Disusun oleh :
MOCHAMAD FATCHUR RAMDHANY
1211500050
I. Latar Belakang
Tanah adalah material yang terdiri dari agregat (butiran) mineral-mineral padat
yang tidak tersementasi (terikat secara kimia) satu sama lain dan dari bahan-bahan
organik yang telah melapuk (yang berpartikel padat) disertai dengan zat cair dan gas
yang mengisi ruang-ruang kosong di dalam partikelpartikel padat tersebut (Braja M.
Das 1998).
Secara geografis Indonesia terletak di daerah tropis, dimana pada musim hujan
akan terjadi curah hujan yang tinggi danpada musim kemarau akan terjadi cuaca yang
panas. Perubahan cuaca mengakibatkan terjadinya siklus pembasahan dan penge-
ringan secara berulang-ulang, sehingga tanah akan mengalami perubahan volume tanah
akibat perubahan kadar air. Tanah lempung ini memiliki kemampuan daya dukung
tanah yang rendah sehingga sering menimbulkan kerusakan pada bangunan seperti
retaknya dinding, terangkatnya pondasi, jalan bergelombang dan sebagainya. Dalam
konstruksi bangunan sipil nilai CBR dan kuar geser tanah dasar berpengaruh dalam
perencanaan suatu bagunan, maka sebelum tanah digunakan seorang perencana dapat
melakukan stabilisasi, suatu tindakan yang memperbaiki beberapa sifat-sifat teknis
tanah.
Stabilisasi tanah dengan campuran semen dianggap bisa digunakan karena
semen merupakan bahan pozolanik yang sifatnya dapat mengikat serta dapat mengeras
bila bereaksi dengan air. Dengan adanya penambahan semen ini tanah yang
mengandung kadar air tertentu dapat mengeras sehingga akan meningkatkan
kestabilannya. Pada suatu perencanaan konstruksi jalan raya, lapisan tanah dasar
merupakan lapisan paling bawah yang berfungsi untuk meneruskan beban dari lapis
perkerasan , namun tidak selamanyan lapisan tanah dasar mampu berfungsi dengan
baik sebagai daya dukung. Hanya lapisan dengan klasifikasi baik dan stabil akan
mampu berfungsi sebagai daya dukumg dan memenuhi persyaratan teknis (Jurnal
rekayasa 2009, Indharmahadi adha).
II. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh semen terhadap stabilitas tanah ?
2. Bagaimana metodologi yang digunakan untuk stabilisasi tanh dengan
semen?
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Umum
Tanah adalah material yang terdiri dari agregat (butiran) mineral-mineral padat
yang tidak tersementasi (terikat secara kimia) satu sama lain dan dari bahan-bahan
organik yang telah melapuk (yang berpartikel padat) disertai dengan zat cair dan gas
yang mengisi ruang-ruang kosong di dalam partikelpartikel padat tersebut (Braja M.
Das 1998).
Pentingnya Stabilisasi Tanah karena proses pembangunan berupa perkerasan
jalan merupakan salah satu bentuk stabilisasi tanah yang umum dilakukan dalam
masyarakat. Pekerjaan ini bertujuan untuk memperbaiki material pada jalan lokal
dengan menggunakan metode stabilisasi mekanis atau menambahkan bahan tambahan
ke dalam tanah.
II.3 SEMEN
Semen adalah serbuk atau tepung yang terbuat dari kapur dan material lainnya
yang dipakai untuk membuat beton, merekatkan batu bata ataupun membuat tembok
(KBBI, 2008). Istilah semen berasal dari bahasa Latin yaitu caementum yang artinya
bahan perekat. Semen sudah dikenal pada zaman Mesir kuno pada abad ke 5. Pada saat
itu semen dibuat dari kalsinasi atau pembakaran batu kapur yang digunakan untuk
membangun piramida dan bangunan besar lainnya. Sedangkan bangsa Romawi dan
Yunani kuno membuat semen menggunakan slag vulkanik yang berasal dari gunung
berapi. Slag vulkanik dicampur dengan kapur gamping (Quicklime) serta gypsum yang
kemudian disebut sebagai Pozzolan Cement (Rahadja, 1990).
II.4 STABILISASI TANAH MENGGUNAKAN SEMEN
Stabilisasi tanah dengan semen diartikan sebagai pencampuran antara tanah
yang telah dihancurkan, semen dan air, yang kemudian dipadatkan sehingga
menghasilkan suatu material baru disebut Tanah – Semen dimana kekuatan,
karakteristik deformasi, daya tahan terhadap air, cuaca dan sebagainya dapat
disesuikan dengan kebutuhan untuk perkerasan jalan, pondasi bagunan dan jalan, aliran
sungai dan lain-lain (Kezdi, 1979 : 108).
Proses kimia pada stabilisasi tanah dengan Semen Tahapan proses kimia pada
stabilisasi tanah menggunakan semen adalah sebagai berikut: a. Absorbsi air dan reaksi
pertukaran ion; Bila Semen Portland ditambahkan pada tanah, ion kalsium Ca++
dilepaskan melalui proses hidrolisa dan pertukaran ion berlanjut pada permukaan
partikel-partikel lempung, Butiran lempung dalam kandungan tanah berbentuk halus
dan bermuatan negatif. Ion positif seperti ion hidrogen (H+ ), ion sodium (Na+ ), ion
kalsium (K+ ), serta air yang berpolarisasi, Dari reaksi-reaksi kimia tersebut di atas,
maka reaksi utama yang berkaitan dengan kekuatan ialah hidrasi dari A-lit (3CaO.
SiO2) dan B-lit (2CaO.SiO2), sehingga membentuk kalsium silikat dan kalsium
aluminat yang mengakibatkan kekuatan tanah meningkat. Reaksi pozolan; semuanya
melekat pada permukaan butiran lempung. Dengan reaksi ini partikel-partikel lempung
menggumpal sehingga mengakibatkan konsistensi tanah menjadi lebih baik. b. Reaksi
pembentukan kalsium silikat dan kalsium aluminat; Secara umum hidrasi adalah
sebagai berikut: 2(3CaO.SiO2) + 6H2O 3CaO.2SiO2 . 3H2O+3Ca(OH)2
2(2CaO.SiO2) + 4H2O 3CaO.2SiO2 . 3H2O+ Ca(OH)2
Reaksi antara silika (SiO2) dan alumina (AL2O3) halus yang terkandung dalam
tanah lempung dengan kandungan mineral reaktif, sehingga dapat bereaksi dengan
kapur dan air. Hasil reaksi adalah terbentuknya kalsium silikat hidrat seperti:
tobermorit, kalsium aluminat hidrat 4CaO.Al2O3.12H2O dan gehlenit hidrat
2CaO.Al2O3.SiO2.6H2O yang tidak larut dalam air. Pembentukan senyawa-senyawa
ini berlangsung lambat dan menyebabkan tanah menjadi lebih keras, lebih padat dan
lebih stabil. Jadi semen yang umum digunakan untuk stabilisai tanah dengan bahan
semen adalah ordinary portland cement atau dikenal sebagai semen tipe I.
Tanah yang bisa diperbaiki secara optimal adalah tanah yang memiliki CBR
minimal 6%. Spesifikasi umum untuk Campuran renolith dalam Semen-Tanah Untuk
meningkatkan kinerja dalam pelaksanaan proses stabilisasi semen untuk konstruksi dan
untuk mengurangi kemungkinan kegagalan setiap stabilisasi semen karena penyusutan
dari semen – tanah, maka perlu tentang pengaturan secara benar apabila
dimasukkannya renolith dimasukkan dalam campuran semen – tanah.
Mulai
Pengambilan
Sample Tanah
Kesimpulan
BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai analisa perbandingan terhadap jurnal
yang terkait.
Stabilisasi tanah menggunakan semen merupakan alternatif yang bagus untuk
peningkatan kualitas tanah dasar untuk konstruksi perkerasan jalan. Ini
dibuktikan berdasarkan jurnal rokhman (2017) dan Mawardi (2016) yang sama
menunjukan bahwa penambahan semen akan meningkatkan nilai CBR dari
tanah yang signifikan, yang berarti juga meningkatkan stabilitas tanah dan juga
meningkatkan daya dukung tanah.
Penggunaan semen untuk stabilisasi tanah dapat meningkat sifat fisis dan
mekanik dari tanah tersebut, bukan hanya tanah lempung tapi juga pada tanah
lunak ini dibuktikan berdasarkan jurnal Ulfa Jusi (2016) dan Mawardi (2016).
Stabilisasi tanah dengan Semen menyebabkan terjadinya kenaikan berat jenis
tanah asli, hal ini karenakan semen mengandung silika, yang mana silika
mempunyai berat jenis lebih besar dari butiran tanah lempung, dan juga semen
mengandung, silika, kapur dan lempung, material ini akan mengikat air dan
mengisi rongga antar butiran tanah, sehingga pori-pori tanah akan berkurang,
dengan demikian maka stabilisasi tanah dengan semen akan menaikkan berat
jenis tanah asli.
BAB V
KESIMPULAN
1. Stabilisasi tanah menggunakan semen merupakan alternatif yang bagus untuk
peningkatan kualitas tanah dasar untuk konstruksi perkerasan jalan.
2. Penggunaan semen untuk stabilisasi tanah dapat meningkat sifat fisis dan mekanik
dari tanah tersebut, bukan hanya tanah lempung tapi juga pada tanah lunak
3. Stabilisasi tanah dengan semen diartikan sebagai pencampuran antara tanah yang
telah dihancurkan, semen dan air, yang kemudian dipadatkan sehingga
menghasilkan suatu material baru disebut Tanah – Semen dimana kekuatan,
karakteristik deformasi, daya tahan terhadap air, cuaca dan sebagainya dapat
disesuikan dengan kebutuhan untuk perkerasan jalan, pondasi bagunan dan jalan,
aliran sungai dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA
Jusi, ulfa. 2016. Pengaruh Penambahan Semen Sebagai Bahan
Stabilisasi Tanah lempung. Jurnal Sainstek STT Pekanbaru. Vol 4 Nomor 2.
Das, B.M. 1994. Mekanika Tanah (Prinsip-prinsip Rekayasa
Geoteknis) Jilid II, Erlangga, Jakarta.
Chairullah, Banta. 2011. Stabilisasi Tanah Lempung Lunak Untuk
Material Tanah Dasar Sub Grade Dan Sub Base Jalan Raya. Jurnal Teknik
Sipil Universitas Syiah Kuala. ISSN 2088-9321.
Mawardi. 2016. Nilai CBR Pada Stabilisasi Tanah Dengan Semen
Jalan Budi Utomo Unib Depan . Jurnal Inersia Vol.8 No.2.
Rokhman. 2017. Uji Eksperimen Stabilisasi Tanah Dasar Dengan
Semen Pada Ruas Jalan Malawili Distrik Aimas Kabupaten Sorong.
Simposium Nasional Teknologi Terapan. ISSN : 2339-028X.