Anda di halaman 1dari 2

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapat dalam praktikum pengukuran sistem
ventilasi tambang, diantaranya:
1. Suhu kering dan suhu basah akan mempengaruhi nilai kelembapan pada
ruangan, dimana semakin besar atau kecilnya suhu kering ataupun suhu
basah maka kemudian akan semakin besar pula nilai kelembapan
relatifnya. Adapun pada perbandingan dari regulator dengan kelembapan
ruangan ialah semakin kecil dimensi dari regulator maka akan semakin
sama atau tinggi nilai kelembapan udara. Begitu juga dengan adanya
penambahan booster, dimana nilai kelembabannya tegantung pada
kecepatan penghisapan udara dari booster tersebut.
2. Didapatkan nilai dari kecepatan pada praktikum pengukuran ventilasi
tambang ini ialah pada kondisi A seri memiliki kecepatan rata-rata
2,53625 m/s, kondisi A Paralel memiliki nilai rata-rata yang lebih rendah
dibandingkan dengan A seri yaitu 2,241 m/s, sedangkan kecepatan rata-
rata pada kondisi B seri yaitu 2,36037 m/s serta kecepatan rata-rata pada
kondisi B Paralel yaitu 2,349 m/s. Perbedaan dari nilai kecepatan itu yaitu
diperngaruhi oleh adanya penambahan booster dengan banyaknya aliran
udara yang memenuhi ruangan sehingga udara akan terbagi karena sifat
udara yaitu menekan kegegala arah.
3. Tekanan udara pada pengukuran ventilasi tambang ini berbeda, nilai
tekanan dari berbagai kondisi yaitu pada kondisi A seri memiliki nilai head
total rata-rata yaitu 0,23 cm, pada head static yaitu 0,12 cm dan pada
head velocity yaitu 0,09 cm. adapun nilai tekanan pada kondisi A paralel
memiliki nilai head total rata-rata yaitu 0,19 cm, pada head static yaitu
0,11 cm sedangkan pada head velocity yaitu 0,09 cm. lalu pada
pengukuran dengan kondisi B seri memiliki nilai memiliki nilai head total
rata-rata yaitu 0,23 c, pada head static yaitu 0,15 cm sedangkan pada
head velocity yaitu 0,1 cm. Kemudian pada kondisi B paralel memiliki nilai
head total rata-rata yaitu 0,18 cm sedangkan pada head static yaitu 0,11
cm sedangkan pada head velocity yaitu 0,07 cm.
4. Dalam pengukuran debit udara ventilasi tambang ini didapat pada
kecepatan rata-rata dengan luasan pada titik pengukuran adapun nilai
rata-rata pada kondisi A seri yaitu 0,24 m3/s, dan pada kondisi B seri yaitu
0,25 m3/s, kemudian pada kondisi paralel umumnya memiliki nilai debit
yang lebih kecil pada kondisi A paralel yaitu 0,22 m3/s, serta pada kondisi
B paralel yaitu 0,24 m3/s.
5. Belokan sangat berpengaruh pada aliran udara dalam pengukuran
ventilasi tambang ini seperti pada titik 2 akan terakumulasi yang lebih
besar daripada titik 3, dimana pada titik 2 dan 3 terjadinya perbedaan
elevasi, kemuadian percabangan juga memiliki pengaruh jika dilihat pada
titik 4 dan titik 5 akan mengalami penurunan karena kecepatan udara
yang terbagi. Lalu jika dilihat perubahan dimensi pada duct akan
menpengaruhi nilai debit yang mengalir didalamnya, seperti pada titik 1
memiliki nilai debit yang lebih besar daripada titik lainnya.

6.2 Saran
Saran dalam praktikum ventilasi tambang yaitu alat-alat yang akan
digunakan sebaiknya di cek terlebih dahulu, agar mengurangi kesalahan-
kesalahan dalam pengukuran ataupun kerusakan pada alat. Kemudian dalam
melakukan kegiatan praktikum, sebaiknya para praktikan tidak terlalu banyak
main hp (handphone) ataupun bercanda, sebaiknya memerhatikan atau
membantu kelompoknya dalam melakukan pengukuran, agar setiap anggota
kelompok dapat mengerti dan memahami dalam melakukan pengukuran
ventilasi.

Anda mungkin juga menyukai