Anda di halaman 1dari 9

INFORMASI IPTEK

SANGAT PENTING,
PEMERIKSAAN KESEHATAN
PEKERJA RADIASI

Devita Tetriana dan Maria Evalisa


Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi – BATAN
• Jalan Cinere Pasar Jumat, Jakarta – 12440
• PO Box 7043 JKSKL, Jakarta – 12070

PENDAHULUAN yang tidak diinginkan dalam pemanfaatan


tersebut. Sasaran PP adalah terwujudnya situasi
Penggunaan teknologi nuklir untuk
agar setiap pemanfaatan tenaga nuklir
kebutuhan manusia telah berkembang pesat
berwawasan keselamatan dan lingkungan.
meliputi seluruh lapangan kehidupan. Walaupun
jelas sekali manfaat telah dipetik oleh umat Pemanfaatan tenaga nuklir secara positif
manusia dari penggunaan teknologi nuklir, sisi dapat meningkatkan kesejahteraan dan
bahaya yang dapat ditimbulkannya tidak boleh kemakmuran rakyat serta turut mencerdaskan
diabaikan terutama bagi mereka yang karena kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas
tugasnya langsung berhadapan dengan bahaya ini. sumber daya manusia. Seperti halnya teknologi
Masalahnya adalah menjaga agar dalam yang lain, teknologi nuklir juga memiliki potensi
menggunakan teknologi nuklir yang melibatkan bahaya. Tenaga nuklir di samping mempunyai
penggunaan radiasi pengion, dosis radiasi yang manfaat yang cukup besar dalam berbagai
diterima oleh pekerja radiasi harus selalu berada aplikasi antara lain di bidang industri, pertanian,
dalam batas-batas yang diijinkan, sehingga risiko kesehatan, hidrologi, energi, pendidikan,
yang diterima baik oleh pekerja radiasi maupun penelitian dan bidang lainnya, juga mempunyai
oleh penduduk secara keseluruhan tidak potensi bahaya radiasi yang cukup besar,
berlebihan. sehingga pemanfaatan ini harus berwawasan
keselamatan yaitu dengan membuat peraturan
Ketentuan Keselamatan Radiasi tertuang
yang ketat dan dilaksanakan dengan seksama
dalam Penjelasan Peraturan Pemerintah (PP)
serta dilakukan pengawasan agar potensi itu tidak
Nomor 63 tahun 2000 mengenai ”Keselamatan
menjadi kenyataan.
dan Kesehatan Terhadap Pemanfaatan Radiasi
Pengion”. Secara umum PP ini dimaksudkan Mengingat potensi bahaya radiasi yang
sebagai pelaksanaan Undang-undang Nomor 10 besar dalam pemanfaatan tenaga nuklir, dan
Tahun 1997 tentang Ketenaganukliran. belajar dari peristiwa kecelakaan nuklir di
Didalamnya diatur tidak saja keselamatan kerja, berbagai belahan dunia, ternyata kesalahan tidak
tetapi juga keselamatan masyarakat dan hanya pada operator tetapi juga melibatkan semua
lingkungan hidup serta tanggung jawab dan tingkat manajemen, maka dalam setiap langkah
kewenangan Badan Pengawas, penguasa instalasi, kegiatan, faktor keselamatan harus diutamakan.
petugas proteksi radiasi, serta pekerja radiasi Oleh karena itu budaya keselamatan merupakan
dalam pemanfaatan tenaga nuklir sesuai dengan suatu hal yang penting sehingga harus menjadi
pola kerja yang selalu melaksanakan budaya sasaran yang ingin diwujudkan dalam
keselamatan (safety culture), sehingga jelas siapa pemanfaatan tenaga nuklir yaitu sikap mental
yang bertanggung jawab apabila terjadi sesuatu yang mempunyai rasa tanggung jawab dan

Sangat penting, pemeriksaan kesehatan pekerja radiasi (D. Tetriana dan M. Evalisa) 93
INFORMASI IPTEK

komitmen seluruh jajaran perusahaan/instansi Untuk menjamin keselamatan dalam


mulai dari pejabat tertinggi sampai dengan penggunaan radiasi pengion tersebut, perlu
pekerja paling rendah. Ketentuan keselamatan diterapkan sistem pengawasan kesehatan/
kerja terhadap radiasi yang diatur dalam keselamatan pekerja radiasi yang ketat meliputi
Peraturan Pemerintah (PP) mengacu kepada pengawasan dosis radiasi dan pemeriksaan
ketentuan yang berlaku secara internasional, yaitu kesehatan pekerja radiasi tahunan. Keduanya
ketentuan yang diterbitkan oleh International bersifat saling melengkapi. Pekerja radiasi adalah
Atomic Energy Agency dan rekomendasi yang setiap orang yang karena jabatannya atau
dikeluarkan oleh Komisi Internasional tentang tugasnya selalu berhubungan dengan medan
Proteksi Radiasi (International Commission on radiasi. Pengawasan dosis radiasi berguna untuk
Radiological Protection atau ICRP). Sistem mengevaluasi dosis radiasi yang diterima oleh
pembatasan dosis untuk setiap kegiatan yang pekerja radiasi, sedangkan pemeriksaan
dapat mengakibatkan penerimaan dosis oleh kesehatan pekerja radiasi diperlukan untuk
seseorang yang direkomendasikan oleh ICRP mengetahui arah perkembangan kesehatan
didasarkan pada 3 asas yaitu justifikasi, pekerja dan kalau memungkinkan mencari
optimisasi dan limitasi yang akan dipaparkan hubungan kausal antara radiasi pengion dengan
lebih lanjut. Ketentuan-ketentuan dalam PP juga gangguan yang bersifat patologik. Pemeriksaan
berlaku terhadap pemanfaatan tenaga nuklir baik ini bertujuan untuk mengetahui kondisi kesehatan
di instalasi nuklir maupun di instalasi radiasi pekerja radiasi baik sebelum, selama maupun
pengion dan hal ini tidak berlaku terhadap sesudah masa kerja minimal hingga 30 tahun data
keselamatan dalam pengangkutan zat radioaktif kesehatan disimpan. Ini akan berguna untuk
dan pengelolaan limbah radioaktif karena kedua mengetahui apakah penyakit yang diderita oleh
hal tersebut diatur dalam peraturan tersendiri. pekerja radiasi adalah penyakit akibat kerja di
medan radiasi atau bukan. Di samping itu juga
berguna untuk menyesuaikan penempatan pekerja
PEMERIKSAAN KESEHATAN PEKERJA dengan kondisi kesehatannya, membantu
RADIASI menegakkan diagnosis dan menentukan tindakan
pengobatan terhadap kecelakaan radiasi.
Pemeriksaan kesehatan meliputi anamnesis
riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik dan Pemeriksaan kesehatan sebelum masa kerja
pemeriksaan pendukung antara lain rontgen dan akan memberikan informasi mengenai kondisi
pemeriksaan laboratorium. Riwayat kesehatan kesehatan pekerja radiasi pada saat akan mulai
meliputi riwayat penyakit keluarga, penyakit bekerja dan penyakit-penyakit apa saja yang
pekerja radiasi itu sendiri dan riwayat pekerjaan. pernah diderita. Masukan ini akan diperlukan
Pemeriksaan fisik mencakup keadaan umum sebagai bahan acuan untuk setiap perubahan
seperti tekanan darah, nadi, pernafasan, keadaan kesehatan yang terjadi di kemudian hari
kesadaran, kulit, mata, mulut, THT, kelenjar waktu ia bekerja di medan radiasi. Pemeriksaan
tiroid, paru-paru, jantung, saluran pencernaan, kesehatan ini pada prinsipnya sama seperti halnya
hati, ginjal, sistem genital serta pemeriksaan di tempat kerja lainnya, tetapi harus disertakan
syaraf dan jiwa. Sedangkan pemeriksaan aspek-aspek yang merefleksikan efek kesehatan
laboratorium meliputi pemeriksaan darah rutin, spesifik pada pekerja radiasi. Temuan awal harus
kimiawi darah yang bertujuan untuk mengetahui dijadikan sebagai dasar uji kesehatan pekerja
keadaan umum dan khusus dari metabolisme sesuai tugasnya dan sebagai referensi
tubuh terutama yang berhubungan dengan (pembanding) terhadap perubahan yang terjadi
paparan radiasi. Selain itu pemeriksaan selama beekrja dan sesudahnya. Untuk riwayat
laboratorium juga mencakup pemeriksan pekerjaan, seorang dokter harus meninjau ulang
kromosom, analisis sperma. akibat pajanan radiasi yang telah lewat (baik

94 Buletin Alara, Volume 7 Nomor 3, April 2006, 93 – 101


INFORMASI IPTEK

akibat kerja maupun tindakan medis), demikian karena itu diperlukan usaha untuk mendeteksi
halnya dengan pajanan terhadap senyawa akibat yang ditimbulkannya. Di pihak lain,
karsinogen di lokasi kerja atau di tempat lain. perubahan kondisi kesehatan pekerja radiasi
Kondisi kesehatan sebelumnya diperoleh dari dapat nampak seolah-olah sebagai akibat radiasi
anemnesis, pemeriksaan fisik, kelainan pengion namun pada kenyataannya ditimbulkan
hematologik seperti anemia, granulositopenia dan oleh penyebab lain. Frekuensi uji berkala
pendarahan, penyakit kulit, mata (katarak, buta seharusnya minimal sekali dalam setahun,
warna), penyakit paru dan jantung, saluran cerna, bergantung pada umur dan kesehatan pekerja,
serta keganasan termasuk kelainan harus sifat tugas, dan tingkat pajanan terhadap radiasi.
diketahui. Uji kesehatan mental pekerja juga Uji berkala terdiri dari anamnesis, pencatatan
dilakukan. Dalam uji medis, dokter harus riwayat kerja, riwayat medik umum, dan uji fisik
memfokuskan diri pada uji fisik pekerja yang dan darah. Dokter harus meninjau ulang hasil
berhubungan dengan tugas yang akan diemban, dosimetri akibat kerja, mencatat hasil pajanan
dan menentukan kondisi sebelum bekerja yang akibat kecelakaan, dan mengarahkan uji fisik
berhubungan dengan efek radiasi seperti terhadap organ atau sistem yang sama seperti
dermatitis kronis, katarak, penyakit hematologik, disebutkan pada uji sebelum bekerja. Penyakit
antara lain keganasan sel darah atau pada sistem khusus yang berhubungan dengan keganasan
limfe. Saat uji kulit, dokter harus melihat tanda- harus juga diuji. Penghentian pekerja radiasi
tanda radiodermatitis kronis seperti atropi kulit, harus dilakukan jika ada bukti-bukti perubahan
hiperkeratosis dan telangiectasia. Untuk darah yang mengarah ke tanda-tanda pra-
pekerjaan yang berhubungan dengan penanganan leukemia. Tetapi untuk pekerja yang telah
radioisotop, penggunaan rutin sarung tangan dan menderita leukemia sebelumnya, pengurangan
pencucian tangan mungkin menjadi masalah bagi frekuensi bekerja dengan radiasi secara fisik tidak
pekerja yang memiliki eksim atau alergi kulit akan merubah penyakit. Komunikasi yang baik
lainnya. Lensa mata harus diuji untuk antara pekerja dan dokter adalah sangat penting.
memastikan ada tidaknya katarak dengan Pada saat diistirahatkan bekerja dengan radiasi,
peralatan optalmoskop, dan jika ada didukung profil kesehatan pekerja harus ditinjau ulang.
dengan uji slit-lamp. Palpasi nodul limfe perifer, Karena masa laten dari efek terhadap kesehatan
hati dan limpa serta uji fungsi kelenjar tiroid juga yang mungkin timbul harus dikaji ulang dan
dilakukan. Uji darah meliputi hemoglobin, hitung semua catatan medik pekerja radiasi harus
sel darah merah, hitung sel darah putih, hitung disimpan untuk waktu lama, bahkan setelah
diferensial dan hitung trombosit. Adanya ketidak pekerja pensiun.
normalan atau jumlah berlebih dari sel darah Pada waktu berhenti sebagai pekerja
muda (immature) harus dicatat. Leukemia radiasi, pekerja tersebut akan mendapatkan
mungkin diawali dengan anemia, neutropenia dan pemeriksaan kesehatan untuk menentukan
trombositopenia. Harus dicatat juga hitung sel kondisi kesehatannya pada saat berhenti bekerja.
darah sangat bervariasi baik oleh kondisi Jika diperlukan dapat diberikan pemeriksaan
fisiologis, adanya penyakit atau proses di dalam tambahan sebagai tindak lanjut (follow up).
laboratorium. Petugas kesehatan pada unit medik fasilitas nuklir
Pemeriksaan kesehatan selama masa kerja sebaiknya memahami cara dan kondisi kerja
dilakukan secara berkala minimal sekali dalam sebagai pekerja radiasi serta bahaya radiasi yang
setahun seperti yang disyaratkan oleh buku mungkin akan mengancamnya. Hasil
Ketentuan Keselamatan Kerja Terhadap Radiasi pemeriksaan kesehatan hendaknya dibandingkan
(1983). Pemaparan terhadap radiasi dan peristiwa dengan dosis radiasi yang diterima oleh pekerja
kontaminasi dengan zat radioaktif dapat saja radiasi untuk memperoleh kesan tentang
terjadi tanpa diketahui oleh si pekerja radiasi,

Sangat penting, pemeriksaan kesehatan pekerja radiasi (D. Tetriana dan M. Evalisa) 95
INFORMASI IPTEK

hubungan kausal apabila terdapat gangguan yang masing fasilitas nuklir, ditetapkan tingkat dosis
bersifat patologik. yang lebih rendah dari Nilai Batas Dosis (NBD)
yang digunakan dalam proses optimisasi fasilitas
Program pemonitoran kesehatan pekerja
yang bersangkutan, dan untuk meyakinkan bahwa
radiasi tidak hanya sampai pada saat pekerja
NBD tidak melampaui sebagai akibat adanya
berhenti/selesai bekerja. Di luar negeri, hal ini
beberapa fasilitas di satu lokasi.
dilakukan pada orang yang telah selesai bekerja
atau pensiun seperti yang dilakukan di Pabrik Catatan medik pekerja radiasi serta catatan
Rocky Flats Colorado USA yang pernah informasi penting lainnya perlu disimpan dengan
memproduksi komponen senjata nuklir untuk baik untuk keperluan statistik dan penelitian lebih
program pertahanan Departement of Energy lanjut di kemudian hari. Hal ini juga berhubungan
(DOE) dari tahun 1951-1989. Para pensiunan dengan kemungkinan timbulnya efek stokastik
berpartisipasi dalam program pemonitoran yang setelah melewati masa laten bertahun-tahun.
dilakukan setiap tiga tahun hingga kematiannya. Catatan penting ini harus selalu disertakan pada
Obyek pemeriksaan meliputi riwayat kesehatan, setiap pemindahan pekerja radiasi ke tempat
informasi pajanan radiasi yang diterima dan uji tugasnya yang baru di fasilitas nuklir lain.
medik komprehensif yang dilakukan secara
periodik dan hasilnya disimpan dengan baik. Tes-
tes skrining dilakukan jika secara medis IMPLEMENTASI AZAS PROTEKSI
menunjukkan adanya pajanan radiasi, hal ini RADIASI
meliputi uji hematologik dan radiografi. Untuk menjamin kesehatan pekerja radiasi
Pencacahan paru dengan peralatan yang sensitif tetap dalam kondisi aman dan terkendali maka
perlu dilakukan untuk menguji adanya kandungan kegiatan pemeriksaan kesehatan pekerja radiasi
radionuklida. Sampel urin untuk bioassay harus didukung juga oleh ketentuan yang
dilakukan untuk mengetahui nilai kandungan mengatur cara-cara yang aman dalam
sistemik terakhir untuk menghitung dosis organ penggunaan radiasi. Di dalam PP tentang
dan nilai ekivalensi dosis menggunakan suatu ”Keselamatan dan Kesehatan Terhadap
model. Pengukuran cacah pada kulit hanya Pemanfaatan Radiasi Pengion” dijelaskan secara
dilakukan pada bagian yang positif gamblang mengenai azas-azas proteksi radiasi
terkontamiansi. Pengumpulan dan analisis data yang terdiri dari azas justifikasi (justification of
yang terkumpul dilakukan untuk analisis risiko practices), limitasi (dose limitation), dan
kesehatan komparatif, analisa kecendrungan optimisasi (optimization of protection and safety)
(trend), dan digunakan untuk prognosis untuk setiap kegiatan yang mengakibatkan
kesehatan. Semua data disimpan dalam komputer. penerimaan dosis radiasi pada seseorang
Pajanan radiasi dapat menyebabkan efek genetik berdasarkan rekomendasi ICRP. Keempat azas
atau kanker. yang telah dikenal secara luas tersebut khususnya
Apabila didapati seorang pekerja radiasi di lingkungan penguasa instalasi dan pengguna
menerima penyinaran total melebihi dua kali nilai adalah sebagai berikut :
batas yang dijinkan per tahun (10 mRem) baik 1. Azas justifikasi : setiap kegiatan yang
karena penyinaran total maupun kontaminasi memanfaatkan radioaktif atau sumber radiasi
interna, maka harus dipertimbangkan segi lainnya hanya boleh dilakukan apabila
kesehatan, umur, keahlian, tanggung jawab sosial menghasilkan keuntungan yang lebih besar
ekonominya, apakah ia dapat diijinkan untuk kepada seseorang yang terkena penyinaran
terus bekerja tanpa harus beristirahat atau harus radiasi atau bagi masyarakat, dibandingkan
dipindahkan untuk sementara waktu dari tempat dengan kerugian yang mungkin
tugasnya ke tempat lain yang tidak mengandung diakibatkannya, dengan memperhatikan
risiko radiasi. Di samping itu untuk masing-

96 Buletin Alara, Volume 7 Nomor 3, April 2006, 93 – 101


INFORMASI IPTEK

faktor-faktor sosial, ekonomi, dan faktor pemantauan eksterna dan atau interna.
lainnya yang sesuai. Dalam melakukan Pemantauan eksterna dilakukan menggunakan
pengkajian perlu diperhitungkan pula estimasi dosimeter perorangan, dan pemantauan interna
kerugian yang berasal dari penyinaran dilakukan menggunakan alat yang sesuai atau
potensial, yaitu terjadinya penyinaran yang dengan analisis secara biologik (bioassay) untuk
tidak dapat diramalkan sebelumnya. menentukan adanya dan jumlah zat radioaktif di
2. Azas limitasi : penerimaan dosis oleh dalam tubuh. Peralatan pemantau eksterna
seseorang tidak boleh melampaui nilai batas tersebut terdiri dari peralatan yang bisa dibaca
dosis yang ditetapkan oleh Badan Pengawas langsung antara lain dosimeter saku, dan yang
(BP). Yang dimaksud nilai batas dosis di sini tidak dapat dibaca langsung antara lain film
adalah dosis radiasi yang diterima dari badge dan TLD (thermoluminescent dosemeter).
penyinaran eksterna dan interna selama 1 Khusus untuk peralatan pemantau dosis radiasi
(satu) tahun dan tidak bergantung pada laju yang tidak dapat dibaca langsung seperti film
dosis. Penetapan nilai batas dosis ini tidak badge dan TLD, besar dosis radiasi yang terbaca
memperhitungkan penerimaan dosis untuk hanya dapat dilakukan dengan teknik dan
tujuan medik dan yang berasal dari radiasi laboratorium tertentu.
alam. Selain pemeriksaan terhadap pekeja radiasi,
3. Azas optimisasi : proteksi dan keselamatan pemantauan daerah kerja juga harus dilakukan
terhadap penyinaran yang berasal dari sumber secara rutin yakni pemantauan daerah kerja
radiasi yang dimanfaatkan, harus diusahakan secara terus menerus untuk mengetahui tingkat
sedemikian rupa sehingga besarnya dosis radiasi dan atau kontaminasi di daerah kerja
yang diterima seseorang dan jumlah orang secara aktif dan intensif, sehingga daerah kerja
yang tersinari sekecil mungkin dengan tersebut tetap terjamin keamanan dan
memperhatikan faktor sosial dan ekonomi. keselamatannya. Pemantauan daerah kerja juga
Terhadap dosis perorangan yang berasal dari dapat dilakukan secara berkala yang merupakan
sumber radiasi harus diberlakukan pemantauan daerah kerja menurut periode
pembatasan dosis yang besarnya harus di tertentu misalnya 3 (tiga) bulan sekali atau 6
bawah nilai batas dosis. (enam) bulan sekali. Sedangkan yang dimaksud
dengan pemantauan daerah sewaktu-waktu adalah
pemantauan daerah kerja apabila diperkirakan
Proteksi yang baik bergantung pada terjadi kecelakaan radiasi atau keadaan darurat
organisasi proteksi radiasi yang bersangkutan. lainnya. Dalam Pasal 19 Ayat (1) PP di atas juga
Oleh karena itu penguasa instalasi harus dipersyaratkan bagi calon pekerja yaitu sehat
membentuk organisasi proteksi radiasi yang jasmani dan rohani dari setiap calon pekerja dan
dimaksudkan agar dalam pemanfaatan tenaga dibuktikan dengan hasil pemeriksaan dokter yang
nuklir dan sumber radiasi pengion, semua ditunjuk oleh penguasa instalasi dan disetujui
persyaratan keselamatan dan kesehatan kerja instansi yang berwenang di bidang
dapat dilaksanakan sesuai ketentuan yang ketenagakerjaan, atau rumah sakit umum atau
berlaku. Hal ini sangat penting mengingat Badan Pelaksana.
kemampuan seorang pekerja atau petugas
Khusus bagi pekerja radiasi, pemeriksaan
terbatas, maka perlu pengorganisasian tugas-
secara teliti dan menyeluruh dilakukan pada hal-
tugas sehingga setiap unsur yang terlibat dalam
hal sebagai berikut :
organisasi tersebut dapat melaksanakan tugasnya
dengan baik. 1. Pemeriksaan kesehatan yang lengkap dengan
memperhatikan jenis pekerjaan yang akan
Untuk mengetahui besar dosis yang
dilakukan oleh calon pekerja radiasi, meliputi
diterima oleh pekerja radiasi maka dilakukan

Sangat penting, pemeriksaan kesehatan pekerja radiasi (D. Tetriana dan M. Evalisa) 97
INFORMASI IPTEK

riwayat kesehatan dan latar belakang bekerja. Sesuai aturan, seseorang di bawah usia
kesehatan keluarga dan uji klinis. 18 tahun dilarang bekerja dengan radiasi. Uji
kesehatan ini dilakukan oleh instansi yang disebut
2. Pemeriksaan khusus pada organ yang
Badan Pengawas Radiasi meliputi uji darah dan
dianggap peka terhadap radiasi dipandang
anamnesis riwayat medis dan pekerjaan yang
dari jenis pekerjaan yang akan dilakukan oleh
sesuai dilakukan dalam 4 bulan sebelum bekerja
calon pekerja radiasi, misalnya dengan cara
dan pada interval tidak lebih dari 14 bulan selama
pemeriksaan haematologik, dermatologik,
bekerja. Uji medis dan pemeriksaan terhadap
opthalmologik, paru-paru, neurologik dan
pajanan berlebih juga dilakukan.
kandungan (kehamilan).
Sesuai dengan rekomendasi ICRP,
pengawasan medis pekerja yang terpapar radiasi
Hasil pemeriksaan kesehatan ini harus
harus didasarkan pada prinsip-prinsip mendasar
dicatat dan disimpan dengan rapi dan aman.
terhadap kesehatan bekerja yang bertujuan untuk
Catatan kesehatan pekerja radiasi selama masa
mengetahui kondisi kesehatan pekerja,
kerja ini sangat penting, sebab apabila pekerja
meyakinkan keadaan awal dan selama bekerja
tersebut akan bekerja di instalasi lainnya, maka
antara kesehatan pekerja dan kondisi kerjanya
catatan kesehatan tersebut akan diminta dan
serta memberikan informasi mendasar yang
diperlukan oleh penguasa instalasi yang baru.
berguna dalam hal pajanan akibat kecelakaan atau
Hasil pemeriksaan dicatat dalam kartu kesehatan
penyakit akibat kerja. Program pengawasan
yang merupakan catatan berisi informasi
medis harus didasarkan pada sifat pekerjaan dan
mengenai keadaan kesehatan pekerja radiasi
kondisi kesehatan pekerja untuk menjalankan
termasuk lampiran hasil pemeriksaan seperti
tugasnya secara efektif. Seperti disebutkan di
rontgen dan hasil laboratorium. Terdapat satu hal
atas, seorang dokter (occupational physician)
yang tidak kalah pentingya dalam kegiatan
harus mengenal kondisi proses kerja dan
pemantauan yaitu biaya yang tidak saja untuk
keperluan tugas untuk pekerja radiasi, dan potensi
pemantauan pekerja tetapi juga termasuk biaya
bahaya di tempat kerja. Dia harus bertanggung
tindakan medik lanjutan jika harus dilakukan.
jawab menjadwal program pemeriksaan, menata
Adapun penyimpanan catatan medik perlu
pertolongan pertama pada kecelakaan radiasi, dan
ditetapkan dengan jangka waktu penyimpanan
mengevaluasi keselamatan dan kondisi kesehatan
catatan hasil pemantauan dan pemeriksaan
tempat kerja.
kesehatan serta lainnya selama 30 tahun berkaitan
dengan ketentuan dalam hukum perdata tentang Contoh parameter pemeriksaan kesehatan
daluwarsa dibebaskannya seseorang dari tuntutan pekerja radiasi yang dilakukan oleh Laboratorium
hukum. Semua dokumen ini penting dan dapat Keselamatan, Kesehatan dan Lingkungan di Pusat
dijadikan bukti apabila terjadi masalah hukum di Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi
kemudian hari. Jika terjadi kecelakaan yang (PTKMR) BATAN disajikan dalam Tabel 1.
dampaknya meluas sampai ke luar kawasan, Laporan ini terdiri dari nomor registrasi, nama
maka pelaporan harus dibuat dan dilaporkan pekerja, umur, jenis kelamin, unit kerja, alamat
kepada Badan Pengawas dan Instansi terkait dan tanggal pemeriksaan dilengkapi dengan hasil
lainnya. Sedangkan untuk kecelakaan yang temuan serta tanda tangan penanggung jawab.
dampaknya tidak keluar kawasan, penguasa Parameter pemeriksaan dibagi ke dalam tiga
instalasi cukup melaporkan kepada Badan kelompok yakni hematologi, kimia darah dan
Pengawas. Sebagai contoh di Hong Kong, Badan urin. Ini belum termasuk hasil pemeriksaan
Pengawas Radiasi (pengawas zat radioaktif dan rontgen dan fungi kelenjar tiroid.
peralatan radiasinya) juga memberikan
pengawasan medis terhadap pekerja radiasi sama
seperti kondisi sebagaimana mereka pertama kali

98 Buletin Alara, Volume 7 Nomor 3, April 2006, 93 – 101


INFORMASI IPTEK

Tabel 1. Parameter pemeriksaan kesehatan pekerja radiasi tahunan di PTKMR BATAN.


JENIS PEMERIKSAAN
HEMATOLOGI KIMIA DARAH URIN
Hemoglobin Gula darah puasa Warna
Lekosit Gula darah 2 jam pasca puasa (PP) Kejernihan
Hitung jenis : Kolesterol Berat jenis
- eosinofil - HDL (high density lipoprotein) pH
- basofil - LDL (low density lipoprotein) Lekosit
- batang Trigliserida Nitrit
- segmen SGOT (serum glutamic oxaloacetic Protein
- limfosit transaminase) Glukosa puasa
- monosit SGPT (serum glutamic piruvic Glukosa 2 jam PP
Eritrosit transaminase) Keton
Hematokrit Protein total Urobilinogen
Trombosit Albumin Bilirubin
Laju endap darah (LED) Bilirubin : Eritrosit
MCV (mean cell volume) - Total Sedimen :
MCH (mean cell hemoglobin) - Direct - Lekosit
MCHC (mean cell hemoglobin - Indirect - Eritrosit
concentration) Ureum - Epitel
Limfosit absolut Asam urat - Kristal
Monosit absolut Kreatinin - Silinder
Granulosit absolut - Bakteri

100

80 1994
60 1995
%
40 1997
1998
20
2000
0
1 2 3 4

Gambar 1. Persentase pekerja radiasi yang mengalami infeksi gigi dan mulut diantarapekerja
di PTKMR (1), PPGN (2), PATIR (3) dan Pusdiklat (4) yang menjalani pemeriksaan di PTKMR
antara tahun 1994 dan 2000.

Hasil pemeriksaan pekerja radiasi yang beberapa kelainan yang ditemukan pada para
telah dilakukan di PTKMR terhadap pekerja pekerja tersebut. Data yang dikelompokkan
radiasi di PPTN Pasar Jum’at tahun 1994-2000 berdasarkan jenis penyakit menunjukkan kelainan
meliputi pemeriksaan fisik, laboratorium, yang menonjol pada pemeriksaan fisik seperti
radioalogik dan pemeriksaan lain menunjukkan infeksi gigi dan mulut dengan frekuensi paling

Sangat penting, pemeriksaan kesehatan pekerja radiasi (D. Tetriana dan M. Evalisa) 99
INFORMASI IPTEK

tinggi, diikuti oleh tekanan darah rendah, serta agen peng-chelat seperti DTPA atau prussian
kelainan mata berupa refraksi terkoreksi. Pada blue. Obat ini diketahui dapat menurunkan
pemeriksaan darah ditemukan peningkatan laju absorbsi radioisotop dengan mengikat logam dan
endap darah, kolesterol, SGOT, SGPT, memungkinkan dikeluarkan melalui ginjal. KI
trigliserida dan glukosa darah serta kalsium (kalium iodida) dapat digunakan untuk mencegah
oksalat pada sedimen urin. Persentase pekerja uptake iodin radioaktif oleh kelenjar tiroid.
radiasi yang mengalami infeksi gigi dan mulut Dengan demikian pengetahuan mengenai sifat
diantara para pekerja di PTKMR, Pusat fisik dan kimia dari radioisotop, model masuk ke
Pengembangna Geologi Nuklir (PPGN), Pusat dalam tubuh, dan metabolismenya menjadi sangat
Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi (PATIR) penting. Prosedur tindakan medis antara lain
dan Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) pemeriksaan hidung, mulut, dan iritasi faring, dan
yang menjalani pemeriksaan disajikan dalam mengeluarkan isi lambung dengan obat pencahar
Gambar 1. untuk menurunkan absorbsi.
Kecelakaan radiasi yang mungkin
menyebabkan pajanan tak terduga harus
dievaluasi oleh staf keselamatan dan petugas PENUTUP
kesehatan (dokter) yang kadangkala dilibatkan Penggunaan radiasi pengion dan isotop
dalam pengujian efek radiasi terhadap kesehatan. radioaktif yang sangat luas serta potensi dari efek
Pencatatan kecelakaan harus didokumentasikan radiasi yang dapat merugikan kesehatan manusia,
dengan baik. Riwayat medis harus digunakan maka pemeriksaan kesehatan pekerja radiasi
terhadap efek kesehatan yang sesuai dengan menjadi keharusan di setiap instansi pengguna
modus pajanan (pajanan akut, eksterna seluruh radiasi di setiap negara. Sesuai aturan hal ini
atau sebagian tubuh (lokal), kulit (yang terlihat dimasukkan dalam program pengawasan
pada permukaan atau terserap kulit), atau kesehatan akibat bekerja dengan radiasi dan
akumulasi internal radioisotop). Temuan fisik dilakukan oleh dokter kesehatan dengan
dapat saja tidak positif, tetapi pekerja mungkin pengetahuan yang baik dan luas mengenai radiasi
memiliki perasaan was-was. Disamping uji pengion dan efeknya, proteksi radiasi, dosimetri,
kesehatan terhadap pekerja, dokter harus fisika kesehatan, metabolisme radionuklida,
mengingatkan pekerja untuk selalu berhati-hati pertolongan pertama dan manajemen kecelakaan
dalam bekerja. Uji risiko kesehatan dilakukan radiasi serta mengenal proses kerja yang
dalam hubungannya dengan pengukuran melibatkan peralatan radiasi dan radioisotop di
lingkungan yang terkontaminasi dan hasil tes tempat kerja. Orang yang memanfaatkan sumber
darah (diferensial sel darah putih dan total serta radiasi sebagai bagian aktivitas sehari-harinya
hitung limfosit absolut). Uji darah serial memiliki potensi risiko yang lebih besar daripada
diperlukan untuk pajanan dosis tinggi. Untuk orang lain karena akan menerima pajanan secara
kontaminasi lokal dengan luka bakar pada kulit, terus-menerus dengan dosis radiasi rendah dalam
pakaian harus dicuci. Luka bakar yang dalam waktu yang lama. Efek kesehatan dari radiasi
memerlukan pengobatan dengan operasi dan pengion dan penanganan medik pajanan radiasi
transplantasi. Untuk kulit luar, perlu dilakukan adalah hal yang kompleks. Program pemeriksaan
dekontaminasi dengan mencuci menggunakan air kesehatan akibat kerja yang baik untuk pekerja
dan menyingkirkan benda asing dengan kain yang radiasi harus meliputi pemeriksaan medis,
lembut. Agar lebih efektif, proses ini perlu pemantauan dosimetri personal, penelitian yang
dilakukan secara berulang. Untuk kontaminasi berhubungnan dengan kecelakaan dan intervensi
interna, dengan menggunakan prinsip dasar medis jika diperlukan. Hal ini membutuhkan
menurunkan tingkat penyerapan dan pendekatan terkoordinasi oleh profesional
memperbesar ekskresi, dapat dilakukan dengan keselamatan, dokter umum, dokter kesehatan dan

100 Buletin Alara, Volume 7 Nomor 3, April 2006, 93 – 101


INFORMASI IPTEK

pekerja kesehatan lainnya, termasuk pekerja 4. ICRP, Recommendation of the International


radiasi itu sendiri. Commission on Radiological Protection, ICRP
Publication No. 26, Annals of the ICRP, Oxford, 1977,
1-54.

DAFTAR PUSTAKA 5. VOELZ,G., Ionizing radiation, dalam : ZENZ, C.,


DICKERSON, O.B., HORVATH, E.P., eds.,
1. MORRIS, N.D., THOMAS P.D., and RAFFERTY, Occupational Medicine, Edisi ketiga, St. Louis Mosby,
K.P., Personal radiation monitoring service and 1994, 393-427.
assessment of doses received by radiation workers,
Technical Report 139, 1990. 6. SARDINI, S., NURYATI, I., ELISTINA dan
KASIRAH, Studi kesehatan pada pekerja radiasi PPTN
2. WAI, W.T., Medical surveillance for radiation workers Pasar Jum’at, Prosiding Seminar Teknologi
and the role of the occupational physician, Department Keselamatan Radiasi dan Biomedika Nuklir II, Jakarta
of Community and Family medicine, The Chinese 4 September 2002.
University of Hong Kong, 2006.
3. POLVANI, C., Encyclopedia, International Labour
Organization, Geneva, 1997, 1861-1864.

Sangat penting, pemeriksaan kesehatan pekerja radiasi (D. Tetriana dan M. Evalisa) 101

Anda mungkin juga menyukai