Biologi Umum
Biologi Umum
B. Latar Belakang
Lingkungan suatu organisme adalah segala sesuatu, baik abiotik (benda tak hidup) maupun biotik
(benda hidup) yang ada di sekitar organisme itu, yang secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi
kehidupan organisme itu. Hal ini menunjukkan tingkatan organisasi kehidupan ekosistem yang mencakup
organisme dan lingkungan tak hidup, dimana kedua komponen tersebut saling mempengaruhi dan berinteraksi.
Interaksi sendiri adalah suatu jenis tindakan atau aksi yang terjadi sewaktu dua atau lebih objek
mempengaruhi atau memiliki efek satu sama lain. Interaksi antarkomponen ekologi dapat merupakan interaksi
antarorganisme, antarpopulasi, dan antarkomunitas serta dengan lingkungan sekitarnya.
Organisme dipengaruhi oleh lingkungan (baik komponen biotik dan abiotik), akan tetapi dengan
kehadiran dan aktivitasnya, organisme juga akan mengubah lingkungannya. Kemungkinan pengaruh yang
sangat dramatis yang diakibatkan oleh organisme pada lingkungannya terjadi sekitar tiga milyar tahun silam,
ketika bakteri foto sintetik pertama mulai menggunakan cahaya matahari sebagai sumber energi dan
menghasilkan O2. Atmosfer aerobik yang dihasilkan dari perubahan ini sangat berpengaruh pada keseluruhan
planet.
C. Kajian Pustaka
Interaksi antarkomponen ekologi dapat merupakan interaksi antarorganisme, antarpopulasi, dan
antarkomunitas.
1. Interaksi antarorganisme
Semua makhluk hidup selalu bergantung kepada makhluk hidup yang lain. Tiap individu akan selalu
berhubungan dengan individu yang lain yang sejenis atau lain jenis, baik individu dalam satu populasinya atau
individu dari populasi lain. Interaksi antarorganisme dapat dikategorikan sebagai berikut.
a. Netral
Hubungan tidak saling mengganggu antarorganisme dalam habitat yang sama yang bersifat tidak
menguntungkan dan tidak merugikan kedua belah pihak. Contohnya: capung dan sapi.
b. Predasi
Hubungan antara mangsa dan pemangsa (predator). Hubungan ini sangat erat sebab tanpa mangsa, predator
tak dapat hidup. Sebaliknya, predator juga berfungsi sebagai pengontrol populasi mangsa. Contoh: Singa
dengan kijang, rusa.
c. Parasitisme
Hubungan antarorganisme yang berbeda spesies, biasanya salah satu organisme hidup pada organisme lain
dan mengambil makanan dari hospes/inangnya sehingga bersifat merugikan. Contoh: Benalu dan pohon
inangnya.
d. Komensalisme
Hubungan antara dua organisme yang berbeda spesies dalam bentuk kehidupan bersama untuk berbagi sumber
makanan, salah satu spesies diuntungkan dan spesies lainnya tidak dirugikan. Contoh: Anggrek dan pohon yang
ditumpanginya.
e. Mutualisme
Hubungan antara dua organisme yang berbeda spesies yang saling menguntungkan kedua belah pihak. Contoh:
Bakteri Rhizobium yang hidup pada bintil akar kacang-kacangan.
2. Interaksi Antarpopulasi
Antara populasi yang satu dengan populasi lain selalu terjadi interaksi secara langsung atau tidak
langsung dalam komunitasnya. Contoh interaksi antarpopulasi sebagai berikut:
- Aleopati
Interaksi antarpopulasi, bila suatu populasi menghasilkan zat yang dapat menghalangi tumbuhnya
populasi lain. Contoh: Disekitar pohon walnut jarang ditumbuhi tumbuhan lain karena tumbuhan ini menghasilkan
zat yang bersifat toksik (racun).
- Kompetisi
Interaksi antarpopulasi, bila antarpopulasi memiliki kepentingan yang sama sehingga terjadi persaingan
untuk mendapatkan apa yang diperlukan. Contoh: Persaingan antara populasi kambing dan populasi sapi si
padang rumput.
3. Interaksi antarkomunitas
Interaksi antarkomunitas cukup kompleks karena tidak hanya melibatkan organisme, tetapi juga aliran
energi dan siklus materi. Interaksi ini dapat diamati pada daur karbon yang melibatkan dua ekosistem berbeda
yaitu laut dan darat.
1. Termometer ruang
2. Higrometer
3. pH meter
4. Lux meter
5. Roll meter
6. Kantong plastik
7. Cetok
8. Air suling (aquades)
9. Kapas
10. Rafia
11. Pipet
12. Pinset
13. Gelas beker
E. Langkah Kerja
1. Jenis tanah atau permukaan lahan yang diamati pada lokasi pengamatan dilihat berdasarkan
segitiga tanah sebagai berikut.
Gambar Segitiga tanah
Analisis laboratorium: Pasir 62,5%, Liat 25%, dan Debu 12,5%.
Jenis tanah termasuk dalam golongan tanah bertekstur geluh lempung lempengan pasir.
2. Relief tanah pada lokasi pengamatan adalah rata.
3. Sifat fisik klimatik:
kelembaban udara 65%, suhu udara 31oC, kelembaban tanah 77%, suhu tanah 29oC, pH tanah 6,8 yang
menunjukkan asam, struktur tanah bertekstur pasir, intensitas cahaya 65-66 kandela. Berdasarkan hasil
pengamatan mendukung kelangsungan tumbuhan dan hewan di lokasi tersebut. Sifat fisik klimatik tanah tidak
terlepas dari pengaruh sifat kemis tanah, dengan data hasil pengamatan: relief tanah rata, struktur tanah pasir,
memungkinkan tumbuhan seperti rumput, semanggi, rodes color, dan putri malu dapat tumbuh subur dengan
akar yang panjang dan banyak.
4. Jenis vegetasi yang ditemukan pada lokasi pengamatan adalah rumput, rodes color, cemara,
pohon glodogan pecut, putri malu, lumut, semanggi, dan meniran.
5. Jenis hewan yang ditemukan pada lokasi pengamatan adalah semut rangrang, semut hitam,
laba-laba, nyamuk, dan lalat.
6. Jenis asosiasi yang ditemukan pada pengamatan yaitu asosiasi komensalisme dimana semut
hitam membuat sarangnya pada daun pohon glodogan pecut dan laba-laba yang membuat
sarangnya didaun pohon cemara. Jenis asosiasi ketiga adalah kompetisi dimana rumput dan
semanggi memiliki kepentingan yang sama untuk hidup menjalar ditanah.
7. Kaitan sifat spesifik organisme dan lingkungan. Keadaan setiap organisme pada suatu habitat
adalah hasil perpaduan dengan keadaan lingkungan setempat. Dari sifat klimatik tanah
mempengaruhi sifat kemis tanah seperti pH, dan tekstur/struktur tanah. Dengan sifat spesifik
lingkungan dapat menentukan kekhasan organisme, salah satunya adalah makanan. Dengan sifat
spesifik lingkungan yang bertekstur tanah pasir, pH 6,8 atau asam dan faktor lainnya mengakibatkan
pada daerah tersebut tumbuh banyak tumbuhan terutama rumput yang cocok dengan tekstur tanah
pasir dan tumbuhan dilokasi tersebut subur karena keadaan pH 6,8 membantu melarutkan mineral
dalam tanah.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurahman, Deden. 2008. Biologi Kelompok Pertanian. Bandung: Grafindo Media Pratama
Campbell A. Neil, dkk. 2004. Biologi Jilid 3 Edisi 5. Jakarta: Erlangga
Supriatna, Jatna. 2008. Melestarikan Alam Indonesia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia
Pengikut
Arsip Blog
▼ 2011 (1)
o ▼ Oktober (1)
Interaksi Organisme Dengan Lingkungannya
Mengenai Saya
Marlin M. Raunsai
Hai saya Marlin Raunsai dari Papua. Saya orang serui, tapi tinggal di sorong dan jayapura. Saya suka
menulis, baca buku, dan menyanyi. Saya kuliah di Universitas Negeri Yogyakarta.
Lihat profil lengkapku
Template Ethereal. Diberdayakan oleh Blogger.