Materi2 Sistem Bilangan&Representasi Data PDF
Materi2 Sistem Bilangan&Representasi Data PDF
Salah satu unit dalam Central Processing Unit (CPU) sebuah sistem komputer sederhana
adalah unit ALU (Arithmetic and Logic Unit). Ada empat operasi dasar yang dilakukan oleh unit ALU,
yaitu ADDed (penjumlahan), SUBtract (pengurangan), MULtiplication (perkalian), dan DIVision
(pembagian). Bila skema operasi arithmatika manusia menggunakan basis bilangan 10 (DECimal),
maka mesin menggunakan basis bilangan biner (basis bilangan 2) yang disebut BINary. Agar
memudahkan dalam melakukan perhitungan, terlebih harus dipahami konversi antara basis bilangan
yang digunakan manusia (DECimal) dan basis bilangan yang digunakan mesin (BINary, OCTadecimal,
HEXadecimal).
BINary digit / BIT (disebut juga Bilangan Biner) : basis bilangan ini hanya terdiri dua bilangan yaitu
0, 1.
Contoh: (101)2 = 1012 panjang data = 3 bit
(0010)2 = 00102 panjang data = 4 bit
OCTadecimal : basis bilangan ini terdiri dari rentang: 0 s.d 7, selengkapnya: 0,1,2,3,4,5,6,7.
Contoh: (23)8 = 238 = 023
HEXadecimal : basis bilangan ini terdiri dari 15 deret yang terbagi dua, yakni 10 deret
alphanumerik: 0 s.d 9 dan 5 deret alphabetikal: a s.d f. Mengapa deret alphabetikal disertakan,
disebabkan secara teori matematika jam-jam-an, sistem basis bilangan 16 tak lain adalah sistem
jam-16, maka terdiri dari numerik: 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15. Dengan alasan mulai
numerik 10 s.d 15 melebihi dua digit, maka digunakan deret alphabetikal untuk menggantikan
kelima numerik ini.
Contoh: (a2)16 = A216 = 0xA2 = 0xa2
Berdasar pendekatan di atas, dapat dilakukan konversi Basis Bilangan N ke dalam DECimal.
Biner ke Desimal
Dirumuskan:
N
DEC a 2
i 0
i
i
; i = 0,1,2,…,N
a = 0 atau 1
a = 0,1,2,3,4,5,6,7
a = 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,a,…,e,f
Dengan algoritma yang sama, seperti di atas dapat dilakukan untuk basis bilangan berikut ini:
(0.101)
2
Handout Komputer Teknologi Informasi | 14
Eksekusi Bag.2:
1310 = (…)2
13 2 = 6 sisa 1 Least Significant Bit (LSB)
6 2 = 3 sisa 0
3 2 = 1 sisa 1
1 2 = 0 sisa 1 Most Significant Bit (MSB)
dituliskan menjadi: 11012
Selanjutnya Bag.1 dan Bag.2 digabungkan dengan cara menjumlahkannya seperti berikut ini:
Bag.1 + Bag.2 = 0.1012 + 11012 = 1101.1012
maka, didapatkan:
1101.1012 = (13.625)10
Eksekusi Bag.1:
0.14062510 = (…)8
(0.11)
8
Eksekusi Bag.2:
4710 = (…)8
47 8 = 5 sisa 7 Least Significant Digit (LSD)
5 8 = 0 sisa 5 Most Significant Digit (MSD)
dituliskan menjadi: 578
Selanjutnya Bag.1 dan Bag.2 digabungkan dengan cara menjumlahkannya seperti berikut ini:
Bag.1 + Bag.2 = 0.118 + 578 = 57.118
maka, didapatkan:
47.14062510 = (57.11)8
Eksekusi Bag.1:
0.0664062510 = (…)16
(0.11)
16
Eksekusi Bag.2:
8710 = (…)16
87 16 = 5 sisa 7 Least Significant Digit (LSD)
5 16 = 0 sisa 5 Most Significant Digit (MSD)
dituliskan menjadi: 5716
Selanjutnya Bag.1 dan Bag.2 digabungkan dengan cara menjumlahkannya seperti berikut ini:
Bag.1 + Bag.2 = 0.1116 + 5716 = 57.1116
maka, didapatkan:
47.14062510 = (57.11)16
Berikutnya, akan dibahas bagaimana melakukan konversi bentuk pecahan dari Basis Bilangan N
ke Basis Bilangan M, antara basis bilangan dalam bahasa mesin.
OCTBIN
8.29687510 = 0.29687510 + 810
= Bag.1 + Bag.2
Eksekusi Bag.1:
0.29687510 = (…)2
(0.010101)
2
Eksekusi Bag.2:
810 = (…)2
8 2 = 4 sisa 0 Least Significant Bit (LSB)
4 2 = 2 sisa 0
2 2 = 1 sisa 0
1 2 = 0 sisa 1 Most Significant Bit (MSB)
dituliskan menjadi: 10002
Selanjutnya Bag.1 dan Bag.2 digabungkan dengan cara menjumlahkannya seperti berikut
ini:
Bag.1 + Bag.2 = 0.0101012 + 10002 = 1000.0101012
maka, didapatkan:
8.29687510 = (1000.010101)2 = (00001000.010101)2
atau dengan kata lain, maka didapatkan:
10.238 = 8.29687510 = 1000.0101012
Untuk mendapatkan konversi Bilangan Pecahan HEX BIN, algoritmanya seperti
mendapatkan konversi Bilangan Pecahan OCT BIN, yakni konversikan terlebih dahulu ke
dalam DEC.
decoder
User
1. Gerbang AND
Gerbang NAND akan mempunyai keluaran 0 bila semua masukan pada logika 1. sebaliknya
jika ada sebuah logika 0 pada sembarang masukan pada gerbang NAND, maka keluaran akan bernilai
1.
Gerbang OR akan memberikan keluaran 1 jika salah satu dari masukannya pada keadaan
1. jika diinginkan keluaran bernilai 0, maka semua masukan harus dalam keadaan 0.
4. Gerbang NOR
Gerbang NOR akan memberikan keluaran 0 jika salah satu dari masukannya pada keadaan
1. jika diinginkan keluaran bernilai 1, maka semua masukannya harus dalam keadaan 0.
6. Gerbang NOT
Gerbang NOT adalah gerbang yang mempunyai sebuah input dan sebuah output.
Apabila input A dan B ada dalam keadaan logika yang sama, maka output Q akan
menghasilkan logika 1, sedangkan bila input A dan B ada dalam keadaan logika yang berbeda, maka
output akan menjadi logika 0. XNOR bisa juga dikatakan memiliki sifat dari kebalikan XOR. XNOR dan
NOR hanyalah berbeda pada langkah ke-empat yaitu apabila A dan B pada logika 1 maka output Q
juga 1, bukan 0 seperti pada logika NOR.
a. Byte/Karakter.
Merupakan satuan data paling kecil. Karakter bisa
berbentuk huruf (A s/d Z, atau a s/d z), berbentuk
angka (0 s/d 9), ataupun berbentuk tanda baca
lainnya lagi.
b. Field.
Merupakan kumpulan dari karakter-karakter yang
membentuk suatu arti tertentu; Misalnya, Field
untuk Nomor Mahasiswa, Field untuk Nama
Mahasiswa, Field untuk Mata Pelajaran dan
lainnya.
c. Record.
d.File
File merupakan kumpulan dari record-record.
Dengan demikian, hirarchi penyajian data dengan
urutan dari kecil kebesar adalah sebagai berikut:
Byte/Character -> Field --> Record --> File
Referensi :
Ir. Edi Nur Sasongko, M.Kom, http://kuliah.dinus.ac.id/edi-nur/sb1-9.html
Computer System, Periyadi, Sihar NMP Simamora, Nina Hendra, Dudi Soegiarto, Anak Agung Gde
Agung, Idham, Sistem Komputer, Telkom Polytechnic, 2009