Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Fashion di Indonesia kini semakin berkembang mengikuti arus
modernisasi. Perkembangan ini menjadikan masyarakat sebagai
masyarakat yang selektif di dalam menentukan gaya hidupnya. Gaya
hidup sangat erat hubungannya dengan fashion, karena adanya fashion
akan menunjang penampilan seseorang agar lebih menarik dan menjadi
trend center di masyarakat. Produk fashion termasuk produk yang dapat
dikonsumsi dalam jangka panjang karena produk ini digunakan dengan
pemakainan normal satu tahun.
Persaingan bisnis pada bidang fashion sangat ketat terutama pada
bidang busana, usaha busana merupakan suatu bisnis yang
berkembang pesat dari tahun ketahun, hal ini terlihat dari tingginya
permintaan konsumen yang akhirnya membuat banyak usaha di bidang
busana, salah satu yang banyak ditemukan yaitu penjahit busana. Usaha
menjahit adalah usaha untuk mengubah tekstil menjadi pakaian jadi yang
bisa digunakan konsumen. Persiapan yang diperlukan di sini adalah
kemampuan menterjemahkan keinginan konsumen untuk membuat
pakaian yang sesuai seleranya. Usaha menjahit memiliki peluang besar
untuk menarik minat konsumen. Hal itu dikarenakan kadang orang sering
menyukai model pakaian di suatu toko namun ukurannya tidak ada yang
pas dengan ukuran tubuh, selain itu banyak orang tidak mau jika
mengenakan pakaian yang pasaran atau banyak dipakai oleh orang lain.
Oleh karena itu mereka berlomba-lomba mencari jasa penjahit yang
dapat mengerjakan pakaian sesuai dengan keinginan mereka.

Gambar 1.1 BONANZA Tailor


Sumber : Dokumentasi Pribadi (Diakses tanggal 10 Oktober 2019)
Gambar 1.2 BONANZA Tailor
Sumber : Dokumentasi Pribadi (Diakses tanggal 10 Oktober 2019)

Gambar 1.3 Workstation BONANZA Tailor


Sumber : Dokumentasi Pribadi (Diakses tanggal 10 Oktober 2019)

Salah satu usaha penjahit busana di Surabaya yaitu BONANZA


Tailor yang berlokasi di Jl. Raya Prapen 43 Surabaya. Pada BONANZA
Tailor terdapat ruang untuk display busana dan ruang kerja (workstation)
yang terpisah. Berdasarkan hasil observasi awal, terdapat banyak
peralatan dan perlengkapan yang menunjang pekerjaan tersebut seperti
benang, jarum, kancing, gunting, dan lain sebagainya. Peralatan dan
perlengkapan tersebut tidak memiliki tempat tersendiri sehingga penjahit
merasa sedikit kesulitan saat mencari peralatan tersebut. Kemudian
tempat untuk memotong pola, menjahit, dan setrika merupakan tempat
yang berbeda sehingga penjahit harus berpindah tempat saat melakukan
aktivitas tersebut.
Gambar 1.4 Tempat penyimpanan peralatan jahit seadanya
Sumber : Dokumentasi Pribadi (Diakses tanggal 10 Oktober 2019)

Gambar 1.5 Meja setrika


Sumber : Dokumentasi Pribadi (Diakses tanggal 10 Oktober 2019)

Dengan permasalahan diatas maka dibutuhkan alat bantu untuk


mempermudah proses menjahit berupa workstation (ruang kerja) yang
memiliki banyak fungsi, serta dilengkapi dengan penyimpanan semua
peralatan dalam menjahit. Dikarenakan dalam proses menjahit akan
banyak menghabiskan waktu di satu tempat, sehingga jika semua
peralatan dijadikan satu akan memudahkan penjahit dalam menjangkau
barang dengan mudah. Berdasarkan paparan dari latar belakang diatas
maka munculah sebuah desain workstation khusus untuk penjahit
busana yang dapat memudahkan aktivitas pekerjaan dari para penjahit.

1.2 Rumusan Masalah :


Bagaimana mendesain sebuah workstation bagi para penjahit yang
memudahkan aktivitas menjahit dalam rumah?
1.3 Tujuan :
Tujuan dari penelitian ini adalah mendesain sebuah workstation yang
tidak hanya berfungsi untuk menjahit saja tetapi bisa untuk membuat pola
pada kain hingga meja untuk setrika, serta dilengkapi dengan penyimpanan
semua peralatan dalam menjahit.

1.4 Manfaat :
1. Untuk Peneliti
Penelitian ini memberikan pengetahuan dan pengalaman baru bagi
peneliti mengenai bagaimana memecahkan masalah dalam membuat
sebuah desain berdasarkan kebutuhan dan masalah pengguna.
2. Untuk Lembaga
Desain Produk sebagai jurusan atau lembaga yang mempunyai
referensi untuk melakukan penelitian selanjutnya agar lebih
dikembangkan dikemudian hari.
3. Untuk Masyarakat
Memudahkan para penjahit untuk melakukan aktivitas menjahit
didalam rumah dan menjangkau perlengkapan menjahit.

1.5 Sistematika Pembahasan


Sistematika penulisna pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini menjelaskan tentang penjelasan umum yaitu latar belakang
dari penelitian, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat dan
sistematika penelitian
BAB II : KAJIAN PUSTAKA
Pada bab ini diuraikan mengenai landasan teori yang terkait dengan
pengertian judul, teori material, finishing, sistem, ergonomi, dan antropometri
yang diambil dari beberapa literatur, buku, internet.
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini diuraikan tentang metode atau pendekatan yang akan
digunakan untuk menjawab permasalahan penelitian untuk mencapai tujuan
penelitian atau proses pengumpulan data dan bagan alur proses penelitian.
BAB IV : STUDI KASUS
Pada bab ini diuraikan tentang hasil studi kasus yang sudah dilakukan
oleh peneliti di lapangan untuk memperoleh data yang dibutuhkan.
BAB V : ANALISIS
Pada bab ini menguraikan tentang menganalisis dan menyatukan hasil
antara data observasi, wawancara, serta sumber-sumber pendukung dari
internet maupun buku.
BAB VI : SINTESA DESAIN
Pada bab ini mencakup tentang kesimpulan dari kajian pustaka, dan
alternative desain sehingga mendapatkan desain akhir.
BAB VII : PENUTUP
Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dari penulis dimulai dari proses
awal pembuatan hingga proses akhir proyek desain.

Anda mungkin juga menyukai