Anda di halaman 1dari 37

CRITICAL BOOK REVIEW

Ditulis Untuk Memenuhi Salah Satu


Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro

Dosen Pengampu: Dr. Fitrawaty, M.Si

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 4

Deajeng Kilisuci ( 7171143007)

Elisa Tanti Butar-Butar (7173143012)

Reva Santi (7172143006)

Marinus G. Samosir (7173343018)

PRODI PENDIDIKAN TATA NIAGA

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2018
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
telah memberikan berkat, sehingga penulis dapat menyelesaikan Critical Book review ini
dengan baik untuk memenuhi tugas dari mata kuliah “Pengantar Ekonomi”. Terimakasih juga
penulis ucapkan kepada pihak-pihak yang telah membantu penulismenyelesaikan tugas ini,
terutama kepada Dosen pengampu mata kuliah Pengantar Ekonomi.

Terlepas dari itu semua, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
dan kesalahan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu,
dengan tangan terbuka penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
penulisdapat memperbaiki tulisan ini ke waktu yang akan datang.

Akhir kata penulis berharap Critical Book Review ini dapat memberikan manfaat
kepada semua pembaca. Terimakasih.

Medan, Mei 2018

Tim Penyusun

PENGANTAR EKONOMI MAKRO 2


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG 4

B. TUJUAN 4

C. MANFAAT 4

BAB II IDENTIFIKASI BUKU


2.1 IDENTITAS BUKU 5
2.2 RINGKASAN ISI BUKU 5

BAB III PEMBAHASAN


3.1 KELEBIHAN 21
3.2 KELEMAHAN 21

BAB IV PENUTUP
4.1 KESIMPULAN 22
4.2 SARAN 22

DAFTAR PUSTAKA

PENGANTAR EKONOMI MAKRO 3


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan Negara yang memiliki sumber daya manusia yang banyak,
namun sumber daya manusia yang banyak tidak menjamin memiliki sumber daya
manusia yang kopeten. Salah satu factor banyaknya pengangguran adalah sedikitnya
angkatan kerja yang berkopeten.Budaya malas juga menjadi salah satu factor makin
meningkatnya jumlah pengangguran di Indonesia.

1.2 Tujuan
Pemerintah harus segera tanggap dan cepat dalam memecahkan permasalah
pengangguran yang semakin meningkat.Pemerintah harus meningkatkan pelatihan –
pelatihan kepada masyarakat, dalam meningkatkan jiwa kewirausahaan, memperluas
usaha kecil menengah, agar mereka dapat mandiri secara ekonomi. Angka pengangguran
akan berkurang seiiring dengan perbaikan ekonomi yang dilakukan
pemerintah.Pemerintah dapat bekerja sama dengan lembaga pendidikan di dalam dan
diluar negri untuk dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkopeten. Dengan
beberapa upaya yang segera ditindak lajutkan pemerintah .

1.3 Manfaat
 Untuk menambah wawasan tentang ekonomi makro.
 Untuk mengetahui perkembangan pengangguran di indonesia.
 Untuk memenuhi tugas mata kuliah CBR.

PENGANTAR EKONOMI MAKRO 4


BAB II

IDENTIFIKASI BUKU

2.1 IDENTITAS BUKU

 Judul :
 Edisi :
 Pengarang :
 Penerbit :
 Kota terbit :
 Tahun terbit :
 ISBN :

2.2 RINGKASAN ISI BUKU

PENGANTAR MAKRO

Ilmu ekonomi makro merupakan bagian ilmu ekonomi yang mengkhususkan


mempelajari mekanisme bekerjanya perekonomian secara keseluruhan tujuan ilmu ekonomi
makro adalah untuk memahami peristiwa/Fenomena wkonomi dan untuk memperbaiki
kebijakan ekonomi.

Ilmu ekonomi makro berkembang seiring dengan kebutuhan-kebutuhan akan analisa


yang berhibungan dengan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut :

1. Mengapa disetiap negara pengangguran selalu ada dan semakin lama semakin buruk
keadaannya?
2. Mengapakah kenaikan harga-harga secara umum diiringi dengan permasalhan
pengangguran yang cukup serius?
3. Mengapa perekonomian suatu negara tidak selalu mengalami pertumbuhan ekonomi
yang sama cepatnya?

PENGANTAR EKONOMI MAKRO 5


Inflasi (Inflation)

Inflasi adalah naiknya harga-harga komiditi secara umum yang disebabkan oleh tidak
sinkronnya antara program sistem pengadaan komditi ( produksi,penentuan harga,
pencetakkan uang dan lain sebagainya) dengan tingkat pendapatan yang dimiliki oleh
masyarakat. Sebenarnya inflasi bukan masalah yang terlalu berarti apabila keadaan tersebut
diiringi oleh tersedianya komiditi yang diperlukan secara cukup dan ditimpali dengan
naiknya tingkat pendapatan yang lebih besar dari % tingkat inflasi tersebut (daya beli
masyarakat meningkat lebih besar dari tingkat inflasi).

Pengangguran (Unemployment)

Dalam analisa ilmu ekonomi makro, kondisi yang diharapkan bukanlah bagaimana
memperkerjakan semua tenaga kerja yang mencari pekerjaan dengan menyediaka lapangan
kerja bagi mereka secara sporadis. Karena akan membahayakan kondisi perekonomian bila
ditinjau dari sisi lainnya.akan tetapi bagaimana caranya agar setiap lowongan kerja yang
disebabkan pada suatu periode-periode tertentu dapat terisi semuanya oleh para pencari kerja.

Neraca Pembayaran yang timpang

Neraca pembayaran yang timpang maksudnya adalah adanya kesenjangan antara


jumlah perolehan dari ekspor dengan pembayaran untuk impor. Bila impor terlalu besar maka
devisa akan semakin berkurang, nilai tukar mata uang lokal relatif akan jatuh, industri dalam
negeri berbasis impor akan banyak yang mati dan lain sebagainya. Sedangkan bila ekspor
terlalu besar maka nilai mata uang lokal akan menguat terhadap mata uang luar negeri (valas)
dan akan berdampak pada semakin naiknya impor yang akan menyebabkan matinya industri
yang berbasiskan bahan baku dalam negeri (bahan baku asli negeri sendiri).

Pertumbuhan Penduduk yang tinggi

Secara teori pertumbuhan penduduk yang besar bila diikuti oleh tingkat produktivitas
yang tinggi akan menyebabkan tingkat pertumbuhan ekonomi tinggi. Tingginya pertumbuhan
ekonomi akan mampu meningkatkan kesejahteraan dan tingkat pendidikan dan pada akhirnya
akan mampu memperbaiki mutu dan vitra hidup. Akan tetapi masalahnya bukanlah disitu,
melainkan ternyata media berupa tanah ini tidaklah bertambah dan bila eksploitas berjalan

PENGANTAR EKONOMI MAKRO 6


terus menerus tanpa memperhatikan daya dukung dan daya tahannnya maka akan secar cepat
pula kemampuannya menurun dan bila ini diteruskan akan berdampak pada pemiskinan/
bencana evolutif.

Peningkatan kapasitas Produksi (Kapasitas Produksi yang Rendah)

Peningkatan kapasitas produksi berhubungan dengan tingkat investasi dan investasi


berhubungan dengan tingkat tabungan masyrakat, sedangkan tingkat masyarakat
berhubungan dengan tingkat pendapatan dan konsumsinya, jadi bila kapasitas produksi ingin
ditingkatkan maka tabungan haruslah juga ditingkatkan agar investasi dapat pula
ditingkatkan.

TUJUAN PEMBANGUNAN EKONOMI MAKRO

Kebijakan ekonomi makro yang dilakukan oleh setiap negara secara bersama-sama dilakukan
oleh pemerintah dan swasta bertujuan untuk mengatasi maslaah-masalah yang timbul dan
mungkin timbul dalam perekonomian, dimana pemerintah sebagai regulatornya dan swasta
sebagai pelaksanaanya.

Tingkat Kesempatan kerja yang tinggi.

Pada dasarnya negara manapun didunia ini tidak menginginkan adanya pengangguan
dalam perekonomian, karena selain berdampak buruk bagi kehidupan sosial masyarakat juga
merupakan beban ekonomi negara yang harus ditanggung baik dari segi ekonomi maupun
politik.

Kapasitas Produksi Nasional yang Tinggi

Untuk negara-negara yang tergolong berkembang dan terbelakang


perkekonomiannnya, usaha peningkatan kapasitas produksi memanglah merupakan suatu
keharusan, yaitu dengan cara melakukan investasi segala bidang yang lain sesuai dengan
peruntukkan dan kebutuhan yang tepat.

PENGANTAR EKONOMI MAKRO 7


Tingkat Pendpaatan Nasional dan Pertumbuhan Ekonomi yang tinggi

Tigkat Pendapatan nasional suatu negara dengan negara lain adalah ukuran relatif,
Sedangkan untuk mendapatkan gambaran absolut adalah dengan mebandingkan pendapatan
perkapital suatu negara dengan negara lain. Tingkat pendpaatan perkapital adalah
perbandingan antaar pendapatan nasional suatu negara dengan jumlah penduduknya.

Keadaan perekonomian yang Stabil

Keadaan yang diaharapkan dalam perekonomian adalah kestabilan dalam hal tingkat
pendapatan kesempatan kerja dan terutama kestabilan pada tingkat harga-harga barang sevara
umum. Dalam pengertian yang lebih realistis perekonomian yang stabil bukanlah berarti
suatu perekonomian yang kondisinya selalu mengalami masa-masa boming terus menerus.

Neraca Pembayaran Luar Negeri yang Seimbang.

Yang dimaksud dengan neraca pembayaran ( Balance of Payment) adalah


ikhtisarsistematis dari semua transaksi ekonomi dengan luar negeri selama jangka waktu
tertentu dinyatakan dalam uang ( biasanya dalam satuan dolar Amerika Serikat). Dalam
neraca pembayaran tersebut ada beberapa hal penting yang perlu diketahui adalah Nerca
pembayaran perdagangan.

Distribusi Pendapatan yang merata

Beberapa cara untuk menghilang dan mennetukan mengenai tingkat distribusi


pendapatan dalam masyrakat suatu negara telah banyak dikembangkan dan dikemukakan
oleh para pakar ekonomi makro khususnya cabang ilmu ekonomi makro yaitu ekonomi
pembangunan dan perencanaan. Akan tetapi, beberapa diantaranya yang paling sering
dipergunakan adalah indeks Gini atau gini koefisien atau Gini Ratio yang merupakan
kesimpulan matematis dari studi empiris Lorenz yang terkenal denga kurva lorenz
sehubungan dengan distribusi pendapatan tersebut.

PENGANTAR EKONOMI MAKRO 8


EMPAT MATERI EKONOMI MAKRO TERPENTING

Dalam buku Teori Ekonomi Mankiw, dijelaskan tentang 4 materi utama yang paling penting
dalam pembahasan ekonomi akro ke 4 materi ini pada dasarnya telah dijelaskan secara
ringkas pad bab awal dari buku ini dibagian penjelasan tentang 10 prinsip ekonomi dan 10
element ilmu ekonomi. Namun mengapa merupakan bagian terpenting akan dijelaskan
berikut ini.

1. Dalam jangka panjang kapasitas negara untuk memproduksi barang dan jasa
menentukan standar hidup penduduknya.
2. Dalam jangka pendek permintaan agregat mempengaruhi jumlah barang dan jasa yang
diproduksi negara.
3. Dalam jangka panjang pertumbuhan jumlah uang mempengaruhi inflasi aka tetapi
tidak berpengaruh terhadap pengangguran.
4. Dalam jangka pendek, pembuat kebijakan fiskal dan moneter (pemerintah)
menghadapi trade off antara inflasi dan pengangguran.

TEORI MASHAB KLASIK

DAN KEYNESIAN

MENGENAI PENENTU TINGKAT KEGIATAN EKONOMI NEGARA

Mashab Klasik (Dan Neo-Klasik)

Dikalangan para ekonomi disepakati bahwa mashab klasik dipelopori oleh Adam
smith (setidaknya begitulah yang diakui selama ini dikalangan pecinta ilmu ekonomi)
Mashab klasik terdiri dari para ekonomi dan simpatisan ilmu ekonomi yang umumnya
memandang fenomena ekonomi sebagai fenomena alam yang bersifat ekstrak dengan
ketentuan hukum maupun para pengikut dan pembela teorinya banyak membuat kajian ilmu-
ilmu pasti terutama matematis dan fisika.

PENGANTAR EKONOMI MAKRO 9


Dasar Filsafat

Mashab klasik melalui Adam Smith memiliki semboyan dalam perekonomian yaitu
Laisez faire-Laissez Fases yang menyatakan bahwa setiap individu bebas melakukan
ekonomi apapun (dalam batas tertentu).

Kaum klasik beranggapan bahwa dengan diberikannya kebebasan kepada individu


untuk berusaha dalam kegiatan ekonomi maka mereka akan bisa mencapai kemakmurannya.
Peranan pemrerintah harus dibatasi seminal mungkin, sebab apa yang dikerjakan oleh
pemerintah hanya diprioritaskan pada bidang yang tidak bisa (tidak menguntungkan).

Pandangan Mashab Klasik

1. Corak kegiatan Ekonomi

Corak subsiten adalah perekonomian subsiten yang didalamnya hanya terdapat dua
pelaku ekonomi yaitu produsen dan rumah tangga. Pendapatan produsen merupakan
pengeluaran dari rumah tangga dan sebaliknya pengeluaran produsen merupakan pendapatan
rumah tangga kontribusi dzri rumah tangga untuk produsen berupa tenaga kerja, smentara
kontribusi dari produsen berupa penyediaan/supply barang.

2. Fleksibilitas Tingkat Bunga terhadap Tabungan dan Investasi

Menurut pandangan kaum klasik konsumen (rumah tangga)yang menyisihkan


pendapatannya untuk ditabung tidak serta merta melakukannya, karena mereka ingin
mendapatkan manfaat dari uang yang ditabung tersebut. Untuk menggiatkan masyarakat
menabung maka suku bunga dari tabungan haruslah sesuai dengan keinginan masyarakat.

Akan tetapi disisi lain karena pihak pengelola dana tabungan yaitu bank juga ingin
mendapatkan keuntungan maka mereka akan menetapkan suku bunga pinjaman yang lebih
tinggi dari suku bunga tabungan.

3. Fleksibilitas Tingkat Upah

Ekonomi klasik beranggapan/yakin bahwa pada suatu negra penggunaan tenag akerja
penuh akan tercapai karena adanya mekanisme pasar yang terdapat dalam pasar tenaga kerja
sehingga pengangguran pada akhirnya akan dapat dihapuskan. Menutut ereka apabila dalam

PENGANTAR EKONOMI MAKRO 10


perekonomian terjadi pengangguran maka para penganggur tadi akan bersedia bekerja pada
tingkat upah yang lebih rendah dari yang berlaku dipasar, sehingga penawaran dan
permintaan tenaga kerja sama banyaknya.

4. Fleksibilitas Harga

Teori Mashab Klasik (dan Neo klasik) yang juga banyak dikenal sebagai teori siklus
bisnis riil (Real Business Theory) , memperkenalkan salah satu asumsi yang masih menjadi
perdebatan seru hingga kni yaitu bahwa harga selalu menyesuaikan atas terjadinya perubahan
dalam permintaan dan penawaran.

5. Uang Bersifat Netral

Sejatinya uang hanya berfungsi sebagai alat tukar/transaksi sesuai dengan awal
pembuatan dan pemanfaatan uang, uang bukan komoditi sehingga tidak boleh
diperdagangkan. Dengan demikian banyak atau sedikitnya penawaran uang ( bila otoritas
moneter mencetak atau menari uang). Tidakakan berpengaruh kepada variabel riel seperti
output dan kesempatan kerja, karena panwaran uang bersifat endogen.

6. Pentingnya Goncengan Teknologi

Menurut teori ini teknologi mengalami flukturasi yang sangat menentukan untuk
mengubah input menjadi output. Artinya Manakalah teknologi semakin berkembang maka
produksi barang dan jasa semakin tinggi, tingkat pengangguran sangat rendah dan upah riel
naik, akan tetapi pada suatu masa akan terdapat kemunduran teknologi yang bisa disebabkan
karena resensi atau semacamnya atau karena adanya kebijakan anti percepatan teknologi
mutakhir. Kemunduran teknologi akan menyebabkan kesempatan kerja yang menurun dan
ujung-ujungnya akan menurunkan produksi dan tentu saja menurunnya upah dan tingkat
kesejahteraan.

ANALISIS DISTRIBUSI PENDAFTARAN

Secara teoritis, tingkat pendapatan masyarakat dalam kesatuan dalam kesatuan


wilayah perekonomian pastilah tidak semua jumlahnya, hal mana disebabkan oleh adanya
perbedaan keahlian dan pendidikan, jenis pekerjaan, tingkat upah dan lain sebagainya.

PENGANTAR EKONOMI MAKRO 11


Yang jadi permasalahan adalah apabila perbedaan tingkat pendapatan itu sangat
timpang, di mana yang memiliki pendapatan tinggi dengan yang memiliki pendapatan sedang
atau rendah sangat tidak proporsional dengan jumlah masyarakat yang menjadi penduduk
suatu wilayah, dalam artian bila jumlah orang yang berpendapatan tinggi sangat sedikit akan
tetapi menikmati sangat sedikit hasil produksi.

A. Gini Ratio (Indeks Gini) dan Kurva Lorenz

Yang dimaksud dengan Gini Ratio adalah suatu peralatan analisis yang dipergunakan
untuk menghitung atau mengukur distribusi pendapatan masyarakat pada suatu daerah
tertentu/negara pada suatu periode tertentu. Sedangkan kurva Lorenz adalah suatu kurva yang
menunjukkan mengenai ukuran distribusi pendapatan dengan penilaian merata, sedang dan
timpang

Kurva Lorenz

% Penghasilan

% Penerima Penghasilan

Luas segitiga CDB = luas segitiga CAB, dimana garis diagonal CB menyatakan
bahwa besarnya distribusi pendapatan adalah sangat merata. Sedangkan busur CB
memperlihatkan besarnya masing-masing tingkat pendapatan (dalam %) yang diterima oleh
masing-masing penerima penghasilan (penduduk) dalam %. Bila kondisi distribusi
pendapatan sebagaimana yang terlihat pada gambar diatas maka besarnya koefisien distribusi
pendapatan adalah:

PENGANTAR EKONOMI MAKRO 12


Luas Bidang CB

Luas Bidang CDB

Adapun rumus Gini Ratio adalah :

GRI = 1 - ∑𝒏𝒊=𝟏 𝒇𝒊(𝒀 + 𝒀(𝒊+𝟏)

Keterangan: GRI = Indeks Gini Ratio

fi = Frekwensi Pendapatan Kumulatif ke-i

Y(i) = Proporsi Pendapatan Rumah Tangga ke-i

Y(i + 1) = Proporsi Pendapatan rumah tangga ke-i berikutnya

Niali GRI antara 0 dan 1. Bila GRI = 0 maka distribusi pendapatan mereka mutlak
sedangkan bila GRI = 1 distribusi pendapatan tidak merata mutlak (sangat timpang). Pada
kenyataanya nilai 0 dan 1 itu tidak ada/belum pernah ada. Menurut kriteria H.T Oshima
(Suseno, 1997,h. 120) dan pengalaman pada negara yang sedang berkembang.

GRI < 0,3 distribusi pendapatan relatif merata

GRI antara 0,3 – 0,4 distribusi pendapatan relatif sedang (tidak timpang tapi

juga tidak merata)

GRI > 0,4 Distribusi pendapatan relatif tinggi ketimpangan

Kelas ke-i yang dimaksudkan dalam rumus ini adalah kelompok kelas pendapatan
rumah tangga yang dalam hal ini di bagi menjadi dua yaitu:

1. Dibagi dalam 5 kelas yaitu:


- 20 % termiskin (yang pendapatannya tergolong paling rendah)
- 20 % termiskin kedua
- 20 % termiskin ketiga
- 20 % termiskin ke empat
- 20 % terkaya (pendapatannya paling besar dari semua kelas tersebut).
2. Dibagi dalam 3 kelas yaitu:
- 40 % miskin
- 40 % menengah
- 20 % kaya

PENGANTAR EKONOMI MAKRO 13


B. Indeks Williamson

Indeks Williamson adalah formulasi yang dipergunakan untuk menghitung distribusi


pendapatan antar daerah (regional). Indeks Williamson hanya menentukan seberapa besar
ketimpangan distribusi pendapatan yang ada antar daerah (dalam wilayah/wilayah
pengembangan).

Formulasi Indeks Williamson adalah:

(𝒚𝒊−𝒚𝒊)𝟐 𝑷
WI = √∑ × 𝑷𝒊
𝒚𝒊 𝑵

Dimana:

WI = Indeks Williamson

yi = Pendapatan perkapita daerah dalam kesatuan wilayah/negara

Yi = Pendapatan perkapita wilayah

Pi = Jumlah penduduk daerah dalam kesatuan wilayah/negara

PN = jumlah penduduk wilayah

KEBIJAKAN STABILISASI

Kebijakan stabilisasi dalam makro perekonomian adalah merupakan tugas dari


pemerintah sebagaimana yang selalu dianjurkan oleh Keynesian dan pendukungnya.
Alasannya, sederhana saja karena sistem ekonomi yang mengandalkan kebijakan individu
dalam perekonomian yang membedakan sepenuhnya kepada masyarakat untuk berlaku dalam
perekonomian tidak akan pernah mengalami bantuan invisible hand alias tangan tak kentara.

Masalah dalam praktek perekonomian yang sering muncul secara ringkas pada bagian
awal adalah:

1. Tingkat harga, inflasi dan pertumbuhan rente (suku bunga)


2. Pertumbuhan penduduk yang mengarah pada semakin tingginya tingkat pengangguran
dan masalah tingkat upah yang wajar
3. Fluaktuasi ekonomi yang cepat di mana booming dan lambat di masa depresi
4. Masalah ketidakseimbangan dalam neraca pembayaran luar negeri.

Beberpa hambatan dalam menjalankan kebijakan stabilisasi diantaranya adalah:

PENGANTAR EKONOMI MAKRO 14


1. Kebijakan pemerintah “setengah hati” dan salah menggunakan rujukan “resep”
ekonomi, sehingga yang seharusnya tetap disubsidi dihapusnya.
2. Adanya sebagian masyarakat pelaku ekonomi yang “berkhianat” dan selalu ingin
mencari untung sendiri dengan cara memanfaatkan kondisi.
3. Pemerintah terlalu cepat mengambil kebijakan ekonomi tanpa mempersiapkan
infrastrukturnya.
4. Sebagian masyarakat yang tidak percaya dengan kebijakan pemerintaha dan
mudahnya terprovokasi dengan bantuan dari pihak-pihak yang akan dirugikan dengan
kebijakan baru pemerintah.

Untuk melakukan kebijakan stabilisasi, maka pemerintah dapat menggunakan 4


instrumen yaitu:

1. Kebijakan fiskal (dipelopori kaum keynesian)


2. Kebijakan moneter (moneterisasi misalnya Milton Friedman)
3. Kebijakan upah dan pendapatan
4. Kebijakan industri dan perdagangan

A. Kebijakan Fiskal

Menurut kaum Keynesian Kebijakan fiskal perlu diterapkan karena:

1. Fluktuasi ekonmi muncul karena adanya perubahan penafsiran atas permintaan


agregat
2. Tingkat upah dan tingkat harga lambat mengalami perubahan
3. Dibandingkan dengan kebijakan moneter, maka kebijakan fiskal lebih mantap
4. Inti dari amsalah ekonomi adalah adanya kesalahan pasar yang mengutamakan pada
prinsip individu.

Kebijakan fiskal adalah kebijakan pemerintah dalam bidang anggaran dan belanja
negara dengan maksud untuk memperngaruhi jalannya perekonomian.

Berdasarkan jenisnya, kebijakan fiskal terdiri dari 2 macam yaitu:

1. Kebijakan Fiskal Deskresioner, yaitu kebijakan fiskal yang diambil oleh pemerintah
berdasarkan situasid an kondisi ekonomi.
2. Kebijakan fiskal dengan Penstabil otomatis, yaitu kebijakan yang langsung
berhubungan dengan pajak, ansuransi pengangguran dan kebijakan harga minimum.

PENGANTAR EKONOMI MAKRO 15


Sedangkan fungsi utama dari kebijakan fiskal diatas diantaranya adalah:

1. Fungsi alokasi, yaitu untuk mengalokasikan faktor-faktor produksi yang tersedia


dalam masyarakat sedemikian rupa kebutuhan masyarakat berupa public goods.
2. Fungsi distribusi, yaitu fungsi yang mempunyai tujuan agar pembagian pendapatan
nasional dapat lebih merata untuk semua kalangan dan tingkat kehidupan.
3. Fungsi Stabilisasi, agar terpeliharanya keseimbangan ekonomi terutama berupa
keseimbangan kerja yang tinggi, tingkat harga-harga umum yang relatif stabil dan
tingkat pertumbuhan ekonomi yang memadai.

Tujuan dari kebijakan fiskal adalah :

a. Mencegah pengangguran dan meningkatkan kesempatan kerja.


b. Untuk stabilitas harga.
c. Untuk mengatur laju investasi
d. Untuk mendorong investasi sosial secara optimal.
e. Untuk menanggulangi inflasi.
f. Meningkatkan stabilitas ekonomi ditengah ketidakstabilan internasional.
g. Untuk meningkatkan dan mendistribusikan pendapatan nasional.

Berdasarkan penerapannya, Kebijakan fiskal dapat dibagi menjadi 4 macam yaitu:

a. Pembiayaan fungsional
b. Pengelolaan anggaran
c. Stabilisasi anggaran otomatis
d. Anggaran belanja seimbang

Mengenai AOBN sendiri, terdapat tiga prinsip yang mendasari penyusunannya yaitu:

 Prinsip anggaran berimbang, maksudnya besarnya sisi pengeluaran sama dengan


besarnya sisi penerimaan.
 Prinsip Anggaran Dinamis, adalah pengutamaan pembangunan yang dibiayai oelh
kemampuan finansial dalam negeri.
 Prinsip Anggaran Fungsional, yaitu semua bantuan luar negeri hanya dipergunakan
untuk membiayai pembangunan dan bukan untuk membiayai pengeluaran rutin
negeri, subsidi dan sebagainya.

PENGANTAR EKONOMI MAKRO 16


Pengertian yang akan dipergunakan dalam perekonomian tiga sektor khussunya dari
sektor pemerintah sebagai berikut:

1. Pajak, adalah kewajiban yang harus dibayarkan/diserahkan oleh masyarakat kepada


pemerintah dimana masyarakat tidak akan menerima imbalan/balas jasa langsung
darinya.
a. Pajak Langsung, Yaitu pajak yang langsung dikumpulkan dari para wajib pajak
(kohir) sejumlah kewajiban yang jumlah dan periodenya telah ditentukan berdasarkan
undang-undang yang berlaku.
b. Pajak Tak Langsung, yaitu pajak yang bebannya dapat dipindahkan dar pihak
tertentu kepada pihak lain. Bentuk-bentuk pajak tersebut adalah:
 Pajak Degresif, yaitu jenis pajak yang besarnya pungutan pajak berbanding
tebalik dengan tingkat pendapatannya.
 Pajak Proporsional, besarnya pajak ditentukan berdasarkan proporsi yang
sama besarnya atas tingkat pendapatan.
 Pajak Progresif, adalah pajak yang presentasenya berbanding lurus dengan
tingkat pendapatan yaitu manakala pendapatan naik, maka % pajak juga akan
naik, sedangkan untuk pendapatan terbawah ditentukan batas terendahnya.
 Pajak LumSump, yaitu yang dikenakan pada masyarakat langsung dibayar
dimuka, baik dalam bentuk pajak final periode pendapatan bulanan atau pajak
final pendapatan tahunan.
2. Pengeluaran Pemerintah, semua pengeluaran yang dilakukan oleh pemerintah
sehubungan dengan operasionalnya dan dalam hal mana pemerintah menerima balas
jasa darinya seperti membayar gaji PNS dan ABRI dan sebagainya.
Jumlah pengeluaran Pemerintah dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah:
a. Proyeksi Jumlah pajak yang diterima, biasanya besarnya pengeluaran pemerintah
yang tercermin dalam RAPBN didasarkan pada beberapa besarnya proyeksi pajak
yang dapat dikumpulkan oleh pemerintah yang berasal dari masyarakat.
b. Tujuan ekonomi yang ingin dicapai, beberapa tugas pemerintah yang relatif sangat
berat dan sulit adalah bagaimana mengendalikan tingkat inflasi dan mengatasi tingkat
pengangguran yang semakin membesar setiap periodenya.
c. Pertimbangan politik dan keamanan, dengan alat-alat keamanan negara yaitu
tentara yang bertugas untuk menjaga kestabilan dan keamanan negara baik yang
berasal dari dalam negeri maupun dari luar negeri.

PENGANTAR EKONOMI MAKRO 17


3. Transfer Pemerintah

Ini juga termasuk pengeluaran pemerintah hanya saja pemerintah tidak memperoleh
balas jasa langsung, melainkan sebagai imbalan, balas jasa ataupun kewajiban hakiki negara
seperti pembayaran pensiun, subsidi, bea siswa dan lain-lain.

B. Kebijakan Moneter (Monetary Policy)

Menurut kaum monetarist, kebijakan moneter perlu diterapkan karena:

1. Munculnya fluktuasi ekonomi karena adanya perubahan dalam jumlah penawaran


uang
2. Perubahan harga dan tingkat upah lebih cepat dari yang disangkakan kaum Keynesian
3. Kebijakan moneter lebih bagus dari pada kebijakan fiskal
4. Perekonomian pada umumnya akan bisa menstabilkan dirinya sendiri

Kebijakan moneter adalah kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah melalui bank
sentral guna mengatur penawaran uang dan tingkat bunga dalam tingkat yang wajar dan
aman.

Menurut Sethi, kebijakan moneter berfungsi untuk:

1. Mendapatkan dan mengambil manfaat dari struktur tingkat suku bunga yang paling
sesuai
2. Meraih perimbangan yang tepat antara permintaan dan penawaran uang
3. Menyediakan fasilitas kredit yang tepat bagi perekonomian dan menghentikan
perkembangan yang tidak semestinya, serta mengarahkan penyaluran kredit kepada
yang layak menerimanya misalkan pada UKM
4. Pendirian, pelaksanaan dan perluasan lembaga keuangan
5. Manajemen hutang

Kebijakan Moneter Kuantitatif. Beberapa tindakan yang berhubungan dengan kebijakan


ini diantaranya adalah:

a. Open market Operation and Discount Rate

Yaitu tindakan bank sentral untuk mempengaruhi jumlah uang beredar dengan cara
memperjual- belikan surat-surat berharga.

b. Reserve Requirement

PENGANTAR EKONOMI MAKRO 18


Suatu bank umum yang diijinkan beroperasi diwajibkan baginya oleh bank sentral
untuk menyetor sejumlah uang dari sekian persen modal atau kekayaan banknya yang
diperuntukkan bagi cadangan modal bank tersebut untuk sewaktu waktu digunakan dalam
kondisi tertentu.

Kebijakan Moneter Kualitatif. Beberapa tindakan yang berhubungan dengan kebijakan ini
diantaranya adalah:

a. Pengawasan Pinjaman Selektif

Yaitu bank sentral menentukan jenis pinjaman apa saja yang boleh diberikan dan
diwajibkan oleh bank sentral dan mana yang tidak boleh atau harus ketat pemberiannya.

b. Pembujukan Moral

Yaitu tindakan bank sentral yang meminta kepada bank-bank umum agar melakukan
tindakan yang dianggap perlu untuk menstabilkan peredaran uang dan suku bunga agar tetap
berada pada tingkat yang wajar, atau bisa juga dengan cara pimpinan bank sentral langsung.

Bauran Kebijakan Fiskal dan Moneter

Pencetus kebijakan fiskal dan moneter bisa saja menganggap kebijakannyalah yang
lebih unggul, akan tetapi faktanya tidak pernah ada kebijakan yang bisa memperbaiki apalagi
mereformasi perekonomian hanya dengan mengandalkan kebijakan fiskal saja atau moneter
saja.

C. Kebijakan Upah dan Pendapatan

Tingkat upah dan pendapatan sepanjang umur perekonomian selalu saja menjadi
masalah, meskipun masalahnya tidak terlalu bahaya bagi perekonomian seperti misalnya
masalah moneter dan fiskal, akan tetapi stabilisasi perekonomian jelas akan terpengaruh bila
kebijakan upah dan pendapatan tidak dibenahi dengan baik.

Beberapa pikiran yang mendukung kenaikan upah menjelaskan bahwa kenaikan upah
akan mengurangi tingkat inflasi dan sebagai alat control bagi serikat pekerja untuk
memastikan bahwa buruh akan tetap bekerja sesuai dengan tugasnya. Sedangkan yang anti
dengan kenaikan upah mengatakan justru kenaikan upah akan memicu inflasi, terutama

PENGANTAR EKONOMI MAKRO 19


inflasi sebelum upah benar-benar naik, alasan penolakan lainnya adalah bahwa kenaikan upah
akan memicu kenaikan suku bunga.

D. Kebijakan Industri dan Perdagangan (Kebijakan Struktural)

Kebijakan industri dan perdagangan melengkapi 3 kebijakan stabilisasi lainnya,


karena 3 kebijakan yang sudah dijelaskan diatas akan mempengaruhi struktur dan persaingan
industri perdagangan.

Kebijakan perdagangan bebas bertujuan untuk mengantisipasi globalisasi


perekonomian di mana hambatan barang masuk dan keluar semakin longgar dan bahkan akan
dihilangkan.pemerintah melakukan kebijakan pengaturan sistem keuangan untuk membantu
perdagangan dengan cara mempermudah perijinan, membuka kuota impor, memperbesar
dana kredit ekspor dan penurunan tarif serta mengurangi kualifikasi barang mewah.

KESEIMBANGAN PASAR UANG DAN BARANG (ANALISIS IS-LM)

A. Keseimbangan di Pasar Barang (IS)

Penciptaan/pengadaan barang di awali oleh proses pengadaan yang dibiayai oleh


investasi. Besar kecilnya investasi nasional berdasarkan teori Keynes sedikit banyak
tergantung dari besar kecilnya tabungan nasional yang pola perilakunya bergantung pada
tingkat pendapatan nasional.

Tabungan sebagaimana yang telah dijelaskan pada bab terdahulu adalah merupakan
dari pendapatan yang tidak dikonsumsi (S= Y-C), yang dalam jangka pendek fungsi tabungan
itu adalah : S = -Co + sY, dimana s adalah MPS, sedangkan investasi adalah pengeluaran
secara sengaja dalam rangka memperbesar kapasitas produksi untuk mendapatkan
keuntungan ekonomi.

Dalam hal tertentu, memang tabungan bergantung pada tingkat pendpaatan, akan
tetapi bila persamaan tabungan kita rubah maka bila: S = Co + sY akan menjadi Y = S/MPS +
Co / MPS, artinya besar kecilnya tingakt pendapatan sedemikian hingga juga bergantung pada
besar kecilnya tingkat tabungan (dan konsumsi tentunay) yang ada. Demikian juga investasi,
bila dalam kenyataannya tingkat investasi bergantung pada tingkat bunga.

Bila S = -Co + sY = Io – er

sY = Io + Co – er er = Io + Co – sY

PENGANTAR EKONOMI MAKRO 20


Dengan demikian:

1. Pendapatan nasional keseimbangan (Y) untuk pasar barang adalah:

Io + Co – er

MPS

2. Suku Bunga keseimbangan (r) untuk pasar adalah:

Io + Co – sY

B. Keseimbangan di Pasar Uang (LM)

Sebagaimana telah dijelaskan pada bab 4 mengenai uang bahwa pada dasarnya
menurut Keynes dengan teori preferensi likuiditasnya permintaan akan uang terdiri atas tiga
motif yaitu: 1. Motif Transaksi, 2. Motif Berjaga-Jaga dan 3. Spekulasi. Motif transaksi dan
berjaga-jaga = L1 tergantung dari besar kecilnya tingkat pendapatan sedangkan motif
spekulasi = L2 Tergantung dari tingkat suku bunga. Total permintaan uang adalah L = L1 +
L2 padahal:

L1 = -k + m1Y dan L2 = k2 – m2i, k, adalah konstanta, sehingga:

L = -Ki +M1Y + k2 – m2i

Agar jumlah uang yang diedarkan pada masyarakat sebanding dengan tingkat
permintaannya maka perlu diketahui berapa besar tingkat pendapatan dan suku bunga yang
ideal tersebut, oleh karena itu keseimbangan ini disebut sebagai keseimbangan pasar uang
dan dinotasikan sebagai:

L = Ms , LM

Dengan demikian persamaan umum untuk keseimbangan pasar uang dengan


memasukkan variabel-variabelnya adalah :

M = -Ki +m1Y + K2 – M2i

C. Keseimbangan di pasar barang dan pasar uang (IS – LM)

Antara pasar barang dan pasar uang terdapat suatu perbandingan yang kontradiktif,
yaitu disatu sisi untuk pasar barang pendapatan nasional dapat ditingkatkan dengan cara

PENGANTAR EKONOMI MAKRO 21


menentukan suku bunga, akan tetapi dengan menaikkan suku bunga tersebut di pasar uang
pendapatan justru akan menurun, demikian juga sebaliknya.

Untuk mendapatkan pendapatan nasional dan suku bunga keseimbangan di pasar uang
dan pasar barang maka antara pasar barang dan pasar uang harus saling bersepakat yang
mana kesepakatan itu bila di notasikan dalam persamaan matematis adalah”:

IS = LM

Dimana fungsi IS untuk pendapatan nasional keseimbangan tidak lain adalah Y = k –


er dan fungsi LM untuk hal yang sama adalah Y = k + mi, dimana r = i = suku bunga.

TEORI EKONOMI MONETER

A. Definisi Nilai Uang

1.Nilai uang adalah nilai tukar uang.

Uang adalah salah satu benda diantara sekian banyak benda dalampengertian
ekonomi.Setiap benda memppunyai nilai meskipun diantara benda yang satu dengan benda
yang lain tidak sama.Masyakat memberi nilai kepada sesuatu benda,kerena benda itu
memberikan faedah kepada masyarakat yang bersangkutan.Hanya benda yang permintaan
terhadap nya mempunyai nilai.Jadi adapun sebabnya masyarakat itu memberikan nilai kepada
suatu benda,adalah kerena benda itu diminta oleh masyakat yang besangkutan dengan kata
lain karena benda itu memberi faedah atau dapat memenuhi kebutuhan tertentu dari
masyarakat yang bersangkutan.Makin besar feadah atau kebutuhan yang dapat dipenuhi oleh
suatu benda,makin rendah pula nilai yang diberikan oleh masyarakat kepadanya.

Nilai uang adalah kemampuan uang untuk dapat ditukarkan dengan sejumlah barang tertentu.
Nilai uang tersebut dapat dibedakan menjadi tiga macam:

PENGANTAR EKONOMI MAKRO 22


A. Nilai nominal

Nilai nominal uang adalah nilai yang tertera/tertulis pada setiap mata uang yang
bersangkutan.

B. Nilai intrinsic

Nilai intrinsik uang adalah nilai bahan yang digunakan untuk membuat uang

C. Nilai riil

Nilai riil uang adalah nilai yang dapat diukur dengan jumlah barang dan jasa yang dapat
ditukar dengan uang itu.

Dilihat dari penggunaannya, nilai uang dibedakan menjadi nilai internal uang dan nilai
eksternal uang.

1. Nilai internal uang

Nilai internal uang adalah daya beli uang terhadap barang dan jasa.

2. Nilai eksternal uang

Nilai eksternal uang adalah nilai uang dalam negeri, jika dibandingkan dengan mata uang
asing, yang lebih dikenal dengan kurs.kurs ada dua macam yaitu kurs jual dan kurs beli.kurs
jual adalah kurs yang berlaku apabila bank menjual valuta asing.sedangkan kurs beli adalah
kurs yang berlaku apabila bank membeli valuta asing.

Bilamana permintaan terhadap uang sedemikian meningkatnya,Maka nilai uang itu


naik,sebaliknya jika permintaan terhadap uang itu adalah sedikit maka nilai uang itupun akan
merosot naik turunnya permintaan terhadap uang dapat kita lihat dari kecakapan perputaran
uang.Semakin cepat perputaran uang berarti semakin sedikit permintaan terhadap uang
itu,artinya uang lari keepada barang.Sebaliknya semakin lambat perpuatran uang semakin
besar permintaan terhadap uang itu,dengan kata lain semakin orang menyimpan sebagian
kekayaannya dalam bentuk uang,Dalam keadaaan perputaran uang,nilai uang
turun.Selanjutnya dalam keadaan perputaran uang yang sangat lambat berarti naik
permintaan terhap uang,nilai uang naik.

ð Beberapa teori nilai uang sbb:

PENGANTAR EKONOMI MAKRO 23


Teori nilai uang membahas masalah-masalah keuangan yang berkaitan dengan nilai uang.
Nilai uang menjadi perhatian para ekonom, karena tinggi atau rendahnya nilai uang sangat
berpengaruh terhadap kegiatan ekonomi. Teori uang terdiri atas dua teori, yaitu teori uang
statis dan teori uang dinamis.

= Teori uang statis

Teori Uang Statis atau disebut juga “teori kualitatif statis” bertujuan untuk menjawab
pertanyaan: apakah sebenarnya uang? Dan mengapa uang itu ada harganya? Mengapa uang
itu sampai beredar? Teori ini disebut statis karena tidak mempersoalkan perubahan nilai yang
diakibatkan oleh perkembangan ekonomi.

Yang termasuk teori uang statis adalah:

a. Teori Metalisme

b. Teori Konvensi

c. Teori Nominalisme

d. Teori Negara

= Teori uang dinamis

Teori ini mempersoalkan sebab terjadinya perubahan dalam nilai uang. Teori dinamis antara
lain:

a. Teori Kuantitas

b. Teori Kuantitas

c. Teori Persediaan Kas

d. Teori Ongkos Produksi

Dimuka sudah dijelaskan mengapa uang mempunyai nilai.Sekarang akan dijelaskan


apa yang dimaksud dengan nilai uang itu,dengan kata lain kita akan memberikan definisi nilai
uang.Terlebih dahulu tentang perkataaan adalah bermacam-macam,ada nilai dalam arti
obyektif,dalam arti subyektif dan dalam arti nilai tukar.

PENGANTAR EKONOMI MAKRO 24


2.Nilai dan harga uang.

Perkataan nilai dalam bahasa sehari-hari dan dalam ilmu ekonomi mempunyai arti
yang sama atau hampir bersamaan dengan perkataan harga.Kedua perkataan itu sering di
campur-adukan oleh ahli ekonomi dalam karanagan-karangan mereka.juga dalam
pembicaraan sehari-hari kedua perkataan tersebut,saling ganti mengganti untuk maksud yang
sama.sesungguhnya kedu perkataan itu di samping dapat mempunyai arti yang berbeda,ghal
ini yang akan kita jelas kan selanjtnya,terutama arti kata nilai uang dan harga uang.

B. Perubahan – perubahan Nilai Uang

1. Uang adalah sejenis benda

Bilamana kita mempelajari tulisan – tulisan dibidang ekonomi moneter, maka akan
jelaslah bahwa pada umumnya orang menerima uang itu sebagai suatu benda. Sesungguhnya
hal ini tidak dinyataakan dengan secara tegas, kecuali oleh beberapa orang, namun keyakinan
mereka yang menyatakan bahwa nilai dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain M

( jumlah uang ) dan V ( cepatnya perpitsrsn uaang ), menunjukan dengan nyata – nyata
bahwa mereka menganggap uang itu sebagai suatu benda. Benda sebagaimana sduah
dikemukakan diatas, nilainya ditentukan oleh faktor permintaan dan penawaran terhadapnya.

Jika diteliti lebih lanjut uraian diatas tadi, maka sesungguhnya faktor kemajuan itu
sesungguhpun memegang peranan penting dalam penetuan nilai sesuatu benda, ia tidak lain
daripada satu aspek dari faktor permintaan itu. Dengan kata lain kemajuan itu menambah atau
mengurangi permintaan terhadap suatu benda. Dengan demikian tidak dapat dimungkiri
faktor – faktor yang menentukan nilai suatu benda hanya dua yaitu faktor perrmintaan dan
penawaran

3. Perubahan – perubahan nilai uang dan pengaruhnya terhadap aktifitas – aktifitas

dilapangan ekonomi.

Perubahan – perubahan nilai uang mempengaruhi aktivitas – aktivitas manusia di lapangan


ekonomi dan dalam lapangan hidup kita sehari – hari. Jika nilai uang naik, maka aktivitas
manusia tidak akan sama dalam keadaan dimana nilai uang turun. Jika seseorng pengusaha,
mengadakan suatu iterpretasi bahwa harga barang – barang atau nilai uang akan mengalami

PENGANTAR EKONOMI MAKRO 25


perubahan dalam masa dekat,maaka dia akan berusaha untuk menghadapi keadaan itu untuk
membawa keutungan kepihaknya.

Dimana keadaan adanya kecendrungan naiknya nilai uang di dalam mana permintaan
terhadap uang cendrung naik atau dimana orang berusaha untuk menyimpan uang yang
dimilikinya, dan tidak membelanjakannya, maka kegiatan dilapangan ekonomi menunjukan
tanda – tanda kemunduran. Dalam keadaan inflasi lunak, dimna nilai uang mengalami
kemunduran secara lambat laun atau dimana harga – harga mengalami kenaikan harga secara
lambat laun, maka aktivitas manusia di lapangan ekonomi semakin meningkat.

4. Angka index dan Nilai uang.

Definisi umum daari angka index, adalah sbb : “ Angka index adalah ssatu sei daripada angka
– angka dengan mana perubahan – perubahan dari luassnya sesuatu gejala diukur dari waktu
yang satu kewaktu yang lainnya, atau dari tempat satu ketempat yang lainnya.”

Penggunaan yang umum dari angka index adalah padda harga – harga barang pada umumnya,
atau pada harga ssekelompokan barang terrtentu. Umumnya angka index itu menggambarkan
perubahan – perubahan dalam sekelompok hal, jadi tidak perubahan satu – satu hal.

Teori konsumsi tabungan, dan investasi

A. Pengertian Konsumsi dan Tabungan

Dilihat dari segi ekonomi, konsumsi merupakan tindakan untuk mengurangi atau
menghabiskan nilai guna ekonomi suatu benda. Sedangkan menurut Dharam Bannoch dalam
bukunya ieconomicsi memberikan pengertian tentang konsumsi yaitu merupakan pengeluaran
total untuk memperoleh barang dan jasa dalam suatu perekonomian dalam jangka waktu
(dalam satu tahun) pengeluaran.

Konsumsi adalah pembelanjaan atas barang-barang dan jasa-jasa yang dilakukan oleh rumah
tangga dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dari orang yang melakukan pembelanjaan
tersebut. Pembelanjaan masyarakat atas makanan, pakaian, dan barang-barang kebutuhan

PENGANTAR EKONOMI MAKRO 26


mereka yang lain digolongkan pembelanjaan atau konsumsi. Barang-barang yang diproduksi
untuk digunakan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya dinamakan barang
konsumsi. Sedangkan Tabungan adalah simpanan uang yang berasal dari pendapatan yang
tidak dibelanjakan dan bisa dilakukan oleh perorangan maupun instansi tertentu. Simpanan
uang (tabungan) ini bisa diambil kapan saja tanpa terikat oleh waktu. Bahkan bisa ditarik
tunai secara mandiri melalui fasilitas ATM (Anjungan Tunai Mandiri) yang diberikan oleh
berbagai bank.

B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsumsi

Faktor yang mempengaruhi tingkat konsumsi yaitu sebagai berikut:

1. Tingkat Pendapatan

Makin tinggi tingkat pendapatan suatu rumah tangga, akan semakin tinggi tingkat
konsumsinya. Sebaliknya, jika pendapatannya kecil, konsumsinya pun kecil.

2. Tingkat Harga

Banyak sedikitnya barang yang akan dikonsumsi sangat bergantung pada haga.
kata lain, konsumsi dikurangi pada waktu harga tinggi dan konsumsi dapat ditingkatkan
jika harga lebih rendah.

3. Sikap dan Gaya Hidup

Sikap dan gaya hidup seseorang sangat mempengaruhi tingkat konsumsi. Jika sikap
dan gaya hidupnya boros, ia cenderung berperilaku konsumtif, yaitu kebiasaan untuk
membelanjakan semua uang untuk membeli barang, padahal barang tersebut belum
tentu bermanfaat.

4. Adat Istiadat

Adat istiadat juga dapat mempengaruhi konsumsi. Misalnya, untuk upacara


tradisional diperlukan barang-barang tertentu.

5. Model Barang

Model barang yang sedang tren dapat mempengaruhi perilaku masyarakat dalam
konsumsi.

PENGANTAR EKONOMI MAKRO 27


6. Kegiatan Berkompetisi dengan Konsumen Lain

Barang substitusi jika seorang konsumen memiliki hasrat atau keinginan berkompetisi dengan
konsumen lainnya, biasanya tingkat konsumsinya besar. Artinya, konsumen yang dilakukan
bukan berdasarkan skala prioritas kebutuhan, melainkan menurut konsumen lain.

7. Selera Konsumen

Selera konsumen setiap orang berbeda-beda. Orang Jawa dan orang Sunda
memiliki selera yang berbeda dalam hal makanan. Adanya perbedaan selera jelas akan
mempengaruhi konsumsi masyarakat terhadap barang dan jasa.

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tabungan

Faktor-faktor yang mempengaruhi tabungan yaitu sebagai berikut :

a. Keadaan Perekonomian

Bila perekonomian dalam keadaan baik, stabil, dan tidak banyak pengangguran maka
masyarakat cenderung aktif melakukan konsumsi dan kurang aktif menabung.

Sebaliknya, bila perekonomian dalam keadaan buruk, tidak stabil dan terdapat banyak
pengangguran maka masyarakat cenderung berhati-hati dan mengurangi konsumsi, serta lebih
memprioritaskan menabung untuk menghadapi kemungkinan-kemungkinan buruk.

b. Suku Bunga

Bila suku bunga tinggi, masyarakat akan lebih suka menabung dan akan mengurangi
konsumsi. Karena, dengan suku bunga yang tinggi masyarakat akan memperoleh jumlah
bunga yang besar. Sebaliknya, bila suku bunga rendah, masyarakat akan malas menabung
dan cenderung akan menambah.

c. Kekayaan yang Telah Dimiliki

Bila suatu rumah tangga telah memiliki kekayaan yang cukup atau berlebih, hasil dari bekerja
atau mendapat warisan maka rumah tangga tersebut cenderung kurang aktif menabung dan
lebih aktif melakukan konsumsi.

PENGANTAR EKONOMI MAKRO 28


Tetapi, bila suatu rumah tangga belum memiliki kekayaan yang cukup maka rumah tangga
tersebut cenderung lebih aktif menabung agar memiliki sejumlah kekayaan yang diinginkan.

d. Budaya Berhemat

Masyarakat memiliki budaya yang berbeda dalam menggunakan pendapatan. Ada kelompok
masyarakat yang sangat suka berhemat dan selalu berusaha menabung untuk mempersiapkan
masa depan. Ada pula kelompok masyarakat yang sangat suka berkonsumsi dan kurang
mengenal budaya berhemat.

e. Distribusi Pendapatan

Pada masyarakat yang distribusi pendapatannya tidak merata, jumlah tabungan umumnya
lebih banyak, karena distribusi pendapatan yang tidak merata mengakibatkan sebagian
masyarakat memperoleh pendapatan yang tinggi, sedangkan sebagian yang lain memperoleh
pendapatan yang rendah yang hanya cukup untuk berkonsumsi.

Masyarakat yang berpendapatan tinggi cenderung suka menabung sehingga jumlah tabungan
menjadi banyak. Adapun pada masyarakat yang distribusi pendapatannya lebih merata,
jumlah tabungan relatif lebih sedikit karena hampir seluruh masyarakat senang berkonsumsi.

f. Dana Pensiun

Bila pemerintah suatu negara memberikan dana pensiun yang tinggi maka para pegawai
cenderung senang berkonsumsi dan kurang aktif menabung.

Sebaliknya, bila dana pensiun rendah, para pegawai cenderung labih aktif menabung untuk
mempersiapkan diri di hari tua.

D. Hubungan antara Konsumsi dan Tabungan

Apabila pendapatan berubah, maka perubahan tersebut akan berpengaruh terhadap


konsumsi dan tabungan. Perbandingan antara pertambahan konsumsi (∆C) yang dilakukan
dengan pertambahan pendapatan disposible (∆Yd) yang diperoleh disebut kecondongan
mengkonsumsi marjinal (MPC = Marginal Propensity to Consume). Perbandingan antara
pertambahan tabungan (∆S) dengan pertambahan pendapatan disposibel (∆Yd) yang
diperoleh disebut kecondongan menabung marjinal (MPS = Marginal Propensity to Save).
untuk mengetahui perubahan tingkat konsumsi, maka dapat digunakan rumus :

PENGANTAR EKONOMI MAKRO 29


===> MPC = ∆C / ∆Y dan APC = C / Y

dan untuk mengetahui perubahan tingkat konsumsi, maka dapat digunakan rumus :

===> MPC = ∆S / ∆Y dan APC = S / Y

Fungsi konsumsi adalah suatu fungsi yang menggambarkan hubungan antara tingkat
konsumsi rumah tangga dengan pendapatan nasional dalam perekonomian. Sedangkan fungsi
tabungan adalah suatu fungsi yang menggambarkan hubungan antara tingkat tabungan rumah
tangga dan pendapatan nasional dalam perekonomian. Persamaan antara hubungan itu adalah
:

Fungsi Konsumsi : C = a + bY

Fungsi Tabungan : S = -a + (1-b)Y

dimana :

a = konsumsi rumah tangga secara nasional pada saat pendapatan nasional nol (0)

b = kecondongan konsumsi marginal (MPC)

C = tingkat konsumsi

S = tingkat tabungan

Y = tingkat pendapatan nasional.

E. Teori – teori Konsumsi

Teori Konsumsi John Maynard Keynes

Dalam teorinya Keynes mengandalkan analisis statistik, dan juga membuat dugaan-
dugaan tentang konsumsi berdasarkan introspeksi dan observasi casual.

Pertama, dan terpenting Keynes menduga bahwa, kecenderungan mengkonsumsi marginal


(marginal propensity to consume) jumlah yang dikonsumsi dalam setiap tambahan
pendapatan adalah antara nol dan satu. Kecenderungan mengkonsumsi marginal adalah
krusial bagi rekomendasi kebijakan Keynes untuk menurunkan pengangguran yang kian
meluas. Kekuatan kebijakan fiskal untuk mempengaruhi perekonomian seperti ditunjukkan
oleh pengganda kebijakan fiskal muncul dari umpan balik antara pendapatan dan konsumsi.

PENGANTAR EKONOMI MAKRO 30


Kedua, Keynes menyatakan bahwa rasio konsumsi terhadap pendapatan, yang disebut
kecenderungan mengkonsumsi rata-rata (avarage prospensity to consume), turun ketika
pendapatan naik. Ia percaya bahwa tabungan adalah kemewahan, sehingga ia berharap orang
kaya menabung dalam proporsi yang lebih tinggi dari pendapatan mereka ketimbang si
miskin.

Ketiga, Keynes berpendapat bahwa pendapatan merupakan determinan konsumsi yang


penting dan tingkat bunga tidak memiliki peranan penting. Keynes menyatakan bahwa
pengaruh tingkat bunga terhadap konsumsi hanya sebatas teori. Kesimpulannya bahwa
pengaruh jangka pendek dari tingkat bunga terhadap pengeluaran individu dari
pendapatannya bersifat sekunder dan relatif tidak penting.

Menururt Keynes, pengeluaran konsumsi yang dilakukan oleh sektor rumah tangga dalam
perekonomian tergantung dari besarnya pendapatan. Perbandingan antara besarnya konsumsi
dengan jumlah pendapatan disebut kecondongan mengkonsumsi (MPC = Marginal
Propensity to Consume). Semakin besar MPC semakin besar pula pendapatan yang
digunakan untuk kegiatan konsumsi dan sebaliknya.

Pada kondisi negara yang MPC-nya rendah, maka akan menyebabkan selisih antara
produksi nasional (dengan asumsi full employment) dengan tingkat konsumsi (penggunaan
produk) menjadi semakin besar. Agar mencapai penggunaan tenaga kerja penuh, para
pengusaha perlu melakukan investasi sebesar selisih antara tingkat konsumsi dan produksi
tersebut. Jika besarnya investasi tidak mencapai jumlah tersebut, maka akan terjadi
pengangguran. Karena kondisi tersebut dalam kondisi nyata tidak selalu tercapai, maka
pengangguran akan selalu ada.

Fungsi konsumsi Keynes adalah fungsi konsumsi jangka pendek.

Keynes tidak mengeluarkan fungsi konsumsi jangka panjang karena menurut Keynes ” in the
long run we’re all dead.” , bahwa di dalam jangka panjang, kita semua akan mati, sehingga
jangka panjang tidak perlu diprediksi.

F. Fungsi Konsumsi dan Fungsi Tabungan

1. Fungsi Konsumsi

PENGANTAR EKONOMI MAKRO 31


Jika dikaitkan dengan pendapatan , fungsi konsumsi bisa diartikan sebagai hubungan
antara besarnya konsumsi dengan pendapatan .

Secara umum fungsi dinyatakan dalam:

C = a + bY

Dimana:

C = tingkat komsumsi

Y = pendaptan

a = konstanta

b = koefisien

Berdasarkan pola fungsi konsumsi di atas dapat disimpulkan bahwa besarnya konsumsi
sangat bergantung pada besarnya pendapatan, artinya jika pendapatan meningkat ada
kecenderungan konsumsi juga meningkat.

2. Hasrat mengkonsumsi atau Marginal Propensity to Consume (MPC)

MPC merupakan perbandingan antara tambahan konsumsi dengan tambahan pendapatan


atau dapat ditulis dengan rumus:

MPC = ∆C/∆Y

Dimana:

DC = tambahan konsumsi

DY = tambahan pendapatan

Didalam fungsi konsumsi C = a + bY, maka besarnya MPC = b

PENGANTAR EKONOMI MAKRO 32


3. Fungsi Tabungan

Pendapatan dimanfaatkan untuk konsumsi dan tabungan, sehingga rumus


umumnya Y = C + S

Dimana:

S = saving atau tabungan

Karena Y = C + S maka S = Y – C

Kalau kita subsitusikan dengan fungsi konsumsi maka:

S = Y–C

S = Y – (a + bY)

S = Y – (a – bY)

S = -a + (1 – b) Y

4. Hasrat untuk menabung atau Marginal Propensity to Save (MPS)

MPS adalah perbandingan antara tambahan tabungan dengan tambahan pendapatan, atau
dapat ditulis dengan rumus:

Description: http://2.bp.blogspot.com/-sJNtf4dqSlA/U021fr6l_-
I/AAAAAAAAAIE/aik1IvCwGUY/s1600/New+Picture.png

Dimana:

DS = tambahan tabungan

DY = tambahan pendapatan

Didalam fungsi konsumsi S = -a + (1 – b) Y, maka besarnya MPS = 1 – b

Karena b = MPC, maka MPS = 1 – MPC atau MPS + MPC = 1

5. Average Propensity to Consume (APC)

PENGANTAR EKONOMI MAKRO 33


APC merupakan perbandingan besarnya konsumsi terhadap pendapatan, yang dapat ditulis
dengan rumus:

APC = C/Y

6. Average Propensity to Save (APS)

APC merupakan perbandingan besarnya tabungan terhadap pendapatan, yang dapat ditulis.

APS = S/Y

Faktor yang memengaruhi Tabungan (S), yaitu:

1. Pendapatan yang diterima

Semakin banyak pendapatan yag diterima berarti semakin banyak pula pendapatan yang
disisihkan untuk saving.

2. Hasrat untuk menabung (Maginal Propensity to Save)

Hal ini didorong dengan keinginan masing-masing individu dalam mengalokasikan


pendapatannya untuk ditabung karena pertimbangan keamanan.

3. Tingkat suku bunga bank

Semakin tinggi tingkat suku bunga simpanan maka semakin banyak masyarakat untuk
menabung (saving).

G. Kurva Fungsi C dan Fungsi S

Untuk menggambar fungsi konsumsi dan tabungan memerlukan langkah-langkah sebagai


berikut :

Tentukan besarnya konsumsi jika Y = 0 atau konsumsi otonom pada fungsi C

Tentukan besarnya tabungan jika Y = 0 atau konsumsi otonam pada fungsi S

Tentukan titik impas yaitu ketika Y = C atau S = 0

Buat garis vertikal dan garis horisontal (900)

Tarik garis lurus dari ordinat dimana Y = C (450)

Gambar fungsi C
PENGANTAR EKONOMI MAKRO 34
Gambar fungsi S

Contoh

fungsi konsumsi C = 100.000 + 0,75Y maka fungsi tabungan S = -100.000 + 0,25Y

karena C + S = Y dan MPC + MPS = 1

Jika Y = 0 maka C = 100.000 + 0,75(0) = 100.000

Jika Y = 0 maka S = - 100.000 + 0,25(0) = - 100.000

Titik Impas

Y=C Y = 100.000 + 0,75 Y atau S=0 0 = - 100.000 + 0,25 Y

Y - 0,75Y = 100.000 - 0,25Y = -100.000

0,25Y = 100.000 Y = -100.000 = 400.000

Y = 100.000 = 400.000 - 0,25

0,25

PENGANTAR EKONOMI MAKRO 35


BAB III

KELEBIHAN DAN KELMAHAN

Kelebihan :

 Didalam buku tersebut sangat mudah dipahami dikarenakan dicantumnya contoh-


contoh yang dapat diikuti oleh para reviewer
 Terdapat Beberapa Garafik/Kurva yang dapat diamati para reviewer sehingga para
reviewer dapat memahaminya
 Contoh yang digunakan sudah menarik tetapi lebih baik menggunakan contoh yang
terdapt keterangannya sehingga para reviewer dapat mengetahuinya secara seksama

Kekurangan

 Terlalu banyak teori yang sulit untuk dipahami para reviewer sehingga para reviewer
masih belum bisa memahaminya.
 Tidak dicantumkan bberapa keterangan dalam beberapa contoh maupun kurva yang
terkaitan dalam teori.

PENGANTAR EKONOMI MAKRO 36


PENGANTAR EKONOMI MAKRO 37

Anda mungkin juga menyukai