Anda di halaman 1dari 13

Domestic Case Study 2018

Sekolah Tinggi Pariwasata Ambarrukmo Yogyakarta

Hutan Mangrove sebagai Daya Tarik Wisata


di Kulon Progo
Siti Jariah
1702699

Sekolah Tinggi Pariwasata Ambarrukmo Yogyakarta

1. Pendahuluan
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar yang memiliki sekitar 17.500
pulau dengan panjang pantai sekitar 81.000 km, sehingga negara kita memiliki potensi
sumber daya wilayah pesisir laut yang besar [1]. Indonesia juga merupakan negara yang
memiliki kekayaan alam yang melimpah, banyak sekali pemandangan alam yang sangat
memukau karena keindahannya, seperti gunung, pantai, hutan,bahkan bawah lautnya,
selain itu Indonesia juga memiliki beragam potensi wisata yang semakin hari semakin
disadari oleh penduduk Indonesia, pariwisata nya yang semakin berkembang [2].
Pariwisata sendiri merupakan salah satu komponen dari cerminan perkembangan
suatu daerah [3]. Pengelolaan yang baik tentunya akan memberikan hasil yang baik bagi
kemajuan suatu daerah. Ada berbagai jenis pariwisata di Indonesia, salah satunya adalah
pariwisata yang menawarkan keindahan alam [4].
Yogyakarta adalah salah satu daerah di Indonesia yang memiliki pesona alam yang
indah sekali, karena keindahan alamnya tersebut, maka tidak heran jika Yogyakarta
memiliki banyak sekali tempat wisata. mulai dari yang buatan maupun yang alami. Salah
satu tempat wisata alam di Yogyakarta adalah hutan Mangrove di Kulon Progo.
Berdasarkan dari kegiatan Domestic Case Studi seminar Nasional alam
Responsible Tourism di kaliurang Yogyakarta pada tanggal 12-14 januari 2018, dan hasil
observasi penulis di hutan mangrove Kulon Progo, penulis memilih untuk menuliskan
dalam bentuk jurnal ilmiah yang memfokuskan pada hutan mangrove [5]. Penulis
memilih menuliskan hutan mangrove dikarenakan hutan mangrove adalah salah satu
tujuan utama wisata, bagi wisatawan yang berkunjung ke kulon progo. Pariwisata Kulon
Progo Daerah Istimewa Yogyakarta terus bergeliat. Berbagai inivasi baru dunia wisata
terus dikembangkan. Dengan sebuah harapan, Kulon Progo dikunjungi wisatawan lokal,
nasional hingga internasional. Kini Dinas Pariwisata Kabupaten Kulon Progo,
mengembangkan wisata hutan mangrove di Pasir Kadilangu dan Pasir Mendit,
Kecamatan Temon.
Hutan bakau atau disebut juga hutan mangrove adalah hutan yang tumbuh di atas
rawa-rawa berair payau yang terletak pada garis pantai dan dipengaruhi oleh pasang-surut
air laut. Hutan ini tumbuh khususnya di tempat-tempat di mana terjadi pelumpuran dan
akumulasi bahan organik. Baik di teluk-teluk yang terlindung dari gempuran ombak,
maupun di sekitar muara sungai di mana air melambat dan mengendapkan lumpur yang
dibawanya dari hulu.
Sebuah tujuan wisata layaknya mudah diakses oleh pengunjung dan terletak di
lokasi yang cukup strategis, Tujuan awal dari pengembangan pariwisata di Kalibiru
adalah untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat Kalibiru. Pariwisata yang sudah

1
berjalanbelum menunjukan pertumbuhan yang signifikan. Hal ini menjadi menarik untuk
dipelajari lebih lanjut, karena masyarakat Kalibiru masih terus berusaha membangun dan
mengembangkan pariwisata dengan menggunakan prinsip pariwisata kerakyatan [6].
Lokasi dan Jadwal Seminar
Tempat : Bumi Perkemahan Kaliurang
Hari dan Tanggal : Sabtu, 13 Januari 2018
Pukul : 09.00 – 14.00 WIB
Judul seminar : Responsible Tourism ( Pariwisata Berbasis
Lingkungan )
Pembicara : 1. Prof. Dr. Azril Azahari Phd
2. Prof. Dr. Baiquni MA
3. AKBP Sinungwati SH., M.I.P

2. Pembahasan
Di Indonesia sendiri, tujuan wisata favorit jumlahnya tidak terhitung. Namun
beberapa daerah yang paling banyak diimpikan oleh wisatawan untuk dikunjungi Khusus
untuk Yogyakarta, ini adalah sebuah kota yang unik, sebuah kota yang penuh dengan
objek wisata sejarah serta budaya. Ada banyak alasan mengapa Yogyakarta begitu
terkenal sebagai destinasi wisata favorit banyak traveler, tidak hanya di kalangan
wisatawan lokal melainkan juga di kalangan wisatawan asing. Yup, salah satu alasannya
tentu saja karena, ada begitu banyak destinasi wisata menarik dan eksotis di sana.
Salah satu daerah di jogja yaitu Kulon Progo, daerah di Yogyakarta yang
mempunyai tempat wisata populer yaitu Hutan Mangrove, wisata ini mulai hits pada
tahun 2016.

A. Pengertian Mangrove
Hutan Mangrove berasal dari kata mangue/mangal (Portugish) dan grove (English).
Hutan mangrove dikenal juga dengan istilah tidal forest, coastal woodland,
vloedbosschen, atau juga hutan bakau. Hutan mangrove dapat didefinisikan sebagai tipe
ekosistem hutan yang tumbuh di daerah batas pasang-surutnya air, tepatnya daerah pantai
dan sekitar muara sungai. Tumbuhan tersebut tergenang di saat kondisi air pasang dan
bebas dari genangan di saat kondisi air surut. Hutan mangrove merupakan komunitas
vegetasi mayoritas pesisir pantai di daerah tropis & sub tropis yang didominasi oleh
tumbuhan mangrove pada daerah pasang surut pantai berlumpur khususnya di tempat-
tempat di mana terjadi pelumpuran dan akumulasi bahan organik.
Tumbuhan mangrove bersifat unik karena merupakan gabungan dari ciri-ciri
tumbuhan yang hidup di darat dan di laut dan tergolong dalam ekosistem peralihan atau
dengan kata lain berada di tempat perpaduan antara habitat pantai dan habitat darat yang
keduanya bersatu di tumbuhan tersebut. Hutan mangrove juga berperan dalam
menyeimbangkan kualitas lingkungan dan menetralisir bahan-bahan pencemar.
Hutan mangrove sangat berbeda dengan tumbuhan lain di hutan pedalaman tropis
dan subtropis, ia dapat dikatakan merupakan suatu hutan di pinggir laut dengan
kemampuan adaptasi yang luar biasa. Akarnya, yang selalu tergenang oleh air, dapat
bertoleransi terhadap kondisi alam yang ekstreem seperti tingginya salinitas dan garam.
Hal ini membuatnya sangat unik dan menjadi suatu habitat atau ekosistem yang tidak ada
duanya. Hutan mangrove memiliki ciri-ciri fisik yang unik di banding tanaman lain.
Hutan mangrove mempunyai tajuk yang rata dan rapat serta memiliki jenis pohon yang
selalu berdaun. Keadaan lingkungan di mana hutan mangrove tumbuh, mempunyai
faktor-faktor yang ekstrim seperti salinitas air tanah dan tanahnya tergenang air terus
menerus. Meskipun mangrove toleran terhadap tanah bergaram (halophytes), namun

2
mangrove lebih bersifat facultative daripada bersifat obligative karena dapat tumbuh
dengan baik di air tawar.
Beberapa manfaat dan fungsi hutan mangrove dapat dikelompokan sebagai berikut:
1. Manfaat / Fungsi Fisik :
a. Menjaga agar garis pantai tetap stabil
b. Melindungi pantai dan sungai dari bahaya erosi dan abrasi.
c. Menahan badai/angin kencang dari laut
d. Menahan hasil proses penimbunan lumpur, sehingga memungkinkan
terbentuknya lahan baru.
e. Menjadi wilayah penyangga, serta berfungsi menyaring air laut menjadi air
daratan yang tawar
f. Mengolah limbah beracun, penghasil O2 dan penyerap CO2.
2. Manfaat / Fungsi Ekonomis :
a. Penghasil kayu : bakar, arang, bahan bangunan.
b. Penghasil bahan baku industri : pulp, tanin, kertas, tekstil, makanan, obat-obatan,
kosmetik, dll
c. Penghasil bibit ikan, nener, kerang, kepiting, bandeng melalui pola tambak
silvofishery
d. Tempat wisata, penelitian & pendidikan.

B. Wisata Hutan Mangrove Kulon Progo


Dari manfaat / fungsi ekonomis yaitu salah satu nya adalah sebagai tempat wisata.
Kini ada begitu banyak tempat wisata baru yang dapat dieksplore selama berwisata di
Jogja. Mengunjungi Kulon Progo misalnya. Di kabupaten yang berbatasan dengan Bantul
ini ternyata menyimpan berbagai alternatif wisata alam yang menawan. Hutan Mangrove
Congot misalnya. Hutan Mangrove Congot merupakan salah satu objek wisata alam yang
sedang booming di Kulon Progo. Pasalnya wisata alam semacam ini tergolong jenis
wisata baru. Dulunya pilihan wisata alam hanya sebatas pantai, air terjun, hutan ataupun
kebun buah. Karena itulah kemunculan area wisata yang kini dilengkapi dnegan fasilitas
jembatan bambu ini mampu menyedot perhatian wisatawan lokal ataupun wisatawan dari
kawasan lain yang sedang berkunjung ke Jogja.
Hutan Mangrove Congot di Kabupaten Kulonprogo memang tampil beda. Biasanya
wisata hutan mangrove terkesan kurang menarik, karena tampilannya begitu-begitu saja.
Yaitu sekedar mengelilingi kawasan hutan mangrove melalui jembatan yang dibangun
diatasnya. Namun berbeda dengan hutan mangrove Congot. Dengan sentuhan kreativitas,
wisata Hutan Mangrove Congot menjadi sangat menggoda. Dan peran media sosial
membuat popularitas hutan mangrove ini kian menjadi-jadi.
Hutan Mangrove Congot Kulon Progo berada di daerah Jangkaran, Kecamatan
Temon, Kabupaten Kulon Progo, DIY, tepatnya di perbatasan Jogja-Purworejo. Awalnya,
lokasi ini merupakan kawasan konservasi yang didirikan sekitar tahun 90an oleh
kelompok Wanatirta dengan menanami pohon bakau guna menangkal abrasi. Namun
siring berjalannya waktu muncul ide untuk membuka hutan bakau ini menjadi wisata
edukasi kepada wisatawan/masyarakat agar "concern" terhadap pantai dengan melakukan
penanaman bakau. Namun diluar ekspektasi, ide membuka wisata HUtan Mangrove di
Kulon Progo ini justru malah booming dan menjadi hits di sosial media sehingga
pengunjungnya bisa mencapai ribuan. Tak heran jika kemudian Hutan Mangrove Pantai
Congot ini terus dikembangkan sebagai wisata alternatif dan wisata edukatif. Hutan
Mangrove Kulon Progo ini memang menjadi wisata konservasi pertama tanaman bakau di
daerah Jogja, di sebelah Pantai Parangtritis sebenarnya ada juga Hutan Bakau namun
belum sebesar Hutan Mangrove di Kulon Progo ini. Ok back to topik, di sini kita dapat

3
melihat hamparan hutan bakau seluas 3 hektar yang berada di tepi pantai dan sepanjang
sungai Bogowonto. Nuansa hijau khas hutan bakau menjadi panorama utama, selain itu
ada juga spot spot selfie sepeti ayunan, gazebo, serta jembatan Api Api. Nah yang paling
banyak diggunakan untuk spot foto adalah Jembatan Api Api, Gazebo dalam hutan, serta
jalan yang digunakan untuk menembus rimbunny hutan.
Salah satu jembatan di Hutan Mangrove Kulon Progo ini sempat ambruk beberapa
waktu lalu karena awalnya memang tak diset untuk wisata dengan volume wisatawan
mencapai ribuan dan hanya terbuat dari bambu, namun kini sudah diperbaiki dan lebih
kuat dnegan menggunakan kayu. Berwisata ke Hutan Mangrove Kulon Progo yang tepat
adalah saat pagi hari atau sore hari menjelang sunset. Sebab kalau siang hari berkunjung
ke sini terasa sekali panasnya bukan main Di kawasan hutan mangrove Congot seluas 3
hektar yang membentang di aliran Sungai Bogowonto, dan anak Sungai Bogowonto
tersebut tidak hanya ada satu spot wisata, tetapi terdapat empat area wisata, yaitu
Jembatan Api Api, Pantai Pasir Kadilangu, Wanatirta Pasir Mendit, dan Maju Lestari.
Dari ke-empat spot wisata tersebut, Jembatan Api Api lah yang paling nge-hits. Wisata
Alam Hutan Mangrove Jembatan Api-Api ini masuk wilayah dusun Pasir Mendit.
Meskipun letaknya di sebelah barat sungai Bogowonto, namun secara administratif dusun
Pasir Mendit masih menjadi bagian wilayah Kulon Progo, Yogyakarta.

C. Aktivitas Seru di Hutan Mangrove


1. Jalan-jalan di lorong hutan dan meniti jembatan api-api
Jangan bayangkan sebuah hutan bakau lebat yang dipenuhi oleh aneka satwa
endemik seperti hutan mangrove di luar Jawa. Hutan Mangrove Wana Tirta di
Kulonprogo ini terbilang kecil dengan pokok pohon yang tak terlalu besar. Meski
begitu kawasan ini sangat sejuk jika dibandingkan dengan udara di pesisir.
Menyurusi jalan setapak kayu yang dibangun di antara rimbunnya pepohonan akan
menjadi aktivitas yang menyenangkan. Di beberapa sudut terdapat ayunan yang bisa
kamu gunakan. Selain jalan kayu di antara pepohonan, di bantaran sungai juga
terdapat jembatan titian dari bambu. Jembatan inilah yang dikenal dengan nama
Jembatan Siapi-api.
2. Hunting Foto dan Selfie
Buat para penggila selfie, Hutan Mangrove Wana Tirta Kulonprogo merupakan
tempat yang wajib didatangi. Di kawasan ini terdapat banyak spot kece
yang instagramable. Mulai dari ayunan di antara tajuk pohon, titian bamboo, gazebo,
hingga spot-spot menarik lengkap dengan ornamen bunga-bunga yang berbentuk
hati. Saran saya sih sebaiknya saat berkunjung ke tempat ini memakai baju berwarna
gonjreng alias cerah supaya kontras dengan hijaunya pepohonan sehingga
menciptakan gambar yang apik. Salah satu spot wajib foto tentu saja di jembatan
bambu panjang yang dikenal dengan nama Jembatan Api-Api.
3. Naik Perahu
Kalau kamu ingin merasakan sensasi wisata yang beda, kamu bisa naik perahu
menyusuri anak Sungai Bogowonto hingga dekat muara. Tarif naik perahu ini
terbilang murah, hanya Rp 5.000 per orang. Dengan naik perahu ini maka kamu akan
mendapatkan pemandangan hutan yang berbeda, karena kamu melihatnya dari
sungai. Disepanjang pengarungan kamu akan menjumpai panorama indah khas
pesisir mulai dari hutan bakau, tambak udang, ladang warga, hingga pasir pantai.
4. Menanam Pohon Bakau
Sebagai ekosistem mangrove alami yang tersisa di Jogja, kawasan Hutan Mangrove
Wana Tirta, Kulonprogo Pasir Mendit ini juga dijadikan sebagai tempat konservasi
oleh kelompok Wanatirta. Penanaman pokok-pokok mangrove muda gendar

4
dilakukan di kawasan ini, hal ini bertujuan untuk menjaga kelestarian ekosistem
pesisir dan juga menjaga dari abrasi air laut. Jika kamu tertarik dengan aktivitas
konservasi dan ingin melakukan aksi penanaman pohon, kamu bisa menghubungi
pengurus Hutan Mangrove Wana Tirta, Kulonprogo guna bekerjasama lebih lanjut.
Pengurus akan senang hati menyediakan bibit bagi komunitas yang ingin membantu
menanam pohon di tempat ini.

D. Daya Tarik Hutan Mangrove Kulon Progo


1. Hutan Mangrove Kulon Progo merupakan salah satu objek wisata yang terkenal
baru-baru ini. Hutan Mangrove terletak di Dusun Pasir Mendit, Desa Jangkaran,
Kecamatan Temon, Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta. Obyek wisata ini
berjarak sekitar 47 km dari titik nol, dan dapat ditempuh dalam waktu lebih
kurang 2 jam.
2. Walaupun baru beberapa bulan, namun kawasan hutan mangrove ini sudah
menyedot ratusan pengunjung setiap harinya. Ada empat spot objek wisata di
hutan Mangrove yaitu Pantai Pasir Kadilangu, Jembatan Api-Api, Maju Lestari
dan Wanatirta Pasir Mendit.
3. Area Jembatan Api-Api paling banyak menyedot wisatawan karena di sana
banyak spot-spot foto yang unik dan indah. Kita juga dapat berkeliling kawasan
hutan mangrove dengan naik perahu wisata.

E. Spot yang Terdapat Hutan Mangrove Kulon Progo


1. Jembatan api-api
2. Jembatan cinta
3. Jembatan bambu
4. Spot penjahat cinta
5. Jembatan kenangan
6. Spot titian segitiga
7. Ayuanan teletubis
8. Spot gembok cinta
9. Perahu layar dan gitar besar
10. Beberapa Ayunin Unik
11. Berbagai jembatan unik
12. Karang mutiara
13. Ayunan kepompong
14. Spot garuda
15. Spot doraemon
16. Spot menara Eifel
17. Spot kupu-kupu
18. Dan masih banyak lainnya

E. Tips Wisata di Hutan Mangrove Kulon Progo


1. Jika Anda berencana ke sana berangkatlah pagi-pagi sekali agar sampai di
kawasan hutan mangrove cuaca masih segar dan matahari belum terik.
2. Waktu yang tepat ke hutan mangrove adalah pagi hari sebelum pukul 10.00 atau
sore hari sesudah pukul 15.00 agar cahaya matahari tidak begitu terik dan foto
yang dihasilkan dapat lebih bagus.
3. Pakailah sunblock agar kulit terlindung dari cahaya matahari
4. Siapkan topi atau sunglasses, selain untuk gaya, properti tersebut juga dapat
melindungi kepala dan mata dari panasnya sinar matahari.

5
5. Pastikan baterai kamera, handphone, handycam atau action camera Anda full
karena banyak spot keren yang bisa diabadikan dan jangan sampai kelewatan.

F. fasiltas yang ada di Hutan mangrove


1. Kamar mandi Rp 2.000
2. Spot selfie
3. Perahu wisata Rp 5.000
4. Warung makan
5. Parkir motor Rp 2.000
6. Parkir mobil Rp 5.000
7. Parkir mini bus / truk Rp 10.000
8. Mushola
9. Ada akses jalan ke Pantai Congot

H. Cara Menuju ke Hutan Mangrove Kulon Progo


1. Dari Yogyakarta dapat langsung menuju ke Jalan Raya Wates – Purworejo
2. Ikuti petunjuk arah ke Pantai Congot sampai memasuki jalan Deandels
Kecamatan Temon
3. Perjalanan dilanjutkan ke barat sampai melalui jembatan Sungai Bogowonto,
setelah itu sekitar 100 meter berbelok ke selatan dan ikuti petunjuk ke kawasan
hutan mangrove.

I. Pengertian Materi
1. Youth Tourism Conference yaitu jenis pariwisata yang dekembangkan untuk para
pemuda, yang hobby atau suka melakukan sebuah perjalanan wisata dengan
penegeluaran sedikit atau bertarif murah [7]. Sedangkan yang di maksud Youth
Tourism Field Conference adalah sebuah pertemuan atau perkemahan yang
dilakukan oleh para remaja, seperti yang sudah penulis pernah lakukan yaitu
perkemahan atau bisa di sebut dengan event Jambore yang dilaksanakan pada
tanggal 12-14 januari 2018 bertempat di Bumi Perkemahan Kaliurang.
Dengan berbagai acara dan kegiatan, seperti gathering, olahraga, seminar alam,
quis atau permainan api unggun dan hiburan. Acara ini di wajibkan kepada
seluruh anak Strata satu transfer dan boleh di ikuti oleh mahasiswa D3 dan strata
satu reguler.
2. Ecoturism
Ecotourism atau bisa di sebut ekowisata adalah pariwisata yang berwawasan
lingkungan maksudnya yaitu kegiatan wisata yang bertanggug jawab terhadap
alam, memberdayakan masyarakat meningkatkan kesadaran lingkungan [8].
Konsep ekowisata mencoba memadukan tiga kompenen penting yaitu konservasi
alam, memberdayakan sosial budaya ekonomi masyarakat lokal, dan
meningkatkan kesadaran pendidikan lingkungan hidup. Di Indonesia kegiatan
ekowisata mulai dirasakan pada pertengahan 1980-an, dimulai dan dilaksanakan
oleh orang atau biro wisata asing, salah satu yang terkenal adalah Mountain
Travel Sobek – sebuah biro wisata petualangan tertua dan terbesar. Kegiatan
ekowisata di Indonesia diatur Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 33 Tahun
2009.Secara umum objek kegiatan ekowisata tidak jauh berbeda dari kegiatan
wisata alam biasa, namun memiliki nilai-nilai moral dan tanggung jawab yang
tinggi terhadap objek wisatanya. Dan berbagai macam Ecotourism Seperti :
a. Wisata pemandangan:
1. Alam (pantai, air terjun, terumbu karang)

6
2. Flora (hutan, tumbuhan langka, tumbuhan obat-obatan)
3. Fauna (hewan langka dan endemik)
4. Perkebunan (teh, kopi)
b. Wisata petualangan:
1. Kegiatan alam bebas (lintas alam, berselancar)
2. Ekstrem (mendaki gunung, paralayang)
3. Berburu (hunting, babi hutan)
c. Wisata kebudayaan dan sejarah:
1. Suku terasing (orang Rimba, orang Kanekes)
2. Kerajinan tangan (batik, ukiran)
3. Peninggalan bersejarah (candi, batu bertulis, benteng kolonial)
d. Wisata penelitian:
1. Pendataan spesies floura dan fauna (serangga, mamalia dan seterusnya)
2. Pendataan kerusakan alam (gunung berap, stunami, lahan gundul,
pencemaran tanah)
3. Konservasi (reboisasi, lokalisasi pencemaran)
e. Wisata sosial, konservasi dan pendidikan:
1. Pembangunan fasilitas umum di dekat objek ekowisata (pembuatan
sarana komunikasi, kesehatan)
2. Reboisasi lahan-lahan gundul dan pengembang biakan hewan langka
3. Pendidikan dan pengembangan sumber daya masyarakat di dekat objek
ekowisata (pendidikan bahasa asing, sikap)
f. Wisata bencana Alam
1. Dampak Bencana Alam ( Natural Disaster )
2. Dampak Bencana Industri/ Kecelakaan ( Industry, accident disaster)
3. Dampak Bencana Konflik (Conflict Disaster)

3. Tourism
Tourism adalah industri jasa. Mereka menangani jasa mulai dari transportasi, jasa
keramahan, tempat tinggal, makanan, minuman dan jasa bersangkutan lainnya
seperti bank, asuransi, keamanan dll. Dan juga menawarkan tempat istirahat, budaya,
pelarian, petualangan,pengalaman baru dan berbeda lainnya. Banyak negara bergantung
banyak dari industri pariwisata ini sebagai sumber pajak dan pendapatan untuk
perusahaan yang menjual jasa kepada wisatawan [9]. Oleh karena itu pengembangan
industri pariwisata ini adalah salah satu strategi yang dipakai oleh Organisasi Non-
Pemerintah untuk mempromosikan wilayah tertentu sebagai daerah wisata untuk
meningkatkan perdagangan melalui penjualan barang dan jasa kepada orang non-lokal.
Menurut Undang Undang No. 10/2009 tentang Kepariwisataan, yang dimaksud
dengan pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata yang didukung oleh berbagai
fasilitas serta layanan yang disediakan masyarakat, pengusaha, Pemerintah dan
Pemerintah Daerah.
a. Hospitality Business : Food and Beverages, Accomodation, Entertainment.
b. Travel and Transportation Business : Travel Services, Transportation Services.
c. Destination Business : Attraction, Destination.
d. Event Business : Meeting / MICE, Non-Meeting / Non-MICE

4. Pergeseran Paradigwa Pariwisata


Pergeseran paradigwa pariwisata yaitu dari Mass Tourism (Unsustainable Tourism)
yang didalam nya terdapat kesenangan, yaitu manusia menguasai alam. Diharapkan
bergeser menjadi Quality Tourism yaitu ketenangan atau manusia yang selaras dengan

7
alam,yang sering disebut dengan Sustainable Tourism, diharapkan dapat meminimalkan
dampak negatif terhadap lingkungan alam dan sosial budaya, seperti konflik yang sering
terjadi serta di harapkan dapat memaksimalkan dampak positif bagi kelestarian
lingkungan alam, sosio-budaya dan ekonomi, lokal, daerah dan nasional sehingga
menciptakan kehidupan pariwisata yang dapat bertahan secara berkelanjutan
(Sustainable) [10].
5. Responsible Tourism
Responsible tourism adalah sebuah pendekatan pengelolaan pariwisata untuk
meminimalisir dampak lingkungan dari suatu kegiatan untuk menjaga kelestarian alam.
Yang bertanggung jawab dalam responsible tourism adalah seluruh pemangku kegiatan
pariwisata, mulai dari pemerintah, pengelola, masyarakat dan wisatawan terhadap suatu
obyek wisata.
Responsible tourism, demikian juga sustainable tourism, tidak hanya mengacu pada
kepentingan lingkungan alam semata, melainkan juga pada “kepentingan kelangsungan
kehidupan masyarakat setempat”, baik ditinjau dari kacamata dan kepentingan manfaat
ekonomi, maupun sosial budaya, keamanan, ketertiban, ketentraman dsb. dalam
kehidupan masyarakat sekitarnya. Dengan demikian, melalui responsible tourism,
kepariwisataan diharapkan dapat bertahan seterusnya (sustainable) bagi kemaslahatan
masyarakat setempat (for the benefit of local people).
6. Pandangan dan Tantangan ke depan
Indonesia merupakan sebuah gugusan ribuan pulau yang memiliki kekayaan, baik
kekayaan yang tersurat yakni potensi pariwisata yang sudah pasti dimiliki di tiap pulau.
Maupun kekayaan yang tersirat yakni Sumber Daya Alam (SDA) yang tidak bisa dilihat
dengan kasat mata. Dari sudut pandang pariwisata indonesia akan berkembang pesat jika
pemerintah dan semua elemen membantu dalam mengembangkannya.
Cara yang di lakukan untuk meningkatkan pengembangan pariwisata.
1. Pembangunan Destinasi Priwwisata
a. pembangunan Lokasi Pariwisata
b. Citra Kepariwisataan
c. Tata Kelola
d. Pemberdayaan Masyarakat
2. Meningkatkan Pemasaran
a. Memoperkuat Kerasama Internasional Kepariwisataan
3. Membangun Industri Pariwisata
a. Pembinan Masyarakat Lokal
b. Fasilitas Industri
c. Pengembangan Standarisasi dan Sertifikasi
d. Integrasi Ekosistem Pariwisata
4. Memperkuat Kelembaggaan
a. pembangunan Sumber daya manusia

Untuk tantangan nya sendiri yaitu bagaimana pemerintah dan masyarakat bisa
menciptakan sebuah lapngan pekerjaan dalam Sektor pariwisata.setelah itu bagaimana
analisis terhadap perkembangan jumlah wisatawan, pada target yang telah di tentukan.
Untuk mengetahui daya saing pariwisata Indonesia dengan Negara lain.

7. Kearifan Lokal Sebagai Daya Tarik


Ciri-ciri kearifan lokal menurut YP Saragih (2014) adalah mampu bertahan
terhadap budaya luar, memiliki kemampuan mengintegrasikan unsur budaya luar ke
dalam budaya asli, mempunyai kemampuan mengendalikan, dan mampu memberi arah

8
pada perkembangan budaya. Dalam bidang pariwisata, kearifan lokal diharapkan mampu
mengembangkan pariwisata yang mengangkat budaya lokal untuk diperkenalkan ke
seluruh dunia sebagai identitas negara. Kenapa harus bidang pariwisata? Karena akses
terbesar untuk mengenal Indonesia adalah melalui pariwisatanya.
Berdasarkan data Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata Indonesia, statistik
kunjungan wisatawan mancanegara dati tahun ke tahun terus meningkat. Turis asing dari
berbagai negara, seperti Asia, Eropa, dan Amerika, lebih tertarik menikmati objek wisata
yang kondisinya masih alami, misalnya pantai, pegunungan, taman nasional, atau desa
wisata. Desa wisata memiliki potensi besar, khususnya untuk segmen wisatawan yang
tertarik menyelami kekayaan seni budaya masyarakat. Desa wisata bisa diartikan sebagai
konsep wisata terintegrasi di suatu wilayah yang memadukan potensi wisata lokal berupa
produk seni, budaya, keindahan alam, akomodasi, dan fasilitas pendukung lainnya.
Pariwisata berbasis kearifan lokal hendaknya terus digali, dipelajari, dan dipertahankan.
1. Uniqueness
a. Satu – satunya (Existing as the only one)
b. Berbeda (Having no like or equal)
c. Langka (Limited in occurrence)
d. Terbatas (Limited to a single outcome)
e. Luar Biasa (Not typical, unusual)
f. Ciri khas (Characteristic only of a particular category or entity)
g. Kekhasan (Distinctiveness)
2. Authenticity
a. Keaslian (real or genuine)
b. Keakuratan (True and accurate)
c. Berasal dari setempat (Having the origin)
d. Terpelihara dan Terjaga (Reliable, trustworthy, truthfulness)
e. Memiliki Nilai Sejarah, Filosofis, dan Budaya (History, Philosophy, Culture)
f. Alami apa adanya (Nature)
8. Lingkungan Hidup
Selain itu materi terahir yang di berikan pada saat seminar alam di Jambore
Nasional Yaitu tentang lingkunga hidup, bagaimana generasi muda bisa menempatkan
atuau menjaga diri nya dari sebuah pergaulan bebas, dimana generasi muda adalah
penerus untuk mengembangkan pariwisata menjadi lebih pesat.
Karena pada jaman sekarang negar lain menjajah bukan dengn menggunakan
senjata api tetapi dengan meracun generasi muda dengan hal-hal yang negatif, agar
negara indonesia tidak bisa berkembang dan di jajah oleh negara lain, sehingga pariwisata
Indonesia lambat dalam perkembangan nya, dan negara lain bisa mengambil kesempatan
untuk menguasai kepariwisataan di Indonesia.

J. Keterkaitan antara Tema Seminar dengan Obyek Wiata Hutan Mangrove


di Kulon Progo
Hutan Mangrove Kulon Progo adalah salah satu destinsi wisata yang sudah mulai
terkenal, wisata ini masuk kedalam obyek wisata alam, karna selain menjadi tempat
wisata hutan mangrove pun bisa dijadikan tempat penelitian atau wisata pendidikan.
Dari itu diharapkan hutan Mangrove Kulon Progo menjadi obyek wisata yang
berkelanjutan ( Sustainable Tourism). Daharapkan dapat meminimalkan dampak negatif
terhadap lingkungan alam, sosial dan budaya. Dan berharap tanggung jawab (Responsible
Tourism) tidak hanya pemerintah melainkan semua pemangku, seperti Masyarakat
setempat, pengelola, penyedia jasa pariwisata dan wisatawan nya sendiri.

9
Dan Hutan Mangrove ini dapt menjadi ke arifan lokal sebagai daya tarik wisata di
Kulon Progo Yogyakarta ini sehingga dapat mengembangkan pariwisata budaya lokal
untuk lebih diperkenalkan ke seluruh dunia sebagai identitas negara. Turis asing lebih
tertarik menikmati objek wisata yang masih alam, seperti Hutan Mangrove ini. Karena di
Mangrove ini, para wisatawan bisa menikmati udara segar, menyaksikan keindahan
matahari tenggelam, bahkan hanya untuk berhunting foto,karna di Mangrove Kulon
Progo ini memiliki banyak sekali spot foto yang bagus dan indah, selain itu wisatawan
juga bisa belajar tentang fungsi tanaman bakau/ mangrove. Sehingga wisata hutan
mangrove ini harus tetap di jaga kelestariannya untuk tetap di kembangkan menjadi
pariwisata yang berkelanjutan.

3. Penutup
A. Simpulan
Yogyakarta adalah salah satu daerah di Indonesia yang memiliki pesona alam yang
indah sekali, Salah satu tempat wisata alam di Yogyakarta adalah hutan Mangrove di
Kulon Progo.
Hutan Mangrove berasal dari kata mangue/mangal (Portugish) dan grove (English).
Selain tempat konservasi Hutan Mangrove Kulon progopun dijadikan Tempat wisata
alam, yang semakin berkembang. Dulunya pilihan wisata alam hanya sebatas pantai, air
terjun, hutan ataupun kebun buah. Karena itulah kemunculan area wisata yang kini
dilengkapi dnegan fasilitas jembatan bambu ini mampu menyedot perhatian wisatawan
lokal ataupun wisatawan dari kawasan lain yang sedang berkunjung ke Jogja.
Dengan sentuhan kreativitas, wisata Hutan Mangrove menjadi sangat menggoda.
Dan peran media sosial membuat popularitas hutan mangrove ini kian menjadi-jadi.
Tentunya obyek wisata Hutan Mangrove ini menjadi Obyek wisata yang berkelanjutan
dan dapat melibatkan tanggung jawab dari seluruh pemangku pariwisata di Hutan
Mangrove Kulon Progo.

B. Simpulan
Hutan Mangrove merupakan salah satu tujuan wisata di Kulon Progo, Pemerintah
baik bersama masyrakat atau pengelola Hutan Mangrove di harapkan lebih meningkatkan
kerja samanya, terutama antar pengelola masing-masing area wisata hutan mangrove.
Dan diharapkan untuk mningkatkan promosi agar hutan mangrove menjadi lebih
terkenal dan menyebar luas.

References
[1] Soeroso, A., & Susilo, Y. S. (2014). TRADITIONAL INDONESIAN GASTRONOMY
AS A CULTURAL TOURISM ATTRACTION. Editorial Board, 45.
[2] Ahmad, H., & Sigarete, B. G. (2018). Preferensi Mahasiswa dalam Berwisata: Studi
Kasus Mahasiswa Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo (STIPRAM),
Yogyakarta. Jurnal Kepariwisataan, 12(1), 55-64
[3] Susilo, Y. S., & Soeroso, A. (2014). Strategi pelestarian kebudayaan lokal dalam
menghadapi globalisasi pariwisata: Kasus Kota Yogyakarta. Jurnal Penelitian BAPPEDA
Kota Yogyakarta, 4, 3-11.
[4] Prakoso, A. A., & Irawati, N. (2018). Performa Hutan Mangrove Wanatirta berbasis
Ekowisata.
[5] Data Domestic Case Study pada tanggal 21 januari 2018, observasi di Hutan Mangrove
Kulon Progo.

10
[6] Data Seminar, ”Responsible Tourism” tanggal 13 Januari 2018 di Bumi Perkemahan
Kaliurang.
[7] Ahmad, H., Huda, M. M. I., Julianto, Y. A., & Januar, M. (2018). THE PROJECTION
OF THE DEVELOPMENT OF FOLKS’FARM AS THE CONCEPT OF AGRO-
TOURISM AS AN EFFORT TO INCREASE ECONOMIC BENEFITS OF SMALL-
SCALE LIVESTOCK BUSINESS. UNEJ e-Proceeding, 79-82.
[8] SETYANINGSIH, Z., & Arch, M. (2013). PENGARUH PENGALAMAN WISATAWAN
TERHADAP CITRA DESTINASI PARIWISATA Kasus: Jl. Malioboro dan Jl. Ahmad
Yani, Yogyakarta (Doctoral dissertation, Universitas Gadjah Mada).
[9] Kiswantoro, A. (2017). Pengaruh Kenyamanan Fasilitas Wisata dan Kepuasan Wisatawan
Terhadap Keputusan Wisatawan Untuk Berkunjung Kembali ke Kawasan Wisata Goa
Rancang Kencana dan Air Terjun Sri Gethuk Gunungkidul Yogyakart. Jurnal
Kepariwisataan, 11(1), 27-38
[10] Nugraha, B. S., Mayandini, H., Putra, F. A., Madani, H., & Maulana, N. (2017).
Pendampingan Pengembangan Potensi Kampung Wisata Langenastran Menuju
Sustainable Tourism Development. Jurnal Kepariwisataan, 11(3), 13-24

11
LAMPIRAN

Foto Jambore Nasional

12
Foto Pada saat Observasi di Hutan Mangrove Kulon Progo

13

Anda mungkin juga menyukai