, namun mereka lebih suka mendengarkan dan mengamati daripada berperan
aktif..

Dalam banyak kasus, seorang anak introvert "mengatakan" semua hal yang akan dikatakan oleh
anak-anak lainnya, hanya saja mereka melakukannya secara diam-diam di kepalanya. Dan bagi
seorang introvert, yang demikian itu sama menariknya.. :D

Dan juga, jika guru mereka tahu tentang introversi anak kamu, mungkin dia dapat membantu
anakmu dengan lembut untuk mengarahkan hal-hal seperti interaksi dengan teman-temannya,
partisipasi dalam kerja kelompok, atau presentasi di depan kelas..

Baca Juga: Burung Demi Burung, Langkah Kecil Yang Saling Menguatkan

9. Berjuang untuk membela dirinya, mungkin demikianlah sifat anak kamu..

Maka ajarilah dia untuk mengatakan "jangan" atau "stop" dengan suara yang jelas ketika anak-anak
lain mencoba untuk mengambil mainannya. Begitu pun jika dia diganggu atau diperlakukan dengan
tidak adil di sekolahnya, dukung ia untuk berbicara kepada orang dewasa atau kepada pelakunya.
"Dimulai dengan mengajarkan anak-anak introvert, bahwa suara mereka itu penting," kata Fonseca..

10. Jangan sampai ia merasa tidak didengarkan..

Maka bantulah ia dengan menyimak, dengarkan apa yang ia ungkapkan dan ajukan pertanyaan
untuk membuatnya lebih terbuka. Banyak introvert, anak-anak maupun orang dewasa, yang
berusaha dan "berjuang" untuk menyingkap suatu pemikiran (yang terus berputar di kepalanya) atau
pun emosi yang ia rasakan untuk disampaikan kepada orang lain..

Kaum introvert "hidup secara internal dan mereka membutuhkan orang lain untuk membuka diri,"
tulis Dr. Laney dalam bukunya. Tanpa sosok orang tua yang mendengarkan dan "memantulkan"
kembali kepada anak mereka, ibarat sebuah gema, apa yang ia pikirkan, ia dapat tersesat dalam
pikiran mereka sendiri..

11. Anakmu akan segan untuk meminta bantuan/ pertolongan kepada orang lain..

Kaum introvert cenderung untuk menginternalisasi masalah yang mereka hadapai. Anakmu mungkin
tidak membicarakan masalahnya kepadamu, meskipun ia menginginkan dan bisa mendapatkan
masukan/ bimbingan yang bermanfaat dari orang yang lebih dewasa. Sekali lagi, ajukan pertanyaan
kepadanya dan dengarkan ia dengan sungguh-sungguh. Dan ini penting, jangan
menginterogasinya..

Baca Juga: Jika Saya Memberitahu Anda, Saya Harus Bunuh Anda

12. Introvert tidak sama dengan sifat pemalu..

Anak kamu belum tentu seorang pemalu. "Malu" adalah kata yang membawa konotasi negatif. Jika
anak introvertmu sering mendengar kata pemalu, bisa jadi dia akan mulai percaya, bahwa
ketidaknyamanannya terhadap orang lain adalah sifat yang tetap, dan bukan perasaan yang bisa ia
pelajari untuk mengendalikannya..

Lebih jauh lagi, "pemalu" berfokus kepada hambatan yang dialami, dan hal tersebut tidak akan
membantunya memahami sumber ketenangan yang sebenarnya, introversi miliknya..

Jadi, jangan menyebut anakmu sebagai pemalu, dan jika ada orang lain yang menyebutnya
demikian, koreksilah dengan lembut dengan mengatakan, "Sebenarnya, dia seorang introvert.."
13. Anakmu mungkin hanya memiliki satu atau dua teman dekat, dan tidak ada yang salah
dengan itu..

Introvert mencari kedalaman suatu hubungan, bukan keluasan. Mereka lebih suka lingkaran kecil
pertemanan, dan biasanya tidak tertarik untuk menjadi "populer"..

Baca Juga: Seberapa Dalamnya Lautan, Seberapa Luasnya Langit (Introvert vs Extrovert)

14. Kamu jangan tersinggung, jika anakmu banyak menghabiskan waktunya sendiri,
tanpamu..

Kegiatan apa saja yang menariknya keluar dari dunia "inner"-nya seperti bersekolah, bermain
bersama teman, bahkan mengelola rutinitas baru, hal tersebut akan "mengurasnya" dan
membuatnya "kering". Jadi jangan terluka atau berpikir bahwa anakmu tidak menikmati
kebersamaan dengan keluarga, saat ia menghabiskan waktu di kamarnya. Sebab ia perlu mengisi
ulang energinya. Kemungkinan besar setelahnya, ia akan menghabiskan waktu bersamamu lagi.
Sekali lagi, jangan terluka..

15. Anak introvertmu adalah sesuatu yang berharga..

"Don't just accept your child for who she is; treasure her for who she is," ungkap Cain. Jangan hanya
menerima anakmu apa adanya, tapi hargai ia sebagaimana mestinya. Anak-anak introvert sering
kali memiliki sikap ramah, bijaksana, fokus, dan sangat menarik, asalkan mereka berada di
lingkungan yang cocok untuk mereka..

© Anak Kamu Introvert? Pahami 15 Hal Penting Ini... | AL MUKHTASHAR


Source: https://eshaardhie.blogspot.com/2019/01/15-hal-yang-perlu-kamu-ketahui-jika-mempunyai-
anak-anak-introvert.html

Anda mungkin juga menyukai