Disusun Oleh :
Ramadhan (1800020128)
Keterangan :
1) Tail Pulley ( dalam kasus tertentu dapat sebagai drive pulley dengan driveunit
yang dipasangkan padanya ).
2) Snub Pulley ( pada head-end dan tail-end )
3) Internal belt cleaner ( internal belt scraper )
4) Impact idlers ( impact rollers )
5) Return idlers ( return rollers )
6) Belt
7) Bend pulleys
8) Take-up pulley
9) Take-up unit
Prinsip kerja
Prinsip kerja belt conveyor adalah mentransport material yang ada di atas belt
dan setelah mencapai ujung belt maka material ditumpahkan akibat belt berbalik arah.
Belt digerakkan oleh drive/head pulley dengan menggunakan motor penggerak atau
motor listrik. Head pulley menarik belt dengan prinsip adanya gesekan antara
permukaan idler roller dengan belt, sehingga kapasitasnya tergantung gaya gesek
tersebut.
Mesin ini secara luas digunakan dalam industri pertambangan, metalurgi dan
batu bara, mentransfer pasiran, material besar, atau material dalam kemasan.
B. Screw Conveyor
Alat ini pada dasarnya terbuat dari pisau yang berpilin mengelilingi suatu
sumbu sehingga bentuknya mirip sekrup. Pisau berpilin ini disebut flight. Jenis
konveyor ini berguna untuk mengangkut bahan padat berbentuk halus atau bubur.
Prinsip kerja
Karena prinsip kerja alat ini mirip dengan belt conveyor, yaitu mendorong
bahan, maka selama transportasi juga terjadi pengecilan ukuran bahan. Pemasangan
alat biasanya miring ( untuk membantu pengaliran bahan) dan ukuran tidak terlalu
panjang. Kapasitas dibatasi s/d 4,72 m3 /menit (= 10000 ft3 /jam). Secara umum,
screw conveyor untuk mentransfer bahan secra horizontal, tetapi bisa juga untuk
mengangkut bahan dengan elevasi tertentu.
C. Bucket conveyor
Bucket elevator merupakan salah satu jenis alat pemindah bahan yang
berfungsi untuk menaikkan muatan curah (bulk loads) dari bidang datar. Bucket
elevator biasanya diaplikasikan untuk mengangkut berbagai bentuk material
serbuk,butirbutiran kecil, dan bongkahan. Menurut Henderson and Perry dalam
Budianto, et al (2014), Bucket Elevator adalah alat pengangkut yang sangat efisien,
namun lebih mahal dibandingkan dengan scraper elevator pengerok). Sedangkan
menurut Hamsi dalam Budianto, et al (2014) [1], Bucket Elevator adalah alat
pengangkut material curah yang ditarik oleh sabuk atau rantai tanpa ujung dengan
arah lintasan yang biasanya vertikal, serta pada umumnya ditopang oleh casing atau
rangka.
Ditinjau dari segi sejarahnya, Bucket Elevator merupakan alat pengangkut
yang banyak digunakan pada zaman prasejarah. Mekanismenya berupa keranjang
anyam yang diikat pada tali dan bergerak di atas ikatan kayu yang kaku serta
digerakkan oleh tenaga manusia. Seiring dengan perkembangan teknologi maka
Bucket Elevator terus mengalami perubahan kearah penyempurnaannya. Bucket
Elevator merupakan jenis alat pengangkut yang memanfaatkan timbatimba yang
tersusun dengan jarak antar timba yang seragam dan beraturan.
Prinsip Kerja
alat ini adalah memindahkan bahan secara vertikal dengan meletakan bahan
pada ember-ember (bucket) yang dikaitkan dengan rantai atau sabuk dengan jarak
tertentu yang berputar pada pulley sehingga bucket dapat bergerak secara vertikal.
Dalam melakukan kerjanya, alat ini memiliki dua sistem kerja yaitu sistem
pemasukkan dan sistem pengeluaran (Hamsi dalam Budianto, et al, 2014), Menurut
Henderson and Perry (dalam Budianto, et al, 1982), ada tiga macam tipe pengeluaran
Bucket Elevator yaitu:
(1) Tipe pengeluaran sentrifugal banyak digunakan untuk penanganan biji-bijian
yang berukuran kecil pada elevator dan pabrik pengolahan,
(2) Tipe “perfect discharge”. Mangkuk biasnyan beradapada rantai yang dijalankan
dengan kecepatan lambat. Alat ini digunakan untuk bahan yang mudah rusak dan
tidak dapat diangkut dengan kecepatan tinggi,
(3) Tipe penyedokan yang terus menerus. Tipe ini digunakan untuk pengerjaan yang
berat, di tambang batubara, pengangkutan pasir dan sebagainya. Pada bagian
pelepasan, bahan dituang (dilempar) mendahului mangkuk.
Bucket Elevator pada umumnya khusus untuk mengangkut berbagai macam material
berbentuk serbuk, butiran-butiran kecil dan bongkahan. Contoh material adalah
semen, pasir, batubara, tepung dan lain sebagainya. Alat ini dapat digunakan untuk
menaikan bahan dengan ketinggian 50 meter, kapasitasnya dapat mencapai 50
m3/jam, dan konstruksinya bisa dengan posisi vertikal (Siregar, 2008).
D. Vacuum system
Vacuum system (sistem vakum) menggunakan suatu vakum di tempat tujuan
perpindahan bahan untuk menarik bahan yang ingin dipindah melalui saluran
conveyor. Sistem ini dapat digunakan pada dense-phase (tekanan tinggi, kecepatan
aliran udara rendah) atau dilute-phase (tekanan rendah, kecepatan aliran udara
tinggi). Suatu sistem dense-phase memiliki rasio udara pada bahan yang rendah,
sedangkan suatu sistem dilute-phase memiliki rasio udara terhadap bahan yang
tinggi.
Negative pneumatic conveyor ini pada dasarnya memiliki prinsip kerja yang
sama dengan pressure pneumatic conveyor. Akan tetapi pada pneumatic conveyor
jenis ini tekanan sistem dijaga lebih rendah dari tekanan atmosferik. Sistem ini pada
umumnya digunakan untuk memindahkan material dari banyak (multiple)sumber
menuju sebuah point (Piab lctd,2015). Sistem vakum sangat baik untuk beberapa sisi
masuk, produk melalui katup pengalir sederhana, tetapi mahal jika produk memiliki
beberapa tempat tujuan karena masing-masing harus memiliki receiver penyaring
Vakum dihasilkan oleh pompa vakum bertekanan padat (A). Pompa dapat
dengan mudah dikontrol secara otomatis. Karena memiliki beberapa bagian yang
bergerak.
1. Katup bagian bawah (B) tertutup, dan vakum masuk ke dalam wadah (C) dan
saluran pengantar (D).
2. Dari tempat umpan (E) material ditarik ke saluran pengantar (D) dan kemudian ke
wadah (C).
3. Filter (F) mencegah debu dan partikel halus ditarik ke pompa dan keluar ke
sekitarnya.
4. Selama periode isap, alat pembersih filter (G) diisi dengan udara bertekanan.
5. Bila wadah material sudah penuh, maka pompa vakum dihentikan. Bagian bawah
katup terbuka dan bahan dalam wadah habis. Pada saat yang sama, udara
terkompresi pada alat pembersih filter dilepaskan dan membersihkan saringan.
6. Saat pompa di restart, prosesnya diulang dan siklus baru dimulai. Waktu hisap
dan debit biasanya dikendalikan oleh kontrol pneumatik atau listrik sistem.
Aplikasi Penggunaan Alat Pneumatic Conveyor di Industri
E. Aprone/scrapper Conveyor
Aprone conveyor disebut juga (scraper flight conveyor) terdiri dari frame,
pengggerak, take-up sprocket, apron/slat, travelling roller, feed hopers, dan discharge
spout. Apron conveyor digunakan untuk memindahkan berbagai macam muatan curah
dan satuan baik secara horizontal maupun membentuk sudut inklinasi.
Cara Kerja
Prinsip kerja scrapper conveyor adalah mentransport material yang ada di atas
rell yang didorong oleh palang pipa yang ada di antara ke dua rantai, dan setelah
sampai di penampungan material jatuh akibat rell terputus. Rantai digerakkan oleh
sprocket dimana sprocket irri digerakan atau di putar oleh motor Iisrrik dengan
menggunakan motor penggerak.
F. Overhead Conveyor
Sistem konveyor diatas (overheat conveyor) adalah alat mekanis yang
bergerak untuk memindahkan material dari satu lokasi ke lokasi lain yang dilakukan
dengan cara digantung dari atas. Sistem conveyor memungkinkan transportasi cepat
dan efisien untuk berbagai macam material, yang membuat alat ini sangat populer di
industri. Overhead Conveyor terdiri dari bagian penarik (pulling member) dengan
troli, pembawa dan pemegang muatan, lintasan (track) overhead, penggerak, pulli
pembelok (turning pulley) dan lintasan pengarah (guided rail). Bagian penarik
biasanya terbuat dari rantai atau steel rope fleksibel yang dapat naik turun dengan
adanya lintasan pembelok (bent track) untuk memindahkan muatan baik secara
manual ataupun secara otomatis dari motor penggerak.
Cara Kerja
Contoh aplikasi yang banyak dijumpai adalah pada pabrik Furniture, sepeda,
Velg Mobil, dimana product dengan berat tertentu di gantung kemudian mengalami
suatu pengecatan, coating , repair dll.
G. Roller Conveyor
Roller Conveyor ini adalah conveyor yang paling umum digunakan karena
lintasan geraknya tersusun dari beberapa tabung (roll) yang tegak lurus terhadap arah
lintasannya dimana plat datar yang ditempatkan untuk menahan beban vakan bergerak
sesuai dengan arah putaran roll. Roler conveyor ini bisa digerakkan dengan rantai atau
belt ,ataupun dengan menggunakan gaya gravitasi tetapi harus juga diperhitungkan
kemiringan maksimumnya.
Roller conveyor hanya bisa memindahkan barang yang berupa unit dan
tidak bisa memindahkan barang yang berbentuk bulk atau butiran. Unit yang bisa
dipindahkan menggunakan roller conveyor juga harus mempunyai dimensi
tertentu dan berat tertentu agar bisa ditransportasikan. Untuk memindahkan
barang dalam bentuk bulk, bulk tersebut harus dikemas terlebih dahulu dalam unit
agar bisa ditransportasikan menggunakan sistem ini.
Prinsip Kerja
Mekanisme kerja roller conveyor secara umum adalah sebagai berikut:
1) Motor penggerak memutar poros pada motor yang telah terpasang sistem
transmisi menuju drive roller.
2) Putaran poros pada motor ditransmisikan ke drive roller melalui sistem
transmisi yang telah dirancang khusus untuk sistem roller conveyor
3) Drive roller yang terpasang sistem transmisi tersebut ikut berputar karena daya
yang disalurkan oleh sistem transmisi.
4) Drive roller mentransmisikan putaran roller ke roller lain dengan tranmisi
rantai.
5) Antar roller diberi jalur transmisi yang sama dengan perbandingan transmisi
1:1 sehingga putaran antar roller mempunyai kecepatan yang sama.
6) Tranmisi antar roller tersebut diteruskan sampai ke roller paling terakhir.
7) Dan barang produksi akan terangkut oleh Belt
8) Menggerakan sabuk Belt untuk terus berjalan
9) Idler pulley yang terpasang akan ikut berputar sehingga conveyor tetap stabil
10) Agar sabuk Belt tidak mudah goyang atau tergelincir
Mahardika. (n.d.). Analisis Pengarih Kecepatan Dan Massa Beban Pada Conveyor
Belt Terhadap Kualitas Pengemasan Dan Kebutuhan Daya Dan Arus Listrik Di
Bagian Produksi PT. INDOPINTAN SUKSES MANDIRI Semarang . 1–
12.Universitas Muhammadiyah Semarang.