DISUSUN OLEH:
KELOMPOK I
STASE KEPERAWATAN ANAK
A.Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah diberikan penyuluhan tentang pengertian ISPA, penyebab,
tanda dan gejala, pencegahan, penanganan ISPA, keluarga diharapkan dapat
memahami tentang penyakit ISPA dan cara penanganannya.
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah dilakukan penyuluhan 1x 30 menit, diharapkan keluarga mampu:
a. Mengerti dan memahami pengertian ISPA
b. Mengerti dan memahami penyebab ISPA
c. Mengerti dan memahami tanda dan gejala ISPA
d. Mengerti dan memahami pencegahan ISPA
e. Mengerti dan memahami penanganan ISPA
B. Materi (TERLAMPIR)
1. Pengertian ISPA
2. Penyebab ISPA
3. Tanda dan gejala ISPA
4. Pencegahan ISPA
5. Penanganan ISPA
C. Media dan Metode
1. Leaflet
2. Ceramah
3. Tanya-Jawab
D. Kegiatan Pelaksanaan
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Respons Keluarga
1. 5 Menit Pembukaan :
10.00-10.05 WIT
1. Memberi salam 1. Menjawab salam
2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan
3. Menjelaskan tujuan 3. Memperhatikan
4. Kontrak waktu 4. Menyetujui
5. Menilai tingkat pengetahuan awal 5. Menjawab
keluarga dengan memberikan
pertayaan “apa itu ispa?”
2. 15 Menit Isi :
10.05-10.20 WIT 1. Menjelaskan materi penyuluhan 1. Mendengarkan
2. Beri kesempatan keluarga bertanya 2. Bertanya
3. Menjawab pertanyaan 3. Mendengarkan
3. 5 Menit Evaluasi :
10.20-10.25 Menilai tingkat pengetahuan keluarga
WIT setelah pemberian materi penyuluhan
(Feedback)
1. Memberikan pertanyaan kepada 1. Menjawab pertanyaan
keluarga
2. Keluarga menjawab pertanyaan 2. Menyimak
4. 5 Menit Penutup :
10.25-10.30 WIT 1. Menyimpulkan materi 1. Memperhatikan
2. Mengakhiri kegiatan dengan 2. Menjawab salam
mengucapkan salam
E. Evaluasi
1. Keluarga mengikuti penyuluhan dari awal hingga akhir.
2. Keluarga mampu:
- Menyebutkan kembali pengertian ISPA
- Menyebutkan penyebab ISPA
- Menyebutkan tanda dan gejala dari ISPA
- Menjelaskan pencegahan dari ISPA
- Menyebutkan penanganan ISPA
3. Keluarga mengajukan dan menajawab pertanyaan dengan baik dan benar.
Keluarga Pasien
CI AKADEMIK &
CI KLINIK
PEMATERI
MATERI KEGIATAN PENYULUHAN
ISPA
A. Pengertian
ISPA adalah penyakit infeksi yang sangat umum dijumpai pada anak-
anak dengan gejala batuk, pilek, panas atau ketiga gejala tersebut muncul
secara bersamaan (Meadow, Sir Roy, 2002: 153).
ISPA (lnfeksi Saluran Pernafasan Akut) yang diadaptasi dari bahasa
Inggris Acute Respiratory Infection (ARl). Menurut Depkes (2008), Infeksi
Saluran Pernafasan Akut mempunyai pengertian sebagai berikut:
a. Infeksi adalah masuknya kuman atau mikoorganisme kedalam tubuh
manusia dan berkembang biak sehingga menimbulkan gejala penyakit.
b. Saluran pernafasan adalah organ mulai dari hidung hingga alveoli beserta
organ adneksa seperti simrs-sinus, rongga tengah dan pleura ISPA secara
anatomis mencakup saluran pemafasan bagian atas.
c. Infeksi akut adalah infeksi yang berlansung sampai 14 hari. Batas 14 hari
diambil untuk menunjukkan proses akut meskipun untuk beberapa
penyakit yang digolongkan ISPA. Proses ini dapat berlangsung dari 14
hari (Suryana, 2005).
B. Klasifikasi
Klasifikasi ISPA berdasarkan hasil pemeriksaan dibedakan menjadi
dua golongan yaitu golongan umur dibawah 2 bulan, dan golongan umur 2
bulan sampai 5 tahun.
a. Golongan umur dibawah 2 bulan
1. Pneumonia
Yang dimaksud pneumonia jika dalam pemeriksaan fisik terdapat
adanya tarikan kuat dinding dada bagian bawah atau frekuensi napas
cepat (frekuensi pernafasan 60 kali permenit atau lebih).
2. Bukan Pneumonia
Yang dimaksud bukan pneumonia jika ditemukan penyakit batuk
pilek biasa, dan tidak ditemukan tanda tarikan kuat dinding dada
bagian bawah atau tidak ditemukan napas cepat (frekuensi pernafasan
kurang dari 60 kali permenit).
b. Golongan umur 2 bulan sampai 5 tahun
1. Pneumonia
Yang dimaksud pneumonia jika dalam pemeriksaan fisik ditemukan
nafas cepat dengan frekuensi pernafasan 50 kali per menit atau lebih
(usia 2 – 12 bulan), atau frekuensi pernafasan 40 kali per menit atau
lebih (untuk usia 1 – 5 tahun).
2. Pneumonia Berat
Yang dimaksud pneumonia berat jika ditemukan sesak nafas dalam
pemeriksaan fisik dan saat inspirasi adanya tarikan dinding dada
bagian bawah. Namun saat dilakukan pemeriksaan anak harus dalam
keadaan tenang, dan tidak menangis.
3. Bukan Pneumonia
Yang dimaksud bukan pneumonia adalah jika tidak ada napas cepat,
dan tidak ditemukan tarikan dinding dada bagian bawah, jadi
penderita hanya mengalami batuk pilek biasa.
C. Etiologi
1. Virus dan bakteri
Seperti virus influeuza sterptococcus, shapilococcus, haemopilus
influenzae.
2. Alergen spesifik
Alergi yang disebabkan oleh debu asap dan udara dingin atau panas .
3. Perubahan cuaca dan lingkungan
Kondisi cuaca yang tidak baik seperti peralihan suhu panas ke hujan dan
lingkungan yang tidak bersih atau tercemar.
4. Aktifitas
Kondisi dimana anak memiliki kegiatan yang banyak tanpa
memperhatikan kondisi tubuh atau daya tahan tubuh yang dapat
menyebabkan anak-anak menderita ISPA.
5. Asupan gizi yang kurang.
E. Penularan
Penularan ISPA terutama melalui droplet (percikan air liur) yang
keluar saat penderita bersin, batuk, udara pernapasan yang mengandung
kuman yang terhirup oleh orang sehat. Penularan juga dapat terjadi melalui
kontak atau kontaminasi tangan oleh sekret saluran pernapasan, hidung, dan
mulut penderita.
F. Pencegahan
1. Perbaikan peningkatan gizi
a. Penyusunan atau pengaturan menu
b. Cara pengolahan makanan
c. Variasi menu
2. Perbaikan dan santasi lingkungan
3. Pemeliharaan Kesehatan perorangan
4. Tindakan pencegahan pada bayi:
a. Memberikan imunisasi pada golongan yang rentan terhadap penyakit
tertentu.
b. Perbanyak ASI eksklusif
c. Jauhkan dari penderita ISPA
G. Penanganan
Perawatan ISPA di rumah
1. Memberi makan
Pemberian makanan yang cukup dan bergizi untuk menghindari
penurunan berat badan yang akan rnengakibatkan malnutrisi. Berikan
makan sedikit-sedikit tapi sering dari biasanya, lebih-lebih jika anak
muntah. Pemberian ASI pada bayi yang menyusu juga tetap
diberikan.
2. Pemberian cairan atau minuman
Anak dengan infeksi saluran pernafasan dapat kehilangan cairan lebih
banyak dari biasanya terutama bila demam, menambah pemberian
minum atau cairan untuk menghindari dehidrasi. Dehidrasi akan
melemahkan anak dan dapat memperberat penyakitnya, pemberian
cairan akan membantu mengencerkan dahak,
3. Menjaga kelancaran pernafasan
Menjaga kelancaran pernafasan dengan cara mengajarkan anak agar
bila ia batuk lendirnya dikeluarkan.
4. Bersihkan hidung
Membersihkan hidung dengan memakai kain bersih yang lunak untuk
membersihkan lubang hidung,jika hidung tersumbat karena ingus
yang telah mengering, tetesilah dengan air garam untuk
membasahinya.
5. Mengatasi panas
Untuk anak usia 2 bulan sampai 5 tahun, demam diatasi dengan
paracetamol dan atau dengan kompres (bayi dibawah 2 bulan dengan
demam harus segera dirujuk). Pemberian kompres dengan cara:
gunakan kain bersih celupkan pada air (air hangat kuku) peras
seperlunya, kemudian letakkan diatas dahi anak, lipat paha, lipat
ketiak, ulangi bila kan sudah dingin.
6. Istirahat
Berikan istirahat yang cukup karena dengan istirahat gejala bisa
berkurang.
7. Berikan obat batuk herbal
Jeruk nipis ½ sendok teh dicampur dengan kecap atau madu ½ sendok
teh , diminum tiga kali sehari.
Brunner & Suddart. 2002. Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8 Vol 2. Jakarta:
EGC
Meadow, Sir Roy dan Simen. 2002. LectusNotes: Pediatrika. Jakarta: PT. Gelora
Aksara Pratama.
Mubarak, dkk. 2015. Standar Asuhan Keperawatan dan Prosedur Tetap dalam
Praktik Keperawatan, Konsep dan Aplikasi dalam Praktik Klinik. Jakarta:
Salemba Medika