Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Edisi Kedua
Cetakan pertama, Agustus 2010 Cetakan kesembilan, Januari 2014
Cetakan kedua, April 2011 Cetakan kesepuluh, Februari 2014
Cetakan kelima, September 2012 Cetakan kesebelas, April 2014
Cetakan kedelapan, November 2013 Cetakan kedua belas, Juni 2014
338.5
MAN MANSOER, Faried Widjaya
m Materi pokok pengantar ekonomi mikro; 1 – 9; ESPA4111/
3 sks/ Faried W.M. -- Cet.13; Ed.2 --. Tangerang Selatan:
Universitas Terbuka, 2014.
533 hal; ill; 21 cm
ISBN: 978-979-011-523-1
1. ekonomi mikro
I. Judul
iii
Daftar Isi
Kegiatan Belajar 2:
Metodologi dan Perkembangan Ilmu Ekonomi ..................................... 1.16
Latihan ………………………………………………………………... 1.28
Rangkuman …………………………………………………………… 1.29
Tes Formatif 2…………………………………………………………. 1.30
Kegiatan Belajar 3:
Bekerjanya Sistem Ekonomi Pasar ........................................................ 1.33
Latihan ………………………………………………………………... 1.57
Rangkuman …………………………………………………………… 1.58
Tes Formatif 3…………………………………………………………. 1.59
Kegiatan Belajar 2:
Elastisitas Permintaan dan Penawaran ………………………............... 2.30
Latihan ………………………………………………………………... 2.58
Rangkuman …………………………………………………………… 2.59
Tes Formatif 2…………………………………………………………. 2.61
iv
Kegiatan Belajar 2:
Pendekatan Teori Konsumsi dan Kurva Engel ……………………….. 3.23
Latihan ………………………………………………………………... 3.25
Rangkuman …………………………………………………………… 3.26
Tes Formatif 2…………………………………………………………. 3.26
Kegiatan Belajar 2:
Produksi dan Biaya Jangka Pendek …………………………………... 4.10
Latihan ………………………………………………………………... 4.20
Rangkuman …………………………………………………………… 4.21
Tes Formatif 2…………………………………………………………. 4.21
Kegiatan Belajar 3:
Produksi dan Biaya Jangka Panjang ………………………………….. 4.25
Latihan ………………………………………………………………... 4.45
Rangkuman …………………………………………………………… 4.46
Tes Formatif 3…………………………………………………………. 4.47
Kegiatan Belajar 2:
Pasar Persaingan Murni Jangka Pendek ………………………………. 5.17
Latihan ………………………………………………………………... 5.35
Rangkuman …………………………………………………………… 5.36
Tes Formatif 2…………………………………………………………. 5.37
Kegiatan Belajar 3:
Pasar Persaingan Murni Jangka Panjang ……………………………... 5.41
Latihan ………………………………………………………………... 5.54
Rangkuman …………………………………………………………… 5.55
Tes Formatif 3…………………………………………………………. 5.56
Kegiatan Belajar 2:
Pasar Persaingan Monopolistik dan Oligopoli ………………….....… 6.52
Latihan ………………………………………………………………... 6.63
Rangkuman …………………………………………………………… 6.64
Tes Formatif 2…………………………………………………………. 6.65
Kegiatan Belajar 3:
Oligopoli dan Strategi Harga .....................…………………………… 6.69
Latihan ………………………………………………………………... 6.91
Rangkuman …………………………………………………………… 6.93
Tes Formatif 3…………………………………………………………. 6.95
vi
Kegiatan Belajar 2:
Penentuan Balas Jasa Faktor Produksi .......................………………... 7.27
Latihan ………………………………………………………………... 7.39
Rangkuman …………………………………………………………… 7.40
Tes Formatif 2…………………………………………………………. 7.42
Kegiatan Belajar 2:
Kegagalan Pasar: Eksternalitas dan Barang Publik ………………...... 8.27
Latihan ………………………………………………………………... 8.41
Rangkuman …………………………………………………………… 8.43
Tes Formatif 2…………………………………………………………. 8.44
Kegiatan Belajar 3:
Harga Pasar Jangka Panjang dan Badan Usaha Milik Negara ……...... 8.47
Latihan ………………………………………………………………... 8.61
Rangkuman …………………………………………………………… 8.62
Tes Formatif 3…………………………………………………………. 8.63
Kegiatan Belajar 2:
Mikroekonomika Daya Listrik .……………………………………… 9.16
Latihan ………………………………………………………………... 9.26
Rangkuman …………………………………………………………… 9.27
Tes Formatif 2…………………………………………………………. 9.28
Peta Kompetensi
Pengantar Ekonomi Mikro/ESPA4111/3 sks
xiv
PE N DA H UL U AN
M odul ini dimulai dengan pertanyaan apa yang dipelajari ilmu dan
mengapa kita mempelajari ilmu ekonomi? Manusia ditakdirkan hidup
dengan penuh kebutuhan, sementara ketersediaan sumber daya anugerah
alam terbatas. Kenyataan ini menciptakan bidang studi ekonomi yang
mempelajari tentang perilaku manusia dalam produksi; pertukaran, dan
konsumsi barang-barang dan jasa-jasa untuk memenuhi kebutuhannya.
Setiap cabang ilmu pengetahuan mempunyai prosedur analisis dan
pengambilan kesimpulan. Metodologi ilmu ekonomi bermula dari
pengumpulan dan penyusunan fakta yang relevan secara sistematis, lalu
penyusunan teori atau prinsip yang perlu pengujian dan verifikasi untuk
kemudian dijadikan dasar bagi penyusunan kebijakan ekonomi. Di samping
itu, ilmu ekonomi terus berkembang sejak kelahirannya, dari paham Klasikal
terus mengalami perkembangan analisis dan pemikiran.
Di dalam masyarakat modern, sistem harga pasar serta kekuatan
persaingan merupakan mekanisme pengaturan, koordinasi, dan komunikasi
serta keputusan-keputusan para konsumen, produsen, dan para pemilik
sumber daya, mensinkronisasikan keputusan untuk mencapai tujuan produktif
yang konsisten. Mekanisme harga pasar dapat menjawab tiga masalah pokok
ekonomi, yaitu apa dan berapa yang harus, diproduksi, bagaimana
mengorganisasi produksi, serta bagaimana output total yang dihasilkan
didistribusikan. Modul ini terutama menguraikan bagaimana sistem harga
menyesuaikan dengan perubahan yang terjadi dan kemudian dievaluasi
kelebihan dan kekurangan sistem ini. Namun sebelum itu akan dibicarakan
dulu tiga sistem tipikal ekonomi, kemudian berbagai aspek bekerjanya sistem
pasar dan selanjutnya bagaimana spesialisasi dan penggunaan uang terjadi di
dalam masyarakat perekonomian serta model aliran melingkar pendapatan.
1.2 Pengantar Ekonomi Mikro
Kegiatan Belajar 1
M engapa timbul dan ada ilmu ekonomi? Ada dua hal pokok yang
menyebabkannya, yaitu pertama kebutuhan manusia tak terbatas
kuantitas dan kualitasnya. Ke dua, kenyataan bahwa sumber daya ekonomi
yang tersedia dan yang dapat digunakan untuk memproduksi barang-barang
dan jasa-jasa guna memenuhi kebutuhan tak terbatas tersebut jumlahnya
terbatas.
bagaimana kita menggunakan sumber daya langka yang kita miliki dengan
cara sebaik-baiknya.
Ekonomika adalah ilmu tentang efisiensi dalam menggunakan sumber
daya dengan cara sebaik-baiknya. Efisiensi diukur dengan membandingkan
input dan output yang dihasilkan, yang menunjukkan, hubungan antara
banyaknya input yang digunakan dalam proses produksi dengan output yang
dihasilkan.
Skema 1.1.
Latar Belakang Masalah Ekonomi Fundamental
LAT IH A N
1) Lihat dan pelajari bagian awal mengenai Landasan dan Definisi Ilmu
Ekonomi. Penyebab timbulnya ilmu ekonomi adalah kebutuhan manusia
yang tak terbatas jumlah dan ragamnya serta tersedianya sumber daya
yang terbatas namun mempunyai alternatif penggunaan hingga timbul
pilihan. Uraikan lebih lanjut jawabannya.
2) Pelajari dengan saksama definisi Paul A. Samuelson, definisi ini
menyangkut kesejahteraan optimum, dalam penggunaan sumber daya
oleh konsumen dan produsen; untuk berbagai kelompok masyarakat, di
masa sekarang dan yang akan datang.
3) Masalah pokok yang dihadapi oleh seluruh masyarakat ekonomi adalah
apa dan berapa, bagaimana, dan untuk siapa barang dan jasa diproduksi.
Ini harus dipecahkan sebagai konsekuensi dari kelangkaan sumber daya
1.12 Pengantar Ekonomi Mikro
yang tersedia dan kebutuhan manusia yang tak terbatas. Secara rinci
pelajari kembali Kegiatan Belajar 1.
R A NG KU M AN
TES F OR M AT IF 1
4) Sumber daya yang terbatas dan permintaan yang tidak terbatas secara
serentak memaksa perekonomian ....
A. memproduksi dalam batas kemungkinan produksi
B. menentukan pilihan di antara berbagai alternatif sumber daya
C. menderita inflasi dan pertumbuhan ekonomi yang rendah
D. mendistribusikan pendapatan secara tidak merata di antara rakyat
5) Dari hal-hal berikut yang merupakan modal seperti istilah yang umum
digunakan oleh ahli-ahli ekonomi adalah ....
A. mesin jahit
B. saham perusahaan besar
C. uang yang dipinjam
D. cadangan batubara di lereng bukit
1.14 Pengantar Ekonomi Mikro
7) Dalam ekonomi pasar bebas, masalah pokok tentang apa dan berapa
banyak yang harus diproduksi ....
A. selalu terjawab untuk kepuasan masyarakat tanpa campur tangan
pemerintah
B. terjawab dengan pembentukan biro pusat perencanaan negara
C. tidak selalu terjawab untuk kepuasan masyarakat tanpa campur
tangan pemerintah
D. tidak dipecahkan karena pasar bebas hanya membicarakan dan
menganalisis penentuan harga komoditi berdasar interaksi antara
permintaan dan penawaran
Kegiatan Belajar 2
S ebagai salah satu ilmu sosial, ilmu ekonomi disusun berdasarkan metode
induksi maupun deduksi untuk menarik kesimpulan umum atau
melakukan generalisasi dan bahkan sampai pada saran kebijakan. Ini meliputi
tahap-tahap pengumpulan fakta, verifikasi, pengujian serta perumusan prinsip
atau teori. Sementara itu ilmu ekonomi selalu mengalami perkembangan
sepanjang waktu. Bisa dibedakan antara ekonomi deskriptif dan ekonomi
normatif, perkembangan analisis marjinal dari sisi permintaan (konsumen
dan daya guna) dan dari sisi penawaran (produksi dan biaya), serta analisis
keseimbangan pasar parsial dan keseimbangan umum.
Skema 1.2.
Hubungan antara Fakta, Prinsip, dan Kebijakan Ekonomi
ESPA4111/MODUL 1 1.17
Cara penyajian teori atau model ekonomi secara spesifik adalah dengan
bentuk uraian verbal, tabel angka, persamaan matematis, atau berbentuk
grafik. Tabel dan grafik bisa saling mengganti. Dua bentuk penyajian ini
merupakan penyajian sederhana, karena hanya bisa menyajikan dua dimensi
yang menunjukkan hubungan dua variabel. Bentuk tabel lebih luas manfaat
penggunaannya karena bisa menghubungkan dua atau beberapa variabel
bersama-sama. Uraian verbal bisa menggambarkan hubungan beberapa
variabel secara lebih banyak dan lengkap yang mencakup pula hal-hal atau
variabel-variabel non-parametrik, yaitu variabel-variabel yang tidak bisa di
kuantifikasi dan bahkan bisa memasukkan variabel-variabel nonekonomi.
Kelemahan penyajian verbal adalah memerlukan uraian panjang dan kadang-
kadang tak jelas. Akhirnya bentuk penyajian persamaan matematis dapat
digunakan untuk menyajikan hubungan antara banyak variabel secara singkat
dan jelas serta menunjukkan efek atau hubungan antara variabel satu dengan
lain. Kelemahan utama penyajian matematis adalah dalam penyusunan
persamaan untuk mewakili berbagai variabel penting di dunia nyata.
Dari empat bentuk penyajian teori atau model tersebut, bentuk grafik dan
tabel banyak dijumpai dan digunakan pada tingkat pengantar karena
keduanya sederhana dan lebih mudah dipahami di samping bentuk penyajian
persamaan matematis dan uraian verbal. Namun demikian bentuk penyajian
matematis akan juga diberikan sebagai contoh pengenalan.
Sebagai contoh lihat model yang menunjukkan hubungan antara harga
suatu barang dengan jumlah yang diminta. Hubungan ini merupakan skedul
permintaan atau kurva permintaan. Skedul merupakan penyajian dengan
menggunakan tabel sedangkan kurva merupakan penyajian dengan
menggunakan grafik. Dua variabel tersebut mempunyai hubungan negatif.
Secara verbal hubungan ini dinyatakan sebagai berikut. Pada harga lebih
tinggi maka jumlah yang diminta akan berkurang atau menurun. Dengan kata
lain, bila harga suatu barang naik maka jumlah yang diminta akan menurun,
dan begitu sebaliknya bila harganya turun.
Berikut ini contoh skedul dan kurva permintaan beras di suatu daerah,
katakanlah di suatu kabupaten di pulau Jawa. Skedul atau kurva permintaan
menunjukkan berbagai jumlah yang diminta pada berbagai tingkat harga.
Tabel 1.1. merupakan skedul permintaan, dan Gambar 1.1 menunjukkan,
penyajian atau penggambaran kurva atau grafik. Seperti diketahui, nilai-nilai
variabel ekonomi di dunia nyata mempunyai nilai-nilai positif.
1.20 Pengantar Ekonomi Mikro
Tabel 1.1.
Jumlah Beras yang Diminta pada Berbagai Tingkat Harga
(Data Hipotetis)
Tabel 1.2.
Jumlah Beras yang Ditawarkan pada Berbagai Tingkat Harga
(Data Hipotetis)
Gambar 1.1.
Kurva Permintaan dan Penawaran
dari hal umum baru kemudian ke hal khusus, dimulai dari perumusan teori
baru kemudian ke fakta. Dua metode tersebut tidak bertentangan namun bisa
saling melengkapi. Hipotesis yang dirumuskan secara deduktif dapat
memberi petunjuk untuk mengumpulkan dan menyusun data secara
sistematis.
Di lain pihak, fakta dunia nyata merupakan prasyarat untuk merumuskan
hipotesis yang bermakna.
Seperti telah diuraikan, penyusunan prinsip atau teori dikemukakan
dengan suatu model yang didasarkan pada gambaran sederhana dari fakta di
dunia nyata. Model merupakan alat analisis yang sangat penting dan
berharga. Namun demikian harus diwaspadai beberapa kelemahan dalam
penggunaannya.
Beberapa kelemahan tersebut adalah sebagai berikut.
1. Dalam penyusunan model, sulit membedakan antara fakta atau variabel
mana yang relevan dan mana yang tidak relevan. Bila beberapa fakta
yang relevan dilupakan maka prinsip atau teori yang dihasilkan akan tak
sinambung, salah arah, dan/atau tidak lengkap. Abstraksi berlebihan
akan menghasilkan teori abstrak dan jauh dari realita kenyataan.
2. Model-model ekonomi hanyalah pendekatan saja. Hal ini seringkali
terlupakan dan banyak realitas diabaikan dalam penyusunan model
ekonomi.
3. Dalam penyusunan model, pertimbangan-pertimbangan atau nilai-nilai
moral dan/atau etis tidak dimasukkan, hanya menunjukkan sesuatu
sebagaimana adanya dan bukan bagaimana sebaiknya.
Lalu apakah manfaat prinsip atau teori ekonomi ini? Manfaatnya ada
dua, yaitu:
1. menolong menjelaskan mengapa suatu hal terjadi dan bagaimana proses
kejadiannya. Prinsip atau teori ekonomi menjelaskan mengapa terjadi
perubahan harga, faktor-faktor apa yang mempengaruhi, bagaimana
prosesnya, dan sebagainya. Prinsip-prinsip ekonomi dapat digunakan
sebagai alat untuk menganalisis realitas; dan
2. sebagai basis atau dasar penyusunan kebijakan ekonomi, yaitu untuk
menyelesaikan masalah ekonomi tertentu. Teori ekonomi merupakan
salah satu alat penting untuk mengadakan prakiraan, yaitu bila beberapa
kejadian tidak diinginkan, katakanlah misalnya inflasi atau
pengangguran, maka kita dapat mempengaruhi atau mengendalikan.
ESPA4111/MODUL 1 1.23
Gambar 1.2.
Penentuan Harga: Permintaan dan Penawaran
pengeboran sumur minyak yang lebih dalam hingga biaya produksi satuan
tambahan minyak bumi mentah naik. Dengan kata lain, dapat dikatakan
bahwa kurva S yang menanjak mencerminkan kenaikan biaya marjinal,
sedangkan kurva D yang menurun mencerminkan penurunan nilai guna. Dua
kurva tersebut berpotongan pada titik E yang merupakan titik keseimbangan
harga dan kuantitas keseimbangan yakni P* dan Q*. Harga dan kuantitas
ditentukan secara simultan, bila salah satu kurva tersebut bergeser karena
satu atau beberapa sebab maka titik keseimbangan juga bergeser.
Model penawaran-permintaan Marshallian dapat menjelaskan paradoks
air-berlian. Harga mencerminkan baik nilai marjinal oleh mereka yang
meminta barang tersebut maupun biaya marjinal untuk memproduksi. Jadi
tak ada Paradoks-Air harganya rendah karena nilai guna marjinal maupun
biaya (produksi) marjinalnya rendah, sedangkan berlian harganya tinggi
karena baik nilai guna marjinal maupun biaya marjinalnya tinggi.
Analisis pasar yang menentukan harga suatu barang disebut sebagai
analisis permintaan-penawaran, seperti yang dikemukakan oleh Marshall.
Analisis ekonomi mikro pada BMP ini merupakan perluasan penjelasan
analisis diagram silang Marshallian. Analisis pasar parsial membatasi pada
bekerjanya penawaran dan permintaan di suatu pasar barang saja dan tidak
melihat pengaruhnya pada pasar barang lain. Meskipun analisis model
keseimbangan parsial sangat berguna, namun untuk melihat bekerjanya pasar
seluruh perekonomian diperlukan model lebih umum dan luas yang
menggambarkan hubungan antara berbagai pasar dan berbagai subjek atau
agen ekonomi.
Model simultan dikemukakan oleh Leon Walras (1831-1910) seorang
ahli ekonomi bangsa Perancis. Ia menggambarkan perekonomian dengan
model keseimbangan umum yang mencerminkan hubungan antara berbagai
pasar dan berbagai pelaku ekonomi. Modelnya berupa sejumlah besar
persamaan-persamaan simultan yang merupakan dasar untuk memahami
hubungan-hubungan tersebut dengan analisis keseimbangan umum. Hal ini
diperlukan karena efek perubahan di suatu pasar akan diikuti oleh perubahan
di pasar-pasar lain. Misalnya bila terjadi kenaikan harga beras maka analisis
Marshallian terbatas hanya melihatnya pada perubahan penawaran dan
permintaan di pasar beras saja, sedangkan analisis keseimbangan umum
melihatnya tak hanya pada pasar beras saja tetapi juga pada pengaruhnya di
pasar-pasar lain dan ke seluruh perekonomian. Analisis keseimbangan umum
berusaha mengembangkan model yang memungkinkan melihat efek-efek
tersebut dengan skenario sederhana.
1.28 Pengantar Ekonomi Mikro
LAT IH A N
R A NG KU M AN
TES F OR M AT IF 2
Kegiatan Belajar 3
B. MEKANISME HARGA
produksi lain maka faktor produksi wirausaha ini pun ada harganya dan
ditentukan di pasar oleh permintaan dan penawaran. Pembayaran kepada
faktor produksi wirausahawan disebut sebagai keuntungan normal.
Karena itu suatu barang akan diproduksi hanya bila penerimaan total
melebihi pembayaran untuk upah, sewa, bunga dan keuntungan normal.
Jadi keuntungan ekonomis, atau disebut juga keuntungan super normal
adalah penerimaan total dikurangi upah, sewa, bunga, dan keuntungan
normal. Sedangkan keuntungan finansial adalah penerimaan total
dikurangi semua pengeluaran upah, sewa, bunga, dan bahan-bahan
mentah, tidak termasuk keuntungan normal. Keuntungan normal sering
kali diasosiasikan dengan dividen rata-rata. Jadi, bila keuntungan
finansial lebih kecil daripada keuntungan normal maka perusahaan
produsen menderita kerugian ekonomis. Keuntungan ekonomis diperoleh
bila keuntungan finansial lebih besar daripada keuntungan normal.
Keuntungan ekonomis disebut juga keuntungan murni. Konsep
keuntungan ekonomis memberi petunjuk untuk memahami arah
perluasan industri. Misalkan suatu perusahaan pada industri barang X
memperoleh keuntungan ekonomis atau keuntungan super normal di
mana penerimaan total melebihi biaya ekonomis total. Hal ini
menunjukkan bahwa keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan dalam
industri barang X di atas keuntungan rata-rata. Ini menunjukkan industri
tersebut lebih menguntungkan dibandingkan dengan industri-industri
lain. Industri tersebut cenderung berkembang karena perusahaan lain
akan tertarik masuk ke industri tersebut karena keuntungannya di atas
normal. Bila perusahaan-perusahaan yang baru masuk ke industri
tersebut maka penawaran pasar akan naik relatif dibandingkan dengan
permintaan. Keadaan ini akan menurunkan harga pasar per satuan dan
keuntungan ekonomis hilang. Permintaan dan penawaran pasar pada
situasi di mana keuntungan ekonomis adalah nol menentukan banyaknya
barang X yang akan diproduksi.
Situasi yang sebaliknya terjadi bila pada suatu industri, katakanlah
industri barang Y mengalami kerugian ekonomis. Ini merupakan situasi
di mana keuntungan finansial lebih kecil daripada keuntungan normal
atau keuntungan rata-rata. Hal ini menunjukkan industri tersebut kurang
menguntungkan dibandingkan dengan keuntungan pada industri-industri
lain. Akibatnya industri tersebut kurang menarik. Perusahaan-perusahaan
akan ke luar dari industri Y dan masuk ke industri lain yang lebih
ESPA4111/MODUL 1 1.41
Tabel 1.3.
Pilihan Teknik Produksi Output seharga 15 Juta Rupiah
(Data Hipotetis)
permintaan para konsumen sepatu. Hal ini dilakukan karena mereka ingin
mengejar kepentingannya berupa keuntungan maksimal yang bersesuaian
dengan kepentingan masyarakat berupa permintaan akan sepatu dalam
jumlah yang lebih banyak dengan harga minimal.
Skema 1.3.
Pertukaran Langsung dan Tak Langsung
Skema 1.4.
Model Aliran Melingkar Pendapatan dengan Pertukaran Langsung
Skema 1.5.
Model Aliran Melingkar Pendapatan dengan Pertukaran Tak Langsung
LAT IH A N
yang adil dan jujur. Masih diperlukan peran pemerintah untuk menjaga
berlaku atau berjalannya dengan keamanan dan kepastian hukum serta
seminimal mungkin campur tangannya.
2) Apa dan berapa yang diproduksi adalah barang dan jasa yang harganya
tinggi dan menguntungkan secara maksimal. Bagaimana harus
diproduksi dengan kombinasi faktor yang memberikan biaya terendah
memilih penggunaan faktor produksi atau input yang harganya murah.
Untuk siapa diproduksi merupakan penyelesaian masalah distribusi,
yaitu lebih banyak kepada yang penghasilannya tinggi.
3) Tuntunan tangan gaib berpedoman pada unsur-unsur sistem pasar maka
sumber daya akan teralokasi dan digunakan secara efisien dan
memberikan kesejahteraan Optimal. Setiap perubahan dengan
berpedoman pada unsur-unsur pasar, menuntun pada perubahan dan
menuju ke keseimbangan baru yang juga selalu optimal.
4) Meskipun telah terlihat logika kebaikan atau manfaatnya dengan
mencapai kesejahteraan optimal, tetapi kritiknya adalah persaingan tak
selalu hasilnya baik, persaingan melemahkan kedaulatan konsumen,
mereka yang efisien memperoleh manfaat besar, dan sistemnya tidak
berjalan bila ada kegagalan pasar.
5) Pelajari aliran melingkar barang dan jasa, uang, dan fakta produksi serta
penghasilan, lalu uraikan aliran ini serta komponen dan alasannya.
R A NG KU M AN
TES F OR M AT IF 3
10) Jika Anda adalah seorang pekerja dan juga merupakan konsumen rumah
tangga, maka Anda ....
A. penjual di pasar output dan pembeli di pasar faktor produksi
B. penjual di pasar output dan penjual di pasar faktor produksi
C. pembeli di pasar output dan penjual di pasar faktor produksi
D. pembeli di pasar output dan pembeli di pasar faktor produksi
Daftar Pustaka
PE N DA H UL U AN
Kegiatan Belajar 1
A. PERMINTAAN
Tabel 2.1.
Permintaan Seorang Pembeli akan Jeruk
(Data Hipotetis)
Gambar 2.1.
Kurva Permintaan Seorang Konsumen Individual akan Jeruk
Skedul dan kurva permintaan menyajikan hal yang sama dengan tabel,
namun dengan penyajian kurva nampak lebih sederhana dan jelas hubungan
2.4 Pengantar Ekonomi Mikro
2. Hukum Permintaan
Bentuk kurva permintaan berlereng menurun dari kiri atas ke kanan
bawah. Ini merupakan ciri kurva permintaan yang berarti pada harga lebih
tinggi maka jumlah yang diminta akan berkurang. Dengan kata lain dapat
dinyatakan terdapat hubungan terbalik antara harga dan kuantitas yang
diminta. Hubungan terbalik antara harga barang dan jumlah yang diminta
disebut Hukum Permintaan. Sebagian besar materi dalam teori Ekonomi
Mikro mencoba mencari dasar dan logika Hukum Permintaan. Namun
demikian, pada tahap ini dapat dikatakan bahwa bagi para konsumen, harga
yang harus dibayar merupakan halangan yang mencegahnya untuk membeli
barang tersebut. Semakin tinggi harga maka semakin sedikit kuantitas barang
yang dibeli dan sebaliknya bila harga barang tersebut semakin rendah. Jadi
harga rendah mendorong konsumen membeli lebih banyak sedangkan harga
lebih tinggi mencegahnya membeli dan karena itu membelinya lebih sedikit.
Penjelasan sederhana lain mengenai bentuk kurva permintaan berlereng
menurun adalah dengan melihat kemungkinan substitusi atau penggantian
antara barang yang satu dengan lain. Meskipun tidak selalu, biasanya terdapat
sejumlah barang pengganti suatu barang, bila harga barang naik maka
konsumen mengurangi pembelian karena ia mencoba membeli barang
pengganti yang harganya tidak naik. Katakanlah bila harga mentega naik
maka konsumen ibu-ibu rumah tangga menggantinya dengan margarin,
sebaliknya bila harga mentega turun maka kuantitas mentega yang diminta
naik.
Gambar 2.2.
Kurva Permintaan Pasar dan Permintaan Tiga Konsumen Individual
D f S, Ps , P1 , Y, B, K
Tabel 2.2.
Permintaan Pasar akan Jeruk dengan Berbagai Jumlah
Konsumen Pembeli
(Data Hipotetis)
Gambar 2.3.
Pergerakan Sepanjang Kurva Permintaan dan
Pergeseran Kurva Permintaan
B. PENAWARAN
1. Hukum Penawaran
Dari pengamatan sepintas terlihat bila harga naik maka kuantitas yang
ditawarkan naik dan bila harga turun maka kuantitas yang ditawarkan turun.
Hubungan ini disebut hukum penawaran. Di sini ada hubungan positif antara
harga barang dengan jumlah yang ditawarkan. Mengapa demikian? Hal ini
akan dianalisis secara lebih rinci nanti, tetapi penjelasan secara sederhana dan
singkat adalah sebagai berikut. Para pemasok penjual adalah mereka yang
menerima harga. dalam transaksi penjualan di pasar. Harga lebih tinggi bagi
penjual merupakan insentif untuk memproduksi dalam jumlah lebih banyak.
Selanjutnya hukum penawaran juga bisa dijelaskan dengan proses atau
gejala substitusi. Pada umumnya faktor-faktor produksi dan teknik-teknik
produksi yang digunakan oleh seorang produsen dapat digunakan untuk
memproduksi berbagai macam dan jumlah produk. Sebuah perusahaan
misalnya, dengan input-input kapital, tanah, dan tenaga kerja yang disewa
atau dimiliki, dapat digunakan untuk memproduksi berbagai produk misalnya
kemeja atau sepatu dengan tingkat efisiensi yang hampir sama. Bila harga
salah satu produk tersebut naik, misalnya harga sepatu naik, maka produsen
akan memindahkan input yang dimiliki atau dapat digunakan untuk
memproduksi sepatu karena produsen akan menerima pembayaran lebih
banyak bila harganya naik. Namun dalam kenyataan, substitusi tidak
sesederhana seperti contoh tersebut, karena akan melibatkan produk-produk
berbeda dengan metode produksi serta input-input berbeda.
2. Kurva Penawaran
Skedul penawaran output dapat dinyatakan dengan kurva yang disebut
kurva penawaran. Di sini pun dapat dibedakan antara kurva penawaran
produsen individual dengan kurva penawaran pasar. Kurva penawaran pasar
adalah penjumlahan secara horizontal kurva-kurva penawaran produsen
individual. Bila penawaran masing-masing produsen individual sama besar
maka penawaran pasar dapat diperoleh dengan mengalikan kuantitas yang
ditawarkan oleh produsen individual dengan banyaknya produsen. Tabel 2.3
menunjukkan kembali skedul penawaran jeruk produsen individual seperti
yang telah dikemukakan sebelumnya serta skedul penawaran pasar di mana
terdapat 150 produsen individual.
2.12 Pengantar Ekonomi Mikro
Tabel 2.3.
Skedul Penawaran Jeruk Produsen Individual dan
Pasar dengan 150 Produsen Individual
Gambar 2.4.
Kurva Penawaran Produsen Jeruk Individual
ESPA4111/MODUL 2 2.13
Gambar 2.5.
Kurva Penawaran Jeruk Pasar
Gambar 2.6.
Pergerakan Sepanjang Kurva Penawaran dan Pergeseran Kurva Penawaran
Tabel 2.5.
Permintaan dan Penawaran Pasar akan Jeruk (Data Hipotetis)
Kuantitas
Kuantitas Surplus (+)
Total yang Efek
Harga per kg Ditawarkan atau Defisit
Diminta per Terhadap
(Ribu Rupiah) per Minggu (-) per Minggu
Minggu Harga
(kg) (kg)
(kg)
5 150 900 (+) 750 Turun
4 300 -750 (+) 450 Turun
3 600 600 0 Stabil
2 900 300 (-) 600 Naik
1 1200 150 (-) 1050 Naik
Gambar 2.7.
Harga dan Kuantitas Jeruk Keseimbangan
2.18 Pengantar Ekonomi Mikro
1. Mekanisme Pasar
Mekanisme pasar menunjukkan bahwa harga serta kuantitas
keseimbangan ditentukan oleh penawaran dan permintaan pasar. Sementara
itu permintaan dan penawaran dipengaruhi oleh harga barang itu sendiri dan
oleh faktor-faktor bukan harga. Setiap perubahan faktor-faktor tersebut
selanjutnya mempunyai efek atas harga dan kuantitas keseimbangan.
Skema 2.1. menunjukkan mekanisme pasar berupa interaksi kekuatan-
kekuatan permintaan dan penawaran serta faktor-faktor yang mempengaruhi-
nya masing-masing. Pengaruh atau hubungan tersebut dinyatakan dengan
tanda positif (+) atau negatif (-), atau tak tentu (±). Bila hubungan antardua
variabel perubahannya searah maka tandanya (+) dan sebaliknya tanda ().
Misalnya pada hubungan sebelah kanan atas dari Skema tersebut yaitu antara
harga dan penawaran, keduanya mempunyai hubungan positif di mana
perubahannya searah. Kenaikan harga misalnya, akan menyebabkan kenaikan
penawaran dan begitu sebaliknya penurunan harga akan menyebabkan
penurunan penawaran. Hubungan antar variabel yang lain dalam skema
tersebut dapat diartikan dengan cara yang sama.
Skema 2.1.
Mekanisme Pasar: Permintaan dan Penawaran Serta Faktor-faktor yang
Mempengaruhi
ESPA4111/MODUL 2 2.19
LAT IH A N
R A NG KU M AN
TES F OR M AT IF 1
10) Manakah dari hal-hal berikut menyebabkan kenaikan harga suatu barang,
sementara kuantitas yang dipertukarkan di pasar turun?
A. Permintaan naik.
B. Permintaan turun.
C. Penawaran naik.
D. Penawaran turun.
Kegiatan Belajar 2
Q / Q Q P
Ed :
P / P Q P
Q P
P Q
di mana P adalah perubahan harga, Q adalah perubahan kuantitas, P
adalah harga, dan Q adalah kuantitas yang diminta, sehingga
Perubahan kuantitas yang diminta Perubahan harga
Ed
Kuantitas yang mula - mula diminta Harga semula
Di sini terlihat elastisitas merupakan konsep relatif dan bukan
merupakan konsep absolut yang mengukur respons konsumen akibat
perubahan harga, hingga tidak dipengaruhi oleh pilihan satuan kuantitas yang
diminta. Interpretasi formula elastisitas adalah sebagai berikut. Suatu
permintaan dikatakan elastis bila koefisien elastisitas, yaitu Ed, lebih besar
dari satu. Contohnya bila terjadi penurunan harga sebesar 2 persen
menyebabkan perubahan kuantitas yang ditawarkan sebesar 4 persen. Suatu
permintaan dikatakan tak elastis bila koefisien elastisitasnya lebih kecil dari
satu. Contohnya bila terjadi penurunan harga sebesar 3 persen sedang
kenaikan kuantitas yang terjadi hanya sebesar 1 persen.
Dua kasus ekstrim dalam konsep elastisitas adalah permintaan elastis
sempurna dan permintaan inelastis sempurna. Pada Gambar 2.12 terlihat dua
kasus elastisitas ekstrim tersebut. Kurva permintaan D2 adalah elastis
sempurna dan berbentuk garis mendatar. Di sini terlihat perubahan harga
sedikit saja menyebabkan perubahan jumlah yang diminta secara tak
terhingga. Koefisien elastisitasnya tak terhingga (Ed = ∞ ). Kurva permintaan
D1 menunjukkan kurva permintaan inelastis sempurna. Perubahan harga
sebesar berapa pun tak menyebabkan perubahan kuantitas yang diminta.
Kurvanya merupakan garis tegak lurus. Koefisien elastisitas permintaannya
nol.
2.32 Pengantar Ekonomi Mikro
Gambar 2.12.
Permintaan Elastis Sempurna dan Inelastis Sempurna
Gambar 2.13.
Kurva Permintaan akan Barang X
ESPA4111/MODUL 2 2.33
Q
di mana adalah persentase perubahan kuantitas.
Q
P
dan adalah persentase perubahan harga.
P
Untuk mencari elastisitas antara dua titik (elastisitas busur) dari titik A
ke titik B adalah:
Q QB PA PB
Ed A :
QA PA
2 4 500 400
Ed :
2 500
100
1 5.
500
Namun bila dihitung besarnya elastisitas dari titik B ke titik A maka
diperoleh koefisien sebagai berikut.
Q Q A PB PA
Ed B :
Q B PB
4 2 400 500
:
4 400
2 100
:
4 400
1 1
:
2 4
2.
2.34 Pengantar Ekonomi Mikro
Q A Q B PA PB
Ed :
Q A Q B / 2 PA PB / 2
2 4 500 400
:
2 4 / 2 500 400 / 2
2 1
:
3 4,5
27
13,5.
2
4 2 400 500
:
4 2 / 2 400 500 / 2
2 1
:
3 4,5
9
3.
3
tengah kurva permintaan yaitu di titik C, dengan harga P 0 dan kuantitas Q0,
koefisien elastisitas Ed = 1. Di sini TR mencapai maksimum.
Sering kali ditafsirkan koefisien elastisitas adalah sama dengan slope
atau koefisien kemiringan, padahal elastisitas dan slope berbeda. Ambil
sebagai contoh kurva permintaan berbentuk linear atau garis lurus seperti
pada Gambar 2.14 (a). Slope kurva linear tersebut konstan. Namun, di situ
terlihat sepanjang kurva permintaan linear, elastisitas pada titik-titik di
sepanjang kurva permintaan adalah berbeda. Meskipun slope-nya konstan
sepanjang kurva permintaan garis lurus, tetapi permintaan cenderung elastis
pada harga tinggi dan inelastis pada harga rendah.
Pada kasus kurva permintaan ekstrim berbentuk garis mendatar yang
elastis sempurna di mana koefisien elastisitas tak terhingga maupun kurva
permintaan berbentuk garis tegak lurus inelastis sempurna di mana koefisien
elastisitasnya nol, tidak dapat dikatakan bahwa kurva permintaan ber-slope
lebih curam secara relatif lebih tak elastis daripada kurva permintaan ber-
slope lebih landai. Slope menggambarkan kecuraman atau kelandaian kurva
permintaan didasarkan pada perubahan harga dan kuantitas secara absolut,
sedangkan konsep elastisitas didasarkan pada perubahan-perubahan relatif
harga dan kuantitas.
Gambar 2.14(a).
Kurva Permintaan Garis Lurus dan Elastisitas
ESPA4111/MODUL 2 2.37
Gambar 2.14(b).
Kurva Pendapatan Total (TR)
Tabel 2.6.
Permintaan dan Elastisitas Titik dengan Uji Pendapatan Total
B. ELASTISITAS PENAWARAN
Gambar 2.15.
Pasar Jangka Sangat Pendek
Bila terjadi kenaikan permintaan, misal dari D1 menjadi D2, petani jeruk
tak dapat bereaksi menaikkan kuantitas yang ditawarkan. Karena itu,
harga naik dari P1 menjadi P2. Harga baru ini berfungsi sebagai penjatah
karena pada harga yang semula berlaku yaitu P 1 terjadi kelebihan
permintaan. Jadi dengan adanya kenaikan permintaan, kenaikan harga
ESPA4111/MODUL 2 2.41
Gambar 2.17.
Kurva Penawaran Jangka Panjang:
Kasus Biaya Konstan
Skema 2.2.
Konsep Elastisitas Kekuatan-kekuatan Pasar
Gambar 2.18.
Kasus Penetapan Harga di Bawah Harga Keseimbangan oleh Pemerintah
Gambar 2.19.
Kasus Penetapan Harga Minimum oleh Pemerintah
2.48 Pengantar Ekonomi Mikro
Gambar 2.20.
Pengenaan Pajak
Gambar 2.23.
Pengenaan Pajak dan Elastisitas Permintaan
Gambar 2.24.
Pengenaan Pajak Atas Konsumen
2.54 Pengantar Ekonomi Mikro
sangat kecil sekali hingga ia tak bisa mempengaruhi harga. Dengan kata lain,
ia bisa menjual berapapun juga output yang diproduksi dan ditawarkan pada
harga pasar yang berlaku yaitu harga yang ditentukan oleh interaksi antara
kurva permintaan dan penawaran. Karenanya, kurva permintaan yang
dihadapi oleh sebuah perusahaan pesaing murni merupakan garis mendatar
dan koefisien elastisitasnya tak terhingga, kurva tersebut terletak pada harga
pasar yang ditentukan oleh interaksi antara kurva permintaan dan kurva
penawaran pasar.
Namun demikian, tidak berarti kurva permintaan pasar di pasar
persaingan murni berbentuk garis lurus dan mempunyai elastisitas tak
terhingga. Kurva permintaan yang dihadapi oleh sebuah perusahaan pesaing
murni diperoleh dari interaksi antara permintaan dan penawaran pasar
tersebut. Kurva permintaan pasar biasanya berlereng menurun dan kurva
penawaran pasar berlereng menanjak. Gambar 2.25(a) menunjukkan kurva
permintaan dipandang dari segi perusahaan individual pesaing murni,
sedangkan Gambar 2.25(b) menggambarkan interaksi antara permintaan dan-
penawaran pasar dalam industri atau pasar persaingan murni. Di situ nampak
harga dan kuantitas keseimbangan ditentukan oleh interaksi antara kurva
permintaan dan kurva penawaran pasar. Jadi para konsumen (dan juga para
produsen) dapat menentukan harga keseimbangan pasar dengan mengubah
kuantitas yang ditawarkan atau kuantitas yang diminta. Pada harga pasar
keseimbangan para produsen individual bisa menjual kuantitas berapa pun
yang diproduksi dan ditawarkan. Jadi, secara individual tidak bisa
mempengaruhi harga keseimbangan pasar dengan mengubah kuantitas yang
diproduksi atau ditawarkan.
Tabel 2.7.
Skedul Penawaran Perusahaan Produsen Individual Pesaing Murni
Serta Pendapatan Total (Data Hipotetis)
Gambar 2.26.
Kurva Permintaan dan Kurva Pendapatan Marjinal
Perusahaan Pesaing Tak Sempurna
LAT IH A N
1) (a) Lihat dan pelajari penulisan rumus dan arti serta penafsirannya.
(b) Elastisitas permintaan harga silang adalah perubahan jumlah yang
diminta akan suatu komoditi karena perubahan harga barang lain.
2) Elastisitas busur diukur di antara dua titik perubahannya pada satu kurva
permintaan, sedangkan elastisitas titik diukur pada satu titik saja.
3) Faktor yang menentukan koefisien elastisitas harga permintaan adalah
substitubilitas, proporsi pendapatan yang dibelanjakan, jenis barang, dan
periode waktu. Sedangkan untuk koefisien elastisitas harga penawaran
antar faktor produksi, dan jangka waktu. Pelajari kembali mengenai
elastisitas.
4) Contoh penerapan konsep elastisitas adalah pada kasus pengenaan pajak
per satuan output dan pengaruhnya pada harga yang dibayar atau beban
pajak yang dibayar oleh konsumen dan oleh produsen. Mana yang lebih
elastis, penawaran atau permintaan. Pelajari contoh dengan gambarnya.
5) Kurva permintaan individualnya berbentuk garis lurus mendatar di mana
ia bisa menjual berapa pun pada harga yang sama karena ia tak bisa
mempengaruhi harga. Pada permintaan pasar, bila harga lebih tinggi,
kuantitas yang dijual oleh seluruh penjual di pasar berkurang, harga
berpengaruh pada kuantitas yang dijual.
R A NG KU M AN
TES F OR M AT IF 2
5) Bila karcis bus kota dinaikkan, biasanya pendapatan total naik. Ini
menunjukkan permintaan transpor umum bus di kota tersebut ....
A. inelastis
B. elastis
C. elastis unitari
D. elastis sempurna
2.62 Pengantar Ekonomi Mikro
Daftar Pustaka
Teori Permintaan
Konsumen Individual
PE N DA H UL U AN
Kegiatan Belajar 1
Tabel 3.1.
Hukum Daya Guna Marjinal yang Menurun pada Konsumsi Barang X
(Data Hipotetis)
Pada Tabel 3.1 terlihat daya guna total bertambah dengan tambahnya
kuantitas barang yang dikonsumsi dan kemudian mencapai maksimum (atau
kejenuhan) yang berarti tambahan kuantitas barang yang dikonsumsi tidak
memberikan kenaikan daya guna total. Kenaikan daya guna total akibat
tambahan satu satuan barang yang dikonsumsi menurun. Ini ditunjukkan oleh
turunnya daya guna marjinal. Daya guna marjinal diperoleh dengan
mengurangi daya guna total pada kuantitas yang bersangkutan dengan daya
guna total pada kuantitas sebelumnya. Sedangkan daya guna total diperoleh
dengan menjumlah daya guna marjinal secara kumulatif sampai ke kuantitas
konsumsi yang bersangkutan.
3.4 Pengantar Ekonomi Mikro
Gambar 3.1.
Kurva Daya Guna Total
Gambar 3.2.
Kurva Daya Guna Marjinal
3.6 Pengantar Ekonomi Mikro
MU x MU y 10
; Px Q x Py Q y 1
Px Py 1
1.000 2 1.000 6 8.000.
Titik
Makanan Pakaian
Kombinasi
A 1 6
B 2 3
C 3 2
D 5 1
suatu bundel konsumsi agar diperoleh daya guna total yang sama bila
barang konsumsi lain dikurangi satu satuan. Pada Gambar 3.3 terlihat
dari titik A ke titik B diperlukan 3 satuan barang X untuk menggantikan
1 satuan barang Y agar diperoleh daya guna total yang sama atau agar
tetap berada pada kurva indiferensi yang sama. Maka derajat
penggantian adalah 3. Dari titik B ke titik C derajat penggantian sebesar
2. Dan begitu seterusnya derajat penggantian semakin menurun. Hal ini
disebabkan karena kemampuan suatu barang untuk menggantikan barang
lain dalam bundel konsumsi (agar diperoleh daya guna total yang sama)
semakin menurun.
3. Kurva-kurva indiferensi tidak saling memotong. Bila kurva-kurva
tersebut berpotongan maka tidak konsisten dengan definisi. Lihat
Gambar 3.5 menunjukkan perpotongan antara dua kurva indiferensi yang
berarti kombinasi titik A memberikan kepuasan atau daya guna total
berbeda. Hal ini tidak mungkin terjadi karena pada titik kombinasi yang
sama, katakanlah di titik A diperoleh tingkat kepuasan total atau daya-
guna total yang besarnya berbeda.
1. Maksimisasi Utilitas
Seperti telah diketahui pendapatan konsumen terbatas. Ia harus
membayar harga yang konstan untuk membayar barang-barang yang dibeli
untuk konsumsi. Kendala anggaran bisa digambarkan pada bidang yang sama
dengan kurva indiferensi. I adalah besarnya pendapatan konsumen. P X serta
PY masing-masing adalah harga barang X dan barang Y. Garis kendala
anggaran menunjukkan batas kombinasi atau bundel konsumsi mana yang
dapat dibeli dengan pendapatan atau anggaran konsumen tersebut. Konsumen
tidak mungkin membeli bundel barang yang ada di sebelah kanan atas garis
kendala-anggaran. Slope garis anggaran ditentukan oleh nisbah harga X dan
harga Y, sementara itu tandanya negatif karena garis kendala tersebut
berlereng menurun. la dapat dituliskan sebagai berikut.
I = [XPX + YPY]
[I/PY ] = Y + [(PX/PY) X]
ESPA4111/MODUL 3 3.11
Gambar 3.5.
Perpotongan Kurva-kurva Indiferensi
Gambar 3.6.
Garis Kendala Anggaran
Gambar 3.7.
Proses Maksimisasi Kepuasan dengan Kurva Indiferensi
Gambar 3.8.
Kurva Konsumsi Harga
Gambar 3.9.
Kurva Permintaan Barang X
Gambar 3.10.
Efek Substitusi dan Efek Pendapatan: Kasus Barang Normal
3.16 Pengantar Ekonomi Mikro
Gambar 3.11.
Efek Pendapatan dan Substitusi:
Kasus Barang Inferior
Pada dua kasus tersebut yaitu kasus barang normal dari kasus barang
inferior, hukum permintaan berlaku di mana kenaikan harga suatu barang,
ceteris paribus, menyebabkan jumlah yang diminta turun, dan demikian
sebaliknya bila harganya turun maka jumlah yang diminta bertambah. Tetapi
terdapat perkecualian berlakunya hukum permintaan ini pada kasus barang
Giffen berupa paradoks Giffen di mana kenaikan harga X justru
menyebabkan kenaikan jumlah yang dikonsumsi. Hal ini karena efek
substitusi berjalan berlawanan dengan efek pendapatan dan efek pendapatan
lebih dominan. Hal ini nampak pada Gambar 3.12. Di sini terlihat justru
dengan kenaikan harga barang X, jumlah yang dikonsumsi bertambah dari X 0
menjadi X2. Jadi kenaikan harga tidak selalu menyebabkan penurunan jumlah
3.18 Pengantar Ekonomi Mikro
Gambar 3.12.
Efek Pendapatan dan Efek Substitusi:
Kasus Barang Giffen
LAT IH A N
1) Apa yang dimaksudkan dengan daya guna total dan marginal dalam
konsumsi suatu komoditi? Gunakan pengertian tersebut untuk
menjelaskan hukum Gossen!
2) Bagaimana pendekatan daya guna marjinal menjelaskan permintaan
individual akan suatu komoditi. Apa syarat optimisasi yang harus
dipenuhi? Mengapa?
3) Pertanyaan yang sama dengan nomor 2 di a, tetapi untuk pendekatan
kurva indiferensi.
ESPA4111/MODUL 3 3.19
R A NG KU M AN
TES F OR M AT IF 1
2) Jika anda memutuskan menjaga berat badan, anda harus makan dan main
tenis lebih sering, maka daya guna marjinal dari rupiah terakhir yang
dibelanjakan pada makanan ... daripada daya guna marjinal rupiah
terakhir yang dibelanjakan pada peralatan tenis.
A. lebih besar
B. lebih kecil
C. turun lebih cepat
D. turun lebih lambat
3) Jika daya guna marginal (MU) satuan X terakhir yang dikonsumsi dua
kali MU satuan Y terakhir yang dikonsumsi, konsumen berada dalam
keseimbangan kalau harga ....
A. X dua kali harga,Y
B. X sama dengan harga Y
C. X separuh harga Y
D. X tiga kali harga Y
Kegiatan Belajar 2
Gambar 3.13.
Kurva Konsumsi Pendapatan
ESPA4111/MODUL 3 3.25
LAT IH A N
R A NG KU M AN
TES F OR M AT IF 2
1) Jika harga barang X naik, maka penurunan jumlah yang dibeli akan ....
A. menurunkan daya guna marjinal
B. menaikkan daya guna total dari pembelian
C. menaikkan daya guna marjinal
D. menaikkan daya guna total bagi konsumen dari seluruh pembelian di
atas tingkat daya guna total mula-mula
ESPA4111/MODUL 3 3.27
7) Bila harga barang inferior naik, ceteris paribus, efek substitusi ....
A. menaikkan jumlah barang yang diminta
B. menurunkan jumlah barang yang diminta
C. ditambah efek total menaikkan jumlah barang yang diminta
D. ditambah efek total menurunkan jumlah barang yang diminta
Daftar Pustaka
PE N DA H UL U AN
P enawaran barang dan jasa atau output dilakukan oleh sektor bisnis yang
terdiri atas satuan usaha atau perusahaan. Satuan ini merupakan
organisasi yang menyewa dan mengorganisasi faktor-faktor produksi untuk
menghasilkan barang-barang dan jasa-jasa yang kemudian dijual kepada
sektor rumah tangga konsumen. Tujuan satuan-satuan usaha adalah untuk
memperoleh keuntungan maksimal. Seperti telah diketahui motif mengejar
dan memenuhi kepentingan pribadi merupakan motor penggerak kemajuan
ekonomi yang didasarkan pada mekanisme pasar. Selanjutnya analisis
didasarkan pada anggapan bahwa tujuan satuan usaha atau perusahaan adalah
mencari keuntungan maksimal. Namun demikian hal ini tidak selalu benar.
Perusahaan tidak hanya bertujuan mencari keuntungan saja tetapi ada juga
tujuan-tujuan lain misalnya untuk memberi pelayanan jasa sebaik-baiknya,
memberikan kesempatan kerja, dan tujuan bukan keuntungan lainnya.
Setiap kegiatan produksi yang menggunakan input dalam prosesnya
menimbulkan biaya yaitu sebesar (kuantitas) masing-masing input atau faktor
produksi yang digunakan dikalikan dengan harga masing-masing. Produksi
dan biaya mempunyai perilaku yang sesuai dengan hubungan perilaku antara
kuantitas output serta input yang digunakan untuk menghasilkan.
Satuan-satuan usaha di sektor bisnis bentuknya sangat bervariasi. Di
bidang pertanian, misalnya bisa berbentuk dari yang sangat kecil dan
sederhana seperti petani kecil yang mengusahakan tanaman padi di sebidang
lahan sampai perkebunan besar swasta atau milik pemerintah yang
mengusahakan tanaman kopi, coklat atau karet. Di bidang industri atau jasa,
satuan usaha bisa sangat bervariasi dari yang berupa usaha reparasi radio dan
komputer, pabrik pengalengan makanan, pabrik tekstil, semen, sampai ke
pabrik pengolahan baja terpadu.
4.2 Pengantar Ekonomi Mikro
Kegiatan Belajar 1
A. TEORI PRODUKSI
Q = L, K, T, N
Tanda bar atau garis kecil mendatar di atas simbol faktor produksi
menyatakan bahwa faktor-faktor produksi tersebut dianggap konstan hingga
secara lebih sederhana dapat dituliskan sebagai
Q = f (L)
Ini berarti kuantitas yang diproduksi dipengaruhi oleh banyaknya tenaga
kerja yang digunakan saja. Dalam istilah umum dikatakan bahwa faktor-
faktor yang dianggap konstan/tak berubah disebut sebagai faktor produksi
atau input tetap yang dalam contoh ini adalah kapital, teknologi dan/atau
sebidang tanah; sedangkan faktor produksi yang diubah kuantitasnya selama
proses produksi disebut faktor produksi variabel. Bila hanya salah satu faktor
produksi bersifat variabel (yang dapat diubah kuantitasnya), sementara
faktor-faktor produksi lain adalah tetap, periode produksi ini disebut jangka
pendek. Bila semua faktor produksi merupakan faktor produksi variabel dan
bisa diubah maka disebut periode jangka panjang.
Dari hubungan input-output atau fungsi produksi bersama-sama dengan
harga-harga input dapat diperoleh biaya produksi untuk masing-masing
tingkat output. Dengan mengalikan harga input dengan kuantitas input yang
digunakan untuk memproduksi sejumlah output tertentu maka diperoleh
besarnya biaya total. Dari hubungan input-output atau hubungan produksi
jangka pendek dan jangka panjang maka bisa diperoleh fungsi biaya total
jangka pendek maupun jangka panjang.
Analisis produksi yang menganggap salah satu input atau faktor produksi
dapat diubah sementara faktor-faktor produksi lain dianggap tidak berubah
merupakan periode jangka pendek. Hal sama juga untuk analisis biaya
produksi, di sini dikenal faktor produksi dan biaya tetap serta faktor produksi
dan biaya variabel. Dalam jangka pendek, perusahaan tak mempunyai cukup
waktu untuk mengubah tingkat penggunaan semua faktor produksi, hanya
sebagian saja yang bisa diubah. Hal ini karena diperlukan waktu untuk
mengadakan penyesuaian-penyesuaian. Dalam jangka pendek, perusahaan
tidak mempunyai cukup waktu untuk mengubah kapasitas pabrik tetapi ia
dapat mengubah tingkat penggunaan input tertentu. Karena kapasitas pabrik
sudah tertentu maka output bisa diubah dengan menggunakan lebih banyak
atau lebih sedikit tenaga kerja, bahan-bahan, dan input lain.
Di dalam jangka panjang terdapat cukup waktu, hingga perusahaan bisa
mengubah semua faktor produksi atau input. Atau dengan kata lain semua
faktor adalah variabel. Perusahaan dapat mengubah semua input termasuk
kapasitas pabrik, yang meliputi juga mesin dan peralatan produksi lain. Di
sini termasuk kemungkinan masuknya perusahaan baru ke dalam dan/atau
keluarnya perusahaan yang telah ada dari industri tersebut. Pada perusahaan
konfeksi pakaian jadi hanya diperlukan waktu cukup pendek untuk
menambah kapasitas dengan membeli mesin jahit baru. Namun mungkin
diperlukan waktu satu atau dua tahun bagi perusahaan industri baja untuk
menaikkan kapasitas pabrik dengan menambah tungku-tungku peleburan biji
besi.
ESPA4111/MODUL 4 4.7
LAT IH A N
R A NG KU M AN
TES F OR M AT IF 1
Kegiatan Belajar 2
Tabel 4.1.
Faktor Produksi Tetap dan Variabel Serta Berbagai Satuan Produk
(Data Hipotetis)
Gambar 4.1.
Kurva Produk Total
Gambar 4.2.
Kurva Produk Marjinal dan Produk Rata-rata
ESPA4111/MODUL 4 4.13
Tabel 4.2.
Biaya Produksi (Data Hipotetis)
Gambar 4.3.
Kurva-kurva Biaya Total
Tabel 4.3.
Biaya Total dan Biaya Rata-rata Perusahaan dalam Jangka Pendek
(Data Hipotetis)
Kurva biaya tetap total merupakan garis mendatar karena berapa pun
output yang diproduksi, biaya ini tak berubah besarnya. Kurva biaya variabel
berbentuk huruf S, ini merupakan akibat berlakunya Hukum Penambahan
Hasil yang Semakin Berkurang atas faktor produksi variabel. Kurva biaya
total berbentuk huruf S seperti bentuk kurva biaya variabel total hanya
posisinya berada di atas kurva biaya tetap total.
TFC
AFC
Q
Karena Maya tetap total tak berubah berapa pun besarnya output yang
diproduksi maka AFC terus menurun bila output naik. Biaya tetap total yang
besarnya tak berubah harus dipecah dan dibebankan pada kuantitas output
yang semakin banyak. Semakin banyak output yang diproduksi maka
semakin rendah Maya tetap rata-rata.
4.16 Pengantar Ekonomi Mikro
TVC
AVC
Q
AVC mula-mula turun mencapai titik minimum dan kemudian naik.
Secara grafik berbentuk huruf U. Biaya variabel total mencerminkan Hukum
Penambahan Hasil yang Berkurang, ingat hukum ini berlaku untuk
penggunaan faktor produksi variabel. Karena mula-mula terjadi kenaikan
tambahan output maka hanya diperlukan tambahan faktor produksi variabel
yang lebih sedikit untuk memproduksi setiap tambahan output sampai pada
produksi empat satuan output yang pertama, AVC turun mencapai minimum
dan kemudian naik karena ada Pertambahan Hasil yang Semakin Menurun
memerlukan semakin banyak penggunaan faktor-faktor produksi variabel
untuk memproduksi setiap satuan output tambahan.
Kurva AVC yang berbentuk huruf U dapat diterangkan sebagai berikut.
Pada tingkat output rendah, produksi secara relatif tidak efisien dan biayanya
tinggi karena kapasitas pabrik kurang dimanfaatkan. Faktor-faktor produksi
variabel tidak cukup banyaknya dihubungkan dengan kapasitas yang tersedia.
Akibatnya produksi tidak efisien dan biaya variabel relatif tinggi. Tetapi
kemudian sementara output-nya bertambah, spesialisasi dan pemanfaatan
peralatan kapital dapat dijalankan dan selanjutnya mengakibatkan produksi
lebih efisien. Akibatnya Maya variabel per satuan output turun. Selanjutnya
semakin banyak faktor-faktor produksi variabel ditambahkan hingga tercapai
suatu titik di mana berlaku Hukum Penambahan Hasil yang Semakin
Berkurang. Peralatan kapital yang digunakan sekarang terlalu banyak, dan
mengakibatkan penggunaan mesin-mesin dan peralatan-peralatan produksi
lain secara berlebihan hingga menurunkan efisiensi produksi. Pada tahap ini
AVC naik.
Biaya total rata-rata (AC) diperoleh dengan membagi Maya total (TC)
dengan output total (Q). Ini bisa juga dilakukan secara sederhana dengan
menambahkan AFC dengan AVC untuk setiap tingkat output bersangkutan.
Maka bisa dituliskan sebagai
TC
AC AFC AVC
Q
ESPA4111/MODUL 4 4.17
PerubahanTC
MC
Perubahan Q
atau bila perubahan output tersebut adalah satu satuan produk maka
MC = TC(t) TC t 1
atau
MC = TVC(t) TVC t 1
di mana (t) adalah tingkat output dan (t-1) adalah tingkat output satu satuan
lebih rendah.
Biaya marjinal satuan produk pertama adalah sebesar Rp60.000,00 (yaitu
Rp180.00b,00 – Rp120.000,00) bila dihitung dengan menggunakan TC, yaitu
dengan mengurangi TC pada satuan output pertama dengan TC pada satuan
output nol (atau satuan output sebelumnya). Hasil yang sama juga diperoleh
dengan menggunakan TVC yaitu Rp60 000,00 – Rp0 = Rp60.000,00. Coba
hitung besarnya MC pada satuan output lain dengan menggunakan TC
maupun TVC. Mengapa MC dapat dihitung dengan menggunakan TC dan
TVC? Hal ini karena perbedaan antara biaya total dan biaya variabel total
adalah sebesar biaya tetap, perbedaan ini besarnya tetap berapa pun besarnya
output yang diproduksi. Karena itu, perubahan biaya total dan perubahan
biaya variabel total pada setiap satuan output yang bersangkutan sama.
Biaya marjinal merupakan konsep strategis karena perusahaan
mempunyai pengendalian langsung. MC menunjukkan biaya untuk
memproduksi satuan output terakhir dan sekaligus menunjukkan besarnya
biaya yang bisa dihemat atau menunjukkan besarnya pengurangan biaya
dengan mengurangi satu satuan output terakhir, atau dengan tidak
4.18 Pengantar Ekonomi Mikro
Gambar 4.4.
Kurva-kurva Biaya Rata-rata dan Biaya Marjinal
harga atau tingkat upah konstan maka biaya marjinal setiap satuan output
akan turun selama produk marjinal setiap tambahan tenaga kerja mengalami
kenaikan. Hal ini karena biaya marjinal adalah harga (tingkat upah) atau
biaya tenaga kerja dari tambahan seorang pekerja dibagi dengan produk
marjinal. Di sini biaya marjinal mengalami penurunan, tetapi kemudian
mengalami kenaikan karena dengan tingkat upah tetap sama sementara
produk marjinal terus mengalami penurunan. Selama produk marjinal naik
maka biaya marjinal mengalami penurunan, dan bila produk marjinal turun
maka biaya marjinal. Pada contoh tersebut, biaya marjinal mengalami
kenaikan pada penggunaan tenaga kerja ketiga dan seterusnya.
Bila harga faktor produksi variabel besarnya tetap maka tambahan hasil
yang naik (yang ditunjukkan oleh kenaikan produk marjinal) akan tercermin
pada penurunan biaya marjinal, sedangkan tambahan Basil yang menurun
(yang ditunjukkan oleh kenaikan produk marjinal) akan tercermin pada
kenaikan biaya marjinal. Bentuk kurva produk marjinal adalah kebalikan dari
bentuk kurva biaya marjinal. Kurva biaya marjinal berbentuk huruf U
sedangkan kurva produk marjinal berbentuk huruf U terbalik. Kurva biaya
marjinal mencapai titik minimum pada titik di mana kurva produk marjinal
mencapai maksimum.
Gambar 4.5.
Kurva-kurva Biaya Rata-rata dan Biaya Marjinal
LAT IH A N
1) Bedakan antara periode produksi dan biaya dalam jangka pendek dan
jangka panjang.
2) Apa yang dimaksudkan dengan produksi dan biaya total, rata-rata, dan
marjinal. Jelaskan masing-masing. Bagaimana bentuk umumnya serta
hubungannya?
output. Pelajari kembali bentuk dan hubungan antara produksi dan biaya
total, rata-rata dan marjinal.
R A NG KU M AN
TES F OR M AT IF 2
4) Jika hanya sebagian tenaga kerja yang dapat diberhentikan setiap waktu
dan tanpa pembayaran, maka upah dan gaji total yang dibayar oleh
perusahaan harus dipertimbangkan sebagai ....
A. biaya tetap
B. biaya variabel
C. biaya tetap sebagian dan sebagian lagi biaya variabel
D. biaya implisit
5) Pada setiap tingkat output tertentu, biaya variabel total perusahaan sama
dengan biaya ....
A. total dikurangi biaya marjinal
B. total dikurangi biaya rata-rata
C. total dikurangi biaya tetap
D. variabel rata-rata ditambah biaya marjinal
9) Dari skedul biaya didapat informasi pada tingkat output nol besarnya
biaya total adalah 10 maka FC (biaya tetap) adalah ….
A. 0
B. 10
C. 10
D. 1
Kegiatan Belajar 3
variabel. Sebagai contoh adalah perusahaan yang memiliki pabrik yang mula-
mula berskala kecil kemudian berhasil berkembang dan memperbesar skala
pabriknya.
Untuk mempermudah analisis, misalnya perusahaan hanya menggunakan
dua faktor produksi saja yaitu faktor tenaga kerja dan kapital, semua
merupakan faktor produksi variabel. Kasusnya dapat diperluas dengan
penggunaan beberapa faktor produksi yang semuanya merupakan faktor
produksi variabel tanpa mengubah pokok-pokok kesimpulan analisis. Pada
kasus fungsi produksi dengan dua faktor produksi dalam jangka panjang,
maka fungsi produksi dituliskan sebagai
Q = f (K, L)
yang dapat diperluas dengan kasus beberapa variabel dan dituliskan sebagai
Q = f (K, L, T, N); dan seterusnya.
di mana Q adalah kuantitas output yang merupakan fungsi yaitu K adalah
kapital, L yaitu tenaga kerja, T adalah teknologi, dan N adalah tanah.
Diasumsikan bahwa produksi hanya menggunakan dua faktor produksi
yaitu K dan L. Analisis produksi periode jangka panjang dilakukan dengan
menggunakan pendekatan isokuan (atau iso-output atau isoproduk) dan
isokos (atau isobiaya). Dibandingkan dengan analisis periode produksi
jangka pendek, analisis produksi jangka panjang tidak memerlukan anggapan
berlakunya Hukum Penambahan Hasil yang Semakin Berkurang. Hukum ini
berlaku bagi faktor produksi variabel bila faktor produksi yang lain adalah
tetap.
Analisis iso-output-isobiaya pada teori produksi analog dengan analisis
pendekatan kurva indiferensi pada teori perilaku konsumen atau konsumsi
individual. Bedanya dalam teori konsumsi, seorang konsumen ingin
mencapai kepuasan semaksimal mungkin berdasar preferensi konsumsi
dengan kendala pendapatan. Pada teori produksi, dilakukan dengan
pendekatan kurva isoproduk-isobiaya, berdasarkan fungsi produksi yang
tercermin pada kurva isoproduk. Produsen berusaha meminimumkan
kombinasi faktor produksi yang digunakan dan ini berarti meminimumkan
biaya untuk memproduksi tingkat output tertentu. Tujuan ini bisa dirumuskan
secara lain yaitu produsen berusaha memaksimumkan output dengan
sejumlah pengeluaran biaya tertentu.
ESPA4111/MODUL 4 4.27
Beda yang lain adalah pada teori produksi tak ada kendala biaya, tak
seperti teori konsumsi yang mempunyai kendala anggaran, atau pendapatan
konsumen. Output boleh dikatakan bisa diproduksi dalam jumlah berapa pun
namun ia harus berusaha meminimumkan biaya pada setiap tingkat output
yang diproduksi. Tujuan akhir produsen adalah memperoleh keuntungan
maksimal. Jadi, kuantitas output yang diproduksi adalah tingkat output yang
memberikan keuntungan maksimal. Keuntungan ini merupakan selisih antara
pendapatan total yang merupakan hasil kali harga per satuan output dengan
kuantitas, dikurangi dengan biaya total. Pendapatan total tergantung pada
permintaan yang dihadapi oleh perusahaan individual. Karena itu untuk
memaksimumkan keuntungan, perusahaan harus meminimumkan biaya
produksi pada setiap tingkat output. Masalahnya adalah bagaimana mencapai
kombinasi output yang memberikan biaya minimum dalam memproduksi
tingkat output tertentu.
Berikut ini adalah himpunan situasi dan kondisi serta anggapan yang
dihadapi oleh perusahaan produsen individual dalam jangka panjang.
a. Terdapat fungsi produksi untuk memproduksi output yang bersangkutan.
Dianggap hanya ada dua faktor produksi yaitu tenaga kerja dan kapital,
semua merupakan faktor variabel. Fungsi produksi diwakili oleh kurva
isoproduk.
b. Harga faktor-faktor produksi sudah tertentu dan tetap berapa pun
kuantitas faktor produksi yang disewa dan digunakan. Dengan kata lain,
produsen menghadapi pasar persaingan murni di pasar faktor-faktor
produksi.
c. Pada tahap mi, produsen berusaha mencapai kombinasi faktor yang
memberikan biaya terendah untuk setiap tingkat output yang diproduksi.
Tabel 4.4.
Skedul Isoproduk
Gambar 4.6.
Kurva Isoproduk
ESPA4111/MODUL 4 4.29
Gambar 4.7.
Peta Isoproduk
Gambar 4.8.
Kurva Isoproduk
Gambar 4.9.
Kurva Isoproduk: Kasus
Perpotongan
ESPA4111/MODUL 4 4.31
Gambar 4.10.
Daerah Layak pada Kurva Isoproduk
4.32 Pengantar Ekonomi Mikro
TC = [PKK + PLL]
PKK = [ TC – PLL ]
TC PL
K .L
PK PK
Gambar 4.11.
Kurva-kurva Isobiaya
Gambar 4.12.
Kurva Isobiaya: Daerah Layak
Gambar 4.13.
Kurva-kurva Isoproduksi dan Isobiaya:
Minimisasi Biaya Produksi atau Maksimisasi Output
tingkat biaya ini, perusahaan tidak bisa mencapai titik kombinasi faktor F
yang dapat memproduksi sebanyak 40 satuan output karena titik ini tidak
layak dengan sejumlah biaya yang ditunjukkan oleh kurva isobiaya IC1. Bila
titik-titik keseimbangan B, G, F dan seterusnya (pada Gambar 4.13)
dihubungkan maka diperoleh garis atau jalur perluasan produksi yang
menunjukkan titik-titik kombinasi kuantitas input yang memberikan biaya
terendah untuk memproduksi pada setiap tingkat output yang diinginkan.
Seperti telah dikemukakan produsen harus meminimumkan biaya
produksi pada tingkat output berapa pun yang diproduksi, yang bisa dicapai
bila kurva isobiaya menyinggung kurva isoproduk tertinggi. Di sini
perusahaan dapat memproduksi tingkat output maksimal pada tingkat biaya
total tertentu. Secara matematis syarat ini dituliskan sebagai berikut.
di mana MPL adalah produk marjinal faktor produksi tenaga kerja (L), MP K
adalah produk marjinal faktor produksi kapital (K), dan MPa adalah produk
marjinal faktor a; sedangkan PL, PK, dan Pa masing-masing adalah harga
input-input tersebut. Jadi bisa dikatakan syarat mencapai biaya total
minimum untuk memproduksi tingkat output maksimum yang dapat dicapai
dengan biaya tertentu adalah produk marjinal (MP) per rupiah yang
dikeluarkan untuk membeli dan menggunakan masing-masing faktor
produksi adalah sama. Atau secara umum dikatakan, bila perusahaan
menggunakan banyak faktor produksi (katakanlah sebanyak n faktor), maka
syarat keseimbangan produksi dapat dituliskan sebagai
di mana i = 1, 2, …. n.
MPK PK
MPL PL
P
Perubahan harga input relatif ditunjukkan dengan perubahan rasio K
PL
Agar syarat least cost dipenuhi dengan syarat persamaan tersebut di atas
MP
maka besarnya rasio K juga harus berubah, dan ini merubah besarnya
MPL
kuantitas penggunaan L dan K yang koinsiden dengan MPK dan MPL. Secara
grafik ini ditunjukkan pada Gambar 4.14 Di sini kurva isokuannya sama,
sementara perubahan harga mengakibatkan perubahan slope atau lereng
kurva isokos (isobiaya). Misalnya harga (atau sewa) tenaga kerja atau upah
menjadi lebih rendah relatif terhadap sewa barang modal atau kapital. Maka
slope isokos menjadi lebih landai. Akibatnya akan dipakai tenaga kerja lebih
banyak karena tenaga kerja relatif lebih murah berdasar prinsip biaya
terendah untuk memproduksi tingkat output yang sama.
Gambar 4.14
Perubahan Kombinasi Penggunaan Masing-masing
Input Akibat Perubahan Harganya
bertambah dari L0 menjadi L1. Terjadi substitusi dari input yang mahal
dengan yang lebih murah.
Bila setiap tingkat output sudah diproduksi dengan kombinasi faktor
produksi dengan Maya minimum, ini berarti telah dicapai keseimbangan
produksi. Jika titik-titik keseimbangan dihubungkan maka diperoleh jalur
perluasan produksi (expansion path). Lihat Gambar 4.15. Jalur perluasan
produksi merupakan periode produksi dan biaya jangka panjang. Hal ini
karena semua faktor yang digunakan merupakan faktor variabel yang dapat
berubah, di sini tak ada faktor tetap, titik-titik periode produksi jangka
panjang adalah titik A, B' dan C'; dan kombinasi kapital tenaga kerja yang
digunakan adalah (K, Lo), (K1, L'), dan (K2, L").
Gambar 4.15.
Jalur Perluasan Produksi dan Periode Produksi Jangka Panjang
di mana TC*SR adalah biaya total minimum jangka pendek, K adalah kapital
yang kuantitasnya tetap tak berubah, L adalah kuantitas tenaga kerja
keseimbangan yang digunakan, PK dan PL masing-masing adalah harga
kapital dan tenaga kerja. Biaya jangka panjang adalah
di mana TC*LR adalah biaya total minimum jangka panjang dan K * serta L*
masing-masing adalah kuantitas keseimbangan (optimal) kombinasi jangka
panjang kapital dan tenaga kerja.
Untuk setiap TC bisa dihitung biaya rata-rata, baik untuk TC jangka
pendek maupun TC jangka panjang. Misalkan sebuah perusahaan baru
didirikan dan mulai dengan menggunakan sebuah pabrik berukuran kecil
yang kemudian memperluas serta memperbesar usahanya. Apa yang akan
terjadi pada biaya rata-rata (AC) bila terjadi pertumbuhan usaha?
Pembangunan atau pertambahan skala pabrik akan menurunkan biaya total
rata-rata, tetapi lewat suatu titik tertentu pembangunan skala pabrik lebih
besar akan menghasilkan kenaikan AC.
Gambar 4.16 menunjukkan lima kemungkinan skala (ukuran) besarnya
pabrik serta biaya total rata-rata. AC1 adalah biaya total rata-rata pabrik
berskala terkecil dan AC5 adalah biaya total rata-rata pabrik skala terbesar
dari lima skala pabrik tersebut. Pembangunan pabrik berskala lebih besar
sampai dengan skala pabrik ke-3 menyebabkan biaya total rata-rata turun.
Tetapi skala pabrik ke-4 dan seterusnya menyebabkan biaya total rata-rata
4.40 Pengantar Ekonomi Mikro
naik. Titik-titik potong antara AC yang satu dengan AC lain yang berskala
lebih besar, menunjukkan tingkat-tingkat output di mana perusahaan
mengubah skala pabrik agar diperoleh biaya rata-rata lebih rendah per satuan
output. Bila output yang diproduksi adalah 20 satuan maka skala pabrik 1
akan memberikan biaya rata-rata terendah. Tetapi bila volume penjualan naik
dari 20 satuan menjadi 30 satuan maka skala pabrik 2 memberikan biaya
terendah dan begitu seterusnya.
Gambar 4.16.
Kurva Biaya Rata-rata Jangka Panjang
Gambar 4.17.
Kurva Biaya Rata-rata Jangka Panjang
5. Skala Produksi
Sebelumnya telah ditunjukkan dalam jangka panjang, semakin besar
skala pabrik maka semakin rendah biaya produksi per satuan output, tetapi
melampaui titik tertentu, skala pabrik yang lebih besar berarti biaya per
satuan output lebih tinggi. Dapat dilihat kurva AC jangka panjang berbentuk
huruf U. Penjelasan bentuk kurva ini tidak sama dengan alasan kurva AC
jangka pendek yang berbentuk huruf U karena berlakunya hukum
pertambahan hasil yang semakin berkurang di mana salah satu faktor
merupakan faktor tetap. Pada periode produksi jangka panjang semua faktor
produksi adalah variabel. Kurva AC jangka panjang berbentuk huruf U
karena berlaku gejala skala produksi ekonomis dan skala produksi
disekonomis.
Skala produksi ekonomis sering disebut skala produksi massal
menjelaskan bagian kurva AC jangka panjang yang menurun. Dengan
semakin besarnya skala perusahaan maka beberapa faktor berikut
menyebabkan menurunnya biaya produksi rata-rata.
a. Spesialisasi tenaga kerja. Kenaikan spesialisasi dalam penggunaan
tenaga kerja dapat dilakukan bila skala pabrik bertambah besar.
Penambahan tenaga kerja memungkinkan pembagian kerja lebih
spesifik. Pekerja tidak perlu mengerjakan beberapa tugas berbeda tetapi
masing-masing hanya mengerjakan satu tugas tertentu. Para pekerja
4.42 Pengantar Ekonomi Mikro
Gambar 4.18(c).
Pola Skala Produksi C
ESPA4111/MODUL 4 4.45
LAT IH A N
1) Sebut kondisi dan anggapan yang dihadapi oleh produsen pada produksi
dan biaya dalam jangka panjang!
2) Apa karakteristik atau anggapan dalam menggambarkan kurva
isoproduk?
3) Dengan menggunakan pendekatan isoproduk dan isobiaya, bagaimana
produsen meminimumkan biaya untuk memproduksi berbagai kuantitas
output. Kemukakan syaratnya! `
4) Jelaskan kurva-kurva biaya jangka panjang dan bagaimana hubungannya
dengan kurva-kurva biaya jangka pendek.
5) Dalam menggambarkan biaya jangka panjang nampak skala (produksi)
ekonomis, skala konstan, dan skala disekonomis. Apa maksudnya?
Faktor-faktor apa yang menyebabkan dialaminya skala ekonomis dan
disekonomis?
R A NG KU M AN
TES F OR M AT IF 3
2) Kurva isoproduk dan isobiaya digunakan untuk alat analisis guna ....
A. menentukan kombinasi kuantitas dua macam input yang
memberikan biaya total dan produksi total yang sama
B. menentukan kombinasi kuantitas dua macam input yang
memberikan biaya minimum untuk memproduksi kuantitas-
kuantitas output yang mungkin diproduksi
C. melihat bagaimana hubungan antara biaya total dan produk total
D. menentukan tingkat output yang memberikan tingkat keuntungan
maksimum
4.48 Pengantar Ekonomi Mikro
Daftar Pustaka
PE N DA H UL U AN
P ada modul ini dikemukakan berbagai struktur baku pasar industri yaitu
bentuk-bentuk pasar yang akan digunakan sebagai dasar analisis
selanjutnya. Ini merupakan bentuk baku agar lebih mudah menganalisis. Di
dunia nyata, bentuk-bentuk pasar sesungguhnya bervariasi sangat banyak dan
luas sekali. Tidak semua tercakup dalam bentuk baku. Namun bentuk-bentuk
baku pasar tidak menghilangkan esensi analisisnya. Bentuk pasar dalam
kenyataan mendekati bentuk-bentuk baku tersebut, bentuk pasar yang
mempunyai karakteristik lama persis sesungguhnya tak ada. Dalam
kenyataan terdapat banyak sekali situasi pasar atau bentuk industri. Dua
bentuk ekstrim adalah monopoli murni dan persaingan murni. Dua di antara
ekstrim tersebut adalah oligopoli dan persaingan monopolistik.
Pada sisi penawaran sejauh ini telah dibicarakan teori produksi dan biaya
produksi. Selanjutnya dengan menggabungkan biaya produksi dan
pendapatan perusahaan (yang dapat diperoleh dengan melihat bentuk pasar
serta kurva permintaan yang dihadapi) dapat ditentukan harga dan kuantitas
output bagi seorang produsen individual yang menghasilkan keuntungan
maksimal. Alat analisis ini ditetapkan berdasar empat bentuk dasar pasar
hingga diperoleh kurva penawaran perusahaan produsen individual untuk
berbagai macam bentuk pasar tersebut.
Dengan mempelajari modul kelima ini, para mahasiswa diharapkan
mampu menjelaskan mengenai struktur pasar persaingan murni. Secara
khusus, setelah mempelajari modul ini Anda diharapkan mampu menjelaskan
1. struktur pasar industri;
2. struktur pasar persaingan murni;
3. struktur pasar monopoli murni.
5.2 Pengantar Ekonomi Mikro
Kegiatan Belajar 1
Ada empat bentuk utama pasar yang umumnya dikemukakan yaitu pasar
persaingan murni, pasar persaingan monopolistik, pasar oligopoli, dan pasar
monopoli. Empat bentuk pasar ini bisa dipandang dari segi penjual atau dari
segi pembeli. Berikut ini lebih dulu dilihat empat bentuk pasar dari segi
penjual atau produsen.
1. Pasar Industri Persaingan Murni. Ciri-ciri pasar atau industri
persaingan murni adalah sebagai berikut.
a. Jumlah perusahaan yang ada dalam industri banyak sekali, demikian
pula para pembeli. Mereka masing-masing sangat kecil
dibandingkan dengan besarnya pasar atau industri tersebut. Dengan
demikian mereka secara individual tidak bisa mempengaruhi harga
dengan mengubah kuantitas produksi. Karenanya kurva permintaan
yang mereka hadapi berbentuk garis lurus mendatar. Sering kali
dikatakan bagi perusahaan pesaing murni harga merupakan datum.
Masing-masing penjual tak dapat mengendalikan atau mempe-
ngaruhi harga. Misalkan ada 10 ribu penjual masing-masing
memproduksi dan menawarkan 100 satuan barang. Jadi penawaran
total sebesar 1 juta satuan. Misalkan salah satu produsen
menurunkan kuantitas output yang ditawarkan menjadi hanya 50
satuan. Penurunan ini cukup benar bagi produsen individu yaitu
sebesar 50 persen output, tetapi harga pasar ternyata tak terpengaruh
atau turun. Hal ini karena penurunan output sangat kecil
dibandingkan output total. Output total turun dari sebesar 1 juta
satuan menjadi 999.950 satuan. Meskipun seorang penjual secara
individual tidak bisa mempengaruhi harga pasar dengan mengubah
kuantitas yang ditawarkan tetapi semua penjual bersama-sama dapat
mempengaruhi harga dengan mengubah kuantitas yang mereka
tawarkan. Kembali ke contoh sebelumnya, misalkan semua penjual
sepakat mengurangi jumlah masing-masing yang mereka tawarkan
dari 100 satuan menjadi 50 satuan. Kuantitas total yang ditawarkan
berkurang dari sebesar 1 juta satuan menjadi 500 ribu satuan. Jelas
penurunan kuantitas yang ditawarkan sangat besar hingga bisa
mempengaruhi atau mengakibatkan kenaikan harga pasar barang
tersebut. Jadi meskipun bagi seorang penjual harga sudah tertentu
tak bisa berubah, namun harga pasar bisa berubah naik atau turun
5.4 Pengantar Ekonomi Mikro
Tabel 5.1.
Pembandingan Bentuk Pasar Persaingan Murni dan Monopoli Murni
Perbedaan
Karakteristik
Persaingan Murni Monopoli Murni
Banyaknya Perusahaan/ Banyak sekali, relatif Hanya ada satu perusahaan
Produsen dan Kendali berukuran/skala kecil hingga tak produsen yang merupakan
Harga bisa mempengaruhi harga pasar satu-satunya penjual di
dengan merubah kuantitas yang pasar. Ia bisa
ditawarkannya. mempengaruhi harga pasar
dengan merubah kuantitas
yang ditawarkannya.
Macam Produk Homogen, produksinya sama Unik, tak ada barang
oleh semua perusahaan pengganti yang dekat.
produsen.
Kemungkinan masuk ke Sangat mudah dan boleh Dihalangi hingga tak bisa
dalam industri dikatakan tak ada hambatan bagi masuk ke dalam industri dan
perusahaan produsen lain untuk mempengaruhi besarnya
masuk ke dalam industri dan penawaran produk bagi
mempengaruhi penawaran perusahaan produsen lain.
produk. Hal ini karena situasinya
(alami dan biaya produksi
rata-rata dan marginal
menurun dengan
bertambahnya output), atau
karena berbagai
upaya/tindakan
pencegahan oleh
perusahaan monopolis.
Persaingan bukan-harga Persaingan hanya berupa Tak ada persaingan harga
persaingan harga dan tak ada dan sangat efektif dilakukan
persaingan bukan harga. Hal ini advertensi untuk mendorong
karena produknya homogen. atau menggeser kurva
permintaannya yang
berlereng menurun
(berslope negatif) ke kanan
atas serta membuatnya
makin tidak elastis (makin
tegak).
Keuntungan perusahaan Keuntungan ekonomi nol Diperoleh keuntungan
produsen (= keuntungan normal) karena ekonomi atau super normal
kemungkinan masuk dan (di atas normal) dan ini
keluarnya produsen perusahaan bertahan karena tak ada
dari pasar industri produknya. persaingan di pasar produk
Keuntungan finansial masih bisa (output)
diperoleh.
ESPA4111/MODUL 5 5.7
Perbedaan
Karakteristik
Persaingan Murni Monopoli Murni
Kebijakan pemerintah Mendorong adanya persaingan Mencegah atau melakukan
yang fair (adil) di pasar industri. regulasi atas industri
monopoli lewat pajak, dan
mungkin juga berupa
pemilikan perusahaan oleh
pemerintah.
Skema 5.1.
Klasifikasi Pasar Berdasarkan Sisi Permintaan dan Penawaran
ESPA4111/MODUL 5 5.11
Lihat pada sisi permintaan pasar terdapat kasus oligopsoni yaitu keadaan
di mana hanya ada beberapa: pembeli yang jumlahnya cukup kecil hingga
tindakan masing-masing pembeli dapat mempengaruhi pasar. Tindakan para
pembeli akan saling tergantung. Monopsoni murni adalah kasus di mana
hanya terdapat satu pembeli di pasar. Bila dua sisi pasar tersebut
dipertimbangkan maka terdapat lebih banyak bentuk pasar yang dikenali,
yang merupakan penggabungan atau kombinasi salah satu dari kasus pada
sisi penawaran pasar dengan salah satu kasus pada sisi permintaan pasar.
Salah satu bentuk pasar yang mempertimbangkan dua sisi pasar ini misalnya
bentuk pasar monopoli bilateral di mana hanya ada satu pembeli dan satu
penjual saja di pasar. Contoh pasar oligopoli-oligopsoni adalah antara para
perakit mobil dari beberapa merek pabrik mobil sebagai pembeli ban mobil
berhadapan dengan beberapa merek pabrik ban sebagai penjual.
C. DIMENSI PERSAINGAN
Tabel 5.2.
Karakteristik Empat Model Baku Pasar
LAT IH A N
1) Kriteria apa yang bisa digunakan untuk menentukan bentuk pasar suatu
industri? Apa konsekuensinya masing-masing?
2) Apa arti sisi penawaran dalam bentuk pasar suatu industri? Jelaskan!
3) Faktor-faktor apa yang menentukan bentuk pasar? Mengapa
pengaruhnya demikian?
R A NG KU M AN
TES F OR M AT IF 1
Kegiatan Belajar 2
P ada pasar persaingan murni dalam jangka pendek selain harga pasar bagi
produsen merupakan datum, perusahaan-perusahaan baru dianggap tidak
masuk ke dalam pasar dan perusahaan yang ada tidak keluar dari pasar
walaupun ada keuntungan ekonomis (super normal) atau kerugian ekonomis
karena waktunya tak cukup untuk mengamati dan melakukannya. Syarat
keuntungan maksimum di mana (P = MR) = MC menyebabkan kurva
penawaran jangka pendek perusahaan individual pesaing murni adalah sama
dengan kurva biaya marjinalnya dan akan menghentikan produksi bila
harganya sama atau di bawah biaya variabel rata-rata.
adalah Rp75.000,00. Selanjutnya untuk lebih jelas disajikan grafik biaya dan
pendapatan total pada Gambar 5.1. Pada Tabel 5.3 disajikan pula data
keuntungan total yang diperoleh perusahaan tersebut. Gambar 5.3
menyajikan kurva keuntungan atau kerugian total. Pendapatan total
merupakan garis lurus, karena pada pasar persaingan murni harga penjualan
output tetap berapa pun yang diproduksi dan terjual, seperti terlihat pada
Gambar 5.3 (a) dan Gambar 5.3 (b). Kurva permintaan yang dihadapi oleh
perusahaan pesaing murni merupakan garis mendatar setinggi harga pasar
output. Kurva pendapatan merupakan garis lurus menanjak. Semakin tinggi
harga output per satuan maka semakin curam kurva pendapatan total.
Tabel 5.3.
Tingkat Output dan Keuntungan Maksimum Produsen Pesaing Murni:
Pendekatan Penerimaan Total
Gambar 5.1.
Kurva Biaya Pendapatan Total: Memaksimisasi Keuntungan
Gambar 5.2.
Kurva Keuntungan/Kerugian Total
produksi tetap secara lebih efisien. Lewat titik tertentu biaya total mulai naik
dengan tingkat kenaikan yang meningkat akibat penggunaan skala pabrik
secara berlebihan. Dengan membandingkan kurva pendapatan total dan biaya
total seperti nampak pada Gambar 5.1, terlihat dua titik pulang pokok yaitu
pada tingkat produksi sebesar 40 dan 90 satuan output. Pada setiap tingkat
output pulang pokok, perusahaan telah memperoleh keuntungan normal
karena keuntungan normal sudah dimasukkan dalam biaya ekonomis.
Keuntungan maksimum dicapai pada tingkat output di mana jarak vertikal
antara kurva pendapatan total dengan kurva biaya total memiliki jarak
terbesar.
Bila kurva biaya total sudah tertentu maka besarnya keuntungan total
atau kerugian total tergantung pada harga per satuan output yang ditentukan
oleh kekuatan-kekuatan permintaan dan penawaran pasar, di mana produsen
pesaing murni secara individual tidak bisa mempengaruhi dengan mengubah
output yang diproduksi dan dijual. Seperti diketahui, kenaikan harga output
akan membuat kurva pendapatan yang baru pada harga lebih tinggi menjadi
lebih besar. Akibatnya keuntungan total yang diperoleh serta kuantitas output
yang diproduksi dan dijual pun naik. Sebagai latihan, misalnya harga output
per satuan naik menjadi Rp5.000,00. Gambarkan kurva-kurva biaya serta
pendapatan total yang baru. Buat pula tabelnya, dan carilah berapa satuan
output satuan output yang dapat memberikan keuntungan maksimal, dan
berapa keuntungan maksimal pada situasi ini?
Hal sebaliknya terjadi bila harga pasar per satuan output turun maka
kurva pendapatan total berotasi ke bawah hingga jarak vertikal antara kurva
pendapatan dan biaya total mengecil hingga keuntungan total menurun.
Kuantitas output yang diproduksi dan dijual menurun meskipun pada tingkat
output yang memberikan keuntungan maksimal dengan harga per satuan
output yang baru. Bila harga output per satuan sangat rendah hingga kurva
pendapatan total berada di bawah kurva biaya total maka ia menderita
kerugian. Perusahaan mungkin meneruskan atau menghentikan produksinya,
tergantung mana yang memberikan kerugian total yang minimum.
ESPA4111/MODUL 5 5.23
Tabel 5.4.
Tingkat Output dan Kerugian Minimum Produsen Pesaing Murni:
Pendekatan Pendapatan dan Biaya Total.
(Data Hipotetis)
Harga
Biaya Biaya
Per Pendapatan Biaya Kerugian
Tetap Variabel
Output Satuan Total Total Total
Total Total Keterangan
Total Output (ribu (ribu (ribu
(ribu (ribu
(ribu rupiah) rupiah) rupiah)
rupiah) rupiah)
rupiah)
0 2,50 0,00 40,00 0,00 40,00 -40,00
10 2,50 25,00 40,00 60,00 100,00 -75,00
20 2,50 50,00 40,00 90,00 130,00 -80,00
30 2,50 75,00 40,00 110,00 150,00 -75,00
40 2,50 100,00 40,00 120,00 160,00 -60,00
50 2.50 125,00 40,00 130,00 170,00 -45,00
60 2,50 150,00 40,00 145,00 185,00 -35,00
70 2,50 175,00 40,00 165,00 205,00 -30,00 Kerugian
minimum
80 2,50 200,00 40,00 220,00 260,00 -60,00
90 2,50 225,00 40,00 320,00 360,00 -135,00
100 2,50 250,00 40,00 440,00 480,00 -230,00
Tabel 5.5.
Penutupan Perusahaan Agar Diperoleh Kerugian Minimum Produsen Pesaing
Murni: Pendapatan dan Biaya Total.
(Data Hipotetis)
Harga
Biaya Biaya
Per Pendapatan Biaya Kerugian
Tetap Variabel
Output Satuan Total Total Total
Total Total
Total Output (ribu (ribu (ribu
(ribu (ribu
(ribu rupiah) rupiah) rupiah)
rupiah) rupiah)
rupiah)
0 2,00 0,00 40,00 0,00 40,00 40,00
10 2,00 20,00 40,00 60,00 100,00 80,00
20 2,00 40,00 40,00 90,00 130,00 90,00
30 2,00 60,00 40,00 110,00 150,00 90,00
40 2,00 80,00 40,00 120,00 160,00 80,00
50 2,00 100,00 40,00 130,00 170,00 70,00
60 2,00 120,00 40,00 145,00 195,00 65,00
70 2,00 140,00 40,00 165,00 205,00 65,00
80 2,00 160,00 40,00 220,00 260,00 100,00
90 2,00 '180,00 40,00 320,00 360,00 180,00
100 2,00 200,00 40,00 440,00 480,00 280,00
Tabel 5.6.
Maksimisasi Keuntungan pada Perusahaan Pesaing Murni:
Pendekatan MR = MC
Biaya
Biaya Biaya
Harga = Biaya Tetap Keuntungan
Variabel Rata- Keuntungan
Produk Pendapatan Marjinal Rata- Per satuan
Rata- rata Total (ribu
Total Marjinal (ribu rata output
rata (ribu (ribu rupiah)
(ribu rupiah) rupiah) (ribu (ribu rupiah)
rupiah) rupiah)
rupiah)
0 4,00
10 4,00 6,00 4,00 6,00 10,00 -6,00 -60,00
20 4,00 3,00 2,00 4,50 6,50 -2,50 -50,00
30 4,00 2,00 1,33 3,67 5,00 -1,00 -30,00
40 4,00 1,00 1,00 3,00 4,00 0,00 0,00
50 4,00 1,00 0,80 2,60 3,40 0,60 30,00
60 4,00 1,50 0,67 2,50 3,17 0,83 50,00
70 4,00 2,50 0,57 2,43 3,00 1,00 70,00
75 4,00 4,00 0,53 2,49 3,03 0,97 73,00
80 4,00 4,00 0,50 2,63 3,13 0,87 69,60
90 4,00 11,00 0,44 3,56 4,00 0,00 70,00
Gambar 5.4.
Kurva-kurva Biaya dan Pendapatan Marjinal Maksimisasi Keuntungan
Gambar 5.5.
Kurva-kurva Biaya dan Pendapatan
Marjinal dan Rata-rata Minimisasi Kerugian
Biaya Biaya
Biaya Keuntungan
Harga = Biaya Tetap Variabel
Rata- Per satuan Keuntungan
Produk Pendapatan Marjinal Rata- Rata-
rata Total
Total Marjinal (ribu rata rata output
(ribu (ribu rupiah)
(ribu rupiah rupiah) (ribu (ribu (ribu rupiah)
rupiah)
rupiah) rupiah)
0 2,50
10 2,50 6,00 4,00 6,00 10,00 -7,50 -75,00
20 2,50 3,00 2,00 4,50 6,50 -4,00 -80,00
30 2,50 2,00 1,33 3,67 5,0() -2,50 -75,00
40 2,50 1,00 1,00 3,00 4,00 -1,50 -60,00
50 2,50 1,00 0,80 2,60 3,40 -0,90 45,00
60 2,50 1,50 0,67 2,50 3,17 -0,67 -40,00
70 2,50 4,00 0,57 2,43 3,00 -0,50 -35,00
75 2,50 4,00 0,53 2,49 3,02 0,52 39,00
80 2,50 4,00 0,50 2,63. 3,13 0,63 50,40
90 2.50 11,00 0,44 3,56 4,00 1,50 135,00
5.30 Pengantar Ekonomi Mikro
Tabel 5.8.
Penutupan Perusahaan Agar Diperoleh Kerugian Minimum Bagi
Perusahaan Pesaing Murni: Pendekatan MR = MC
Biaya Biaya
Harga = Biaya Keuntungan
Biaya Tetap Variabel Keuntungan
Pendapatan Rata- Per satuan
Produk Marjinal Rata- Rata- Total
Marjinal rata Output
Total (ribu rata rata (ribu
(ribu (ribu (ribu
rupiah) (ribu (ribu rupiah)
rupiah) rupiah) rupiah)
rupiah) rupiah)
0 2,00
10 2,00 6,00 4,00 6,00 10,00 -8,00 -80,00
20 2,00 3,00 2,00 4,50 6,50 -4,50 -90,00
30 2,00 2,00 1,33 3,67 5,00 -3,00 -90,00
40 2,00 1,00 1,00 3,00 4,00 -2,00 -80,00
50 2,00 1,00 0,80 2,60 3,40 -1,40 -70,00
60 2,00 1,50 0,67 2,50 3,17 -1,17 -70,00
70 2,00 2,50 0,57 2,43 3,00 -1,00 -70,00
75 2,00 4,00 0,53 2,49 3,02 -1,02 -77,00
80 2,00 4,00 0,50 2,63 3,13 -1,13 -90,00
90 2,00 11,00 0,44 3,56 4,00 -2,00 -180,00
Gambar 5.6.
Posisi Penutupan Perusahaan Pesaing Murni
Namun bila harga lebih rendah daripada biaya rata-rata maka perusahaan
pesaing murni akan menghentikan produksi.
Gambar 5.7.
Biaya Marjinal dan Penawaran Output oleh Perusahaan Pesaing
Murni dalam Jangka Pendek
Tabel 5.9.
Ringkasan Penentuan Output oleh Perusahaan Pesaing Sempurna dalam
Jangka Pendek
Tabel 5.10.
Skedul-skedul Penawaran Perusahaan Individual,
Penawaran Pasar dan Permintaan Pasar
Kuantitas yang Kuantitas Total yang Harga Produk per Kuantitas Total yang
Ditawarkan oleh Ditawarkan oleh Semua Satuan Diminta oleh Semua
Sebuah Perusahaan Perusahaan di Pasar (Ribu Rp) Konsumen
(Unit) (unit) (unit)
8.0 80 5,00 60
7.5 75 4,00 75
7.0 . 70 3.00 80
6.5 65 2.00 90
6.0 60 1.00 100
0.0 0 0,00 120
LAT IH A N
2) Ini merupakan konsekuensi dari kondisi pada jawaban soal (1) di atas. Di
sini produsen memperoleh laba maksimum dan kuantitas yang
diproduksi tergantung pada harga output.
3) Tidak setuju, karena pertimbangan maksimisasi keuntungan mensyarat-
kan untuk memproduksi dan menjual pada kuantitas di mana MC = MR.
4) Bila kurva-kurva biaya adalah tetap maka yang berubah hanya kurva
pendapatan total dan pendapatan marjinal. Keuntungan total - bertambah
dan kuantitas output yang dijual berkurang. Lihat dan pelajari kurva-
kurva serta titik-titik keseimbangannya.
5) Bentuk kurvanya adalah garis lurus setinggi harga output atau
produknya, karena pesaing murni tak bisa mempengaruhi harga dengan
mengubah kuantitas produk yang dijual/ditawarkan.
R A NG KU M AN
TES F OR M AT IF 2
5) Jika harga pasar bagi perusahaan dalam industri persaingan murni naik
maka kurva (garis) ....
A. pendapatan total akan berotasi dengan arah berlawanan dengan arah
jarum jam
B. pendapatan total berotasi searah dengan arah jarum jam
C. pendapatan marjinal naik sedangkan kurva pendapatan total tak
terpengaruh
D. biaya marjinal turun sedangkan kurva pendapatan marjinal tak
berubah
C. persaingan monopolistik
D. persaingan murni
Kegiatan Belajar 3
D alam jangka panjang, biaya bisa naik atau turun karena masuk atau
keluarnya perusahaan dari industri persaingan murni. Ini ditentukan
oleh impak perubahan harga input serta fungsi produksi. Dalam jangka
panjang, perusahaan-perusahaan keluar dari dan masuk ke dalam industri
karena kerugian ekonomi atau keuntungan ekonomi (super normal). Harga
pasar output dan biaya-biaya berubah dalam jangka panjang, dan cenderung
mencapai keseimbangan jangka panjang di mana P = MR = MC, yang
merupakan keadaan keseimbangan ideal pada tingkat optimum alokasi input.
Seperti diketahui dalam jangka panjang tak ada faktor produksi tetap.
Perusahaan mempunyai cukup waktu untuk mengubah semua faktor produksi
yang digunakan, yaitu faktor produksi variabel. Perusahaan-perusahaan juga
mempunyai cukup waktu untuk memperluas atau mengurangi kapasitas
pabrik. Di samping itu, dalam jangka panjang perusahaan-perusahaan baru
mungkin masuk ke dalam industri dan sebaliknya perusahaan-perusahaan
yang telah ada bisa keluar dari industri tersebut. Dalam jangka pendek,
terdapat sejumlah perusahaan yang masing-masing -mempunyai skala pabrik
tertentu. Mungkin sekali mereka tak berproduksi dan menutup perusahaannya
di dalam jangka pendek untuk meminimumkan kerugian, tetapi tak cukup
waktu baginya melikuidasi peralatan perusahaan dan keluar, dari industri
yang bersangkutan.
Penyesuaian-penyesuaian jangka panjang meliputi masuknya
perusahaan-perusahaan yang baru ke dalam atau keluarnya perusahaan yang
telah ada dari industri yang bersangkutan. Untuk melihat pengaruhnya maka
penyesuaian-penyesuaian jangka pendek diabaikan. Dalam jangka panjang,
juga dianggap semua perusahaan dalam industri mempunyai kurva-kurva
biaya identik. Dalam jangka panjang ada tiga macam perilaku biaya yang
mungkin dijumpai yaitu keadaan industri dengan Biaya Konstan, Biaya
Menaik, dan Biaya Menurun. Semua merupakan kemungkinan akibat
5.42 Pengantar Ekonomi Mikro
Gambar 5.9.
Keuntungan Ekonomis dan Posisi Keseimbangan Jangka Panjang
Gambar 5.10.
Kerugian Ekonomis dan Posisi Keseimbangan Jangka Panjang
jangka panjang bergeser ke atas. Ini berarti harga keseimbangan lebih tinggi
daripada sebelumnya. Industri tersebut hanya bisa memproduksi output lebih
banyak pada tingkat biaya lebih tinggi.
Gambar 5.11.
Kurva Penawaran Pasar dalam Jangka Panjang untuk Industri Persaingan
Murni Biaya Konstan
Hal ini karena perluasan industri telah menaikkan biaya total rata-rata
dan harga produk jangka panjang harus dapat menutup biaya ini. Output yang
lebih besar dalam industri tersebut hanya dapat direalisasi pada harga lebih
tinggi, atau dapat dikatakan kurva penawaran pasar industri dengan biaya
menanjak naik juga berlereng menanjak naik.
Gambar 5.12 (a.) menunjukkan posisi keseimbangan perusahaan dengan
biaya menanjak naik. Sedangkan Gambar 5.12 (b) menunjukkan
keseimbangan industri jangka panjang serta kurva penawaran industri jangka
panjang dalam kasus industri dengan biaya menanjak naik. Misalkan mula-
mula harga keseimbangan pasar adalah Rp4.000,00 per satuan output dan di
dalam industri ada sebanyak 10 produsen masing-masing memproduksi
sebanyak 7,5 satuan output. Misalnya kemudian terjadi kenaikan permintaan
pasar yang menggeser kurva permintaan ke kanan atas dari D 1 menjadi D2.
Ini menyebabkan harga keseimbangan pasar naik dan timbul keuntungan
ekonomis dalam industri tersebut. Akibatnya, perusahaan-perusahaan baru
tertarik masuk ke dalam industri, menaikkan penawaran pasar, dan
menggeser kurva penawaran ke kanan dari S1 menjadi S2. Tetapi lihat
masuknya perusahaan baru karena industrinya merupakan industri dengan
ESPA4111/MODUL 5 5.47
Gambar 5.12.
Keseimbangan Perusahaan dan Industri Biaya Menanjak Naik
Serta Kurva Penawaran Pasar Jangka Panjang
5.48 Pengantar Ekonomi Mikro
1. Efek Ekonomi
Pasar atau industri persaingan murni baik pada kasus biaya konstan
ataupun pada kasus biaya menanjak naik, mempunyai karakteristik yang
sama dalam posisi keseimbangan jangka panjang. Posisi harga dan
pendapatan marjinal adalah pada tingkat di mana keduanya sama dengan
biaya rata-rata minimum. Sementara itu kurva biaya marjinal memotong
kurva biaya rata-rata pada titik terendah. Jadi, dalam posisi keseimbangan
jangka panjang, MR (= P) = AC = MC. Hal ini ditunjukkan pada
Gambar 5.13. Meskipun dalam jangka pendek perusahaan pesaing murni
mungkin memperoleh keuntungan ekonomis (atau kerugian ekonomis) tetapi
dalam jangka panjang ia mengalami pulang pokok dengan memproduksi
sesuai formula MR ( = P) = MC. Posisi keseimbangan jangka panjang dalam
pasar persaingan murni yang mensyaratkan MR ( P) = AC MC harus terjadi
pada titik di mana AC minimum, menyimpulkan adanya efisiensi ekonomi
dalam pasar persaingan murni. Ini mempunyai arti sosial kemasyarakatan
yang penting. Analisis posisi keseimbangan persaingan murni jangka panjang
menunjukkan gambaran hasil yang sangat diinginkan dari sistem harga
persaingan.
ESPA4111/MODUL 5 5.49
Gambar 5.13.
Posisi Keseimbangan Perusahaan Individual Jangka Panjang,
MR (= P) = AC, = MC
LAT IH A N
R A NG KU M AN
TES F OR M AT IF 3
5) Dalam jangka panjang, perusahaan pesaing murni akan tutup bila ....
A. harga turun di bawah biaya variabel rata-rata pada setiap tingkat
output
B. biaya-biaya marjinal adalah negatif pada setiap tingkat output
C. biaya-biaya tetap rata-rata lebih kecil daripada pendapatan marjinal
pada setiap tingkat output
D. biaya tetap rata-rata lebih besar daripada pendapatan marginal pada
setiap tingkat output
9) Kesimpulan hasil pasar industri persaingan murni yang positif adalah ....
A. memproduksi barang dan jasa yang paling diinginkan oleh
konsumen secara efisien karena tangan gaib mengalokasi sumber
daya secara efisien di mana terdapat kebebasan memilih dalam
mengejar kepentingan masing-masing
B. memperoleh keuntungan maksimal dengan menerapkan berbagai
strategi bisnis untuk memenangkan persaingan
C. bebas bersaing dan mengadakan kolusi untuk menerapkan harga
yang tinggi dengan mengendalikan pasokan produk
D. menetapkan harga rendah sementara untuk mencegah pesaing
potensial masuk ke dalam industri
10) Manakah dari hal-hal berikut yang bukan merupakan kelemahan sistem
harga persaingan?
A. Masalah distribusi pendapatan.
B. Kegagalan pasar.
C. Keuntungan super-normal.
D. Mempersempit rentang pilihan konsumen.
Daftar Pustaka
PE N DA H UL U AN
Kegiatan Belajar 1
Tabel 6.1.
Permintaan, Biaya, Pendapatan dan Keuntungan Perusahaan Monopolis Murni
(Data Hipotetis)
Biaya
Permintaan Biaya Biaya Keuntungan
Pendapatan Pendapatan Rata- Keuntungan
Harga Harga /P total/TC Marjinal/MC Per Satuan
Total/TR Marjinal/MR rata/AC Total
(Q) (ribu (ribu (ribu Output
(ribu rupiah) (ribu rupiah) (ribu (ribu rupiah)
rupiah) rupiah) rupiah) (ribu rupiah)
rupiah)
0 12,00 0,00 10,00 -10,00 -10,00
1 11,00 11,00 11,00 17,00 7,00 17,00 -6,00 -6,00
2 10,00 20,00 9,00 18,00 1,00 9,00 1,00 -2,00
3 9,00 27,00 7,00 21,00 3,00 7,00 2,00 -6,00
4 8,00 32,00 5,00 30,00 9,00 7,50 0,50 -2,00
5 7,00 35,00 3,00 48,00 18;00 9,6 -2,60 -13,00
Gambar 6.1.
Pendapatan dan Biaya Total
Gambar 6.2.
Keuntungan Total
ESPA4111/MODUL 6 6.11
Gambar 6.3.
Permintaan, Pendapatan Marjinal, Biaya Rata-rata, dan Biaya Marjinal
Gambar 6.4
Maksimisasi Keuntungan Monopolis Murni: Pendekatan
Marjinal dengan Grafik
Gambar 6.5
Posisi Kerugian Minimum Perusahaan Monopolis Murni
c. Diskriminasi Harga
Diskriminasi harga terjadi bila suatu barang dijual oleh perusahaan
monopolis dengan harga berbeda dan ini tidak didasarkan pada perbedaan
biaya produksi. Diskriminasi harga dapat ditunjukkan melalui contoh-contoh
berikut. Dokter ahli bedah di rumah sakit mungkin mengenakan biaya operasi
lebih tinggi untuk operasi pembedahan usus buntu pada pasien berpendapatan
tinggi yang dirawat di kamar kelas VIP, daripada pasien berpendapatan
rendah yang dirawat di kamar kelas III. Sebuah perusahaan kecap
menetapkan harga per botol lebih tinggi dengan merek serta kemasan botol
lebih menarik dan dijual untuk ekspor ke luar negeri, daripada kecap yang
sama yang dijual di suatu pasar di tingkat desa. Tarif telepon interlokal lebih
rendah dikenakan pada malam hari sesudah jam sebelas. Perusahaan
pembangkit dan penyalur tenaga listrik menetapkan tarif listrik per Kwh lebih
rendah kepada sektor industri daripada untuk rumah tangga karena sektor
industri mungkin dapat menciptakan substitusi dengan menggunakan
pembangkit diesel. Di samping itu, tarif listrik untuk rumah tangga dibedakan
antara mereka berpendapatan tinggi serta mengonsumsi banyak dan mereka
yang berpendapatan rendah serta mengonsumsi listrik sedikit.
Ada beberapa macam diskriminasi harga. Salah satunya adalah
diskriminasi harga secara sempurna. Bagian kurva permintaan yang terletak
di atas daerah keuntungan seperti pada Gambar 6.3 menunjukkan para
pembeli yang ingin membeli pada harga lebih tinggi dari Rp9.000,00. Bila
perusahaan monopolis dapat mengidentifikasi dan memisahkan setiap
pembeli dan mengenakan harga yang berbeda maka dengan mengadakan
diskriminasi harga, monopolis akan memperoleh keuntungan total lebih besar
dari Rp6.000,00, yaitu bila ia tak mengadakan diskriminasi harga dan hanya
6.16 Pengantar Ekonomi Mikro
menetapkan satu harga saja sebesar Rp9.000,00. Bila diproduksi dan dijual
sebanyak 3 satuan output, maka biaya totalnya sebesar Rp21.000,00. Bila
dilakukan diskriminasi harga secara sempurna maka diperoleh pendapatan
total sebesar Rp30.000,00. Satuan output pertama, kedua, dan ketiga dijual
dengan harga masing-masing Rp11.000,00; Rp10.000,00 dan Rp9.000,00.
Jadi, dengan mengadakan diskriminasi harga secara sempurna untuk 3 satuan
output dapat diperoleh keuntungan total sebesar Rp9.000,00 yaitu
(Rp30.000,00 minus Rp21.000,00), bukan hanya Rp6.000,00.
Agar diskriminasi harga dapat berhasil, diperlukan beberapa syarat,
sebagai berikut.
1) Produsen atau penjual adalah perusahaan monopolis di mana ia
merupakan satu-satunya produsen dan penjual di pasar industri tersebut.
Tak ada barang pengganti yang sempurna, hingga bila ia mengadakan
diskriminasi harga maka para pembeli tak bisa beralih ke produsen atau
penjual lain;
2) Penjual harus bisa memisahkan pasar agar perbedaan elastisitas
permintaan pada berbagai pasar bisa dipertahankan. Perbedaan elastisitas
permintaan mungkin ada karena perbedaan-perbedaan pendapatan
konsumen selera, ataupun ketersediaan barang-barang substitusi. Harga
lebih tinggi ditetapkan pada para pembeli yang permintaannya kurang
elastis.
3) Barang tersebut tidak dapat dijual lagi dari pasar yang harganya rendah
ke pasar yang harganya lebih tinggi. Biaya transpor yang tinggi
mencegah pengiriman barang dari pasar yang harganya rendah ke pasar
yang harganya tinggi. Bila penjualan kembali antarpasar dapat dilakukan
maka lenyaplah perbedaan harga pasar, tak ada lagi diskriminasi harga.
Penurunan penawaran mengakibatkan kenaikan harga antar pada segmen
pasar yang harganya rendah dan kenaikan penawaran akan
mengakibatkan penurunan harga di segmen pasar yang harganya tinggi.
Berikut ini adalah proses penentuan harga dan output oleh perusahaan
monopolis murni yang melakukan diskriminasi harga, yang menjual produk
di dua pasar berbeda. Misalkan perusahaan tersebut mempunyai kurva biaya
konstan, hingga biaya rata-rata sama dengan biaya marjinal yang pada
Gambar 6.6 nampak merupakan garis mendatar. pada Gambar 6.6.(a). di
sebelah kiri, nampak Pasar Pertama dengan kurva permintaan lebih tak elastis
dibandingkan pasar kedua yang nampak Gambar 6.6.(b) di sebelah kanan.
Titik keseimbangan perusahaan monopolis adalah titik di mana ia
ESPA4111/MODUL 6 6.17
Gambar 6.6.
Kasus Diskriminasi Harga dengan MC dan AC Konstan.
Gambar 6.7.
Kurva-kurva Permintaan yang Berbeda Elastisitasnya yang Dihadapi oleh
Perusahaan Monopolis Murni
Gambar 6.8
Diskriminasi Harga dengan Kurva Biaya Marjinal Menanjak Naik
ahli bedah di rumah sakit pada pasien yang berpenghasilan lebih tinggi dan
tinggal di kamar VIP daripada pasien berpenghasilan rendah di kamar kelas
III. Ini bisa dijadikan cara untuk tujuan pemerataan pendapatan dan
diferensiasi pelayanan. pada kasus diskriminasi harga berupa tarif listrik
untuk sektor konsumen rumah tangga,di mana tarif lebih tinggi dikenakan
pada konsumen pelanggan besar berpenghasilan tinggi daripada tarif listrik
yang dikenakan atas konsumen pelanggan kecil berpenghasilan rendah, di
samping dengan tujuan pemerataan pendapatan juga agar perusahaan
pembangkit listrik dapat menciptakan Pendapatan Total dalam jumlah cukup
dan tidak menderita kerugian finansial. Kasus ini dijumpai pada industri
pelayanan publik, misalnya perusahaan pembangkit listrik yang mempunyai
ciri sebagai industri biaya menurun di mana kurva biaya rata-rata lebih
rendah atau berada di bawah kurva biaya marjinal. Dengan demikian,
penentuan harga sebesar biaya marjinal, yang secara teoritis memberikan-
tingkat kesejahteraan optimal kepada masyarakat, menghasilkan kerugian
finansial kepada perusahaan yang bersangkutan. Diskriminasi harga dapat
mengatasi dan menghilangkan kerugian finansial, sementara tingkat output
ideal yang memberikan kesejahteraan optimum kepada masyarakat dapat
tercapai.
1. Efek Ekonomis
Efek ekonomis pasar industri monopoli dapat dilihat dari segi alokasi
input, distribusi pendapatan, dan kemajuan ekonomi serta teknologi. Ini
merupakan efek ekonomis murni tanpa mempertimbangkan pengaturan
monopoli oleh pemerintah dan tidak ada diskriminasi harga.
a. Efek terhadap harga, output dan alokasi input, Formula penentuan harga
dan output pada pasar industri persaingan murni, menghasilkan alokasi
sumber daya yang ideal untuk memproduksi barang dan jasa menurut
jenis serta kuantitas masing-masing sesuai dengan kehendak atau
keinginan masyarakat (yang diungkapkan dalam kurva permintaan
pasar). Kebebasan masuk ke dalam atau ke luar dari industri persaingan
murni memaksa perusahaan berproduksi pada tingkat output optimum di
mana biaya rata-rata produksi adalah minimum dan harganya sama
dengan biaya rata-rata terendah. Gambar 6.9 membandingkan situasi
harga dan output pada industri persaingan murni dan pada industri
monopoli murni.
Gambar 6.9.
Pembandingan Posisi Keseimbangan Perusahaan pada Industri Monopoli dan
Persaingan Murni
ESPA4111/MODUL 6 6.21
Gambar 6.10.
Efek Ekonomis atas Harga dan Tingkat Output Perusahaan Monopolis Murni
dari Penetapan Harga Maksimum oleh Pemerintah
di mana AC Cukup Rendah
mendatar yaitu PmA, harga output sama dengan MR. Ingat bila kurva
permintaan merupakan garis mendatar maka harga sama dengan pendapatan
marjinal.
Dengan penetapan harga maksimum, perusahaan monopolis tetap dapat
memaksimumkan keuntungan dengan memproduksi pada tingkat output di
mana MR atau Pendapatan Marjinal yang baru sama dengan biaya marjinal
(MC). Penetapan harga maksimum tidak mempengaruhi kurva biaya
marjinal. Sekarang monopolis memproduksi sebanyak Q m dan menjual pada
harga maksimum P m, akibatnya perusahaan monopolis menjual pada harga
lebih rendah dan memproduksi output lebih banyak. Efeknya industri tersebut
menjadi seperti pasar industri persaingan murni dalam penentuan harga dan
output.
Meskipun dengan penetapan harga maksimum, perusahaan monopolis
masih memperoleh keuntungan ekonomis total sebesar P 0C0 dikalikan dengan
Qm karena posisi kurva biaya cukup rendah. Tetapi keuntungan total sesudah
penetapan harga maksimum menjadi lebih kecil daripada keuntungan total
yang diperoleh tanpa ketentuan harga maksimum, yaitu sebesar P 0C0
dikalikan dengan Q0.
Gambar 6.11 menunjukkan contoh penetapan harga maksimum serta
efeknya dengan menggunakan data hipotetis permintaan dan biaya
perusahaan monopolis pada Tabel 6.1. Gambar 6.11 menunjukkan tingkat
output terbaik jangka pendek perusahaan monopolis sebesar 3 satuan output
yang ditentukan oleh titik di mana kurva MC memotong kurva MR dari
bawah. Pada tingkat output ini monopolis menetapkan harga sebesar
Rp9.000,00, dan memperoleh keuntungan per satuan output sebesar
Rp2.000,00 serta keuntungan total sebesar Rp6.000,00.
Perlu diperhatikan tingkat output optimum bagi monopolis lebih kecil
daripada tingkat output optimum bagi perusahaan dalam pasar persaingan
murni yang ditentukan oleh prinsip P = MC pada tingkat output optimum,
MC = MR < P.
6.26 Pengantar Ekonomi Mikro
Gambar 6.11.
Contoh Penentuan Harga Maksimum atas
Perusahaan Monopolis Serta Efek Ekonomisnya
rendah yakni sebesar Pr dan output yang dihasilkan menjadi lebih banyak
yaitu sebesar Qr. Di sini tak diperoleh keuntungan ekonomis. Tetapi
penyelesaian, ini tidak memberikan alokasi sumber daya secara optimal. Hal
ini terutama dilakukan bila posisi kurva biaya rata-rata cukup rendah hingga
perusahaan monopolis beroperasi pada level kuantitas output di mana kurva
AC terletak di atas kurva MC.
Gambar 6.12.
Penentuan Harga Maksimum atas Produk Perusahaan Monopolis Murni
di mana AC > MC pada Rentang Kuantitas Output-nya
Gambar 6.13.
Efek Pengenaan Pajak Lump sum atas Perusahaan Monopolis Murni
Biaya Biaya
Biaya Biaya
Variabel Variabel Biaya
Kuantitas Total Rata- Marjinal Keuntungan
Total Rata- Total/TC
Output rata/AC VMC Total
VTVC rata/AVC (ribu
(Q) (ribu (ribu (ribu rupiah)
(ribu (ribu rupiah)
rupiah) rupiah)
rupiah) rupiah)
0 10,00 16,00
1 17,00 17,00 23,00 23,00 7,00 -12,00
2 18,00 9,00 24,00 12,00 1,00 -4,00
3 21,00 7,00 27,00 9,00 3,00 0,00
4 30,00 7,50 36,00 9,00 9,00 -4,00
5 48,00 9,60 54,00 10,80 18,00 -19,00
Gambar 6.14.
Efek Pengenaan Pajak Lump sum pada Perusahaan Monopolis dengan Data
Pendapatan dan Biaya Hipotetis pada Tabel 6.2.
sebesar pajak per satuan output. Sementara itu kurva biaya marjinal pun
bergerak ke kiri atas. Ini mengubah posisi keseimbangan. Lihat Gambar 6.15.
Akibatnya kuantitas output yang diproduksi dan dijual oleh produsen
monopolis berkurang dari Qn menjadi QM dan harga yang ditetapkan turun
dari Pm menjadi Pp yang juga memberikan keuntungan maksimal meskipun
ada pengenaan pajak. Pemerintah pun dapat memperoleh transfer berupa
pendapatan pajak yang bisa digunakan untuk memeratakan distribusi
pendapatan.
Gambar 6.15.
Efek Pengenaan Pajak Spesifik atas Perusahaan Monopolis Mumi
Tabel 6.3.
Biaya Total, Marjinal dan Rata-rata pada Sebelum dan
Sesudah Pengenaan Pajak. Spesifik Per Satuan Output
Gambar 6.16.
Efek Pengenaan Pajak Spesifik atas Perusahaan Monopolis
dan menjual pada harga yang ditentukan oleh perusahaan penemu pemegang
hak paten. Bila suatu perusahaan memperoleh dan mengumpulkan hak paten
dengan riset dan pengembangan produk baru maupun dengan pembelian hak
paten, hal ini menimbulkan rintangan masuk ke dalam industri dan
mempertahankan kelangsungan hidup monopoli. Cukup banyak perusahaan
asing memperoleh monopoli melalui pemilikan hak paten secara
internasional.
Contoh lain adalah dengan alasan melindungi industri di dalam negeri
maka dikenakan proteksi berupa tarif atau berbagai bentuk rintangan lain
dalam perdagangan internasional. Proteksi ini berbentuk pajak atas barang-
barang impor produksi perusahaan-perusahaan dari luar negeri, yang
membuat barang impor tak dapat bersaing dengan produsen di dalam negeri.
Tujuan pengenaan bea impor ini sebenarnya untuk mendorong perusahaan-
perusahaan dalam negeri agar berkembang dan menjadi kuat, namun dalam
jangka panjang perusahaan-perusahaan di dalam negeri menjadi kurang
kompetitif dan sering kali menimbulkan suasana lingkungan yang mengarah
ke monopoli pasar bisnis di dalam negeri.
LAT IH A N
R A NG KU M AN
TES F OR M AT IF 1
Kegiatan Belajar 2
menawarkan barang yang sama tetapi tidak identik antara barang satu
dengan barang lain. Masing-masing produsen ukurannya kecil
dibandingkan dengan besarnya seluruh pasar industri. Karena jumlahnya
cukup banyak maka kolusi di antara mereka dengan tujuan membatasi
output yang diproduksi agar diperoleh harga lebih tinggi, tak mungkin
dilakukan. Dan akhirnya masing-masing merasa bebas tak saling
tergantung dan tak harus memperhatikan dan bereaksi terhadap tindakan
perusahaan lain saingannya.
b. Diferensiasi produk. Ini merupakan unsur pokok dalam pasar persaingan
monopolistik di mana terdapat variasi dari suatu jenis produk. Beberapa
perusahaan memproduksi dan menjual barang-barang kosmetik, tetapi
masing-masing produk berbeda antara satu dengan lain atau dengan
saingannya. Ada beberapa macam bentuk diferensiasi produk yaitu
diferensiasi produk nyata secara fisik, diferensiasi produk imajiner atau
tak nyata, serta diferensiasi produk kemudahan. Diferensiasi produk
secara nyata bisa berupa perbedaan wujud barang, fungsi, bahan mentah,
kualitas pengerjaan dan pemrosesan. Diferensiasi imajiner adalah
diferensiasi produk yang diciptakan oleh advertensi, pembungkus atau
pengepakan barang, dan pemberian merek. Diferensiasi produk
kemudahan bisa berupa letak atau lokasi toko yang strategis, tersedianya
fasilitas pembayaran dengan kredit, dan sebagainya.
Unsur diferensiasi produk mempunyai dua arti penting yaitu perusahaan
pesaing monopolistik mempunyai pengendalian secara terbatas atas
harga barang yang mereka produksi dan jual karena produknya di
diferensiasi atau dibedakan dari produk para pesaing, meskipun dalam
industri secara relatif terdapat cukup banyak perusahaan produsen
barang tersebut. Para konsumen mempunyai preferensi akan produk
yang dijual oleh produsen tertentu dan ia bersedia membeli pada harga
lebih tinggi daripada barang sama yang diproduksi oleh perusahaan lain
untuk memenuhi seleranya. Diferensiasi produk mempunyai arti penting
lain karena ia menimbulkan persaingan bukan harga. Dengan diferensiasi
produk maka produknya bisa ditonjolkan dengan advertensi dan promosi
penjualan sebagai sisi persaingan bukan harga.
c. Syarat masuk ke dalam industri. Untuk masuk ke dalam industri
persaingan monopolistik secara relatif adalah mudah. Meskipun
perusahaan yang ada dalam industri merupakan perusahaan-perusahaan
kecil dan tak membutuhkan skala ekonomis dan kapital besar namun
ESPA4111/MODUL 6 6.55
Bila kerugian lebih besar daripada Biaya Variabel Rata-rata maka sudah
pasti perusahaan menghentikan produksi dan ke luar dari industri, baik dalam
jangka pendek maupun dalam jangka panjang. Gambar 6.19 menunjukkan
hal ini, di sini kurva AVC seluruhnya berada di atas kurva permintaan, bila
perusahaan menghentikan produksi hanya menderita kerugian sebesar Biaya
Tetap Rata-rata yaitu sebesar CaCv. Tetapi bila perusahaan tetap
memproduksi maka kerugian akan lebih besar daripada Biaya Tetap,
kerugian ini sebesar CaPb.
Bila kerugian yang diderita sebesar Biaya Tetap maka perusahaan akan
berada dalam situasi indiferensi (tak ada beda dalam jangka pendek apakah ia
meneruskan atau menghentikan produksi), kerugiannya sama saja sebesar
Biaya Tetap. Di sini kurva biaya rata-rata menyinggung kurva permintaan
dan kerugiannya sebesar PiC (lihat Gambar 6.20) tepat pada tingkat output di
mana MR = MC.
Gambar 6.19.
Gambar 6.20.
Kerugian Pada Perusahaan Pesaing
Kerugian pada Perusahaan:
Monopolistik: Kasus Penutupan
Monopolistik Kasus Indiferensi
Perusahaan
6.58 Pengantar Ekonomi Mikro
Gambar 6.21.
Kerugian pada Perusahaan Pesaing Monopolistik:
Kasus Penerusan Produksi
Kasus berikutnya adalah bila kerugian lebih kecil daripada Biaya Total
maka perusahaan dalam jangka pendek terus berproduksi karena kerugian
lebih kecil, daripada bila ia menghentikan produksi, Gambar 6.21
menggambarkan hal ini. Di situ terlihat bila ia menghentikan produksi maka
kerugiannya sebesar biaya tetap yaitu P tCv, tetapi bila perusahaan tetap
berproduksi maka kerugian lebih kecil yaitu sebesar P tC yang merupakan
selisih antara biaya (total) rata-rata dengan harga produk. Pada Gambar 6.22
terlihat dalam keseimbangan jangka panjang, perusahaan pesaing
monopolistik tidak memperoleh keuntungan ekonomis tetapi hanya
memperoleh keuntungan normal. Di sini Harga sama dengan Biaya Total
Rata-rata, kuantitas yang diproduksi adalah Q0 di mana MR = MC, dan kurva
AC menyinggung kurva permintaan. Hal ini karena dalam jangka panjang
kemungkinan perusahaan-perusahaan baru masuk ke dalam atau perusahaan-
perusahaan lama ke luar dari industri.
ESPA4111/MODUL 6 6.59
LAT IH A N
3) a. Bila upah naik, ingat ini merupakan komponen Biaya Variabel maka
kurva Biaya Marjinal serta Biaya Rata-rata naik, dalam situasi
keseimbangan baru harga akan turun dan kuantitas yang diproduksi
bertambah. Dalam jangka panjang, tingkat output keseimbangan
adalah di mana kurva Biaya Rata-rata menyinggung kurva
permintaan. Tak ada keuntungan ekonomis dalam industri
persaingan industri ini.
b. Karena pengenaan pajak bersifat lump sum, tidak mempengaruhi
posisi kurva Biaya Marjinal namun menggeser kurva Biaya Rata-
rata naik ke kanan atas. Harga output turun dan kuantitas yang
diproduksi bertambah. Keuntungan (ekonomis) berkurang. Dalam
jangka panjang keadaannya seperti pada 3 (a) tersebut di atas.
4) Perlu mengiklankan untuk menunjukkan atau mengesankan bahwa
produknya berbeda dari produk perusahaan lain yang sejenis.
Diferensiasi produk benar-benar ada untuk memenuhi segmen-segmen
pembeli yang berbeda guna menaikkan (volume) penjualan.
R A NG KU M AN
TES F OR M AT IF 2
Kegiatan Belajar 3
Tabel. 6.4.
Persentase Bagian Pasar pada Perusahaan Perakitan Mobil, Tahun 200x
Tabel 6.5.
Nisbah Konsentrasi Lima Perusahaan Terbesar pada Beberapa Industri
Terpilih (Oligopoli) pada Tahun 199x dan 200x di Negara Kidultan
(Data Hipotetis)
Nisbah Konsentrasi
Industri Lima Perusahaan Terbesar
199x 200x
Rokok 80 84
Ban 70 73
Radio dan Televisi 41 49
Produk Peternakan 23 18
Besi & Peralatan Mesin-mesin 74 66
Skala pabrik yang besar memerlukan permintaan pasar yang cukup stabil.
Perusahaan-perusahaan akan berusaha memperluas atau memperbesar skala
pabrik, ini hanya menguntungkan bila dilakukan dengan menjatuhkan
perusahaan saingan. Skala pabrik yang ekonomis dapat dicapai oleh beberapa
perusahaan saja melalui merger (penggabungan perusahaan) atau melalui
kebangkrutan perusahaan-perusahaan lain.
Kemajuan teknologi memungkinkan tercapainya skala pabrik yang
ekonomis. Perkembangan industri biasanya mulai dengan menggunakan
teknologi sederhana dengan jumlah perusahaan pesaing cukup banyak.
Kemudian terjadi kemajuan teknologi yang memungkinkan dicapainya skala
pabrik yang ekonomis. Beberapa perusahaan kurang agresif dan tak bisa
memanfaatkan kesempatan usaha akan gagal dan bangkrut hingga hanya
tersisa beberapa perusahaan besar saja yang bisa bertahan.
Skala ekonomis pabrik yang memberikan biaya terendah mensyaratkan
investasi mesin-mesin serta peralatan-peralatan produksi dalam jumlah besar.
Hal ini merupakan penghalang atau rintangan berat bagi perusahaan lain
untuk masuk ke dalam industri tersebut. Hal ini juga merupakan penjelasan
mengapa dalam industri semacam ini kecil kemungkinan menjadi kompetitif.
Hal lain yang bisa merupakan faktor rintangan masuk ke dalam industri
oligopoli adalah pengendalian atau pemilikan bahan mentah strategis,
misalnya industri semen dan pupuk dan faktor hak paten dan merek dagang
serta advertensi, misalnya pada industri barang-barang elektronika.
Pengeluaran untuk advertensi serta promosi penjualan secara besar-besaran
mungkin merupakan rintangan masuk ke dalam suatu industri oligopoli.
Sebagai contoh industri rokok, jamu, dan barang-barang kosmetik modern
maupun tradisional.
Unsur oligopoli kedua adalah dorongan mengadakan merger atau
penggabungan dengan perusahaan lain. Motif bergabung didorong kenyataan,
yang sementara masih merupakan kemungkinan, dengan bergabung
perusahaan-perusahaan yang semula bersaing dapat menguasai dan
memperoleh pangsa pasar cukup besar hingga memungkinkan mereka
membangun satuan pabrik besar untuk mencapai skala ekonomis. Selain
untuk memperoleh biaya produksi yang rendah, dengan mengadakan
penggabungan perusahaan maka pangsa pasar mereka (secara relatif dan juga
absolut) akan cukup besar dibandingkan dengan besarnya pasar industri
tersebut. Dengan demikian, kemampuan mempengaruhi atau mengendalikan
harga pasar lewat perubahan output akan lebih besar. Dari sisi input, sebagai
6.74 Pengantar Ekonomi Mikro
1. Model Kolusi
Misalkan pada kasus sederhana di mana pada industri oligopoli tanpa
diferensiasi produk terdapat tiga perusahaan yaitu X, Y, dan Z yang
produknya homogen. Masing-masing mempunyai kurva-kurva biaya identik.
Masing-masing kurva permintaan tak bisa ditentukan karena reaksi
perusahaan-perusahaan pesaing tak diketahui dengan pasti bila sebuah
perusahaan mengambil inisiatif mengadakan perubahan harga. Anggaplah
mereka mengimbangi setiap perubahan harga, baik terhadap kenaikan
maupun penurunan, yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan pesaing.
Selanjutnya, misalkan kurva permintaan yang dihadapi oleh masing-masing
perusahaan adalah identik dan demikian pula Biaya Marjinalnya.
Bila perusahaan X misalnya merupakan perusahaan oligopolis maka
penentuan harga dan output cukup jelas, yaitu pada tingkat di mana
Pendapatan Marjinal sama dengan Biaya Marjinal, menetapkan harga sebesar
6.82 Pengantar Ekonomi Mikro
bisa memberi efek ekonomis bersifat restriktif atau bersifat progresif Bentuk
pasar ini mirip dengan bentuk industri monopoli dengan rintangan, masuk
dan menghasilkan pembatasan output jangka pendek yang memberikan biaya
produksi terendah. Hal ini memungkinkan memperoleh keuntungan
ekonomis. Penentuan harga dan output dalam industri oligopoli dengan
ataupun tanpa kolusi cenderung menghasilkan penetapan harga dan output
mendekati situasi monopoli.
Di beberapa negara industri maju di Eropa Barat dan Amerika Serikat
atau di negara-negara industri baru di Asia, pengalaman menunjukkan bentuk
industri oligopoli di sektor manufakturing seperti alat-alat elektronika dan
alat-alat rumah tangga, serta komputer menghasilkan penurunan harga
dengan adanya perbaikan kualitas produk serta perluasan output. Tetapi
mungkin pula industri oligopoli produk manufakturing akan mengalami
kemajuan Seandainya industri tersebut merupakan industri persaingan murni.
Karena perusahaan-perusahaan mencoba menghindari persaingan harga
maka mereka lebih memusatkan pada persaingan bukan-harga. Ini
mendorong mereka mengadakan pengembangan teknik produksi serta
perbaikan kualitas produk. Akibatnya adalah penurunan biaya per satuan
output serta kenaikan permintaan bila disertai dengan advertensi. Terdapat
dorongan kuat dalam industri oligopoli untuk memacu kemajuan teknologi.
a. Perusahaan oligopolis akan memusatkan diri pada perbaikan kualitas
produk dan teknik produksi yang akan memperluas pasar dan
menurunkan biaya produksi per satuan. Hal ini tak bisa dengan cepat
ditiru atau diimbangi oleh perusahaan pesaing.
b. Keunggulan teknologi merupakan upaya utama perusahaan oligopolis
untuk mempertahankan dan mengembangkan usaha terutama dalam
situasi perang harga yang tak dapat dihindari.
c. Beberapa pesaing kuat memaksa perusahaan berproduksi dengan
efisiensi maksimum, yang merupakan cara mempertahankan
kelangsungan usaha.
d. Rintangan untuk masuk ke dalam industri merupakan jaminan bahwa
sebuah perusahaan oligopolis memperoleh keuntungan yang merupakan
balas jasa bagi usaha mencapai kemajuan teknologi.
Tabel 6.6.
Dilema Tahanan Tersangka Kejahatan
Keputusan Grayi
Keputusan
Tetap diam Grayi bebas Grayi
Mayo
dihukum
Mayo 1 tahun
dihukum Mayo
15 tahun Dihukum
1 tahun
Tabel 6.7.
Permainan Oligopoli: Keuntungan Dua Perusahaan
LAT IH A N
sekelompok kecil (tiga atau empat) perusahaan atau terbesar dalam suatu
industri.
Pelajari kembali materi mengenai saling ketergantungan dan reaksi serta
mengenai konsentrasi industri.
3) Ketegaran bisa dikemukakan dengan model analisis industri ini dengan
atau tanpa kolusi. Model oligopoli tanpa kolusi adalah model permintaan
patah dan kepemimpinan harga oleh perusahaan biaya rendah atau
perusahaan dominan. Sedangkan model dengan kolusi adalah model
keuntungan bersama, pembagian pasar dengan kartel atau persetujuan
diam-diam (tak formal). Pelajari kembali materi mengenai perubahan
kurva serta konsekuensinya.
4) Salah satu model oligopoli adalah tanpa kolusi yaitu model kurva
permintaan patah (kinked demand curve). Kurva ini berbentuk demikian
karena reaksi dari perusahaan pesaing bila sebuah perusahaan oligopolis
mengubah harga penawaran produknya di pasar. Pada bagian yang patah
kurva Pendapatan Marginalnya berbentuk garis tegak lurus. Akibatnya,
keputusan untuk memproduksi output yang memaksimumkan
keuntungan tidak berubah walaupun terjadi perubahan kurva-kurva
biaya, hingga harga dan kualitasnya tegar takberubah. Pilihan model
yang lain bisa juga model oligopoli dengan atau tanpa kolusi. Pelajari
kembali materi mengenai penentuan harga dan output pada pasar
Oligopoli yang menghasilkan ketegaran harga dan kuantitas output yang
diproduksi.
5) Rintangan yang dihadapi perusahaan oligopoli dalam mengadakan kolusi
adalah terlalu banyaknya perusahaan yang ada dalam pasar industri
tersebut hingga sulit mencapai persetujuan bersama, kemungkinan
diferensiasi produk perusahaan, serta sulitnya pengawasan atas
persetujuan bersama mengenai alokasi. output dan penentuan harga
bersama karena kemungkinan ketidakjujuran dari perusahaan peserta
kolusi yang sangat mungkin atau lesunya permintaan pasar akan
produknya.
6) Efek oligopoli menurunkan tingkat efisiensi ekonomi karena menetapkan
harga lebih tinggi dan kuantitas output yang lebih sedikit dibandingkan
dengan pada kasus/kondisi pasar industri, persaingan murni.
Karakteristik industri ini yang menimbulkan ketegaran harga dan
kuantitas output yang diproduksi lebih memperkuat hal ini. Pelajari
kembali materi mengenai efek oligopoli terhadap efisiensi ekonomi,
terutama mengenai kurva-kurva permintaan pasar dan biaya.
ESPA4111/MODUL 6 6.93
R A NG KU M AN
TES F OR M AT IF 2
1) Industri oligopolistik berbeda dari tipe industri lain dalam hal ....
A. kurva permintaan yang dihadapi industri oligopolistik sebagai
keseluruhan berlereng menurun
B. perusahaan-perusahaan memaksimumkan laba dengan memproduksi
tingkat output di mana Pendapatan Marginal sama dengan Biaya
Marjinal
6.96 Pengantar Ekonomi Mikro
3) Ketegaran harga merupakan ciri struktur pasar oligopoli. Ini berarti ....
A. harga-harga kurang responsif terhadap perubahan permintaan dalam
industri oligopoli daripada dalam industri yang lebih kompetitif
(bersaing)
B. perusahaan-perusahaan oligopolis menetapkan harga output
sedemikian rupa untuk mencegah masuknya perusahaan-perusahaan
baru ke dalam industri
C. perusahaan-perusahaan oligopolis menetapkan harga output mereka
sedemikian rupa hingga memperoleh keuntungan maksimal
sepanjang waktu
D. harga-harga merupakan datum bagi perusahaan oligopolis seperti
juga bagi perusahaan-perusahaan pesaing murni
Daftar Pustaka
PE N DA H UL U AN
Kegiatan Belajar 1
P
1.
enentuan harga faktor produksi dalam ilmu ekonomi mikro penting
dipelajari karena berhubungan dengan hal-hal berikut.
Harga faktor produksi bersama-sama dengan kuantitas masing-masing
faktor produksi tersebut menentukan besarnya pendapatan sektor rumah
tangga konsumen. Pendapatan rumah tangga merupakan pengeluaran
produsen dan diterima sebagai pendapatan berupa upah, dan gaji, sewa,
bunga, dan keuntungan yang merupakan balas jasa atas penggunaan
faktor produksi manusia maupun bukan manusia yang dimiliki sektor
rumah tangga konsumen. Dengan demikian, harga faktor menentukan
pola distribusi pendapatan. Namun masalah distribusi pendapatan dan
harga faktor produksi bukan merupakan masalah ekonomi saja tetapi
juga menyangkut masalah etika, keadilan sosial, dan sebagainya.
Bagaimana meratakan distribusi pendapatan secara nasional di antara
berbagai kelompok faktor produksi? Jawabannya menyangkut masalah
ideologi dan kepercayaan.
2. Harga-harga faktor produksi biaya perusahaan. Produsen harus
memproduksi pada tingkat output yang memberikan keuntungan
maksimum dengan menggunakan kombinasi faktor yang memberikan
biaya terendah. Kombinasi ini tergantung pada harga faktor produksi dan
teknologi yang digunakan. Dengan kata lain, berdasarkan harga faktor
produksi produsen menentukan kuantitasnya yang dikombinasikan
dalam proses produksi.
3. Harga faktor produksi seperti juga fungsi harga output yang menjatah
atau mendistribusi barang-barang dan jasa-jasa kepada para konsumen
serta mengalokasikan penggunaan faktor di antara berbagai industri dan
perusahaan.
Tabel 7.1.
Berbagai Kemungkinan Bentuk Pasar Input dan Pasar Output
Tabel 7.2.
Permintaan akan Input: Perusahaan Persaingan Murni di Pasar Output
tenaga kerja sangat kecil dibandingkan dengan besarnya pasar. Karena itu,
perusahaan pada kasus pertama (seperti pada Tabel 7.2) yang beroperasi di
pasar persaingan, baik di pasar input maupun output, akan menambah tenaga
kerja sampai pada titik di mana upah (ME) sama dengan MRP.
Kurva permintaan tenaga kerja menunjukkan berbagai jumlah tenaga
kerja yang diminta pada berbagai tingkat upah. Misalkan tingkat upah adalah
Rp32.000,00, bila perusahaan bertujuan memaksimumkan keuntungan maka
ia akan mempekerjakan seorang tenaga kerja karena pada tingkat upah ini
ME = MRP = Rp32.000,00. Bila tingkat upah Rp26.000,00 maka perusahaan
akan mempekerjakan 2 orang tenaga kerja. Selanjutnya bila tingkat upahnya
Rp20.000,00 maka perusahaan akan mempekerjakan sebanyak 3 orang
pekerja; dan begitu selanjutnya.
Jadi, skedul MRP merupakan
permintaan perusahaan akan
tenaga kerja karena setiap titik
pada skedul atau kurva ini
menunjukkan banyaknya tenaga
kerja yang dipekerjakan oleh
perusahaan pada berbagai tingkat
upah. Kurva permintaan tenaga
kerja oleh perusahaan yang meng-
hadapi pasar persaingan murni di
pasar produk ataupun di pasar Gambar 7.1.
input akan berlereng negatif Kurva Permintaan Tenaga Kerja
seperti yang ditunjukkan oleh Perusahaan Persaingan Murni
Gambar 7.1. di Pasar Output
Kurva permintaan tenaga kerja (dN) yang ditunjukkan oleh kurva MRP
ditentukan oleh dua hal yaitu Produktivitas Faktor Produksi (MPP) dan harga
output (P). Bila WP atau harga output naik maka kurva permintaan input
bergeser ke kanan, sebaliknya bila MPP atau harga output turun maka kurva
permintaan input tersebut bergeser ke kiri.
Tabel 7.3.
Permintaan Input: Perusahaan Monopoli Murni Di Pasar Output
Rp27.000,00 maka tenaga kerja yang diminta sebanyak 2 satuan, dan begitu
seterusnya. Jadi skedul MRP merupakan skedul permintaan perusahaan akan
tenaga kerja atau permintaan faktor produksi. Gambar 7.2 menunjukkan
kurva permintaan tenaga kerja, perhatikan kurvanya pada perusahaan
monopolis di pasar output lebih tak elastis dibandingkan dengan permintaan
yang sama oleh perusahaan di pasar persaingan murni. Dengan demikian,
perusahaan monopolis di pasar output kurang responsif terhadap perubahan
tingkat upah; Bila harga input turun, perusahaan monopolis murni secara
relatif lebih segan menambah output, hal ini merupakan dampak pasar output
yang cenderung membatasi output-nya, dengan output lebih sedikit maka
permintaan input pun menjadi lebih sedikit.
Permintaan pasar atas faktor
produksi secara total diperoleh
dengan menjumlahkan secara
horizontal semua kurva-kurva
permintaan perusahaan faktor
produksi individu. Karena kurva
permintaan faktor produksi
perusahaan sama dengan kurva
MRP maka kurvanya dapat dicari
dengan menjumlahkan secara
horizontal semua kurva MRP
perusahaan yang menggunakan
input tersebut.
Gambar 7.2.
Kurva Permintaan Tenaga Kerja
Perusahaan Monopolis di Pasar Output
MRPL MRPK
1 .... (7.1)
PL PK
MRPi
1 atau
Pi
ESPA4111/MODUL 7 7.13
MPPL MPPK
PL PK
di mana MPP dan P masing-masing adalah Produk Fisik Marjinal, sedangkan
K dan L masing-masing adalah kapital dan tenaga kerja. Bila perusahaan
menggunakan banyak faktor produksi, maka formula kombinasi biaya
terendah secara umum dapat dituliskan sebagai berikut.
MPPi MRPj
.... (7.3)
Pi Pj
MRPL MRPK
... 1
ME L ME K
MRPi
... 1
MEi
atau
MRPL MRPK
ME L ME K
7.16 Pengantar Ekonomi Mikro
MRPi
... 1 atau
MEi
Tabel 7.4.
Permintaan dan Penawaran
Tenaga Kerja: Perusahaan di Pasar Persaingan Murni
Tabel 7.5
Permintaan dan Penawaran Tenaga Kerja Perusahaan Monopsonis
di Pasar Input
Gambar 7.5.
Permintaan, Penawaran Tenaga Kerja dan ME: Perusahaan Monopsonis
di Pasar Input dan Pesaing Murni di Pasar Output
LAT IH A N
berada di pasar input tenaga kerja yang monopsoni yaitu hanya ada
pembeli tunggal, tanpa melihat apakah di pasar output merupakan pasar
persaingan murni atau monopoli murni. Eksploitasi adalah situasi di
mana MRP lebih besar daripada biaya tenaga kerja. Jadi, tenaga kerja
dibayar dengan upah yang lebih sedikit daripada kontribusinya
(sumbangannya) dalam proses produksi. Ini ditafsirkan sebagai
eksploitasi meskipun ditentukan pada keseimbangan pasar persaingan.
Pelajari kembali materi tentang pasar monopsoni tenaga kerja.
R A NG KU M AN
TES F OR M AT IF 1
5) Jika tingkat upah naik dari Rp8.000,00 menjadi Rp10.000,00 per hari.
dan tenaga kerja yang digunakan berkurang dari 250 menjadi 200 orang,
maka elastisitas permintaan tenaga kerja, dengan mengabaikan tanda
negatif, adalah ....
ESPA4111/MODUL 7 7.25
A. 0,80
B. 1,00
C. 1,25
D. 1,50
Kegiatan Belajar 2
Pada bagian terakhir ini termasuk hasil keuntungan yang diperoleh dari
kegiatan usaha kecil. Dalam ekonomi pasar, pendapatan didistribusikan
di antara para pemilik faktor produksi berupa upah, keuntungan, sewa,
dan bunga. Pendapatan perorangan dibedakan menurut asalnya.
Seseorang memiliki beberapa macam faktor produksi. Misalnya, saudara
Bakri memperoleh gaji dan honorarium sebagai dosen universitas
swasta, memperoleh bunga dari rekening simpanan pada bank
pemerintah, menerima dividen dari hasil saham perusahaan
asing/patungan, dan memperoleh sewa bulanan dari kamar asrama yang
disewakan kepada para mahasiswa. Pendapatan seseorang yang
diperoleh dalam sistem ekonomi pasar adalah sebesar penjumlahan
kuantitas faktor produksi yang dimiliki dikalikan dengan harga menurut
pasar masing-masing faktor produksi.
2. Peran pemerintah. Pemerintah mempekerjakan ratusan ribu sampai
jutaan pegawai yang merupakan sumber pendapatan rumah tangga.
Pemerintah juga menyewa tanah dan gedung serta peralatan yang
memberikan keuntungan kepada pemilik atau perusahaan yang
berhubungan bisnis dengannya. Pemerintah juga mengenakan pajak dan
pungutan lain yang harus dibayar oleh para penerima penghasilan dan
kalangan dunia usaha. Sementara itu, pemerintah memberikan
penghasilan dalam bentuk pembayaran transfer kepada perorangan yaitu
bantuan dalam berbagai bentuk subsidi pendidikan, perumahan (Kredit
Pemilikan Rumah) serta subsidi pada barang-barang administrasi
(administered goods) yang dipandang penting atas dasar pertimbangan
tertentu, misalnya BBM, listrik, pangan, pupuk, transportasi, dan
sebagainya. Pendapatan perorangan diperoleh dari pasar faktor produksi
ditambah pembayaran transfer. Sebagian besar masyarakat penghasilan-
nya berasal dari gaji dan upah, sementara sebagian kecil kelompok
memperoleh penghasilannya dari penerima hasil kepemilikan.
3. Harta. Beberapa sumber penghasilan berasal dari bunga atau dividen
karena memiliki simpanan di bank dan obligasi, atau memiliki saham
perusahaan. Kekayaan merupakan nilai rupiah yang dimiliki pada suatu
saat. Kekayaan adalah stok seperti volume air di danau, sedangkan
penghasilan merupakan aliran (flow) per satuan waktu seperti aliran air
di pipa plastik atau aliran sungai.
Kekayaan dibedakan antara kekayaan finansial dan kekayaan berwujud
(tangible). Yang pertama terdiri dari simpanan di bank berupa rekening
ESPA4111/MODUL 7 7.29
tabungan atau rekening giro, obligasi, saham, dana pensiunan, dan lain-
lain. Yang ke dua terdiri dari pemilikan rumah, perhiasan, kendaraan,
usaha (berupa bangunan toko) atau bentuk lain. Semua nilai harta yang
dimiliki disebut kekayaan, sementara yang tidak dimiliki (dipinjami)
nilainya disebut utang, perbedaan keduanya disebut kekayaan bersih.
4. Distribusi pendapatan dan kekayaan. Merata atau tidaknya distribusi
pendapatan perorangan diukur dengan menggunakan kurva Lorenz.
Kurva ini merupakan kotak segi empat di mana sumbu tegak
menunjukkan persentase rumah tangga yang memperoleh persentase
pendapatan tersebut. Garis diagonal pada kurva tersebut menunjukkan
distribusi pendapatan sepenuhnya merata.
Distribusi Pendapatan yang lebih Tidak Merata
Gambar 7.6.
Kurva Lorenz dan Distribusi Pendapatan
gedung bertingkat tinggi, upah riil per jamnya lebih tinggi daripada
pegawai kebersihan gedung yang tugasnya membersihkan lantai gedung
yang sama. Hal ini karena risikonya yang lebih besar dengan bekerja di
ketinggian. Mereka yang bekerja di anjungan pengeboran minyak lepas
pantai memperoleh upah relatif tinggi karena mereka bekerja dalam
kesepian, tidak pulang ke rumah dalam waktu cukup lama, dan cukup
berbahaya. Perbedaan upah untuk pekerjaan atau tugas yang sama tapi
dengan suasana yang lebih enak dan menyenangkan disebut kompensasi
perbedaan upah.
b. Perbedaan Individu. Perbedaan individu ini bisa berupa perbedaan
kualitas tenaga kerja dan perbedaan keunikan individu. Perbedaan
kualitas ditunjukkan oleh contoh di mana justru pekerjaan yang enak dan
menarik misalnya ahli hukum/pengacara atau insinyur menarik dan lebih
berat. Perbedaan daya tank kerja justru terbalik dengan perbedaan upah
atau kompensasinya. Perbedaan ini bersifat non-ekonomi. Ini
menyangkut keputusan untuk mengakumulasikan modal manusia
(human capital), berupa stok keterampilan dan pengetahuan yang
berguna dalam proses pendidikan dan pelatihan. Untuk ini harus
dikeluarkan biaya cukup besar. Sebagian dari gaji yang tinggi para
profesional merupakan hasil atau kompensasi dan pendidikan yang
membuat pekerja sangat terlatih merupakan pekerja yang istimewa.
Kelompok pekerja dengan pendidikan lebih tinggi memulai
pekerjaannya dengan tingkat pendapatan lebih tinggi dan memperoleh
kenaikan lebih cepat daripada kelompok berpendidikan lebih rendah.
c. Rente. Perbedaan lain yang menyebabkan perbedaan upah adalah rente
individu. Pemain bola basket atau bintang cabang olah raga lain,
penyanyi, dan juga pengamat atau konsultan ekonomi/manajemen bisnis
atau politik dan keuangan yang beruntung dan bernasib sangat baik
memperoleh honorarium yang relatif besar atas pelayanan jasa yang
diberikan. Bakat istimewa mempunyai nilai ekonomi murni. Secara
logika ini sama dengan rente yang diterima oleh tanah yang kuantitasnya
tetap. Kemajuan teknologi juga memperbesar perbedaan upah. Atlet atau
penyanyi terkenal dengan kemajuan teknologi memungkinkan mereka
disaksikan oleh jutaan orang di seluruh dunia hingga mereka
memperoleh pembayaran royalti yang besar.
7.32 Pengantar Ekonomi Mikro