Anda di halaman 1dari 15

TUGAS

SISTEM DAN PERALATAN KAPAL


JANGKAR ,RANTAI JANGKAR, DAN WINDLASS

Disusun Oleh :

 MOCH ANJANA PUTRA FAMOESA (05.2016.1.01118)


 INDRA UTAMA (05.2016.1.01114)

INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA


TEKNIK PERKAPALAN
2017
Kata Pengantar

Pertama – tama kami panjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa
karena berkat rahmat-Nya, makalah ini dapat Terselesaikan.
Rasa terima kasih juga saya panjatkan kepada semua pihak yang telah
membantu dalam pembuatan makalah ini, tidak terkecuali kepada Dosen
pembimbing. Lalu kepada rekan-rekan yang telah membantu menuangkan ide-ide
untuk kelancaran pembuatan makalah ini.

Makalah ini mengulas mengenai jangkar, rantai jangkar, dan windlass. Makalah ini
saya tuliskan untuk membahas tentang definisi ,fungsi, dll dari sistim peralatan kapal
tersebut. Harapannya untuk makalah ini bisa berguna dan lebih menambah
wawasan bagi pembaca.

Sekian dari kami, apabila ada kesalahan dalam penulisan dan penjelasan, kami
mohon maaf.

Surabaya, 20 November 2017


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 JANGKAR
1.1 Pengertian umum
1.2 Jenis jangkar berdasarkan bentuk dan fungsinya
1.3 Sistem kerja jangkar
1.4 Gaya yang bekerja pada jangkar
1.5 Perhitungan ukuran jangkar
BAB 2 RANTAI JANGKAR
2.1 Pengertian umum

2.2 Swivel ( kili-kili )

2.3 Crab Link (Mata rantai kepiting)

2.4 PIPA RANTAI (HAWSE PIPE)

2.5 Pemeliharaan Rantai Jangkar

2.6 Chain Stopper/cable Stopper

2.7 BAK PENYIMPAN RANTAI (CHAIN LOCKER)

BAB 3 WINDLASS
3.1
3.2
BAB I
JANGKAR

1.1 Pengertian umum

Jangkar merupakan alat labuh yang mempunyai bentuk dan berat khusus yang akan
diturunkan kedalam air sampai dengan dasar, sehingga pada saat jangkar diturunkan maka
kapal sangat terbatas pergerakkannya dengan posisi jangkar dan panjang rantai yang
diturunkan, hal ini untuk menahan supaya kapal tidak bergerak dan tetap dalam posisinya,
gerakkan kapal di akibatkan oleh :

1. Dorongan akibat arus air dibagian bawah garis air kapal


2. Dorongan angin terhadap bagian kapal di atas garis air
3. Dorongan akibat pergerakkan pitching dan rolling karena gelombang

Dorongan tersebut secara umum akan ditahan oleh sistem jangkar lengkap dengan
perlengkapan mesin jangkar yang kadang kala di daerah tertentu juga ditambah dengan tali
tambat lain ( Mooring Rope ) supaya kapal benar - benar tidak berubah posisinya. Jangkar
rangkaikan dengan rantai jangkar yang pergerakkan turun dan naik diatur menggunakan
mesin jangkar ( Anchor Windlass ) yang dipasang di atas Forecastle deck.

Contoh Gambar Jangkar, sumber gambar Google.com

Nama jangkar sesuai penempatannya pada kapal dan kegunaan yang disesuaikan dengan
daerah operasi kapal. Biasanya kapal - kapal besar seperti kapal niaga pelayaran besar (
Ocean Going Ship ) dilengkapi dengan tiga tipe jangkar :

1. Jangkar utama ( Bower Anchor )


Merupakan jangkar utama ( seluruh kapal diatas 250 DWT ) dilengkapi dua buah jangkar
haluan yang diposisikan dikiri dan kanan haluan kapal. Jangkar ini digunakan pada saat
berlabuh didaerah labuh ( Anchorage Area ). Kedua jangkar tersebut memiliki berat yang
sama yang besarnya diatur sesuai dengan ketentuan klasifikasi. Untuk kapal pelayaran besar
dilengkapi pula dengan jangkar cadangan, hal ini diperlukan karena apabila salah satu
jangkar utama hilang maka untuk penggantian akan lebih mudah. Karena jangkar cadangan
memiliki ukuran berat dan bentuk yang sama.
2. Jangkar arus ( Stream Anchor )
Untuk kapal pelayaran besar ( Ocean Going Ship ) ukuran tertentu dilengkapi dengan satu
buah jangkar arus yang dipasang dibagian buritan kapal. Jangkar ini digunakan untuk
membantu jangkar haluan pada saat berlabuh didaerah yang memiliki arus yang sangat kuat,
dan untuk menahan posisi kapal bagian buritan supaya tetap dalam posisinya. Jangkar arus ini
ditempatkan digeladak buritan kapal, jangkar arus memiliki berat minimum lebih kurang
sepertiga berat jangkar haluan, pada kapal - kapal ukuran besar berat jangkar arus atau
buritan sama dengan berat jangkar haluan atau utama.

3. Jangkar Cemat ( Kedges Anchor )


Pada kapal tertentu dilengkapi dengan jangkar cemat yang memiliki berat setengah berat
jangkar arus. Jangkar cemat digunakan untuk membebaskan kapal pada saat kapal kandas
didasar yang berpasir.

1.2 Jenis jangkar berdasarkan bentuk dan fungsinya

Seiring dengan berkembangnya jaman ini, jangkar pun juga mengalami


perubahan yaitu pada desain / bentuknya dan juga fungsinya saat digunakan di
lautan bebas ataupun di sungai dan danau. Dan Jenis jangkar tersebut diantaranya
adalah :

 Jangkar AC14

Jenis jangkar ini banyak dipakai untuk kapal komersil dan aquaculture. Jangkar ini
memiliki nilai efisiensi yang lebih tinggi, karena user dapat menurunkan beratnya
sesuai dengan yang dibutuhkan, tetapi tidak dapat turun dengan drastis melainkan
mendekati ukuran berat aslinya.
 Jangkar Hall

Jangkar tipe ini banyak dipakai untuk kapal-kapal pengangkut dan kapal-kapal
komersil.

 Jangkar Spek

Jenis jangkar tipe ini juga banyak dipakai untuk kapal-kapal pengangkut dan kapal
komersil.

 Jangkar Byers

Masih sama dengan jangkar hall dan jangkar spek, jenis jangkar ini banyak dipakai
untuk kapal-kapal pengangkut dan kapal komersil.
 Jangkar Union

Seperti ketiga jenis jangkar diatas, jangkar ini juga banyak digunakan untuk kapal-
kapal pengangkut dan juga kapal komersil.

Note* : Jangkar hall, spek, byers dan union adalah jangkar sejenis yang masih
dalam keluarga jangkar stockless anchor

 Jangkar Danforth

Jenis jangkar ini banyak digunakan untuk kapal komersil dan boat. Jenis jangkar ini
didesain dengan penambat yang terbuat dari Baja berkekuatan tinggi sehingga
dapat mencengkeram dengan baik dibandingkan dengan stockless anchor.
 Jangkar Stevin

Jenis jangkar ini banyak digunakan untuk kebutuhan offshore karena memiliki
kemampuan menahan beban yang tinggi. Jenis jangkar ini juga dapat dikategorikan
menjadi jangkar high holding power anchor yang memang sesuai dengan
keunggulannya dalam mencengkeram.

 Jangkar Flipper Delta

Jenis jangkar ini sama dengan jangkar Stevin, karena memiliki kemampuan
mencengkeram yang tinggi yaitu high holding power anchor yang banyak digunakan
untuk kebutuhan offshore.

1.3 Sistem kerja jangkar

Prinsip kerja dari jangkar ini adalah sebagai berikut :


1. Apabila jangkar tersebut dijatuhkan maka pada tiang terdapat gaya yang
sejajar dengan dasar laut sehingga telapaknya akan terdapat tegangan.
2. Dengan demikian lengan kedua-duanya akan memutar ke bawah dan
tangannya akan masuk ke bawah.
3. Pada suatu kedudukan dimana antara tiang dan lengannya membentuk sudut
45o tiang akan menekan pada bagian dalam dari mahkota sehingga jangkar
akan masuk lebih dalam ke dalam tanah selama ada gaya pada batang yang
arahnya sejajar dengan tanah mengarah ke rantainya.
4. Apabila gaya itu makin mengarah ke atas maka gaya tersebut berfungsi
sebagai pengungkit yang akan memaksa tangan itu keluar dari tanah.

Disamping dari jenis dasar laut, kedudukan dari batang terhadap dasar laut sangat
penting agar jangkar dapat menahan kapal dengan baik. Kedudukan dari batang
dipengaruhi oleh berat dan panjang rantai.

1.4 Gaya yang bekerja pada jangkar

Pada waktu kapal berlabuh (membuang jangkar) pada kapal bekerja gaya-gaya sebagai
berikut :
 tidak akan terjadi kalau rantai di titik A membentuk sudut dengan bidang horizontal.
Gaya tekanan angin yang ada pada batas di atas permukaan air, di sini diperhitungkan
super structure dan deck house
 Gaya tekanan air pada bagian bawah
 Gaya energi yang ditimbulkan oleh gelombang. System gaya dalam keadaan setimbang
bila jumlah gaya luar T yang terdapat pada lubang rantai jangkar C akan sama
besarnya dengan gaya tarik dari jangkar A sebesar TO dengan catatan arah TO terletak
di bidang horizontal. Keseimbangan

1.5 Perhitungan ukuran jangkar

jangkar dan jumlah jangkar harus memenuhi peraturan klasifikasi. Sebagai contoh
diambil dari peraturan Bureau Veritas (Perancis) dan Biro Klasifikasi Indonesia.

BUREAU VERITAS :
Sesuai Rules and Regulation Bureau Veritas, berat dan jumlah jangkar ditentukan sesuai
table dengan menghitung nilai “Equipment Number” dengan formula sebagai berikut :
E N = Δ 2/3 + 2 h B + 0,1 A
Keterangan :
Δ = displasemen kapal
B = lebar kapal pada bagian tengah kapal
A = luas (m2) penampang samping kapal yang merupakan bagian
lambung, bangunan atas dan deck house diatas garis muat musim
panas yang memiliki lebar lebih besar dari B/4
h = tinggi (m) dari garis muat musim panas s/d bangunan atas tertinggi
h = a + Σ hn
a = jarak lambung timbul dari garis muat musim panas
hn = tinggi (m) bangunan atas atau deck house pada centerline yang
memiliki lebar lebih besar dari B/4, dan apabila dibagian bawah
bangunan tersebut ada bangunan dengan lebar B/4 atau kurang dari B/4 maka diabaikan.

Setelah nilai EN diketahui maka tabel 1 : Equipment dapat dipakai untuk menentukan Berat
dan Jumlah Jangkar, panjang segel rantai dan diameter rantai jangkar.

BIRO KLASIFIKASI INDONESIA


Peraturan BKI menentukan berat jangkar sesuai dengan tabel dengan mengetahui terlebih
dahulu nilai “Z” :
Z = D 2/3 + 2 h B + A/10
Keterangan :
D = displasemen kapal
B = lebar kapal pada bagian tengah kapal
A = luas (m2) penampang samping kapal yang merupakan bagian
lambung, bangunan atas dan deck house diatas garis muat musim
panas yang memiliki lebar lebih besar dari B/4
h = tinggi (m) dari garis muat musim panas s/d bangunan atas tertinggi
h=fb+Σhn
f b = jarak lambung timbul dari garis muat musim panas
h n = tinggi (m) bangunan atas atau deck house pada centerline yang
memiliki lebar lebih besar dari B/4, dan apabila dibagian bawah
bangunan tersebut ada bangunan dengan lebar B/4 atau kurang dari
B/4 maka bangunan yang dibawah diabaikan.
BAB II
RANTAI JANGKAR

2.1 Rantai jangkar

Rantai jangkar terdiri atas potongan-potongan antara satu segel (shackle)


dengan segel yang lainnya yang setiap potongan, panjangnya masing-masing 15
fathoms. Jumlah panjang rantai jangkar yang besar berkisar antara 240-330
fathoms. Menurut Lloyd register, satu segel panjangnya 15 fathom, atau sekitar 27.5
m. Sedang menurut Germanischer llyod 1 segel = 15 fathom atau 25 m.

Yang dimaksud dengan tebal atau diameter rantai adalah : tebalnya bahan untuk
membuat mata rantai biasa (original link). Mata rantai merupakan bagian dari rantai
jangkar yang berbentuk lonjong, mata rantai itu di tengah-tengahnya diberi “dam”
kecuali mata rantai yang berada pada ujung-ujung dari setiap panjang 15 fathoms
sebelah kiri dan kanan dari segel. Dam-dam tersebut gunanya untuk menjaga agar
rantai tidak berputar. Mata rantai yang tidak memakai dam ukurannya lebih besar
dari mata rantai biasa.

Setiap segel jumlah mata rantainya selalu ganjil supaya sambungan segel harus
pada kedudukan rata pada waktu mata spil jangkar. Segel-segel biasa (normal
conecting shackle) yang menghubungkan setiap 15 fathoms panjang rantainya
harus dipasang dengan lengkung menghadap ke arah jangkarnya, agar supaya
pada waktu lego jangkar dapat licin dan tidak merusakkan mata spil jangkar.

Mata rantai merupakan bagian dari rantai jangkar yang berbentuk lonjong, mata
rantai tersebut ditengahnya diberi “dam” kecuali mata rantai yang berada pada ujung
dari segel. Fungsi dari dam tersebut ialah untuk menjaga agar rantai tidak berputar.
Mata rantai yang tidak memakai dam ukurannya lebih besar dibandingkan dengan
mata rantai biasa.

Segel segel biasa (normal Connecting Shackle) yang dihubungkan tiap 15 fathoms
panjang rantai harus dipasang dengan lengkungnya menghadap kea rah
jangkarnya, agar supaya ketika lego jangkar tidak merusak mata spil jangkar.

Agar supaya baut segel biasa tidak dapat berputar, maka bentuknya lonjong dan di
sebelah luarnya harus rata.

Setelah pen dimasukkan, agar tidak lepas maka ujungnya ditutup dengan timah
yang dipanasi. Pada saat segel biasa (normal shackle) dileati mata spil jangkar,akan
sering timbul kerusakan pada sisi segel xx sendiri karena bentuknya yang berlainan
dengan mata rantai xx biasa. Oleh karena itu kapal kapal kebanyakan
menggunakan segel kenter (kenter Shackle). Segel kenter terdiri dari :

Setengah bagian segel yang dapat digeserkan melintang masing masing dan pada
arah memanjangnya dapat mengunci.
Dam dipasang ditengah tengah, apabila dam dipasang, maka bagian bagian tadi
tidak dapat digeserkan dalam arah melintang lagi.

Sebuah borg pen masuk melalui mata rantai dam tadi, setelah borg pen ini
terpasang,maka rantainya tidak akan terlepas lagi. Pen ini kemudian ditutup dengan
timah agar tidak terlepas.

Gambar diatas juga menunjukkan urutan pengaturan untuk penyambungan antara


rantai dengan batang jangkar.

Komposisi dan konstruksi dari rantai jangkar terdiri atas :

 Ordinary link
 Large link ( rantai antara End link dan Ordinary link)
 End link ( rantai setelah Conecting shackle)
 Conecting shackle ( sambungan rantau tiap 15 fathoms)
 Anchor kanter shackle ( sambungan rantai pada jangkar)
 Swivel (Perangkat yang memungkinkan jangkar dapat berputas tetapi tidak
memutar rantai)
 Kanter shackle (segel tiap 15 fathoms)

Kanter shackle terdiri dari :

1. Setengah bagian segel yang dapat digeser melintang masing – masing dan
pada arah memanjangnya dapat mengunci.
2. Dam dipasang ditengah – tengahnya, apabila dam dipasang maka bagian –
bagian tadi tidak dapat digeserkan dalam arah melintang lagi.
3. Sebuah borg pen masuk melalui mata rantai dam tadi setelah borg pen
terpasang maka mata rantainya tidak akan terlepas lagi. Pen ini kemudian
ditutup dengan timah agar tidak terlepas.
4. Bentuk dan ukuran segel kenter sama dengan rantai biasa.

2.2 Swivel ( kili-kili )

Peranti / perangkat mata rantai yang memungkinkan jangkar berputar, tanpa


mengakibatkan rantai yang dipasang sebelum atau di belakang perangkat tersebut
terpuntir

2.3 Crab Link (Mata rantai kepiting )

Salah satu jenis mata rantai yang di pasang pada ujung rantai pengikat
balok-balok dan lain-lain. Tidak berbentuk lingkaran tetapi menyerupai kepiting.Guna
mempertahankan kondisi rantai agar tidak cepat aus, maka setiap kali dilakukan
pengedokan tahunan, maka posisi segel rantai di putar, sesuai urutan segelnya.
Sebagai missal segel 1 ditempatkan untuk mengikat batang jangkar, maka pada
tahun berikutnya, segel rantai 1 ditempatkan sebagai pengikat di lemari rantai
jangkar, sedang segel pengikat jangkar menggunakan segel ke-2 yang terletak di
belakang segel pertama. Demikian seterusnya, hingga semua segel dapat berotasi
untuk dapat mengikat batang jangkar.
2.4 Chain Stopper/cable Stopper

Chain Stopper menyerap gaya tarik yang terjadi di rantai jangkar dan
mendistribusikannya ke konstruksi lambung. Kemampuan cemat dari chain stopper
sekuangnya 80% dari kekuatan putus rantai jangkar. Lebih jauh lagi, tahanan gesek
yang ditimbulkan oleh pipa jangkar dapat menyerap gaya sebesar 20% dari
kekuatan putus rantai minimal dan windlass harus mampu dapat memberikan
tahanan gaya cemat sebesar 45% dari kekuatan putus tali minimal .

2.5 Pemeliharaan Rantai Jangkar

Bagian yang paling ujung yaitu sepanjang 15 fathoms yang pertama pada
umumnya kerusakannya kurang. Agar kerusakan-kerusakan rantai itu merata maka
pada waktu kapal di dok 15 fathoms yang pertama dilepaskan lalu dipasang pada
bagian yang belakang. Jadi kedudukan sekarang ialah 15 fathoms yang kedua
menjadi 15 fathoms yang pertama, 15 fathoms yang ketiga menjadi 15 fathoms
yang kedua dan seterusnya, sedangkan 15 fathoms yang pertama menjadi 15
fathoms yang terakhir. Tiap kali naik dok hal ini dilakukan secara rotari seperti hal di
atas. Jangan sampai terjadi bahwa setiap kali naik dok rantainya hanya di balik saja
yaitu segel terakhir menjadi segel yang pertama dan begitu selanjutnya sehingga
yang mengalami kerusakan adalah segel-segel bagian ujung-ujungnya saja.

2.6 PIPA RANTAI (HAWSE PIPE)

Hawse pipe adalah pipa rantai jangkar yang menghubungkan rumah jangkar ke
geladak. Ketentuan yang paling penting yang harus diperhatikan adalah sebagai
berikut :

 Dalam pengangkatan jangkar dari air laut tidak baleh membentur bagian
depan kapal pada waktu kapal dalam keadaan trim + 5o .
 Tiang jangkar harus masuk kelubang rantai jangkar meskipun letak telapak
jangkar tidak teratur.
 Lengan atau telapak jangkar harus merapat betul pada dinding kapal.
 Jangkar harus da[at turun denganberatnya sendiri tanpa rintangan apapun .
 Dalam pelayaran jangkar jangan sampai menggantung di air.
 Panjang pipa rantai harus cukup untuk masuknya tiang jangkar.
 Lengkungan lobang pipa rantai digeladak dibuat sedemikian rupa hingga
mempermudah masuk atau keluarnya rantai jangkar sehingga gesekan dapat
dijaga seminimum mungkin .Selain itu lobang dilambung jangan sampai
membuat sudut yang terlalu tajam.
 Untuk kapal yang mempunyai tween deck, pusat dari pipa rantai harus
sedemikian hingga letak pipa rantai tersebut tidak memotong geladal bagian
bawah.

Diameter dalam hawse pipe tergantung dari diameter rantai jangkar sendiri,
sehingga rantai jangkar dapat keluar masuk tanpa hanlangan. Diameter bagian
bawah dibuat lebih besar antara 3-4 cm dibandingkan dengan atasnya. Umumnya
dapat dipakai sebagai pedoman untuk diameter jangkar d = 25 m/m maka diameter
dalam hawse pipe = 10,4 d
.

2.7 BAK PENYIMPAN RANTAI (CHAIN LOCKER)

Umumnya pada kapal-kapal pengangkut letak chain locker adalah didepan collision
bulkhead dan diatas fore peak tank.Sebelumnya chain locker diletakkan didepan
ruang muat , hal ini tidak praktis karena sebagian volume ruang muat akan terambil.

Pada kapal-kapal penumpang besar apabila deep tank terletak dibelakang maka
chain locker biasanya diletakkan diatasnya. Ditinjau dari bentuknya Chainlocker
terbagi atas dua bagian :

1. Berbentuk segi empat


2. Berbentuk silinder

Tetapi umumnya pada kapal digunakan chain locker yang berbentuk segi empat.
Perhitungan volume chain locker dilakukan sebagai berikut:

Sv = 35 d2

Catatan : Sv : Volume chain locker untuk panjang rantai jangkar 100 fathoms (183 m)

d : diameter rantai jangkar dalam

Beberapa ketentuan-ketentuan dari chain locker :

1. Umumnya didalam dilapisi dengan kayu untuk mencegah suara berbisik pada
saat lego jangkar.
2. Dasar dari chain locker dibuat berlobang untuk mengeluarkan kotoran yang
dibawa jangkar dari dasar laut.Dibawah dasar chain locker dilengkapi dengan
bak dimana dasar dari semen yang miring supaya kotoran dapat mengalir.
3. Disediakan alat pengikat ujung ranai jangkar agar tidak hilang pada waktu
lego jangkar.
4. Harus ada dinding pemisah antara kotak rantai sebelah kiri dan kanan,
sehinggan rantai dikiri dan kanan tidak membelit dan tidak menemui
kesukaran dalam lego jangkar.

Konstruksi dari tabung rantai ini sama dengan konstruksi hawse pipe yang terbuat
dari steel plate (plat baja). Dibagian ujung bawah chain pipe yang menghadap bak
rantai dilengkapi atau dipasang setengah besi bulat. Ujung bagian atas tabung rantai
ini diletakkan tepat pada lubang rantai.
BAB III
WINDLASS

Anda mungkin juga menyukai