Anda di halaman 1dari 5

A.

Identifikasi masalah
“ Identifikasi masalah berarti mengenali masalah yaitu dengan cara mendaftar faktor – faktor
yang berupa permasalahan.mengidentifikasi masalah – masalah penelitian bukan sekedar
mendaftar jumlah masalah tetapi juga kegiatan ini lebih daripada itu karena masalah yang telah
dipilih hendaknya memiliki nilai yang sangat penting atau signifikansi untuk dipecahkan”
(Setyosari,2012:64)
“Identifikasi masalah adalah salah satu proses penelitan yang boleh dikatakan paling penting
diantara proses lain. Masalah penelitian akan menentukan kualitas dari penelitian, bahkan juga
menentukan apakah sebuah kegiatan bisa disebut penelitian atau tidak. Masalah penelitian
secara umum bisa kita temukan lewat studi literatur atau lewat pengamatan lapangan. Beberapa
hal yang dijadikan sebagai sumber masalah adalah :
1.Bacaan
Bacaan yang berasal dari jurnal-jurnal penelitian yang berasal dari laporan hasil-hasil
penelitian yang dapat dijadikan sumber masalah, karena laporan penelitian yang baik tentunya
mencantumkan rekomendasi untuk penelitian lebih lanjut, yang berkaitan dengan penelitian
tersebut. Suatu penelitian sering tidak mampu memecahkan semua masalah yang ada, karena
keterbatasan penelitian. Hal ini menuntut adanya penelitian lebih lanjut dengan mengangkat
masalah-masalah yang belum terjawab.
Selain jurnal penelitian, bacaan lain yang bersifat umum juga dapat dijadikan sumber masalah
misalnya buku-buku bacaan terutama buku bacaan yang mendeskripsikan gejala-gejala dalam
suatu kehidupan yang menyangkut dimensi sains dan teknologi atau bacaan yang berupa tulisan
yang dimuat dimedia cetak

2.PertemuanIlmiah
Masalah dapat diperoleh melalui pertemuan-pertemuan ilmiah, seperti seminar, diskusi.
Lokakarya, konfrensi dan sebagainya. Dengan pertemuan ilmiah dapat muncul berbagai
permasalahan yang memerlukan jawaban melalui penelitian.

3.Pernyataan Pemegang Kekuasaan (Otoritas)

Orang yang mempunyai kekuasaan atau otoritas cenderung menjadi figure yang dianut oleh
orang-orang yang ada dibawahnya. Sesuatu yang diungkapkan oleh pemegang otoritas tersebut
dapat dijadikan sumber masalah. Pemegang otoritas di sini dapat bersifat formal dan non
formal

4.Observasi(Pengamatan)
Pengamatan yang dilakukan seseorang tentang sesuatu yang direncanakan ataupun yang tidak
direncanakan, baik secara sepintas ataupun dalam jangka waktu yang cukup lama, dapat
melahirkan suatu masalah. Contoh : Seorang pendidik menemukan masalah dengan melihat
(mengamati) sikap dan perilaku siswanya dalam proses belajar mengajar
.
5.Wawancara dan Angket
Melalui wawancara kepada masyarakat mengenai sesuatu kondisi aktual di lapangan dapat
menemukan masalah apa yang sekarang dihadapi masyarakat tertentu. Demikian juga dengan
menyebarkan angket kepada masyarakat akan dapat menemukan apa sebenarnya masalah yang
dirasakan masyarakat tersebut. Kegiatan ini dilakukan biasanya sebagai studi awal untuk
mengadakan penjajakan tentang permasalahan yang ada di lapangan dan juga untuk
menyakinkan adanya permasalahan-permasalahan di masyarakat
faktor diatas dapat saling mempengaruhi dalam melahirkan suatu masalah penelitian, dapat
juga berdiri sendiri dalam mencetuskan suatu masalah. Jadi untuk mengindentifikasi masalah
dapat melalui sumber-sumber masalah di atas. Sumber-sumber masalah tersebut dapat saling
berinteraksi dalam menentukan masalah penelitian, dapat juga melalui salah satu sumbersaja.
Setelah masalah diindentifikasi, selanjutnya perlu dipilih dan ditentukan masalah yang akan
diangkat dalam suatu penelitian” (amel : 2010)

Identifikasi masalah sebenarnya dilakukan untuk menemukan ruang lingkup masalah


tertentu dalam ruang lingkup masalah tersebut misalnya ditentukan bahwa masalah tersebut
dalam bidang pendidikan,kemudian dipilih sala satu masalah sesuai dengan kemampuan
peneliti baik dari segi pelaksanaan ataupun kurikulumnya (tahir,2011:19)

B. Pembatasan masalah
Pembatasan masalah berkaitan dengan pemilihan masalah dari berbagai masalah yang telah
diidentifikasikan .Dengan demikian masalah akan dibatasi menjadi lebih khusus ,lebih
sederhana dan gejalanya akan lebih muda kita amati karna dengan pembatasan masalah maka
seorang peneliti akan lebih focus dan terarah sehingga tau kemana akan melangkah selanjutnya
dan apa tindakan selanjutnya . (tahir ,2011:19)
”Batasan masalah adalah ruang lingkup masalah atau membatasi ruang lingkup masalah yang
terlalu luas / lebar sehingga penelitian lebih bisa fokus untuk dilakukan. Hal ini dilakukan agar
pembahasan tidak terlalu luas kepada aspek-aspek yang jauh dari relevan sehingga penelitian
bisa lebih fokus untuk dilakukan. Dari sekian banyak masalah tersebut dipilihlah satu atau dua
masalah yang akan dipermasalahkan, tentu yang akan diteliti (lazim disebut dengan batasan
masalah). Batasan masalah jadinya berati pemilihan satu atau dua masalah dari beberapa
masalah yang sudah teridentifikasi.
Batasan masalah itu dalam arti lain sebenarnya menegaskan atau memperjelas yang menjadi
masalah. Dengan kata lain, merumuskan pengertian dan menegaskannya dengan dukungan
data-data hasil penelitian pendahuluan seperti apa “sosok” masalah tersebut. Misal, jika yang
dipilih mengenai “prestasi kerja karyawan yang rendah” dipaparkanlah (dideskripsikanlah)
“kerendahan” prestasi kerja itu seperti apa (misalnya kehadiran kerja seberapa rendah,
keseriusan kerja seberapa rendah, kuantitas hasil kerja seberapa rendah, kualitas kerja seberapa
rendah).
Dapat pula batasan masalah itu dalam arti batasan pengertian masalah, yaitu menegaskan
secara operasional (definisi operasional) masalah tersebut yang akan memudahkan untuk
melakukan penelitian (pengumpulan data) tentangnya. Misal, dalam contoh di atas, prestasi
kerja mengandung aspek kehadiran kerja (ketepatan waktu kerja), keseriusan atau
kesungguhan kerja (benar-benar melakukan kegiatan kerja ataukah malas-malasan dan buang-
buang waktu, banyak menganggur), kuantitas hasil kerja (banyaknya karya yang dihasilkan
berbanding waktu yang tersedia), dan kualitas hasil kerja (kerapihan, kecermatan dsb dari hasil
karya).
Pilihan makna yang mana yang akan diikuti sebenarnya tidak masalah. Idealnya: (1) membatasi
(memilih satu atau dua) masalah yang akan diteliti (pilih satu atau dua dari yang sudah
diidentifikasi), (2) menegaskan pengertiannya, dan (3) memaparkan data-data yang
memberikan gambaran lebih rinci mengenai “sosoknya.”. Seperti dalam contoh : Jadi, jika
masalahnya berupa “prestasi kerja karyawan yang rendah” (yang dipilih dari, misalnya:
kreativitas kerja yang rendah, kemampuan berinisiatif yang rendah, kerja sama (kolegialitas)
yang rendah, loyalitas yang rendah, dan lainnya), maka yang akan diteliti (dipilih, dibatasi)
tentu mengenai kerendahan prestasi kerja karyawan, bukan mengenai faktor penyebab
rendahnya prestasi kerja karyawan, atau upaya memotivasi karyawan. Jika yang jadi masalah
kekurangan fasilitas (sarana prasarana) pendidikan, maka yang disebutkan (dituliskan) adalah
bahwa yang akan diteliti (dipilih, dibatasi) adalah masalah kekurangan fasilitas, bukan
pengelolaan fasilitas.” (amel,2010)

“Contoh
Buatlah pembatasan masalah dari judul di bawah ini.
Judul :
Pelaksanaan Pengajaran Pendidikan Kewarganegaraan dalam UpayaPembentukan Wawasan
Kebangsaan pada Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 4 Delanggu Tahun Pelajaran
2007/2008
Pembatasan masalah :
Suatu penelitian agar tidak terjadi kesalahpahaman yang terlalu jauh haruslahditentukan
pembatasan masalah penelitian. Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini antara lain:
1. Objek Penelitian
Yang menjadi objek penelitian ini adalah pelaksanaan pengajaran pendidikan
kewarganegaraan dalam upaya pembentukan wawasan kebangsaan pada siswa kelas VIII SMP
Muhammadiyah 4 Delanggu Tahun Pelajaran 2007/2008.
2. Subjek Penelitian
Yang menjadi subjek penelitian ini adalah guru pendidikan kewarganegaraan kelas VIII SMP
Muhammadiyah 4 Delanggu Tahun Pelajaran 2007/2008.” (admin,2009)

C. Perumusan masalah
“Rumusan masalah adalah rumusan persoalan yang perlu dipecahkan atau pertanyaan yang
perlu dijawab dengan penelitian.Perumusan masalah merupakan pernyataan yang lengkap dan
rinci mengenai ruang lingkup masalah yang akan diteliti berdasarkan identifikasi dan
pembatasan masalah” (Tahir,2012:20)
“Rumusan masalah adalah pertanyaan penelitian, yang umumnya disusun dalam bentuk
kalimat tanya, pertanyaan-pertanyaan tersebut akan menjadi arah kemana sebenarnya
penelitian akan dibawa, dan apa saja sebenarnya yang ingin dikaji / dicari tahu oleh si peneliti.
Masalah yang dipilih harus “researchable” dalam arti masalah tersebut dapat diselidiki.
Masalah perlu dirumuskan secara jelas, karena dengan perumusan yang jelas, peneliti
diharapkan dapat mengetahui variabel-variabel apa yang akan diukur dan apakah ada alat-alat
ukur yang sesuai untuk mencapai tujuan penelitian. Dengan rumusan masalah yang jelas, akan
dapat dijadikan penuntun bagi langkah-langkah selanjutnya Berdasarkan pandangan di atas,
dapat disimpulkan bahwa ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan
masalah penelitian, antara lain adalah :

1. Rumusan masalah hendaknya singkat dan bermakna


Masalah perlu dirumuskan dengan singkat dan padat tidak berbelit-belit yang dapat
membingungkan pembaca. Masalah dirumuskan dengan kalimat yang pendek tapi bermakna.
2. Rumusan masalah hendaknya dalam bentuk kalimat Tanya
Masalah akan lebih tepat apabila dirumuskan dalam bentuk kalimat pertanyaan, bukan kalimat
pernyataan
3. Rumusan masalah hendaknya jelas dan kongkrit
Rumusan masalah yang jelas dan kongkrit akan memungkinkan peneliti secara eksplisit dapat
menjawab pertanyaan-pertanyaan: apa yang akan diselidiki, siapa yang akan diselidiki,
mengapa diselidiki, bagaimana pelaksanaannya, bagaimana melakukannya dan apa tujuan
yang diharapkan.
4. Masalah hendaknya dirumuskan secara operasional
Sifat operasional dari rumusan masalah, akan dapat memungkinkan peneliti memahami
variabel-variabel dan sub-sub variabel yang ada dalam penelitian dan bagaimana
mengukurnya.
5. Rumusan masalah hendaknya mampu member petunjuk tenang memungkinkannya
pengumpulan data di lapangan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terkandung dalam
masalah penelitian tersebut.
6. Perumusan masalah haruslah dibatasi lingkupnya, sehingga memungkinkan penarikan
simpulan yang tegas. Kalau disertai rumusan masalah yang bersifat umum, hendaknya disertai
penjabaran-penjabaran yang spesifik dan operasional”(amel,2010)

D. Tujuan penelitian
Dalam kegiatan penelitian memang mengandung kegiatan yang kadang sulit dan
melelahkan tapi dibalik semua itu penelitian mempunyai tujuan yang hendak dicapai oleh
peneliti ada beberapa tujuan yang hebdak dicapai dapat dilihat diantaranya :
1. Memperoleh informasi baru
Penelitian biasanya akan berhubungan dengan informasi atau data yang masih baru jika
dilihat dari aspek sipeneliti walaupun mungkin sala satu data atau fakta tersebut telah ada dan
berada di suatu tempat dalam waktu yang lama namun apabila data tersebut baru diungkap atau
disusun secara sistematis oleh seorang peneliti pada saat itu maka dapat dikatakan bahwa data
tersebut adalah data baru .
2. Mengembangkan dan menjelaskan data penelitian
Ketika para peneliti berusaha memecahkan permasalahan dengan tidak menginginkan
terjadinya pengulangan kerja atau penggunaan tenaga yang sia – sia .Mereka perlu menggali
dari variasi sumber – sumber pengetahuan yang relevan agar dapat menerangkan pentingnya
permasalahan yang hendak dicapai dengan melakukan pengembangan dan usaha penjelasan
melalui teori yang didukung oleh fakta – fakta penunjang yang ada peneliti akan dapat sampai
kepada pemberian pernyataan sementara atau hipotesis penelitian (darmadi,2011:24-25)
Tujuan penelitian mengungkapkan sasaran yang ingin dicapai dalam penelitian .Isi dan
rumusan tujuan penelitian mengacu pada isi dan rumusan masalah penelitian dengan kata lain
rumusan tujuan penelitian sejajar dengan rumusan masalah penelitian perbedaanya hanya
terletak pada cara merumuskannya. Masalah penelitian dirumuskan dengan menggunakan
kalimat tanya, sedangkan rumusan tujuan penelitian dinyatakan dalam bentuk kalimat
pernyataan.Tujuan penelitian terdiri dari tujuan umum dan tjuan khusus.Tujuan umum
menggambarkan secara singkat melalui satu kalimat yang ingin dicapai dalam penelitian
.Tujuan khusus dirumuskan dalam bentuk butir – butir misalnya (1,2,3) yang mengacu pada
rumusan masalah yang lebih spesifik.(Tahir,2012:20-21)
“Rumusan tujuan penelitian harus selalu konsisten dengan rumusan masalah. Berapa banyak
masalah dirumuskan, sebanyak itu pula tujuan yang akan dicapai. Untuk itu, perlu ditetapkan
suatu tujuan penelitian berdasarkan persoalan yang dipilih. Tujuan yang jelas memberikan
landasan untuk perancangan proyek penilitian, untuk pemilihan metode yang paling tepat dan
untuk pengolahan proyek setelah dimulai serta memberikan bentuk dan makna bagi laporan
akhir.
Menurut Sugiono (1999) Tujuan penelitian hendakanya harus dirumuskan secara spesifik dan
jelas yaitu mengenai kejadian apa, dimana, bilamana terjadinya dan bagaiamana. Kaburnya
tujuan penelitian akan berakibat kaburnya hasil penelitian yang akan diperoleh. Dengan
menentukan tujuan penelitian secara singkat dan jelas, researcher dapat menyaring data apa
saja yang benar-benar diperlukan artinya yang relevan terhadap persoalan, sehingga dengan
demikian akan mempermudah pembuatan daftar pertanyaan (questionnaire) yang akan
dipergunakan untuk memperoleh data tersebut”.(dudeja,2011)

E. Manfaat penelitian
“Manfaat penelitian menunjukkan pada pentingnya penelitian dilakukan ,baik untuk
pengembangan ilmu dan rferensi penelitian lebih lanjut dengan kata lain manfaat penelitian
berisi uraian yang menunjukkan bahwa masalah yang dipilih memang layak
diteliti”(Tahir,2011:21)
“Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk semua pihak yang bersangkutan
dalam penelitian ini, baik manfaat secara praktis maupun secara teoretis.
ManfaatPraktis
Beberapa manfaat secara praktis dari penelitian ini, yaitu sebagai berikut.
1. Bagi peneliti, penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan mengenai sastra lisan,
serta untuk memperoleh pengalaman menganalisis Struktur puisi lisan, konteks penuturan,
proses penciptaan dan fungsi umpasa pernikahan Simalungun.
2. Bagi pembaca, penelitian ini dapat memberikan informasi secara tertulis
maupun sebagai referensi mengenai sastra lisan yang ada di Batak Simalungun tepatnya
mengenai umpasa pernikahan Simalungun.
ManfaatTeoretis
Beberapa manfaat secara teoretis dari penelitian ini, yaitu sebagai berikut.
1. Bagi Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan
pemikiran bagi study/kajian sastra lisan.
2. Bagi kajian kesusastraan, manfaat penelitian ini yaitu memberikan sumbangsih
maupun rujukan referensi bagi para peneliti sastra lisan,
khususnya umpasa Simalungun.”(saragih,2011)

Anda mungkin juga menyukai