Anda di halaman 1dari 11

A.

Latar Belakang

Penyakit infeksi dapat menyebabkan kematian dan kecacatan. Penyakit infeksi


masih banyak terdapat di Negara berkembang terutama Indonesia. Peningkatan
derajat kesehatan pada anak dapat tercapai dengan cara meningkatkan
pelaksanaan imunisasi serta perbaikan nilai sosial dan ekonomi ( Andre et.al.,
2008 di kutip dari Oswari, dkk., 2010).
Imunisasi adalah proses dimana seseorang dijadikan resisten atau kebal
terhadap penyakit seperti penyakit menular, biasanya dengan diberikan vaksin
(WHO, 2018).Imunisasi dibagi menjadi dua jenis yaitu imunisasi wajib dan
pilihan. Imunisasi wajib terdiri dari imunisasi rutin, tambahan dan khusus.
Imunisasi wajib rutin digolongkan menjadi imunisasi rutin dasar pada bayi dan
imunisasi lanjutan pada balita, anak usia Sekolah Dasar (SD) dan Wanita Usia
Subur (WUS) (Kementerian Kesehatan RI, 2014). Imunisasi DPT, Hepatitis B,
Hemophilus Influenza tipe B (Hib) dan campak merupakan imunisasi lanjutan
yang diberikan padausia dibawah 2 tahun. Pada anak usia SD diberikan
imunisasi Campak, DT dan Td. Sedangkan pada WUS diberikan
imunisasiTetanus dan Difteri (Permenkes, 2017).
Di Indonesia sekitar 440 bayi meninggal setiap harinya (Kemenkes RI., 2014).
Tujuan Mellinium Development Goals (MDGs) yang tercantum dalam butir 4
yaitu menurunkan angka kematian pada anak dengan sasaran target penurunan
angka kematian anak sebesar dua pertiga dengan menjadikan 97 per kelahiran
hidup di tahun 2015 (WHO.,2015). Secara umum cakupan imunisasi lengkap
di Indonesia pada anak umur 12-23 bulan sebanyak 59,2. Aceh menduduki
peringkat ke 3 provinsi yang cakupan imunisasi tidak lengkap sebesar 19,8%
(Riskesdas., 2013). WHO. (2014) menyebutkan bahwa selama tahun 2000-2013
diperkirakan angka kematian anak akibat tidak imunisasi campak yaitu 74%
dari 481.000 jiwa ke 124.000 jiwa. Cakupan imunisasi campak pada anak umur
12-23 bulan di Aceh 62,4% dan Aceh merupakan provinsi kedua terendah
angka imunisasi campak serta provinsi yang memiliki Incidence Rate penyakit
campak tertinggi.(Kemenkes RI., 2014).
Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2015 menunjukkan
bahwa terdapat 19,4 juta anak yang tidak mendapatkan imunisasi dan
memperkirakan 30.000 anak akan meninggal akibat penyakit campak (WHO,
2016). Kejadian campak di Kawasan Asia Tenggara tahun 2018 bahwa
Indonesia menduduki peringkat kedua setelah India dengan presentase 20,1%
(WHO SEAR, 2018). Berdasarkan kelompok umur, proporsi kasus campak
terbesar pada kelompok umur 1-4 tahun dan 5-9 tahun dengan proporsi masing-
masing sebesar 25,4%. dan 31,6%. Kasus campak dari 12.681 kasus ternyata
hanya 4.466 (35,2%) yang divaksinasi (Kementerian Kesehatan RI, 2016).
Campak merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengan
gejala demam tinggi, bercak kemerahan pada kulit (rash) disertai dengan batuk
dan/atau pilek dan/atau mata merah (SEARO, 2018). Campak ditularkan
melalui dropletdari hidung, mulut atau tenggorokan orang yang terinfeksi
(WHO, 2018). Campak dapat dicegah dengan imunisasi atau disebut dengan
Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) (Kementerian
Kesehatan RI, 2016).
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Memahami imunisasi lanjutan pada anak


Sub Pokok Bahasan : Imunisasi Lanjutan
Topik : Imunisasi lanjutan
Sasaran : Ibu/Bapak Desa Tuntungan II
Tempat : Kantor Desa Tuntungan II, Kec Pancur Batu
Hari/Tanggal : Kamis, 11 Oktober 2019
Pukul : 10.00 s.d Selesai

I. Tujuan Instrusional Umum


Setelah dilakukannya penyuluhan, peserta dapat mengerti dan menambah
wawasan mengenai imunisasi lanjutan.
II. Tujuan Intruksional Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan peserta mampu :
1. Menjelaskan pengertian imunisasi
2. Menjelaskan pengertian imunisasi lanjutan
3. Menjelaskan jenis dan jadwal imunisasi lanjutan anak usia dibawah tiga
tahun(batita)
4. Menjelaskan jenis dan jadwal imunisasi lanjutan anak usia sekolah
5. Menjelaskan jenis dan jadwal imunisasi lanjutan wanita usia subur
III. Materi
1. Pengertian imunisasi
2. Pengertian imunisasi lanjutan
3. Jenis dan jadwal imunisasi lanjutan anak usia dibawah tiga tahun
4. Jenis dan jadwal imunisasi lanjutan anak usia sekolah
5. Jenis dan jadwal imunisasi lanjutan wanita usia subur
IV. Metode
1. Diskusi
2. Tanya jawab
V. Media
1. Leaflet
2. Infokus
VI. Pengorganisasian
Perseptor Akademik : Ns. Rinco Siregar, S.Kep, MNS
Rumondang Gultom, MKM
Ns. Eva Kartika Hasibuan, S. Kep, M.Kep
Ns. Masri Saragih, S.Kep, M. Kep
Penyaji : Pyanita Hulu S. Kep
Moderator : Etty Mariana Tobing S.Kep
Job Description
1. Moderator : Mengarahkan jalannya acara
2. Penyaji : Menyampaikan materi penyuluhan dan menjawab
pertanyaan

VII. Kegiatan Penyuluhan

NO WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN KEGIATAN PESERTA

1 3 menit Pembukaan Mendengarkan pembukaan


yang disampaikan oleh
a) membuka kegiatan dengan
moderator.
mengucapkan salam
b) Memperkenalkan diri
c) Menjelaskan tujuan dari penyuluhan
d) Menyebutkan materi yang akan
diberikan
e) Menyampaikan kontrak waktu
2 15 menit Pelaksanaan Mendengarkan dan
memberikan umpan balik
Penyampaian materi oleh pemateri:
tehadap materi yang
1. Menjelaskan pengertian imunisasi
disampaikan.
2. Menjelaskan pengertian imunisasi
lanjutan
3. Menjelaskan jenis dan jadwal
imunisasi lanjutan anak usia
dibawah tiga tahun(batita)
4. Menjelaskan jenis dan jadwal
imunisasi lanjutan anak usia sekolah
5. Menjelaskan jenis dan jadwal
imunisasi lanjutan wanita usia subur

3 5 menit Tanya jawab Mengajukan pertanyaan

Memberikan kesempatan kepada peserta


untuk bertanya tentang materi yang kurang
dipahami

3 4 menit Evaluasi Menjawab pertanyaan

Menanyakan kembali kepada peserta tentang


materi yang telah diberikan dan
reinforcement kepada peserta yang dapat
menjawab pertanyaan

4 3 menit Penutup Mendengarkan dengan


seksama dan menjawab
a) Menjelaskan kesimpulan dari materi
salam
penyuluhan
b) Ucapan terima kasih
c) Salam penutup
VIII. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a) Peserta hadir ditempat penyuluhan
b) Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di Kantor Desa Tuntungan
II, Kec. Pancur Batu. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan
dilakukan sebelumnya.
2. Evaluasi Proses
a) Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
b) Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara
benar
3. Evaluasi Hasil
Setelah penyuluhan diharapkan sekitar 80% peserta penyuluhan mampu
mengerti dan memahami penyuluhan yang diberikan sesuai dengan tujuan
khusus
Lampiran
MATERI PENYULUHAN
IMUNISASI LANJUTAN
A. Pengertian Imunisasi
Imunisasi berasal dari kata imun, kebal atau resisten. Jadi imunisasi adalah suatu
upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif
terhadap suatu penyakit, sehingga bila suatu saat terpajan dengan penyakit
tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan Dalam ilmu
kedokteran, imunisasi adalah suatu peristiwa mekanisme pertahanan tubuh
terhadap invasi benda asing hingga terjadi interaksi antara tubuh dengan benda
asing tersebut.
1. Hepatitis B

Imunisasi hepatitis B idealnya diberikan sedini mungkin (<12 jam) setelah lahir, lalu
dianjurkan pada jarak 4 minggu dari imunisasi pertama. Jarak imunisasi ke-3 dengan
ke-2 minimal 2 bulan dan terbaik setelah 5 bulan. Apabila anak belum pernah
mendapat imunisasi hepatitis B pada masa bayi, ia bisa mendapat serial imunisasi
kapan saja saat berkunjung. Hal ini dapat dilakukan tanpa harus memeriksa kadar
anti hepatitis B.

2. BCG

Imunisasi lain adalah imunisasi BCG. Indonesia saat ini merupakan negara ke-3
tertinggi di dunia untuk penyakit TBC, setelah India dan Tiongkok. Imunisasi BCG
terbaik diberikan pada usia 2-3 bulan karena pada bayi usia <2 bulan sistem imun
anak belum matang. Pemberian imunisasi penyokong (booster) tidak dianjurkan.

3. DPT

Imunisasi DPT juga termasuk komitmen global dalam rangka eliminasi tetanus.
Imunisasi DPT diberikan 3 kali sebagai imunisasi dasar, dilanjutkan dengan
imunisasi ulangan 1 kali (interval 1 tahun setelah DPT3). Pada usia 5 tahun,
diberikan ulangan lagi (sebelum masuk sekolah) dan pada usia 12 tahun berupa
imunisasi Td. Pada wanita, imunisasi TT perlu diberikan 1 kali sebelum menikah
dan 1 kali pada ibu hamil, yang bertujuan untuk mencegah tetanus neonatorum
(tetanus pada bayi baru lahir).

Apabila imunisasi DPT terlambat diberikan, berapa pun interval


keterlambatannya, jangan mengulang dari awal, tetapi lanjutkan imunisasi sesuai
jadwal. Bila anak belum pernah diimunisasi dasar pada usia <12 bulan, lakukan
imunisasi sesuai imunisasi dasar baik jumlah maupun intervalnya. Bila pemberian
DPT ke-4 sebelum ulang tahun ke-4, pemberian ke-5 paling cepat diberikan 6
bulan sesudahnya. Bila pemberian ke-4 setelah umur 4 tahun, pemberian ke-5 tidak
diperlukan lagi.

4. Polio

Vaksin polio oral (OPV) diberikan saat lahir, usia 2, 4, 6, 18 bulan (atau usia 2, 3, 4
bulan sesuai program pemerintah), sedangkan untuk vaksin polio suntik (IPV)
diberikan pada usia 2, 4, 6-18 bulan dan 6-8 tahun. Apabila imunisasi polio
terlambat diberikan, jangan mengulang pemberiannya dari awal, tetapi lanjutkan
dan lengkapi sesuai jadwal, tidak peduli berapa pun interval keterlambatan dari
pemberian sebelumnya.

5. Campak

Imunisasi campak diberikan pada usia 9 bulan dan dosis ulangan (second
opportunity pada crash program campak) pada usia 6-59 bulan serta saat SD kelas
1-6. Terkadang, terdapat program PIN (Pekan Imunisasi Nasional) campak yang
bertujuan sebagai penguatan (strengthening). Program ini bertujuan untuk
mencakup sekitar 5 persen individu yang diperkirakan tidak memberikan respon
imunitas yang baik saat diimunisasi dahulu. Bagi anak yang terlambat/belum
mendapat imunisasi campak: bila saat itu anak berusia 9-12 bulan, berikan kapan
pun saat bertemu. Bila anak berusia >1 tahun, berikan MMR.
B. Pengertian Imunisasi Lanjutan
Imunisasi lanjutan merupakan imunisasi ulangan untuk mempertahankan
tingkat kekebalan atau untuk memperpanjang masa perlindungan. Imunisasi
lanjutan diberikan pada :
6. Anak usia dibawah tiga tahun (batita)
7. Anak usia sekolah dasar
8. Wanita usia subur
C. Jenis dan Jadwal Imunisasi Lanjutan pada anak usia dibawah tiga tahun
a. Jenis Imunisasi lanjutan
Jenis imunisasi lanjutan yang diberikan pada anak usia bawah tiga tahun
(Batita) terdiri atas:
1. Diphtheria Pertusis Tetanus-Hepatitis B (DPT-HB) atau Diphtheria
Pertusis Tetanus-Hepatitis B-Hemophilus Influenza type B (DPT-HBHib.
2. Campak.
b. Jadwal imunisasi lanjutan pada anak usia dibawah tiga tahun
UMUR JENIS IMUNISASI
18 BULAN DPT-HB-Hib
24 BULAN CAMPAK

D. Jenis dan Jadwal Imunisasi Lanjutan Pada anak usia sekolah


a. Jenis Imunisasi Lanjutan Pada Anak Usia Sekolah
Imunisasi lanjutan pada anak usia sekolah dasar diberikan pada bulan imunisasi
anak sekolah (BIAS). Jenis imunisasi lanjutan yang diberikan adalah:
1. Diphtheria Tetanus (DT)
2. Campak
3. Tetanus Diphteria (TD)
b. Jadwal Imunisasi Lansia Pada Anak Usia Sekolah

SASARAN JENIS IMUNISASI WAKTU


PELAKSANAAN
Kelas 1 SD Campak Agustus
DT November
Kelas 2 SD TD November
Kelas 3 SD TD November
Catatan:

1. Batita yang telah mendapatkan imunisasi lanjutan DPT-HB-Hib


dinyatakan mempunyai status imunisasi T3.
2. Anak usia sekolah dasar yang telah mendapatkan imunisasi DT dan Td
dinyatakan mempunyai status imunisasi T4 dan T5

E. Jenis dan Jadwal Imunisasi Lanjutan Wanita usia subur


a. Jenis Imunisasi Lanjutan Wanita Usia Subur
Jenis imunisasi lanjutan yang diberikan pada wanita usia berupa Tetanus
Toxoid (TT). Imunisasi lanjutan merupakan kegiatan yang bertujuan untuk
melengkapi imunisasi dasar pada bayi yang diberikan kepada anak Batita,
anak usia sekolah, dan wanita usia subur (WUS) termasuk ibu hamil.
Imunisasi lanjutan pada WUS salah satunya dilaksanakan pada waktu
melakukan pelayanan antenatal.
b. Jadwal Imunisai Lanjutan Wanita Usia Subur
STATUS IMUNISASI INTERVAL MINIMAL MASA PERLINDUNGAN
PEMBERIAN
T1 - -
T2 4 minggu setelah T1 3 Tahun
T3 6 bulan setelah T2 5 Tahun
T4 1 tahun setelah T3 10 Tahun
T5 1 tahun setelah T4 Lebih dari 25 tahun
Catatan:
1. Sebelum imunisasi, dilakukan penentuan status imunisasi T
(screening) terlebih dahulu, terutama pada saat pelayanan antenatal.
2. Pemberian imunisasi TT tidak perlu diberikan, apabila pemberian
imunisasi TT sudah lengkap (status T5) yang harus dibuktikan
dengan buku Kesehatan Ibu dan Anak, rekam medis, dan/atau
kohort.

Anda mungkin juga menyukai