Pajak Tugas 2 Keuangan Daerah
Pajak Tugas 2 Keuangan Daerah
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur mari kita panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan
rahmad dan karunianya kepada penulis, sehingga penulis beserta bisa menyusun
makalah ini dengan judul ”pajak bumi dan bangunan”.
Sholawat dan salam kita hadiahkan ke arwah Nabi besar Muhammad SAW, seorang
pemimpin sejati, suri tauladan yang baik bagi semua umat, yang telah membawa kita
ke zaman modern yang penuh dengan ilmu pengetahuan dan teknologi seperti
sekarang ini.
Namun demikian, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan kritik serta saran yang membangun
dari semua pihak demi penyempurnaan makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua, bersama ini penulis
mempersembahkan makalah dengan judul ” pajak bumi bangunan” kehadapan para
pembaca sekalian.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................... i
KATA PENGANTAR............................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................... 1
A. Latar belakang........................................................................................ 1
A. Pengertian Pajak..................................................................................... 3
B. Fungsi Pajak........................................................................................... 4
BAB IV PENUTUP.............................................................................................. 15
A. Kesimpulan ............................................................................................... 15
B. Saran.......................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pajak bumi dan bangunan (PBB) adalah pajak yang dipungut atas tanah dan bangunan
karena adanya keuntungan dan/atau kedudukan sosial ekonomi yang lebih baik bagi
orang atau badan yang mempunyai suatu hak atasnya atau memperoleh manfaat dari
padanya. Dasar pengenaan pajak dalam PBB adalah Nilai Jual Objek Pajak (NJOP).
NJOP ditentukan berdasarkan harga pasar per wilayah dan ditetapkan setiap tahun
oleh menteri keuangan.[3]
Pada umumnya permasalahan ini tidak jauh dari kehidupan di sekitar kita. Banyak
wajib pajak yang tidak menjalankan kewajibannya untuk membayar pajak, karena ada
sesuatu yang membuat mereka tidak melaksanakan kewajibannya itu. Ada beberapa
hal yang tidak memungkinkan wajib pajak untuk membayar pajak yaitu objek pajak
yang di miliki wajib pajak salah satunya adalah tertimpa musibah. Tetapi juga wajib
pajak sengaja lalai dengan kewajiban sebagai wajib pajak.
C. Maksud dan Tujuan
Tujuan dari penuisan makalah ini adalah membantu para pembaca untuk mengetahui
lebih dalam lagi tentang pajak bumi dan bangunan, sehingga pare pembaca tidak
hanya membaca saja tetapi berharap untuk lebih mengetahui lagi apa itu yang
dimaksud dengan pajak bumi dan bangunan, dan apa saja aturan-aturan atau
kewajiban-kewajiban yang ada di pajak bumi dan bangunan. Dan mengetahui
bagaimana cara bekerja pajak bumi dan bangunan di indonesia, dan bagaimana hasil
pajak bumi dan bagunan tersebut harus digunakan.
Maksud dari penulisan makalah ini untuk melengkapi tugas dalam mata kuliah
perpajakan dengan Dosen Pengampu yaitu Firman, SE.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pengertian Pajak
Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang sehingga
dapat dipaksakan dengan tiada mendapat balas jasa secara langsung. Pajak dipungut
penguasa berdasarkan norma-norma hukum untuk menutup biaya produksi barang-
barang dan jasa kolektif untuk mencapai kesejahteraan umum.
Menurut Prof. Dr. P. J. A. Adriani, pajak adalah iuran masyarakat kepada negara (yang
dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-
peraturan umum (undang-undang) dengan tidak mendapat prestasi kembali yang
langsung dapat ditunjuk dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-
pengeluaran umum berhubung tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan.
Menurut Prof. Dr. H. Rochmat Soemitro SH, pajak adalah iuran rakyat kepada Kas
Negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat
jasa timbal (kontra prestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan
untuk membayar pengeluaran umum. Definisi tersebut kemudian dikoreksinya yang
berbunyi sebagai berikut: Pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada
Kas Negara untuk membiayai pengeluaran rutin dan surplusnya digunakan
untuk public saving yang merupakan sumber utama untuk membiayai public
investment.
B. Fungsi Pajak
a. Fungsi Pajak
Pajak mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan bernegara,
khususnya di dalam pelaksanaan pembangunan karena pajak merupakan sumber
pendapatan negara untuk membiayai semua pengeluaran termasuk pengeluaran
pembangunan. Berdasarkan hal diatas maka pajak mempunyai beberapa fungsi, yaitu:
3. Fungsi stabilitas
Dengan adanya pajak, pemerintah memiliki dana untuk menjalankan kebijakan yang
berhubungan dengan stabilitas harga sehingga inflasi dapat dikendalikan, Hal ini bisa
dilakukan antara lain dengan jalan mengatur peredaran uang di masyarakat,
pemungutan pajak, penggunaan pajak yang efektif dan efisien.
Pajak yang sudah dipungut oleh negara akan digunakan untuk membiayai semua
kepentingan umum, termasuk juga untuk membiayai pembangunan sehingga dapat
membuka kesempatan kerja, yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan
pendapatanmasyarakat.[4]
C. Pengertian Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) adalah Pajak Negara yang dikenakan terhadap bumi
dan atau bangunan berdasarkan Undang-undang nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak
Bumi dan Bangunan sebagaimana telah diubah dengan UndangUndang nomor 12
Tahun 1994.
PBB adalah pajak yang bersifat kebendaan dalam arti besarnya pajak terutang
ditentukan oleh keadaan objek yaitu bumi/tanah dan atau bangunan. Keadaan subjek
(siapa yang membayar) tidak ikut menentukan besarnya pajak.[5]
BAB III
PEMBAHASAN
KMK No. 523/KMK.04/1998 Tentang Penentuan Klasifikasi dan Besarnya Nilai Jual
Objek Pajak Sebagai Dasar Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan.
Kep Dirjen Pajak Nomor: KEP-16/PJ.6/1998 Tentang Pengenaan Pajak Bumi dan
Bangunan.Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor: SE-43/PJ.6/2003 Tentang Penyesuaian
Besarnya Nilai Jual Objek Pajak Tidak
Kena Pajak (NJOPTKP) PBB dan Perubahan Nilai Perolehan Objek Pajak Tidak Kena
Pajak (NPOPTKP) BPHTB Untuk Tahun Pajak 2004.
Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor: SE-57/PJ.6/1994 Tentang Penegasan dan Penjelasan
Pembebasan PBB atas Fasilitas Umum dan Sarana Sosial Untuk Kawasan Industri dan
Real Estate.
a. Bumi adalah permukaan bumi dan tubuh bumi yang ada dibawahnya;
b. Bangunan adalah konstruksi teknik yang ditanam atau dilekatkan secara tetap
pada tanah dan/atau perairan;
c. Nilai Jual Obyek Pajak adalah harga rata-rata yang diperoleh dari transaksi jual
beli yang terjadi secara wajar, dan bilamana tidak terdapat transaksi jual beli, Nilai Jual
Obyek Pajak ditentukan melalui perbandingan harga dengan obyek lain yang sejenis,
atau nilai perolehan baru, atau Nilai Jual Obyek Pajak Pengganti;
d. Surat Pemberitahuan Obyek Pajak adalah surat yang digunakan oleh wajib pajak
untuk melaporkan data obyek pajak menurut ketentuan undang-undang ini;
a. Bumi adalah permukaan bumi dan tubuh bumi yang ada di bawahnya.
b. Bangunan adalah konstruksi teknik yang ditanam atau dilekatkan secara tetap
pada tanah dan/atau perairan.
jalan TOL;
kolam renang;
pagar mewah;
taman mewah;[6]
d. Merupakan hutan lindung, suaka alam, hutan wisata, taman nasional, dan lain-
lain.[7]
e. Dimiliki oleh Perwakilan Diplomatik berdasarkan asas timbal balik dan Organisasi
Internasional yang ditentuikan oleh Menteri Keuangan
Yang menjadi subjek PBB adalah orang atau badan yang secara nyata :
b. Besarnya Nilai Jual Objek Pajak ditetapkan oleh Menteri Keuangan setiap 3 tahun
sekali, kecuali untuk daerah tertentu ditetapkan setiap tahun dengan perkembangan
daerahnya.
c. Dasar perhitungan pajak adalah Nilai Jual Kena Pajak yang ditetapkan serendah-
rendahnya 20% dan setinggi-tingginya 100% dari Nilai Jual Kena Pajak.
Tarif pajak yang dikenakan atas obyek pajak adalah sebesar 0,5% dan jenis tarif ini
disebut sebagai Tarif tunggal yang berlaku terhadap obyek pajak jenis apapun di
seluruh wilayah Indonesia. Tarif efektif Pajak Bumi dan Bangunan adalah 0,1% untuk
objek yang Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) kurang dari 1 milyar dan 0,2% untuk objek
yang Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) sama dan di atas 1 milyar.
Dasar perhitungan Pajak Bumi dan Bangunan adalah Nilai Jual Kena Pajak (NJKP).
Besarnya NJKP adalah :
Contoh :
a. Jika NJKP = 40% x (NJOP – NJOPTKP) maka besarnya Pajak Bumi dan Bangunan
b. Jika NJKP = 20% x (NJOP – NJOPTKP) maka besarnya Pajak Bumi dan Bangunan
1. Tuan Bonco seorang mahasiswa DIII perpajakan Unibraw pada tahun 2007 hanya
memiliki sebuah objek pajak berupa bumi di kawasan Soekarno-Hatta, Malang dan
diketahui Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) Bumi tersebut sebesar Rp. 10.000.000.
Berapakah Besar PBB yang terhutang pada tahun 2007 milik Tuan Bonco !
Jawab :
Karena besarnya NJOP kurang dari Rp. 12.000.000,- maka objek pajak tidak dikenakan
Pajak Bumi dan Bangunan.
2. Tuan Ponco seorang pengusaha terkenal memiliki 2 buah rumah pada tahun 2007,
objek pertama terletak di desa Wlingi, Blitar dan Objek kedua terletak di desa Bendo,
Blitar. Diketahui bahwa untuk objek pertama NJOP Bumi sebesar Rp. 8.000.000,- dam
NJOP Bangunan sebesar Rp. 7.500.000,-. Untuk Objek yang kedua diketahui NJOP bumi
sebesar Rp. 9.000.000,- dan NJOP Bangunan sebesar Rp. 6.000.000,-
Hitung PBB terhutang tahun 2007 Tuan Ponco atas kedua objek tersebut !
Jawab:
Desa Wlingi :
NJOP utk
Desa Bendo :
= Rp. 18.500
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) adalah Pajak Negara yang dikenakan terhadap bumi
dan atau bangunan berdasarkan Undang-undang nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak
Bumi dan Bangunan sebagaimana telah diubah dengan UndangUndang nomor 12
Tahun 1994.
PBB adalah pajak yang bersifat kebendaan dalam arti besarnya pajak terutang
ditentukan oleh keadaan objek yaitu bumi/tanah dan atau bangunan. Keadaan subjek
(siapa yang membayar) tidak ikut menentukan besarnya pajak.
B. Saran
Penulis mengingatkan bahwa sebagai warga Negara Indonesia wajib membayar pajak
karena itu suatu kewajiban sebagai warga Negara yang cinta dengan Negaranya.
DAFTAR PUSTATKA
· id.wikepedia.org/eiki/pajak
· Mardiasmo.1995.Perpajakan.Yogyakarta:ANDI Yogyakarta/www.google.com
· http://blogingria.blogspot.com/2011/12/makalah-pajak-bumi-dan-
bangunan.html
· http://www.pajak.go.id/content/seri-pbb-ketentuan-umum-pajak-bumi-dan-
bangunan-pbb
· http://www.tarif.depkeu.go.id/Bidang/?bid=pajak&pbb
[1] id.wikepedia.org/eiki/pajak
[2]Mardiasmo.1995.Perpajakan.Yogyakarta:ANDI Yogyakarta/www.google.com
[3] http://blogingria.blogspot.com/2011/12/makalah-pajak-bumi-dan-bangunan.html
[4] http://id.wikipedia.org/wiki/Pajak
[5] http://www.pajak.go.id/content/seri-pbb-ketentuan-umum-pajak-bumi-dan-
bangunan-pbb
[6] http://www.tarif.depkeu.go.id/Bidang/?bid=pajak&pbb
[8] http://www.tarif.depkeu.go.id/Bidang/?bid=pajak&pbb