Anda di halaman 1dari 12

BAB II

KELOMPOK KHUSUS

A. Pengertian
Kelompok khusus adalah kelompok masyarakat/individu yang karena
keadaan fisik, mental maupun sosial ekonominya perlu mendapatkan
bantuan, bimbingan, dan pelayanan kesehatan dan asuhan keperawatan
karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan mereka dalam memelihara
kesehatan dan perawatan terhadap dirinya sendiri, dan ada di antara
mereka bernaung dalam suatu wadah disebut panti.
B. Perawatan Kelompok Khusus
Perawatan kelompok khusus adalah suatu usaha di bidang keperawatan
kesehatan masyarakat yang ditujukan kepada kelompok/ individu yang
mempunyai kesamaan jenis, umur, permasalahan dengan kegiatan yang
terorganisasi dan sangat rawan terhadap masalah kesehatan dan
keperawatan dengan tujuan meningkatkan status kesehatan mereka, yang
menekankan kepada upaya kuratif dan rehabilitatif, diberikan kepada
mereka yang tinggal dipanti atau diberikan kepada perseorangan maupun
kelompok di masyarakat yang diberikan oleh tenaga perawatan melalui
pendekatan proses keperawatan.
C. Tujuan Perawatan Kelompok Khusus
1. Tujuan Umum
Untuk meningkatkam kemampuan dan derajat kesehatan kelompok
khusus untuk dapat menolong diri mereka sendiri (self care) dan tidak
terlalu tergantung dengan pihak lain.
2. Tujuan Khusus
a. Memperluas jangkauan kesehatan dalam rangka pengembangan
pelayanan kesehatan masyarakat
b. Meningkatkan kemampuan kelompok khusus dalam memelihara
kesehatan mereka sendiri
c. Mengurangi ketergantungan kelompok khusus dari pihak lain
dalam hal perawatan diri sendiri
d. Meningkatkan produktifitas kelompok khusus untuk lebih banyak
berbuat bagi diri mereka sendiri

D. Sasaran Perawatan Kelompok Khusus


1. Lembaga-lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi diantaranya
adalah panti werdha, panti asuhan, pusat-pusat rehabilitasi (cacat fisik,
mental, sosial) dan penitipan balita. Yang menjadi sasaran meliputi:
a. Penghuni panti
b. Petugas panti
c. Lingkungan panti
2. Kelompok khusus dengan berbagai masalah dan kebutuhan.
a. Penderita penyakit menular seperti TBC, kusta, penyakit kelamin
(AIDS, sifilis, gonore, dsb)
b. Penderita penyakit tidak menular seperti diabetes militus, jantung,
cacat mental, cacat sosial
c. Kelompok khusus yang mempunyai resiko terserang penyakit
seperti wanita tuna susila, penyalahgunaan obat dan narkotika,
kelompok-kelompok pekerja tertentu, dll.

E. Ruang Lingkup Kegiatan


1. Penyuluhan kesehatan
2. Pelayanan kesehatan dan keperawatan
3. Bimbingan dan pemecahan masalah
4. Penemuan kasus
5. Rujukan medik dan kesehatan
6. Koordinasi dan kerjasama dengan masyarakat dan petugas panti
7. Alih teknologi dalam bidang kesehatan dan keperawatan kepada
petugas panti atau kader kesehatan di masyarakat

F. Prinsip-Prinsip Perawatan Kelompok Khusus


1. Meningkatkan kemampuan dan kemandirian kelompok khusus dalam
meningkatkan kesehatan mereka sendiri
2. Lebih menekankan kepada upaya promotif dan preventif dengan tidak
mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif
3. Pendekatan yang menyeluruh menggunakan proses keperawatan
secara konsisten dan bersinabungan
4. Melibatkan peran serta aktif petugas panti dan masyarakat (kader
kesehatan, paraji, dasa wisma) baik sebagai subjek maupun objek
5. Dilakukan di institusi pelayanan (panti-panti, pusat rehabilitasi) dan di
masyarakat terhadap kelompok khusus yang mempunyai masalah
yang sama
6. Ditekankan kepada pembinaan perilaku penghuni panti, petugas panti
dan masyarakat yang mempunyai masalah yang sama ke arah perilaku
sehat.

G. Proses Keperawatan Kelompok Khusus


1. Pengkajian
a. PENGUMPULAN DATA, meliputi :
- Identitas kelompok termasuk anggotanya
- Besar atau kecilnya kelompok
- Lokasi atau tempat tinggal kelompok
- Masalah kesehatan yang sering terjadi
- Besarnya anggota kelompok yang mempunyai masalah
kesehatan yang sama
- Penmanfaatan fasilitas kesehatan yang ada seperti posyandu,
polindes, pos obat desa, dan upaya kesehatan masyarakat.
b. ANALISA DATA, menganalisa data yang telah terkumpul,
menetapkan masalah kelompok, membuat prioritas masalah ke
dalam kelompok, yang di tetapkan berdasarkan pertimbangan :
- Besarnya masalah
- Tingkat bahaya
- Tresedianya sumber daya kelompok
- Kemungkinan masalah untuk dapat di atasi
c. MENETAPKAN DIAGNOSA KEPERAWATAN KELOMPOK,
berdasarkan :
- Masalah kesehatan yang di jumpai pada kelompok dengan
mempertimbangkan faktor resiko dan potensial terjadinya
masalah atau penyakit
- Kemampuan kelompok dalam memecahkan masalah
- Sumber daya kelompok
Contoh diagnosa kepetawatan kelompok adalah :
a) Tingginya anhka kesakitan anak dengan tetatus neonatorum
sehubungan dengan kurangnya pengetahuan dalam
kemampuan ibu-ibu dalam perawatan tali pusat, yang
ditandai 5 orang bayi usia kurang 10 hari tali pusatnya
kotor dan basah.
b) Potensial terjadinya peradangan payudara (mastitis) pada
ibu-ibi nufas sehubungan dengan malas melakukan
perawatan payudara seperti yang telah di ajarkan.
2. Perencanaan asuhan keperawatan
Dibuat berdasarkan diagnosa keperawatan yang telah disusun dengan
melibatkan anggota kelompok yang bersangkutan. Rencana
keperawatan kelompok mencakup :
a. Tujuan keperawatan yang ingin di capai
b. Rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan
c. Kriteria keberhasilan
Ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam menyusun
rencana asuhan keperawatan antara lain :
a. Keterlibatan anggota kelompok atau pengurus
b. Keterpaduan dengan kesehatan yang lainnya , baik tenaga ,
biaya,sarana maupun waktu
c. Kerja sama lintas program dan lintas sektoral sehingga program
pelayanan bersifat menyeluruh.
3. Pelaksanaan
Merupakan realisasi rencana tindakan keperawatan yang telah di
tetapkan. Hal-hal yang perlu di perhatikan dalam pelaksanaan tindakan
keperawatan :
a. Tindakan keperawatan dapat dilakukan oleh tenaga keperawatan
ptugas/pengurus panti atau kader sesuai dengan kewenangan yang
diberikan.
b. Dilakukan dalam rangka ahli teknologi dan keterampilan
keperawatan :
1) Di institusi/ lembaga lebih di tekankan kepada penghuni panti,
pengelola/ pengurus panti, dan lingkungan panti
2) Di masyarakan lebih di tekankan kepada anggota kelompok ,
kader kesehatan, pengurus kelompok dan keluarga
d. Bila ada masalah yang tak tertanggulangi dilakukan rujukan medis
dan rujukan kesehatan
e. Adanya keterpaduan pelayanan dengan sektor lainnya
f. Tercatat dalam nursing note yang telah di tetapakan
4. Penilaian
Kegiatan yang dilakukan dalam penilaian adalah :
a. Membandingkan hasil tindakan keperawatan yang telah
dilaksanakan dengan tujuan yang telah di tetapkan
b. Menilai efektivitas proses keperawatan mulai dari tahap pengkajian
sampai pelaksaan.

H. proses keperawatan pada tingkat masyarakat


proses keperawatan pada tingkat masyarakat mencakup individu,keluarga
dan kelompok khusus yang memerlukan pelayanan asuhan keperawatan.
Dalam preskesmas keterlibatan kader kesehatan, tokoh-tokoh masyarakat
formal dan informal dan program kesehatan sangat di perlukan dalam
setiap tahap dalam pelayanan keperawatan, sehingga menjadi pelayanan
keperawatan yang terpadu dan menyeluruh, baik aspek promotif, preventif
, kuratif, rehabilitatif dan resosialatif sehingga masyarakat benar-benar
mampu mandiri dalam setiap upaya kesehatan yang dijalankan.
1. Pengkajian
A. PENGUMPULAN DATA
a. Data umum, meliputi antara lain lokasi daerah binaan , keadaan
geografi, luas wilayah , pola demografi
b. Data khusus yang mencakup :
a) Data kultural antara lain : tingkat pendidikan , agama,
pekerjaan, tingkat sosial ekonomi, kebudayaan dan
kebiasaan
b) Data kesehatan ( cakupan pelayanan kesehatan) : kesehatan
ibu dan anak , keadaan gizi masyarakat, keluarga
berencana, imunisasi, penyakit-penyakit yang di derita dsb.
c) Keadaan kesehatan lingkungan : perumahan, sumber air
bersih, tempat pembuangan sampah, pembuangan air
limbah, jamban , dsb
d) Peran serta masyarakat dalam upaya kesehatan yang
dijalankan
e) Sumber daya masyarakat
B. PENGOLAHAN DATA
Setelah data diperoleh, kegiatan selanjutnya adalah pengolahan
data, dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Klasifikasi atau katagoriasi data
b. Perhitungan presentase cakupan menggunakan telly
c. Tabulasi data
d. Interprestasi data
C. ANALISA DATA
Analisa data adalah kemampuan untuk mengaitkan data dan
menghubungan dengan data dengan kemampuan kognitif yang
dimiliki sehingga dapat diketahui kesenjangan atau masalah yang
dihadapi oleh masyarakat apakah itu masalah keperawatan ataupun
masalah kesehatan yang di hadapi oleh masyarakat.
D. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan analisa data dapat diketahui masalah kesehatan dan
keperawatan yang dihadapi oleh masyarakat. Dan semua masalah
tersebut tidak mungkin dapat diatasi sekaligus. Oleh karena itu di
perlukan prioritas masalah.
E. PRIORITAS MASALAH
Dalam menentukan prioritas masalah keperawatan dan masalah
keshatan masyarakat perlu mempertimbangkan berbagai faktor
secara kriteria, diantaranya adalah :
a. Perhatian masyarakat
b. Prevelansi
c. Berat ringannya masalah
d. Kemungkinan masalah yang diatasi
e. Tersedianya sumber daya masyarakat
f. Aspek politis
F. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan di tetapkan berdasarkan masalah yang di
temukan.diagnosa keperawatan akan memberikan gambaran
tentang masalah dan status kesehatan masyarakat baik yang nyata
(aktual) dan yang mungkin akan terjadi (potensial) diagnosa
keperawatan mengandung komponen utama yaitu :
a. Problem (masalah) : yang merupakan kesenjangan atau
penyimpangan dari keadaan normal yang seharusnya terjadi
b. Etiologi ( penyebab) : menunjukan peyebab masalah kesehatan
atau keperawatan yang dapat memberikan arah terhadap
intervensi keperawatan , yang meliputi ;
-perilaku individu , keluarga, kelompok, masyarakat
-lingkungan fisik, biologis, psikologis ,sosial
-interaksi perilaku dan lingkungan
c. Sign/simtom ( tanda dan gejala)
-informasi yang perlu untuk merumuskan diagnosa
-serangkaian petunjuk timbulnya masalah
Untuk menegakan diagnosa keperawatan minimal harus
mengandung 2 komponen tersebut diatas, disamping
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
a. Kemampuan masyarakat untuk menanggulangi masalah
b. Sumber daya yang tersedia dari masyarakat
c. Partisipasi dan peran serta masyarakat
Contoh diagnosa keperawatan tingkat masyarakat :
1. Tingginya angka kematian ibu (MRR) sehubungan
kurangnya pelayanan antenatal ditandai dengan
rendahnya tingkat pengetahuan dan tingkat sosial
ekonomi keluarga, anemia dan kebiaasan kawin muda
2. Tingginya angka kematian perinatal sehubungan
dengan kurangnya pengetahuan masyarakat dalam
pemeliharaan tali pusat serta pertolongan persalinan
oleh dukun tidak terlatih
3. Tingginya angka kesakitan karena diare sehubungan
dengan lingkungan masyarakat yang bruk di tandai
dengan banyaknya sampah yang berserakan, pengunaan
kali sebagai tempat cuci, mandi dan pembuangan
kotoran.
G. PERENCANAAN
Perencanaan asuhan keperawatan kesehatan masyarakat di susun
berdasarkan diagnosa keperawatan yang telah di tetapkan. Rencana
keperawatan yang disusun mencakup :
1. Merumuskan tujuan keperawatan yang akan di capai
2. Rencana tindakan keperawatan yang akan di laksanakan
3. Kriteria hasil untuk menilai pencapaian tujuan
MERUMUSKAN TUJAN, dengan kriteria :
1. Berfokus pada masyarakat
2. Jelas dan singkat
3. Dapat di ukur dan diobservasi
4. Realistik
5. Waktu relatif dibatasi ( jangka pendek,menengah, dan
panjang )
6. Melibatkan peran serta masyarakat
A. Formulasi rumusan tujuan keperawatan
1. Satuan subjek (masyarakat)
2. Perilaku masyarakat yang dapat diamati
3. Satuan prediket (kondisi) yang melengkapi perilaku
masyarakat
4. Kriteria untuk menentuan pencapai tujuan.
B. Formulasi ; T= S + P + K.1 + K.2
Contoh : masyarakat dapat membuat bak penampungan
sampah umum melalui swadaya masyarat secara gotong
royong dalam jangka waktu 1 bulan.
Masyarakat dapat melakukan upaya upaya pencegahan
terjangkitnya penyakit demam berdarah dengan jalan
membersihkan faktor-faktor yang dapat berkembang
biaknya nyamuk aedes agepty melalui kerja bakti
Subjek = masyarakat
Predikat = membuat penampung sampah umum
Kondisi = swadaya dan gotong royong
Kreteria = dalam jangka waktu 1 bulan
H. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Langkah-langkah dalam perencanaan perawatan kesehatan
masyarakat :
1. Identifikasi alternatif tindakan keperawatan
2. Tetapkan teknik dan prosedur yang digunakan
3. Libatkan peran serta masyarakat dalam menyusun perencanaan
( musyawara masyarat desa, loka karya mini)
4. Pertimbangkan sumber daya masyarakat dan fasilitas yang
tersedia
5. Tindakan yang dilaksanakan harus dapat memenuhi kebutuhan
yang sangat dirasakan masyarakat
6. Mengarah kepada tujuan yang akan dicapai
7. Tindakan harus bersifat realistis
8. Disusun secara berurutan
I. KRITERIA DALAM PERENCANAAN
1. Memakai kata kerja yang tepat
2. Dapat dimodifikasikan
3. Bersifat spesifik
-siapa yang akan melakukan
-apa yang akan dilakukan
-di mana dilakukan
- kapan dilakukan
- bagaimana melakukan
- frekuensi melakukan
Contoh : masyarakat dapat membuat bak penampung
sampah umum melalui swadaya masyarakat secara gotong
royong dalam jangka waktu 1 tahun.
J. RENCANA TINDAKAN :
1. Memberi penyuluhan keehatan masyarakat dengan topik
“hubungan sampah dengan kesehatan masyarakat” sebanyak
4x setiap hari minggu di bagai Desa.
2. Pendekatan terhadap tokoh-tokoh masyarakat formal dan
informal untuk menggalang dukungan .
3. Libatkan partisipasi dan peran serta masyarakat dalam mencari
dana pembuatan bak sampah umum melalui dana upaya
kesehatan masyakat(DUKM) yang ada.
4. Tetapkan waktu peresmian pembuatan bak sampah umum olah
kepala desa dan pemuka masyarakat lainnya.
5. Melalui tokoh masyarakat formal dan informal menghimbau
dan mengajak masyarakat secara gotong royong membangun
bak sampah umum.
6. Kerjasama dengan instansi terkait untuk mendapatkan bantuan
teknis pembuatan bak sampah yang memenuhi syarat
kesehatan(tenaga sanitarian)

K. PELAKSANAAN

Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan


keperawatan yang telah disusun.

L. PRINSIP-PRINSIP DALAM PELAKSANAAN


KEPERAWATAN
1. Berdasarkan respon masyarakat
2. Disesuaikan dengan sumberdaya yang tersedia pada
masyarakat
3. Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam pemeliharaan
diri sendiri serta lingkungan.
4. Bekerjasama dengan profesi lain
5. Menekankan pada aspek peningkatan kesehatan dan
pencegahan penyakit
6. Mempertimbangkan kebutuhan kesehatan dan perawatan
masyarakat secara essensial
7. Memperhatikan perubahan lingkungan masyarakat
8. Melibatkan partisipasi dan peran serta masyarakat dalam
pelaksanaan keperawatan

M. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM


PELAKSANAAN KEPERAWATAN
1. Keterlibatan petugas kesehatan non keperawatan, kader, tokoh
masyarakat, dalam rangka alih peran.
2. Terselenggaranya rujukan medis dan rujukan kesehatan.
3. Keterpaduan ( tenaga, biaya, waktu, lokasi,sarana dan prasarana)
dangan pelayanan kesehatan maupun sektor lainnya.
4. Setiap tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan dicatat
pada catatan yang disediakan :
-tenaga keperawatan : pada form BP 1 , register
- tenaga kesehatan nonkeperawatan : register
- kader kesehatan : buka catataan kader

N. PENILAIAN
KEGIATAN YANG DILAKUKAN DALAM PENILAIAN
ADALAH
1. Membandingkan hasil tindakan yang dilaksanaan dengan
tujuan yang telah ditetapkan
2. Menilai aktivitas proses keperawatan mulai dari tahap
pengkajian sampai dengan pelaksanaan
3. Hasil penilian keperawatan digunakan sebagai bahan
perencanaan selanjutnya apabila masalah belum teratasi
O. KEGUNAAN PENILAIAN :
1. Untuk menentukan perkembangan perawatan kesehatan
masyarakat yang diberikan
2. Untuk menilai hasil guna, daya guna dan produktivitas
asuhan keperawatan yang diberikan
3. Menilai pelaksanaan asuhan keperawatan
4. Sebagai umpan balik untuk memperbaki atau menyusun
siklus baru dalam proses keperawatan .

Anda mungkin juga menyukai