Anda di halaman 1dari 27

Laporan Praktikum

Kimia Dasar I

KESETIMBANGAN ASAM-BASA

FIRNA APRILIA

H031191071

KELOMPOK VI

LABORATORIUM KIMIA DASAR


DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di kehidupan sehari-hari sering ditemukan rasa pahit, getir, asam asin dan

manis pada makanan atau zat karena sifat zat tersebut, yaitu sifat yang berkaitan

dengan asam, basa dan garam. Rasa asam terkait dengan suatu zat yang dalam ilmu

kimia digolongkan sebagai asam. Rasa pahit terkait dengan bahan lain yang

digolongkan sebagai basa. Namun, tidak semua yang mempunyai rasa pahit

merupakan basa. Basa dapat dikatakan sebagai lawan dari asam. Jika asam dicampur

dengan basa, maka kedua zat itu saling menetralkan, sehingga sifat asam dan basa

dihilangkan. reaksi antara asam dan basa dapat menghasilkan garam, tergantung nsur

penyusunnya. Namun begitu, tidak semua bahan kimia aman untuk dicicipi, maka

diperlukan alat untuk mengidentifikasi senyawa tersebut. Alat ini biasa disebut

indikator asam basa. Indikator artinya “penunjuk” sebagai acuan dalam menentukan

nilai pH suatu larutan. Biasanya indikator asam basa berupa zat kimia yang

mempunyai warna yang berbeda apabila ditambahkan ke dalam larutan asam dan

basa. Ada beragam jenis indikator asam basa yang biasanya digunakan di

laboratorium kimia, diantaranya adalah lakmus, indikator universal, larutan indikator

(seperti fenolftalein, metil merah, brom timol biru), dan indikator alam. Indikator

alam merupakan jenis indikator (Indira, 2015) .

Oleh karena itu, dilakukanlah percobaan kesetimbangan asam basa agar

praktikan dapat lebih mengerti dan memahami cara membedakan larutan asam dan

basa serta dapat lebih mahir dalam penggunaan alat-alat laboratorium, penggunaan

indikator asam basa universal serta indikator larutan yang berbagai macam.
1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengenceran terhadap pH?

2. Bagaimana menentukan derajat ionisasi?

1.3 Maksud dan Tujuan Percobaan

1.3.1 Maksud Percobaan

Maksud dari percobaan ini alah untuk mengetahui pengaruh pengenceran

terhadap nilai pH suatu larutan serta dapat mengetahui besar nilai derajat ionisasi dari

suatu asam lemah yang telah diketahui nilai pHnya.

1.3.2 Tujuan Percobaan

Adapun tujuan dari percobaan ini adalah sebagai berikut:

1. Menentukan pH larutan asam lemah dengan menggunakan kertas pH Universal.

2. Menentukan pengaruh pengenceran terhadap nilai pH, dan tetapan

kesetimbangan ionisasi, dan derajat ionisasi larutan asam lemah.

3. Menentukan derajat ionisasi asam lemah berdasarkan nilai pH

1.4 Prinsip Percobaan

Prinsip percobaan untuk kesetimbangan asam basa yaitu dengan membuat

larutan asam lemah yang diencerkan secara bertingkat. Mencatat hasil pengamatan

kedalam sebuah laporan.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Menurut Takeuchi (2006) bila zat A, B, dan C berubah menjadi X, Y, dan Z

dan secara simultan X, Y, dan Z berubah menjadi A, B, dan C, proses gabungan ini
disebut reaksi reversibel dan diungkapkan dengan persamaan bertanda panah ganda

dibawah ini

A+B+C X+Y+Z (1)

Zat disebelah kiri tanda panah disebut dengan reaktan dan zat disebelah kanan

disebut produk. Ditahap awal reaksi, konsentrasi produk rendah, dan akibatnya laju

reaksi balik juga rendah. Dengan berjalannya reaksi, laju reaksi balik akan

meningkat, dan sebaliknya laju reaksi maju akan semakin rendah. Ketika akhirnya

laju dua reaksi sama , nampaknya seolah tidak ada reaksi lagi keadaan semacam ini

disebut dengan kesetimbangan (Takeuchi,2006). Menurut arrhenius asam adalah zat

yang apabila dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion H+ sedangkan basa adalah

zat yang apabila dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion OH-. Menurut Bronsted

Lowry asam adalah spesi yang mampu mendonorkan proton (H+) sedangkan basa

adalah spesi yang mampu menerima proton (H). Asam-basa menurut Lewis, asam

adalah spesi yang mampu menerima pasangan electron dan basa adalah spesi yang

mampu mendonorkan pasangan elektron ( Amry, 2017).

Asam didefinisikan sebagai zat yang terionisasi dalam air yang memghasilkan

ion H+. Adapun sifat umum dari asam yaitu memiliki rasa asam, menyebabkan

perubahan warna pada pewarna alami, bereaksi dengan logam tertentu, dan

larutannya dapat menghantarkan listrik (Muntholib, 2012). Pembawa sifat asam

adalah ion H+ (ion hidrogen), sehingga rumus kimia asam selalu mengandung atom

hidrogen. Ion adalah ataom atau sekelompok atom yang bermuatan listrik. Kation

adalah ion yang bermuatan listrik positif. Adapun anion dalah ion yang bermuatan

listrik negatif (Rintayati, 2016). Basa adalah zat yang apabila dilarutkan dalam air

akan menghasilkan ion OH- (Amry, 2017).

Menurut Ngafiffudin dkk (2017) pH adalah jumlah konsentrasi ion hidrogen


(H+) pada larutan yang menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki.

pH merupakan besaran fisis dan diukur pada skala 0 sampai 14. Bila pH < 7 larutan

bersifat asam, pH > 7 larutan bersifat basa, dn pH = 7 larutan bersifat netral. Menurut

Oxtoby dkk (2001) konsentrasi ion H+ dan ion OH– hasil ionisasi air sangat

kecil maka untuk memudahkan perhitungan digunakan notasi pH dan pOH.

Notasi pH menyatakan derajat keasaman suatu larutan. pH didefinisikan sebagai

negatif BOH (aq) 18 logaritma konsentrasi molar ion H+ dan pOH sebagai negatif

logaritma konsentrasi molar ion OH –. Dalam bentuk matematis ditulis sebagai

berikut.
pH = -log[H+] (2)
-
pOH = -log [OH ] (3)
Menurut Takeuchi (2006) kekuatan asam didefinisikan oleh konstanta

kesetimbangan disosiasi Ka, disebut juga dengan konstanta disosiasi elektrolit atau

konstantanta disosiasi asam. Mengambil analogi dengan pH, pKa, didefinisikan

sebagai :
pKa = log Ka (4)
Dengan menggunakan pKa, nilai Ka yang sangat kecil diubah menjadi nilai

yang mudah ditangani. Jadi, menggunakan pKa sama dengan menggunakan pH.

Derajat ionisasi merupakan perbandingan antara jumlah zat yang mengion

dengan jumlah zat mula-mula. Dapat dinyatakan sebagai berikut, yaitu jika zat

mengion sempurna, maka derajat ionisasinya adalah 1, jika zat tidak ada yang

mengion, maka derajat ionisasinya sama dengan 0. Jadi, batas-batas derajat ionisasi

adaah 0 < α < 1 (Djumat, 2015).

Pengenceran adalah prosedur untuk mempersiapkan larutan kurang pekat dari

larutan lain yang lebih pekat. Misalkan ketika ingin mempersiapkan 1 L larutan KMnO4 0,400

M dari larutan KMnO4 1,00 M. Untuk tujuan ini, diperlukan 0,400 mol KMnO4. Karena ada 1,00

mol KMnO4 dalam 1 L larutan KMnO 4 1,00 M, terdapat 0,400 mol KMnO4 dalam 0,400 L dari

larutan yang sama. Oleh karena itu, diperlukan 400 mL dari larutan KMnO4 1,00 M dan
mengencerkan ke 1000 mL dengan menambahkan air. Metode ini memberi kita 1 L larutan

KMnO4 0,400 M. Dalam proses pengenceran, perlu diingat bahwa penambahan pelarut untuk

jumlah tertentu larutan stok mengakibatkan penurunan konsentrasi larutan tanpa mengubah

jumlah mol zat terlarut dalam larutan. Dengan kata lain, mol zat terlarut sebelum pengenceran

sama dengan mol zat terlarut setelah pengenceran (tidak berubah) Karena molaritas didefinisikan

sebagai mol zat terlarut dalam satu liter larutan, sehingga dapat disimpulkan bahwa

M1 × V1 = M2 × V2 (5)

Mol larutan sebelum pengenceran sama dengan mol larutan setelah pengenceran dimana

M1 merupakan konsentrasi awal dan M2 merupakan konsentrasi akhir dari larutan dalam molaritas

dan V1 dan V2 merupakan volume awal dan akhir dari larutan. Tentu saja satuan V1 dan V2 harus

sama (mL atau L) dalam perhitungan (Muntholib, 2012).

BAB III

METODE PERCOBAAN
3.1 Bahan Percobaan

Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum kesetimbangan asam basa yaitu

larutan asam formiat 0,1 M, larutan asam asetat 0,1 M, akuades, kertas pH universal, tissue roll,

dan sabun cuci piring.

3.2 Alat Percobaan

Alat–alat yang digunakan dalam praktikum kesetimbangan asam basa yaitu labu takar 50

mL, pipet volume 5 mL, termometer 100ºC, sikat tabung, bulb, pipet tetes, labu semprot, dan

gelas kimia 50 mL.

3.3 Prosedur Percobaan

3.3.1 Pengenceran Larutan Asam Formiat

Dimasukkan 5 mL sampel asam formiat dengan konsentrasi 0,1 M ke

dalam labu ukur 50 mL lalu diimpitkan sampai tanda batas dengan menggunakan

akuades dan dihomogenkan sehingga diperoleh larutan asam formiat 0,01 M. 5 mL

larutan ini diencerkan ke konsentrasi 0,001 M. Cara pengenceran yang sama


dilakukan untuk larutan ini hingga diperoleh 0,0001 M. Lalu lakukan cara yang sama

untuk mengencerkan larutan ini hingga diperoleh konsentrasi sebesar 0,00001 M.

Pada masing-masing konsentrasi pH larutan diukur dengan menggunakan kertas pH

universal, kemudian catat pH yang diperoleh.

3.3.2 Pengenceran Larutan Asam Asetat

Dimasukkan 5 mL sampel asam asetat dengan konsentrasi 0,1 M ke dalam

labu ukur 50 mL lalu dihimpitkan sampai tanda batas dengan menggunakan akuades

dan dihomogenkan sehingga diperoleh larutan asam asam asetat 0,01 M. 5 mL larutan

ini diencerkan ke konsentrasi 0,001 M. Pengenceran yang sama dilakukan untuk

larutan ini hingga diperoleh 0,0001 M. Pengenceran yang sama dilakukan untuk

larutan ini hingga diperoleh 0,00001 M. Pada masing-masing konsentrasi pH larutan

diukur dengan menggunakan kertas pH universal, kemudian catat pH yang diperoleh.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengaruh Pengenceran terhadap Konsentrasi

Pengenceran biasanya dilakukan untuk menaikkan pH suatu senyawa agar

mendekati netral, pengenceran dilakukan dengan cara menambahkan pelarut netral

(aquades) dengan ukuran tertentu.

Tabel 1. Pengenceran Asam Formiat (HCOOH)


Percobaan Konsentrasi (M) pH Larutan

A 0,01 3

B 0,001 4

C 0,0001 6

D 0,00001 7

Tabel 2 : Pengenceran Asam Cuka (CH3COOH)


Percobaan Konsentrasi (M) pH larutan

A 0,01 2

B 0,001 3

C 0,0001 4

D 0,00001 6

Teori tersebut sesuai dengan hasil percobaan yang telah dilakukan.

Berdasarkan data pada tabel di atas, konsentrasi larutan asam formiat (HCOOH) dan

asam cuka (CH3COOH) semakin kecil setelah dilakukan pengenceran bertingkat

sebanyak empat kali yang berarti kedua larutan tersebut semakin encer.

4.2 Pengaruh Pengenceran terhadap pH

Semakin rendah kosentrasi atau kepekatan suatu larutan, maka pHnya akan
semakin tinggi. Hal ini disebabkan karena keasaman larutan perlahan memudar dan

mendekati pH netral. Hal ini menunjukkan bahwa pengenceran berbanding lurus

dengan tingkat kenaikan pH.

Tabel 3 : Pengenceran Asam Formiat (HCOOH)


pH larutan setelah
Percobaan pH larutan sebelum pengenceran
pengenceran

A 2 3

B 3 4

C 4 5

D 5 6

E 6 7

Tabel 4 : Pengenceran Asam Cuka (CH3COOH)

Percobaan pH larutan sebelum pengenceran pH larutan setelah


pengenceran

A 1 2

B 2 3

C 3 4

D 4 5

E 5 6

Teori tersebut sesuai dengan hasil yang didapatkan dari percobaan yang telah

dilakukan. Berdasarkan data pada tabel di atas, pH larutan asam formiat (HCOOH)

dan asam cuka (CH3COOH) semakin naik setelah dilakukan pengenceran bertingkat

sebanyak empat kali yang berarti kedua larutan tersebut semakin encer dan tingkat

keasaman kedua larutan tersebut semakin berkurang.


4.1 Pengaruh Konsentrasi terhadap Kesetimbangan Asam (Ka)
Konsentrasi mempengaruhi kesetimbangan suatu reaksi. Apabila konsentrasi

salah satu pereaksi diperkecil, maka kesetimbangan akan bergeser kearah kiri atau

reaktan. konsentrasi suatu larutan berbanding lurus dengan tingkat kesetimbangan

asam (Ka).
Tabel 5 : Kesetimbangan Asam Formiat (HCOOH)
Percobaan Kosentrasi (M) Kesetimbangan

A 0,01 10-4

B 0,001 10-5

C 0,0001 10-6

D 0,00001 10-7

Tabel 6 : Kesetimbangan Asam Cuka (CH3COOH)


Percobaan Kosentrasi (M) Kesetimbangan

A 0,01 10-6

B 0,001 10-7

C 0,0001 10-8

D 0,00001 10-9

Dari hasil percobaan, dapat dilihat bahwa nilai konsentrasi berbanding lurus

dengan tingkat kesetimbangan asam (Ka). Semakin kecil konsentrasi maka semakin

kecil nilai Ka dan semakin besar konsentrasi maka semakin besar pula nilai Ka. Hal

ini sesuai dengan teori.


4.3 Pengaruh Konsentrasi terhadap Derajat Ionisasi

Asam lemah merupakan suatu senyawa yang jika terionisasi hanya dapat

terionisasi sebagian. Artinya nilai derajat ionisasinya sangat kecil.


Tabel 7 : Derajat Ionisasi Asam Formiat (HCOOH)
α (derajat ionisasi dalam
Percobaan Kosentrasi (M)
%)
A 0,1 10

B 0,01 10

C 0,001 10

D 0,0001 1

E 0,00001 1

Tabel 8 : Derajat Ionisasi Asam Cuka (CH3COOH)


α (derajat ionisasi dalam
Percobaan Kosentrasi (M)
%)
A 0,1 100

B 0,01 100

C 0,001 100

D 0,0001 10

E 0,00001 10

Dari tabel di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa konsentrasi dan pH dari

suatu larutan tidak mempengaruhi derajat ionisasi dari larutan tersebut. Namun hasil

percobaan yang didapatkan tidak sesuai dengan teori dimana seharusnya asam cuka

(CH3COOH) yang merupakan asam lemah memiliki derajat ionisasi yang kurang dari

100 %. Hal ini terjadi karena adanya kesalahan dalam pembacaan nilai pH.

LAPORAN PRAKTIKUM

KESETIMBANGAN ASAM-BASA

Disusun dan diajukan oleh

FIRNA APRILIA
H031191071

Laporan ini telah diperiksa dan disetujui oleh:

Makassar, 31 Oktober 2019

Asisten, Praktikan,

MEGAWATI FIRNA APRILIA


H311 16 308 H031191071

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa :

1. pengenceran suatu asam lemah dapat memengaruhi nilai pH dan tetapan


kesetimbangan ionisasi, namun tidak pada derajat ionisasi. Semakin banyak

jumlah pengenceran yang diberikan maka semakin rendah harga konsentrasi

suatu larutan asam lemah, dan hal ini menyebabkan tingginya nilai pH larutan

itu.

2. larutan asam lemah yang telah diketahui nilai pHnya. Maka dapat pula dicari

nilai derajat ionisasi larutan itu.

3. pH larutan asam lemah dapat ditentukan kertas pH universal.

5 2 Saran

5.2.1 Saran untuk laboratorium

Sebaiknya dapat menambah jumlah alat yang diperlukan untuk melakukan

praktikum agar praktikan dapat melakukan percobaan dengan waktu yang lebih

efisien.

5.2.2 Saran untuk asisten

Mengamati para praktikan dalam melakukan percobaan agar kesalahan dalam

melakukan percobaan dapat diminimalisir.

DAFTAR PUSTAKA

Amry, U.W., Rahayu, S dan Yahmin, 2017. Analisis Miskonsepsi Asam Basa pada
Pembelajaran Konvensional dan Dual Situated Learning Model (DSLM), Jurnal
Pendidikan, 2(3): 385-391.

Djumat, H.H., 2015, Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Materi Larutan
Asam Basa dengan Menggunakan Pendekatan Inkuiri, Jurnal Pendidikan, 13(2):
517-527.

Indira, C., 2015, Pembuatan Indikator Asam-Basa Karamunting. Kaunia, 11(1): 1-10.

Muntholib, 2012, Kimia Dasar 1. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Negeri Malang, Malang.
Ngafifuddin, M., Susilo dan Sunarwo, 2017. Penerapan Rancang Bangun pH Meter
Berbasis Arduino pada Mesin Pencuci Film Radiografi Sinar-X, Sains Dasar,
6(1): 66-70.

Oxtoby, D.W., Gillis, H.P. dan Nachtrieb, N.H., 2001, Prinsip-Prinsip Kimia
Modern Edisi Keempat, diterjemahkan oleh Suminar, Jakarta, Erlangga.

Rintayati, P., 2016, Mengenal Asam Basa melalui Model Pembelajaran Visual,
Auditory, Kinesthetic (VAK) Berbasis Eksperimen pada Siswa Kelas 5 Sekolah
Dasar N Mbelik Kecamatan Jebres Surakarta Tahun Pelajaran 2015/2016,
Prosiding Seminar Nasional Inovasi Pendidikan, 1(1): 142-150.

Takeuchi, Y., 2006, Buku Teks Pengantar Kimia, diterjemahkan oleh Ismunandar,
Iwanami, Tokyo.

Lampiran

Lampiran 1. Bagan kerja

A. Asam Formiat

a. Asam Formiat 0,1 M

- Diambil 5 mL asam formiat 0,1 M

- Dimasukkan kedalam labu takar 50 mL

- Ditambahkan air suling (akuades) sampai tanda batas

- Homogenkan

- Dimasukkan 10 mL kedalam erlenmeyer

- Diukur suhu dan pHnya.


Hasil

b. Asam Formiat sisa percobaan a

- Diambil 5 mL asam formiat 0,1 M


- Dimasukkan kedalam labu takar 50 mL

- Ditambahkan air suling (akuades) sampai tanda batas

- Homogenkan

- Dimasukkan 10 mL kedalam erlenmeyer

- Diukur suhu dan pHnya.


Hasil

c. Asam Formiat sisa percobaan b

- Diambil 5 mL asam formiat 0,1 M

- Dimasukkan kedalam labu takar 50 mL

- Ditambahkan air suling (akuades) sampai tanda batas

- Homogenkan

- Dimasukkan 10 mL kedalam erlenmeyer

- Diukur suhu dan pHnya.


Hasil

d. c. Asam Formiat sisa percobaan c

- Diambil 5 mL asam formiat 0,1 M

- Dimasukkan kedalam labu takar 50 mL

- Ditambahkan air suling (akuades) sampai tanda batas

- Homogenkan

- Dimasukkan 10 mL kedalam erlenmeyer

- Diukur suhu dan pHnya.


Hasil
e. Asam Formiat sisa percobaan d

- Diambil 5 mL asam formiat 0,1 M

- Dimasukkan kedalam labu takar 50 mL

- Ditambahkan air suling (akuades) sampai tanda batas

- Homogenkan

- Dimasukkan 10 mL kedalam erlenmeyer

- Diukur suhu dan pHnya.


Hasil

B. Asam Cuka

Dilakuka kembali seperti cara kerja 1,2 dan 3 dengan mengganti asam formiat

dengan asam cuka.


Lampiran 2. Perhitungan

1. Pengenceran

A. Perhitungan Asam Formiat (HCOOH)

Sebelum Pengenceran : 0,1 M

Berdasarkan pH universal, maka didapatkan pH 2

Pengenceran I :

V1 x M2 = V2 x M2

5 mL x 0,1 M = 50 mL x M2

M2 = 0,5
50
M2 = 0,01 M

Berdasarkan pH universal, maka didapatkan pH 3

Pegenceran II :

V1 x M1 = V2 x M2

5 mL x 0,01 M = 50 mL x M2

M2 = 0,05
50
M2 = 0,001 M

Berdasarkan pH universal, maka didapatkan pH 4

Pengenceran III :

V1 x M1 = V2 x M2

5 mL x 0,001 M = 50 mL x M2

M2 = 0,005
50
M2 = 0 ,0001 M

Berdasarkan pH universal, maka didapatkan pH 6


Pengenceran IV :

V1 x M1 = V2 x M2

5 mL x 0,0001 M = 50 mL x M2

0,0005 M2 =
50
M2 = 0,00001 M

Berdasarkan pH universal, maka didapatkan pH 7

B. Perhitungan Asam Asetat (CH3COOH)

Sebelum Pengenceran : 0,1 M

Berdasarkan pH universal, maka didapatkan pH 1

Pengenceran I :

V1 x M2 = V2 x M2

5 mL x 0,1 M = 50 mL x M2

M2 = 0,5
50
M2 = 0,01 M

Berdasarkan pH universal, maka didapatkan pH 2

Pegenceran II :

V1 x M1 = V2 x M2

5 mL x 0,01 M = 50 mL x M2

M2 = 0,05
50
M2 = 0,001 M

Berdasarkan pH universal, maka didapatkan pH 3

Pengenceran III :

V1 x M1 = V2 x M2

5 mL x 0,001 M = 50 mL x M2
M2 = 0,005
50
M2 = 0 ,0001 M

Berdasarkan pH universal, maka didapatkan pH 5

Pengenceran IV :

V1 x M1 = V2 x M2

5 mL x 0,0001 M = 50 mL x M2

0,0005 M2 =
50
M2 = 0,00001 M

Berdasarkan pH universal, maka didapatkan pH 6

2. Menghitung Ka (keseimbangan asam)

A. Perhitungan Asam Formiat (HCOOH)

Pengenceran I :

Ka = [10-pH ] 2
[ M]
Ka = [10-3 ] 2
0,01
-4
Ka = 10

Pengenceran II :

[10-pH ] 2 Ka =
[ M]
-5
Ka = [10 -4 ] 2
Ka = 10 0,001
Pengenceran III :

[10-pH ] 2 Ka =
[ M] Ka = [10-6 ] 2
0,0001
Ka = 10-8

Pengenceran IV :
[10-pH ] 2 Ka =
[ M]
[10-7 ] 2 Ka =
0,00001
Ka = 10-9

B. Perhitungan Asam Asetat (CH3COOH)

Pengenceran I :

Ka = [10-pH ] 2
[ M]
Ka = [10-2 ] 2
0,01
-2
Ka = 10

Pengenceran II :

[10-pH ] 2 Ka =
[ M]
-3
Ka = [10-3 ] 2
Ka = 10 0,001
Pengenceran III :

[10-pH ] 2 Ka =
[ M]
Ka = [10-5 ] 2
0,0001

Ka = 10-6

Pengenceran IV :
[10-pH ] 2 Ka =
[ M]
Ka = [10 -6 ] 2
0,00001
-7
Ka = 10
3. Menghitung Derajat Ionisasi

A. Perhitungan Asam Formiat (HCOOH)

a. Konsentrasi 0,1 M, pH = 2

α 1 = x 100% [10 -pH ]


[ M]

α 1 = x 100% [10-2 ]
0,1
α= 1 10 %

b. Konsentrasi 0,01 M, pH = 3

α 1 = x 100% [10 -pH ]


[ M]

α 1 = x 100% [10-3 ]
0,01

α= 1 10 %

c. Konsentrasi 0,001 M, pH = 4

α 1 = x 100% [10 -pH ]


[ M]

α 1 = x 100% [10-4 ]
0,001

α= 1 10 %

d. Konsentrasi 0,0001 M, pH = 6

α 1 = x 100% [10 -pH ]


[ M]

[10-6 ] α 1 = x 100%
0,0001

α= 1 1%

e. Konsentrasi 0,00001 M, pH = 7

α 1 = x 100% [10 -pH ]


[ M]

[10-7 ] α 1 = x 100%
0,00001

α= 1 1%

B. Perhitungan Asam Asetat (CH3COOH)


a. Konsentrasi 0,1 M, pH = 1

α 1 = x 100% [10 -pH ]


[ M]

α 1 = x 100% [10 -1 ]
0,1

α= 1 100 %

b. Konsentrasi 0,01 M, pH = 2

α 1 = x 100% [10 -pH ]


[ M]

α 1 = x 100% [10-2 ]
0,01

α= 1 100 %

c. Konsentrasi 0,001 M, pH = 3

α 1 = x 100% [10 -pH ]


[ M]

α 1 = x 100% [10 -3 ]
0,001

α= 1 100%

d. Konsentrasi 0,0001 M, pH = 5

α 1 = x 100% [10 -pH ]


[ M]

[10-5 ] α 1 = x 100%
0,0001

α= 1 10 %

e. Konsentrasi 0,00001 M, pH = 6

α 1 = x 100% [10 -pH ]


[ M]
[10 -6 ] α 1 = x 100%
0,00001

α=
1 10 %
Menghitung Derajat Ionisasi

Lampiran 3. Gambar Percobaan

Gambar 1. Pengenceran

Asam Formiat (HCOOH)

0,1 M

Gambar 2. Pengenceran

Asam Cuka (CH3COOH)

0,1 M

Anda mungkin juga menyukai