Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

MODEL KONSEPTUAL KEPERAWATAN JIWA


MODEL PRILAKU
(Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Keperawatan Jiwa)

Disusun oleh:
Kelompok 1
Alifia Putri
1708172
Arifka Nur Afifah 1708181
Diki Haris 1708195
Dina Mulyani Sunarya 1708197
Mimay Linda Yunita 1708238
Susi Septiani Rahayu 1708290
Yulli Anggraeni 1708306
Yusuf Ibrahim 1708308

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA KAMPUS SUMEDANG
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga
makalah ini bisa selesai pada waktunya.Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-
teman yang telah berkontribusi dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini
bisa disusun dengan baik. Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah
pengetahuan para pembaca. Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah
ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta
saran yang bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik
lagi.

Sumedang, September 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................I

DAFTAR ISI..........................................................................................................II

BAB I.................................................................................................................... 1

PEMDAHULUAN..................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah...................................................................................1

1.3 Tujuan......................................................................................................1

BAB II................................................................................................................... 2

LANDASAN TEORI...............................................................................................2

2.1 Pengertian Kesehatan Jiwa......................................................................2

2.2 Pengertian Keperawatan Jiwa..................................................................2

2.3 Model konseptual dalam Keperawatan Jiwa............................................3

2.4 Model Perilaku.........................................................................................3

BAB III.................................................................................................................. 5

PEMBAHASAN.....................................................................................................5

3.1 Aplikasi Model Perilaku............................................................................5

BAB IV.................................................................................................................. 7

PENUTUP............................................................................................................. 7

4.1 Simpulan..................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................8
BAB I

PEMDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Profesi keperawatan sebagai profesi yang unik dan kompleks. Dalam


melaksanakan prakteknya, perawat harus mengacu pada model konsep dan teori
keperawatan yang sudah ada. Konsep merupakan suatu ide dimana terdapat suatu
kesan yang abstrak yang dapat diorganisir dengan simbol-simbol yang nyata. Sedangkan
konsep keperawatan merupakan ide untuk menyusun suatu kerangka konseptual atau
model keperawatan. Model konseptual keperawatan merupakan suatu cara untuk
memandang situasi dan kondisi pekerjaan yang melibatkan perawat didalamnya. Model
konseptual keperawatan jiwa sebagai usaha-usaha untuk menguraikan fenomena
mengenai keperawatan jiwa. Teori keperawatan jiwa digunakan sebagai dasar dalam
menyusun suatu model konsep dalam keperawatan dan model konsep keperawatan
digunakan dalam menentukan model praktek keperawatan. Model konseptual
keperawatan jiwa terdiri dari beberapa pendekatan salah satunya model prilaku. Model
prilaku sebagai suatu proses perubahan tingkah laku sebagai akibat adanaya interaksi
antara stimulus dengan respons yang menyebabkan seseorang mempunyai pengalaman
baru.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Untuk Mengetahui Pengertian Kesehatan Jiwa


1.2.2 Untuk Mengetahui Pengertian Keperawatan jiwa
1.2.3 Untuk Mengetahui Model konseptual dalam Keperawatan Jiwa
1.2.4 Untuk Mengetahui Model Perilaku
1.2.5 Untuk Mengetahui Aplikasi Model Perilaku

1.3 Tujuan

1.3.1 Mengetahui Pengertian Kesehatan Jiwa


1.3.2 Mengetahui Pengertian Keperawatan jiwa
1.3.3 Mengetahui Model konseptual dalam Keperawatan Jiwa
1.3.4 Mengetahui Model Perilaku
1.3.5 Mengetahui Aplikasi Model Perilaku
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Kesehatan Jiwa

Menurut WHO Kesehatan jiwa adalah suatu kondisi sejahtera secara fisik, social
dan mental yang lengkap dan tidak hanya terbebas dari penyakit atau kecacatan. Atau
dapat dikatakan bahwa individu dikatakan sehat jiwa apabila berada dalam kondisi fisik,
mental dan social yang terbebas dari gangguan (penyakit) atau tidak dalam kondidi
tertekan sehingga dapat mengendalikan stress yang timbul, sehingga memungkiunkan
individu untuk hidup produktif, dan mampu melakukan hubungan social yang
memuaskan.
Menurut UU Kesehatan Jiwa No.03 Tahun 1966 kesehatan jiwa adalah suatu
kondidi mental yang sejahtera sehinggamemungkinkan seseorang berkembang secara
optimal baik fisik, intelektual dan emosional dan perkembangan tersebut berjalan secara
selaras dengan keadaan orang lain sehingga memungkinkan hidup harmonis dan
produktif.
Jiwa yang sehat sulit didefinisikan dengan tepat. Meskipun demikian, ada sehat
jiwanya adalah orang yang mempunyai kemampuan untuk menyesuaikan diei pada
lingkungan, serta berintegrasi dan berinteraksi dengan baik, tepat,dan bahagia. Michael
Kirk Patrick mendefinisikan orang yang sehat jiwa adalah orang yang bebas dari gejala
gangguan psikis, serta dapat berfungsi optimal sesuai apa yang ada padanya. Clausen
mengatakan bahwa orang yang sehat jiwa adalah orang yang dapat mecegah gangguan
mental akibat berbagai stressor, serta dipengaruhi oleh besar kecilnya stressor,
intensitas, makna, budaya, kepercayaan, agama, dan sebagainya.

2.2 Pengertian Keperawatan Jiwa

Stuart dan sundeen memberikan batasan tentang keperawatan jiwa, yaitu suatu
peroses interpersonal yang berupaya untuk meningkatkan dan mempertahankan
perilaku, yang mengontribusi pada fungsi yang terintegrasi. Sementara ANA (American
Nurses Association) mendefinisikan keperawatan kesehatan jiwa adalah suatu bidang
spesialisasi praktik keperawatan yang menerapkan teori perilaku manusia sebagai
ilmunya dan penggunaan diri secara terapeutik sebagai kiatnya (stuart, 2007).
Berdasarkan dua pengertian di atas, maka setiap perawat jiwa dituntut mampu
menguasai bidangnya dengan menggunakan ilmu perilaku sebagai landasan berpikir dan
berupaya sedemikian rupa sehingga dirinya dapat menjadi alat yang efektif dalam
merawat pasien (Depkes RI, 1998).
2.3 Model konseptual dalam Keperawatan Jiwa

Banyak ahli kesehatan jiwa memiliki pandangan yang berbeda-beda mengenai


konsep gangguan jiwa dan bagaimana proses timbulnya gangguan jiwa. Pandangan
model psikoanalisa berbeda dengan pandangan model sosial, perilaku, model
eksistensial, model medical, berbeda pula dengan model stress-adaptasi. Masing-masing
model memiliki pendekatan unik dalam terapi gangguan jiwa. Model konseptual adalah
kerangka kerja konseptual, sistem atau skema yang menerangkan serangkaian ide
global tentang keterlibatan individu, kelompok, situasi atau kejadian terhadap suatu ilmu
dan perkembangannya.
Model konseptual keperawatan merupakan suatu cara untuk memandang situasi
dan kondisi pekerjaan yang melibatkan perawat didalamnya. Model konseptual
keperawatan merupakan petunjuk bagi perawat untuk mendapatkan informasi agar
perawat peka terhadap apa yang terjadi pada suatu saat dengan dan tahu apa yang
harus perawat kerjakan (Brockopp,1999, dalam Hidayati, 2009). Marriner-Tomey ( 2004,
dalam Nurrachman,2010) menjelaskan bahwa, model konseptual keperawatan telah
memperjelas kespesifikan area fenomena ilmu keperawatan dengan melibatkan empat
konsep yaitu manusia sebagai pribadi yang utuh dan unik. Konsep kedua adalah
lingkungan yang bukan hanya merupakan sumber awal masalah tetapi juga merupakan
sumper pendukung bagi individu. Ketiga adalah kesehatan menjelaskan tentang rentang
sehat-sakit sepanjang siklus mulai konsepsi hingga kematian. Konsep keempat adalah
keperawatan sebagai komponen penting dalam perannya sebagai faktor penentu
meningkatnya keseimbangan kehidupan seseorang (klien).

2.4 Model Perilaku

Menurut konsep model ini, kelainan jiwa seseorang bisa muncul jika hubungan
antara stimulus dan respons tidak terekondisikan dengan baik oleh seorang individu
sehingga menimbulkan kecemasan yang selanjutnya dapat menyebabkan gangguan.
Behaviorism sebgai ilmu psikologi timbul dari reaksi terhadao model introspeksi yang
berfokus pada isi dan oprasi pikiran. Behaviourism adalah ilmu psikologi yang berfokus
pada prilaku yang dapat diamati dan apa yang dapat dilakukan individu scara eksternal
unuk mengubah perilaku. Ilmu ini tidak berupaya menjelaskan cara kerja pikiran.
Para ahli behaviourism bahwa prilaku dapat diubah oleh sistenm pujian dan
hukuman. Untuk individu dewasa, menerima gaji secara teratur merupakan umpan balik
positif yang konstan. Gaji merupakan umpan balik positif yang kontinu dan merupakan
alasan salah satu inividu terus bekerja setiap hari dan berupaya melaksanakan tugas
dengan baik. Gaji ini membantu memotivasi prilaku positif ditempat kerja.
1. Ivan Petrovich Pavlov
Classic Conditioning (pengkondisian klasik) adalah proses yang ditemukan Pavlov
melalui percobaannya terhadap anjing, dimana perangsang asli dan netral dipasangkan
dengan stimulus bersyarat secara berulang-ulang sehingga memunculkan reaksi yang
diinginkan.
Dari eksperimen Pavlov setelah pengkondisian atau pembiasan dapat diketahui
bahwa daging menjadi stimulus alami (UCS = Unconditional Stimulus : Stimulus yang
tidak dikonidsikan) dapat digantikan oleh bunyi lonceng sebagai stimulus yang
dikondisikan (CS = Conditional Stimulus : Stimulus yang dikondisikan). Ketika lonceng
dibunyikan ternyata air liur anjing keluar sebagai respon yang dikondisikan). Dengan
menerapkan startegi Pavlov ternyata individu dapat dikendalikan melalui cara mengganti
stimulus alami dengan stimulus yang tepat untuk mendapatkan pengulangan respon
yang diinginkan, sementara individu tidak menyadari bahwa ia dikendalikan oleh stimulus
yang berasal dari luar dirinya.
2. Burrhus Frederic Skinner
Menejemen kelas menurut Skinner adalah berupa usaha untuk memodifikasi perilaku
(behavior modification) antara lain dengan proses penguatan (reinforcement) yaitu
memberi penghargaan pada perilaku yang diinginkan dan tidak memberi penghargaan
dalam bentuk apapun pada perilaku yang tidak tepat.
Operant Conditioning atau pengkondisian operan adalah suatu proses penguatan
perilaku operan (penguatan positif atau negatif) yang dapat mengakibatkan perilaku
tersebut dapat berulang kembali atau menghilang sesuai dengan keinginan.
Pengetahuan yang terbentuk melalui ikatan stimulus respon akan semakin kuat bila
di beri penguatan (reinforcement). Skinner membagi penguatan menjadi dua, yaitu
penguatan positif dan penguatan negative. Penguatan positif sebagai stimulus, dapat
meningkatkan terjadinya pengulangan tingkah laku sedangkan penguatan negative dapat
mengakibatkan perilaku berkurang atau bahkan menghilang.
Bentuk-bentuk penguatan positif dapat berupa hadiah (seperti memberikan sebuah
benda), perilaku (tersenyum, bertepuk tangan, mengacungkan jempol), atau dapat
berupa penghargaan (Juara 1, nilai A). Sedangkan bentuk penguatan negative dapat
seperti tidak memberikan penghargaan, atau menunjukan perilaku tidak senang
(menggeleng).
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Aplikasi Model Perilaku

Dikembangkan oleh H.J. Eysenck, J. Wilpe dan B.F. Skinner. Terapi modifikasi
perilaku dikembangkan dari teori belajar (learning theory). Belajar terjadi jika ada
stimulus dan timbul respon, serta respon dikuatkan (reinforcement). Model perilaku
dapat diterapkan pada beberapa pasien dengan gangguan jiwa seperti resiko perilaku
kekerasan atau halusinasi. Bentuk perilaku yang ditunjukan pasien dengan resiko
perilaku kekerasan antara lain mengganggu orang lain, berkata kasar, mondar-mandir,
memukul, penolakan atau bermusuhan, meludahi orang lain dan bicara tanpa henti.
1. Pandangan tentang penyimpangan perilaku
Perilaku dipelajari. Penyimpangan terjadi karena manusia telah membentuk
kebiasaan perilaku yang tidak diinginkan. Karena perilaku dapat dipelajari, maka
perilaku juga tidak dipelajari. Perilaku menyimpang terjadi berulang karena berguna
untuk mengurangi ansietas. Jika demikian, perilaku yang lain dapat mengurangi
ansietas dapat dipakai sebagai pengganti.
2. Proses terapeutik
Terapi merupakan proses pendidikan. Penyimpangan perilaku tidak dihargai.
Perilaku yang lebih produktif dikuatkan. Terapi relaksasi dan latihan keasertifan
merupakan pendekatan perilaku. Terapi modifikasi perilaku dikembangkan dari teori
belajar (learning theory) belajar terjadi jika ada stimulus dan timbul respon, serta
respon dikuatkan (rainfoscemen).

Terapi pada model perilaku dilakukan dengan cara :

a. Desentisasi dan relaksasi, dapat dilakukan bersamaan.dengan teknik ini.


Untuk mengatasi kecemasan pada sebuah stimulus atau kondisi secara
bertahap memperkenalkan pada stimulus tersebut pada saat klien sedang
dalam kondisi tenang. Seiring berjalannya waktu, maka klien akan bisa
mengatasi ketakutan atau kecemasan pada stimulus tersebut.
b. Asertif Training, teknik ini diterapkan pada individu yang mengalami kesulitan
menerima kenyataan bahwa tindakannya selama ini tidak benar. Latihan ini
membantu individu yang tidak mampu mengungkapkan kemarahan atau
perasaan tersinggung, memiliki kesulitan untuk menngatakan tidak dan
bentuk lainnya. Perilaku asertif untuk mengatasi situasi tertentu, diajarkan
secara verbal maupun nonverbal melalui perilaku assertivitas.
c. Operant Conditioning adalah dengan memberikan penghargaan kepada klien
mengenai perilaku positif yang dilakukan oleh klien.
d. Positif training, mendorong dan menguatkan perilaku positif yang baru
dipelajari berdasarkan pengalaman yang menyenangkan untuk digunakan
pada prilaku yang akan datang
e. Self regulasi. Dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut . pertama
melatih serangkaian standar perilaku yang harus dicapai oleh klien.
Selanutnya klien diminta untuk melakukan self observsai dan self evaluasi
terhadap perilaku yang ditampilkan. Langkah terakhir adalah klien diminta
untuk memberikan reinforcement (penguatan terhadap diri sendiri) atas
perilaku yang sesuai.

3. Peran pasien dan trapis


a. Pasien : Mempraktekan teknik perilaku yang digunakan mengerjakan
pekerjaan rumah, penggalakan latihan, dan pasien membantu
mengembangkan hierarki perilaku.
b. Terapis : Mengajarkan pada pasien tentang pendekatan perilaku, membantu
mengembangkan hierarki perilaku, dan menguatkan perilaku yang diinginkan.
BAB IV

PENUTUP

4.1 Simpulan

sehat jiwanya adalah orang yang mempunyai kemampuan untuk menyesuaikan


diei pada lingkungan, serta berintegrasi dan berinteraksi dengan baik, tepat,dan bahagia.
kesehatan jiwa adalah suatu bidang spesialisasi praktik keperawatan yang menerapkan
teori perilaku manusia sebagai ilmunya dan penggunaan diri secara terapeutik sebagai
kiatnya .Setiap perawat jiwa dituntut mampu menguasai bidangnya dengan
menggunakan ilmu perilaku sebagai landasan berpikir dan berupaya sedemikian rupa
sehingga dirinya dapat menjadi alat yang efektif dalam merawat pasien (.Model
konseptual keperawatan merupakan suatu cara untuk memandang situasi dan kondisi
pekerjaan yang melibatkan perawat didalamnya. Model konseptual keperawatan
merupakan petunjuk bagi perawat untuk mendapatkan informasi agar perawat peka
terhadap apa yang terjadi pada suatu saat dengan dan tahu apa yang harus perawat
kerjakan. Sedangkam konsep model prilaku kelainan jiwa seseorang bisa muncul jika
hubungan antara stimulus dan respons tidak terekondisikan dengan baik oleh seorang
individu sehingga menimbulkan kecemasan yang selanjutnya dapat menyebabkan
gangguan. Behaviorism sebgai ilmu psikologi timbul dari reaksi terhadao model
introspeksi yang berfokus pada isi dan oprasi pikiran.Model perilaku dapat diterapkan
pada beberapa pasien dengan gangguan jiwa seperti resiko perilaku kekerasan atau
halusinasi. Bentuk perilaku yang ditunjukan pasien dengan resiko perilaku kekerasan
antara lain mengganggu orang lain, berkata kasar, mondar-mandir, memukul, penolakan
atau bermusuhan, meludahi orang lain dan bicara tanpa henti.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai