Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH OPL

EKOSISTEM LAUT

DISUSUN OLEH:
SHERLI (I1C119028)

JURUSAN ILMU KELAUTAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat,
Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga
makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun
pedoman bagi pembaca.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun
isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini

Kendari, 22 OKtober 2019

Penulis

Makalah Ekosistem Laut ii


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ii


DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ...................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 1
C. Tujuan .................................................................................................................... 1
D. Metode Pustaka ..................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 2
1. Ekosistem mngrove
2. EKostem lamun

3. Ekosistem terumbu karang

BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 7


DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 8

Makalah Ekosistem Laut iii


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ekosistem Laut merupakan yang terbesar di planet bumi. Lautan
menutupi lebih dari 80 persen belahan bumi selatan tetapi hanya menutupi 61
persen belahan bumi utara. Indonesia yang merupakan negara kepulauan
terletak di antara samudra pasifik dan samudra hindia dan mempunyai tatanan
geografis yang rumit dilihat dari tofogafri dasar lautnya. Berdasarkan hal
tersebut serta keberadaan air diatasnya memungkinkan munculnya
keanegaragaman hayati yang tinggi yang tersebar secara luas.
Berdasarkan uraian diatas penulis menyusun makalah yang berjudul
“EKOSISTEM LAUT” untuk membantu memahami tentang ekosistem laut ,
keanekaragaman hayati laut, pembagian ekosistem laut, ciri-ciri ekosistem
serta contoh kasus kerusakan ekosistem laut.
B. Rumusan Masalah
1. organisme dan filum apa saja yang berasosiasi diekosistem mangrove?
2. organisme dan filum apa saja yang berasosiasi diekosistem lamun?
3. Orgnisme dan filum apa saja yang berasosiasi diekosistem terumbu
karang?
C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalh ini adalah untuk menambah wawasan bagi
penulis dan pembaca.
D. Metode Pustaka
Studi pustaka

Makalah Ekosistem Laut 1


BAB II
PEMBAHASAN

1. Organisme dan filum apa saja yang berasosiasi diekosistem mangrove


Ekosistem mangrove terdapat di daerah tropis hingga subtropis. ekostem ini
didominasi oleh tanaman bakau (Rhizophora sp.), kayu api (Avicennia sp.), dan bogem
(Bruguiera sp.). Tumbuhan bakau memiliki akar yang kuat dan rapat untuk bertahan di
lingkungan berlumpur yang mudah goyah oleh hempasan air laut.

Akar napasnya berfungsi untuk mengambil oksigen langsung dari udara. Tumbuhan
bakau memiliki buah dengan biji vivipari yang sudah berkecambah dan berakar panjang
saat masih di dalam buah sehingga langsung tumbuh ketika jatuh ke lumpur. Hewan-
hewan yang hidup di ekosistem ini, antara lain burung.

Berikut merupakan beberapa manfaat dan peranan Hutan Mangrove :


1. Mencegah Intrusi Air Laut
2. Mencegah Erosi dan Abrasi Pantai
3. Sebagai pencegah dan penyaring alami
Dalam tinjauan siklus biomassa, hutan mangrove memberikan masukan
unsur hara terhadap ekosistem air, menyediakan tempat berlindung dan
tempat asuhan bagi anak-anak ikan, tempat kawin/pemijahan, dan lain-lain.
Sumber makanan utama bagi organisme air di daerah mangrove adalah
dalam bentuk partikel bahan organik (detritus) yang dihasilkan dari
dekomposisi serasah mangrove (seperti daun, ranting dan bunga). Selama
proses dekomposisi, serasah mangrove berangsur-angsur meningkat kadar
proteinnya dan berfungsi sebagai sumber makanan bagi berbagai organisme
pemakan deposit seperti moluska, kepiting dang cacing polychaeta.
Konsumen primer ini menjadi makanan bagi konsumen tingkat dua,
biasanya didominasi oleh ikan-ikan buas berukuran kecil selanjutnya
dimakan oleh juvenil ikan predator besar yang membentuk konsumen
tingkat tiga Singkatnya, hutan mangrove berperan penting dalam
menyediakan habitat bagi aneka ragamjenis-jenis komoditi penting
perikanan baik dalam keseluruhan maupun sebagian dari siklus hidupnya.

Luas ekosistem mangrove di Indonesia mencapai 75% dari total mangrove di


Asia Tenggara, atau sekitar 27% dari luas mangrove di dunia. Kekhasan
ekosistem mangrove Indonesia adalah memiliki keragaman jenis yang
tertinggi di dunia. Sebaran mangrove di Indonesia terutama di wilayah

1Makalah Ekosistem Laut 11


pesisir Sumatera, Kalimantan dan Papua. Luas penyebaran mangrove terus
mengalami penurunan dari 4,25 juta hektar pada tahun 1982 menjadi
sekitar 3,24 juta hektar pada tahun 1987, dan tersisa seluas 2,50 juta hektar
pada tahun 1993. Kecenderungan penurunan tersebut mengindikasikan
bahwa terjadi degradasi hutan mangrove yang cukup nyata, yaitu sekitar
200 ribu hektar/tahun. Hal tersebut disebabkan oleh kegiatan konversi
menjadi lahan tambak, penebangan liar dan sebagainya (Dahuri, 2002).

Dalam kerangka pengelolaan dan pelestarian mangrove, terdapat dua


konsep utama yang dapat diterapkan. Kedua konsep tersebut pada dasarnya
memberikan legitimasi dan pengertian bahwa mangrove sangat memerlukan
pengelolaan dan perlindungan agar dapat tetap lestari. Kedua kosep tersebut
adalah perlindungan hutan mangrove dan rehabilitasi hutan mangrove
(Bengen, 2001). Salah satu cara yang dapat dilakukan dalam rangka
perlindungan terhadap keberadaan hutan mangrove adalah dengan
menunjuk suatu kawasan hutan mangrove untuk dijadikan kawasan
konservasi, dan sebagai bentuk sabuk hijau di sepanjang pantai dan tepi
sungai.
2. Organisme dan filum apa saja yang berasosiasi di ekosistem lamun

Ekositem lamun merupakan habitat pantai yang biasanya ditumbuhi seagrass.


Tumbuhan ini memiliki rizom dan serabut akar, batang, daun, bunga, bahkan ada yang
berbuah. Seagrass berbeda dengan alga karena mempunyai sistem reproduksi dan
pertumbuhan yang khas. Seagrass tumbuh menyebar membentuk padang rumput di
dalam air dengan p7erpanjangan rizom. Jenis hewan di padang lamun, antara lain
duyung, (Dugong dugon), bulu babi (Tripneustes gratilla), kepiting renang (Portunus
pelagicus), udang, dan penyu.

Berikut merupakan beberapa manfaat dan peranan lamun :


1. Dapat menjaga & memelihara stabilitas pantai pesisir & lingkungan ekosistem
estuaria.

2. Sebagai tempat berlindung, mencari makan, tumbuh besar, & memijah bagi beberapa
jenis biota laut, terutama yang melewati masa dewasanya di lingkungan ini.

3. Merupaken tempat

4. Sebagai tempat komoditas yang banyak digunakan sebagai bahan dasar keranjang,
pengisi kasur, atap rumbai, pupuk, penyaring limbah, bahan kertas.

Sebagai tudung pelindung bagi biota padang lamun dari sengatan matahari Padang
lamun berperan penting dalam menjaga kelestarian berbagai jenis organism laut.
Namun secara umum kondisi ekosistem lamun saat ini semakin menurun. Melalui
pengembangan padang lamun buatan diharapkan dapat membantu mengembalikan
fungsinya, termasuk pertumbuhan fitoplankton sebagai epifit pada salah satu orgasnime

1Makalah Ekosistem Laut 11


yang berasosiasi di dalamnya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat keberhasilan
penciptaan habitat fitoplankton di padang lamun buatan. Penelitian dilakukan dengan
dua model lamun buatan yang terbuat dari tali kalas, tanaman plastik berbentuk semak,
dan transplantasi lamun asli jenis Enhalus acoroides serta padang lamun asli sebagai
control dengan empat kali ulangan. Fitoplankton yang diperoleh selama penelitian
sebanyak 30 jenis. Jenis fitoplankton yang mendominansi semua perlakuan adalah kelas
Bacillariophyceae yaitu genus Nitzschia, Coscinodiscus, Bidulphia, Rhizosolenia dan
Skeletonema. Jumlah jenis dan kelimpahan fitoplankton yang tertangkap terlihat
berbeda di setiap sampling pengamatan. Hingga akhir pengamatan jumlah jenis dan
kelimpahan fitoplankton tidak terlihat perbedaan antara lamun buatan dan padang
lamun asli. Indeks keanekaragaman dan keseragaman fitoplankton dalam kategori
sedang pada ketiga perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa padang lamun
buatan sama efektifnya dengan padang lamun asli dalam menyediakan tempat untuk
penempelan fitoplankton sebagai epifit serta meningkatkan produktivitas primer di
ekosistem padang lamun.

3. Oragnisme dan filum apa saja yang berasosiasi di ekosistem terumbu karang

Terumbu karang adalah sekumpulan hewan karang yang bersimbiosis dengan


sejenis tumbuhan alga yang disebut zooxanthellae.[1] Terumbu karang termasuk
dalam jenis filum Cnidaria kelas Anthozoa yang memiliki tentakel.[1] Kelas
Anthozoa tersebut terdiri dari dua Subkelas yaitu Hexacorallia (atau Zoantharia)
dan Octocorallia, yang keduanya dibedakan secara asal-usul. Morfologi dan
Fisiologi.[2]

Berikut merupakan beberapa manfaat dan peranan terumbu karang:

1. Tempat hidup biota laut

2. Mencegah abrasi pantai

3. Sumber keanekaragaman hayati

4. Membantu mengurangi pemanasan global

Invertebrata laut adalah hewan yang tida memili i tulang bela ang dan hampir
ditemu an diseluruh awasan perairan laut, termasu awasan pesisir pantai seperti
terumbu arang. Tujuan penelitian adalah untu mengetahui eane aragaman jenis
invertebrata yang berasosiasi dengan terumbu arang di perairan Telu Palu,
Kelurahan Panau, Kota Palu. Jumlah invertebrata yang ditemu an diterumbu arang
yaitu pada siang hari berjumlah 558 individu (22 famili) sedang an malam hari
sebanya 670 individu (24 famili). Family Pectinidae memili i elimpahan tertinggi,
bai pada siang (50, 17%) maupun malam hari (41, 79%) dengan jumlah 280
individu. Nilai inde s eane aragaman pada wa tu siang hari ber isar 1, 03–1, 67,
sedang an pada malam hari nilai inde s eane aragaman ber isar 1, 72–1, 81dan di

1Makalah Ekosistem Laut 11


ategori an rendah. Nilai inde s eseragaman pada siang hari untu semua transe ber
isar antara 0, 27–0, 40, sedang an pada malam hari ber isar antara 0, 31–0, 34
yang di ategori an omunitas dalam eadaan terte an. Nilai inde s dominasi pada wa
tu siang dan malam hari untu semua transe di ategori an rendah, dimana untu
siang hari ber isar antara 0, 21–0, 39, sedang an malam hari ber isar antara 0, 24–
0, 28.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ekosistem laut adalah bagian dari ekosistem akuatik dengan kadar. garam
yang tinggi pada permukaan air yang sangat luas. Ekosistem laut sangat
bermanfaat bagi manusia salah satunya dapat menjadi tempat mencari nafkah bagi
beberapa kalangan seperti nelayan dan PLTA sehingga kita wajib menjaganya
agar keseimbangan ekosistem B.

B. Saran

Demikian yang dapat saya paparkan mengenai materi yang


menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak
kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya
rujukan atau referensi yang ada dengan judul makalah ini.

Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman bisa memberikan kritik
dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan
penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini
berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada
umumnya.

DAFTAR PUSTAKA

1Makalah Ekosistem Laut 11


Khair, B. (t.thn.). Dipetik February 17, 2017, dari http://berkahkhair.com/ekosistem-
laut/

Sridianti. (t.thn.). Diambil kembali dari http://www.sridianti.com/macam-macam-


ekosistem-air-laut.html

yazidazhanzi. (t.thn.). Dipetik February 18, 2017, dari


https://yazidazhanzi.wordpress.com/2013/10/21/kerusakan-lingkungan-yang-
disebabkan-oleh-manusia/

1Makalah Ekosistem Laut 11


DAFTAR PUSTAKA

Khair, B. (t.thn.). Dipetik February 17, 2017, dari http://berkahkhair.com/ekosistem-


laut/

Sridianti. (t.thn.). Diambil kembali dari http://www.sridianti.com/macam-macam-


ekosistem-air-laut.html

yazidazhanzi. (t.thn.). Dipetik February 18, 2017, dari


https://yazidazhanzi.wordpress.com/2013/10/21/kerusakan-lingkungan-yang-
disebabkan-oleh-manusia/

1Makalah Ekosistem Laut 11

Anda mungkin juga menyukai