Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

Kebutuhan akan data dan informasi saat ini berkembang sangat pesat, dilihat dari segi
kuantitas maupun kualitasnya. Dengan telah berlakunya Undang– Undang Nomor 14 Tahun
2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (KIP) maka tersedianya data dan informasi mutlak
dibutuhkan terutama oleh badan layanan umum seperti rumah sakit. Setiap rumah sakit wajib
melaksanakan Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) seperti yang tertuang dalam Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1171/MENKES/PER/VI/2011. SIRS merupakan
aplikasi sistem pelaporan rumah sakit kepada Kementerian Kesehatan yang meliputi data
identitas rumah sakit, data ketenagaan yang bekerja di rumah sakit, data rekapitulasi kegiatan
pelayanan, data kompilasi penyakit/morbiditas pasien rawat inap dan data kompilasi
penyakit/morbiditas pasien rawat jalan. Jadi SIRS dapat digunakan untuk proses pengumpulan,
pengolahan dan penyajian data rumah sakit.
Pengumpulan data di rumah sakit merupakan data yang dikumpulkan setiap hari dari
pasien rawat inap dan rawat jalan. Data tersebut berguna untuk memantau perawatan pasien
setiap hari, minggu, bulan dan lain-lain. Informasi dari statistik rumah sakit digunakan untuk
perencanaan, memantau pendapatan dan pengeluaran dari pasien oleh pihak manajemen
rumah sakit. Sesuai ketentuan pasal 52 ayat (1) Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009
tentang Rumah Sakit, setiap rumah sakit wajib melakukan pencatatan dan pelaporan tentang
semua kegiatan penyelenggaraan rumah sakit dalam bentuk sistem informasi manajemen
rumah sakit. Pencatatan dan pelaporan yang dilakukan oleh rumah sakit bertujuan untuk
meningkatkan efektivitas pembinaan dan pengawasan rumah sakit.
HIS telah diterapkan sejak tahun 2007 dengan fitur terbatas pada billing system rawat
jalan, kemudian pada tahun 2011 dilakukan penambahan fitur untuk billing system rawat inap,
pelaporan internal, eksternal dan penunjang medis. Pada tahun 2012 dilakukan pembenahan
fitur khusus untuk Instalasi Farmasi. Fitur pelaporan internal untuk pelaporan statistik dasar
rumah sakit berada pada menu Sensus Harian Rawat Inap yang harus di input tepat waktu oleh
petugas IRM untuk pasien masuk rawat inap kemudian input pindah wisma dan pulang rawat
inap di lakukan oleh perawat, maka secara otomatis menu ini dapat menghasilkan data statistik
dasar rumah sakit yaitu BOR, LOS, TOI, BTO. Namun komputerisasi pelaporan ini tidak
digunakan oleh IRM untuk pelaporan statistik dasar rumah sakit karena nilai BOR, LOS, TOI,
BTO berbeda antara HIS dan IRM. Sejak digunakannya HIS pada tahun 2007 belum pernah
dilakukan monitoring dan evaluasi khusus untuk pelaporan statistik rumah sakit, monitoring dan
evaluasi hanya fokus kepada billing system rawat jalan dan rawat inap.

1
BAB II
RUANG LINGKUP

Adapun ruang lingkup panduan analisis manajemen data sebagai berikut :


1. Penggunaan statistik dalam melakukan analisis data
2. Analisis yang harus dilakukan yaitu :
a. Membandingkan data di rumah sakit dari waktu ke waktu ( dari bulan ke bulan, dari tahun
ke tahun )
b. Membandingkan dengan rumah sakit lain, bila mungkin yang sejenis melalui database
eksternal baik nasional maupun internasional
c. Membandingkan dengan standar-standar, seperti yang ditentukan oleh badan akreditasi
atau standar-standar yang ditentukan oleh peraturan perundang-undangan
d. Membandingkan dengan praktik-praktik yang diinginkan yang dalam literatur digolongkan
sebagai best practice ( praktik terbaik ) atau better practice ( praktik yang lebih baik ) atau
practice guidelines ( panduan praktik klinik )

2
BAB III
TATA LAKSANA

1. Penggunaan statistik dalam melakukan analisis data


Proses analisis dilakukan dengan cara statistik yang sesuai dengan data yang ada, antara
lain:

A. Rata-rata, formulanya :
1) Numerator (pembilang): penambahan seluruh angka (4,7,8,3,8,6,5)
2) Denominator (penyebut): total angka (7)
3) Rata-rata (4+7+8+3+8+6+5)

B. Median adalah angka yang berada di tengah setelah ditata dari angka terkecil sampai
angka terbesar
C. Mode adalah nilai yang sering muncul
D. Rentang nilai
E. Jumlah kasus
F. Diagram tulang ikan untuk memetakan kemungkinan penyebab masalah mutu  Man –
Material – Machine – Method
G. Grafik, Pareto chart, control chart
H. Secara statistik yang sesuai dengan datanya.
I. Membandingkan data dengan unit lain di dalam rumah sakit, dengan data rumah sakit
lain yang sesuai dengan profil datanya, dengan standar, dengan praktik terbaik
J. Root Cause Analysis dilakukan untuk kasus insiden keselamatan pasien yang termasuk
dalam grading kunign dan merah
K. Investigasi sederhana untuk insiden keselamatan pasien yang termasuk dalam grading
biru dan hijau.
L. Analisis secara intensif terhadap data dilakukan jika terjadi penyimpangan tingkatan,
pola atau kecenderungan dari KTD
M. Analisis semua reaksi transfusi yang terjadi di rumah sakit

Proses kegiatan pembuatan laporan statistik dasar rumah sakit sesuai yang tertera
dalam SPO Pembuatan Laporan RL 1 yaitu:
a. Pengisian data dasar rumah sakit dilakukan secara online di alamat
http://sirs.buk.depkes.go.id/sirs/login.php
b. Data dasar rumah sakit meliputi :

3
1) Kode Rumah Sakit Diisi berdasarkan nomer registrasi rumah sakit yang telah
ditetapkan oleh Sekretaris Jenderal Bina Upaya Kesehatan Kementerian
Kesehatan RI
2) Tanggal Registrasi rumah sakit yang tercantum dalam sertifikat registrasi
3) Nama Rumah Sakit Nama rumah sakit diisi sesuai dengan nama rumah sakit yang
sudah terdaftar di Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan Kementerian
Kesehatan RI
4) Jenis Rumah Sakit Jenis rumah sakit diisi rumah sakit Swasta
5) Kelas Rumah Sakit Kelas rumah sakit diisi sesuai kepemilikan yaitu Rumah Sakit
Kelas D
6) Direktur Rumah Sakit Diisi lengkap dan jelas nama Direktur Rumah Sakit
7) Penyelenggara Rumah Sakit Diisi PT RS Permata Hati Kisaran
8) Alamat Rumah Sakit Alamat rumah sakit diisi lengkap nama Kabupaten/Kota,
Kode Pos, Nomor Tepelon, Nomor Faximili, Alamat Email, Nomor Telepon, dan
Website.
9) Luas Rumah Sakit diisi dalam satuan meter per segi dari luas tanah dan bangunan
10) Surat Ijin Penetapan diisi berdasarkan surat ijin penyelenggaraan/operasional yang
diterbitkan oleh instansi berwenang.
11) Akreditasi Rumah Sakit diisi Tahap proses Akreditasi Versi SNARS EDISI I untuk
15 Program kerja ( Pokja )
12) Jumlah Tempat Tidur
13) Tenaga Medis Diisi jumlah tenaga medis
14) Tenaga Non Medis Diisi jumlah tenaga non medis

c. Laporan Indikator Pelayanan Rumah Sakit (RL 1.2) Laporan yang dibuat berdasarkan
formulir SHRI (Sensus Harian Rawat Inap) yang berisi data :
1) BOR (Bed Occupancy Rate) yaitu persentase pemakaian tempat tidur pada satu
satuan waktu tertentu, menggambarkan tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempet
tidur
2) LOS (Length of Stay) yatu rata-rata lama rawat seorang pasien, menggambarkan
tingkat efisiensi dan mutu pelayanan
3) BTO (Bed Turn Over) yaitu frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu periode,
berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu, menggambarkan tingkat
efisiensi pemakaian tempat tidur
4) TOI (Turn Over Interval) yaitu rata-rata di mana tempat tidur tidak ditempati dari
setelah diisi ke saat terisi berikutnya, menggambarkan tingkat efisiensi penggunaan
tempat tidur

4
5) NDR (Net Death Rate) yaitu angka kematian 48 jam setelah dirawat untuk setiap
1000 penderita keluar
6) GDR (Gross Death Rate) yaitu angka kematian untuk setiap 1000 penderita keluar
rumah sakit
7) Rata-rata Kunjungan Poliklinik per hari Proses kegiatan pembuatan sensus harian
rawat inap yang tertuang dalam SPO Sensus Harian Rawat Inap adalah sebagai
berikut:
a. Sediakan formulir sensus harian pasien rawat inap
b. Isilah setelah pasien masuk ruang rawat, pindah intern rumah sakit dan keluar
rumah sakit setiap hari dan ditutup pada jam 24.00 WIB.
c. Jika ada pasien masuk rumah sakit atau keluar/meninggal sesudah jam 24.00,
maka catat pada formulir sensus pada hari berikutnya.
d. Buat satu lembar untuk Instalasi Rekam Medik.
e. Tanda tangani oleh petugas ruangan pada hari tersebut.
f. Serahkan berkas sensus harian rawat inap kepada petugas pengolah sensus
harian pasien rawat inap.
g. Lakukan pengecekan data pasien masuk dan pasien keluar.
h. Buat rekap dan laporan sensus harian rawat inap setiap bulan, triwulan, dan
tahunan sebagai bahan pelaporan kegiatan rumah sakit.
i. Arsipkan lembar sensus harian rawat inap di Instalasi Rekam Medis.
j. Setiap bulan semua ruangan menerima laporan hasil pengolahan data sensus
harian rawat inap.
k.Koordinasi pelaksanaan dan evaluasi sensus harian pasien rawat inap
dilaksanakan setiap bulan.

Sensus harian rawat inap tidak dibuat setiap hari oleh perawat karena lupa atau karena
sensus harian tidak secara konsisten diambil oleh perekam medis setiap harinya. Tugas untuk
check in dan check out pasien yang menjadi kewenangan perawat sesuai yang tertuang dalam
Petunjuk Penggunaan HIS tidak dilakukan secara tepat waktu. Ketika pasien check in dan
check out di wisma, perawat tidak dengan segera entri data di HIS kemudian menjadi lupa.
Ketika kemudian perawat melakukan entri data di hari berikutnya karena pasien telah check
out, tanggal check out juga tidak disesuaikan dengan tanggal keluar.
Indikator-indikator pelayanan rumah sakit dapat dipakai untuk mengetahui tingkat
pemanfaatan, mutu, dan efisiensi pelayanan rumah sakit. Indikator-indikator berikut bersumber
dari sensus harian rawat inap :
1) BOR (Bed Occupancy Rate / percentage bed occupanpcy)
Bed Occupancy Rate (BOR) merupakan angka yang menunjukkan presentase tingkat
penggunaan Tempat Tidur pada satuan waktu tertentu di Unit Rawat Inap (bangsal).
5
Standard nilai ideal Barber Johnson menurut DepKes RI untuk BOR 70 – 85 %. Apabila
nilai BOR lebih dari 85 % maka pelayanan yang dijalankan oleh dokter, perawat dan
tenaga kesehatan lain kurang efektif, hal tersebut dapat dikarenakan :
a) Beban kerja tinggi
b) Ruang kerja terbatas namun penggunaan Tempat Tidur yang berlangsung secara
terus – menerus.
c) Meningkatnya kualitas pasien memperoleh perawatan yang layak dibutuhkannya.
d) Memperpanjangkan masa penyembuhan pasien.
Adapun rumus Bed Occupancy Rate :
Jumlah hari perawatan
BOR = x 100%
Jumlah tempat tidur x jumlah hari periode tertentu

Manfaat penghitungan BOR yaitu untuk mengetahui tingkat penggunaan Tempat Tidur
suatu rumah sakit. Angka BOR yang rendah kurangnya penggunaan fasilitas perawatan
rumah sakit oleh masyarakat.

2) AvLOS (Average Length Of Stay)


Average Length Of Stay disebut juga lama dirawat merupakan jumlah hari kalender
dimana pasien mendapatkan perawatan rawat inap di rumah sakit, sejak tercatat
sebagai pasien rawat inap (admisi) hingga keluar dari rumah sakit (discharge). Kondisi
pasien keluar bisa dalam keadaan hidup maupun mati. Jadi pasien yang belum keluar
dari rumah sakit belum bisa dihitung hari Lama dirawatnya. Nilai ideal menurut DepKes
RI untuk AvLOS adalah ± 3 – 12 hari.
Total dari lama hari rawat dapat diartikan sebagai jumlah hari rawat yang didapat pada
pasien, sampai pasien keluar hidup atau meninggal.
Rumus Average Length Of Stay :
Jumlah hari perawatan
AvLOS =
Jumlah pasien keluar hidup dan mati

3) TOI (Turn Over Interval)


Turn Over Interval menunjukkan rata-rata jumlah hari sebuah Tempat Tidur tidak
ditempati pasien. Hari “Kosong” ini terjadi antara saat Tempat Tidur yang ditinggalkan
oleh seorang pasien sehingga digunakan lagi oleh pasien berikutnya. Nilai ideal menurut
DepKes RI untuk Turn Over Interval (TOI): 1-3 hari
Rumus Turn Over Interval :
( Jumlah Tempat Tidur X jumlah hari pada periode tertentu )−Hari perawatan
TOI=
Jumlah pasien keluar hidup dan mati

6
4) BTO (Bed Turn Over)
Bed Turn Over atau Troughput merupakan rerata jumlah pasien yang menggunakan
setiap Tempat Tidur dalam periode tertentu. Nilai BTO sangat membantu dalam menilai
tingkat penggunaan Tempat Tidur karena dalam dua periode bisa diperoleh angka BOR
yang sama tetapi angka BTO berbeda. Nilai ideal menurut DepKes RI Bed Turn Over
(BTO) minimal 30 pasien dalam periode 1 tahun.
Rumus Bed Turn Over :
Jumlah pasien keluar hidup dan mati
BTO = Jumlah tempat tidur

5) NDR (Net Death Rate)


Net Death Rate merupakan angka kematian 48 jam setelah dirawat untuk tiap-tiap 1000
penderita keluar. Indikator ini dapat memberi gambaran mutu pelayanan di rumah sakit.
Nilai NDR yang dianggap masih dapat ditolerir adalah kurang dari 25 per 1000 pasien
keluar.
Jumlah pasien mati ≥48 jam dirawat
Rumus Net Death Rate NDR= x 1000
jumlah pasien keluar ( hidup+mati )

6) GDR (Gross Death Rate)


Gross Death Rate merupakan angka kematian untuk tiap-tiap 1000 penderita keluar.
Nilai GDR dapat ditolerir tidak lebih dari 45 per 1000 pasien keluar. Rumus Gross Death
Rate
Jumlah pasien mati seluruhnya
GDR = x 1000
jumlah pasien keluar ( hidup mati )

7) Newborn death rate


Untuk Newborn death rate merupakan kematian yang dihitung terpisah. Bayi baru lahir
termasuk bayi yang lahir hidup kemudian meninggal. Kematian bayi baru lahir ini adalah
jumlah bayi lahir yang meninggal dibagi dengan jumlah bayi yang keluar (meninggal dan
hidup) pada periode yang sama. Pada Newborn death rate bayi harus bayi lahir hidup.
Pada keadaan dimana bayi lahir meninggal atau stillborn, maka bayi ini tidak masuk
dalam perhitungan gross death rate, net death reat atau newborn death rate. Keadaan
dimana bayi lahir meninggal, dimasukan dalam fetal death rate. Kelahiran meninggal
dapat disebabkan gagal bernafas, gangguan jantung, terlilit tali pusar atau otot yang
lemah. Fetal death mempunyai beberapa kategori didasari pada lama kehamilan dan
berat, seperti:

7
a) Early fetal death: kematian kurang dari 20 minggu kehamilan atau berat yang kurang
dari 500 gram.
b) Intermediate fetal death: kematian karena minimal 20-28 minggu kehamilan atau berat
diantara 501-1000 gram.
c) Late fetal death: kematian lebih dari 28 minggu atau berat lebih dari 1000 gram.
Perhitungan fetal death rate adalah
Jumlah intermediate fetal death
dan fetal death dalam satu periode
Jumlah kelahiran hidup+jumlah intermedite fetal death x 100
dan fetal death dalam satu periode

8) Maternal death rate


Maternal death rate dapat diklasifikasikan langsung dan tidak langsung, untuk yang
langsung merupakan kematian karena proses melahirkan dan terjadi komplikasi. Pada
penyebab kematian langsung masuk dalam perhitungan maternal death rate. Untuk
penyebab tidak langsung bisa karena menderita penyakit yang berkembang selama
kehamilan tersebut, efek psikologis dari kehamilan yang dapat bertanggung jawab
terhadap kematian. Maternal death rate adalah indikator yang digunakan pada
pengukuran keberadaan layanan prenatal disuatu komunitas, cara perhitungannya
Jumlah kematian maternal dengan penyebab
langsung dalam satu periode
adalah: Jumlah ibu yang keluar x 100
( termasuk ibu yang meninggal pada masa kehamilan )
dalam satu periode

b. Pelaporan Rumah Sakit Pelaporan rumah sakit merupakan suatu alat organisasi yang
bertujuan untuk dapat menghasilkan laporan secara cepat, tepat, dan akurat yang secara
garis besar jenis pelaporan rumah sakit dapat dibedakan menjadi 2 kelompok yaitu :
1) Laporan Internal Rumah Sakit disesuaikan dengan kebutuhan rumah sakit. Jenis
laporan tersebut meliputi :
a) Pasien rumah sakit diklasifikasikan menjadi :
(1) Pasien Umum
(2) Pasien Kebidanan
(3) Pasien Anak
(4) Bayi Lahir di Rumah Sakit
(5) Bayi kiriman dari luar
(6) Pasien keluar rumah sakit diklasifikasikan menjadi :
(a) Pasien Umum
(b) Pasien Kebidanan
(c) Pasien Anak
(d) Bayi Lahir di Rumah Sakit

8
(e) Bayi kiriman dari luar
b) Pasien meninggal di rumah sakit diklasifikasikan menjadi :
(1) Pasien Umum
(2) Pasien meninggal kurang dari 48 jam
(3) Pasien meninggal lebih dari 48 jam
(4) Pasien Death On Arrival (DOA)
(5) Pasien Stillbirth
(6) Net Death Rate (NDR)
(7) Gross Death Rate (GDR)
(8) Maternal Death Rate (MDR)

c) Lamanya pasien dirawat diklasifikasikan menjadi :


(1) Pasien Umum
(2) Pasien Kebidanan
(3) Pasien Anak
(4) Bayi Lahir di Rumah Sakit
(5) Bayi kiriman dari luar

d) Hari perawatan pasien (HP) diklasifikasikan menjadi :


(1) Pasien Umum
(2) Pasien Kebidanan
(3) Pasien Anak
(4) Bayi Lahir di Rumah Sakit
(5) Bayi kiriman dari luar

e) Persentase pemakaian Tempat Tidur (Bed Occupancy Rate (BOR)), diklasifikasikan


menjadi:
(1) Pasien Umum
(2) Pasien Kebidanan
(3) Pasien Anak
(4) Bayi Lahir di Rumah Sakit
(5) Bayi kiriman dari luar

f) Kegiatan persalinan diklasifikasikan menjadi :


(1) Letak belakang kepala
(2) Vacum Ekstraksi
(3) Sectio Caesarean
(4) Forcep
9
g) Kegiatan pembedahan dan tindakan medik lain, diklasifikasikan menjadi :
(1) Operasi besar
(2) Operasi sedang
(3) Operasi kecil

h) Kegiatan Rawat Jalan meliputi :


(1) Laporan pengunjung pasien
(2) Laporan kunjungan pasien
(3) Laporan konsultasi
(4) Laporan kegiatan imunisasi
(5) Laporan kegiatan keluarga berencana
(6) Laporan kegiatan penunjang medis

Sensus harian menjadi dasar dalam pelaksanaan pembuatan pelaporan rumah sakit
yang kegiatannya dihitung mulai jam 00.00 s/d 24.00 setiap harinya.

2) Laporan Eksternal Rumah Sakit


Laporan eksternal rumah sakit ditujukan kepada Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik
Departemen Kesehatan Republik Indonesia (DITJEN YANMED), Dinas Kesehatan Propinsi,
Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia No. 1410/Menkes/SK/X/2003 Tentang Penetapan Penggunaan Sistem Informasi
Rumah Sakit di Indonesia (Sistem Pelaporan Rumah Sakit) Revisi V. Pelaporan eksternal
rumah sakit dibuat sesuai dengan kebutuhan Departemen Kesehatan Republik Indonesia yang
meliputi :
a) Data Kegiatan Rumah Sakit (RL1)
b) Data Keadaan Morbiditas Pasien Rawat Inap Rumah Sakit (RL 2a)
c) Data Keadaan Morbiditas Pasien Rawat Inap Survailans Terpadu Rumah Sakit (RL 2a.1)
d) Data Keadaan Morbiditas Pasien Rawat Jalan Rumah Sakit (RL 2b)
e) Data Keadaan Morbiditas Pasien Rawat Jalan Survailans Terpadu Rumah Sakit (RL 2b.1)
f) Data Status Imunisasi (RL 2c)
g) Data Individual Morbiditas Pasien Rawat Inap, terdiri dari :
h) Data Dasar Rumah Sakit (RL 3)
i) Data Ketenagaan Rumah Sakit (RL 4)
j) Data Ketenagaan Individual Rumah Sakit (RS Vertikal DepKes) (RL 4a)
k) Data Peralatan Medik Rumah Sakit (RL 5)
l) Data Kegiatan Kesehatan Lingkungan (RL 5)
m) Data Infeksi Nosokomial Rumah Sakit (RL 6) (Depkes, 2006)

10
5. Data dan Informasi
Data adalah kumpulan angka atau fakta hasil pengukuran atau keterangan mengenai
suatu kejadian. Data belum dapat memberikan arti ataupun manfaat dalam menunjang sistem
manajemen apakah sudah dilakukan pengolahan data. Data adalah sebagai bahan baku yang
dalam suatu pengolahan statistik, akan dapat dirubah menjadi informasi. Informasi adalah
sesuatu yang secara potensial dapat memberikan makna dan bermanfaat sebagai bahan
pengambilan keputusan bagi para manajer.
C. Sensus Harian Rawat Inap (SHRI)
1. Pengertian Sensus Harian Rawat Inap (SHRI)
Sensus harian pasien rawat inap adalah kegiatan pencacahan / penghitungan pasien
yang dilakukan setiap hari pada suatu ruang rawat inap. Berisi tentang mutasi keluar
masuk pasien selama 24 jam mulai dari pukul 00.00 sampai dengan 24.00
2. Tujuan Untuk memperoleh informasi semua pasien yang masuk dan keluar Rumah Sakit
selama 24 jam.
3. Kegunaan
a. Untuk mengetahui jumlah pasien masuk, pasien keluar Rumah Sakit, meninggal di
Rumah Sakit .
b. Untuk mengetahui tingkat penggunaan tempat tidur.
c. Untuk mengitung penyediaan sarana atau fasilitas pelayanan kesehatan.
4. Tanggung Jawab Pelaksanaan
a. Kepala perawat pada masing-masing ruang rawat inap bertanggungjawab dalam
pengisian sensus harian.
b. Perawat atau Bidan yang memutasikan pasien atau petugas yang ditunjuk oleh kepala
perawat ruang rawat inap melaksanakan pengisian sensus harian sesuai petunjuk
yang telah ditetapkan.
c. Formulir sensus harian disediakan oleh unit pencatatan medik Rumah Sakit.
5. Mekanisme Pengisian
a. Sensus harian diisi segera setelah pasien masuk ruang rawat, pindah intern Rumah
Sakit dan keluar Rumah Sakit.
b. Sensus Harian untuk satu hari ditutup jam 24.00 dan sesudah itu dibuat resume sensus
harian untuk hari yang bersangkutan.
c. Jika ada pasien masuk Rumah Sakit atau keluar atau meninggal sesudah jam 24.00
maka harus dicatat pada formulir sensus harian berikutnya.
d. Sensus harian dibuat rangkap tiga
1) 1 lembar untuk subbagian catatan medik
2) 1 lembar untuk P2RI
3) 1 lembar untuk arsip ruang rawat
e. Sensus harian dikirimkan pukul 08.00 setiap pagi.
11
f. Lain-lain Untuk Rumah Sakit kecil mekanisme pembuatan Sensus Harian disesuaikan
dengan kebutuhan (Depkes, 2005)
D. Rekapitulasi Sensus Harian Rawat Inap
1. Pengertian Rekapitulasi Sensus Harian Rawat Inap Formulir perantara untuk menghitung
dan merekap jumlah pasien rawat inap selam satu bulan yang diterima dari masing-
masing ruang rawat inap.
2. Tujuan Untuk memperoleh informasi semua pasien yang dirawat di Rumah Sakit selama
satu bulan secara keseluruhan maupun pada masing-masing ruang rawat inap yang
diperlukan bagi perencanaan, pengawasan atau penilaian kinerja.
3. Kegunaan
a. Untuk mengetahui jumlah pasien dirawat selama satu bulan atau satu triwulan.
b. Untuk mengetahui tingkat penggunaan tempat tidur selama periode bulanan dan
triwulan.
c. Merupakan data dasar mengenai pasien rawat inap yang perlu dilaporkan kepada
Departemen Kesehatan setiap triwulan pada formulir RL_1 hal 1.
4. Tanggung Jawab
a. Kepala unit pencatatan medik Rumah Sakit bertanggung jawab dalam pengisian
Rekapitulasi Sensus Harian pasien Rawat Inap.
b. Staff Unit Perekam Medis yang ditunjuk oleh Kepala Unit Pencatatan Medik Rumah
Sakit, melaksanakan pengisian rekapitulasi bulanan pasien Rawat Inap.
c. Formulir Unit Perekam Medik Rumah Sakit sesuai dengan format yang telah
ditetapkan.
5. Mekanisme
a. Formulir Rekapitulasi Bulanan RP.1 merupakan formulir standard untuk membuat
rekapitulasi pasien Rawat Inap setiap bulan yang kemudian dijumlahkan untuk setiap
triwulan.
b. Formulir Rekapitulasi Bulanan RP.1 dibuat satu lembar untuk masingmasing jenis
pelayanan Rawat Inap dan satu lembar untuk Rumah Sakit secara keseluruhan.
c. Formulir Rekapitulasi Bulanan RP.1 diisi segera setelah Formulir Rekapitulasi Sensus
Harian selesai diisi secara lengkap.
d. Formulir Rekapitulasi Bulanan RP.1 diisi sesuai dengan data yang terdapat pada
Rekapitulasi Sensus Harian menurut jenis pelayanan yang ada.
e. Formulir Rekapitulasi Bulanan RP.1 diisi setiap hari untuk setiap lembar formulir RP.1
yang harus dibuat masing-masing Rumah Sakit. Formulir RP.1 harus selesai setiap
hari untuk setiap tanggal laporan. (Depkes, 2005)

12
E. Analising/ Reporting
1. Bagian Analising/ Reporting adalah salah satu bagian dalam unit rekam medis yang
mempunyai tugas pokok :
a. Mengumpulkan data kegiatan rumah sakit dari sensus harian yang dicatat oleh unit
pelanyanan pencatatan data kegiatan rumah sakit, sensus harian sebagai dasar
penyusunan laporan kegiatan rumah sakit.
b. Merekap sensus harian sebagai dasar laporan kegiatan rumah sakit (RL_1).
c. Mengumpulkan dan mengolah data penyakit pasien rawat jalan dan rawat inap sebagai
dasar laporan morbiditas (RL_2) yang meliputi :
1) RL_2a Memuat data morbiditas pasien rawat inap yang dikelompokkan menurut
daftar tabulasi dasar. Untuk masing-masing kelompok penyakit dilaporkan
mengenai jumlah pasien keluar menurut golongan umur dan menurut jenis kelamin,
serta jumlah pasien mati untuk masing-masing kelompok penyakit.
2) RL_2b Memuat data morbiditas pasien rawat jalan yang dikelompokkan menurut
daftar tabulasi dasar. Untuk masing-masing kelompok penyakit dilaporkan
mengenai jumlah kasus baru menurut golongan umur dan menurut jenis kelamin
dari kasus baru tersebut dan jumlah kunjungan.
3) RL_2a1 yaitu laporan keadaan morbiditas survailans tepadu pasien rawat inap
rumah sakit.
4) RL_2b1 yaitu laporan keadaan morbiditas survailans terpadu pasien rawat jalan
rumah sakit.
5) RL_2c yaitu laporan yang memuat status imunisasi.
d. Mengumpulkan dan mengolah data sebab kematian sebagai dasar laporan mortalitas.
e. Mengumpulkan dan mengolah data inventaris rumah sakit sebagai dasar laporan
inventaris rumah sakit (RL_3).
f. Mengumpulkan dan mengolah data ketenagaan sebagai dasar laporan ketenagaan
(RL_4).
g. Mengumpulkan dan mengolah data inventaris peralatan medis sebagai dasar laporan
inventaris peralatan medis (RL_5).
h. Memuat data infeksi nosokomial rumah sakit (RL_6).
i. Mengolah data rekam medis untuk analisis statistik.
2. Informasi yang dihasilkan fungsi analising reporting dalam pelayanan rekam medis :
a. Data dan informasi kegiatan-kegiatan rumah sakit pada setiap unit pelayanan.
b. Data dan informasi morbiditas rawat inap.
c. Data dan informsi morbiditas rawat jalan.
d. Data dan informasi mortalitas rawat inap.
e. Data dan informasi mortalitas rawat jalan.
f. Data dan informasi imunisasi.
13
g. Data dan informasi ketenagaan.
h. Data dan informasi inventaris umum dan peralatan medis.
i. Hasil analisis statistik rumah sakit. (DepKes, 2003)

F. SISTEM INFORMASI KLINIS


Sistem informasi yg meliputi proses penyimpanan & pengambilan informasi dlm
membantu kegiatan pelayanan langsung pada pasien. Sistem untuk membantu pelayanan
dokter memberi pengawasan pasien terus menerus
Pelayanan langsung :
1. Membantu diagnosa penyakit
2. Membantu monitoring keadaan pasien
3. Membantu terapi
Tujuan :
1. Memperoleh hasil akurat
2. Mempercepat pelayanan
3. Menghemat tenaga

G. JENIS SISTEM INFORMASI KLINIS


Sistem informasi rekam medis. Hal-hal yang berhubungan dengan pengolahan data pada
status pasien termasuk pengelolaan dan pencarian kembali status
Isi :
1. Data identitas pasien
2. Resume hasil anamnesa
3. Resume hasil pemeriksaan fisik
4. Resume terapi
5. Alergi obat, dll

H. MEDICAL RECORD
IRJA :
1. Identitas pasien
2. Tanggal dan waktu
3. Hasil anamnesis, minimal keluhan dan riwayat penyakit
4. Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medis
5. Diagnosis
6. Rencana penatalaksanaan
7. Pengobatan/tindakan
8. Pelayanan lainnya
9. Persetujuan tindakan bila diperlukan
14
IRNA :

1. Identitas pasien
2. Tanggal dan waktu
3. Hasil anamnesis, minimal keluhan dan riwayat penyakit
4. Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medis
5. Diagnosis
6. Rencana penatalaksanaan
7. Pengobatan/tindakan
8. Persetujuan tindakan bila diperlukan
9. Catatan observasi klinis dan hasil pengobatan
10. Ringkasan pulang
11. Nama dan ttd dr/nakes tertentu
12. Pelayanan lain yang diberikan nakes tertentu

IGD

1. Identitas pasien
2. Kondisi pasien saat tiba di RS
3. Identitas pengantar pasien
4. Tanggal dan waktu
5. Hasil anamnesis, minimal keluhan dan riwayat penyakit
6. Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medis
7. Diagnosis
8. Pengobatan/tindakan
9. Ringkasan kondisi pasien sebelum di follow up
10. Nama dan ttd dr/nakes tertentu
11. Sarana transportasi jika pasien dirujuk/dipindahkan
12. Pelayanan lainnya

15

Anda mungkin juga menyukai