DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
FAKULTAS EKONOMI
2018
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
telah memberikan berkat, sehingga penulis dapat menyelesaikan Critical Book review ini
dengan baik untuk memenuhi tugas dari mata kuliah “Pengantar Ekonomi”. Terimakasih juga
penulis ucapkan kepada pihak-pihak yang telah membantu penulismenyelesaikan tugas ini,
terutama kepada Dosen pengampu mata kuliah Pengantar Ekonomi.
Terlepas dari itu semua, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
dan kesalahan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu,
dengan tangan terbuka penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
penulisdapat memperbaiki tulisan ini ke waktu yang akan datang.
Akhir kata penulis berharap Critical Book Review ini dapat memberikan manfaat
kepada semua pembaca. Terimakasih.
Tim Penyusun
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG 4
B. TUJUAN 4
C. MANFAAT 4
BAB IV PENUTUP
4.1 KESIMPULAN 22
4.2 SARAN 22
DAFTAR PUSTAKA
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Pemerintah harus segera tanggap dan cepat dalam memecahkan permasalah
pengangguran yang semakin meningkat.Pemerintah harus meningkatkan pelatihan –
pelatihan kepada masyarakat, dalam meningkatkan jiwa kewirausahaan, memperluas
usaha kecil menengah, agar mereka dapat mandiri secara ekonomi. Angka pengangguran
akan berkurang seiiring dengan perbaikan ekonomi yang dilakukan
pemerintah.Pemerintah dapat bekerja sama dengan lembaga pendidikan di dalam dan
diluar negri untuk dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkopeten. Dengan
beberapa upaya yang segera ditindak lajutkan pemerintah .
1.3 Manfaat
Untuk menambah wawasan tentang ekonomi makro.
Untuk mengetahui perkembangan pengangguran di indonesia.
Untuk memenuhi tugas mata kuliah CBR.
IDENTIFIKASI BUKU
Judul :
Edisi :
Pengarang :
Penerbit :
Kota terbit :
Tahun terbit :
ISBN :
PENGANTAR MAKRO
1. Mengapa disetiap negara pengangguran selalu ada dan semakin lama semakin buruk
keadaannya?
2. Mengapakah kenaikan harga-harga secara umum diiringi dengan permasalhan
pengangguran yang cukup serius?
3. Mengapa perekonomian suatu negara tidak selalu mengalami pertumbuhan ekonomi
yang sama cepatnya?
Inflasi adalah naiknya harga-harga komiditi secara umum yang disebabkan oleh tidak
sinkronnya antara program sistem pengadaan komditi ( produksi,penentuan harga,
pencetakkan uang dan lain sebagainya) dengan tingkat pendapatan yang dimiliki oleh
masyarakat. Sebenarnya inflasi bukan masalah yang terlalu berarti apabila keadaan tersebut
diiringi oleh tersedianya komiditi yang diperlukan secara cukup dan ditimpali dengan
naiknya tingkat pendapatan yang lebih besar dari % tingkat inflasi tersebut (daya beli
masyarakat meningkat lebih besar dari tingkat inflasi).
Pengangguran (Unemployment)
Dalam analisa ilmu ekonomi makro, kondisi yang diharapkan bukanlah bagaimana
memperkerjakan semua tenaga kerja yang mencari pekerjaan dengan menyediaka lapangan
kerja bagi mereka secara sporadis. Karena akan membahayakan kondisi perekonomian bila
ditinjau dari sisi lainnya.akan tetapi bagaimana caranya agar setiap lowongan kerja yang
disebabkan pada suatu periode-periode tertentu dapat terisi semuanya oleh para pencari kerja.
Secara teori pertumbuhan penduduk yang besar bila diikuti oleh tingkat produktivitas
yang tinggi akan menyebabkan tingkat pertumbuhan ekonomi tinggi. Tingginya pertumbuhan
ekonomi akan mampu meningkatkan kesejahteraan dan tingkat pendidikan dan pada akhirnya
akan mampu memperbaiki mutu dan vitra hidup. Akan tetapi masalahnya bukanlah disitu,
melainkan ternyata media berupa tanah ini tidaklah bertambah dan bila eksploitas berjalan
Kebijakan ekonomi makro yang dilakukan oleh setiap negara secara bersama-sama dilakukan
oleh pemerintah dan swasta bertujuan untuk mengatasi maslaah-masalah yang timbul dan
mungkin timbul dalam perekonomian, dimana pemerintah sebagai regulatornya dan swasta
sebagai pelaksanaanya.
Pada dasarnya negara manapun didunia ini tidak menginginkan adanya pengangguan
dalam perekonomian, karena selain berdampak buruk bagi kehidupan sosial masyarakat juga
merupakan beban ekonomi negara yang harus ditanggung baik dari segi ekonomi maupun
politik.
Tigkat Pendapatan nasional suatu negara dengan negara lain adalah ukuran relatif,
Sedangkan untuk mendapatkan gambaran absolut adalah dengan mebandingkan pendapatan
perkapital suatu negara dengan negara lain. Tingkat pendpaatan perkapital adalah
perbandingan antaar pendapatan nasional suatu negara dengan jumlah penduduknya.
Keadaan yang diaharapkan dalam perekonomian adalah kestabilan dalam hal tingkat
pendapatan kesempatan kerja dan terutama kestabilan pada tingkat harga-harga barang sevara
umum. Dalam pengertian yang lebih realistis perekonomian yang stabil bukanlah berarti
suatu perekonomian yang kondisinya selalu mengalami masa-masa boming terus menerus.
Dalam buku Teori Ekonomi Mankiw, dijelaskan tentang 4 materi utama yang paling penting
dalam pembahasan ekonomi akro ke 4 materi ini pada dasarnya telah dijelaskan secara
ringkas pad bab awal dari buku ini dibagian penjelasan tentang 10 prinsip ekonomi dan 10
element ilmu ekonomi. Namun mengapa merupakan bagian terpenting akan dijelaskan
berikut ini.
1. Dalam jangka panjang kapasitas negara untuk memproduksi barang dan jasa
menentukan standar hidup penduduknya.
2. Dalam jangka pendek permintaan agregat mempengaruhi jumlah barang dan jasa yang
diproduksi negara.
3. Dalam jangka panjang pertumbuhan jumlah uang mempengaruhi inflasi aka tetapi
tidak berpengaruh terhadap pengangguran.
4. Dalam jangka pendek, pembuat kebijakan fiskal dan moneter (pemerintah)
menghadapi trade off antara inflasi dan pengangguran.
DAN KEYNESIAN
Dikalangan para ekonomi disepakati bahwa mashab klasik dipelopori oleh Adam
smith (setidaknya begitulah yang diakui selama ini dikalangan pecinta ilmu ekonomi)
Mashab klasik terdiri dari para ekonomi dan simpatisan ilmu ekonomi yang umumnya
memandang fenomena ekonomi sebagai fenomena alam yang bersifat ekstrak dengan
ketentuan hukum maupun para pengikut dan pembela teorinya banyak membuat kajian ilmu-
ilmu pasti terutama matematis dan fisika.
Mashab klasik melalui Adam Smith memiliki semboyan dalam perekonomian yaitu
Laisez faire-Laissez Fases yang menyatakan bahwa setiap individu bebas melakukan
ekonomi apapun (dalam batas tertentu).
Corak subsiten adalah perekonomian subsiten yang didalamnya hanya terdapat dua
pelaku ekonomi yaitu produsen dan rumah tangga. Pendapatan produsen merupakan
pengeluaran dari rumah tangga dan sebaliknya pengeluaran produsen merupakan pendapatan
rumah tangga kontribusi dzri rumah tangga untuk produsen berupa tenaga kerja, smentara
kontribusi dari produsen berupa penyediaan/supply barang.
Akan tetapi disisi lain karena pihak pengelola dana tabungan yaitu bank juga ingin
mendapatkan keuntungan maka mereka akan menetapkan suku bunga pinjaman yang lebih
tinggi dari suku bunga tabungan.
Ekonomi klasik beranggapan/yakin bahwa pada suatu negra penggunaan tenag akerja
penuh akan tercapai karena adanya mekanisme pasar yang terdapat dalam pasar tenaga kerja
sehingga pengangguran pada akhirnya akan dapat dihapuskan. Menutut ereka apabila dalam
4. Fleksibilitas Harga
Teori Mashab Klasik (dan Neo klasik) yang juga banyak dikenal sebagai teori siklus
bisnis riil (Real Business Theory) , memperkenalkan salah satu asumsi yang masih menjadi
perdebatan seru hingga kni yaitu bahwa harga selalu menyesuaikan atas terjadinya perubahan
dalam permintaan dan penawaran.
Sejatinya uang hanya berfungsi sebagai alat tukar/transaksi sesuai dengan awal
pembuatan dan pemanfaatan uang, uang bukan komoditi sehingga tidak boleh
diperdagangkan. Dengan demikian banyak atau sedikitnya penawaran uang ( bila otoritas
moneter mencetak atau menari uang). Tidakakan berpengaruh kepada variabel riel seperti
output dan kesempatan kerja, karena panwaran uang bersifat endogen.
Menurut teori ini teknologi mengalami flukturasi yang sangat menentukan untuk
mengubah input menjadi output. Artinya Manakalah teknologi semakin berkembang maka
produksi barang dan jasa semakin tinggi, tingkat pengangguran sangat rendah dan upah riel
naik, akan tetapi pada suatu masa akan terdapat kemunduran teknologi yang bisa disebabkan
karena resensi atau semacamnya atau karena adanya kebijakan anti percepatan teknologi
mutakhir. Kemunduran teknologi akan menyebabkan kesempatan kerja yang menurun dan
ujung-ujungnya akan menurunkan produksi dan tentu saja menurunnya upah dan tingkat
kesejahteraan.
Yang dimaksud dengan Gini Ratio adalah suatu peralatan analisis yang dipergunakan
untuk menghitung atau mengukur distribusi pendapatan masyarakat pada suatu daerah
tertentu/negara pada suatu periode tertentu. Sedangkan kurva Lorenz adalah suatu kurva yang
menunjukkan mengenai ukuran distribusi pendapatan dengan penilaian merata, sedang dan
timpang
Kurva Lorenz
% Penghasilan
% Penerima Penghasilan
Luas segitiga CDB = luas segitiga CAB, dimana garis diagonal CB menyatakan
bahwa besarnya distribusi pendapatan adalah sangat merata. Sedangkan busur CB
memperlihatkan besarnya masing-masing tingkat pendapatan (dalam %) yang diterima oleh
masing-masing penerima penghasilan (penduduk) dalam %. Bila kondisi distribusi
pendapatan sebagaimana yang terlihat pada gambar diatas maka besarnya koefisien distribusi
pendapatan adalah:
Niali GRI antara 0 dan 1. Bila GRI = 0 maka distribusi pendapatan mereka mutlak
sedangkan bila GRI = 1 distribusi pendapatan tidak merata mutlak (sangat timpang). Pada
kenyataanya nilai 0 dan 1 itu tidak ada/belum pernah ada. Menurut kriteria H.T Oshima
(Suseno, 1997,h. 120) dan pengalaman pada negara yang sedang berkembang.
GRI antara 0,3 – 0,4 distribusi pendapatan relatif sedang (tidak timpang tapi
Kelas ke-i yang dimaksudkan dalam rumus ini adalah kelompok kelas pendapatan
rumah tangga yang dalam hal ini di bagi menjadi dua yaitu:
(𝒚𝒊−𝒚𝒊)𝟐 𝑷
WI = √∑ × 𝑷𝒊
𝒚𝒊 𝑵
Dimana:
WI = Indeks Williamson
KEBIJAKAN STABILISASI
Masalah dalam praktek perekonomian yang sering muncul secara ringkas pada bagian
awal adalah:
A. Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal adalah kebijakan pemerintah dalam bidang anggaran dan belanja
negara dengan maksud untuk memperngaruhi jalannya perekonomian.
1. Kebijakan Fiskal Deskresioner, yaitu kebijakan fiskal yang diambil oleh pemerintah
berdasarkan situasid an kondisi ekonomi.
2. Kebijakan fiskal dengan Penstabil otomatis, yaitu kebijakan yang langsung
berhubungan dengan pajak, ansuransi pengangguran dan kebijakan harga minimum.
a. Pembiayaan fungsional
b. Pengelolaan anggaran
c. Stabilisasi anggaran otomatis
d. Anggaran belanja seimbang
Mengenai AOBN sendiri, terdapat tiga prinsip yang mendasari penyusunannya yaitu:
Ini juga termasuk pengeluaran pemerintah hanya saja pemerintah tidak memperoleh
balas jasa langsung, melainkan sebagai imbalan, balas jasa ataupun kewajiban hakiki negara
seperti pembayaran pensiun, subsidi, bea siswa dan lain-lain.
Kebijakan moneter adalah kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah melalui bank
sentral guna mengatur penawaran uang dan tingkat bunga dalam tingkat yang wajar dan
aman.
1. Mendapatkan dan mengambil manfaat dari struktur tingkat suku bunga yang paling
sesuai
2. Meraih perimbangan yang tepat antara permintaan dan penawaran uang
3. Menyediakan fasilitas kredit yang tepat bagi perekonomian dan menghentikan
perkembangan yang tidak semestinya, serta mengarahkan penyaluran kredit kepada
yang layak menerimanya misalkan pada UKM
4. Pendirian, pelaksanaan dan perluasan lembaga keuangan
5. Manajemen hutang
Yaitu tindakan bank sentral untuk mempengaruhi jumlah uang beredar dengan cara
memperjual- belikan surat-surat berharga.
b. Reserve Requirement
Kebijakan Moneter Kualitatif. Beberapa tindakan yang berhubungan dengan kebijakan ini
diantaranya adalah:
Yaitu bank sentral menentukan jenis pinjaman apa saja yang boleh diberikan dan
diwajibkan oleh bank sentral dan mana yang tidak boleh atau harus ketat pemberiannya.
b. Pembujukan Moral
Yaitu tindakan bank sentral yang meminta kepada bank-bank umum agar melakukan
tindakan yang dianggap perlu untuk menstabilkan peredaran uang dan suku bunga agar tetap
berada pada tingkat yang wajar, atau bisa juga dengan cara pimpinan bank sentral langsung.
Pencetus kebijakan fiskal dan moneter bisa saja menganggap kebijakannyalah yang
lebih unggul, akan tetapi faktanya tidak pernah ada kebijakan yang bisa memperbaiki apalagi
mereformasi perekonomian hanya dengan mengandalkan kebijakan fiskal saja atau moneter
saja.
Tingkat upah dan pendapatan sepanjang umur perekonomian selalu saja menjadi
masalah, meskipun masalahnya tidak terlalu bahaya bagi perekonomian seperti misalnya
masalah moneter dan fiskal, akan tetapi stabilisasi perekonomian jelas akan terpengaruh bila
kebijakan upah dan pendapatan tidak dibenahi dengan baik.
Beberapa pikiran yang mendukung kenaikan upah menjelaskan bahwa kenaikan upah
akan mengurangi tingkat inflasi dan sebagai alat control bagi serikat pekerja untuk
memastikan bahwa buruh akan tetap bekerja sesuai dengan tugasnya. Sedangkan yang anti
dengan kenaikan upah mengatakan justru kenaikan upah akan memicu inflasi, terutama
Tabungan sebagaimana yang telah dijelaskan pada bab terdahulu adalah merupakan
dari pendapatan yang tidak dikonsumsi (S= Y-C), yang dalam jangka pendek fungsi tabungan
itu adalah : S = -Co + sY, dimana s adalah MPS, sedangkan investasi adalah pengeluaran
secara sengaja dalam rangka memperbesar kapasitas produksi untuk mendapatkan
keuntungan ekonomi.
Dalam hal tertentu, memang tabungan bergantung pada tingkat pendpaatan, akan
tetapi bila persamaan tabungan kita rubah maka bila: S = Co + sY akan menjadi Y = S/MPS +
Co / MPS, artinya besar kecilnya tingakt pendapatan sedemikian hingga juga bergantung pada
besar kecilnya tingkat tabungan (dan konsumsi tentunay) yang ada. Demikian juga investasi,
bila dalam kenyataannya tingkat investasi bergantung pada tingkat bunga.
Bila S = -Co + sY = Io – er
sY = Io + Co – er er = Io + Co – sY
Io + Co – er
MPS
Io + Co – sY
Sebagaimana telah dijelaskan pada bab 4 mengenai uang bahwa pada dasarnya
menurut Keynes dengan teori preferensi likuiditasnya permintaan akan uang terdiri atas tiga
motif yaitu: 1. Motif Transaksi, 2. Motif Berjaga-Jaga dan 3. Spekulasi. Motif transaksi dan
berjaga-jaga = L1 tergantung dari besar kecilnya tingkat pendapatan sedangkan motif
spekulasi = L2 Tergantung dari tingkat suku bunga. Total permintaan uang adalah L = L1 +
L2 padahal:
Agar jumlah uang yang diedarkan pada masyarakat sebanding dengan tingkat
permintaannya maka perlu diketahui berapa besar tingkat pendapatan dan suku bunga yang
ideal tersebut, oleh karena itu keseimbangan ini disebut sebagai keseimbangan pasar uang
dan dinotasikan sebagai:
L = Ms , LM
Antara pasar barang dan pasar uang terdapat suatu perbandingan yang kontradiktif,
yaitu disatu sisi untuk pasar barang pendapatan nasional dapat ditingkatkan dengan cara
Untuk mendapatkan pendapatan nasional dan suku bunga keseimbangan di pasar uang
dan pasar barang maka antara pasar barang dan pasar uang harus saling bersepakat yang
mana kesepakatan itu bila di notasikan dalam persamaan matematis adalah”:
IS = LM
Uang adalah salah satu benda diantara sekian banyak benda dalampengertian
ekonomi.Setiap benda memppunyai nilai meskipun diantara benda yang satu dengan benda
yang lain tidak sama.Masyakat memberi nilai kepada sesuatu benda,kerena benda itu
memberikan faedah kepada masyarakat yang bersangkutan.Hanya benda yang permintaan
terhadap nya mempunyai nilai.Jadi adapun sebabnya masyarakat itu memberikan nilai kepada
suatu benda,adalah kerena benda itu diminta oleh masyakat yang besangkutan dengan kata
lain karena benda itu memberi faedah atau dapat memenuhi kebutuhan tertentu dari
masyarakat yang bersangkutan.Makin besar feadah atau kebutuhan yang dapat dipenuhi oleh
suatu benda,makin rendah pula nilai yang diberikan oleh masyarakat kepadanya.
Nilai uang adalah kemampuan uang untuk dapat ditukarkan dengan sejumlah barang tertentu.
Nilai uang tersebut dapat dibedakan menjadi tiga macam:
Nilai nominal uang adalah nilai yang tertera/tertulis pada setiap mata uang yang
bersangkutan.
B. Nilai intrinsic
Nilai intrinsik uang adalah nilai bahan yang digunakan untuk membuat uang
C. Nilai riil
Nilai riil uang adalah nilai yang dapat diukur dengan jumlah barang dan jasa yang dapat
ditukar dengan uang itu.
Dilihat dari penggunaannya, nilai uang dibedakan menjadi nilai internal uang dan nilai
eksternal uang.
Nilai internal uang adalah daya beli uang terhadap barang dan jasa.
Nilai eksternal uang adalah nilai uang dalam negeri, jika dibandingkan dengan mata uang
asing, yang lebih dikenal dengan kurs.kurs ada dua macam yaitu kurs jual dan kurs beli.kurs
jual adalah kurs yang berlaku apabila bank menjual valuta asing.sedangkan kurs beli adalah
kurs yang berlaku apabila bank membeli valuta asing.
Teori Uang Statis atau disebut juga “teori kualitatif statis” bertujuan untuk menjawab
pertanyaan: apakah sebenarnya uang? Dan mengapa uang itu ada harganya? Mengapa uang
itu sampai beredar? Teori ini disebut statis karena tidak mempersoalkan perubahan nilai yang
diakibatkan oleh perkembangan ekonomi.
a. Teori Metalisme
b. Teori Konvensi
c. Teori Nominalisme
d. Teori Negara
Teori ini mempersoalkan sebab terjadinya perubahan dalam nilai uang. Teori dinamis antara
lain:
a. Teori Kuantitas
b. Teori Kuantitas
Perkataan nilai dalam bahasa sehari-hari dan dalam ilmu ekonomi mempunyai arti
yang sama atau hampir bersamaan dengan perkataan harga.Kedua perkataan itu sering di
campur-adukan oleh ahli ekonomi dalam karanagan-karangan mereka.juga dalam
pembicaraan sehari-hari kedua perkataan tersebut,saling ganti mengganti untuk maksud yang
sama.sesungguhnya kedu perkataan itu di samping dapat mempunyai arti yang berbeda,ghal
ini yang akan kita jelas kan selanjtnya,terutama arti kata nilai uang dan harga uang.
Bilamana kita mempelajari tulisan – tulisan dibidang ekonomi moneter, maka akan
jelaslah bahwa pada umumnya orang menerima uang itu sebagai suatu benda. Sesungguhnya
hal ini tidak dinyataakan dengan secara tegas, kecuali oleh beberapa orang, namun keyakinan
mereka yang menyatakan bahwa nilai dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain M
( jumlah uang ) dan V ( cepatnya perpitsrsn uaang ), menunjukan dengan nyata – nyata
bahwa mereka menganggap uang itu sebagai suatu benda. Benda sebagaimana sduah
dikemukakan diatas, nilainya ditentukan oleh faktor permintaan dan penawaran terhadapnya.
Jika diteliti lebih lanjut uraian diatas tadi, maka sesungguhnya faktor kemajuan itu
sesungguhpun memegang peranan penting dalam penetuan nilai sesuatu benda, ia tidak lain
daripada satu aspek dari faktor permintaan itu. Dengan kata lain kemajuan itu menambah atau
mengurangi permintaan terhadap suatu benda. Dengan demikian tidak dapat dimungkiri
faktor – faktor yang menentukan nilai suatu benda hanya dua yaitu faktor perrmintaan dan
penawaran
dilapangan ekonomi.
Dimana keadaan adanya kecendrungan naiknya nilai uang di dalam mana permintaan
terhadap uang cendrung naik atau dimana orang berusaha untuk menyimpan uang yang
dimilikinya, dan tidak membelanjakannya, maka kegiatan dilapangan ekonomi menunjukan
tanda – tanda kemunduran. Dalam keadaan inflasi lunak, dimna nilai uang mengalami
kemunduran secara lambat laun atau dimana harga – harga mengalami kenaikan harga secara
lambat laun, maka aktivitas manusia di lapangan ekonomi semakin meningkat.
Definisi umum daari angka index, adalah sbb : “ Angka index adalah ssatu sei daripada angka
– angka dengan mana perubahan – perubahan dari luassnya sesuatu gejala diukur dari waktu
yang satu kewaktu yang lainnya, atau dari tempat satu ketempat yang lainnya.”
Penggunaan yang umum dari angka index adalah padda harga – harga barang pada umumnya,
atau pada harga ssekelompokan barang terrtentu. Umumnya angka index itu menggambarkan
perubahan – perubahan dalam sekelompok hal, jadi tidak perubahan satu – satu hal.
Dilihat dari segi ekonomi, konsumsi merupakan tindakan untuk mengurangi atau
menghabiskan nilai guna ekonomi suatu benda. Sedangkan menurut Dharam Bannoch dalam
bukunya ieconomicsi memberikan pengertian tentang konsumsi yaitu merupakan pengeluaran
total untuk memperoleh barang dan jasa dalam suatu perekonomian dalam jangka waktu
(dalam satu tahun) pengeluaran.
Konsumsi adalah pembelanjaan atas barang-barang dan jasa-jasa yang dilakukan oleh rumah
tangga dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dari orang yang melakukan pembelanjaan
tersebut. Pembelanjaan masyarakat atas makanan, pakaian, dan barang-barang kebutuhan
1. Tingkat Pendapatan
Makin tinggi tingkat pendapatan suatu rumah tangga, akan semakin tinggi tingkat
konsumsinya. Sebaliknya, jika pendapatannya kecil, konsumsinya pun kecil.
2. Tingkat Harga
Banyak sedikitnya barang yang akan dikonsumsi sangat bergantung pada haga.
kata lain, konsumsi dikurangi pada waktu harga tinggi dan konsumsi dapat ditingkatkan
jika harga lebih rendah.
Sikap dan gaya hidup seseorang sangat mempengaruhi tingkat konsumsi. Jika sikap
dan gaya hidupnya boros, ia cenderung berperilaku konsumtif, yaitu kebiasaan untuk
membelanjakan semua uang untuk membeli barang, padahal barang tersebut belum
tentu bermanfaat.
4. Adat Istiadat
5. Model Barang
Model barang yang sedang tren dapat mempengaruhi perilaku masyarakat dalam
konsumsi.
Barang substitusi jika seorang konsumen memiliki hasrat atau keinginan berkompetisi dengan
konsumen lainnya, biasanya tingkat konsumsinya besar. Artinya, konsumen yang dilakukan
bukan berdasarkan skala prioritas kebutuhan, melainkan menurut konsumen lain.
7. Selera Konsumen
Selera konsumen setiap orang berbeda-beda. Orang Jawa dan orang Sunda
memiliki selera yang berbeda dalam hal makanan. Adanya perbedaan selera jelas akan
mempengaruhi konsumsi masyarakat terhadap barang dan jasa.
a. Keadaan Perekonomian
Bila perekonomian dalam keadaan baik, stabil, dan tidak banyak pengangguran maka
masyarakat cenderung aktif melakukan konsumsi dan kurang aktif menabung.
Sebaliknya, bila perekonomian dalam keadaan buruk, tidak stabil dan terdapat banyak
pengangguran maka masyarakat cenderung berhati-hati dan mengurangi konsumsi, serta lebih
memprioritaskan menabung untuk menghadapi kemungkinan-kemungkinan buruk.
b. Suku Bunga
Bila suku bunga tinggi, masyarakat akan lebih suka menabung dan akan mengurangi
konsumsi. Karena, dengan suku bunga yang tinggi masyarakat akan memperoleh jumlah
bunga yang besar. Sebaliknya, bila suku bunga rendah, masyarakat akan malas menabung
dan cenderung akan menambah.
Bila suatu rumah tangga telah memiliki kekayaan yang cukup atau berlebih, hasil dari bekerja
atau mendapat warisan maka rumah tangga tersebut cenderung kurang aktif menabung dan
lebih aktif melakukan konsumsi.
d. Budaya Berhemat
Masyarakat memiliki budaya yang berbeda dalam menggunakan pendapatan. Ada kelompok
masyarakat yang sangat suka berhemat dan selalu berusaha menabung untuk mempersiapkan
masa depan. Ada pula kelompok masyarakat yang sangat suka berkonsumsi dan kurang
mengenal budaya berhemat.
e. Distribusi Pendapatan
Pada masyarakat yang distribusi pendapatannya tidak merata, jumlah tabungan umumnya
lebih banyak, karena distribusi pendapatan yang tidak merata mengakibatkan sebagian
masyarakat memperoleh pendapatan yang tinggi, sedangkan sebagian yang lain memperoleh
pendapatan yang rendah yang hanya cukup untuk berkonsumsi.
Masyarakat yang berpendapatan tinggi cenderung suka menabung sehingga jumlah tabungan
menjadi banyak. Adapun pada masyarakat yang distribusi pendapatannya lebih merata,
jumlah tabungan relatif lebih sedikit karena hampir seluruh masyarakat senang berkonsumsi.
f. Dana Pensiun
Bila pemerintah suatu negara memberikan dana pensiun yang tinggi maka para pegawai
cenderung senang berkonsumsi dan kurang aktif menabung.
Sebaliknya, bila dana pensiun rendah, para pegawai cenderung labih aktif menabung untuk
mempersiapkan diri di hari tua.
dan untuk mengetahui perubahan tingkat konsumsi, maka dapat digunakan rumus :
Fungsi konsumsi adalah suatu fungsi yang menggambarkan hubungan antara tingkat
konsumsi rumah tangga dengan pendapatan nasional dalam perekonomian. Sedangkan fungsi
tabungan adalah suatu fungsi yang menggambarkan hubungan antara tingkat tabungan rumah
tangga dan pendapatan nasional dalam perekonomian. Persamaan antara hubungan itu adalah
:
Fungsi Konsumsi : C = a + bY
dimana :
a = konsumsi rumah tangga secara nasional pada saat pendapatan nasional nol (0)
C = tingkat konsumsi
S = tingkat tabungan
Dalam teorinya Keynes mengandalkan analisis statistik, dan juga membuat dugaan-
dugaan tentang konsumsi berdasarkan introspeksi dan observasi casual.
Menururt Keynes, pengeluaran konsumsi yang dilakukan oleh sektor rumah tangga dalam
perekonomian tergantung dari besarnya pendapatan. Perbandingan antara besarnya konsumsi
dengan jumlah pendapatan disebut kecondongan mengkonsumsi (MPC = Marginal
Propensity to Consume). Semakin besar MPC semakin besar pula pendapatan yang
digunakan untuk kegiatan konsumsi dan sebaliknya.
Pada kondisi negara yang MPC-nya rendah, maka akan menyebabkan selisih antara
produksi nasional (dengan asumsi full employment) dengan tingkat konsumsi (penggunaan
produk) menjadi semakin besar. Agar mencapai penggunaan tenaga kerja penuh, para
pengusaha perlu melakukan investasi sebesar selisih antara tingkat konsumsi dan produksi
tersebut. Jika besarnya investasi tidak mencapai jumlah tersebut, maka akan terjadi
pengangguran. Karena kondisi tersebut dalam kondisi nyata tidak selalu tercapai, maka
pengangguran akan selalu ada.
Keynes tidak mengeluarkan fungsi konsumsi jangka panjang karena menurut Keynes ” in the
long run we’re all dead.” , bahwa di dalam jangka panjang, kita semua akan mati, sehingga
jangka panjang tidak perlu diprediksi.
1. Fungsi Konsumsi
C = a + bY
Dimana:
C = tingkat komsumsi
Y = pendaptan
a = konstanta
b = koefisien
Berdasarkan pola fungsi konsumsi di atas dapat disimpulkan bahwa besarnya konsumsi
sangat bergantung pada besarnya pendapatan, artinya jika pendapatan meningkat ada
kecenderungan konsumsi juga meningkat.
MPC = ∆C/∆Y
Dimana:
DC = tambahan konsumsi
DY = tambahan pendapatan
Dimana:
Karena Y = C + S maka S = Y – C
S = Y–C
S = Y – (a + bY)
S = Y – (a – bY)
S = -a + (1 – b) Y
MPS adalah perbandingan antara tambahan tabungan dengan tambahan pendapatan, atau
dapat ditulis dengan rumus:
Description: http://2.bp.blogspot.com/-sJNtf4dqSlA/U021fr6l_-
I/AAAAAAAAAIE/aik1IvCwGUY/s1600/New+Picture.png
Dimana:
DS = tambahan tabungan
DY = tambahan pendapatan
APC = C/Y
APC merupakan perbandingan besarnya tabungan terhadap pendapatan, yang dapat ditulis.
APS = S/Y
Semakin banyak pendapatan yag diterima berarti semakin banyak pula pendapatan yang
disisihkan untuk saving.
Semakin tinggi tingkat suku bunga simpanan maka semakin banyak masyarakat untuk
menabung (saving).
Gambar fungsi C
PENGANTAR EKONOMI MAKRO 34
Gambar fungsi S
Contoh
Titik Impas
0,25
Kelebihan :
Kekurangan
Terlalu banyak teori yang sulit untuk dipahami para reviewer sehingga para reviewer
masih belum bisa memahaminya.
Tidak dicantumkan bberapa keterangan dalam beberapa contoh maupun kurva yang
terkaitan dalam teori.