Anda di halaman 1dari 12

AUDIT KEUANGAN NEGARA

“RMK BAB 8”

DOSEN PENGAMPU:
DR.H.M.RASULI, SE, M.SI, AK, CA

DISUSUN OLEH KELOMPOK 9:


- ALYA DWI RAHMADANI (1602122637)
- NUGRAHA TASYA RAMADHANTY (1602114419)

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS RIAU
2019
Statement of Authorship

Saya/kami yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa RMK/makalah/tugas


terlampir adalah murni hasil pekerjaan saya/kami sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain
yang saya/kami gunakan tanpa menyebutkan sumbernya.
Materi ini tidak/belum pernah disajikan/digunakan sebagai bahan untuk
makalah/tugas pada mata ajaran lain kecuali saya/kami menyatakan dengan jelas bahwa
saya/kami menggunakannya.
Saya/kami memahami bahwa tugas yang saya/kami kumpulkan ini dapat diperbanyak
dan atau dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.

Mata kuliah: Audit Keuangan Negara


Judul RMK/Makalah/Tugas: Audit Atas Transaksi Penerimaan dan Pengeluaran Kas
Tanggal: 17 Oktober 2019
Dosen: Dr. H. M. Rasuli, SE, M.Si, Ak, CA

Nama : Alya Dwi Rahmadani Nama : Nugraha Tasya Ramadhanty

N I M : 1602122637 N I M : 1602114419
POKOK PEMBAHASAN :
 Peraturan yang Mengatur Tentang Penerimaan dan Pengeluaran Kas
 Sifat Transaksi
 Kegiatan Pengendalian
 Mendapatkan Pemahaman dan Menilai Risiko Pengendalian
 Pengujian Pengendalian
 Prosedur Analitis
 Pengujian Substantive

MATA KULIAH : AUDIT KEUANGAN NEGARA


JAM : 13.00
KELAS :C
DOSEN : DR.H.M.RASULI, SE, M.SI, AK, CA
NAMA KELOMPOK : 1. ALYA DWI RAHMADANI (1602122637)
2. NUGRAHA TASYA RAMADHANTY (1602114419)
AUDIT ATAS TRANSAKSI PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS

A. PERATURAN YANG MENGATUR TENTANG PENERIMAAN DAN


PENGELUARAN KAS
Peraturan Pemerintah Republik Indonesa Nomor 39 Tahun 2007 tentang Pengelolaan

uang Negara atau daerah. Dimana dalam peraturan ini dijelaskan beberapa hal yaitu :

1. Pasal 4

Wewenang Bendahara Umum Negara dalam pengelolaan Uang Negara yang

dilaksanakan oleh Kuasa Bendahara Umum Negara pusat meliputi:

a. menetapkan sistem penerimaan dan pengeluaran Kas Negara;

b. menunjuk bank dan/atau lembaga keuangan lainnya dalam rangka pelaksanaan

penerimaan dan pengeluaran anggaran negara;

c. mengusahakan dan mengatur dana yang diperlukan dalam pelaksanaan anggaran

negara;

d. menyimpan Uang Negara;

e. menempatkan Uang Negara;

f. mengelola/menatausahakan investasi melalui pembelian Surat Utang Negara;

g. melakukan pembayaran berdasarkan permintaan pejabat Pengguna Anggaran atas

beban Rekening Kas Umum Negara; dan

h. menyajikan informasi keuangan negara.

2. Pasal 8

Wewenang Bendahara Umum Daerah dalam pengelolaan Uang Daerah meliputi:

a. memberikan petunjuk teknis pelaksanaan sistem penerimaan dan pengeluaran Kas

Daerah;

b. memantau pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran APBD oleh bank dan/atau

lembaga keuangan lainnya yang telah ditunjuk;


c. mengusahakan dan mengatur dana yang diperlukan dalam pelaksanaan APBD;

d. menyimpan Uang Daerah;

e. melaksanakan penempatan Uang Daerah;

f. mengelola/menatausahakan investasi;

g. melakukan pembayaran berdasarkan permintaan pejabat Pengguna Anggaran atas

beban Rekening Kas Umum Daerah; dan

h. menyajikan informasi keuangan daerah

3. Pasal 11

(1) Penambahan Uang Negara bersumber dari:

a. pendapatan negara, antara lain penerimaan pajak, Penerimaan Negara Bukan Pajak,

dan hibah;

b. penerimaan pembiayaan, antara lain penerimaan pinjaman, hasil penjualan

kekayaan negara yang dipisahkan, dan pelunasan piutang; dan

c. penerimaan negara lainnya, antara lain penerimaan perhitungan pihak ketiga.

(2) Pengurangan Uang Negara diakibatkan oleh:

a. belanja negara;

b. pengeluaran pembiayaan, antara lain pembayaran pokok utang, penyertaan modal

negara, dan pemberian pinjaman; dan

c. pengeluaran negara lainnya, antara lain pengeluaran perhitungan pihak ketiga.

B. SIFAT TRANSAKSI PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS


Laporan penerimaan dan pengeluaran kas akan dapat digunakan sebagai dasar dalam
menaksir kebutuhan kas di masa mendatang dan kemungkinan sumber-sumber yang ada, atau
dapat digunakan sebagai dasar perencanaan dan peramalan kebutuhan kas. Penyusunan
laporan sumber dan pengeluaran kas dapat dilakukan dengan meringkas jurnal penerimaan
kas, dan jurnal pengeluaran kas. Cara ini memakan waktu yang lama karena harus
menggolongkan setiap transaksi kas menurut sumber masing-masing dan tujuannya.
Transaksi-transaksi yang tidak mempengaruhi kas antara lain :
a. Adanya pengakuan atau pembebanan depresiasi, amortisasi dan deplesi
terhadap aktiva tetap.
b. Adanya penghapusan atau pengurangan nilai buku dari aktiva yang dimiliki
dan penghentian dari penggunaan aktiva tetap karena aktiva yang
bersangkutan telah habis disusut atau tidak dipakai lagi.
Arus kas yang timbul dari aktivitas operasi dapat dilaporkan atas dasar arus kas bersih dalam
hal:
1. Penerimaan dan pengeluaran kas untuk kepentingan penerima manfaat arus kas tersebut
lebih mencerminkan aktivitas pihak lain daripada aktivitas pemerintah. Salah satu contohnya
adalah hasil kerjasama operasional (KSO).
2. Penerimaan dan pengeluaran kas untuk transaksi-transaksi yang perputarannya cepat,
volume transaksi banyak, dan jangka waktunya singkat.

KAS DI BENDAHARA PENERIMAAN KAS


Tujuan prosedur Audit berikut ini adalah untuk memastikan bahwa pengakuan, pengukuran,
dan pelaporan akun telah sesuai dengan SAP serta akurasi, kehandalan dan keabsahan LK
telah terpenuhi, yaitu :
1. Kas di Bendahara Penerimaan mencakup seluruh kas, baik itu saldo rekening di bank
maupun saldo uang tunai, yang berada di bawah tanggung jawab Bendahara Penerimaan
yang sumbernya berasal dari pelaksanaan tugas pemerintahan.
2. Kas di Bendahara Penerimaan yang disajikan dalam neraca adalah kas yang benar-benar
menjadi hak negara pada tanggal Neraca.
3. Kas di Bendahara Penerimaan disajikan sebesar nilai rupiahnya. Apabila terdapat kas
dalam valuta asing, maka dikonversi menjadi rupiah dengan menggunakan kurs tengah Bank
Indonesia pada tanggal Neraca.
Saldo Kas di Bendahara Penerimaan diperoleh dari Laporan Keadaan Kas (LKK) Bendahara
Penerimaan yang dilampiri bukti penerimaan kas dari wajib pungut. Pada akhir tahun, saldo
Kas di Bendahara Penerimaan harus nihil, namun apabila tidak nihil maka harus disajikan
dalam Neraca.

Dokumen yang Diperlukan :


1. Rekening Koran;
2. Buku Kas Umum;
3. Buku Kas Pembantu;
4. Berita Acara Pemeriksaan Kas;
5. Register Penutupan Kas;
6. Memo Penyesuaian Kas di Bendahara Penerimaan;
7. SSBP dan SSP.

C. KEGIATAN PENGENDALIAN PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS


Pengendalian terhadap kas dilakukan oleh menteri/ pimpinan lembaga/ gubernur/
bupati/ walikota/ kapala kantor/ satuan kerja.
(1) Pengeluaran kas harus mendapat otorisasi dari pejabat yang berwenang.
(2) Pembukuan dan penutupan rekening kas harus mendapatkan persetujuan dari pejabat
yang berwenang.
(3) Pencatatan dalam jurnal pengeluaran harus didasarkan pada bukti kas keluar yang telah
mendapat otorisasi dari pejabat yang berwenang dan yang dilampiri dengan dokumen
pendukung yang lengkap.
(4) Saldo kas yang ada di tangan harus dilindungi dari kemungkinan pencurian atau
penggunaan yang tidak semestinya.

D. MENDAPATKAN PEMAHAMAN DAN MENILAI RISIKO PENGENDALIAN


PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS
Membuat penelaahan teknis terhadap statemen keuangan, membuat penaksiran akhir
terhadap transaksi penerimaan dan pengeluaran yang dirasa tidak sesuai dengan bukti ,
memformulasikan pendapat dan menuliskan konsep laporan audit, membuat penelaahan
akhir terhadap kertas kerja audit.

D. PENGUJIAN PENGENDALIAN PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS


1. Pahami sistem dan prosedur yang berkaitan dengan pengelolaan, pencatatan dan
pelaporan kas di bendaharawan. Deskripsikan dalam bentuk flowchart atau narasi
2. Pastikan apakah entitas:
a. Melaksanakan cek fisik kas (kas di bendaharawan) yang dilakukan secara rutin
dan disaksikan pejabat yang berwenang, yang dibuktikan dengan adanya Berita Acara
Pemeriksaan Kas;
b. Menerima rekening koran secara periodik;
c. Melakukan prosedur rekonsiliasi dengan Bank atas perbedaan saldo rekening
koran dengan buku kas di bendahara pengeluaran
Langkah-langkah Audit Kas di Bendahara Penerimaan
1. Pastikan bahwa saldo Kas di Bendahara Penerimaan yang disajikan di Neraca hanya
mencakup hak negara yang belum disetorkan dan tidak mencakup uang milik pihak ketiga
(seperti uang hasil lelang pihak ketiga dan uang jaminan), melalui perbandingan dengan
perhitungan yang dibuat oleh unit teknis.
2. Pastikan bahwa saldo kas di Bendahara Penerimaan pada akhir tahun anggaran adalah
nihil, melalui penelusuran ke Berita Acara Pemeriksaan Kas dan Register Penutupan
Kas. Apabila saldo kas tidak nihil, maka pastikan bahwa saldo tersebut telah disetorkan ke
Kas Negara, melalui penelusuran ke dokumen SSBP-nya.
3. Pastikan bahwa saldo Kas di Bendahara Penerimaan telah disajikan sebesar nilai
rupiahnya dengan menelusuri Register Penutupan Kas. Apabila terdapat saldo kas dalam
valuta asing, pastikan bahwa saldo tersebut telah dikonversi ke dalam Rupiah dengan
menggunakan kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal Neraca, melalui permintaan
keterangan dan perbandingan ke kurs tengah Bank Indonesia per tanggal Neraca.

KAS DI BENDAHARA PENGELUARAN KAS


Tujuan prosedur Audit berikut ini adalah untuk memastikan bahwa pengakuan, pengukuran,
dan pelaporan akun telah sesuai dengan SAP serta akurasi, kehandalan dan keabsahan LK
telah terpenuhi, yaitu :
1. Kas di Bendahara Pengeluaran merupakan kas yang dikuasai, dikelola, dan di bawah
tanggung jawab Bendahara Pengeluaran, yang berasal dari sisa Uang Persediaan (UP) dan
Tambahan Uang Persediaan (TUP) yang belum dipertanggungjawabkan atau disetorkan
kembali ke Kas Negara per tanggal Neraca.
2. Kas di Bendahara Pengeluaran mencakup seluruh saldo rekening Bendahara
Pengeluaran, uang logam, uang kertas dan lain-lain kas termasuk bukti pengeluaran yang
belum dipertanggungjawabkan yang sumbernya berasal dari dana UP yang belum disetor
kembali ke Kas Negara per tanggal Neraca.
Kas di Bendahara Pengeluaran disajikan sebesar nilai rupiahnya. Apabila terdapat kas dalam
valuta asing, maka dikonversi ke dalam rupiah dengan menggunakan kurs tengah Bank
Indonesia pada tanggal Neraca.
Dokumen yang Diperlukan :
1. Rekening Koran;
2. Buku Kas Umum;
3. Buku Kas Pembantu;
4. Berita Acara Pemeriksaan Kas;
5. Register Penutupan Kas;
6. Surat Setoran Bukan Pajak(SSBP)/Surat Setoran Pajak(SSP);
7. SPM, SP2D-UP dan SP2D-TUP;
8. Memo Penyesuaian Kas di Bendahara Pengeluaran;
9. Bukti-bukti pengeluaran yang belum dipertanggungjawabkan.

PENGELUARAN KAS
1. Dapatkan saldo kas bendaharawan pengeluaran di Neraca dan bandingkan dengan
rinciannya dari tingkat Eselon I sampai tingkat satker (satker Kantor Pusat/KP, Kantor
Daerah/KD, Tugas Pembantuan/TP dan Dekonsentrasi/DK). Jika ada perbedaan, telusuri
penyebabnya;
2. Untuk tingkat satker, Lakukan pengujian secara uji petik atas keberadaan kas di
bendaharawan pengeluaran dengan :
a. Dapatkan berita acara penutupan kas akhir tahun dan BKU
b. Lakukan perhitungan ulang saldo kas menurut berita acara penutupan kas dan
BKU. Yakinkan saldo kas BKU hasil perhitungan ulang sesuai dengan saldo menurut BA
penutupan kas hasil perhitungan ulang. Jika terdapat perbedaan, lakukan penelusuran
penyebabnya.
c. Teliti apakah terhadap jumlah saldo di Bendahara Pengeluaran per tanggal 31
Desember 2009 tersebut telah dibuat SPM GU Nihilnya dan apabila masih ada saldo yang
belum di-SPM GU Nihilkan, apakah saldo tersebut disetor ke KPPN atau diluncurkan ke
tahun anggaran 2009;
d. Jika tim meragukan validitas rekening koran, lakukan konfirmasi ke Bank atas
keabsahan rekening koran tersebut.
3. Secara uji petik, yakinkan bahwa saldo kas bendaharawan pengeluaran di satker TP,
DK, KD dan KP secara berjenjang telah dilaporkan di laporan keuangan eselon I untuk
selanjutnya dilaporkan di neraca;
a. Lakukan pengujian tambah, kurang atas perhitungan saldo dan cek ke buku
pendukungnya untuk menyakini keakurasian angkanya;
b. Secara uji petik dapatkan dokumen sumber penambahan dan pengurangan kas
yang terdiri dari SP2D LS UP, SP2D LS TUP, SP2D GU nihil, SSBP pengembalian UP.
Telusuri bahwa saldo kas satker telah dicatat dalam neraca sesuai dengan dokumen
sumbernya.
Yakinkan bahwa penyajian dan pengeluaran di kas bendaharawan pengeluaran telah sesuai
dengan nature of account-nya;
Jika setelah tanggal 31 Desember 2009 saldo kas di bendahara pengeluaran telah disetorkan,
yakinkan Eselon I yang telah melakukan penyetoran diungkapkan dalam Catatan atas
Laporan Keuangan;

E. PROSEDUR ANALITIS PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS


Bandingkan saldo tahun lalu dengan tahun sekarang lalu analisis fluktuasinya. Hasil analisa
dapat digunakan untuk menentukan fokus pemeriksaan substantif atas transaksi
Langkah-langkah Audit Kas di Bendahara Pengeluaran
1. Pastikan bahwa saldo Kas di Bendahara Pengeluaran yang disajikan di Neraca hanya
mencakup UP dan TUP dengan membandingkan saldo kas (Uang Tunai di Brankas, Saldo
rekening Koran di Bank, bukti-bukti pengeluaran yang belum dipertanggungjawabkan, dan
tidak termasuk Jasa Giro) dengan SP2D-UP dan SP2D-TUP.
2. Pastikan bahwa saldo Kas di Bendahara Pengeluaran telah disajikan sebesar nilai
rupiahnya, dengan melakukan penelusuran ke Register Penutupan Kas. Apabila terdapat
saldo kas dalam valuta asing, pastikan bahwa saldo tersebut telah dikonversi ke dalam
Rupiah dengan menggunakan kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal Neraca, melalui
permintaan keterangan dan perbandingan ke kurs tengah Bank Indonesia per tanggal Neraca.
3. Pastikan bahwa saldo kas di Bendahara Pengeluaran pada akhir tahun anggaran adalah
nihil, melalui penelusuran ke Berita Acara Pemeriksaan Kas dan Register Penutupan
Kas. Apabila saldo kas tidak nihil, maka pastikan bahwa saldo tersebut telah disetorkan ke
Kas Negara, melalui penelusuran ke dokumen SSBP-nya.
4. Pastikan bahwa jumlah pengeluaran yang belum dipertanggungjawabkan adalah sesuai
dengan Berita Acara Pemeriksaan Kas, Register Penutupan Kas, dan bukti-bukti
pengeluarannya, melalui penelusuran ke dokumen-dokumen dimaksud.

F. PENGUJIAN SUBSTANTIVE PENERIMAAN KAS


a. Tanyakan daftar no rekening bank a.n Bendahara Penerimaan
b. Dapatkan rekening koran a.n Bendahara Penerimaan tahun 2009, telusuri mutasi tambah
kurang dalam rekening koran ke dokumen pendukungnya antara lain bukti transfer PNBP
dari para wajib bayar dan Surat Setoran Bukan Pajak (SSBP)
c. Teliti apakah terdapat saldo kas di rekening koran bendahara yang belum disetorkan ke
kas negara dan telusuri apakah saldo kas tersebut telah dicatat secara berjenjang dalam neraca
satker
Daftar Pustaka

PP No 39 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Keuangan Negara

http://www.jdih.kemenkeu.go.id/fullText/2007/39TAHUN2007PP.HTM

Anda mungkin juga menyukai