Halaman
1
1. PENDAHULUAN
Setiap perusahaan memiliki tujuan yang dijabarkan dalam visi dan misinya. Untuk
mencapai tujuan tersebut, direksi dan manajemen perusahaan merumuskan strategi
perusahaan. Selanjutnya strategi diimplementasikan ke semua anggota di semua level
organisasi. Oleh karena itu, salah satu hal penting untuk implementasi efektif strategi dan
pencapaian tujuan perusahaan adalah memastikan bahwa semua perilaku dan keputusan
semua pegawai konsisten dengan tujuan dan strategi tersebut. Sistem Pengendalian
Manajemen (SPM)/Management Control System (MCS) merupakan sistem yang mampu
memastikan hal tersebut.Tidak terkecuali bagi PT. Surveyor Indonesia, sebagai salah satu
BUMN yang bergerak di bidang survei, inspeksi, dan konsultasi, juga memerlukan SPM
dalam rangka melaksanakan strateginya secara efektif untuk pencapaian tujuan.
PT. Surveyor Indonesia adalah salah satu BUMN di Indonesia yang bergerak dalam
bidang jasa survey, inspeksi, konsultasi dan jasa terkait yang mencakup berbagai sektor
termasuk minyak dan gas, pertambangan, pengolahan, telekomunikasi, perbankan dan
pemerintahan. Perusahaan ini memiliki 6 (enam) kantor cabang yang tersebar di seluruh
Indonesia dengan menyediakan pelayanan baik di pasar dalam negeri maupun luar negeri.
PT. Surveyor Indonesia memiliki 5 (lima) StrategicBusiness Unit (SBU) yang difungsikan
sebagai profit center perusahaan. Salah satunya adalah SBU Industri Pertambangan dan
Energi. Kegiatan SBU ini difokuskan untuk mencari pengguna jasa (klien) di industri minyak
dan gas bumi dan industri pertambangan. Jasa yang ditawarkan oleh SBU ini adalah jasa
survey, inspeksi dan konsultasi.
Paper ini membahas evaluasi atas SPM pada PT. Surveyor Indonesia, khusunya pada
Strategic Business Unit (SBU) Industri Pertambangan dan Energi. Bagian pertama paper
membahas profil perusahaan. Bagian kedua menguraikan aktivitas perusahaan meliputi
kekuatan dan kelemahan SPM yang ada, serta Job Description di perusahaan. Bagian
selanjutnya berisi evaluasi dari penulis terhadap SPM yang telah diterapkan berdasarkan
jenis-jenis SPM dan masalah-masalah pengendalian. Pada bagian terakhir disampaikan
kesimpulan dan saran dari keseluruhan pembahasan. Harapan penulis semoga paper ini
dapat menjadi tambahan literatur bagi perkembangan bidang studi manajemen, khususnya
pada topik Sistem Pengendalian Manajemen.Harapan penulis semoga paper ini dapat
menjadi tambahan literatur bagi perkembangan bidang studi manajemen, khususnya pada
topik Sistem Pengendalian Manajemen.
2
2. PEMBAHASAN
2.1. PROFIL PT SURVEYOR INDONESIA
2.1.1. Sejarah Perkembangan Perusahaan
3
d. Melakukan kegiatan lain yang disetujui oleh Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
dan tidak bertentangan dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku.
2.1.2. Visi, Misi, dan Nilai-nilai Perusahaan
Selain visi dan misi, PT Surveyor Indonesia juga memiliki nilai-nilai perusahaan yang
harus diterapkan dalam kegiatan operasional perusahaan sehari-hari. Nilai-nilai perusahaan
PT Surveyor Indonesia adalah sebagai berikut.
a. Integritas
Menyatakan yang sebenarnya secara tidak memihak.
b. Kompeten
Memiliki keahlian, pengetahuan, perilaku, dan sikap yang tepat untuk melaksanakan
pekerjaan secara profesional.
c. Inovasi
Menghasilkan solusi baru, produk baru dan cara-cara yang lebih tepat dalam berusaha.
d. Kepedulian
Menunjukkan kepedulian, penghargaan dan sikap membantu.
4
2.1.3. Struktur Organisasi dan Uraian Tugas
Berikut ini adalah gambar struktur organisasi pada PT Surveyor Indonesia beserta
dengan uraian tugas masing-masing pihak manajemennya.
A. Sekretaris Perusahaan
1. Mengelola kebijakan, panduan, pedoman dan ketentuan yang berkaitandengan
komunikasi perusahaan (kehumasan), protokoler dan UrusanHukum (Legal
Aspect) serta memastikan pemahaman dan kepatuhanpenerapannya di seluruh
jajaran perusahaan.
2. Melaksanakan dan mengelola kegiatan:
a) Komunikasi eksternal dengan pemerintah dan swasta secara formaldan
informal untuk meningkatkan citra perusahaan, antara lainmelalui; promosi
perusahaan, pengelolaan media, dan pelaksanaanGood Corporate
Governance (GCG).
b) Komunikasi internal dengan Pemegang Saham, Komisaris, Direksidan
seluruh unit di lingkungan perusahaan dengan mengkoordinirsetiap informasi
yang ada untuk mendukung terciptanya kondisiperusahaan yang kondusif.
5
c) Kesekretariatan dengan melaksanakan kegiatan ketatausahaan
(selainbersifat legalitas) dan kegiatan protokoler (termasuk asistensi
DewanDireksi).
d) Aspek hukum termasuk bantuan hukum, standarisasi perjanjian /kontrak
kerja, dan dokumen legalitas perusahaan.
6
f) Penelitian dan pengembangan pasar, pesaing, peraturan danperundangan
pemerintah (terkait dengan jasa), dan kebutuhankerjasama dengan pihak
ketiga (aliansi strategis).
g) Pengembangan & pengelolaan jasa tertentu khususnya penetapan
danpelepasan jasa (product listing), harga jual, spesifikasi alat Bantu
dankompetensi tenaga ahli, jaminan mutu pelayanan, dan lain-lain.
h) Pemetaan strategi, indikator kinerja, inisiatif perubahan, danbenchmarking.
i) Evaluasi, analisa terhadap perkembangan organisasi agar sesuaidengan nilai
kerja (corporate values), visi, misi, sasaran, dan strategiperusahaan,
sehingga kinerja perusahaan tetap terjaga secaraberkesinambungan dan
berkelanjutan.
D. Manajemen Risiko
Melaksanakan kebijakan, pedoman, panduan dan ketentuan yang berkaitandengan
kegiatan pengelolaan risiko meliputi:
1. Melakukan identifikasi risiko terhadap setiap kegiatan berusaha.
2. Melakukan analisa risiko pelaksanaan berusaha termasuk keuangan,operasional,
dan manajemen sesuai dengan kode etik perusahaan.
3. Mitigasi risiko agar target perusahaan tercapai dengan dampak yangseminimal
mungkin.
E. Keuangan dan Akuntansi
1. Mengelola kebijakan, panduan, pedoman dan ketentuan yang berkaitandengan
pengelolaan keuangan, pengelolaan penempatan dana, akuntansidan perpajakan
serta memastikan pemahaman dan kepatuhanpenerapannya diseluruh jajaran
perusahaan.
2. Melaksanakan dan mengelola kegiatan:
a) Anggaran perusahaan meliputi; penyusunan Rencana Kerja danAnggaran
Perusahaan (RKAP), revisi pedoman anggaran sertamengendalikan
anggaran serta pengawasan investasi.
b) Pengelolaan penempatan dana, dan pengelolaan keuangan termasukarus
kas, pendanaan, serta perbendaharaan serta pengelolaan sistemkeuangan
dengan menggunakan kaidah pengelolaan keuangan yangbaik.
c) Pengelolaan Sistem Akuntansi termasuk pencatatan, verivikasi,
danpelaporan yang akurat dan termutahir.
d) Perpajakan sesuai ketentuan yang berlaku, serta pelaporan yangakurat dan
termutahir.
e) Penyusunan Laporan Manajemen Perusahaan.
f) Penyusunan Laporan Keuangan
7
F. Sumber Daya Manusia
1. Mengelola kebijakan, panduan, pedoman dan ketentuan yang berkaitandengan
staffing (penarikan, seleksi, penempatan pegawai), pemeliharaan,pengembangan
dan pembinaan (remunerasi/kompensasi, karir,pengembangan, kompetensi,
hubungan industrial, administrasikepegawaian) dan pengakhiran (terminasi) serta
memastikan pemahamandan kepatuhan penerapannya di seluruh jajaran
perusahaan.
2. Melaksanakan dan mengelola kegiatan:
a) Merekrut, menyeleksi, melakukan orientasi dan menempatkanpegawai sesuai
dengan perencanaan SDM perusahaan.
b) Mengelola pengembangan dan upaya mempertahankan pegawaidengan
mengembangkan sistem imbal jasa dan punishment yang fair,merancang
sistem manajemen kinerja (termasuk sistem penilaiankinerja, metode
coaching & counseling), sistem perencanaan karirdan penetapan kebijakan
dan sasaran pelatihan yang terpadu.
c) Mengelola program kaderisasi dan pembinaan karir pegawai
melaluipenempatan pegawai (promosi/demosi, dan mutasi),
danpemberhentian (PHK dan pensiun).
d) Pengelolaan hubungan antar pegawai menyangkut pembinaan
rohani,jasmani, serta hubungan dengan serikat pekerja dan instansi terkait.
G. Manajemen Fasilitas
1. Mengelola kebijakan, panduan, pedoman dan ketentuan yang berkaitandengan
pengadaan, pengelolaan asset dan infrastruktur informasi (DSS)serta memastikan
pemahaman dan kepatuhan penerapannya di seluruhjajaran perusahaan.
2. Melaksanakan dan mengelola kegiatan:
a) Pengadaan barang dan jasa.
b) Pengelolaan aset meliputi inventarisasi, pemeliharaan fasilitas dan
optimalisasi aset.
c) Pengelolaan keamanan, kesehatan dan keselamatan kerja.
H. Program Kemitraan dan Bina Lingkungan-PKBL
1. Mengelola kebijakan, panduan, pedoman dan ketentuan yang berkaitandengan
program kemitraan dan bina lingkungan (community development)serta
memastikan pemahaman dan kepatuhan penerapannya di seluruhjajaran
perusahaan.
2. Melaksanakan dan mengelola kegiatan:
a) Pembinaan Kemitraan dan Bina Lingkungan sesuai dengan
ketentuanPemerintah yang berlaku.
8
b) Mengembangkan Program kemitraan dan bina Lingkungan sesuaisasaran
PKBL PTSI.Menyalurkan dana Program Kemitraan dan Bina
Lingkungan(PKBL) yang tersedia sesuai anggaran yang telah
disahkanpemegang saham.
c) Melakukan pembinaan ke mitra binaan dan masyarakat sekitar
lokasiperusahaan sesuai peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.
d) Memantau pengembalian dana Program Kemitraan secara berkalaterhadap
pinjaman yang jatuh tempo untuk menjamin kelancaranpengembalian dana.
e) Membuat laporan Penyelenggaraan PKBL sesuai peraturanpemerintah yang
berlaku.
I. Bagian Teknologi Informasi
1. Mengelola kebijakan, panduan, pedoman dan ketentuan yang berkaitandengan
pengelolaan sistem teknologi informasi yang meliputiperencanaan,
pengembangan, dan pemeliharaan sistim teknologi informasiserta memastikan
pemahaman dan kepatuhan penerapannya diseluruhjajaran perusahaan.
2. Melaksanakan dan mengelola kegiatan:
a) Melakukan riset dan pengembangan teknologi informasi untukmendukung
pengembangan jasa PTSI (Leverage IT), pengembangansistem informasi
internal, dan pengembangan.
b) Pengelolaan bantuan/layanan dukungan TI dan pemeliharaanstruktur,
sistem komputer, jaringan data dan komunikasi, keamanandata
perusahaan.
c) Mengelola informasi SDM dan pengelolaan pengetahuan
perusahaan(knowledge management).
d) Merencanakan manajemen sistem informasi sesuai kebutuhanperusahaan
yang dapat disesuaikan dengan perkembangan teknologiinformasi dalam
jangka panjang (5-10 tahun).
e) Mengembangkan sistem informasi (aplikasi, perangkat/jaringan)yang
disesuaikan dengan proses bisnis perusahaan.
f) Mengelola operasional infrastruktur TI dan pusat data (ruang sever).
g) Menerapkan teknologi baru dan pengakhiran sistem informasidengan
mengacu pada kebutuhan bisnis perusahaan agarketersediaan dan
kualitas layanan IT dapat dipertahankan.
J. Unit Usaha Strategis (Strategic Business Unit-SBU, Branch-Cabang)
Melaksanakan kebijakan, pedoman , panduan dan ketentuaan yang berkaitandengan
kegiatan usaha secara lengkap meliputi:
9
1. Pengelolaan pemasaran dan penjualan termasuk perencanaan, pelaksanaandan
evaluasi pasar (research and market development), pembuatanproposal dan
tender, kontrak kerja, administrasi, penanganan danpengelolaan hubungan
pelanggan, penanganan keluhan dan penelitianpasar dan produk jasa (riset)
serta pengembangan kompetensi.
2. Pengelolaan pelaksanaan analisa risiko, pengawasan internal
(waskat),pengendalian komunikasi, dukungan aspek hukum dan
pengendaliansistem & kinerja.
3. Pengelolaan pengembangan jasa/produk, implementasi dan evaluasiproduk jasa
yang meliputi design produk jasa, pengembangan produk jasadan integrasi
kebutuhan sistem informasi, pembuatan standar operasional(SOP) dan sistem
pemastian mutu dan evaluasi produk jasa danpencabutan (withdrawal) produk
jasa sesuai kebijakan perusahaan.
4. Pengelolaan proyek dengan melakukan kegiatan pelayanan jasa
meliputiperencanaan dan penganggaran proyek, sub kontrak dan
pelaksanaanpengelolaan proyek, pengawasan/pengendalian proyek (mutu,
waktu danbiaya) dan pemasaran sampai dengan pelaporan dan dokumentasi.
5. Pelaksanaan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) (khususcabang).
6. Pengelolaan dan pengembangan jasa tertentu khususnya penetapan
danpelepasan jasa (product listing), harga jual, spesifikasi alat bantu
dankompetensi tenaga ahli, jaminan mutu pelayanan, dll (khusus SBU &cabang
yang ditunjuk sebagai CoE).
7. Pengelolaan dukungan administrasi usaha meliputi administrasi
keuangan,akuntansi dan perpajakan, anggaran dan investasi, pengadaan dan
logistik,administrasi personalia, fasilitas dan infrastruktur informasi
sertaadministrasi umum.
8. Ruang lingkup berdasarkan wilayah kerja yang ditetapkan.
K. Divisi Pengembangan dan Pengelolaan Produk Jasa
1. Mengelola kebijakan, panduan, pedoman dan ketentuan yang berkaitandengan
pengembangan dan pengelolaan produk jasa, pembinaan teknisoperasional
cabang/SBU, QA/QC proyek, pengelolaan kompetensi (SDM,logistik dan
operasi), dan pengelolaan database pelanggan.
2. Melaksanakan dan mengelola kegiatan:
a) Menyusun pemetaan potensi pasar termasuk produk yang akan
dijualdengan melakukan penelitian pasar, sales dan benchmarking
denganpasar yang dapat dijadikan acuan bagi cabang/SBU untuk
menyusunMarketing Plan.
10
b) Bertanggung jawab atas standarisasi SOP/Proposal
sebagaipedoman/acuan bagi cabang/SBU dalam pelaksanaan
kegiatanproyek dan memastikan proyek operasional di cabang/SBU
sesuaidengan SOP yang berlaku.
c) Bertanggung jawab atas pemutakhiran database proposal
denganmelakukan Review proposal cabang/SBU dikaitkan dengan
standarjasa/produk yang ditetapkan untuk selanjutnya disampaikan
kecabang/SBU.
d) Mengelola dan mengevaluasi produk jasa perusahaan.
e) Mengelola dan mengevaluasi produk-produk yang dijual olehcabang/SBU
dengan melakukan pengkajian/penelitian dan lain-lain,hasilnya
disampaikan cabang/SBU sebagai dasar proses delivery ataupenutupan
produk.
f) Membantu menyelesaikan permasalahan cabang/SBU
menyangkutpermasalahan teknis yang dihadapi dengan
memberikanasistensi/konsultansi.
g) Memberikan panduan dan mempresentasikan produk tertentu
apabilacabang/SBU membutuhkan.
h) Memastikan kualitas produk, keseragaman produk dan prosesdengan
melakukan audit proyek dan penyempurnaan secara berkalaatas produk-
produk yang dijual cabang/SBU.
i) Memastikan bahwa resources di cabang/SBU memadai.
j) Melakukan customer feedback kepada klien.
k) Menganalisa porto folio produk untuk memastikan tindakan yangtepat
terhadap suatu produk.
Strategic Business Unit Industri Pertambangan dan Energi (SBU IPE)terbentuk pada
tanggal 8 Februari 2006 berdasarkan Keputusan Direksi PTSurveyor Indonesia
No.001/PDR-CSR/HRD/II/2006 tentang PenyempurnaanStruktur Organisasi Perusahaan
Tahun 2006. SBU IPE ini dibentuk untukmenggantikan SBU IJU (Infrastruktur dan Jasa
Umum) yang dibubarkan dengantujuan untuk lebih memfokuskan pasar. Hal ini dikarenakan
SBU IJU tidakmemiliki pangsa pasar yang jelas, dengan kata lain SBU ini melayani pasar
yangbelum atau tidak dapat tersentuh oleh SBU-SBU yang lain yang ada di PTSI.
11
Fokus pasar dari SBU IPE ini adalah bidang minyak dan gas bumi
sertapertambangan. Walaupun sudah ada SBU Pertambangan Energi I (SBU PE I) danSBU
Pertambangan Energi II (SBU PE II), namun direksi PTSI melihat masihadanya pangsa
pasar di bidang pertambangan, minyak dan gas bumi yang belumtersentuh oleh kedua SBU
tersebut.
SBU IPE dipimpin oleh seorang Kepala SBU . Berdasarkan Akte Nomor 51tanggal 31
Desemeber 2008 tentang Tugas, Wewenang dan Kuasa Kepala SBUIndustri Pertambangan
dan Energi maka tugas utama Kepala SBU adalahmelakukan kegiatan pengelolaan
menyangkut perencanaan, pelaksanaan,pembinaan, pemantauan dan pengendalian
kegiatan usaha agar dipastikan sejalandengan tujuan yang telah ditetapkan oleh
perusahaan. Dalam menjalankan unit ini,Kepala SBU dibantu 3 orang manajer, yaitu
Manajer Pemasaran dan OperasionalI, Manajer Pemasaran dan Operasional II, dan Manajer
Dukungan Usaha
Selain ketiga Manajer tersebut, terdapat pula 3(Tiga) orang Senior Account Executive
yang bertanggung jawab langsungpelaporan kegiatannya pada kepala SBU. Senior Account
Executive ini juga dapatbertindak sebagai seorang marketing ataupun sebagai seorang
Project Manager.
12
2.2.3. Sistem Pengendalian Manajemen pada SBU IPE
Upaya lain yang tidak kalah penting yang dilakukan SBU IPE dalam upayamengawasi
implementasi strategi adalah dengan selalu mengadakan rapat ataudiskusi. Untuk SBU IPE
sendiri, rapat atau diskusi ini dilakukan setiap 1 (satu)bulan sekali atau dapat bersifat
incidental apabila ada kepentingan atau masalahyang mendesak. Dalam rapat atau diskusi
ini terjadi interaksi aktif antara bawahandengan atasan. Baik bawahan maupun atasan
saling memberikan informasimengenai jalannya pelaksanaan proyek, kondisi pesaing,
kondisi lingkunganbisnis dan informasi penting lainnya. Informasi–informasi inilah yang
selanjutnyaakan ditelaah untuk mengambil langkah perbaikan strategis.
13
Sistem pengendalian manajemen (SPM) dapat didefinisikan secara sempit dansecara
luas. Secara sempit, sistem pengendalian manajemen adalah mekanismeuntuk mendukung
perencanaan dan pengendalian aktifitas dalam suatu organisasimelalui pencarian,
pelaporan, dan perbandingan pendapatan/biaya aktual denganyang direncanakan.
Tujuannya agar proses pengambilan keputusan mengenaialokasi sumber daya dapat
dilakukan secara rasional dan tujuan organisasi dapat tercapai.
Action control merupakan strategi pengendalian yang menekankan pada aspek aksi
(action), yaitu segala kegiatan yang dilakukan oleh karyawan untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Action control digunakan untuk mendapatkan keyakinan bahwa karyawan
menjalankan pekerjaan yang berakibat baik bagi organisasi dan tidak menjalankan
pekerjaan yang berakibat tidak baik bagi organisasi. Dengan demikian, action control lebih
bersifat preventif, yaitu jangan sampai hal-hal yang tidak diinginkan terjadi.
14
dilakukan melalui Surat Keputusan (SK), Petunjuk Teknis (Juknis), Petunjuk
Pelaksanaan (Juklak), atau bahkan melalui peraturan pemerintah.
b. Preaction Review
d. Pencadangan (Redundancy)
15
aspek resiko bila tidak ada cadangan sama sekali. Disini dapat dilihat bahwa
menyediakan cadangan adalah suatu langkah untuk memberikan kepastian bahwa
pekerjaan akan dapat berjalan sesuai dengan yang diinginkan.
Kondisi yang dibutuhkan agar resultcontrol dapat diterapkan secara baik adalah ketika
superior atau manajer mengetahui hasil apa yang diinginkan pada wilayah yang
dikendalikan, individu yang perilakunya dikendalikan harus memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap hasil dalam dimensi kinerja yang diinginkan, dan superior atau manajer
mampu atau dapat mengukur hasil tersebut secara efektif.
16
Personnel controls membangun kecenderungan alamiah para pegawai untuk
mengendalikan dan atau memotivasi diri mereka sendiri. Personnel controls memiliki 3 (tiga)
tujuan dasar, yaitu
Implementasi Personnel Control secara umum dilakukan melalui 3 metode sebagai berikut:
b. Training.
Training merupakan metode yang umum untuk membuat para pegawai melakukan
pekerjaannya dengan baik, karena training menyediakan berbagai informasi yang
bermanfaat mengenai hasil (results) dan tindakan yang diharapkan serta bagaimana
tugas yang dibebankan dapat dilakukan sebaik-baiknya. Selain itu, training dapat
memberikan pengaruh positif kepada motivasi, karena para pegawai dapat diberikan
pengertian yang lebih besar tentang profesionalisme.
17
Cara lain agar para pegawai bertindak secara layak adalah adanya jaminan bahwa
pekerjaan dirancang sedemikian rupa sehingga para pegawai yang memiliki kualifikasi
tinggi serta termotivasi, kemungkinan besar dapat meraih sukses. Beberapa
perusahaan tidak memberikan pegawainya untuk meraih sukses. Petugas penjualan
diberikan tugas terlalu banyak untuk menangani pelanggan, atau mereka tidak
diperlengkapi dengan alat dan sumber daya yang memadai.
18
Manajer/ pimpinan harus konsisten dengan tipe budaya organisasi yang sedang
mereka coba untuk ciptakan dan tindakan mereka harus sesuai dengan pernyataan
mereka dan menjadi contoh bagi karyawan.
Pengendalian tindakan berkaitan dengan segala sesuatu yang menjamin bahwa setiap
karyawan melakukan atau tidak melakukan kegiatan yang menguntungkan atau tidak
menguntungkan perusahaan. Pengendalian tindakan yang telah diterapkan oleh SBU IPE
adalah sebagai berikut.
19
2. Tinjauan Pratindakan (Preaction Review)
Tinjauan pra tindakan yang dilakukan di SBU IPE terdapat tindakanpemeriksaan
rencana kerja individu yang dikontrol guna mengetahui apakah patutuntuk disetujui,
perlu dimodifikasi atau harus dibuat lebih teliti lagi sebelummendapatkan persetujuan
akhir. Tinjauan ini dapat dilakukan dalam bentuk formalmaupun informal, dan ketat
atau tidaknya tergantung kepada intensitas terjadinyatinjauan ini dilakukan. Namun,
untuk pengendalian manajemen risiko pada SBU IPE kurang berjalan dengan efektif.
Kondisi yang ada saat ini terdapat beberapa proyek yang dimenangkan dari proses
tender tidak dilakukan analisis risiko yang sebenarnya hal ini terdapat dalam SOP
perusahaan. SOP yang seharusnya dijalankan tersebut diawali dengan pembuatan
proposal saat unit kerja akan mengikuti tender, kemudian proposal ini dilanjutkan ke
unit manajemen risiko untuk dianalisa risiko-risiko yang mungkin terjadi apabila proyek
tersebut dijalankan untuk dilaporkan ke direktur untuk diputuskan apakan akan
dilanjutkan untuk mengikuti tender atau tidak. Langkah perbaikan yang perlu
diperhatikan dalam permasalahan ini adalah perlu adanya sosialisasi pentingnya
analisis risiko saat keikutsertaan dalam suatu tender agar apabila tender
dimenangkan, proses pengerjaan proyek bisa berjalan lebih efektif dan efisien.
3. Pertanggungjawaban Tindakan (Action Accountability)
Bentuk pertanggungjawaban atas tindakan yang dilakukan karyawan SBU IPEadalah:
a) Membuat laporan mingguan oleh manajer proyek tentang
perkembanganproyeknya kepada kepala SBU
b) Membuat laporan bulanan tentang laporan keuangan (neraca proyek)
olehmanajer proyek kepada kepala SBU dan manajer dukungan usaha.
Apabila terdapat penyimpangan dari kebijakan yang telah ditetapkanperusahaan,
maka kepala SBU dapat langsung memberikan hukuman dalambentuk teguran atau
sanksi lain.
4. Pencadangan (Redudancy)
Pencadangan yang diterapkan oleh manajemen SBU IPE adalah dengan
mengharuskan bahwa setiap pekerjaan tidak boleh tergantung kepada satu karyawan
tertentu saja. Oleh karena itu manajemen telah menyediakan lebih dari satu karyawan
untuk menangani tugas tertentu dalam perusahaan. Sehingga, apabila terdapat
karyawan yang berhalangan hadir, maka ada karyawan lain yang mampu
menggantikan tugasnya. Selain itu, dalam melaksanakan tugas sehari-harinya,
karyawan didukung oleh teknologi informasi yang telah disediakan oleh perusahaan.
Sehingga dapat memudahkan karyawan dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari.
20
Manajemen telah membuat target baik secara personal karyawan, target Divisi, target
SBU maupun target Coorporate (perusahaan) secara keseluruhan. Biaya operasional dan
sistematika jalannya target tersebut tertuang dalam Rencana Kerja Anggaran Perusahaan
(RKAP). Penilaian kinerja aktual perusahaan dilakukan dengan membuat Key Performance
Indicator (KPI). Hasil dari pengawasan proyek dan penilaian kinerja ini akan menentukan
langkah strategis selanjutnya yang akan diambil perusahaan dan juga menjadi dasar dalam
menentukan kompensasi dan remunerasi karyawan.
Pengendalian personal yang diterapkan oleh manajemen SBU IPE adalah sebagai
berikut.
21
beberapabrosur-brosur pelatihan untuk diikuti oleh karyawan. Pelatihan yang
dimaksudadalah pelatihan terkait untuk peningkatan kompetensi.
Pengendalian budaya pada SBU IPE terdapat pada beberapa hal dari poin dibawah
ini:
a. Penerapan kode etik yang harus dipatuhi oleh karyawan (Code of Conduct)
Berupa dokumen tertulis yang berisi pernyataan formal dan tertulis yangberlaku
dalam perusahaan yang mencantumkan nilai-nilai inti perusahaan dankomitmen
kepada stakeholders, dan tata cara perusahaan yang diinginkan olehmanajemen.
Code of conduct perusahaan tertuang dalam sebuah pernyataanyang disebut
Perjanjian Kerja Bersama (PKB).
22
nilai-nilai intiperusahaan. Hal ini dapat terwujud apabila ada komitmen kuat
darimanajemen puncak melalui contoh-contoh perilaku yang sesuai denganbudaya
yang diinginkan oleh perusahaan. Perilaku manajemen puncak inilahyang akan
ditiru dan menjadi panutan tingkah laku para karyawan dalambekerja seperti
masuk kerja tepat waktu, inisiatif, komunikatif dan berusahameningkatkan
kompetensi serta keahlian.
Secara umum, sistem pengendalian manajemen yang diterapkan SBU IPE dapat
disimpulkan sebagai berikut:
23
3. KESIMPULAN DAN SARAN
3.1. KESIMPULAN
24
d. Sedangkan pengendalian budaya juga telah diterapkan secara ketat mengenai kode
etik dan adanya perjanjian kerja bersama.Akan tetapi, perotasian atau pemutasian
pegawai saat ini belum secara efektif dilakukan oleh manajemen.
3.2. SARAN
Berikut ini adalah beberapa saran yang dapat penulis paparkan dalam rangka
memperbaiki sistem pengendalian manajemen yang diterapkan oleh SBU IPE.
a. Sebaiknya ketika akan mengikuti tender, unit membuat proposal terlebih dahulu,
kemudian proposal ini dilanjutkan ke unit manajemen risiko untuk dianalisa risiko-risiko
yang mungkin terjadi apabila proyek tersebut dijalankan untuk dilaporkan ke direktur
untuk diputuskan apakah akan dilanjutkan untuk mengikuti tender atau tidak.
b. Rotasi pegawai sebaiknya dilakukan secara teratur, agar dapat mencegah karyawan
yang terlalu lama menempati suatu posisi dan menjadi ahli dalam mengelabui sistem
karena telah banyak mengetahui seluk beluk dalam posisi yang telah lama ia jabat.
DAFTAR PUSTAKA
http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/136256-T%2028235-Evaluasi%20strategi.pdf (diakses
pada 8 Februari 2015)
Merchant, Kenneth A., Wim A. Van der Stede. Sistem Pengendalian Manajemen.
Pengukuran Kinerja, Evaluasi, dan Insentif. Edisi 3. Penerbit Salemba Empat. Jakarta. 2014.
25