Anda di halaman 1dari 10

32

PERCOBAAN II
PENGUJIAN RHEOLOGI SUSPENSI SEMEN

2.1 Tujuan Percobaan


1. Menentukan plastic viscosity dan yield point semen pemboran dengan
menggunakan Fann VG Meter.
2. Memahami rheologi semen pemboran
3. Mengetahui efek penambahan zat additive terhadap rheologi suspensi
semen

2.2 Teori Dasar


Pengujian rheologi suspensi semen dilakukan untuk menghitung
hidrolika operasi penyemenan. Penggunaan dari hubungan yang tepat pada
perkiraan kehilangan tekanan akibat friksi dan sifat-sifat aliran suspensi
semen sangat tergantung dari besaran pengukuran parameter rheologi di
laboratorium.
Ada dua tipe alat yang digunakan pada pengukuran rheologi suspensi
semen, yaitu Capillary Pipe Rheometers dan Coaxial Cylinder Rotational
Viscometer. Yang sering digunakan pada pengukuran rheologi
dilaboratorium adalah Rotational Viscometer atau yang lebih dikenal dengan
Rheometer/Fann VG meter.
Viskositas dan gel strength merupakan bagian pokok dalam sifat –sifat
rheologi fluida pemboran. Yang dimaksud dengan fluida non-newtonian
adalah fluida yang mempunyai viskositas tidak konstan, karena tergantung
dari besaran geseran (shear rate) yang terjadi. Berbeda dengan fluida
newtonian yang mempunyai viskositas konstan, fluida non-newtonian
memperlihatkan suatu yield stress dengan jumlah tertentu dari tahanan
dalam yang harus diberikan agar fluida dapat mengalir seluruhnya.
Viskositas plastik (plastic viscosity) seringkali digambar sebagai
bagian dari resistansi untuk mengalir yang disebabkan oleh friksi mekanik.
33

Yield point adalah bagian dari resistansi untuk mengalir yang


dipengaruhi oleh gaya tarik-menarik antar partikel. Gaya tarik menarik ini
disebabkan oleh muatan-muatan pada permukaab partikel yang dispersi
dalam fasa fluida.
Gel strength dan yield point keduanya merupakan ukuran gaya tarik-
menarik. Bedanya gel strength merupakan ukuran gaya tarik-menarik yang
statis sedangkan yield point merupakan gaya tarik-menarik yang dinamis.
Dalam operasi penyemenan sebenarnya yang dimaksud dengan
konsistensi (consistency) adalah viskositas, hanya dalam pengukuran
terdapat sedikit perbedaan prinsip. Sehingga penggunaan konsistensi ini
dapat dipakai untuk membedakan viskositas pada operasi pemboran (lumpur
pemboran).
Viskositas adalah tahanan fluida terhadap aliran atau gerakan.
Viskositas semen diukur dengan fann vg meter (multi speed rotational).
Seperti pada Stormer, pada alat ini digunakan dua silinder, tetapi putaran
silinder tersebut dilakukan oleh mesin synchonous yang dapat diatur jumlah
putaran permenitnya (rpm) yaitu 3, 6, 300 dan 600 rpm dan torque yang
perlu untuk putaran tersebut dapat dibaca pada dial. Dengan alat ini (yang
telah distandardisasi ukurannya), maka hasil pengurangan torque antara
ukuran 600 rpm dan 300 rpm merupakan plastic viscosity semen dalam
satuam cp (centipoise) sedangkan hasil pembacaan torque pada 300 rpm
dikurangi dengan plastic viscosity merupakan yield point semen dalam
satuan lb/100 ft2 . Metode pengukuran viskositas dan yield point dengan alat
ini disebut metode ‘2 titik’.
(μp) = C600 – C300
(Yp) = C300 – μp
Dimana :
μp = plastic viscosity, cp
Yp = yield point, lb/100 ft2
C600 = dial reading pada 600 rpm
C300 = dial reading pada 300 rpm
34

Viskositas yang terlalu tinggi akan menyebabkan :


 Penetration rate turun.
 Pressure lost tinggi karena terlalu banyaknya gesekan.
 Pressure surge yang berhubungan dengan lost circulation dan
swabbing berhubungan dengan terjadinya blow out.
 Sukar melepaskan gas dan cutting dari lumpur saat dipermukaan
Sedangkan viskositas yang terlalu rendah menyebabkan :
 Pengangkatan cutting tidak maksimal
 Material –material pemberat lumpur terendapkan
Gel strength adalah pembentukan padatan karena gaya tarik – menarik
antara plat-plat clay jika didiamkan dan ini bukan sifat dalam aliran tetapi
dalam keadaan statis dimana clay dapat mengatur diri. Maka dengan
bertambahnya waktu (yang terbatas) maka akan bertambah pula gel strength.
Gel strength jangan dikacaukan dengan yield point (minimum shear stress
yang harus dilampaui sebelum ada geseran) walaupun yield point yang
tinggi berhubungan dengan gel strength yang tinggi . Sifat yield point adalah
dinamis (ada aliran atau gerak) sedang sifat gel strength adalah statis (tak
ada gerakan atau diam). Seperti apa yang telah dapat diduga sebelumnya,
pada umumnya viskositas yang tinggi berhubungan dengan strength yang
tinggi pula, hal ini dikarenakan oleh sifat viskositas maupun gel strength
yang berhubungan dengan sifat tarik- menarik antar plat – plat pada clay.

2.3 Alat dan Bahan


2.3.1 Alat
1. Timbangan
2. Mixer
3. Fann VG Meter
4. Gelas ukur
5. Stop watch
2.3.2 Bahan
1. Semen portland
2. Air
3. Bentonit
35

Timbangan Digital Stopwatch

Gelas Ukur
Multi Mixer

Fann VG Meter
Gambar 2.1 Peralatan Percobaan Pengujian Rheologi Suspensi Semen

2.4 Prosedur Percobaan


1. Mengisi bejana dengan suspensi semen yang telah disiapkan sampai
batas yang telah ditentukan.
2. Meletakkan bejana pada tempatnya, mengatur skala kedudukan
sedemikian rupa sehingga rotor dan bob tercelup kedalam semen
menurut batas yang telah ditentukan.
3. Menggerakkan rotor pada posisi high dan menempatkan kecepatan rotor
pada kedudukan 600 rpm. Pemutaran terus dilakukan sehingga
36

kedudukan skala (dial) mencapai keseimbangan. Mencatat harga yang


telah ditunjukkan skala sebagai pembacaan 600 rpm
4. Menurunkan kecepatan menjadi 300 rpm dan mencatat skala sebagai
pembacaan 300 rpm
5. Menghitung besarnya plastic viscosity dan yield point dengan
menggunakan persamaan:
(μp) = C600 – C300
(YP) = C300 – μp
Dimana :
μp = plastic viscosity, cp
Yp = yield point, lb/100 ft2
C600 = dial reading pada 600 rpm
C300 = dial reading 300 rpm

2.5 Hasil Pengamatan

Tabel 2.1 Hasil Pengamatan Pengujian Rheologi Suspensi Semen

No Komposisi Additive Massa C600 C300 µp У


(cp) (lb/100ft2)
Additive
1 Standart - - 14 8 6 2
2 Standart Bentonite 4gr 15 8 7 1
3 Standart Bentonite 8gr 14 7 7 0
4 Standart - - 15 8 7 1
5 Standart Barite 4gr 19 10 9 1
6 Standart Barite 8gr 28 18 10 8

2.6 Perhitungan
Diketahui :

Sampel Standart 1 : C600= 14, C300= 8


Sampel Standart 1 + 4gr Bentonite : C600= 15, C300= 8
Sampel Standart 1 + 8gr Bentonite : C600= 14, C300= 7
Sampel Standart 2 : C600= 15, C300= 8
Sampel Standart 2 + 4gr Barite : C600= 19, C300= 10
37

Sampel Standart 2 + 8gr Barite : C600= 18, C300= 18


Ditanya : Platic viscosity dan yield point
Sampel 1: Sampel 2 :
µp = C600 – C300 µp = C600 – C300
= 14 – 8 = 15 – 8
=6 =7
yp = C300 - µp yp = C300 - µp
=8–6 =8–7
=2 =1

Sampel 1 + 4gr Bentonite: Sampel 2 + 4gr Bentonite:


µp = C600 – C300 µp = C600 – C300
= 15 – 8 = 19 – 10
=7 =9
yp = C300 - µp yp = C300 - µp
=8–7 = 10 – 9
=1 =1

Sampel 1 + 8gr Bentonite: Sampel 2 + 8gr Bentonite:


µp = C600 – C300 µp = C600 – C300
= 14 – 7 = 28 – 18
=7 = 10
yp = C300 - µp yp = C300 - µp
=7–7 = 18 – 10
=0 =8

2.7. Pembahasan
Pada percobaan ini kami melakukan pengujian rheologi semen
pemboran. Hal ini dilakukan untuk menghitung hidrolika operasi
penyemenan. Hal ini harus diketahui karena hal-hal yang terjadi saat operasi
pemboran sangat bergantung kepada parameter-parameter yang akan diukur
pada percobaan ini.
Dari hasi percobaan tersebut dapat digambarkan grafik dibawah ini :
38

Barite

Bentonite

Barite

Bentonite

Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa fungsi bentonite adalah


menurunkan yield point dan plastic viscosity, sedangkan fungsi barite adalah
menaikkannya. Tetapi pada grafik diatas dapat dilihat bahwa terjadi
kesalahan, yaitu bentonite menaikkan plastic viscosity, hal ini mungkin
terjadi karena kesalahan komposisi semen atau pengadukan.
Yield point adalah bagian dari resistensi untuk mengalir yang
dipengaruhi oleh gaya tarik menarik antar partikel. Viscositas plastic ada;ah
viscositas fluida yang tercampur material lain.

2.8 Kesimpulan
Dari hasil percobaan yang telah kami lakukan, dapat disimpulkan bahwa:
 Bentonite dapat menurunkan yield point dan plastic viscosity.
 Barite dapat menaikkan yield point dan plastic viscosity.
 Makin besar yield point, maka makin besar gesekan yang terjadi pada saat
fluida tersebut mengalir.

2. 9. Tugas
1.Jelaskan aplikasi penentuan rheologi suspense semen pemboran?
Jawab :
39

Aplikasi lapangan untuk pengujian rheologi semen adalah untuk


menghitung hidrolika operasi penyemenan yang sangat menentukan
dalam operasi pemboran.
2. Buat grafik dan jelaskan efek penambahan additive:
a. Penambahan barite terhadap plastic viscosity
b. Penambahan bentonite terhadap plastic viscosity
c. Penambahan barite terhadap yield point
d. Penambahan bentonite terhadap yield point
Jawab:

Barite

Bentonite

Barite

Bentonite

- Penambahan barite akan meningkatkan viskositas dan yield


point
- Penambahan bentonite akan menurunkan viskositas dan yield
point.
3.Apa yang dimaksud dengan fluida Newtonian dan non-Newtonian? Serta
berikan contoh untuk masing-masing jenis fluida tersebut ( minimal 3
contoh)
Jawab::
40

a. Fluida Newtonian adalah fluida yang nilai viscositasnya hanya


dipengaruhi oleh temperature dan tekanan, nilai viscositasnya
konstan, contoh : air, gas, minyak
b. Fluida non-Newtonian adalah fluida yang viscositasnya bergantung
pada shear rate yang terjadi, contoh: lumpur, semen, fluida
eksponen

4.Jelaskan mengapa pada proses semen pemboran tidak membuthkan


pengujian Gel Strenght?
Jawab
Karena sifat tarik-menarik antara plate clay. Jika dialirkan dalam
keadaan statis clay dapat mengatur diri sendiri dengan
bertambahnya waktu, maka harga gel strength akan bertambah.
5. Jelaskan apa itu Top plug dan Bottom plug?
Jawab
- Top plug berfungsi untuk mendorong bubur semen,
memisahkan semen dari lumpur pendorong agar tidak terjadi
kontaminasi dan membersihkan semen dari sisa semen di
casing.
- Bottom plug berfungsi untuk mencegah adanya kontaminasi
antara lumpur dan semen.
6. Jelaskan apa yang anda tahu tentang semen!
Jawab
Adapun fungsi-fungsi dari semen dalam operasi pemboran minyak dan gas
adalah sebagai berikut :
1. Melekatkan casing pada dinding lubang sumur.
2. Melindungi casing dari masalah-masalah mekanis sewaktu operasi
pemboran seperti getaran.
3. Melindungi casing dari fluida formasi yang bersifat korosi.
4. Memisahkan zona yang satu terhadap zona yang lain dibelakang casing.

Secara umum dan sesuai dengan tujuannya, operasi penyemenan dapat


dibagi menjadi dua, yaitu:
1.1 Primary Cementing
Adalah penyemenan yang dilakukan setelah pertama kali casing
diturunkan. Penyemenan pada konduktor Casing dimaksudkan untuk
41

mencegah terjadinya kontaminasi fluida formasi dengan pemboran.


Penyemenan pada Surface Casing bertujuan untuk melindungi air tanah
agar tidak tercemar oleh fluida pemboran. Sedangkan penyemenan pada
Intermediet Casing adalah untuk menutup tekanan formasi abnormal dan
mengisolasi daerah lost circulation. Dan penyemenan pada Production
Casing bertujuan mencegah aliran formasi yang tidak diinginkan.
1.2 Secondary Cementing
Adalah penyemenan ulang untuk menyempurnakan Primary Cementing
yang tidak sempurna. Adapun yang termasuk dalam Secondary Cementing
adalah Squeeze Cementing yaitu untuk mengurangi water-oil ratio,water-
gas ratio atau gas-oil ratio, memperbaiki Primary Comenting untuk
memperluas perlindungan casing diatas top semen. Plug-Back Cementing
bertujuan untuk menutup sumur,menutup zona air dibawah zone minyak
dan sebagai landasan whipstock pada directional driling.

Anda mungkin juga menyukai