Anda di halaman 1dari 10

I K AT AN M AH AS I S W A S I P I L

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL


KELOMPOK 2
K AM P U S P A L E M B A NG

BAB XI
BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AGREGAT

11.1 Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Kasar


11.1.1 Tujuan Praktikun
Praktikum ini memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk dapat
menentukan berat jenis dan penyerapan agregat kasar.
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan berat jenis (bulk), berat jenis
kering permukaan jenuh (saturated surface dry = SSD), berat jenis semu (apparent)
dan penyerapan dari agregat kasar.

11.1.2 Dasar Teori

Berat jenis adalah nilai perbandingan antara massa dan volume dari bahan yang
kita uji. Sedangkan penyerapan berarti tingkat atau kemampuan suatu bahan untuk
menyerap air. Jumlah rongga atau poriyang didapat pada agregat disebut porositas.

Pengukuran berat jenis agregat diperlukan untuk perencanaan campuran aspal


dengan agregat, campuran ini berdasarkan perbandingan berat karena lebih teliti
dibandingkan dengan perbandingan volume dan juga untuk menentukan banyaknya
pori agregat. Berat jenis yang kecil akan mempunyai volume yang besar sehingga
dengan berat sama akan dibutuhkan aspal yang banyak dan sebaliknya.

Agregat dengan kadar pori besar akan membutuhkan jumlah aspal yang lebih banyak
karena banyak aspal yang terserap akan mengakibatkan aspal menjadi lebih tipis.
Penentuan banyak pori ditentukan berdasarkan air yang dapat terarbsorbsi oleh agregat.
Nilai penyerapan adalah perubahan berat agregat karena penyerapan air oleh pori-pori
dengan agregat pada kondisi kering.

Civil Engineering of Sriwijaya University


I K AT AN M AH AS I S W A S I P I L
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
KELOMPOK 2
K AM P U S P A L E M B A NG

Macam-macam berat jenis yaitu:


1. Berat jenis ( Bulk Specific Grafity )
Adalah perbandingan antara berat agregat kering dan air suling yang isinya
sama dengan isi agregat dalam keadaan jenuh pada suatu suhu tertentu.
2. Berat jenis kering permukaan ( SSD )
Adalah perbandingan antara berat agregat kering permukaan jenuh dan berat
air suling yang isinya sama dengan isi agregat dalam keadaan jenuh pada suhu
tertentu.
3. Berat jenis semu ( Apparent Specific Grafity )
Adalah berat jenis yang memperhitungkan volume partikel saja tanpa
memperhitungkan volume pori yang dapat dilewati air. Atau merupakan bagian
relative density dari bahan padat yang terbentuk dari campuran partikel kecuali pori
atau pori udara yang dapat menyerap air.

11.1.3 Terminologi

Berat Jenis : bulk specific gravity adalah perbandingan antara berat agregat
kering dan berat air suling yang isinya sama dengan isi agregat
dalam keadaan jenuh pada suhu tertentu

Berat Jenis (SSD) : atau berat jenis permukaan jenuh yaitu perbandingan antara
berat agregat kering permukaan jenuh dan berat air suling yang
isinya sama dengan isi agregat dalam keadaan jenuh pada suhu
tertentu.

Berat Jenis Semu : Apparent Specific Grafity ialah perbandingan antara berat
agregat kering dan berat air suling yang isinya sama dengan isi
agregat dalam keadaan kering pada suhu tertentu

Penyerapan : ialah persentase berat air yang dapat diserap pori terhadap berat
agregat kering

Civil Engineering of Sriwijaya University


I K AT AN M AH AS I S W A S I P I L
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
KELOMPOK 2
K AM P U S P A L E M B A NG

11.1.4 Alat dan Bahan


A. Alat
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu:
1. Keranjang kawat ukuran 3,35 mm atau 2,36 mm (no.6 atau no.8) dengan kapasitas
kira-kira 5 kg.
2. Tempat air dengan kapasitas dan bentuk yang sesuai untuk pemeriksaan. Tempat
ini harus dilengkapi dengan pipa sehingga permukaan air selalu tetap.
3. Timbangan dengan kapasitas 5 kg dan ketelitian 0,1% pori berat contoh yang
ditimbang dan dilengkapi dengan alat penggantung keranjang.
4. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai (110 ± 5) ºC.
5. Alat pemisah agregat.
6. Saringan no.4.

B. Bahan
Adapun bahan yang digunakan yaitu:
1. Agregat yang tertahan no.4 sebanyak 5kg.

Civil Engineering of Sriwijaya University


I K AT AN M AH AS I S W A S I P I L
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
KELOMPOK 2
K AM P U S P A L E M B A NG

11.1.5 Prosedur Praktikum


Adapun cara melakukan praktikum ini adalah:
1. Cuci sampel untuk menghilangkan debu atau bahan-bahan lain yang melekat pada
permukaan.
2. Keringkat sampel dalam oven pada suhu 110ºC sampai berat tetap.
3. Dinginkan sampel pada suhu kamar selama 1 sampai 3 jam, kemudian timbang
dengan ketelitian 0,3 gram (Bk).
4. Rendam sampel dalam air pada suhu kamar selama 24jam.
5. Keluarkan sampel dari air, lap dengan kain penyerap sampai selaput air pada
permukaan hilang (SSD), untuk butiran yang besar pengeringan harus satu persatu.
6. Timbang sampel kering permukaan jenuh (Bj).
7. Timbang sampel didalam keranjang, goncangkan batunya untuk mengeluarkan
udara yang tersekap dan tentukan beratnya didalam air (Ba). Ukur suhu air untuk
penyesuaian perhitungan kepada suhu standar (25 ºC).

Civil Engineering of Sriwijaya University


I K AT AN M AH AS I S W A S I P I L
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
KELOMPOK 2
K AM P U S P A L E M B A NG

11.1.6 Data dan Perhitungan


Tabel Data Hasil Praktikum
No Kegiatan Sampel A Sampel B

1 Mengukur berat sampel kering 4930 gr 4940 gr


oven (Bk)
2 Mengukur berat sampel kering 4940,2 gr 4950,2 gr
permukaan jenuh (Bj)
3 Mengukur berat sampel 3300,2 gr 3305,2 gr
didalam air (Ba)

Tabel Hasil Perhitungan


No Perhitungan Sampel A Sampel B Rata-rata
(A+B)/2

1 𝐵k 3,006 gr 3,003 gr 3,0045 gr


Berat jenis bulk 𝐵𝑗−𝐵𝑎

2 Berat jenis permukaan 3,012 gr 3,009 gr 3,0105 gr


𝐵j
jenuh 𝐵𝑗−𝐵𝑎

3 𝐵k 3,025 gr 3,022 gr 3,0235 gr


Berat jenis semu 𝐵𝑘−𝐵𝑎

4 Penyerapan 0,207% 0,206 % 0,2065%


𝐵j−Bk
𝑋 100%
𝐵𝑘

Sampel A :

1. Berat Jenis Bulk

𝐵𝑘 4930 𝑔𝑟
= (4940,2−3300,2)𝑔𝑟
= 3,006 𝑔𝑟
𝐵𝑗−𝐵𝑎

Civil Engineering of Sriwijaya University


I K AT AN M AH AS I S W A S I P I L
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
KELOMPOK 2
K AM P U S P A L E M B A NG

2. Berat Jenis Permukaan Jenuh

𝐵𝑗 4940,2 𝑔𝑟
= (4940,2−3300,2)𝑔𝑟
= 3,012 𝑔𝑟
𝐵𝑗−𝐵𝑎

3. Berat Jenis Semu

𝐵𝑘 4930 𝑔𝑟
= (4930−3300,2)𝑔𝑟
= 3,025 𝑔𝑟
𝐵𝑘−𝐵𝑎

4. Penyerapan

𝐵𝑗−𝐵𝑘 (4940,2−4930)𝑔𝑟
× 100% = × 100% = 0,207%
𝐵𝑘 4930𝑔𝑟

Sampel B

1. Berat Jenis Bulk

𝐵𝑘 4940 𝑔𝑟
= (4950,2−3305,2)𝑔𝑟
= 3,003 𝑔𝑟
𝐵𝑗−𝐵𝑎

2. Berat Jenis Permukaan Jenuh

𝐵𝑗 4950,2 𝑔𝑟
= (4950,2−3305,2)𝑔𝑟
= 3,009 𝑔𝑟
𝐵𝑗−𝐵𝑎

3. Berat Jenis Semu

𝐵𝑘 4940 𝑔𝑟
= (4940−3305,2)𝑔𝑟
= 3,022 𝑔𝑟
𝐵𝑘−𝐵𝑎

4. Penyerapan

𝐵𝑗−𝐵𝑘 (4950,2−4940)𝑔𝑟
× 100% = × 100% = 0,206%
𝐵𝑘 4940𝑔𝑟

Civil Engineering of Sriwijaya University


I K AT AN M AH AS I S W A S I P I L
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
KELOMPOK 2
K AM P U S P A L E M B A NG

Rata-rata:

1. Berat Jenis Bulk

𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝐴+𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝐵 3,006+3,003


= = 3,0045 𝑔𝑟
2 2

2. Berat Jenis Permukaan Jenuh

𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝐴+𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝐵 3,012+3,009


= = 3,0105 𝑔𝑟
2 2

3. Berat Jenis Semu

𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝐴+𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝐵 3,025+3,022


= = 3,0235 𝑔𝑟
2 2

4. Penyerapan
𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝐴 + 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝐵 0,207 + 0,206
= = 0,2065%
2 2

Civil Engineering of Sriwijaya University


I K AT AN M AH AS I S W A S I P I L
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
KELOMPOK 2
K AM P U S P A L E M B A NG

11.1.7 Sumber Kesalahan


Adapun sumber kesalahan yang didapat pada praktikum ini adalah:
1. Pembersihan pada agregat yang tidak merata.
2. Perendaman agregat tidak selama 24 jam sesuai prosedur.
3. Pada pengujian berat jenis kering, agregat tidak dioven sehingga masih ada
kandungan air pada agregat.

11.1.8 Kesimpulan
Adapun kesimpulan pada praktikum ini adalah:
1. Dari praktikum berat jenis agregat kasar rata-rata paling besar didapatkan pada
berat jenis semu sebesar 3,0235 gr dan rata-rata paling kecil pada berat jenis bulk
sebesar 3,0045 gr.

2. Penyerapan agregat pada sampel A didapat 0,207% dan pada sampel B didapat
0,206% sehingga rata-rata yang dihasilkan 0,2065%.

3. Berat jenis permukaan jenuh dipengaruhi oleh berat sampel kering permukaan
jenuh dan berat sampel didalam air.

4. Berat jenis semu lebih berat dibandingkan dengan berat jenis permukaan jenuh.

5. Berat jenis bulk adalah berat jenis paling kecil nilainya dibandingkan dengan berat
jenil permukaan jenuh dan berat jenis semu.

Civil Engineering of Sriwijaya University


I K AT AN M AH AS I S W A S I P I L
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
KELOMPOK 2
K AM P U S P A L E M B A NG

11.1.9 Lampiran Gambar

Gambar 11.1.1 Wadah (Baskom) Gambar 11.1.2 Agregat Kasar

Gambar 11.1.3 Timbangan Gambar 11.1.4 Oven

Civil Engineering of Sriwijaya University


I K AT AN M AH AS I S W A S I P I L
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
KELOMPOK 2
K AM P U S P A L E M B A NG

Gambar 11.1.5 Saringan Gambar 11.1.6 Keranjang kawat

Gambar 11.1.7 Kain Penyerap

Civil Engineering of Sriwijaya University

Anda mungkin juga menyukai