PENDAHULUAN
1.4. Pendekatan
Pendekatan perancangan yang dipilih adalah pendekatan secara sosial, karena
fasilitas dan ruang public yang ada akan digunakan bersama secara komunal.
Pendekatan perancangan berikutnya adalah pendekatan fungsional, karena
rumah susun ini adalah solusi untuk mengatasi kurangnya lahan untuk kebuhtuhan
rumah tinggal.
2
Pendekatan perancangan berikutnya adalah pendekatan secara ekologi, karena
beertempat tinggal di lingkungan urban selalu perhadapan dengan isu lingkungan,
seperti polusi udara, air bersih, serta penghijauan lingkungan.
Pendekatan perancangan yang lain nya adalah pendekatan ekonomi,Pendekatan
ekonomi yang di maksud adalah pemilihan bahan pada rumah susun akan mengikuti
kondisi ekonomi penghuni sekitar.
3
Keterangan kerangka berpikir perancangan :
Latar Belakang
Kebutuhan rumah tinggal untuk warga jakarta
Program pemerintah provinsi DKI jakarta
Keterbatasan lahan untuk bangunan rumah tinggal
.
Permasalahan : Desain :
Kebutuhan akan rumah Desain hunian yang
tinggal bagi warga kota sesuai dengan analisis
jakarta dan kebutuhan
4
BAB II
2.1.2 Geografi
a. Geografi wilayah Jakarta utara
1
4
3
7
Kecamatan tanjung priok terletak di jakarta utara, memiliki luas wilayah
25,1255 km² dengan jumlah penduduk 12.395 jiwa/km². Di daerah ini
terdapat Pelabuhan Tanjung Priok yang merupakan pelabuhan terpadat di
Indonesia. Sejak dahulu kawasan ini merupakan pelabuhan prasejarah sejak
zaman penyebaran agama Hindu, dan kemudian oleh pemerintah kolonial
Belanda Tanjung Priok benar-benar dikembangkan menjadi kawasan pelabuhan
komersial pada akhir abad ke-18.
Geografi Site
Sedangkan kondisi geografi di dalam site itu sendiri berada diarea zona perumahan
sedang di jl. Yos sudarso, kampong bawang, tanjung priok, Jakarta utara dengan luas
area total ± 12.000 M²
2.1.3 Demografi
A. Kependudukan
Jakarta sebagai kota metropolitan tentu menjadi incaran banyak orang, mereka
berbondong-bondong ke Jakarta untuk mengadu nasib. Banyak orang dari berbagai
penjuru memilih tinggal di Jakarta, untuk sementara atau bahkan selamanya. Ini
8
terbukti dengan terus bertambahnya jumlah penduduk DKI Jakarta dari tahun ke
tahun. Memang harus diakui, pertambahan penduduk ini juga akibat dari faktor lain,
seperti jumlah angka kelahiran yang lebih tinggi dibanding angka kematian. Pada
tahun 1961, jumlah penduduk DKI Jakarta baru mencapai 2,91 juta jiwa. Angka ini
berubah di tahun 1971 menjadi 4,55 juta jiwa. Tahun 1980 menjadi 6,48 juta jiwa,
lalu pada tahun 1990 bertambah lagi menjadi 8,23 juta jiwa, kemudian akhir tahun
2000 mencapai 9,27 juta jiwa.
Begitu pula untuk Jakarta Utara, pada tahun 1961, jumlah penduduk baru
mencapai 469,80 ribu jiwa. Pada 1971 menjadi 612,40 ribu jiwa, lalu pada 1981
menjadi 976,40 ribu jiwa. Angka ini terus bertambah di tahun 1990, menjadi
1.075.071 jiwa. Kemudian pada Desember 2000 menjadi 1.192.719 jiwa. Pada
juni 2001 menjadi 1.437.057, dengan 714.319 laki-laki dan 722.738 perempuan.
Dengan demikian, selama kurun waktu 1961-2001 , dan pada 2010 jumblah penduk
bertambah menjadi lebih dari 1,5 juta jiwa. jumlah penduduk Jakarta Utara naik tiga
kali lipat lebih, sedangkan lahan yang ada tidak bertambah.
9
B. Sosial dan Ekonomi
Sosial tanjung priok
C. Tata Ruang
Tata Ruang lokasi perancangan
Tata ruang wilayah adalah wujud struktur ruang dan pola pemanfaatan
ruang. Berdasarkan peta zonasi tanjung priok, lokasi site berada dalam kawasan:
S.1 (sub zona prasarana pendidikan)
S.2 (sub zona prasarana kesehatan)
S.3 (sub zona prasarana ibadah)
R.4 (sub zona Rumah Sedang)
K.1 (sub zona perkantoran)
B.1 (sub zona ruang terbuka biru)
10
Gambar 2.5 zonasi site
Sumber : Rencana Tata Ruang Wilayah DKI Jakarta
11
Gambar 2.7 RPTRA sungai bambu
Sumber : Wikipedia
Pada tepat di sebelah barat daya site terdapat ruang terpadu ramah anak
(RPTRA) yaitu ruang public terpadu ramah anak sungai bambu.
Rumah Sakit Puri Medika merupakan Rumah Sakit Umum Swasta yang
terletak di daerah Tanjung Priok, Jakarta Utara. Layanan yang ditawarkan
Rumah Sakit Puri berupa; IGD 24 Jam, Rawat Jalan & Rawat Inap, Klinik
Umum & Klinik Spesialis, Trauma Center dan BPJS.
12
Gambar 2.9 pasar pelita
Sumber : beritajakarta
Pasar yang terletak di Tanjung Priok Jakarta Utara ini menjual aneka
kebutuhan sehari-hari dan lokasinya mudah untuk dijangkau baik dengan
kendaraan bermotor ataupun mobil.
2.2 Deskripsi Objek Perancangan
a. Kepemilikan dan Sejarah
13
tentang fasilitas pembiayaan perolehan rumah bagi masyarakat berpenghasilan
rendah.
Proyek rusun dp 0 persen yang beralamat di jl. Yos sudarso, kampung bawang,
tanjung priok, Jakarta utara ini akan di kelola dan di bangun oleh sebuah badan usaha
milikm daerah (BUMD) yaitu PT. Jakarta propertindo (jakpro) dengan anggaran
berasal dari APBD sebagai penyertaan madal daerah (PMD). PMD yang diminta
untuk merealisasikan ini sebesar Rp 266 miliar, PMD itu hanya 30 persen dari total
investasi yang dibutuhkan Jakpro untuk pengembangan tahap pertama. Kelak,
kekurangan investasi dibiayai dari hasil penjualan unit hunian.
c. Kegiatan
Rusun tersebut tidak hanya menjadi sarana hunian bagi para penghuni akan
tetapi rusun itu juga bisa menjadi sarana bermain,Pendidikan,komersil maupun
sosial.
a. Lokasi
Terletak pada jl. Yos sudarso, kampong bawang, tanjung priok, Jakarta utara,
Daerah Khusus Ibukota Jakarta 13460
b. Luas site
Lokasi site memiliki luas tanah ± 12.000 M².
Dengan KDB 45%.
14
c. Lingkungan sekitar site
site berada diantara rumah warga maupun bangunan komersil dan akses
menuju jalan utama yaitu jalan raya yos sudarso.
1
4
3
2
15
Gambar 2.10 Kondisi Eksisting
Sumber : google earth
Berdasarkan hasil pengamatan yang penulis lakukan kondisi eksisting di
lapangan adalah lahan kosong yang di tumbuhi oleh rumput, semak, dan beberapa
pepohon.
16
Gambar 2.10 Kondisi Eksisting
Sumber : bappeda DKI
17
Gambar eksisting site
49
1. Pada site dibagian timur dan selatan terdapat jalan tol yang sekiranya bisa
menghasilakan polusi suara maupun udara.
Tabel 2.6
Jumlah Warga Negara Asing di Jakarta Utara
Jumlah Warga Negara Jumlah Persentase Warga Negara
Tahun
Asing (WNA) Penduduk Asing (WNA)
1989 6.017 1.026.825 0,59 %
Maret 1990 5.820 1.049.427 0,55 %
Desember 1992 4.991 1.083.071 0,46 %
1999 710 1.157.946 0,06 %
2001 669 1.437.075 0,05 %
2007 535 1.197.970 0,04 %
50
Sumber : Diolah dari buku “Mengayuh Biduk Kemandirian: Potret Jakarta Utara di Masa Reformasi” dan
BPS 2008.
Perencanaan mengacu pada interaksi antara bangunan dan tapaknya. Hal ini
dimaksudkan keberadan bangunan baik dari segi konstruksi, bentuk dan pengoperasiannya
tidak merusak lingkungan sekitar, dengan cara sebagai berikut.
1. Mempertahankan kondisi tapak dengan membuat desain yang mengikuti bentuk
tapak yang ada.
D. Respect for User (Memperhatikan pengguna bangunan)
Antara pemakai dan Bangunan mempunyai keterkaitan yang sangat erat. Kebutuhan akan
architecture yang ramah lingkungan harus memperhatikan kondisi pemakai yang didirikan di
dalam perencanaan dan pengoperasiannya.
53
BAB IV
DESKRIPSI PROYEK
3.1 Definisi
Pengertian rumah susun menurut KBBI (Kamus besar bahasa indinesia) adalah
gedung atau bangunan bertingkat terbagi atas beberapa tempat tinggal (masing-masing
untuk satu keluarga); flat.
Rusun (Rumah susun) dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah Condominium.
Condominium ini di dalam UU RI No. 16 Tahun 1985 Juncto UU No. 4 Tahun 1992,
tentang Rumah Susun memberikan pengertian bahwa : “ Condominium/ Rumah Susun
adalah bangunan gedung bertingkat, yang dibangun dalam suatu lingkungan, yang terbagi
dalam arah horizontal dan atau vertikal dan merupakan satuan-satuan yang masing- masing
dapat memiliki dan digunakan secara terpisah, terutama untuk tempat hunian yang
dilengkapi dengan apa yang disebut “bagian bersama, tanah bersama dan benda bersama.
Rumah Susun' adalah bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu
lingkungan, yang terbagi dalam bagian-bagian yang distrukturkan secara fungsional dalam
arah horizontal maupun vertical dan merupakan satuan-satuan yang masing- masing dapat
dimiliki dan digunakan secara terpisah, terutama untuk tempat hunian, yang dilengkapi
dengan bagian-bersama, benda-bersama dan tanah bersama.
Masing-masing memiliki batas-batas, ukuran dan luas yang jelas, karena sifat dan
fungsinya harus dinikmati bersama dan tidak dapat dimiliki secara perseorangan.
Pembangunan Rumah Susun (Rusun) seharusnya dibangun sesuai dengan tingkat
keperluan dan kemampuan masyarakat terutama bagi yang berpenghasilan rendah. Rusun
hanya dapat dibangun di atas tanah hak milik, hak guna bangunan, hak pakai atas tanah
Negara atau hak pengelolaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pembangunan Rusun berlandaskan pada azas kesejateraan umum, keadilan dan
pemerataan, serta keserasian dan kesimbangan dalam perikehidupan, dengan bertujuan
memenuhi kebutuhan perumahan yang layak bagi rakyat, terutama golongan masyarakat
yang berpenghasilan rendah, yang menjamin kepastian hukum dalam pemanfaatannya.
Kepemilikan satuan Rusun dapat dimiliki oleh perseorangan atau badan hukum
yang memenuhi syarat sebagai pemegang hak atas tanah yang meliputi, hak atas bagian-
54
bersama, benda-bersama, dan tanah-bersama, yang semuanya merupakan satu-kesatuan
yang tidak terpisahkan dengan satuan yang bersangkutan.
Kepemilikan satuan Rusun dapat dimiliki dengan cara membayar tunai (cash) dan
angsuran (kredit pemilikan rumah atau KPR). Dalam pengelolaannya, setelah Rusun yang
ditempati sudah melunasi angsuran sesuai dengan perjanjian akad kredit yang telah
disepakati oleh kedua belah pihak (penghuni dan pengembang/pihak perbankan-red), maka
penghuni Rusun wajib membentuk Persatuan Penghuni Rumah Susun (PPRS) dan
diberikan kedudukan sebagai badan hukum, sebagaimana tertuang dalam Pasal 19 ayat 1
dan ayat 2 UndangUndang No. 16 Tahun 1985 Tentang Rumah Susun. Yang ketentuannya
diatur dalam Perarturan Pemerintah RI No. 4 thn 1998.
55
banyak dijumpai pada rumah susun murah dan sederhana yang dihuni oleh masyarakat
berpendapatan menengah ke bawah (Paul dalam citaresmi,2001).
Berdasarkan jumlah lantai dalam satuan unit hunian, rumah susun dibagi menjadi
tiga jenis yaitu (Joseph de Chiara, 1984:560):
1. Simplex: merupakan rumah susun yang tiap unitnya terdiri dari 1lantai. Jenis ini
adalah yang paling umum karena merupakan jenis yang paling simpel dan
ekonomis dalam pembangunannya.
2. Duplex: merupakan rumah susun yang tiap unitnya terdiri dari 2 lantai yang
dihubungkan dengan tangga. Ruang keluarga, dapur, dan ruang makan berada
pada satu lantai, sedangkan lantai lainnya digunakan sebagai ruang tidur atau
ruang istirahat. Keunggulan ekonomis dari rumah susun jenis ini adalah bahwa
koridor dan pintu lift tidak perlu disediakan untuk setiap lantai bangunan.
3. Triplex: merupakan rumah susun yang tiap unitnya terdiri dari 3 lantai. Pada
dasarnya pembagian ruangnya sama denganjenis duplex.
56
maupun benda. Sistem kepemilikan bersama yang terdiri dari bagian-bagian yang masing-
masing merupakan satuan yang dapat digunakan secara terpisah yang dikenal dengan
istilah condomium. Sistem ini mewajibkan untuk mengadakan pemisahan hak dari masing-
masing satuan yang dilaksanakan dengan pembuatan akta pemisahan yang mengandung
nilai perbandingan proporsional yang akan digunakan sebagai dasar penerbitan sertifikat
hak milik atas satuan yang bersangkutan.
Menurut Danial (1998:20-21), rumah susun merupakan altematif solusi yang tepat
dalam upaya penyediaan perumahan serta peningkatan daya guna lahan kota karena
memiliki beberapa keunggulan, yaitu:
57
3. Kelengkapan Rumah Susun
Dilengkapi dengan alat transportasi bangunan,pintu, dan tangga darurat kebakaran,
alat dan system alarm kebakaran,penangkal petir, jaringan air bersih, saluran air hujan,
saluran pembuangan limbah, tempat sampah, tempat jemuran, kelengkapan
pemeliharaan bangunan, jaringan listrik, generator, dan gas.
4. Kepadatan dan Tata Letak Bangunan
Memperhungkan KDB, KLB, ketinggian dan kedalaman bangunan serta
penggunaan tanah untuk mencapai optimasi daya tanah
5. Satuan Rumah Susun
a. Dapat terdiri dari satu ruang utama (ruang tidur) dan ruang lain (ruang penunjang)
di dalam atau diluar ruang utama
b. Dilengkapi dengan system penghawaan dan pencahayaan buatan yang cukup,
system evakuasi yang menjamin kelancaran dan kemudahan, system penyediaan
daya listrik yang cukup dan terus menerus, serta system pompa air secara otomatis.
6. Benda Bersama
7. Bagian Bersama
Dapat berupa ruang secara umum, struktur dan kelengkapan rumah susun, prasarana
lingkungan dan fasilitas lingkungan yang menyatu dengan bangunan rumah susun.
8. Prasarana Lingkungan
Berupa jalan setapak, jalan kendaraan, sebagai penghubung antar bangunan rumah
susun atau keluar lingkungan rumah susun, tempat parker atau tempat penyimpanan
barang, utilitas umum yang terjadi dari jaringan air limbah, jaringan sampah, jaringan
pemadam kebakaran, jaringan listrik, jaringan gas, jaringan telpon, dan jaringan lain
nya.
9. Fasilitas Lingkungan
Harus dilengkapi dengan perniagaan dan perbelanjaan, lapangan terbuka,
Pendidikan kesehatan, peribadatan, fasilitas pemerintah, dan pelayanan umum serta
permakaman dan pertamanan.
1. Prasarana Fasilitas Jalan dan Tempat Parkir
a. Utilitas Umum
58
b. Fasilitas Perniagaan
c. Fasilitas Kesehatan
d. Fasilitas Peribadatan
e. Partisipasi
Mendorong kerjasama kemitraan dengan badan usaha dan masyarakat untuk dapat
berpatisipasi dalam proses perencanaan pembangunan penugasan operasi dan
pemeliharaa serta pengelolaan rusun.
f. Kesetaraan
Menjamin adanya kesetaraan bagi masyarakat berpenghasil rendah menengah
kebawah untuk dapat menghuni rumah susun yang layak bagi peningkatan
kesejahteraan
3.4 Studi Banding Proyek Sejenis
a. Studi Banding dari Pengamatan Langsung
Bangunan yang menjadi objek studi banding langsung yaitu Rumah Susun Bandar
Kemayoran yang berada di Jalan Benyamin Suaeb Blok C3, Kota Tua, Pademangan Tim.,
59
Pademangan, Kota Jkt Utara, Daerah Khusus IbuKota Jakarta 14410. Karena untuk
mengetahui ruang-ruang yang belum ada di objek yang diteliti juga mengetahui pola ruang
dan sirkulasinya. Dengan ketinggian 20 lantai.
Denah yang digunakan pada Rusun Bandar Kemayoran itu menggunakan denah
tipikal,dan terdapat fasilitas seperti,kios2,musholla, pemadam kebakaran, tangga
darurat,lift orang maupun lift barang sebagai penunjang pada rusun tersebut
60
Gambar 4.3. Denah rusun
Sumber: Rusunami bandar kemayoran
61
Gambar 4.5. Kondisi Kamar Tidur
Sumber: Rusunami bandar kemayoran
62
Gambar 4.6. Kondisi Ruang Tamu
Sumber: Rusunami bandar kemayoran
Apabila penghuni ingin berolahraga, Rusunami Bandar Kemayoran menyediakan
fasilitas penunjang seperti,menyediakan nya ruang olahraga untuk penghuni
63
Gambar 4.8. Kondisi Lorong pada rusun
Sumber: Foto Pribadi
Tersedia nya lahan parkir yang digunakan untuk kenyamanan para penghuni apabila
memiliki kendaraan,tinggal menaruh kendaraan tersebut di dalam rusun
64
Gambar 4.10. Kantor Pemasaran
Sumber: Foto Pribadi
5. Kegiatan penunjang
Kegiatan yang menunjang seluruh kegiatan penghuni, seperti kantin, toko – toko
(retail), ruang komunal, parkir, tempat bermain anak – anak.
6. Kegiatan service
1. Fasilitas Penghuni
Fasilitas penghuni, yaitu fasilitas berupa ruang yang mewadahi fungsi hunian,
yaitu antara lain :
a. Unit Couple
Unit couple menyediakan fasilitas yang sama dengan rumah tipe 36. Unit
hunian yang cukup luas disesuaikan dengan kebutuhan penghuni nya, yaitu terdiri
dari :
67
Teras
Kamar tidur
Ruang keluarga
Dapur
Kamar mandi
Ruang jemur
b. Unit Family
Unit family yang diperuntukkan bagi keluarga terdiri dari empat sampai lima
anggota keluarga. Menggunakan tipe 42. Unit family terdiri dari :
Teras
Ruang tamu
Kamar tidur
Ruang keluarga
Dapur
Kamar mandi
Ruang jemur
2. Fasilitas Penunjang
Fasilitas ini dipergunakan bagi penghuni dalam satuan unit hunian, seperti
untuk bersosialisasi, bermain anak – anak, dan berkumpul. Fasilitas – fasilitas ini
terdiri dari :
a. Lapangan
b. Taman Bermain
c. Musholla / Masjid
d. Lobby / Ruang tunggu
3. Fasilitas Pengelola
Menyediakan fasilitas untuk melengkapi kebutuhan pengguna dan
memberikan pelayanan, baik social maupun ekonomi terhadap pengguna bangunan.
Fasilitas – fasilitas tersebut antara lain :
a. Unit pertokoan
b. Koperasi
68
c. Klinik
d. Kantor pengelolaan
e. Pos keamanan
f. Parkir
g. Ruang office boy
h. Ruang ME
i. Ruang Genset
69
5.4 Program Ruang
70
Sumber : Data Pribadi
PENUNJANG PENGELOLA
71
b. Mikro
- Hubungan Ruang dalam unit Rusun
Teras
R.Keluarga K.Tidur
K.Tidur
R.Makan Utama
Anak
Dapur
Gudang
R.Cuci
R.Jemur
K.Mandi
Area Komunal
Selasar
72
- Hubungan kelompok ruang
ENTRANCE
PARKIR PARKIR
PENGUNJUNG PENGHUNI
PENGHUNI
KELOMPOK
SIRKULASI
RUANG LUAR
UNIT RUSUN
` KELOMPOK
KORIDOR
RUANG
PENUNJANG
UNIT RUSUN
5.6 Sirkulasi
a. Manusia
- Penghuni dan Pengunjung
Unit Kamar
Sirkulasi
horizontal
Unit Kamar
73
- Pengelola
b. Barang
Lift Barang
Gambar 5.7.Sirkulasi Barang Rusun
Sumber : Analisa
c. Kendaraan
Mobil
Pengelola
Khusus
Disabilitas
74
BAB VI
ELABORASI TEMA
Tema yang digunakan dalam perencanaan tugas akhir ini adalah “ Neoklasik-
kontemporer“.
Arsitektur neo klasik adalah gaya arsitektur yang dihasilkan oleh gerakan neo
klasik yang dimulai pada pertengahan abad ke 18. Gaya ini mengadopsi gaya dari arsitektur
klasik kuno, prinsip-prinsip Vitruvian, dan karya arsitek Italia Andrea Palladio. Di Eropa
tengah dan timur, gaya ini biasanya disebut sebagai Klasisisme (dalam Bahasa Jerman
Klassizismus)
Arsitektur kontemporer adalah istilah untuk menyebut gaya desain yang sedang
populer atau sedang up to date pada saat ini. Gaya kontemporer bisa juga digunakan untuk
melabeli sebuah gaya lama yang dikemas dengan konsep terkini sehingga hasilnya lebih
75
segar dan berbeda. awal kemunculan gaya ini didasarkan pada prinsip penggunaan material
yang rasional, perencanaan fungsional, dan penolakan terhadap dekorasi berlebihan.
Menurut Marcus polio vitruvius dalam bukunya yang berjudul “ the ten book on
arsitektur” ia mengatakan bahwa arsitektur yang baik adalah yang memenuhi tiga prinsip
dasar yang dikenal dengan istilah kekuatan (firmitas), kegunaan ( utilitas ), dan
keindahan/estetika ( venusitas ). Dengan ketiga prinsip tersebut, suatu bangunan dengan
arsitektur yang baik dapat menyatakan kebijaksanaan atau tingginya peradaban.
“All these must be built withdue reference to durability (fimitas), convience (utilitas), and
beauty (venustas).….” (Vitruvius : Ten Books on Architecture. Book I. Chapter III.)
76