TINJAUAN PUSTAKA
7
8
1) Dukungan Penilaian
Dukungan ini meliputi pertolongan pada individu untuk memahami kejadian
depresi dengan baik dan juga sumber depresi dan strategi koping yang dapat
digunakan dalam mengahadapi stressor. Dukungan ini juga merupakan dukungan
yang terjadi bila ada ekspresi penilaian yang positif terhadap individu. Individu
mempunyai seseorang yang dapat diajak bicara tentang masalah mereka, terjadi
melalui ekspresi pengharapan positif individu kepada individu lain, penyemangat,
persetujuan terhadap ide-ide atau perasaan seseorang dan perbandingan positif
seseorang dengan orang lain, misalnya orang yang kurang mampu. Dukungan
keluarga dapat membantu meningkatkan strategi koping individu dengan startegi-
strategi alternatif berdasarkan pengalaman yang berfokus pada aspek-aspek yang
positif.
2) Dukungan Instrumental
Dukungan ini meliputi penyediaan dukungan jasmaniah seperti pelayanan,
bantuan finansial dan material berupa bantuan nyata (Instrumental support
material support), suatu kondisi dimana benda atau jasa akan membantu
memecahkan masalah praktis, termasuk didalamnya bantuan langsung, seperti
saat seseorang memberi atau meminjamkan uang, membantu pekerjaan sehari-
hari, menyampaikan pesan, menyediakan transportasi, menjaga dan merawat saat
sakit ataupun mengalami depresi yang dapat membantu memecahkan masalah.
Dukungan nyata paling efektif bila dihargai oleh individu dan mengurangi depresi
individu. Pada dukungan nyata keluarga sebagai sumber untuk mencapai tujuan
praktis dan tujuan nyata.
3) Dukungan Informasional
Jenis dukungan ini meliputi jaringan komunikasi dan tanggung jawab
bersama, termasuk di dalamnya memberikan solusi dari maslah, memberikan
nasehat, pengarahan, saran atau umpan balik tentang apa yang dilakukan oleh
seseorang. Keluarga dapat menyediakan informasi dengan menyarankan tentang
dokter, terapi yang baik bagi dirinya dan tindakan spesifik bagi individu untuk
melawan stresor. Individu yang mengalami depresi dapat keluar dari masalahnya
dan memecahkan masalahnya dengan dukungan dari keluarga dengan
10
No Indikator
1 Dukungan emosional & dukungan penghargaan
2 Dukungan Fasilitas
3 Dukungan Informasi/pengetahuan
Pada pengisian skala ini, sampel diminta untuk menjawab pertanyaan yang
ada dengan memilih salah satu jawaban dari beberapa alternatif jawaban yang
tersedia.
1) Koping Psikologis
Pada umumnya gejala yang di timbulkan akibat stress psikologis tergantung
pada 2 faktor yaitu :
(1) Bagaimana persepsi atau penerimaan individu terhadap stressor, artinya
seberapa berat ancaman yang dirasakan oleh individu tersebut terhadap
stressor yang diterimanya.
(2) Keefektifan strategi koping yang digunakan oleh individu yang artinya dalam
menghadapi stressor, jika strategi yang di gunakan efektif maka menghasilkan
adaptasi yang baik dan menjadi suatu pola baru dalam kehidupan, tetapi jika
sebaliknya dapat mengakibatkan gangguan kesehatan fisik maupun psikologis.
2) Koping Psiko-sosial
Reaksi Psiko-sosial terhadap adanya stimulus stress yang diterima atau
dihadapi oleh klien, menurut Stuart dan Sundeen (1991), bahwa terdapat dua
kategori yang biasanya dilakukan untuk mengatasi stress dan kecemasan ;
(1) Reaksi yang berorientasi pada tugas (task-oriented reaction) cara ini
digunakan untuk menyelesaikan masalah, menyelesaikan konflik dan
memenuhi kebutuhan dasar. Terdapat 3 macam reaksi yang berorientasi pada
tugas yaitu ;
a) Perilaku Menyerang (Fight)
Individu menggunakan energinya untuk melakukan perlawanan dalam rangka
mempertahankan integritas pribadinya. Perilaku yang ditampilkan dapat
merupakan tindakan konstruktif maupun destruktif. Konstruktif adalah upaya
menyelesaikan masalah secara asertif, yaitu mengungkapkan dengan kata – kata
terhadap rasa ketidaksenangannya. Destruktif yaitu tindakan agresif (menyerang)
terhadap sasaran/obyek dapat berupa benda, orang lain dan diri sendiri.
Sedangkan sikap bermusuhan yang ditampilkan adalah berupa rasa benci, dendam
dan marah yang memanjang.
b) Perilaku Menarik Diri (withdrawal)
Perilaku yang menunjukan pengasingan diri dari lingkungan dan orang lain,
jadi secara fisik dan psikologis individu secara sadar pergi meninggalkan
lingkungan yang menjadi sumber stressor misalnya individu melarikan diri dari
sumber stress, menjauhi sumber beracun, polusi dan sumber infeksi. Reaksi
15
1) Jangka panjang
Cara ini adalah konstruktif dan merupakan cara efektif dan realistis dalam
menangani masalah psikologis dalam kurun waktu yang lama.
Contohnya adalah :
(1) Berbicara dengan orang lain ”curhat” (curah pendapat dari hati ke hati) dengan
teman, keluarga, atau profesi tentang masalah yang di hadapi.
(2) Mencoba mencari informasi lebih banyak tentang masalah yang di hadapi.
(3) Menghubungkan situasi atau masalah yang sedang dihadapi dengan kekuatan
supranatural.
(4) Melakukan latihan fisik untuk mengurangi ketegangan atau masalah.
(5) Membuat berbagai alternatif tindakan atau untuk mengurangi situasi.
(6) Mengambil pelajaran dan peristiwa atau pengalaman masa lalu.
2) Jangka pendek
Cara ini digunakan untuk mengurangi stress atau ketegangan psikologis dan
cukup efektif untuk waktu sementara, tetapi tidak efektif untuk di gunakan dalam
jangka panjang.
Contohnya adalah :
(1) Menggunakan alkohol atau obat
(2) Melamun atau fantasi
(3) Mencoba melihat aspek humor dari situasi yang tidak menyenangkan
(4) Tidak ragu, dan merasa yakin bahwa semua akan kembali stabil
(5) Banyak tidur, merokok, menangis
(6) Beralih pada aktifitas lain agar dapat melupakan masalah.
Pada tingkat keluarga koping yang dilakukan dalam menghadapi
masalah/ketegangan seperti yang dikemukakan oleh Mc.Cubbin (1979) adalah :
(1) Mencari dukungan sosial seperti minta bantuan keluarga, tetangga, teman,
atau keluarga jauh.
(2) Reframing yaitu mengkaji ulang kejadian masa lalu agar lebih dapat
menanganinya dan menerima, untuk mengurangi stress/kecemasan.
(3) Mencari dukungan spiritual, berdoa, menemui pemuka agama atau aktif pada
pertemuan ibadah.
(4) Menggerakkan keluarga untu mencari dan menerima bantuan.
18
(5) Penilaian secara pasif terhadap peristiwa yang dialamidengan cara menonton
televisi, atau diam saja.
2.1.2.8 Instrument mekanisme koping
Menurut Suryani dan Widyasih (2008) secara garis besar mekanisme koping
terdiri dari mekanisme koping adaptif dan maladapif.
Adaptif jika memenuhi kriteria sebagai berikut :
1) Masih mampu mengontrol emosi pada dirinya
2) Memiliki kewaspadaan yang tinggi, lebih perhatian pada masalah
3) Memiliki persepsi yang luas
4) Dapat menerima dukungan dari orang lain
Maladaptif jika memenuhi kriteria sebagai berikut :
1) Tidak mampu berfikir apa – apa atau disorientasi
2) Tidak mampu menyelesaikan masalah
3) Perilakunya cenderung merusak
Penilaian pada penelitian ini menggunakan Cancer coping questionnaire 21
items adalah kuesioner yang dirancang untuk mengukur koping pasien kanker.
Kuesioner ini dibuat oleh Stirling Moorey, Maria Frampton, dan Steven Greer
pada tahun 2000 (Silalahi, 2014).
akibat gangguan atau mutasi kode genetik, yang dapat terjadi pada sel tubuh
akibat bahan kimia yang bersifat karsinogenik, radiasi, virus, atau keturunan
(Noorwati, 2007 dalam Kusumawardani; Chanif; Sukraeny, 2014).
2.1.4.2 Klasifikasi Kanker
Menurut Xiaobao L, et, al., (2014), mengatakan klasifikasi kanker langkah
yang sangat penting untuk menentukan diagnosa dan pengobatan kanker. Apabila
tanpa identifikasi tipe kanker yang benar, sangat sulit untuk menentukan
pengobatan yang baik bagi pasien yang menderita kanker.
Kanker dengan berbagai macam kelompok yang secara umum dapat
dibedakan ada yang jinak (benigna) dan ada yang ganas (malignan). Perbedaan
antara keduanya menurut Bustan (2015) adalah sebagai berikut :
1) Pembedahan.
Masih sering dilakukan karena merupakan modalitas pengobatan yang
terbaik. Pembedahan mungkin dipilih sebagai metode pengobatan primer, atau
mungkin sebagai metode diagnostik, profilaktik, paliatif atau rekonstruktif.
2) Radioterapi
Terapi radiasi merupakan terapi yang menggunakan radiasi ionisasi tinggi
yang digunakan untuk mengganggu pertumbuhan selular. Terapi ini merupakan
terapi lokal yang digunakan sendiri atau kombinasi dengan terapi lain.
3) Kemoterapi
Kemoterapi adalah terapi anti kanker untuk membunuh sel–sel tumor dengan
mengganggu fungsi dan reproduksi seluler. Obat yang digunakan untuk
mengobati kanker menghambat mekanisme proliferasi sel. Obat–obat anti kanker
disebut sitostatika. Efek samping yang mungkin timbul dari kemoterapi ini adalah
rambut rontok, mual, diare, berat badan menurun, mulut kering.
2.1.4.6 Nonpharmacological Therapy
Menurut Pujol & Monti (2007) Intervensi nonfarmakologis adalah tambahan
penting untuk modalitas pengobatan untuk pasien dengan nyeri kanker. Berbagai
dapat digunakan untuk mengurangi rasa sakit dan gangguan suasana hati
bersamaan dan meningkatkan kualitas hidup. Beberapa modalitas nonfarmakologi
dan komplementer dan alternatif yang biasa digunakan oleh pasien dengan nyeri
kanker yaitu :
(1) Model Biopsikososial
Model ini mencakup aspek-aspek perawatan biologis, psikologis, dan sosial
dan telah diterapkan pada pasien dengan nyeri kanker.10 Ada juga aspek spiritual
atau eksistensial nyeri untuk pasien dengan kanker, terutama mereka yang
didiagnosis menderita penyakit terminal. Kualitas hidup yang berhubungan
dengan rasa sakit telah diklasifikasikan menjadi tiga variabel kesejahteraan yang
sesuai dengan representasi biopsikososial, yaitu,
a) Kesejahteraan fisik;
b) Kesejahteraan psikologis (yaitu, kognisi, perasaan, faktor spiritual, koping,
komunikasi, dan makna rasa sakit dan kanker); dan
c) Kesejahteraan interpersonal (misalnya, dukungan sosial, fungsi peran).
25
b) Mencatat pikiran dan emosi yang dirasakan pada hari yang sama selama rasa
sakit berlangsung.
c) Ikuti eksaserbasi nyeri. Pasien kemudian mendiskusikan isi pikiran dan
hubungannya dengan emosi selanjutnya dengan terapis. Koping maladaptif,
sering berasal dari pikiran dan keyakinan otomatis disfungsional, dapat
diidentifikasi dan dimodifikasi melalui intervensi terapeutik.
(5) Intervensi Perilaku
Terapi ini melibatkan analisis perilaku yang telah dipelajari atau dikondisikan
untuk mengevaluasi dan mencegah rasa sakit, dan mengobati pasien untuk rasa
sakit atau tekanan psikologis. Intervensi psikofisiologis seperti biofeedback dan
relaksasi telah dikategorikan sebagai perilaku.
Strategi kombinasi termasuk meditasi, hipnosis, terapi musik, dan desensitisasi
sistematis. Metode terakhir pasang relaksasi dengan paparan rangsangan yang
menstimulasikan kecemasan, sehingga dapat di control.
(6) Intervensi Psikososial
Rasa sakit kanker juga mempengaruhi kesejahteraan sosial. Kategori
intervensi yang dirancang untuk mengobati pasien dengan nyeri kanker, termasuk
pendidikan tentang kanker, hipnosis dan metode berbasis pencitraan, dan
pelatihan keterampilan mengatasi nyeri. Keterlibatan pendidikan difokuskan pada
membantu pasien untuk memahami penilaian nyeri dan untuk mengatasi
hambatan untuk pengobatan untuk nyeri.
(7) Pengobatan Komplementer
Modalitas pengobatan komplementer dan alternatif (Complementary and
alternative medicine/CAM) telah meningkat sejak 1993. Namun, penelitian telah
menunjukkan bahwa pasien sering tidak melaporkan penggunaan CAM untuk
dokter mereka, sering karena persepsi bahwa dokter mereka tidak siap untuk
CAM modalitas pengobatan. Beberapa modalitas pengobatan komplementer
memiliki beberapa bukti empiris yang mendukung atau data awal yang
menjanjikan: obat Cina tradisional, mind-body medicine, dan pijat terapi.
(8) Pengobatan Tradisional Cina
Pengobatan tradisional Cina sudah ada sejak lebih dari 4000 tahun dan
menganggap kesehatan sebagai keseimbangan antara individu dan lingkungan.
27
Menurut pengobatan tradisional Cina, qi, atau ch'i, adalah kekuatan energi
kehidupan yang mengalir dalam pola-pola khas (meridian) yang sesuai dengan
lima elemen (tanah, kayu, logam, air, dan api).
Penyakit fisik dan psikologis dikonseptualisasikan sebagai aliran atau
pemblokiran qi yang tidak benar di sepanjang meridian. Oleh karena itu, tujuan
pengobatan tradisional Cina adalah untuk mencapai keseimbangan di kutub yang
berlawanan dari garis meridian, yang disebut sebagai yin dan yang. Tiga aspek
pengobatan tradisional Cina adalah akupunktur, qigong dan teknik
neuroemotional (NET).
(3) Anticipatory
Mual muntah yang muncul sebelum 12 jam dimulainya kemoterapi
selanjutnya. Hal ini terjadi pada pasien yang mengalami kegagalan dalam
mengontrol mual muntah pada kemoterapi sebelumnya dan disebabkan oleh
adanya stimulasi, seperti suasana, bau, dan suara.
3) Mulut kering, sariawan (stomatitis), sakit tenggorokan
Stomatitis atau mucositis adalah peradangan mukosa mulut dan merupakan
komplikasi utama pada kemoterapi kanker.
4) Diare (Chemotherapy-Induced Diarrhea)
Fungsi normal dalam gastrointestinal track (GIT) adalah keseimbangan antara
metabolisme, sekeresi, asupan oral, dan penyerapan cairan.
5) Alergi atau hipersensitivitas
Terjadinya alergi dipicu oleh sistem kekebalan tubuh pasien. Gejala reaksi
alergi yang dapat timbul seperti gatal-gatal atau ruam kulit, sulit bernafas,
pembengkakakan kelopak mata, bibir atau lidah.
6) Kelelahan (Fatigue)
Kelelahan yang dialami pasien kemoterapi disebabkan oleh adanya rasa nyeri,
anoreksia (kehilangan nafsu makan), kurang istirahat/tidur, dan anemia.
7) Konstipasi
Obat kemoterapi dapat menyebabkan konstipasi, terutama obat kemoterapi
golongan vinca-alkaloidyang dapat mempengaruhi suplai saraf ke usus.
8) Gangguan pada sumsum tulang belakang
Menimbulkan penurunan sel darah putih (Leukopenia) yang menyebabkan
turunnya daya tahan tubuh, sehingga lebih rentan untuk terinfeksi seperti
influenza, otitis media (infeksi telinga tengah), sinusitis, dan faringitis. Penurunan
jumlah trombosit (trombositopenia) sehingga mudah mengalami perdarahan dan
penurunan sel-sel darah merah (anemia) (Baradero, 2008). .
9) Gangguan sistem Neurologis
Alkaloid tumbuh dapat menyebabkan kehilangan refelks tendon profunda, dan
ileus paralitik dapat terjadi. Sering merasa kesemutan pada ekstremitas dan
kelemahan motorik (Baradero, 2008).
32
33
34
Tabel 2.2.2 Hubungan Dukungan Sosial Dengan Kepatuhan Penderita Kanker Dalam Menjalani Kemoterapi Di Rumah Sakit Ken
Saras Semarang (Kusumawardani; Chanif; Sukraeny, 2014).
Desain Populasi dan Teknik sampling Hasil penelitian
penelitian responden
Penelitian ini Populasi pada penelitian Teknik pengambilan Kesimpulan kepatuhan penderita kanker dalam menjalani
merupakan ini adalah jumlah dengan metode kemoterapi di RS Ken Saras Semarang tahun 2014 adalah
analitik sampel 52 responden accidental sampling patuh sebesar (88,5%) sedangkan dukungan sosial pada
kuantitatif penderita kanker yang penderita kanker adalah baik yaitu sebesar (57,7%).
dengan menjalani kemoterapi di
deskriptif RS Ken Saras Semarang. Hasil uji Fisher Exact diperoleh p = 1,000 (p > 0,05), maka
korelasional dapat disimpulkan tidak ada hubungan antara dukungan sosial
menggunakan dengan kepatuhan penderita kanker dalam menjalani
pendekatan kemoterapi di Rs Ken Saras Semarang. Selain itu dapat
cross disimpulkan kepatuhan penderita kanker dalam menjalani
sectional kemoterapi tidak dipengaruhi oleh dukungan sosial.
34
35
Mekanisme Koping
Dukungan Keluarga (sosial) : Adaptif
Dukungan Penilaian Maladaptif
Dukungan instrumental
Dukungan informasional
Dukungan emosional
2.4 Hipotesis
2.4.1 Pengertian
Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah atau pertanyaan
penelitian. Menurut La Biondo –Wood Haber (2002) hipotesis adalah suatu
pernyataan asumsi tentang hubungan antara dua atau lebih variabel yang
diharapkan bisa menjawab suatu pertanyaan dalam penelitian. Setiap hipotesis
terdiri atas suatu unit atau bagian dari permasalahan (Nursalam, 2017).
Untuk mengetahui signifikansi (p) dari suatu hasil statistic (Hypothesis test),
maka kita dapat menentukan tingkat signifikansi : (p) 0,05 (1 kemungkinan untuk
20); 0,01 (1 untuk 100); dan 0,001 (1 untuk 1.000). Adapun yang sering
digunakan adalah signifikansi level 0,05. Dengan menentukan signifikansi ini
maka kita dapat menentukan apakah hipotesis akan diterima atau ditolak (jika p <
0,05) (Voelker & Orton; Adam, 2011 dalam Nursalam, 2017).
2.4.2 Tipe hipotesis
Perbedaan tipe hubungan dan jumlah variabel di identifikasi dalam hipotesis.
Penelitian mungkin mempunyai satu, tiga atau lebih hipotesis, bergantung pada
kompleknya suatu penelitian (Nursalam, 2017).
1) Hipotesis nol (H0) adalah hipotesis yang digunakan untuk pengukuran statistik
dan interpretasi hasil statistik. Hipotesis nol dapat sederhana atau komplek dan
bersifat sebab atau akibat.
2) Hipotesis alternative (Ha/H1) adalah hipotesis penelitian. Hipotesis ini
menyatakan adanya suatu hubungan, pengaruh, dan perbedaan antara dua atau
lebih variabel. Hubungan, perbedaan dan pengaruh tersebut dapat sederhana
atau kompleks, dan bersifat sebab-akibat.
Rumusan hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :
H1 : ada hubungan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan pasien kanker
melaksanakan program kemoterapi di RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka
Raya.
H2 : ada hubungan antara mekanisme koping dengan kepatuhan pasien kanker
melaksanakan program kemoterapi di RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka
Raya