Anda di halaman 1dari 113

Universitas Sumatera Utara

Repositori Institusi USU http://repositori.usu.ac.id


Departemen Manajemen Skripsi Sarjana

2017

Pengaruh Kualitas Produk, Citra Merek


dan Gaya Hidup Terhadap Loyalitas
Konsumen Sepatu Olahraga Merek
Adidas Pada Mahasiswa Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Sumatera Utara

Putra, Rahmat Dhuha

http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/998
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
SKRIPSI

PENGARUH KUALITAS PRODUK, CITRA MEREK DAN GAYA HIDUP


TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN SEPATU OLAHRAGA
MEREK ADIDAS PADA MAHASISWA MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

OLEH:

RAHMAT DHUHA PUTRA


130502021

PROGRAM STRATA-1 MANAJEMEN


DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017

Universitas Sumatera Utara


ABSTRAK

PENGARUH KUALITAS PRODUK CITRA MEREK DAN GAYA HIDUP


TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN SEPATU OLAHRAGA
MEREK ADIDAS PADA MAHASISWA MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh


kualitas produk, citra merek dan gaya hidup terhadap loyalitas konsumen pada
mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara
dan juga untuk mengetahui dan menganalisis faktor yang paling dominan
mempengaruhi loyalitas konsumen. Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa
Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Populasi
dalam penelitian ini adalah mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Sumatera Utara yang masih aktif pada tahun 2013-2016 yang pernah
memakai dan membeli ulang sepatu olahraga merek Adidas. Metode analisis yang
digunakan adalah metode analisis deskriptif dan metode analisis regresi berganda.
Jenis penelitian ini adalah penelitian asosiatif, dan data yang digunakan adalah
data primer dan data sekunder yang diperoleh melalui studi dokumentasi dan
daftar pertanyaan yang pengukurannya menggunakan skala Likert. Data diolah
secara statistik dengan program SPSS for windows, yaitu model uji t, uji f, dan
koefisien determinan (R2). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara
serempak kualitas produk, citra merek dan gaya hidup berpengaruh positif dan
signifikan terhadap loyalitas konsumen sepatu olahraga merek Adidas pada
Mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
Secara parsial, masing-masing kualitas produk, citra merek dan gaya hidup
berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas konsumen. Gaya Hidup
merupakan yang dominan mempengaruhi loyalitas konsumen sepatu olahraga
merek Adidas pada Mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Sumatera Utara. Nilai Adjusted R Square sebesar 0,592 yang berarti
variabilitas variabel terikat yang dapat dijelaskan oleh yaitu kualitas produk, citra
merek dan gaya hidup adalah sebesar 59,2% sedangkan sisanya sebesar 40,8%
dapat dijelaskan oleh variabel yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Kata Kunci : kualitas produk, citra merek, gaya hidup dan loyalitas konsumen.

Universitas Sumatera Utara


ABSTRACT

THE INFLUENCE OF QUALITY BRAND IMAGE PRODUCT AND


LIFESTYLE ON LOYALTY CONSUMER OF ADIDAS BRAND
SPORT SHOES IN STUDENTS MANAGEMENT OF
ECONOMY AND BUSINESS FACULTY
UNIVERSITY OF NORTH SUMATRA

This research aims to know and analyze the influence of quality product,
brand image and lifestyle on loyalty consumer in students Management of
Economy and Business Faculty University of North Sumatra and also to know and
analyze the most dominant factor that influence consumer loyalty. This research
was conducted to the students Management of Economics and Business Faculty
University of North Sumatra. Population in this research is the students
Management of Economics and Business Faculty University of North Sumatra
which still active in year 2013-2016 who have ever been weared and re-buying
Adidas brand sports shoes. The analysis method used are descriptive analysis
method and multiple regression analysis method. The type of this research is
associative research, and the data used primary data and secondary data which
obtained by documentation study and questions list which the measurement is
using Likert scale. Data is processed statistically with SPSS for windows
program, that is t test model, f test, and determinant coefficient (R 2). The result of
this research show that simultaneously product quality, brand image and lifestyle
have a positive and significant impact on consumer loyalty Adidas brand sports
shoes to Students Management of Economics and Business Faculty University of
North Sumatra. Partially, each of product quality, brand image and lifestyle have
positive and significant influence to consumer loyalty. Lifestyle is the dominant
variable that affecting consumer loyalty Adidas brand sport shoes on Student
Management of Economics and Business Faculty University of North Sumatra.
Adjusted R Square value of 0,592 which means variability of dependent variable
which can be explained by product quality, brand image and lifestyle is in the
amount to 59,2% while the rest amount to 40,8% can be explained by variable that
is not researched in this research.

Keywords: Product quality, image brand, lifestyle, and loyalty consumer.

ii

Universitas Sumatera Utara


KATA PENGANTAR

Alhamdullilah puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT

atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya kepada peneliti sehingga dapat

menyelesaikan perkuliahan dan penulisan skripsi ini, dengan judul “ Pengaruh

Kualitas Produk, Citra Merek dan Gaya Hidup Terhadap Loyalitas Konsumen

sepatu olahraga merek Adidas Pada Mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Sumatera Utara” guna memenuhi salah satu syarat dalam

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Sumatera Utara. Saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada kedua orang tua saya yakni, Bapak peneliti Nazwir, dan Ibu saya

Nur‟aini yang telah membesarkan peneliti dengan segala kekuatan luar biasa yang

tidak dapat terbalas, peneliti mengucapkan terima kasih yang tulus, ikhlas dan tak

terhingga kepada kedua orang tua peneliti. Pada kesempatan ini peneliti juga

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ramli, SE, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Muslich Lufti, MBA dan Bapak Dr. Amlys Syahputra Silalahi,

M.Si, selaku Ketua/Sekretaris Departemen dan Program Studi Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dr. Beby Karina Fawzeea Sembiring, SE, MM, selaku Dosen

pembimbing yang telah banyak meluangkan waktunya untuk memberikan

bimbingan, arahan dan saran dalam penulisan skripsi ini.

4. Ibu Dra. Marhayanie, MSi dan bapak Drs. Liasta Ginting, MSi selaku Dosen

iii

Universitas Sumatera Utara


Pembaca Penilai yang telah membantu dan memberikan saran untuk

kesempurnaan dalam skripsi ini.

5. Adik tersayang, Mita Aren Pertiwi. Terima kasih telah mendukung dan

memberikan semangat kepada peneliti dalam pengerjaan skripsi ini.

6. Terima Kasih kepada sahabat-sahabat peneliti yang terbaik, Afif, Andi, Diana,

Beby, Fickry, Hartika, Ila, Jannah, Lian, Nila, Noni, Putri, Vira, Alif, Andy dan

Wandi. Terima kasih untuk bantuan semangat, dukungan, tenaga, waktu, dan

doa yang diberikan kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Teman-teman KKN, (Lisa, Mira, Herning, Nancy, Kristin, Arini, Mei, Yuni,

Yosi dan Nina). Terima kasih telah mendukung dan memberikan semangat

kepada peneliti dalam pengerjaan skripsi ini.

8. Seluruh teman-teman Manajemen stambuk 2013, yang memberikan dorongan

semangat dan dukungan sehingga peneliti termotivasi untuk menyelesaikan

skripsi ini.

Semoga Allah SWT dapat memberikan balasan atas kebaikan-kebaikan yang

telah diberikan kepada penulis baik di dunia maupun di akhirat kelak. Saya

menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu saya

mengharapkan saran dan kritikan yang membangun dari pembaca untuk perbaikan-

perbaikan dimasa yang akan datang.

Medan, 15 juli 2017


Peneliti,

Rahmat Dhuha Putra

iv

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

Halaman
ABSTRAK ................................................................................................. i
ABSTRACT ................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR ............................................................................... iii
DAFTAR ISI .............................................................................................. v
DAFTAR TABEL...................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. ix
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. x
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................. 1
1.2 Perumusan Masalah .......................................................... 8
1.3 Tujuan Penelitian .............................................................. 9
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................ 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Uraian Teoritis .................................................................. 11
2.1.1 Pemasaran ........................................................... 11
2.1.2 Bauran Pemasaran............................................... 11
2.1.3 Pengertian Produk ............................................... 11
2.1.3.1 Klasifikasi Produk .............................. 12
2.1.4 Kualitas Produk ................................................... 14
2.1.4.1 Dimensi Kualitas Produk.................... 14
2.1.5 Citra Merek ......................................................... 16
2.1.5.1 Pengertian Citra Merek ...................... 16
2.1.5.2 Manfaat Merek ................................... 17
2.1.5.3 Membangun Merek Yang Kuat .......... 18
2.1.5.4 Asosiasi Merek ................................... 21
2.1.5.5 Pengertian Citra Merek ...................... 22
2.1.5.6 Indikator Citra Merek ......................... 23
2.1.6 Perilaku Konsumen ............................................. 23
2.1.6.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Perilaku Konsumen ............................ 24
2.1.7 Gaya Hidup ......................................................... 25
2.1.7.1 Pengukuran Gaya Hidup Konsumen .. 26
2.1.7.2 Kategori Gaya Hidup.......................... 27
2.1.7.3 Klasifikasi Gaya Hidup ...................... 28
2.1.8 Loyalitas Konsumen ........................................... 29
2.1.8.1 Definisi Loyalitas Konsumen ............. 29
2.1.8.2 Tahapan Loyalitas Konsumen ............ 30
2.1.8.3 Jenis-jenis Loyalitas Konsumen ......... 31
2.2 Penilitan Terdahulu ........................................................... 33
2.3 Kerangka Konseptual ........................................................ 35
2.4 Hipotesis ............................................................................ 38

Universitas Sumatera Utara


BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian .................................................................. 39
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ........................................... 39
3.3 Batasan Operasional .......................................................... 39
3.4 Operasionalisasi Variabel.................................................. 39
3.5 Skala Pengukuran Variabel ............................................... 42
3.6 Populasi dan Sampel ......................................................... 43
3.6.1 Populasi ............................................................... 43
3.6.2 Sampel................................................................. 43
3.7 Jenis Data Penelitian ......................................................... 45
3.7.1 Data Primer ......................................................... 45
3.7.2 Data Sekunder ..................................................... 45
3.8 Metode Pengumpulan Data ............................................... 45
3.8.1 Kuisioner ............................................................. 45
3.8.2 Observasi............................................................. 45
3.8.3 Wawancara.......................................................... 46
3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas ............................................ 46
3.9.1 Uji Validitas ........................................................ 46
3.9.2 Uji Reliabilitas .................................................... 47
3.10 Teknik Analisis Data ......................................................... 48
3.10.1 Analisis Deskriptif .............................................. 48
3.10.2 Analisis Regresi Linier Berganda ....................... 48
3.11 Uji Asusmsi Klasik ........................................................... 49
3.12 Uji Hipotesis...................................................................... 50
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan ........................................... 52
4.1.1 Sejarah Perusahaan ............................................. 52
4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan ................................... 53
4.1.3 Jenis-jenis Produk Sepatu Olahraga Adidas ....... 54
4.2 Analisis Deskriptif ............................................................ 56
4.2.1 Analisis Deskriptif Responden ........................... 56
4.2.2 Analisis Deskriptif Variabel ............................... 57
4.3 Uji Asumsi Klasik ............................................................. 66
4.3.1 Uji Normalitas..................................................... 66
4.3.2 Uji Heteroskedstisitas ......................................... 68
4.3.3 Uji Multikolinearitas ........................................... 70
4.4 Analisis Linier Regresi Berganda ..................................... 71
4.5 Pengujian Hipotesis ........................................................... 73
4.5.1 Uji Secara Simultan (Uji-f) ................................. 73
4.5.2 Uji Parsial (Uji-t) ................................................ 75
4.5.3 Pengujian Koefisien Determinasi ....................... 77
4.6 Pembahasan ....................................................................... 78
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ....................................................................... 85
5.2 Saran.................................................................................. 86

vi

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 88
LAMPIRAN ....................................................................................................... 90

vii

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman


1.1 Top Brand Index Kategori Sepatu Olahraga Tahun
2014-2016 .............................................................................. 5
1.2 Tabel Wawancara................................................................... 7
2.1 Dimensi Pengukuran Gaya Hidup ......................................... 27
2.2 Jenis-jenis Loyalitas Pelanggan ............................................. 31
2.3 Penelitian Terdahulu .............................................................. 33
3.1 Tabel Operasionalisasi Variabel ............................................ 41
3.2 Tabel Instrumen Skala Likert................................................. 43
3.3 Uji Validitas ........................................................................... 47
3.4 Uji Reliabilitas ....................................................................... 48
4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Stambuk .................... 56
4.2 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel
Kualitas Produk ...................................................................... 57
4.3 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel
Citra Merek ............................................................................ 60
4.4 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel
Gaya Hidup ............................................................................ 62
4.5 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel
Loyalitas Konsumen .............................................................. 64
4.6 Uji Kolmogorov-Smirnov ...................................................... 68
4.7 Uji Glejser .............................................................................. 70
4.8 Uji Multikolinearitas .............................................................. 71
4.9 Variabel Entered .................................................................... 72
4.10 Koefisien Regresi Linier Berganda ........................................ 72
4.11 Uji Simultan(Uji-F) ................................................................ 74
4.12 Uji Parsial (Uji T) .................................................................. 76
4.13 Koefisien Determinasi ........................................................... 77

viii

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR GAMBAR

No. Judul Gambar Halaman


2.1 Kerangka Konseptual ............................................................... 37
4.1 Jenis-jenis Sepatu Olahraga Adidas ......................................... 54
4.2 Histogram Uji Normalitas ........................................................ 66
4.3 P-Plot Uji Normalitas ............................................................... 67
4.4 Scatterplot Uji Heteroskedastisitas........................................... 69

ix

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR LAMPIRAN

No Judul Lampiran Halaman

1 Kuesioner Penelitian ................................................................... 90


2 Distribusi Jawaban Kuesioner Penelitian ................................... 93
3 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas................................................ 96
4 Output Regresi Linier Berganda ................................................. 97
5 Uji Asumsi Klasik ...................................................................... 99

Universitas Sumatera Utara


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Olahraga merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi oleh setiap orang.

Banyak jenis olahraga yang mempunyai fungsi yang baik untuk kebugaran dan

kesehatan. Padatnya aktivitas sehari-hari serta asumsi orang yang

menggambarkan bahwa bosannya melakukan olahraga adalah salah satu alasan

mengapa orang jarang melakukan olahraga, khususnya dikalangan remaja.

Namun, kini olahraga telah hadir dengan beragam jenis yang variatif dan tentunya

digemari oleh kalangan anak-anak, remaja, dewasa laki-laki dan wanita. Beberapa

olahraga diantanya adalah fitness, futsal dan aerobic. Oalahraga-olahraga tersebut

dewasa ini banyak digemari karena selain tidak membutuhkan waktu yang banyak

juga tidak mengeluarkan energi yang berlebihan.

Untuk menunjang seseorang dalam melakukan olahraga tersebut

dibutuhkan elemen-elemen pendukung penting yang diantaranya adalah sepatu.

Penggunaan sepatu dalam berolahraga ditujukan sebagai alat pengaman kaki

sekaligus sebagai aksesoris tambahan untuk menambah kepercayaan diri karena

biasanya sepatu dengan merek ternama dan berkualitas yang baik akan lebih

dilirik oleh orang. Hal tersebutlah yang melatarbelakangi kepercayaan diri

seseorang dalam melakukan aktivitas sehari-hari ataupun dalam berolahraga.

Kebutuhan sepatu sebagai pengaman dalam berolahraga membuat

produsen sepatu berlomba-lomba untuk menciptakan produk sepatu olahraga yang

dapat menarik minat konsumen dengan membuat produk yang bervariasi baik

1
Universitas Sumatera Utara
2

pada kualitas produk dan kesesuaian produk dengan minat konsumen yang

berubah-ubah. Hal yang paling diperhatikan oleh produsen sepatu adalah

bagaimana bisa membuat konsumen loyal akan produk mereka. Karena dengan

loyalnya konsumen terhadap produk tertentu akan mempermudah produsen dalam

menguasai pangsa pasar.

Menurut Hurriyatih (2005), loyalitas adalah komitmen pelanggan untuk

bertahan secara mendalam, untuk berlangganan kembali atau untuk melakukan

pembelian ulang barang/jasa terpilih secara konsisten dimasa yang akan datang,

meski pengaruh situasi dan usaha-usaha pemasaran mempunyai potensi yang

mengakibatkan perubahan perilaku.

Faktor-faktor yang mempengaruhi loyalitas konsumen terhadap suatu

produk diantaranya kualitas produk, citra merek dan gaya hidup. Fungsi dari

variable-variabel tersebut sebagai tolak ukur sejauh mana keefektifan produk

dapat berpengaruh terhadap keputusan pembelian yang berujung pada loyalitas

konsumen nantinya.

Kualitas produk mempunyai nilai jual lebih yang tidak dimiliki oleh

produk pesaing. Kualitas harus diukur melalui sudut pandang konsumen terhadap

kualitas produk itu sendiri, sehingga selera konsumen disini sangat menentukan.

Jadi, didalam mengelola kualitas suatu produk harus sesuai dengan kegunaan

yang diinginkan oleh konsumen.

Pengertian kualitas produk menurut Kotler & Armstrong (2008) adalah

“karakteristik produk atau jasa yang tergantung pada kemampuannya untuk

memuaskan kebutuhan pelanggan yang dinyatakan atau diimplikasikan”. Kualiatas

Universitas Sumatera Utara


3

mempunyai arti sangat penting dalam loyalitas konsumen. Apabila kualitas produk

yang dihasilkan baik maka konsumen cenderung melakukan pembelian ulang

sedangkan bila kualitas produk tidak sesuai dengan yang diharapkan maka konsumen

akan mengalihkan pembelian pada produk sejenis lainnya.

Faktor selanjutnya yang mempengaruhi loyalitas konsumen adalah citra

merek. Menurut Kotler & Keller, (2009) “citra merek adalah persepsi dan

keyakinan yang dilakukan oleh konsumen, seperti yang tercermin dalam asosiasi

yang terjadi dalam ingatan konsumen”. Selain kualitas produk yang baik citra

merek juga berpengaruh terhadap loyalitas konsumen dikarenakan selain sebagai

pembeda dan identitas sebuah produk ditengah banyaknya persaingan produk

sejenis, sebuah brand mempunyai makna psikologis dan simbolis yang isteimewa

dimata konsumen.

Faktor selajutnya adalah gaya hidup, Menurut Setiadi, (2003) Gaya hidup

secara luas didefinisikan sebagai gaya hidup yang diidentifikasikan oleh

bagaimana orang menghabiskan waktu mereka (aktivitas) apa yang mereka

anggap penting dalam lingkungannya (ketertarikan), dan apa yang mereka

pikirkan tentang diri mereka sendiri dan juga dunia disekitarnya (pendapat).

Adidas merupakan perusahaan sepatu Jerman yang mulai memproduksi

sepatu pada 1920-an di Herzogenaurach dekat Nuremberg. Rancangan baju dan

sepatu perusahaan ini biasanya termasuk tiga strip paralel dengan warna yang

sama, dan motif yang sama digunakan sebagai logo resmi adidas. Adidas adalah

perusahaan pakaian olahraga terbesar di Eropa dan kedua terbesar di dunia setelah

Nike. Selama lebih dari 80 tahun lamanya grup Adidas telah menjadi bagian dari

Universitas Sumatera Utara


4

dunia olahraga di segala bidangnya dengan menawarkan sepatu, pakaian serta

beragam aksesoris pelengkap olahraga yang bernilai seni pada setiap produknya.

Sekarang, grup Adidas telah mengglobalisasi dan menguasai di bidang industri

produk olahraga dan menawarkan portofolio yang begitu luas dari segi produk di

seluruh dunia. Strategi grup Adidas sangatlah simpel memperkuat merek secara

terus menerus. Selain itu untuk mendapatkan kepuasan konsumen terhadap

produknya Adidas secara terus menerus melakukan inovasi baru dalam setiap

pembuatan produk sepatunya seperti merilis sepatu dengan bahan yang terkadang

tidak terpikirkan oleh kompetitornya. Dalam mempromosikan produknya Adidas

menggunakan media, sponsor klub-klub sepak bola, brand ambassador dan

membuka toko di pusat perbelanjaan. Adidas sering melakukan event olahraga

yang secara tidak langsung juga mempromosikan produk-produknya. Dari

berbagai kegiatan tersebut Adidas mempromosikan produk-produknya agar tetap

digemari oleh kalangan luas, khususnya pecinta olahraga. Dengan demikian,

semakin baik citra merek sebuah produk, maka semakin banyak konsumen yang

tertarik untuk membeli produk tersebut.

Selama ini produk-produk sepatu olahraga yang dikeluarkan oleh Adidas

merupakan produk stylis yang banyak digemari oleh berbagai kalangan. Produk

yang ditawarkan juga memiliki kualitas yang tidak kalah dengan para pesaing,

sehingga dalam memenangi persaingan, Adidas harus selalu memperoleh

informasi tentang keinginan konsumen.

Adidas merupakan market leader dalam pasar Indonesia khususnya dalam

kategori sepatu olahraga, hal ini dapat dilihat pada Tabel 1.1 Top Brand Index

Universitas Sumatera Utara


5

Kategori Sepatu Olahraga tahun 2014-2016.

Tabel 1.1
Top Brand Index Kategori Sepatu Olahraga (2014-2016)
Merek 2014 2015 2016
Adidas 32,5% 31,7% 37,4%
Nike 28,6% 24,8% 29,6%
Reebok 4,2% 4,5% 3,7%
Bata 3,5% 3,2% 3,6%
Eagle 3,1% 3,0% 3,0%
Sumber: topbrand-award.com (2014-2016)

Dari Tabel 1.1 dapat diketahui bahwa sepatu olahraga Adidas berada pada

urutan teratas Top Brand Index selama tahun 2014-2016. Dalam hal ini sepatu

olahraga Adidas mendapat kepercayaan di benak konsumen dalam memenuhi

kebutuhan peralatan olahraga mereka. Maka dalam proses pemasaran produk,

Adidas berusaha menjadi yang terbaik dari kompetitornya yang menawarkan

produk-produk terbaru berkualitas serta model yang cocok dengan segala situasi.

Kualitas produk tersebut dapat dilihat dari sepatu-sepatu yang diproduksinya.

Kualitas produk sepatu merek Adidas dapat dikatakan baik dan diatas rata-rata

produk sepatu olahraga lainnya sehingga hal tersebut menjadi pemicu mengapa

konsumen loyal terhadap produk tersebut. Kualitas produk yang baik yang harus

dipertahankan oleh perusahaan Adidas tentu akan membuat persepsi baik dibenak

konsumen menganai citra merek Adidas. Artinya, semakin baik dan semakin bisa

perusahaan Adidas mempertahankan kualitas produknya tentu akan membuat

pengaruh baik terhadap persepsi konsumen mengenai citra merek Adidas. Selain

kualitas produk dan citra merek yang baik sepatu merek Adidas dikatakan sesuai

dengan gaya hidup karena persepsi seseorang ketika menggunakan sepatu dengan

kualitas dan citra merek yang baik akan dapat mempengaruhi gaya hidup dan rasa

Universitas Sumatera Utara


6

percaya diri dlam menjalankan aktivitas sehari-hari.

Dalam inovasi desain produk Adidas juga tidak kalah dengan pesaing. Adidas

menawarkan beragam ukuran sepatu serta warna yang menarik sehingga konsumen

percaya diri ketika memakai sepatu tersebut. Adidas memadukan logo khas mereka

dengan warna yang menarik sehingga menimbulkan suatu cirikhas yang dimiliki oleh

Adidas. Dengan penawaran seperti itu konsumen dapat membeli sepatu olahraga

Adidas sesuai dengan gaya hidup mereka masing-masing.

Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dalam

kesehariannya beraktivitas ke kampus ataupu ketika berolahraga juga memakai

sepatu untuk melengkapi antributnya. Adidas merupakan merek sepatu olahraga yang

cukup banyak digunakan oleh mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Sumatera Utara. Karena jika dilihat dari beberapa tahun terakhir dari

tahun 2014-2016 banyak kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh Himpunan

Mahasiswa Manajemen seperti Fun Futsal, Badminton dan Run bersama antar

mahasiswa yang ditujukan untuk menjalin kekompakan antar mahasiswa. Kegiatan-

kegiatan ini tentu memerlukan elemen pendukung yaitu sepatu olahraga sebagai alat

pelindung kaki. Menurut pengamatan peneliti sepatu-sepatu yang sering digunakan

dalah sepatu dengan merek Adidas dan Nike. Hal tersebutlah yang mendasari

mengapa peneliti menjadikan Mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Sumatera Utara sebagai daerah penelitian.

Sebagai data pendukung peneliti telah melakukan wawancara pada bulan

Desember kepada 30 orang mengenai pemakaian sepatu olahraga berdasarkan

merek yang mereka pakai. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.2 berikut ini.

Universitas Sumatera Utara


7

Tabel 1.2
Tabel Wawancara
Merek Responden
Nike 13 orang
Adidas 10 orang
Reebok 3 orang
Merek lain-lain 4 orang
Total 30 orang
Sumber : Hasil Wawancara (2016)

Dari Tabel 1.2 terdapat 10 orang yang memakai sepatu olahraga merek

Adidas dan selebihnya menggunakan sepatu olahraga sejenis dengan merek lain.

Tabel 1.2 menggambarkan bahwa adanya perbedaan antara data Top Brand Indeks

dengan hasil survei yang peneliti lakukan. Hal ini terjadi karena kemungkinan

adanya perubahan selera konsumen ditempat penelitian yaitu pada mahasiswa

Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dengan

selera pasar konsumen lainnya diseluruh Indonesia. Perubahan-perubahan tersebut

kemungkinan dikarenakan adanya perbedaan selera mengenai kualiats produk,

citra merek dan kesesuaian dengan gaya hidup.

Diduga penurunan selera mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Sumatera utara terhadap sepatu olahraga Adidas dikarenakan

banyaknya beredar sepatu olahraga Adidas yang tiruan atau disebut dengan

“Barang KW‟. “Barang KW” adalah sebuah barang yang diproduksi sebagai

tiruan, replika atau imitasi dari barang lain. “Barang KW” ini bukan hanya

diproduksi sebagai tiruan replica merek terkenal saja, tetapi juga untuk semua

merek. “Barang KW” diproduksi tanpa menggunakan hak merek bersangkutan,

para produsen membuatnya dengan cara seperti meniru saja. Secara sederhana

dapat disimpulkan bahwa “Barang KW” adalah barang palsu. Tingkatan paling

Universitas Sumatera Utara


8

umum “Barang KW” adalah “KW super”, “KW 1”, “KW2”, dan harga barang

KW yang paling mahal dan kualitas yang hamper mirip dengan barang aslinya

adalah KW super.

Dari uraian fenomena diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul „Pengaruh Kualitas Produk, Citra Merek dan Gaya

Hidup terhadap Loyalitas Konsumen sepatu olahraga merek Adidas pada

Mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Sumatera Utara’.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka perumusan

masalah pada penelitian ini adalah :

1. Apakah Kualitas Produk, Citra Merek dan Gaya Hidup secara serempak

berpengaruh signifikan terhadap Loyalitas Konsumen sepatu olahraga Adidas

pada Mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Sumatera Utara?

2. Apakah Kualitas Produk berpengaruh positif dan signifkan secara parsial

terhadap Loyalitas Konsumen sepatu olahraga Adidas pada Mahasiswa

Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara?

3. Apakah Citra Merek berpengaruh positif dan signifikan secara parsial

terhadap Loyalitas Konsumen sepatu olahraga Adidas pada Mahasiswa

Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara?

4. Apakah Gaya Hidup berpengaruh positif dan signifikan secara parsial

terhadap Loyalitas Konsumen sepatu olahraga Adidas pada Mahasiswa

Universitas Sumatera Utara


9

Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara?

1.2 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Kualitas Produk, Citra Merek

dan Gaya terhadap Loyalitas Konsumen terhadap sepatu olahraga Adidas

pada Mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Sumatera Utara.

2 Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Kualitas produk terhadap

Loyalitas Konsumen sepatu olahraga Adidas pada Mahasiswa Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3 Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Citra Merek terhadap

Loyalitas Konsumen sepatu olahraga Adidas pada Mahasiswa Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

4 Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Gaya Hidup terhadap

Loyalitas Konsumen sepatu olahraga Adidas pada Mahasiswa Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat memberikan manfaat bagi

beberapa pihak, antara lain:

1. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan-masukan yang

berharga bagi merek Adidas tersebut, sehingga dapat menjadi bahan

pertimbangan dalam menentukan dan mengembangkan kebijakan yang

Universitas Sumatera Utara


10

berhubungan dengan indikator-indikator yang peneliti sajikan agar terus

selalu di percaya konsumen untuk selalu menggunakan produknya .

2. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan memberikan

kesempatan bagi peneliti untuk menerapkan teori-teori dari dalam bidang

pemasaran, khususnya yang berkaitan dengan faktor-faktor yang

mempengaruhi Loyalitas Konsumen.

3. Bagi Pihak Lain

Sebagai referensi yang dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi peneliti

lainnya yang ingin melakukan penelitian sejenis di masa yang akan datang.

Universitas Sumatera Utara


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Teoritis

2.1.1 Pemasaran

Menurut Kotler, (2005) pemasaran adalah proses sosial yang dengan proses

itu individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan

dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan

jasa yang bernilai dengan pihak lain. Pengertian tersebut bertumpuh pada konsep inti

dalam pemasaran antara lain kebutuhan, keinginan dan permintaan, pasar sasaran,

positioning, dan segmentasi, penawaran dan merek, nilai dan kepuasan, saluran

pemasaran, rantai pasokan, pesaing dan lingkungan pemasaran.

2.1.2 Bauran Pemasaran

Menurut Kotler dan Amstrong (2008;62), bauran pemasaran adalah

kumpulan alat pemasaran taktis terkendali yang dipadukan perusahaan untuk

menghasilkan respon yang diinginkannya dipasar sasaran. Bauran pemasaran

terdiri dari semua hal yang dapat dilakukan perusahaan untuk mempengaruhi

permintaan produknya. Berbagai kemungkinan ini dapat dikelompokkan menjadi

empat kelompok variabel disebut “empat P” Product, (Produk), price (Harga),

place (Tempat) dan promotion (Promosi).

2.1.3 Pengertian Produk

Kotler dan Amstrong (2008: 231) mendefinisikan bahwa produk adalah

suatu sifat yang kompleks dapat diraba, termasuk bungkus, warna, harga, prestasi

11

Universitas Sumatera Utara


12

perusahaan dan pengecer yang diterima oleh pembelian untuk memuaskan

kebutuhan dan keinginan. Batasan produk adalah suatu yang dianggap

memuaskan kebutuhan dan keinginan. Produk dapat berupa suatu benda ( object),

rasa ( service ), kegiatan ( acting ), orang ( person ), tempat ( place ), organisasi

dan gagasan dimana suatu produk akan mempunyai nilai lebih dimata konsumen,

jika memiliki keunggulan dibanding dengan produk lain yang sejenis.

Kotler dan Amstrong (2008:266) menyatakan bahwa produk adalah

semua hal yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk menarik perhatian,

akuisisi, penggunaan, atau konsumsi yang dapat memuaskan suatu keinginan

atau kebutuhan. Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan

produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli dan digunakan atau

dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang

bersangkutan (Tjiptono, 2008).

2.1.3.1 Klasifikasi Produk

Menurut Kotler & Keller, Manajemen Pemasaran, (2013)Pemasar

mengklasifikasikan produk berdasarkan karakteristiknya yang meliputi

ketahanannya (durability), keberwujudannya (tangibility) dan penggunaannya

(barang konsumen atau barang industri).

1. Ketahanan dan keberwujudan (Durability and Tangibility), meliputi:

a. Barang tidak tahan lama (Nondurable goods)

Barang berwujud yang biasanya habis dipakai sekali atau lebih seperti

air, sabun, dan shampo.

b. Barang tahan lama (Durable goods)

Universitas Sumatera Utara


13

Barang berwujud yang dapat bertahan untuk berkali-kali pemakaian

seperti kulkas (refrigerator), alat-alat mesin dan pakaian.

c. Jasa (service)

Tidak berwujud, tidak dapat dibagi-bagi, berubah-ubah dan tidak dapat

disimpan. Karena itu, biasanya membutuhkan lebih banyak pengendalian

kualitas, kredibilitas pemasok dan kemudahan adaptasi. Contohnya

potong rambut dan perbaikan.

2. Klasifikasi Barang Konsumen (Consumer Goods Classification), meliputi:

a. Barang sehari-hari (Convenience goods)

Dibeli secara rutin, cepat dan dengan usaha minimum. Contohnya

termasuk sabun, koran, dan sampo.

b. Produk shopping (Shopping goods)

Barang-barang konsumen dimana proses pemilihan dan pembelian

biasanya dibandingkan atas dasar kecocokannya, kualitas, harga, dan

gaya (style). Contohnya funiture, pakaian dan sepatu yang dipakai.

c. Produk spesial (Speciality goods)

Memiliki karakteristik unik atau identifikasi merek dimana jumlah

pembeli bersedia membeli dengan usaha-usaha tertentu. Speciality goods

tidak membuat perbandingan, pembeli menginvestasikan waktu hanya

untuk mencapai dealer yang menyediakan produk yang diinginkan.

Dealer tidak butuh lokasi yang nyaman namun mereka harus membiarkan

pembeli potensial mengetahui lokasi mereka.

d. Produk yang tidak dicari (unsought goods)

Universitas Sumatera Utara


14

Konsumen tidak tahu atau tidak pernah terpikirkan untuk membelinya.

Contohnya asuransi jiwa, dan peti mati.

e. Klasifikasi Barang-barang Industri (Industrial Goods Classification)

Industrial goods dapat diklasifikasikan berdasarkan pada bagaimana

mereka memasuki proses produksi dan biaya-biaya yang berhubungan.

Tiga kelompok industrial goods dapat dibedakan menjadi bahan dan

suku cadang (materials and parts), barang modal (capital items) dan

layananan bisnis dan pasokan (supplier and business service).

2.1.4 Kualitas Produk

Pengertian kualitas produk menurut Kotler dan Armstrong (2008:272)

adalah “karakteristik produk atau jasa yang tergantung pada kemampuannya

untuk memuaskan kebutuhan pelanggan yang dinyatakan atau diimplikasikan”.

Kualitas mempunyai arti sangat penting dalam keputusan pembelian konsumen.

Apabila kualitas produk yang dihasilkan baik maka konsumen cenderung

melakukan pembelian ulang sedangkan bila kualitas produk tidak sesuai dengan

yang diharapkan maka konsumen akan mengalihkan pembeliannya pada produk

sejenis lainnya. Sering kali dibenak konsumen sudah terpatri bahwa produk

perusahaan tertentu jauh lebih berkualitas dari pada produk pesaing dan konsumen

akan membeli produk yang mereka yakini lebih berkualitas. Meskipun konsumen

mempunyai persepsi yang berbeda terhadap kualitas produk, tetapi setidaknya

konsumen akan memilih produk yang dapat memuaskan kebutuhannya.

2.1.4.1 Dimensi Kualitas Produk

Universitas Sumatera Utara


15

Dimensi kualitas produk menurut (Tjiptono F. , 2009)adalah :

1. Kinerja (performance) yaitu karakteristik atau fungsi utama suatu produk

yang kita beli. Biasanya ini menjadi pertimbangan pertama kita dalam

membeli suatu produk.

2. Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan (features) yaitu karakteristik atau ciri

tambahan yang melengkapi produk.

3. Keandalan (reliability) yaitu kemungkinan suatu barang berhasil menjalankan

fungsinya setiap kali digunakan dalam periode waktu tertentu dan dalam

kondisi tertentu juga.

4. Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to specifications) yaitu sejauh

mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar-standar yang telah

ditetapkan sebelumnya.

5. Daya tahan (durability) berkaitan berapa lama produk tersebut dapat

secara terus digunakan.

6. Estetika (Asthethic) yaitu daya tarik produk terhadap panca indera.

7. Kualitas yang dipersepsikan (perceived quality) yaitu persepsi konsumen

terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk. Biasanya,

karena kurangnya pengetahuan pembeli akan atribut atau ciri produk yang

akan dibeli maka pembeli mempersepsikan kualitasnya dari aspek harga,

nama merek, iklan, reputasi perusahaan, maupun negara pembuatanya.

8. Kemudahan perbaikan (serviceability), meliputi kecepatan, kemudahan,

penanganan keluhan yang memuaskan. Pelayanan yang diberikan tidak

terbatas hanya sebelum penjualan, tetapi juga selama proses penjualan

Universitas Sumatera Utara


16

hingga purna jual mencakup pelayanan reparasi dan ketersediaan

komponen yang dibutuhkan.

2.1.5 Citra Merek

2.1.5.1 Pengertian Merek

Menurut Kotler (2009:258) merek adalah sebuah nama, istilah, tanda,

lambang, atau desain, atau kombinasinya yang dimaksudkan untuk

mengidentifikasikan barang atau jasa dari salah satu penjual atau kelompok

penjual dan mendiferensiasikan mereka dari para pesaing. Menurut Ferrinadewi,

(2008) “merek adalah sejumlah citra dan pengalaman dalam benak konsumen

yang mengkomunikasikan manfaat yang dijanjikan produk yang diproduksi oleh

perusahaan tertentu”.

Adapun elemen–elemen Merek menurut Durianto & Sitinjak, (2004)

memiliki tiga bagian penting, yaitu:

1. Brand Platform

Brand Platform adalah suatu blue print perencanaan merek yang strategis

yang meliputi visi dan misi merek, serta wilayah kekuasaan dari suatu

merek dan lain-lain.

2. Identitas merek (Brand identity and naming)

Identitas Merek mengidentifikasikan keunikan dan differensiasi suatu merek,

sehingga suatu merek akan diidentifikasikan berbeda dengan merek pesaing.

Berikut adalah tugas penting dalam mengelola brand identity.

a. Mengembangkan nama merek yang tepat dan berbeda dan

mencerminkan strategi.

Universitas Sumatera Utara


17

b. Mengembangkan sistem identifikasi visual yang komprehensif yang

meliputi grafik, lingkungan dan produk.

c. Mengembangkan brand identity dalam proses pembedaan dengan merek

pesaing terutama dikaitkan dengan brand association.

3. Komunikasi merek (Brand Communication)

Suatu merek harus dapat dikomunikasikan dengan terencana dan stratejik,

artinya bahwa seluruh aspek kreatif dalam komunikasi harus disesuaikan dengan

platform merek, sehingga komunikasi merek in-line dengan platform mereknya.

Jadi, komunikasi harus diarahkan untuk melayani merek, bukan produknya

sehingga tercipta brand differentiation, bukan product differentiation.

2.1.5.2 Manfaat Merek

Merek memegang peranan sangat penting, salah satunya adalah

menjembatani harapan konsumen pada saat kita menjanjikan kepada konsumen.

Situmorang, (2011) juga menyatakan bahwa “selain sebagai pembeda dan

identitas sebuah produk di tengah-tengah lautan produk sejenis, sebuah brand

mempunyai makna psikologis dan simbolis yang istimewa di mata konsumen”.

Beberapa faktor yang membuat merek menjadi sangat penting saat ini

menurut Durianto,dkk (2004 : 2) adalah sebagai berikut :

a. Emosi konsumen terkadang turun naik. Merek mampu membuat janji emosi

menjadi konsisten dan stabil.

b. Merek mampu menembus setiap pagar budaya dan pasar.

c. Merek mampu menciptakan komunikasi interaksi dengan konsumen.

d. Merek sangat berpengaruh dalam membentuk perilaku konsumen.

Universitas Sumatera Utara


18

e. Merek memudahkan proses pengambilan keputusan pembelian oleh konsumen.

f. Merek berkembang menjadi sumber aset terbesar bagi perusahaan.

Saat ini merek memainkan peran penting yang meningkatkan hidup

konsumen dan meningkatkan nilai keuangan perusahaan. Adapun peran merek

menurut Kotler dan Keller (2009:259), antara lain:

1. Merek mengidentifikasi sumber atau pembuat produk dan memungkinkan

konsumen untuk menuntut tanggung jawab atas kinerjanya kepada pabrikan

atau distributor tertentu.

2. Merek membantu mengatur catatan persediaan dan catatan akuntansi.

3. Merek menawarkan perlindungan hukum kepada perusahaan untuk fitur-fitur

atau aspek unik produk. Hal ini dapat dilakukan melalui nama dagang

terdaftar untuk melindungi nama merek, hak paten untuk melindungi proses

manufaktur, hak cipta dan rancangan hak milik untuk melindungi kemasan.

Perlindungan hukum ini memastikan bahwa perusahaan dapat berinvestasi

dengan aman dalam merek tersebut dan mendapatkan keuntungan dari sebuah

aset yang berharga.

4. Merek menandakan tingkat kualitas tertentu sehingga pembeli yang puas dapat

dengan mudah memilih produk kembali. Hal ini menciptakan loyalitas merek.

5. Loyalitas merek memberikan tingkat permintaan yang aman dan dapat

diperkirakan bagi perusahaan dan menciptakan penghalang yang mempersulit

perusahaan lain untuk memasuki pasar.

2.1.5.3 Membangun Merek Yang Kuat

Situmorang (2011:193) menyatakan bahwa “dari sebuah produk dapat

Universitas Sumatera Utara


19

lahir sebuah brand jika produk itu menurut persepsi konsumen mempunyai

keunggulan fungsi (functional brand), menimbulkan asosiasi dan citra yang

diinginkan konsumen (image brand), serta membangkitkan pengalaman tertentu

ketika konsumen berinteraksi dengannya (experiental brand). (Rangkuti, 2002)

juga menyatakan suatu merek disebut kuat apabila merek tersebutmemiliki brand

equity yang tinggi, seperti brand preference, brand loyalty, brand assosiation dan

brand assets yang didukung oleh brand value yang bersifat khusus serta sesuai

dengan nilai–nilai yang terdapat dalam diri pelanggan.

Ada sepuluh pedoman membangun merek yang dinyatakan oleh

Rangkuti (2002:229), yaitu:

1. Brand Identity

Identitas merek merupakan seperangkat asosiasi merek yang sering digunakan

oleh ahli strategi merek. Asosiasi–asosiasi ini mewakili arti dari suatu merek dan

secara tidak langsung merupakan janji kepada para konsumen.

2. Value Proposition

Nilai proposisi merek adalah sebuah pertanyaan secara fungsional, emosional

dari suatu merek yang disampaikan kepada pelanggan.

3. Brand Position

Posisi merek adalah bagian dari identitas merek dan nilai proposisi yang

selalu aktif dikomunikasikan kepada pasar sasaran, sehingga dapat

memperoleh keuntungan melalui persaingan merek.

4. Execution

Pelaksanaan program komunikasi, yang tidak hanya ditargetkan pada

Universitas Sumatera Utara


20

identitas dan posisi, tetapi juga sampai memperoleh kecemerlangan secara

terus-menerus.

5. Consistency Over Time

Memiliki identitas yang konsisten merupakan kekuatan untuk tetap memiliki

merek yang kuat.

6. Brand System

Sebuah brand systemdapat digunakan sebagai panggung peluncuran bagi

produk-produk baru atau merek baru.

7. Brand Leverage

Satu resep agar ahli strategi berhasil adalah menciptakan dan

mengembangkan aset-aset yang ada. Mengidentifikasi jarak antarmerek, serta

membangun identitas masing-masing merek sesuai dengan perbedaan produk.

8. Tracking Brand Equity

Mengamati secara terus-menerus brand equity, termasuk brand awarness,

perceived quality, brand loyalty dan khususnya brand association.

9. Brand Responsibility

Mempunyai seseorang yang bertanggung jawab atas merek, sehingga ia dapat

selalu memelihara, menciptakan dan menjaga identitas dari posisi merek serta

mengkoordinasikan keputusan-keputusan yang akan dilakukan oleh masing-

masing fungsi manajemen.

10. Invest in Brands

Tetap secara konsisten melanjutkan investasi dalam merek walaupun tujuan

finansial perusahaan belum terpenuhi.

Universitas Sumatera Utara


21

2.1.5.4 Asosiasi Merek (Brand Association)

Asosiasi Merek (Brand Association) adalah segala kesan yang muncul di

benak seseorang yang terkait dengan ingatannya mengenai suatu merek. Menurut

Durianto,dkk (2004:69) berbagai asosiasi merek yang saling berhubungan akan

menimbulkan suatu rangkaian yang disebut brand image. Asosiasi-asosiasi yang

terkait dengan suatu merek umumnya dihubungkan dengan berbagai hal berikut:

1. Atribut Produk (Product attributes)

Mengembangkan asosiasi atribut produk ini efektif karena jika atribut

tersebut bermakna.

2. Atribut tak berwujud (Intangibles attributes)

Suatu faktor tak berwujud merupakan atribut umum, seperti halnya persepsi

kualitas, kemajuan teknologi, atau kesan nilai yang mengikhtisarkan

serangkaian atribut yang objektif.

3. Manfaat bagi pelanggan (Customer’s benefits)

Karena sebagian besar atribut produk memberikan manfaat bagi pelanggan,

maka biasanya terdapat hubungan antarkeduanya.

4. Harga relatif (Relative price)

Evaluasi terhadap suatu merek di sebagian kelas produk ini akan diawali dengan

penentuan posisi merek tersebut dalam satu atau dua dari tingkat harga.

5. Penggunaan (Application)

Pendekatan ini adalah dengan mengasosiasikan merek tersebut dengan suatu

penggunaan atau aplikasi tertentu.

6. Pengguna/pelanggan (User/customer)

Universitas Sumatera Utara


22

Pendekatan ini adalah dengan mengasosiasikan sebuah merek dengan sebuah

tipe pengguna atau pelanggan dari produk tersebut.

7. Orang terkenal/khalayak (Celebrity/person)

Mengaitkan orang terkenal atau artis dengan sebuah merek dapat mentransfer

asosiasi kuat yang dimiliki oleh orang terkenal ke merek tersebut.

8. Gaya hidup/kepribadian (Life style/personality)

Asosiasi sebuah merek dengan suatu gaya hidup dapat diilhami oleh asosiasi

para pelanggan merek tersebut dengan aneka kepribadian dan karakteristik

gaya hidup yang hampir sama.

9. Kelas produk (Product class)

Mengasosiasikan sebuah merek menurut kelas produknya.

10. Para pesaing (Competitors)

Mengetahui pesaing dan berusaha untuk menyamai atau bahkan

mengungguli pesaing.

11. Negara/wilayah geografis (Country/geographic are)

Sebuah negara dapat menjadi simbol yang kuatasalkan memiliki hubungan

yang erat dengan produk, bahan, dan kemampuan.

2.1.5.5 Pengertian Citra Merek

Feldwick dalam Tjiptono F. , (2005) menyatakan bahwa “Brand image

atau brand description, yakni deskripsi tentang asosiasi dan keyakinan konsumen

terhadap merek tertentu". Kotler dan Keller (2009:346) juga menyatakan bahwa

“citra merek adalah persepsi dan keyakinan yang dilakukan oleh konsumen,

seperti yang tercermin dalam asosiasi yang terjadi dalam ingatan konsumen”. Dari

Universitas Sumatera Utara


23

kedua pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa citra merek adalah

sekumpulan asosiasi merek yang terjadi dalam ingatan konsumen.

2.1.5.6 Indikator Citra Merek

1. Mudah Dikenali

Merek merupakan elemen kunci strategi perusahaan. Sebuah merek pada

hakikatnya merupakan janji pemasar untuk menyerahkan kinerja produk atau

jasa yang bisa diramal dimana merek adalah janji perusahaan untuk secara

konsisten memberikan features, benefits dan services kepada para pelanggan.

Janji inilah yang membuat masyarakat mengenal merek tersebut lebih dari

merek yang lain (Kotler dan Amstrong, 2008:266).

2. Selalu diingat

Untuk menjadi sukses dan menguntungkan, merek ahrus memiliki reputasi

positif, dimana merek yang sudah terkenal dan memiliki citra positif

seringkali menjadi andalan dalam menentukan nilai akhir atau kesuksesan

suatu produk (Kertajaya, 2004).

3. Reputasi yang baik

Reputasi adalah persepsi agregat dari pihak luar pada karakteristik perusahaan

yang menonjol. Sebuah produk dengan merek yang disukai oleh konsumen akan

lebih mudah dijual dan sebuah produk dengan persepsi memiliki kualitas yang

tinggi akan mempunyai reputasi yang baik (Kertajaya, 2004:484).

2.1.6 Perilaku Konsumen

Menurut (Kotler dan Keller 2008:166), Perilaku konsumen adalah studi

Universitas Sumatera Utara


24

tentang bagaimana individu, kelompok dan organisasi memilih, membeli,

menggunakan, dan bagaimana barang, jasa, ide, atau pengalaman untuk memuaskan

kebutuhan dan keinginan mereka. The America Marketing Association (Setiadi,

2003:3) mendefinisikan bahwa perilaku konsumen merupakan interaksi dinamis

antara afeksi dan kognisi perilaku dan lingkungannya dimana manusia melakukan

kegiatan pertukaran dalam hidup mereka.

Sementara itu, Mowen & Minor, (2002) mengatakan perilaku konsumen

adalah studi tentang unit pembelian (buying unit) dan proses pertukaran yang

melibatkan perolehan, konsumsi dan pembuangan, barang, jasa, pengalaman serta

ide-ide. Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen

adalah semua kegiatan, tindakan, serta proses psikologis yang mendorong tindakan

tersebut pada saat sebelum membeli, ketika membeli, menggunakan, menghabiskan

produk dan jasa setelah melakukan hal-hal di atas atau kegiatan mengevaluasi.

2.1.6.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Kotler dan Keller (2009:166) menyatakan bahwa perilaku pembelian

konsumen dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

1. Faktor Budaya (Cultural Factor)

Budaya merupakan penentu keinginan perilaku paling mendasar. Masing -

masing budaya terdiri dari sejumlah sub-budaya yang lebih memperlihatkan

identifikasi dan sosialisasi khusus bagi para anggotanya. Ketika sub-budaya

menjadi semakin besar dan cukup makmur, perusahaan sering merancang

program pemasaran secara khusus untuk melayani mereka.

2. Faktor Sosial (Social Factor)

Universitas Sumatera Utara


25

Selain faktor budaya, perilaku konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor

sosial seperti kelompok acuan, keluarga, serta peran, dan status sosial.

3. Faktor Pribadi (Personal Factor)

Keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi.

Karakteristik pribadi tersebut meliputi usia dan tahap dalam siklus hidup,

pekerjaan dan lingkungan ekonomi, kepribadian dan konsep diri, serta nilai

dan gaya hidup pembeli.

4. Faktor Psikologi (Psychological Factor)

Psikologi penting meliputi motivasi, persepsi, pembelajaran dan memori dapat

mempengaruhi tanggapan konsumen terhadap berbagai ransangan pemasaran.

2.1.7 Gaya Hidup

Konsep gaya hidup dan kepribadian sering kali disamakan, padahal

sebenarnya keduanya berbeda. Gaya hidup lebih menunjukan pada bagaimana

individu menjalankan kehidupan, bagaimana membelanjakan uang dan bagaimana

memanfaatkan waktunya (Mowen dan Minor 2002:333).

Menurut Setiadi (2003:148), Gaya hidup secara luas didefinisikan sebagai

gaya hidup yang diidentifikasikan oleh bagaimana orang menghabiskan waktu

mereka (aktivitas) apa yang mereka anggap penting dalam lingkungannya

(ketertarikan), dan apa yang mereka pikirkan tentang diri mereka sendiri dan juga

dunia disekitarnya (pendapat). Gaya hidup suatu masyarakat akan berbeda dengan

masyarakat yang lainnya. Bahkan, dari masa ke masa gaya hidup suatu individu atau

kelompok masyarakat tertentu akan bergerak dinamis. Namun demikian, gaya hidup

tidak cepat berubah sehingga pada kurun waktu tertentu gaya hidup relatif permanen.

Universitas Sumatera Utara


26

2.1.7.1 Pengukuran Gaya Hidup Konsumen

Untuk mengetahui gaya hidup konsumen dapat dipergunakan pengukuran

psikografis yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk menilai gaya

hidup pasar sasaran, karakteristik kepribadian dan karakteristik demografi. Gaya

hidup merupakan salah satu cara mengelompokkan konsumen secara psikografis.

Pertanyaan-pertanyaan yang umumnya dipakai mengungkapkan aktivitas, minat

dan opini konsumen. Sehingga sering diistilahkan sebagai AIO statement.

Pertanyaan aktivitas, menanyakan apa yang dilakukan konsumen, apa yang dibeli

konsumen dan bagaimana konsumen menghabiskan waktunya. Sedangkan

pertanyaan minat menanyakan preferensi dan prioritas konsumen. Sedangkan

pertanyaan opini menanyakan pandangan dan perasaan konsumen mengenai

berbagai topik kejadian-kejadian yang berlangsung di lingkungan sekitar, baik

yang lokal maupun internasional, masalah-masalah ekonomi, sosial dan moral.

Suryani, (2008) menyatakan bahwa segmentasi gaya hidup mengukur aktivitas-

aktivitas manusia dalam:

1. Bagaimana mereka menghabiskan waktunya.

2. Minat mereka, apa yang dianggap penting disekitarnya.

3. Pandangannya terhadap diri sendiri maupun terhadap orang lain.

4. Karakter-karakter dasar seperti daur kehidupan, penghasilan, pendidikan, dan

tempat tinggal.

Tabel di bawah menjelaskan bahwa gaya hidup akan berkembang pada

masing-masing dimensi yang ada (aktivitas, interest, opini/AIO) yang didefinisikan

oleh Plummer.

Universitas Sumatera Utara


27

Tabel 2.1
Dimensi Pengukuran Gaya Hidup
Aktivitas Minat Opini Demografi

Pekerjaan Keluarga Mereka Sendiri Usia

Hobi Rumah Masalah Sosial Pendidikan

Kegiatan Sosial Pekerjaan Politik Pendapat

Liburan Komunitas Bisnis Jabatan

Hiburan Rekreasi Ekonomi Ukuran Keluarga

Keanggotaan Klub Mode Pendidikan Tempat tinggal

Komunitas Makanan Produk Geografi

Belanja Media Masa Depan Ukuran Kota

Olahraga Prestasi Budaya Daur hidup

Sumber: Suryani (2008:75)

Gaya hidup bisa merupakan identitas kelompok. Gaya hidup setiap kelompok

akan mempunyai ciri-ciri unit tersendiri. Walaupun demikian, gaya hidup akan sangat

relevan dengan usaha-usaha pemasar untuk menjual produknya. Pertama,

kecendrungan yang luas dari gaya hidup seperti perubahan peran pembelian dari pria

ke wanita, sehingga mengubah kebiasaan, selera dan perilaku pembelian. Dengan

perkataan lain perubahan gaya hidup suatu kelompok akan mempunyai dampak yang

luas pada berbagai aspek konsumen (Setiadi 2003:148).

2.1.7.2 Kategori Gaya Hidup

Simamora Simamora, (2000) mengkategorikan gaya hidup menjadi dua

yang dapat disajikan sebagai berikut :

1. Gaya hidup normatif merupakan gambaran harapan-harapan kultural yang

dibebankan kepada individu-individu oleh masyarakat dan merujuk pada

Universitas Sumatera Utara


28

sistem ekonomi dan konsumsi sebuah masyarakat.

2. Gaya hidup pribadi merupakan keyakinan individu tentang aktivitas konsumsi

individu dalam masyarakat, kultur dan subkultur mereka.

2.1.7.3 Klasifikasi Gaya Hidup

Mowen dan Minor (2002:95) mengklasifikasikan gaya hidup berdasarkan

tipologi values and lifestyle (VALS) dari Stanford Research International yang

disarikan sebagai berikut :

1. Actualizes yaitu orang yang memiliki pendapatan paling tinggi dengan

banyak sumber daya yang ada mereka sertakan dalam suatu atau semua

orientasi diri.

2. Fulfilled yaitu orang profesional yang matang, bertanggung jawab, dan

berpendidikan tinggi. Mereka berpendapatan tinggi tetapi termasuk konsumen

yang praktis dan berorientasi pada nilai.

3. Believers yaitu konsumen konservatif, kehidupan mereka berpusat pada

keluarga, agama, masyarakat dan bangsa.

4. Achievers yaitu orang-orang yang sukses, berorientasi pada pekerjaan,

konservatif dalam politik yang paling mendapatkan kepuasan dari pekerjaan

dan keluarga mereka. Mereka menghargai otoritas dan status quo, serta

menyukai produk dan jasa terkenal yang memamerkan kesukaan mereka.

5. Strivers yaitu orang-orang dengan nilai-nilai yang serupa dengan achievers

tetapi sumberdaya ekonomi, sosial dan psokologisnya lebih sedikit.

6. Experiences yaitu konsumen yang berkeinginan besar untuk menyukai hal-

hal baru.

Universitas Sumatera Utara


29

7. Makers yaitu orang yang suka mempengaruhi lingkungan mereka dengan cara

yang praktis.

8. Strugglers yaitu orang yang berpenghasilan rendah dan terlalu sedikit sumber

dayanya untuk dimasukkan ke dalam orientasi konsumen yang manapun

dengan segala keterbatasannya, mereka cenderung menjadi konsumen yang

loyal pada merek.

2.1.8 Loyalitas Konsumen

2.1.8.1 Definisi Loyalitas Konsumen

Loyalitas pelanggan merupakan dorongan perilaku untuk melakukan

pembelian secara berulang-ulang. Untuk membangun kesetiaan pelanggan

terhadap suatu produk/jasa yang dihasilkan oleh suatu perusahaan, memakan

waktu yang lama dan melalui proses pembelian berulang-ulang. Loyalitas

merupakan konsep multidimensional yang kompleks. Salah satu penyebabnya

adalah beragamnya defenisi dan operasional dari konsep tersebut.

Hurriyati (2005:128), mengungkapkan defenisi loyalitas pelanggan

sebagai berikut: loyalitas adalah komitmen pelanggan untuk bertahan secara

mendalam, untuk berlangganan kembali atau untuk melakukan pembelian ulang

barang/jasa terpilih secara konsisten dimasa yang akan datang, meski pengaruh

situasi dan usaha-usaha pemasaran mempunyai potensi yang mengakibatkan

perubahan perilaku.

Seorang pelanggan dapat dikatakan setia atau loyal apabila pelanggan

tersebut menunjukkan perilaku pembelian secara teratur atau terdapat suatu

kondisi yang mewajibkan pelanggan membeli paling sedikit dua kali dalam selang

Universitas Sumatera Utara


30

waktu tertentu. Menurut Griffin, (2005) adapun keuntungan-keuntungan yang

diperoleh perusahaan apabila memiliki pelanggan yang loyal, antara lain :

1. Dapat mengurangi biaya pemasaran (karena biaya untuk menarik pelanggan

yang baru lebih mahal).

2. Dapat mengurangi biaya transaksi.

3. Dapat mengurangi biaya turn over konsumen (karena penggantian konsumen

lebih sedikit).

4. Dapat meningkatkan penjualan silang, yang akan memperbesar pangsa

pasar perusahaan.

5. Mendorong worth of mouth yang lebih positif, dengan asumsi bahwa

pelanggan yang loyal juga berarti mereka merasa puas.

6. Dapat mengurangi biaya kegagalan.

2.1.8.2 Tahapan Loyalitas Konsumen

Brown (dalam Hurriyati 2005: 138) mengungkapkan bahwa loyalitas

konsumen terdiri atas tiga tahap sebagai berikut :

1. The Courtship

Pada tahap ini, hubungan yang terjalin antara perusahaan dengan pelanggan

sebatas transaksi, pelanggan masih mempertimbangkan produk dan harga.

Apabila penawaran produk dan harga yang diberikan pesaing lebih baik, maka

mereka akan berpindah.

2. The Relationship

Pada tahap ini tercipta hubungan yang erat antara perusahaan dengan

pelanggan. Loyalitas yang terbentuk tidak lagi didasarkan pada pertimbangan

Universitas Sumatera Utara


31

harga dan produk, walaupun tidak ada jaminan pelanggan tidak akan melihat

produk pesaing. Selain itu pada tahap ini terjadi hubungan yang saling

menguntungkan bagi kedua belah pihak.

3. The Marriage

Pada tahapan ini hubungan jangka panjang telah tercipta dan keduanya tidak

dapat dipisahkan. Loyalitas tercipta akibat adanya kesenangan dan

ketergantungan pelanggan pada perusahaan.

2.1.8.3 Jenis-jenis Loyalitas Konsumen

Empat jenis loyalitas yang berbeda yang akan muncul apabila

keterikatan rendah dan tinggi, yang diklasifikasikan silang dengan pola

pembelian ulang yang rendah dan tinggi.

Tabel 2.2
Jenis-jenis Loyalitas Pelanggan

Pembelian Ulang

Tinggi Rendah
Ketertarikan Relatif
Loyalitas
Tinggi Loyalitas Premium
Tersembunyi

Loyalitas yang
Rendah Tanpa loyalitas
Lemah
Sumber: Grifin (2005 :22)

1. Tanpa loyalitas

Berdasarkan alasan tertentu, pelanggan mungkin tidak mengembangkan

loyalitas terhadap produk atau jasa tertentu. Perusahaan harus menghindari

membidik para pembeli jenis ini, karena mereka tidak akan pernah

menjadi pelanggan yang loyal, mereka hanya memberikan sedikit

kontribusi terhadap keuangan perusahaan. Tantangannya adalah

Universitas Sumatera Utara


32

menghindari membidik orang-orang seperti ini, dan lebih memilih

pelanggan yang loyalitasnya dapat dikembangkan (Griffin, 2005:22).

2. Loyalitas Lemah

Pelanggan yang memiliki loyalitas yang lemah terhadap perusahaan,

membeli karena kebiasaan. Keterkaitan yang rendah dikombinasikan

dengan pembeian berulang yang lebih tinggi, akan menghasilkan loyalitas

yang lemah (inertia loyalty). Pembeli ini merasaka tingkat kepuasan

tertentu dengan perusahaan atau minimal tiada kepuasan yang nyata.

Loyalitas jenis ini paling umum terjadi pada produk yang sering dibeli dan

barang yang paling diminati (Griffin, 2005:23).

3. Loyalitas tersembunyi

Tingkat preferensi yang relatif tinggi digabungkan dengan tingkat pembelian

berulang yang rendah, menunjkkan loyalitas tersembunyi (latent loyalty). Adalah

pelanggan memiliki loyalitas yang tersembunyi, maka yang menentukan

pembelian berulang adalah pengaruh situasi, dan bukan pengaruh sikap. Dengan

memahami faktor situasi yang berkontribusi pada loyalitas tersembunyi, maka

perusahaan dapat menggunakan strategi untuk mengatasinya walaupun begitu

perusahaan tetap harus mencari cara lain untuk mendapatan pelanggan

potensial(Griffin, 2005:23).

4. Loyalitas premium

Loyalitas premium adalah jenis loyalitas yang paling dapat ditingkatkan, yang

terjadi bila ada tingkat keterikatan yang tinggi dan tingkat pembelian yang

berulang yang juga tinggi. Ini merupakan loyalitas yang lebih disukai untuk

Universitas Sumatera Utara


33

semua pelanggan di setiap perusahaan. Pada tingkat preferensi yang paling

tinggi tersebut, orang bangga karena menemukan dan menggunakan produk

tertentu dan senang membagi pengetahuan mereka dengan rekan dan keluarga

(Griffin, 2005:23). Pada tahap ini perusahaan sangat berada pada posisi yang

sangat menguntungkan karena loyalitas premium tidak perlu diragukan

keloyalitasan konsumen terhadap suatu produk dan perusahaan tidak perlu

melakukan promosi yang berebihan.

2.2 Penelitian Terdahulu

Ada beberapa penelitian terdahulu yang dapat dijadikan sebagai acuan

dalam penelitian ini, antara lain.

Tabel 2.3
Penelitian Terdahulu
No Peneliti Judul penelitian Variabel Metode Hasil Penelitian
Analisis

1 marchiani, Pengaruh Gaya Gaya Analisis Berdasarkan pengujian


Hidayat, & Hidup, Citra Merek, Hidup (X1), Regresi secara simultan (uji F),
dewi, dan Kualitas Produk Citra Linear ternyata hasil penelitian
(2014) Terhadap Merek Berganda membuktikan Bahwa
Keputusan (X2), variabel independen
Pembelian Sepatu Kualitas gaya hidup, citra merek
Sneakers Merek Produk dan kualitas produk
Converse (Studi (X3) dan memiliki Pengaruh
pada Mahasiswa Keputusan terhadap variabel
Universitas Pembelian dependen (keputusan
Diponegoro (Y) pembelian) produk
Semarang) sepatu sneakers.

2 Septian, Pengaruh Brand Brand Analisis Hasil penelitian ini


(2016) Image terhadap Image (X1) Regresi menunjukkan bahwa
loyalitas konsumen dan Linear ada pengaruh brand
produk sepatu Loyalitas Berganda image terhadap loyalitas
converse Konsumen konsumen yang artinya
(Y) bahwa semakin bagus
brand image sepatu
Converse maka semakin
tinggi loyalitas
konsumen.

Universitas Sumatera Utara


34

Lanjutan

Tabel 2.3
Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul penelitian Variabel Metode Hasil Penelitian


Analisis

Citra merek
3 Dwiyana, Pengaruh Citra Citra Merek Analisis berpengaruh
Rizky, Merek Terhadap (X1) dan Regresi signifikan terhadap
Sularso, Loyalitas Melalui Loyalitas (Y) Linear kepuasan konsumen
& Irawan, Kepuasan Berganda Citra merek
(2016) Konsumen Pada berpengaruh
Distro3Second Di signifikan terhadap
Kabupaten Jember loyalitas konsumen
Kepuasankonsumen
berpengaruh
signifikan terhadap
loyalitas konsumen
padaDistro Second di
Kabupate Jember

4 Owusu, Influence Of Price, Harga (X1), Analisis Hasil penelitian ini


(2013) and Product Quality Kualitas Regresi menunjukkan bahwa
On Purchase Produk (X2) Linear secara simultan fakor
Decision Of Mobile dan Berganda harga dan kualitas
Phone In the Keputusan produk berpengaruh
Kumasi Metropolis Pembelian positif dan signifikan
In Gahana (Y) terhadap keputusan
AComparative pembelian Mobile
Study Phone

5 Romadh Pengaruh Citra Brand Image Analisis Hasil penelitian ini


oni, Merek Terhadap (X1) dan Regresi menunjukkan bahwa
(2015) Pengambilan Loyalitas Linear ada pengaruh brand
Keputusan Konsumen Berganda image terhadap
Pembelian Sepatu (Y) loyalitas konsumen
Nike yang artinya bahwa
semakin bagus brand
image sepatu
Converse maka
semakin tinggi
loyalitas konsumen.

6 Riyandi, Pengaruh Kualitas Kualitas Analisis Kualitas produk dan


(2013) Produk dan Citra Produk (X1), Regresi citra merek secara
Merek T-SHIRT Citra Merek Linear empiris terbukti
DARK CASTLE (X2) dan Berganda berpengaruh
Terhadap Loyalitas Loyalitas terhadap loyalitas
Pelanggan Pada Pelanggan pelanggan baik
Distro DARK (Y) secara simultan
CASTLE. maupun parsial.

Sumber: Penelitian Terdahulu

Universitas Sumatera Utara


35

2.3 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual adalah suatu pondasi utama dimana sepenuhnya

proyek penelitian ditujukan, dimana hal ini merupakan jaringan hubungan antar

variabel yang secara logis diterangkan, dikembangakan, dan elaborasi dari

perumusan masalah yang telah diidentifikasi melalui proses wawancara,

observasi, dan survei literatur.

Loyalitas konsumen merupakan efek akhir dari suatu pembelian yang

diartikan sebagai suatu sikap dan minat untuk berperilaku dimasa depan. Hurriyati

(2005:128), mengungkapkan loyalitas adalah komitmen pelanggan untuk bertahan

secara mendalam, untuk berlangganan kembali atau untuk melakukan pembelian

ulang barang/jasa terpilih secara konsisten dimasa yang akan datang, meski

pengaruh situasi dan usaha-usaha pemasaran mempunyai potensi yang

mengakibatkan perubahan perilaku. Beberapa variabel yang mempengaruhi

loyalitas konsumen adalah kualitas produk, citra merek dan gaya hidup.

Menurut Kotler dan Amstrong (2008: 354) kualitas produk adalah

kemampuan suatu produk untuk melaksanakan fungsinya, meliputi daya tahan,

keandalan, ketepatan, kemudahan operasi dan perbaikan, serta atribut bernilai

lainnya. Kualitas produk memiliki hubungan yang sangat erat dengan loyalitas

pelanggan, yaitu kualitas produk memberikan suatu dorongan kepada pelanggan

untuk menjalani ikatan hubungan yang kuat dengan suatu produk. Apa bila

hubungan ini berjalan terus dalam jangka waktu yang panjang bisa di pastikan

bahwasanya seseorang tersebut loyal akan produk tersebut. Kualitas produk

merupakan komponen penting dalam suatu produk, dimana konsumen akan

Universitas Sumatera Utara


36

membeli, menggunakan atau mencari manfaat atas produk atau jasa yang

memberikan kualitas yang berada di atas ekspektasi pelanggan.

Kotler dan Keller (2009:346) menyatakan bahwa “citra merek adalah

persepsi dan keyakinan yang dilakukan oleh konsumen, seperti yang tercermin

dalam asosiasi yang terjadi dalam ingatan konsumen”. Persepsi dan keyakinan

konsumen atas suatu merek yang baik akan menjadi hal yang positif yaitu akan

terjadinya pembelian ulang terhadap produk tersebut. Selain melakukan

pembelian ulang konsumen juga tidak segan untuk mengeluarkan harga yang

mahal demi mendapatkan citra merek produk tersebut. Hal ini menunjukan

prilaku konsumen yang terjadi setelah konsumen mempunyai persepsi dan

keyakinan dengan suatu produk. Citra merek juga berpengaruh terhadap loyalitas

konsumen dan juga kesediaan membayar mahal. Dengan adanya citra merek,

konsumen akan mengetahui dan percaya bahwa produk yang dikonsumsi

bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan sehingga konsumen akan bersedia

membayar mahal terhadap produk tersebut.

Gaya Hidup didefinisikan sebagai gaya hidup yang diidentifikasikan oleh

bagaimana orang menghabiskan waktu mereka (aktivitas) apa yang mereka

anggap penting dalam lingkungannya (ketertarikan), dan apa yang mereka

pikirkan tentang diri mereka sendiri dan juga dunia disekitarnya (pendapat)

Setiadi (2003: 148). Gaya hidup merupakan acuan yang dipakai seseorang dalam

bertingkah laku dan konsekuensinya akan membentuk pola perilaku tertentu.

Terutama bagaimana dia ingin dipersepsikan oleh orang lain, sehingga gaya hidup

sangat berkaitan dengan bagaimana ia membentuk image di mata orang lain,

Universitas Sumatera Utara


37

berkaitan dengan status sosial yang disandangnya. Dengan mengetahui gaya hidup

konsumen akan menjadi peluang bagi pemasar untuk menciptakan produk yang

berkualitas sehingga konsumen dalam menentukan keputusan pembelian merasa

puas dengan produk yang menjadi pilihannya dan akan loyal terhadap produk

tersebut. Pengaruh gaya hidup terhadap loyalitas konsumen yaitu apabila

seseorang merasa nyaman dengan suatu produk yang digunakan maka secara

langsung produk tersebut dapat memuaskan konsumen dan tentu akan

berpengaruh terhadap gaya hidupnya. Artinya ketika sebuah produo telah sesuai

dengan gaya hidup seseorang tentu orang tersebut akan loyal terhadap produk

yang digunakannya walaupun ada produk lain yang sejenis.

Menurut pernyatan-pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat

hubungan antara kualitas produk, citra merek dan gaya hidup berpengaruh

terhadap loyalitas konsumen.

Kualitas Produk
(X1)

Loyalitas Konsumen
Citra Merek
(Y)
(X2)

Gaya Hidup
(X3)

(
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual

Universitas Sumatera Utara


38

2.4 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban yang bersifat sementara terhadap rumusan

masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam

bentuk kalimat Tanya (Sugiyono, 2010). Berdasarkan rumusan masalah dan

kerangka konseptual yang telah dikemukakan diatas maka hipotesis sementara

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Kualitas produk, citra merek dan gaya hidup secara serempak berpengaruh

positif dan signifikan terhadap loyalitas konsumen sepatu olahraga merek

Adidas pada Mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Sumatera Utara.

2. Kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap

loyalitas konsumen sepatu olahraga merek Adidas pada Mahasiswa

Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Citra merek berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap

loyalitas konsumen sepatu olahraga merek Adidas pada Mahasiswa

Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

4. Gaya hidup berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap

loyalitas konsumen sepatu olahraga merek Adidas pada Mahasiswa

Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Universitas Sumatera Utara


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian asosiatif dengan analisa deskriptif

kuantitatif, yaitu dengan maksud untuk mencari pengaruh antara variabel

independen dengan variabel dependen. (Sugiyono, 2012). Penelitian ini

bermaksud untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh antara kualitas produk,

citra merek dan gaya hidup terhadap loyalitas konsumen sepatu olahraga merek

Adidas pada mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis universitas

Sematera Utara.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Sumatera Utara Jl. Prof T.M Hanafiah, Kampus USU, Medan 20155. Penelitian

ini dilakukan pada bulan Maret 2017 sampai dengan bulan Mei 2017.

3.3 Batasan Operasional

Batasan operasional dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel Independent (X) terdiri dari Kualitas Produk (X1) Citra Merek (X2)

dan (X3) Gaya Hidup.

2. Variabel Dependent Loyalitas Konsumen (Y).

3.4 Operasionalisasi Variabel

Definisi operasional yaitu suatu definisi yang diberikan pada suatu

variabel dengan memberikan arti dari membenarkan kegiatan atau suatu

39

Universitas Sumatera Utara


40

operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut. Definisi

operasional variabel dalam penelitian ini antara lain:

1. Variabel bebas yaitu variabel yang nilainya tidak tergantung pada variabel

lain, terdiri dari:

a. Kualitas produk (X1)

Kualitas produk merupakan kemampuan produk untuk menunjukkan

berbagai fungsi termasuk di dalamnya ketahanan, handal, ketepatan, dan

kemudahan dalam penggunaan. Kualitas mempunyai arti sangat penting

dalam keputusan pembelian konsumen. Apabila kualitas produk yang

dihasilkan baik maka konsumen cenderung melakukan pembelian ulang

sedangkan bila kualitas produk tidak sesuai dengan yang diharapkan

maka konsumen akan mengalihkan pembeliannya pada produk sejenis

lainnya.

b. Citra Merek (X2)

merek adalah sebuah nama, istilah, tanda, lambang, atau desain, atau

kombinasinya yang dimaksudkan untuk mengidentifikasikan barang atau

jasa dari salah satu penjual atau kelompok penjual dan

mendiferensiasikan mereka dari para pesaing. Pada penelitian ini

bagaimana persepsi mahasiswa tentang merek yang meliputi: Brand

Platform, Identitas merek, track record, mudah dikenali dan selalu diingat

di pikiran konsumen terhadap sepatu olahraga merek Adidas.

c. Gaya Hidup (X3)

Gaya hidup merupakan bagaimana konsumen menghabiskan waktu

Universitas Sumatera Utara


41

mereka (aktivitas), apa yang mereka anggap penting dalam

lingkungannya (ketertarikan), dan apa yang mereka pikirkan tentang diri

mereka sendiri dan juga dunia disekitarnya (pendapat). Gaya hidup juga

mencermikan pola konsumsi yang menggambarkan pilihan seseorang

bagaiman ia menggunakan uang dan memanfaatkan waktu yang

dimilikinya.

2. Variabel terikat yaitu variabel yang terpengaruhi oleh variabel lain, yaitu

loyalitas konsumen terhadap sepatu olahraga merek Adidas. Loyalitas

Konsumen adalah merupakan dorongan perilaku untuk melakukan pembelian

secara berulang-ulang.Untuk membangun kesetiaan pelanggan terhadap suatu

produk/jasa yang dihasilkan oleh suatu perusahaan, memakan waktu yang

lama dan melalui proses pembelian berulang-ulang.

Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel Penelitian

Variabel Definisi Operasional Indikator Skala


Ukur

Kualitas Kemampuan produk sepatu 1. Ciri khas Likert


Produk olahraga merek Adidas dalam
(X1) menjalankan fungsi-fungsinya 2. Kesesuaian denganspesifikasi
sebagaimana yang diharapkan
oleh mahasiswa. 3. Keandalan

4. Daya Tahan

5. Estetika

Citra Persepsi mahasiswa tentang 1. Brand Platform Likert


Merek (X2) merek yang meliputi: Brand
Platform, Identitas merek, 2. Identitas Merek
track record, mudah dikenali
dan terhadap sepatu olahraga 3. Track Record
merek Adidas.
4. Mudah dikenali

Universitas Sumatera Utara


42

Lanjutan:

Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel Penelitian

Variabel Definisi Operasional Indikator Skala


Ukur

Gaya Bagaimana mahasiswa 1. Bagaimana mahasiswa selalu Likert


Hidup (X3) menghabiskan waktu mereka, belanja barang bermerek
apa yang mereka anggap
penting dalam lingkungannya 2. Memakai produk merek Adidas
dan apa yang mereka pikirkan merupakan sesuatu yang penting
tentang diri mereka sendiri dan
juga dunia disekitarnya 3. Memakai produk merek Adidas
dapat menaikkan gengsi

Loyalitas Komitmen mahasiswa untuk 1. Melakukan pembelian ulang sepatu Likrte


Konsumen bertahan secara mendalam, olahraga merek Adidas
(Y) untuk berlangganan
2. Merekomendasikan merek sepatu
kembali atau untuk melakukan Adidas kepada orang lain.
pembelian ulang barang
terpilih secara konsisten 3. Tidak akan pindah ke merek lain
dimasa yang akan datang.
4. Juga membeli lini produk

Sumber: Operasionalisai Variabel

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Sistem pengolahan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan

menggunakan Skala Likert, yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap,

pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.

(Situmorang & Lufti, 2014).

Pada penelitian ini responden diharuskan memilih salah satu jawaban yang

tersedia, kemudian masing-masing diberi skor tertentu. Total skor dihitung untuk

kemudian menjadi ukuran posisi responden dalam Skala Likert. Kriteria

pengukuran untuk variabel X dan Y adalah sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara


43

Tabel 3.2
Instrument Skala Likert
No. Skala Pengukuran Bobot
1 Sangat Setuju 5
2 Setuju 4
3 Kurang Setuju 3
4 Tidak Stuju 2
5 Sangat Tidak Setuju 1
Sumber: Situmorang & Lufti (2012:6)

3.6 Populasi dan Sampel

3.6.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010:80). Penelitian ini

populasinya adalah semua mahasiswa Manajemen aktif Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Sumatera Utara yang pernah melakukan pembelian ulang

sepatu olahraga merek Adidas.

3.6.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono, 2010:81). Teknik pengambilan sampel dalam

penelitian ini adalah sampel diambil dengan rancangan sampel nonprobabilitas

dengan teknik pengambilan accidental sampling, yaitu teknik penentuan sampel

berdasarkan kebetulan yaitu siapa saja yang secara kebetulan ditemui oleh peneliti

dan memiliki kriteria yang sesuai maka akan dijadikan sebagai sampel.

Menurut Supramono & Oktavian, (2003) untuk menentukan jumlah

sampel dari populasi yang tidak diketahui dapat menggunakan rumus:

Universitas Sumatera Utara


44

( )( )
( )

Keterangan :

n = jumlah sampel

Zα = nilai standar normal yang besarnya tergantung α

Bila α = 0,05 Z= 1,96

Bila α = 0,01 Z= 1,67

p = estimator proporsi populasi yang sesuai kriteria sampel

q = proporsi populasi yang sesuai kriteria sampel (1-p)

d = penyimpangan yang ditolerir 10%

( )( )

=83,670048=84 orang

Berdasarkan pra survei yang dilakukan oleh peneliti secara acak pada 30

mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

pada bulan Desember 2016 ditemukan bahwa 10 orang pernah melakukan

pembelian ulang sepatu olahraga merek Adidas (33%) p = 0,33, dan 20 orang

lainnya (66%) q = 0,66 belum pernah melakukan pembelian ulang sepatu olahraga

merek Adidas.

Dengan kriteria sampel sebagai berikut :

1. Merupakan mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Sumatera Utara yang masih aktif stambuk 2013-2016.

2. Pernah melakukan pembelian ulang sepatu olahraga merek Adidas.

Universitas Sumatera Utara


45

3.7 Jenis Data Penelitian

3.7.1 Data Primer

Data primer adalah data yang dihimpun secara langsung dari sumbernya dan

diolah sendiri oleh yang bersangkutan untuk dimanfaatkan. Data primer biasanya

diperoleh dari survei lapangan yang menggunakan semua metode pengumpulan data

orisinil (Kuncoro, 2009). Data primer dalam penelitian ini diperoleh dengan

memberikan kuesioner kepada responden mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis di

lokasi kampus yang sesuai dengan kriteria yang ditentukan.

3.7.2 Data Sekunder

Menurut Situmorang & Lufti, (2012), data sekunder adalah data yang

diperoleh/dikumpulkanan disatukan oleh studi-studi sebelumnya atau yang

diterbitkan oleh berbagai instantsi lain dan jumlah data mahasiswa manajemen

yang didapat. Biasanya sumber tidak langsung berupa data dokumentasi dan

arsip-arsip resmi.

3.8 Metode Pengumpulan Data

3.8.1 Kuisioner

Kuesioner merupakan pengumpalan data-data dengan mengajukan

pertanyaan kepada responden melalui daftar pertanyaan. Kuesioner menggunakan

sistem tertutup, yaitu bentuk pertanyaan yang disertai alternatif jawaban dan

responden tinggal memilih salah satu alternatif jawaban tersebut.

3.8.2 Observasi

Observasi adalah pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan

Universitas Sumatera Utara


46

langsung pada lokasi penelitian, dalam hal ini dilakukan beberapa pengamatan di

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Manajemen.

3.8.3 Wawancara

Wawancara dilakukan secara langsung kepada responden dan pihak-pihak

yang terkait pada penelitian ini.

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas

3.9.1 Uji Validitas

Menurut Situmorang dan Lufti (2012:79) Validitas menunjukkan sejauh mana

suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Sekiranya peneliti ingin

mengukur kuesioner di dalam pengumpulan data penelitian, maka kuesioner yang

disusunnya harus mengukur apa yang ingin diukurnya. Setelah kuesioner tersebut

tersusun dan teruji validitasnya, dalam praktek belum tentu data yang terkumpulkan

adalah data yang valid. Untuk melihat validitas maka nilai Corrected Item-Total

Correlation dibandingkan dengan tabel r, misalkan untuk jumlah sampel 30, maka

nilai r tabel sebesar 0,361. Untuk itu nilai r hitung pada Corrected Item-Total

Correlation dibandingkan dengan tabel r (0,361), jika nilai Corrected Item-Total

Correlation lebih besar dari 0,361, maka butir dinyatakan valid. Begitu juga

sebaliknya (Situmorang & Lufti, 2012:79). Uji validitas dilakukan sebagai ukuran

apakah data yang telah di dapat setelah penelitian merupakan data yang valid (data

yang diperoleh melalui kuesioner dapat menjawab tujuan penelitian) dengan alat ukur

yang telah disediakan (kuesioner). Uji validitas dilakukan kepada 30 orang di luar

responden penelitian pada Mahasiswa Manajemen FEB USU. Kuesioner terdiri atas

Universitas Sumatera Utara


47

16 butir pertanyaan yang menyangkut variabel bebas, yaitu kualitas produk, citra

merek dan gaya hidup serta variabel terikat adalah loyalitas konsumen.

Berikut adalah tabel hasil uji validitas:


Tabel 3.3
Uji Validitas
Item-Total Statistics
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha
Item Deleted Item Deleted Total Correlation if Item Deleted
P1 60.60 35.421 .827 .908
P2 60.67 34.713 .759 .909
P3 60.70 34.631 .879 .906
P4 60.73 37.099 .550 .916
P5 60.70 39.114 .540 .917
P6 60.70 35.872 .696 .911
P7 60.57 36.116 .690 .912
P8 60.67 38.644 .452 .918
P9 60.63 37.482 .536 .916
P10 60.70 37.045 .685 .912
P11 60.93 37.168 .465 .919
P12 60.83 37.040 .484 .918
P13 60.53 36.051 .759 .910
P14 60.77 36.806 .508 .917
P15 60.57 36.185 .612 .914
P16 60.70 35.597 .569 .916
Sumber : Data Diolah SPSS (April 2017)

Tabel 3.3 menunjukkan bahwa seluruh butir pertanyaan adalah valid, yang

dapat dilihat dari r hitung yang lebih besar dari r tabel (0,361) pada setiap butir

pertanyaan. Sehingga diperoleh kesimpulan bahwa 16 pertanyaan valid akan

digunakan untuk penelitian.

3.9.2 Uji Reliabilitas

Situmorang dan Lufti (2012:82) Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan

sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu

alat pengukur dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil

pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, maka alat pengukur tersebut reliabel.

Universitas Sumatera Utara


48

SPSS merupakan alat yang memiliki fungsi untuk mengukur reliabilitas

dengan uji statistik Cronbach Alpha (α) suatu konstruk atau variabel dikatakan

reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60 Pengujian dilakukan

dengan menggunakan SPSS. Butir pertanyaan yang sudah dinyatakan valid dalam

uji validitas ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut:

1. Jika nilai Cronbach Alpha > 0,80 maka dinyatakan reliabel.

2. Jika nilai Cronbach Alpha < 0,80 maka dinyatakan tidak reliabel

Uji reliabilitas dilakukan dkepada 30 orang di luar responden penelitian

pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Tabel 3.4
Uji Reliabilitas
Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.919 16

Sumber : Data Diolah SPSS (April 2017)

Dari Tabel 3.4 dapat diketahui bahwa nilai Cronbach`s Alpha sebesar 0,919.

Dari hasil pengujian di atas maka nilai Cronbach Alpha > 0,80. Berdasarkan Tabel

Reliability Statistics diatas maka seluruh butir dinyatakan reliabel.

3.10 Teknik Analisis Data

3.10.1 Analisis Deskriptif

Melalui metode ini data yang diperoleh diklasifikasikan, diinterpretasikan,

dan selanjutnya dianalisis, sehingga diperoleh gambaran umum tentang masalah

yang diteliti.

3.10.2 Analisis Regresi Linier Berganda

Universitas Sumatera Utara


49

Regresi Linear Berganda ditujukan untuk menentukan hubungan linear antar

beberapa variabel bebas yang biasa disebut X1, X2, X3, dan seterusnya dengan

variabel terikat yang disebut Y. Hubungan fungsional antara variabel terikat dan

variabel bebas dibuat sebagai berikut (Situmorang & Lufti, 2012:151):

Y = β0 + ß1X1 + ß2X2 + ß3X3 + Σ

Dimana:

Y = Loyalitas Konsumen

β0 = Konstanta

ß1,2,3 = Koefisien Regresi Variabel X

X1 = Kualitas Produk

X2 = Citra Merek

X3 = Gaya Hidup

Σ = Kesalahan pengganggu (Standard error)

3.11 Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan analisis regresi berganda, agar dapat perkiraan yang

tidak biasa maka dilakukan pengujian asumsi klasik. Adapun kriteria persyaratan

asumsi klasik yang harus dipenuhi, yaitu sebagai berikut:

1. Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah distribusi sebuah data

mengikuti atau mendekati distribusi normal, yaitu data dengan bentuk lonceng,

data tidak melenceng ke kiri dan ke kanan (Situmorang & Lufti, 2014:114).

2. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas juga pada prinsipnya ingin menguji apakah sebuah grup

Universitas Sumatera Utara


50

mempunyai varians yang sama di antara anggota grup tersebut. Jika varians

sama, dan ini yang seharusnya terjadi maka dikatakan ada homoskedastisitas.

Sedangkan jika varians tidak sama dikatakan terjadi heteroskedastisitas

(Situmorang & Lufti, 2014:122).

3. Uji Multikolinearitas

Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas dapat dilakukan dengan

melihat toleransi variabel dan Variance Inflation Factor (VIF) dengan

membandingkan sebagai berikut :

a. VIF > 5 maka diduga mempunyai persoalan multikolinearitas

b. VIF < 5 maka tidak terdapat multikolinearitas

c. Tolerance > 0,1 maka diduga mempunyai persoalan multikolinearitas

d. Tolerance < 0,1 maka tidak terdapat multikolinearitas (Situmorang &

Lufti, 2012:162).

3.12 Uji Hipotesis

Jika sebuah model regresi sudah memenuhi syarat asumsi klasik maka

akan digunakan untuk menganalisis, melalui pengujian hipotesis yaitu:

1. Uji Signifikasi Serempak (Uji Statistik-F)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui signifikasi dari seluruh variabel

bebas secara bersama-sama atau secara simultan terhadap variabel terikat.

Bentuk pengujiannya adalah:

a. H0: ß1;ß2;ß3 = 0, artinya secara serentak tidak terdapat pengaruh yang

positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

b. H0: ß1;ß2;ß3 ≠ 0, artinya secara serentak terdapat pengaruh yang positif

Universitas Sumatera Utara


51

dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

Kriteria penilaian hipotesis pada uji-F ini adalah:

1) H0 diterima jika Fhitung < Ftabel pada α = 5%

2) H0 ditolak (terima Ha) jika Fhitung > Ftabel pada α = 5%

2. Uji Parsial ( Uji - t )

Uji Statistik-t dilakukan untuk melihat secara parsial bagaimana pengaruh

variabel bebas terhadap variabel terikat. Model hipotesis yang digunakan

dalam Uji Statistik-t ini adalah:

a. H0: ß1;ß2;ß3 = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang

positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

b. H0: ß1;ß2;ß3 ≠ 0, artinya secaa parsial terdapat pengaruh yang positif dan

signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

Kriteria pengambilan keputusan adalah:

1) H0 diterima jika t hitung <t tabel pada α = 5%


2) H0 ditolak jika t hitung> t tabel pada α = 5%

3. Koefisien Determinasi ( )

Koefisien Determinasi ( ) mengukur seberapa besar kemampuan model

dalam menerangkan variabel terikat. Jika semakin besar nilainya (mendekati

satu), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas kualitas produk,

citra merek dan gaya hidup (X) adalah kuat terhadap variabel loyalitas

konsumen (Y). Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat untuk

menerangkan pengaruh variabel kualitas produk, citra merek dan gaya hidup

yang diteliti terhadap variabel loyalitas konsumen.

Universitas Sumatera Utara


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1 Sejarah Perusahaan Adidas

Perusahaan Adidas Didirikan di Kota Herzogenaurach, Jerman di tahun

1920 oleh dua bersaudara Adolf (Adi) Dassler dan Rudolph Dasslerdi ruang cuci

milik Ibunya. Waktu itu Adi Dassler membuat proyek kecil-kecilan dengan

membuat sepatu olahraga. Karena tingginya kualitas sepatu yang dihasilkannya,

akhirnya bisnis kecil-kecilan tersebut mulai membuahkan hasil. Pada tahun 1924,

Adi Dassler dan saudaranya Rudolf Dassler mendirikan 'Dassler Brothers OGH'

yang nantinya menjadi cikal bakal Adidas sekarang.

Komitmen Adi Dassler pada kualitas, membawa Dassler Brothers sebagai

produsen sepatu berkualitas tinggi, sehingga sering dipakai oleh atlit-atlit

legendaris masa itu untuk Olimpiade. Puncak keterkenalan sepatu Dassler

Brothers adalah ketika Jesse Owen menjadi atlit paling sukses pada Olimpiade

Berlin pada tahun 1936 dengan mengenakan sepatu buatan Dassler.

Pada tahun 1971 Muhammad Ali dan Joe Frazier yang menjadi icon

olahraga tinju pada saat itu, sudah menggunakan produk Adidas. Pada Olimpiade

Munich 1972, 1.164 dari 1.490 atlet internasional menggunakan Adidas. Sehingga

pada tahun 70-an Adidas mencapai masa jayanya. Setelah krisis pada awal 80-an,

terutama karena berjayanya Nike di pasar internasional, Adidas berhasil

mengembalikan pamornya pada tahun 1986 ketika Run D.M.C, sebuah grup rap

dari New York, membuat lagu yang berjudul “My Adidas”, dan sekaligus

52

Universitas Sumatera Utara


53

mempopulerkan sepatu Adidas yang mereka pakai tanpa menggunakan tali. Hal

tersebut menjadi gaya tersendiri yang banyak ditiru oleh fans-fans mereka.

Saat ini, Adidas memiliki tiga brand anak: The Originals Adidas-yang

dikenal sebagai Heritage Line, Adidas Performance produk untuk atlit kelas atas,

dan Adidas Y-3 yang merupakan kolaborasi dari olahraga dan fashion dengan

desainer Yohji Yamamoto. Pada bulan November 2010, Adidas Grup

meluncurkan rencana bisnis strategis 2015 yang bernama "Route 2015". Rencana

ini merupakan rencana yang paling komprehensif yang pernah dibuat yakni

menggabungkan semua merek, cabang penjualan dan fungsi Grup secara global.

Tak berhenti sampai di sana, pada tanggal 3 November 2011, perusahaan kembali

mengakuisisi Five Ten yang merupakan pelopor merek dalam pasaran luar untuk

olahraga luar ruangan.

4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan

1. Visi
Menjadi pemimpin global dalam industri produk olahraga dengan merek

dibangun di atas semangat untuk olahraga dan gaya hidup olahraga.

2. Misi

a. Kami menjadi pemimpin dalam inovasi dan desain yang berusaha

membantu atlet untuk mencapai prestasi dengan setiap produk yang kami

tawarkan.

b. Fokus kami adalah konsumen, dan oleh karena itu kami terus

meningkatkan kualitas, melihat, merasakan, dan citra produk kami serta

struktur organisasi kami untuk mencocokkan dan melampaui harapan

Universitas Sumatera Utara


54

konsumen dengan menawarkan mereka nilai tertinggi.

c. Kami adalah organisasi global yang secara sosial bertanggung jawab

terhadap lingkungan, mencakup kreativitas dan keragaman, serta

finansial yang bermanfaat bagi karyawan dan pemegang saham.

d. Kami berdedikasi untuk secara konsisten memberikan keuntungan yang

luar biasa.

4.1.3 Jenis-jenis Produk Sepatu Adidas

Sepatu Olahraga Pria

Gambar 5.1

Universitas Sumatera Utara


55

Sepatu Olahraga Wanita

Sepatu Olahraga Anak-anak

Universitas Sumatera Utara


56

4.2 Analisis Deskriptif

Analisis Deskriptif dalam penelitian adalah untuk merumuskan dan

menginterpretasikan hasil penelitian berupa identitas responden dan deskriptif

variabel. Instrumen yang digunakan untuk penelitian ini adalah kuesioner yang

dibagikan ke 84 responden, dimana responden yang menjawab kuesioner ini

adalah para mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Sumatera Utara stambuk 2013-2016. Kuesioner berisikan 16 butir pertanyaan

yang terdiri dari 5 butir pertanyaan untuk variabel bebas X1 (kualitas produk), 4

butir pertanyaan untuk variabel bebas X2 (citra merek), 3 butir pertanyaan untuk

variabel bebas X3 (gaya hidup) dan 4 butir pertanyaan untuk variabel terikat Y

(loyalitas konsumen).

4.2.1 Analisis Deskriptif Responden

Tabel 4.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Stambuk
Stambuk Jumlah (orang) Persentase
2013 14 16,66
2014 21 25,00
2015 19 22,61
2016 30 35,71
Jumlah 84 100
Sumber: Data Diolah SPSS (April 2017)

Pada Tabel 4.1 diatas dapat dilihat bahwa mahasiswa manajemen fakultas

ekonomi dan bisnis USU stambuk 2013 yang memakai sepatu olahraga merek

adidas berjumlah 14 orang (16,66%), stambuk 2014 sebanyak 21 orang (25,00%),

stambuk 2015 berjumlah 19 orang (22,61%) dan stambuk 2016 berjumlah 30

Universitas Sumatera Utara


57

orang (35,71%). Dari Tabel diatas dapat disimpulkan mahasiswa manajemen

stambuk 2016 lebih banyak memakai sepatu olahraga merek adidas sebanyak 30

orang (35,71%), sedangkan mahasiswa manajemen stambuk 2013 jauh lebih

sedikit yang memakai sepatu olahraga merek Adidas sebanyak 14 orang atau

sekitar (16,66%).

4.2.2. Analisis Deskriptif Variabel

1. Frekuensi Jawaban Responden Variabel Kualitas Produk

Jawaban responden terhadap variable X1 dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut ini:

Tabel 4.2
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Kualitas Produk (X1)
SS S KS TS STS
Pernyataan Total
F % F % F % F % F %
Memiliki ciri
6 7,1% 45 53,6% 29 34,5% 4 4.8% 0 0 84
khas
Berstandar
6 7,1% 31 36,9% 42 50,0% 4 5% 0 0 84
internasional
Digunakan
disegala 6 7,1% 47 56,0% 29 34,5% 2 2,4% 0 0 84
kondisi
Tidak muda
6 7,1% 47 56,0% 31 36,9% 0 0% 0 0 84
sobek

Desain stylis 10 11,9% 48 57,1% 26 21,0% 0 0% 0 0 84


Sumber: Data diolah (Maret 2017)

Pada Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa:

a. Pada pernyataan butir 1, dari 84 responden terdapat 6 (7,1%) responden yang

menyatakan sangat setuju bahwa sepatu Adidas memiliki ciri khas yang tidak

dimiliki oleh merek lain, 45 (53,6%) menyatakan setuju, 29 (34,5%)

menyatakan kurang setuju, 4 (4,8 %) menyatakan tidak setuju dan 0 (0%)

menyatakan sangat tidak setuju. Berdasarkan hasil tersebut dapat kita lihat

bahwa kebanyakan dari responden menyatakan setuju bahwa sepatu Adidas

Universitas Sumatera Utara


58

memiliki cirri khas yang tidak dimiliki oleh merek lain. Tetapi ada juga

sebagian responden yang menyatakan tidak setuju.

b. Pada pernyataan butir 2, dari 84 respondenterdapat 6 (7,1%) responden yang

menyatakan sangat setuju bahwa mereka membeli sepatu Adidas karena

berstandar internasional, 31 (36,9%) responden yang menyatakan setuju, 42

(50,0%) yang menyatakan kurang setuju, 4 (5%) responden yang menyatakan

tidak setuju, 0 (0%) responden manyatakan satangat tidak setuju. Berdasarkan

hasil data diatas dapat dilihat bahwa sebanyak 42 (50,0%) responden

menyatakan kurang setuju bahwasanya sepatu Adidas berstandar

internasional. Hal ini menjadi perhatian yang serius bagi pihak Adidas

mengingat maraknya penjualan sepatu KW yang dapat mengancam standard

kualitas sepatu mereka.

c. Pada pernyataan butir 3, dari 84 responden terdapat 6 (7,1%) responden

menyatakan sangat setuju bahwa sepatu Adidas dapat digunakan disegala

kondisi, 47 (56,0%) responden menyatakan setuju, 29 (34,5%) responden

menyatakan kurang setuju, 2 (2,4%) responden menyatakan tidak setuju dan 0

(0%) responden manyatakan sangat tidak setuju. Berdasarkan data diolah

diatas dapat dilihat banyak dari responden menyatakan bahwa sepatu Adidas

dapat digunakan disegala kondisi, namun ada juga sebagian dari responden

menyatakan kurang setuju dengan pertanyaan tersebut. Hal ini menjadi

perhatian yang serius bagi pihak Adidas untuk memperhatikan lagi kualitas

produk mereka.

d. Pada pernyataan butir 4, dari 84 responden terdapat 6 (7,1%) respon

Universitas Sumatera Utara


59

menyatakan sangat setuju bahwa sepatu Adidas tidak mudah sobek walau

sering dipakai untuk berlari, 47 (56,0%) responden menyatakan setuju, 31

(36,9%) menyatakan kurang setuju, 0 (0%) responden menyatakan tidak

setuju dan 0 (0%) responden menyatakan sangat tidak setuju. Berdasarkan

data diolah diatas dapat dilihat bahwa banyak dari responden menyatakan

setuju bahwa sepatu Adidas tidak mudah sobek walaupun sering dipakai

untuk berlari. Namun sebagian responden juga menyatakan kurang setuju

sehingga pihak Adidas haru lebih memperhatikan kualitas porduk mereka.

e. Pada pernyataan butir 5, dari 84 responden 10 (11,9%) responden

menyatakan sangat setuju bahwa suka dengan sepatu Adidas yang stylis, 48

(57,1%) responden menyatakan setuju, 26 (21,0%) responden menyatakan

kurang setuju, 0 (0%) responden menyatakan tidak setuju dan 0 (0%)

menyatakan sangat tidak setuju. Dalam hal ini dapat dilihat sebagian besar

responden setuju bahwa mereka suka dengan sepatu Adidas yang stylis

sehingga ini menjadi prestasi tersendiri bagi pihak Adidas. Namun Adidas

tidak dapat berpuas diri akan prestasi tersebut, Adidas harus lebih kreatif lagi

agar Adidas tetap menjadi pilihan untama bagi konsumen dibanding merek

pesaing yang terus berinovasi. Dengan berharap konsumen tidak berpindah ke

merek sepatu olahrga lain.

2. Frekuensi Jawaban Responden Variabel Citra Merek (X2)

Berdasarkan kuesioner yang telah disebar kepada responden, makan

jawaban responden atas variable citra merek (X2) dapat dideskripsikan pada Tabel

4.3 berikut ini:

Universitas Sumatera Utara


60

Tabel 4.3
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Citra Merek (X2)
SS S KS TS STS
Pernyataan Total
F % F % F % F % F %
Rasa percaya 11 13,1% 43 51,2% 27 32,1% 3 3,6% 0 0 84
diri
Lebih 20 23,8% 48 57,1% 15 17,9% 1 1,2% 0 0 84
mengenal
Track record 9 10,7% 35 41,7% 38 45,2% 2 2,4% 0 0 84
yang baik
Mudah 11 13,1% 47 56,0% 25 29,8% 1 1,2% 0 0 84
dikenali
Sumber: Data diolah (April 2017)

Dari Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa:

a. Pada pernyataan butir 1, dari 84 responden terdapat 11 (13,1%) responden

yang menyatakan sangat setuju bahwa sepatu Adidas memberikan

kepercayaan diri ketika memakainya, 43 (51,2%) responden menyatakan

setuju, 27 (32,1%) responden menyatakan kurang setuju, 3 (3,6%) responden

menyatakan tidak setuju dan 0 (0%) menyatakan sangat tidak setuju.

Berdasarkan hasil data diolah diatas dapat dilihat sebagian besar responden

setuju, dan beberapa menyatakan tidak setuju namun persentasenya jauh lebih

kecil. Hal ini menjadi salah satu prestasi bagi pihak Adidas dimana citra

merek Adidas telah melekat di benak konsumen.

b. Pada pernyataan butir 2, dari 84 responden terdapat 20 (23,8%) responden

yang menyatakan sangat setuju bahwa mereka lebih mengenal merek

Adidas dari pada merek lain, 48 (57,1) responden menyatakan setuju, 15

(17,9%) responden menyatakan kurang setuju, 1 (1,2%) menyatakan tidak

setuju dan 0 (0%) menyatakan sangat tidak setuju. Berdasarkan hasil

tersebut dapat dilihat bahwasanya banyak responden yang setuju dan ada

Universitas Sumatera Utara


61

juga yang tidak setuju namun presentase yang tidak setuju lenih sedikit.

Hal ini menjadi prestasi yang bagus bagi pihak Adidas dimana merek

mereka lebih dikenal di mata masyarakat.

c. Pada pernyataan butir 3, dari 84 responden terdapat 9 (10,7%) responden

yang menyatakan sangat setuju bahwa track record Adidas lebih baik

dibanding merek lain, 35 (41,7%) responden menyatakan setuju, 38 (45,2%)

responden menyatakan kurang setuju, 2 (2,4%) responden menyatakan tidak

setuju dan 0 (0,%) responden menyatakan sangat tidak setuju. Berdasarkan

pembahasan tersebut dapat kita liat banyak dari responden menyatakan

kurang setuju bahwa track record Adidas lebih baik dibanding merek lain, hal

ini menjadi perhatian yang lebih bagi pihak Adidas agar citra merek mereka

tidak kalah dengan merek pesaing.

d. Pada pernyataan butir 4, dari 84 responden terdapat 11 (13,1%) responden

menyatakan sangat setuju bahwa mereka memilih sepatu Adidas untuk dibeli

karena muda dikenali, 47 (56,0%) responden menyatakan setuju, 25 (29,8%)

responden menyatakan kurang setuju, 1 (1,2) responden menyatakan tidak

setuju dan 0 (0%) responden menyatakan sangat tidak setuju. Berdasarkan

hasil tersebut dapat dilihat bahwa sebagian besar responden menyatakan

setuju dan sebagian kecil yang menyatakan kurang setuju. Namun ini tetap

menjadi catatan bagi pihak Adidas agar mereka tidak kalah dari pesaing.

3. Frekuensi Jawaban Responden Variabel Gaya Hidup (X3)

Berdasarkan kuesioner yang telah disebar kepada responden, maka

jawaban responden atas variabel gaya hidup (X3) dapat dideskripsikan pada Tabel

Universitas Sumatera Utara


62

4.4 berikut ini:

Tabel 4.4
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Gaya Hidup (X3)
SS S KS TS STS
Pernyataan Total
F % F % F % F % F %
Membeli
sepatu 8 9,5% 43 51,2% 31 36,9% 2 2.4% 0 0 84
bermerek
Memakai
sepatu 11 13,1% 33 39,3% 37 44,0% 3 3,6% 0 0 84
bermerek
Ketertarikan
8 9,5% 41 48,8% 32 38,1% 3 3,6% 0 0 84
tersendiri
Sumber: Data Diolah SPSS (April 2017)

Dari Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa:

a. Pada pernyataan butir 1, dari 84 responden terdapat 8 (9,5%) responden yang

menyatakan sangat setuju bahwa mereka selalu berbelanja sepatu yang

bermerek sperti sepatu Adidas, 43 (51,2%) responden menyatakan setuju, 31

(36,9%) responden menyatakan kurang setuju, 2 (2,4%) responden

menyatakan tidak setuju dan 0 (0%) responden yang menyatakan sangat tidak

setuju. Berdasarkan hasil olah data tersebut dapat dilihat sebagian besar

responden menyatakan setuju dan sebagian menyatakan kurang setuju

sehingga pihak Adidas harus lebih baik lagi memberikan kualitas dari

produknya dan pada akhirnya Adidas menjadi pilihan utama bagi konsumen.

b. Pada pernyataan butir 2, dari 84 responden terdapat 11 (13,1%) responden

menyatakan sangat setuju bahwa memakai sepatu yang bermerek merupakan

hal yang penting, 33 (39,3%) responden menyatakan setuju, 37 (44,0%)

responden menyatakan kurang setuju, 3 (3,6%) responden menyatakan tidak

setuju dan 0 (0%) responden menyatakan sangat tidak setuju. Berdasarkan

Universitas Sumatera Utara


63

hasil dari olah data diatas dapat dilihat bahwa sebanyak 37 (44,0%)

responden menyatakan kurang setuju, walaupun persentasenya tidak sampai

50% tetapi ini menjadi perhatian yang penting bagi pihak Adidas agar

kedepannya Adidas lebih baik dari pada sebelumnya. Disamping itu Adidas

harus bisa membuat konsumen loyal akan produknya sehingga konsumen

selalu membeli produk untuk memenuhi gaya hidupnya dengan berbagai cara

positif, seperti menampilkan iklan dengan memakai jasa brand ambassador

seorang atlet.

c. Pada pernyataan butir 3, dari 84 responden terdapat 8 (9,5%) menyatakan

sangat setuju bahwa Sepatu Adidas memberikan saya ketertarikan tersendiri

dari pada produk sepatu olahraga yang lainnya, 41 (48,8%) responden

menyatakan setuju, 32 (38,1) responden menyatakan kurang setuju, 3 (3,6%)

responden menyatakan tidak setuju dan 0 (0%) menyatakan sangat tidak

setuju. Berdasarkan data diolah diatas dapat dilihat sebagian besar responden

menyatakan setuju dan sebagian lainnya menyatakan kurang setuju. Hal ini

masih menjadi catatan penting bagi pihak Adidas agar lebih baik kedepannya.

Adidas dapat meningkat desain untuk dapat memikat minat konsumen. Disain

yang ditawarkan harus sesuai dengan gaya hidup zaman sekarang agar tidak

ketinggalan zaman sehingga konsumen tetap menjadikan Adidas sebagai

pilihan pertama mereka dalam memenuhi kebutuhan sepatu olahraga.

4. Frekuensi Jawaban Responden Variabel Loyalitas Konsumen (Y)

Berdasarkan kuesioner yang telah disebar kepada responden, maka

jawaban responden atas variabel loyalitas konsumen (Y) dapat dideskripsikan

Universitas Sumatera Utara


64

pada Tabel 4.5 berikut ini:

Tabel 4.5
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Loyalitas Konsumen (Y)

SS S KS TS STS
Pernyataan Total
F % F % F % F % F %

Membeli ulang 11 13,1% 44 52,4% 29 34,5% 0 0 0 0 84

Merekomendasikan 12 14,3% 43 51,2% 28 33,3% 1 1,2% 0 0 84

Menjadi konsumen
10 11,9% 46 54,8% 27 32,1% 1 1,2% 0 0 84
yang tepat

Membeli lini produk 9 10,7% 51 60,7% 24 28,6 0 0 0 0 84

Sumber: Data Diolah SPSS (April 2017)

Pada Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa :

a. Pada pernyataan butir 1, dari 84 responden terdapat 11 (13,1%) responden

yang menyatakan sangat setuju bahwa responden membeli ulang sepatu

Adidas ketika sepatu lama sudah usang, 44 (52,4) responden menyatakan

setuju, 29 (34,5) responden menyatakan kurang setuju, 0 (0%) responden

menyatakan tidak setuju dan 0 (0%) responden menyatakan sangat tidak

setuju. Berdasarkan dari olah data tersebut dapat dilihat bahwa sebagian besar

konsumen memilih setuju dan sebaliknya sebagian menyatakan kurang setuju

sehingga pihak Adidas lebih memperhatikan kualitas produk merek sehingga

konsumen membeli ulang produk mereka.

b. Pada pernyataan butir 2, dari 84 responden terdapat 12 (14,3%) responden

yang menyatakan sangat setuju bahwa mereka merekomendasikan sepatu

Adidas kepada orang lain, 43 (51,2%) responden menyatakan setuju, 28

(33,3%) responden menyatakan kurang setuju, 1 (1,2%) menyatakan tidak

Universitas Sumatera Utara


65

setuju dan 0 (0%) menyatakan sangat tidak setuju. Berdasarkan olah data

tersebut dapat dilihat sebagian besar responde menyatakan setuju dan

sebagian lain menyatakan tidak setuju sehingga hal ini masih menjadi catatan

penting bagi pihak Adidas agar mereka sukses di pasar.

c. Pada pernyataan butir 3, dari 84 responden terdapat 10 (11,9%) responden

yang menyatakan sangat setuju bahwa menjadi kondumen Adidas merupakan

pilihan yang tepat, 46 (54,8%) responden yang menyatakan setuju, 27

(32,7%) responden yang menyatakan kurang setuju, 1 (1,2) responden yang

menyatakan tidak setuju dan 0 (0%) yang menyataka sangat tidak setuju.

Berdasarkan hasil olah data tersebut dapat dilihat sebagian besar responden

memilih setuju bahwa menjadi konsumen Adidas merupakan pilihan yang

tepat dan sebagian kecil memilih kurang setuju, hal ini menjadi perhatian bagi

pihak Adidas agar lebih baik lagi dalam memproduksi produk dan

memberikan jasa pelayanan dengan harapan hal tersebut dapat membuat

konsumen menjadikan Adidas menjadi pilihan utama mereka dalam memnuhi

kebutuhan sepatu o;ahraga mereka.

d. Pada pernyataan butir 4, dari 84 responden terdapat 9 (10,7%) responden

yang menyatakan sangat setuju bahwa responden juga membeli lini produk

Adidas, 51 (60,7%) responden yang menyatakan setuju, 24 (28,6%)

responden yang menyatakan kurang setuju, 0 (0%) responden yang

menyatakan tidak setuju dan 0 (0%) responden yang menyatakan sangat tidak

setuju. Dari hasil olah data tersebut dapat dilihat sebagian besar responden

memilih setuju dan sebagian kecil memilih kurang setuju hal ini menjadi

Universitas Sumatera Utara


66

sebuah prestasi bagi pihak Adidas dan menjadi motivasi agar bisa

meningkatkan kembali kualias produk mereka.

4.3 Uji Asumsi Klasik

4.3.1 Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi sebuah

data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Uji normalitas dapat dilakukan

dengan analisis grafik dilihat dari titik-titik yang menyebar di sekitar garis

diagonal yakni distribusi data dengan bentuk lonceng dan distribusi data tersebut

tidak melenceng ke kiri atau melenceng ke kanan. Uji normalitas dilakukan

dengan menggunakan pendekatan kolmogorov smirnov. Dengan menggunakan

tingkat signifikan 5% (0,05) maka jika nilai Asymp.Sig. (2-tailed) di atas nilai

signifikan 5% artinya variabel residual berdistribusi normal.

1. Uji Normalitas Pendekatan Histogram

Uji Normalitas dengan pendekatan Histogram dapat dilihat pada Gambar

4.2 berikut:

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS, 2017


Gambar 4.2 Histogram Uji Normalitas

Universitas Sumatera Utara


67

Uji Normalitas Data dengan pendekatan histogram diatas menunjukkan

bahwa model regresi yang digunakan telah berdistribusi normal, hal ini dapat

dilihat dari garis histogram tidak menceng ke kiri atau ke kanan, sehingga

penyebaran datanya telah berdistribusi secara normal.

2. Uji Normalitas Pendekatan Grafik Normal Probability Plot

Uji Normalitas dengan pendekatan Grafik Normal Probability Plot dapat

dilihat pada Gambar 4.3 berikut:

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS, 2017


Gambar 4.3 P-Plot Uji Normalitas

Berdasarkan hasil Uji Normalitas dengan pendekatan grafik diatas, dapat

diketahui bahwa data memiliki distribusi atau penyebaran yang normal, hal ini

dapat dilihat dari penyebaran titik berada disekitar sumbu diagonal dari grafik.

Namun untuk lebih memastikan bahwa data di sepanjang garis diagonal

berdistribusi normal maka dilakukan uji Kolmogorov-Smirnov (K-S). Berikut

dilakukannya uji Kolmogorov-Smirnov (K-S).

Universitas Sumatera Utara


68

3. Uji Kolmogorov-Smirnov (K-S)

Tabel 4.6
Uji Kolmogorov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardized
Residual
N 84
a,b
Normal Parameters Mean .0000000
Std. Deviation .25735370
Most Extreme Differences Absolute .074
Positive .074
Negative -.047
Test Statistic .074
c,d
Asymp. Sig. (2-tailed) .200
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS, 2017

Berdasarkan Tabel 4.6, terlihat bahwa nilai Asymp.Sig. (2-tailed) adalah

0,200, ini berarti nilainya diatas nilai signifikan 5% (0.05). Oleh karena itu, sesuai

dengan analisis grafik, analisis statistik dengan uji statistik non-parametrik

Kolmogorov-Smirnov (K-S) juga menyatakan bahwa variabel residual

berdistribusi normal.

4.3.2 Uji Heteroskedastisitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah didalam model regresi terjadi

ketidaksamaan varians. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan

yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut

heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau

Universitas Sumatera Utara


69

tidak terjadi heteroskedastisitas. Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau

tidaknya heteroskedastisitas, yaitu:

1. Metode Grafik

Dasar analisis metode ini adalah jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik

menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi

heteroskedastisitas, sedangkan jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang

ada membentuk pola tertentu yang teratur, maka mengindikasikan telah

terjadi heteroskedastisitas.

Sumber: Sumber : Hasil Penelitian (Data Diolah, 2017)


Gambar 4.4 Scatterplot Uji Heteroskedastisitas

Berdasarkan Gambar 4.4 dapat dilihat bahwa tidak ada pola yang jelas,

serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka

berdasarkan metode grafik tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.

2. Uji Glejser

Uji Glejser mengusulkan untuk meregresi nilai absolut residual terhadap

Universitas Sumatera Utara


70

variabel independen. Jika variabel independen signifikan secara statistik

mempengaruhi variabel independen, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas.

Tabel 4.7
Uji Glejser
a
Coefficients

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta T Sig.

1 (Constant) .046 .185 .250 .804

kualitas produk .041 .059 .097 .697 .488

citra merek -.021 .044 -.063 -.462 .645

gaya hidup .024 .046 .079 .523 .602

a. Dependent Variable: absut


Sumber: Hasil Pengolahan SPSS, 2017

Kriteria pengambilan keputusan dengan uji glejser sebagai berikut:

1. signifikansi > 0,05 maka tidak mengalami gangguan heteroskedastisitas Jika nilai

2. Jika nilai signifikansi < 0,05 maka mengalami gangguan heteroskedastisitas.

Tabel 4.7 memperlihatkan bahwa tidak satupun variabel independen yang

signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen absolut Ut (Absut).

Hal ini terlihat dari probabilitas signifikansi di atas tingkat kepercayaan 5%, jadi

disimpulkan model regresi tidak menunjukkan adanya heteroskedastisitas.

4.3.3 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji adanya korelasi antara

variabel independen. Jika terjadi korelasi maka dinamakan multikol, yaitu adanya

masalah multikolinieritas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi

korelasi antar independen.

Universitas Sumatera Utara


71

Tabel 4.8
Uji Multikolinearitas

a
Coefficients

Standardize
Unstandardized d Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
Toleranc
Model B Std. Error Beta t Sig. e VIF
1 (Constant) .803 .316 2.542 .013

kualitas
.207 .101 .182 2.057 .043 .630 1.588
produk
citra merek .185 .076 .210 2.446 .017 .665 1.504
gaya hidup .419 .078 .513 5.381 .000 .540 1.853
a. Dependent Variable: loyalitas konsumen
Sumber: Hasil Penelitian (Data Diolah, 2017)

Dari Tabel 4.8 dapat dilihat bahwa:

1. Nilai VIF dari variabel kualitas produk, citra merek dan gaya hidup lebih

kecil atau dibawah 5 (VIF < 5), ini berarti tidak terdapat multikolineritas

antar variabel independen dalam model regresi.

2. Nilai Tolerance dari variabel kualitas produk, citra merek dan gaya hidup

lebih besar dari 0,1 (Nilai Tolerance > 0,1) ini berarti tidak terdapat

multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi.

4.4 Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui seberapa besar

pengaruh variabel bebas (X) yang terdiri dari Kualitas Produk (X1), Citra

Merek (X2), Kemasan, Gaya Hidup (X3) terhadap variabel terikat (Y) yaitu

Loyalitas Konsumen.

Universitas Sumatera Utara


72

Tabel 4.9
Variables Entered
a
Variables Entered/Removed

Variables Variables
Model Entered Removed Method

1 gaya hidup, citra


merek, kualitas . Enter
b
produk

a. Dependent Variable: loyalitas konsumen


b. All requested variables entered.

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS, 2017

Pada Tabel 4.9 dapat dilihat bahwa seluruh variabel independen

dimasukkan dalam analisis ini, atau dengan kata lain tidak ada variabel

independen yang tidak digunakan, atau disebut metode enter.

Tabel 4.10
Regresi Linier Berganda
a
Coefficients
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) .803 .316 2.542 .013

kualitas produk .207 .101 .182 2.057 .043


citra merek .185 .076 .210 2.446 .017
gaya hidup .419 .078 .513 5.381 .000
a. Dependent Variable: loyalitas konsumen
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS, 2017

Berdasarkan hasil pengolahan data pada Tabel 4.10 dapat dirumuskan

model persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:

Y= β0+ β1X1 + β2X2 + β3X3+ Σ

Y= 0,803+ 0,207X1 + 0,185X2+ 0,419X3

Berdasarkan persamaan tersebut dapat diuraiakan sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara


73

1. Konstan (β0) = 0,803 ini menunjukkan bahwa jika kualitas produk, citra

merek dan gaya hidup = 0, maka nilai variabel dependen loyalitas konsumen

(Y) adalah 0,803.

2. Koefisien X1 = 0,207. Ini menunjukkan bahwa variabel Kualitas Produk (X1)

berpengaruh positif terhadap Loyalitas Konsumen sepatu olahraga Adidas.

Jika kualitas produk meningkat satu satuan maka Loyalitas Konsumen sepatu

Adidas akan meningkat sebesar 0,207.

3. Koefisien X2 = 0,185. Ini menunjukkan bahwa variabel Citra Merek (X2)

berpengaruh positif terhadap Loyalitas Konsumen sepatu olahraga Adidas.

Jika citra merek meningkat satu satuan maka Loyalitas Konsumen sepatu

Adidas akan meningkat sebesar 0,185.

4. Koefisien X3 = 0,419. Ini menunjukkan bahwa variable Gaya Hidup (X3)

berpengaruh positif terhadap Loyalitas Konsumen sepatu olahraga Adidas.

Jika gaya hidup meningkat satu satuan maka Loyalitas Konsumen sepatu

olahraga Adidas akan meningkat sebesar 0,419.

4.5 Pengujian Hipotesis

4.5.1 Uji Secara Simultan (Uji F)

Uji-F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas (X) yang

dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh yang signifikan secara serentak

atau bersama-sama terhadap variabel terikat (Y). Untuk menentukan nilai Ftabel,

maka diperlukan adanya derajat bebas pembilang dan derajat bebas penyebut,

dengan rumus sebagai berikut:

df (Pembilanng) = k-1

Universitas Sumatera Utara


74

df (Penyebut) = n-k

Keterangan:

n = jumlah sampel penelitian

k = jumlah variabel bebas dan terikat.

Pada penelitian ini diketahui jumlah sampel (n) adalah 84 dan jumlah keseluruhan

variabel (k) adalah 4. Sehingga diperoleh :

df1 = k – 1 = 4 – 1 = 3

df2 = n – k = 84 – 4 = 80

Nilai Fhitung akan diperoleh dengan menggunakan bantuan SPSS, kemudian akan

dibandingkan dengan Ftabel pada tingkat α = 5%

Tabel 4.11
Uji Secara Simultan (Uji F)
a
ANOVA

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.


b
1 Regression 8.482 3 2.827 41.146 .000

Residual 5.497 80 .069

Total 13.979 83
a. Dependent Variable: loyalitas konsumen
b. Predictors: (Constant), gaya hidup, citra merek, kualitas produk
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS, 2017

Dengan kriteria pengujian sebagai berikut :

1. Jika Fhitung ≤ Ftabel maka Ho diterima dan Ha ditolak yang berarti faktor

kualitas produk (X1), citra merek (X2), dan gaya hidup (X3) secara serempak

tidak berpengaruh terhadap loyalitas konsumen (Y).

2. Jika Fhitung > Ftabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti faktor

kualitas produk (X1), citra merek (X2), dan gaya hidup (X3) secara

serempak berpengaruh terhadap loyalitas konsumen (Y).

Universitas Sumatera Utara


75

Maka dapat dilihat bahwa nilai Fhitung adalah 41,146 dengan tingkat

signifikansi 0,000. Sedangkan Ftabel pada tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05)

adalah 2,49. Oleh karena itu Fhitung (41,146) > Ftabel (2,49) dan tingkat

signifikansinya 0,000 < 0,05 menunjukkan bahwa variabel bebas ( kualitas

produk, citra merek, dan gaya hidup) secara serempak adalah berpengaruh positif

dan signifikan terhadap loyalitas konsumen sepatu olahraga Adidas pada mahasiswa

Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

4.5.2 Uji Parsial ( Uji t)

Uji-t digunakan untuk menentukan seberapa besar pengaruh variabel bebsa

secara parsial terhadap variabel terikat. Kriteria pengujiannya :

1. Ho : βi = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan

signifikan dari variabel bebas (X1, X2, X3) terhadap variabel terikat (Y).

2. Ha : βi ≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan

signifikan dari variabel bebas (X1, X2, X3) terhadap variabel terikat (Y).

Kriteria pengambilan keputusan adalah:

a. Jika thitung ≤ ttabel maka H0 diterima dan Ha ditolak.

b. Jika thitung > ttabel maka H0 ditolak dan Ha diterima.

Hasil pengujian adalah:

Tingkat kesalahan (α) = 5% dan derajat kebebasan (df) = (n-k) = 84 – 4 = 80

ttabel yang digunakan adalah 0,05% (80) = 1,664

Universitas Sumatera Utara


76

Tabel 4.12
Uji Parsial (Uji T)
a
Coefficients

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) .803 .316 2.542 .013

kualitas produk .207 .101 .182 2.057 .043

citra merek .185 .076 .210 2.446 .017

gaya hidup .419 .078 .513 5.381 .000

a. Dependent Variable: loyalitas konsumen


Sumber: Hasil Pengolahan SPSS, 2017

Berdasarkan Tabel 4.12 terlihat bahwa:

1. Variabel kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan secara parsial

terhadap loyalitas konsumen hal ini terlihat dari nilai t-hitung (2,057) > t-tabel

(1,664) signifikan (0,043) < 0,05 artinya jika variabel kualitas produk

ditingkatkan satu satuan maka loyalitas konsumen (Y) akan meningkat

sebesar 0,207.

2. Variabel citra merek berpengaruh positif dan signifikan secara parsial

terhadap loyalitas konsumen hal ini terlihat dari nilai t hitung (2,446) > ttabel

(1,664) signifikan (0,017) < 0,05 artinya jika variabel citra merek

ditingkatkan satu satuan maka loyalitas konsumen akan meningkat sebesar

0,185.

3. Variabel gaya hidup berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap

loyalitas konsumen hal ini terlihat dari nilai thitung (5,381) > ttabel (1,664) signifikan

(0,000) < 0,05 artinya jika variabel gaya hidup ditingkatkan satu satuan maka

loyalitas konsumen akan meningkat sebesar 0,419.

Universitas Sumatera Utara


77

4.5.3 Pengujian Koefisien Determinasi ( )

Koefisien Determinasi ( ) digunakan untuk mengukur seberapa besar

kontribusi kualitas produk, citra merek dan gaya hidup terhadap variabel loyalitas

konsumen. Jika Koefisien Determinasi ( ) semakin besar (mendekati satu)

menunjukkan semakin baik kemampuan X menerangkan Y dimana 0 < < 1.

Sebaliknya, jika semakin kecil (mendekati nol), maka akan dapat dikatakan bahwa

pengaruh variabel bebas adalah kecil terhadap variabel terikat. Hal ini berarti

model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas

yang diteliti terhadap variabel terikat.

Dalam output SPSS, koefisien determinasi terletak pada tabel Model

Summaryb dan tertulis R square. Namun untuk regresi linear berganda sebaiknya

menggunakan R square yang sudah disesuaikan atau tertulis Adjusted R Square,

karena di sesuaikan dengan jumlah variabel bebas dalam penelitian. Nilai R

Square dikatakan baik jika di atas 0,5 karena nilai R Square berkisar 0 sampai 1.

Tabel 4.13
Uji Koefisien Determinasi ( )
b
Model Summary

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate
a
1 .779 .607 .592 .26213

a. Predictors: (Constant), gaya hidup, citra merek, kualitas produk


b. Dependent Variable: loyalitas konsumen

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS, 2017

Berdasarkan Tabel 4.13 terlihat bahwa nilai R terlihat bahwa :

1. Nilai R sebesar 0,779 berarti 77,9% menunjukkan bahwa hubungan antara

variabel kualitas produk, citra merek dan gaya hidup terhadap loyalitas

Universitas Sumatera Utara


78

konsumen hubungannya erat.

2. Adjusted R Square sebesar 0,592 berarti 59,2% faktor-faktor loyalitas

konsumen dapat dijelaskan oleh kualitas produk, citra merek dan gaya hidup.

Sedangkan 40,8% dijelaskan oleh faktor –faktor lain yang tidak diteliti dalam

penelitian ini.

4.6 Pembahasan

Berdasarkan uji validitas yang dilakukan, dinyatakan bahwa 16 pernyataan

yang mewakili variabel adalah valid. Hal ini terbukti dari r hitung pada Corrected

Item-Total Correlation yang lebih besar dari r tabel (0,361), sehingga 16 pernyataan

tersebut dapat digunakan untuk penelitian.

Uji Reliabilitas yang dilakukan memperoleh nilai Cronbach`s alpha

sebesar 0,919. Menurut Situmorang dan Lutfi (2012:82), suatu konstruk atau

variabel dinyatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach`s alpha lebih besar

dari 0,80. Dari teori tersebut dapat dinyatakan bahwa seluruh pernyataan dalam

penelitian ini adalah reliabel. Hal ini dibuktikan dari nilai Cronbach`s alpha

sebesar 0,919 lebih besar dari 0,80. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh

peneliti, variabel kualitas produk, citra merek dan gaya hidup secara bersama-

sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas konsumen sepatu

olahraga Adidas pada mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Sumatera Utara. Hal Ini dapat dilihat dari hasil uji Fhitung yang

menunjukkan bahwa nilai Fhitung pada kolom (F) adalah sebesar 41,146, lebih

besar dari nilai Ftabel sebesar 2,49. Nilai signifikan Fhitung pada kolom (sig.) adalah

0,000 nilai ini lebih kecil dari tingkat kesalahan (α) 0,05. Sehingga dapat

Universitas Sumatera Utara


79

disimpulkan bahwa variabel bebas yang terdiri dari kualitas produk, citra merek

dan gaya hidup secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap

variabel terikat loyalitas konsumen. Dari analisis karakteristik responden yang

diteliti maka dapat disimpulkan bahwa sepatu olahraga Adidas bahwa lebih besar

populasi mahasiswa junior yang memakai sepatu olahraga Adidas dibanding para

seniornya. Hal ini dikarenakan mahasiswa baru lebih mengenal sepatu Adidas

dikarenakan banyaknya waktu luang untuk berolahraga bagi mereka sehingga

pada saat sela-sela waktu mereka juga dapat mencari tau merek sepatu yang bagus

dari rekan mereka. Dibandingkan dari juniornya, senior lebih sedikit memiliki

waktu untuk berolahraga sehingga mereka tidak terlalu butuh sepatu yang

bermerek dikarenakan sedikitnya waktu untuk berolahraga. Berdasarkan hasil uji-t

dapat diketahui bahwa dari variabel kualitas produk, citra merek dan gaya hidup

berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas konsumen. Penjelasannya

sebagai berikut:

1. Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Loyalitas Konsumen

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial Variabel kualitas

produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas konsumen, hal ini

terlihat dari nilai t-hitung (2,057) > t-tabel (1,664) signifikan (0,043) < 0,05

artinya jika variabel harga ditingkatkan satu satuan maka loyalitas konsumen

(Y) akan meningkat sebesar 0,207. Dari distribusi jawaban responden untuk

variabel kualitas produk dapat dilihat bahwa 45 (53,6%) responden

menyatakan setuju bahwa mereka membeli sepatu Adidas karena memiliki ciri

khas 31 (36,9%) responden menyatakan setuju sepatu Adidas berstandar

Universitas Sumatera Utara


80

internasional, 47 (56,0%) responden menyatakan setuju bahwa sepatu Adidas

dapat digunakan di segala kondisi, 47 (56,0%) responden menyatakan setuju

bahwa sepatu Adidas tidak mudah sobek, 48 (57,1%) responden menyatakan

bahwa sepatu Adidas memiliki desain yang stylish.

Hasil analisis pernyataan sebagian besar responden menunjukkan setuju

bahwa sepatu Adidas memiliki desain yang stylish yang sesuai dengan gaya hidup

pada saat ini. Merekan berpendapat bahwa produk Adidas menawarkan desain

yang sesuai denga selera masyarakat masa kini sehingga sepatu Adidas tetap

menjadi pilihan utama bagi masyarakat. Hal itu sesuai dengan yang dikemukakan

oleh ahli. Menurut Kotler dan Armstrong (2008:272) kualitas produk adalah

“karakteristik produk atau jasa yang tergantung pada kemampuannya untuk

memuaskan kebutuhan pelanggan yang dinyatakan atau diimplikasikan”. Kualitas

mempunyai arti sangat penting dalam keputusan pembelian konsumen. Apabila

kualitas produk yang dihasilkan baik maka konsumen cenderung melakukan

pembelian ulang sedangkan bila kualitas produk tidak sesuai dengan yang

diharapkan maka konsumen akan mengalihkan pembeliannya pada produk sejenis

lainnya. Namun, sebagian besar responden lain menyatakan tidak setuju dengan

pernyataan bahwa sepatu Adidas berstandar internasional. Hal ini di karenakan

maraknya penjualan sepatu Adidas “KW” dengan menawarkan harga yang lebih

terjangkau namun tidak memiliki standard yang baik. Namun demikian sebagian

responden juga setuju dengan pernyataan tersebut dikarenakan mereka membeli

sepatu Adidas langsung ke outlet yang telah disediakan di mall sehingga mereka

mendapatkan sepatu Adidas yang memiliki kualitas internasional.

Universitas Sumatera Utara


81

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Nuki Dian

Marchiani, Wahyu Hidayat, Reni Shinta Dewi (2014) dengan judul “Pengaruh

Gaya Hidup, Citra Merek, dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian

Sepatu Sneakers Merek Converse” (Studi pada Mahasiswa Universitas

Diponegoro Semarang). Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas produk

berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian.

2. Pengaruh Citra Merek Terhadap Loyalitas Konsumen

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel citra merek berpengaruh

secara positif dan signifikan terhadap loyalitas konsumen, hal ini dapat dilihat dari

nilai thitung (2,446) > ttabel (1,664) signifikan (0,017) < 0,05 artinya jika variabel

citra merek ditingkatkan satu satuan maka loyalitas konsumen akan meningkat

sebesar 0,185. Dari distribusi jawaban responden untuk variabel citra merek

menunjukkan bahwa 43 (51,2%) responden menyatakan setuju bahwa

memberikan kepercayaan diri ketika memakai sepatu Adidas, 48 (57,1%)

responden menyatakan bahwa mereka lebih mengenal merek Adidas dari pada

merek lain, 35 (41,7%) responden menyatakan setuju bahwa sepatu Adidas

memiliki track record yang baik di bandingkan dengan merek lain, 47 (56,0%)

responden menyatakan setuju bahwa mereka memilih sepatu Adidas karena

mudah dikenali.

Hasil analisis pernyataan sebagian besar responden menunjukkan setuju

bahwa mereka lebih mengenal merek Adidas disbanding dengan merek lain. Hal

ini dikarenakan Adidas memiliki logo yang simpel dan muda diingat sehingga

ketika konsumen melihat logo tersebut konsumen langsung tau itu adalah logo

Universitas Sumatera Utara


82

merek Adidas. Disamping itu Adidas juga selalu di perkenal dalam event dan

pertandingan olahraga melalui sponsor, sehingga secara tidak langsung Adidas

telah mempromosikan merek mereka sendiri dengan mencerminkan kualitas yang

mereka miliki. Hal ini sesuai dengan yang disebutkan oleh ahli, Kotler dan Keller

(2009:346) menyatakan bahwa “citra merek adalah persepsi dan keyakinan yang

dilakukan oleh konsumen, seperti yang tercermin dalam asosiasi yang terjadi

dalam ingatan konsumen”. Citra merek dapat dianggap sebagai penanda tingkat

kualitas suatu produk, sehingga tak jarang konsumen membeli suatu produk

karena kesan dari suatu merek. Namun pada pernyataan lain responden kurang

setuju bahwa merek Adidas memiliki track record yang baik, konsumen

berpendapat selain Adidas merek lain juga memiliki track record yang tidak kalah

baiknya dengan Adidas seperti pesaing dekat yaitu Nike. Namun sebagian dari

responden juga setuju bahwa Adidas memiliki track record yang baik dibanding

dengan merek lain. Hal ini lebih harus di perhatikan oleh pihak Adidas karena

agar mereka tidak kalah bersaing dengan competitor dikemudian hari.

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Nuki Dian

Marchiani, Wahyu Hidayat, Reni Shinta Dewi (2014) dengan judul “Pengaruh

Gaya Hidup, Citra Merek, dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian

Sepatu Sneakers Merek Converse” (Studi pada Mahasiswa Universitas

Diponegoro Semarang). Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa citra merek

berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian.

3. Pengaruh Gaya Hidup Terehadap Loyalitas Konsumen

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial variabel kualitas

Universitas Sumatera Utara


83

produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas konsumen, hal ini

dapat dilihat dari nilai thitung (5,381) > ttabel (1,664) signifikan (0,000) < 0,05

artinya jika variabel gaya hidup ditingkatkan satu satuan maka keputusan

pembelian akan meningkat sebesar 0,419. Dari distribusi jawaban responden

untuk variabel gaya hidup menunjukkan bahwa 43 (51,2%) responden

menyatakan setuju bahwa mereka selalu membeli sepatu bermerek seperti sepatu

merek Adidas, 33 (39,3%) responden menyatakan setuju bahwa memakai sepatu

merek Adidas merupaka hal yang penting, 41 (48,8%) responden menyatakan

setuju bahwa sepatu Adidas memberikan ketertarikan sendiri dibanding dengan

merek lain.

Hasil analisis pernyataan sebagian besar konsumen setuju bahwa memakai

sepatu Adidas menaikkan gengsi. Hal ini dikarenakan Adidas memiliki kualitas

produk yang bagus dan juga memiliki berbagai macam jenis warna yang sesuai

dengan selera konsumen. Selain itu Adidas juga menawarkan berbagai macam

model sepatu yang sesuai dengan kebutuhan konsumen seperti sepatu untuk

berlari, sepatu untuk bermain bola dan sepatu sneakers. Menurut Setiadi

(2003:148), Gaya hidup secara luas didefinisikan sebagai gaya hidup yang

diidentifikasikan oleh bagaimana orang menghabiskan waktu mereka (aktivitas)

apa yang mereka anggap penting dalam lingkungannya (ketertarikan), dan apa

yang mereka pikirkan tentang diri mereka sendiri dan juga dunia disekitarnya

(pendapat). Gaya hidup hal yang penting dalam menunjang seseorang dalam

kehidupan, sehingga banyak faktor yang mempengaruhinya. Namun pada

pernyataan lain sebagian besar konsuen kurang setuju bahwa memakai sepatu

Universitas Sumatera Utara


84

yang bermerek merupakan hal yang penting. Menurut sebagian responden tidak

semua orang memiliki gaya hidup yang tinggi karena gaya hidup seseorang diukur

dengan kehidupan ekonomi mereka. Jika makin tinggi kehidupan ekonomi

seseorang maka makin tinggi gaya hidupnya dan begitu sebaliknya. Namun hal itu

menjadi tugas penting bagi Adidas agar kedepannya menawarkan produk sesuai

dengan segmen-segmen yang ada di pasar.

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Nuki Dian

Marchiani, Wahyu Hidayat, Reni Shinta Dewi (2014) dengan judul “Pengaruh

Gaya Hidup, Citra Merek, dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian

Sepatu Sneakers Merek Converse” (Studi pada Mahasiswa Universitas

Diponegoro Semarang). Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa gaya hidup

berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian.

Berdasarkan perhitungan maka didapatkan bahwa pada penelitian ini Nilai

R sebesar 0,779 berarti 77,9% menunjukkan bahwa hubungan antara variabel

kualitas produk, citra merek dan gaya hidup terhadap loyalitas konsumen

hubungannya erat. Adjusted R Square sebesar 0,592 berarti 59,2% faktor-faktor

loyalitas konsumen dapat dijelaskan oleh kualitas produk, citra merek dan gaya

hidup. Sedangkan 40,8% dijelaskan oleh faktor –faktor lain yang tidak diteliti

dalam penelitian ini.

Universitas Sumatera Utara


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis yang telah didapatkan, maka kesimpulannya adalah

sebagai berikut :

1. Hasil uji (F), menunjukkan bahwa kualitas produk, citra merek, dan gaya

hidup secara Serempak berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas

konsumen sepatu olahraga merek Adidas pada mahasiswa Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Hasil uji-t, menunjukkan bahwa secara parsial kualitas produk berpengaruh

positif dan signifikan terhadap loyalitas konsumen sepatu olahraga merek

Adidas pada mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi dan bisnis Universitas

Sumatera Utara. Citra merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap

loyalitas konsumen sepatu olahraga merek Adidas pada mahasiswa

Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Gaya

hidup berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas konsumen sepatu

olahraga merek Adidas pada mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Nilai R sebesar 0,779 berarti 77,9% menunjukkan bahwa hubungan antara

variabel kualitas produk, citra merek dan gaya hidup terhadap loyalitas

konsumen hubungannya erat. Adjusted R Square sebesar 0,592 berarti

59,2% faktor-faktor loyalitas konsumen dapat dijelaskan oleh kualitas

produk, citra merek dan gaya hidup. Sedangkan 40,3% dijelaskan oleh

85

Universitas Sumatera Utara


86

faktor –faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

5.2 Saran

1. Perusahaan disarankan agar melakukan evaluasi dan perbaikan untuk material

sepatu olahraga merek Adidas. Sehingga dapat memenuhi perspektif

konsumen terhadap kualitas barang yang diharapkan oleh konsumen.

2. Perusahaan disarankan agar lebih memperhatikan hak cipta merek sehingga

orang lain tidak sewenang-wenang memakai merek Adidas tersebut.

Perusahaan juga disarankan untuk lebih meningkatkan cara-cara promosinya,

mulai dari sosial media hingga media (baik cetak maupun televisi),

menyelenggarakan event-event dengan anak muda sebagai targetnya, menjadi

sponsor event-event untuk anak muda, seperti konser musik, pentas seni,

ajang unjuk bakat dan perlombaan-perlombaan olahraga, sehingga dapat

menimbulkan efek positif terhadap merek Adidas.

3. Perusahaan disarankan untuk lebih berinovasi terkait desain sepatu olahraga

Adidas, agar tidak terkesan monoton dan dapat bersaing dengan sepatu olahraga

merek lain. Apabila perusahaan ingin tetap mempertahankan desain bentuk

sepatu olahraga Adidas, perusahaan dapat menambahkan variasi warna dan juga

melakukan kerjasama denga penggiat seni untuk berkolaborasi menghasilkan

desain-desain pada lapisan kanvas sepatu olahraga merek Adidas. Sehingga

diharapkan dapat meningkatkan minat konsumen akan memakai sepatu olahraga

merek Adidas.

4. Bagi peneliti selanjutnya disarankan dapat meneliti kemungkinan variabel

lain yang dapat mempengaruhi keputusan loyalitas konsumen sepatu

Universitas Sumatera Utara


87

olahraga Adidas, baik harga, produk pesaing atau desain produk dan

variabel-variabel lain yang dapat mempengaruhi loyalitas konsumen.

Universitas Sumatera Utara


88

DAFTAR PUSTAKA

Durianto, D., & Sitinjak, T. (2004). Strategi Menaklukkan Pasar Melalui Riset
Ekuitas dan Perilaku Merek. Jakarta: PT SUN.
Dwiyana, Y., Rizky, H., Sularso, R. A., & Irawan, B. (2016). Pengaruh Citra
Merek Terhadap Loyalitas Melalui Kepuasan Konsumen Pada
Distro3Second di Kabupaten Jember. Jurnal Mahasiswa .
Ferrinadewi, E. (2008). Merek dan Psikologi Konsumen. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Griffin, J. (2005). Customer Loyalty: Menumbuhkan dan Mempertahankan
Kesetiaan Pelanggan. Jakarta: Erlangga.
Hurriyatih, R. (2005). Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen. Bandung:
Alfabeta.
Kertajaya, H. (2004). On Marketing. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Kotler, P. (2005). Manajemen Pemasaran (Vol. 1). Jakarta: PT. Indeks.
Kotler, P., & Armstrong, G. (2008). Prinsip-prinsip Pemasaran (12 ed., Vol. 1).
Jakarta: Erlangga.
Kotler, P., & Keller, K. L. (2013). Manajemen Pemasaran (12 ed., Vol. 2).
Jakarta: Erlangga.
Kotler, P., & Keller, K. L. (2009). Mnajemen Pemasaran (13 ed., Vol. 1). Jakarta:
Erlangga.
Kuncoro, M. (2009). Metode Riset. Jakarta: Erlangga.
marchiani, N. D., Hidayat, W., & dewi, R. S. (2014). Pengaruh Gaya Hidup, Citra
Merek dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Sepatu
Snekears Merek Converse. Jurnal Administrasi Bisnis .
Mowen, J. C., & Minor, M. (2002). Perilaku Konsumen. Jakarta: Erlangga.
Owusu, A. (2013). Influence of Price and Product Quality on Purchase Decision
of Mobile Phone in Kumasi Metropolis in Ghana a Comparative Study.
Journal of Marketing Management .
Rangkuti, F. (2002). The Power of Brands Teknik Mengelola Brand Equity dan
Strategi Pengembangan Merek + Analisis Kasus dengan SPSS. Jakarta:
PT. Gramedia Pustaka Utama.
Riyandi, R. (2013). Pengaruh Kualitas Produk dan Citra Merek T-shirt Dark
Castle Terhadap Loyalitas Pelanggan Pada Distrodark di Plaza
Parahyangan Bandung. Jurnal unikom .
Romadhoni, M. (2015). Pengaruh Citra Merek Terhadap Pengambilan Keputusan
Pembelian Sepatu NIKE pada Mahasiswa FIK UNY. Skripsi Mahasiswa .
Septian, R. (2016). Pengaruh Brand Image Terhadap Loyalitas Konsumen Produk
Sepatu Converse (Studi Kasus pada Mahasiswa Universitas Sanata

Universitas Sumatera Utara


89

Dharma di Yogyakarta) . Prodi Manajemen FE-USDY .


Setiadi, N. J. (2003). Perilaku Konsumen: Konsep dan Implikasi untuk Strategi
dan Penelitian Pemasaran. Jakarta: Kencana.
Simamora, B. (2000). Paduan Riset Perilaku Konsumen. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.
Situmorang, S. H. (2011). Bisnis Kasus dan Konsep. Medan: USU Press.
Situmorang, S. H., & Lufti, M. (2014). Analisis Data. Medan: USU Press.
Situmorang, S. H., & Lufti, M. (2012). Analisis Data untuk Riset Manajemen dan
Bisnis. Medan: USU Press.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. (2012). Metodologi Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Supramono, & Oktavian, J. (2003). Disain Proposal Penelitian Studi Pemasaran.
Yogyakarta: Andi.
Suryani, T. (2008). Perilaku Konsumen. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Tjiptono, F. (2005). Brand Management dan Strategi. Yogyakarta: Andi.
Tjiptono, F. (2008). Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Andi.
Tjiptono, F. (2009). Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Andy.

Universitas Sumatera Utara


90

LAMPIRAN 1

LEMBAR KUESIONER PENELITIAN

PENGARUH KUALITAS PRODUK, CITRA MEREK DAN GAYA HIDUP


TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN SEPATU OLAHRAGA MEREK
ADIDAS PADA MAHASISWA MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI
DAN BISNIS USU

Responden yang terhormat,

Saya mohon kesediaan anda untuk menjawab pertanyaan maupun


pernyataan pada
lembar kuesioner penelitian ini. Informasi yang anda berikan adalah sebagai data
penelitian dalam rangka penyusunan skripsi. Atas waktu dan kesediaan anda
dalam mengisi kuesioner, saya mengucapkan banyak terima kasih.

I. IDENTITAS RESPONDEN
Angkatan :
Jangka waktu pemakaian : < 1 tahun > 1 tahun
Pernah melakukan pembelian ulang sepatu olahraga Adidas : YA/TIDAK

II. PETUNJUK PENGISIAN


Berilah tanda centang (√) pada salah satu alternatif jawaban pada kolom
yang tersedia untuk jawaban yang paling tepat menurut persepsi anda setelah
anda menggunakan kalkulator Karce. Keterangan mengenai skor penilaian:

Jawaban Skor
Sangat Setuju (SS) 5
Setuju (S) 4
Kurang Setuju (KS) 3
Tidak Setuju (TS) 2
Sangat Tidak Setuju (STS) 1

Universitas Sumatera Utara


91

III. Daftar Pertanyaan

1. Kualitas Produk
No Pernyataan SS S KS TS STS

1 Saya membeli sepatu Adidas karena


memiliki ciri khas yang tidak dimilki oleh
merek lain
2 Saya membeli sepatu Adidas karena
berstandar internasional
3 Sepatu Adidas dapat digunakan disegala
kondisi
4 Sepatu Adidas tidak mudah sobek
walaupun sering dipakai untuk berlari
5 Saya suka dengan desain sepatu adidas
yang stylis

2. Citra Merek
No Pertanyaan SS S KS TS STS
1 Memberikan rasa percaya diri ketika
memakai sepatu Adidas
2 Saya lebih mengenal merek Adidas dari
pada merek lain
3 Sepatu Adidas memiliki track record
yang lebih baik dibandingkan dengan
merek lain
4 Saya memilih sepatu merek Adidas
karena mudah dikenali

3. Gaya Hidup
No Pernyataan SS S KS TS STS
1 Saya selalu membeli sepatu olahraga
yang bermerek seperti sepatu olahraga
merek Adidas
2 Memakai sepatu merek Adidas
merupakan hal yang penting bagi saya
3 Sepatu Adidas memberikan saya
ketertarikan tersendiri dari pada produk
sepatu olahraga yang lainnya

Universitas Sumatera Utara


92

4. Loyalitas Konsumen
No Pernyataan SS S KS TS STS
1 Saya membeli kembali sepatu olahraga
Adidas ketika sepatu lama sudah usang
2 Saya merekomendasikan merek Adidas
kepada orang lain
3 Menjadi konsumen Adidas pilihan yang
tepat bagi saya
4 Selain membeli sepatu adidas saya juga
membeli lini produk yang lain

TERIMA KASIH

Universitas Sumatera Utara


93

LAMPIRAN 2
ANALISIS REGRESI LINIER
P P P P P X P P P P P1 P1 P1 P1 P1 P1 P1
No 1 2 3 4 5 1 6 7 8 9 X2 0 1 2 X3 3 4 5 6 Y
3. 4.2
1 3 3 3 4 5 6 5 4 4 4 5 4 5 3 4 4 5 5 4 4.5
3. 3.6 3.7
2 4 3 4 4 4 8 4 4 3 3 3.5 3 4 4 7 3 4 4 4 5
3.7 3.3 3.7
3 2 3 4 3 3 3 2 4 5 4 5 4 2 4 3 4 4 3 4 5
3. 3.2 3.3 3.2
4 3 3 4 4 4 6 3 3 4 3 5 3 3 4 3 3 4 2 4 5
4.7
5 5 4 4 4 3 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 3 4 4
3. 3.7 4.3 3.7
6 4 3 5 3 4 8 5 4 3 3 5 3 5 5 3 3 4 5 3 5
3. 3.6 3.2
7 3 4 4 3 3 4 4 5 3 4 4 3 4 4 7 3 3 4 3 5
3. 3.6
8 4 3 4 4 4 8 4 4 4 4 4 4 3 4 7 4 4 4 4 4
3. 3.6
9 4 2 3 4 4 4 5 5 4 4 4.5 4 4 3 7 5 4 3 4 4
4. 4.2 4.2
10 5 4 4 4 4 2 4 4 5 4 5 3 5 4 4 4 5 5 3 5
3. 3.6 3.2
11 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3.5 4 3 4 7 3 3 3 4 5
3. 3.7 3.3
12 4 4 3 3 4 6 4 4 4 3 5 3 4 3 3 3 4 4 3 3.5
3. 3.6 3.7
13 3 3 4 4 3 4 3 5 3 5 4 4 3 4 7 4 4 3 4 5
3. 3.7 3.2
14 4 5 3 3 4 8 3 4 4 4 5 3 3 3 3 3 4 3 3 5
3. 3.6 3.7
15 3 4 4 4 3 6 4 3 3 4 3.5 4 3 4 7 4 3 4 4 5
3. 3.7 3.7
16 2 2 4 5 4 4 3 4 3 5 5 5 3 4 4 5 2 3 5 5
3. 3.7 3.6 3.7
17 4 3 4 3 3 4 4 4 3 4 5 3 4 4 7 3 4 4 4 5
3. 3.3
18 5 3 3 4 4 8 4 5 4 5 4.5 4 3 3 3 4 5 3 4 4
4. 3.2 4.3
19 4 4 5 4 5 4 3 3 3 4 5 5 3 5 3 5 4 4 5 4.5
3. 3.7 3.6 3.7
20 4 3 4 3 3 4 4 4 4 3 5 3 4 4 7 3 4 4 4 5
3. 4.3
21 3 3 4 4 5 8 5 5 4 4 4.5 5 5 3 3 5 3 5 5 4.5
3.
22 4 3 3 3 4 4 4 5 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3.5
3. 4.2
23 4 4 4 4 3 8 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4
3. 3.7 3.7
24 5 3 4 3 4 8 3 5 3 4 5 3 3 3 3 3 5 4 3 5
4.6 4.2
25 4 4 4 4 4 4 5 4 4 3 4 4 5 5 7 4 4 5 4 5
3. 3.7 3.6
26 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 5 3 4 4 7 4 4 4 4 4
3. 3.7 3.6 3.7
27 3 3 4 4 4 6 4 4 3 4 5 4 3 4 7 4 3 4 4 5
3. 2.7 3.2
28 2 4 3 4 3 2 3 3 3 2 5 3 3 3 3 3 4 3 3 5
3. 2.3
29 3 3 4 4 4 6 3 4 3 4 3.5 2 3 2 3 4 3 3 4 3.5
3. 4.2 3.6
30 4 5 3 3 4 8 4 5 5 3 5 4 4 3 7 4 4 4 4 4
3. 3.2
31 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 5
3. 3.3 3.7
32 4 3 3 4 3 4 3 5 3 3 3.5 4 3 3 3 4 4 3 4 5
3.7 4.3
33 4 3 4 4 5 4 5 3 3 4 5 4 5 4 3 4 3 5 4 4
4. 3.7
34 4 5 5 3 4 2 4 3 4 4 5 3 4 5 4 4 5 4 5 4.5

Universitas Sumatera Utara


94

3. 3.6
35 3 4 4 4 4 8 4 4 5 3 4 4 4 3 7 4 4 4 4 4
3. 4.3 4.7
36 3 3 4 5 4 8 4 4 3 3 3.5 5 4 4 3 5 5 4 5 5
3. 3.7 3.7
37 4 3 3 3 3 2 3 4 4 4 5 3 3 3 3 4 4 3 4 5
3.7
38 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4.5 4 4 4 4 4 3 4 4 5
3. 3.2 3.2
39 4 4 3 3 4 6 3 4 3 3 5 3 3 3 3 3 4 3 3 5
3. 3.7
40 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 5
3. 3.6
41 4 4 3 4 4 8 4 4 4 4 4 4 4 3 7 4 4 4 4 4
3. 3.2 3.6 3.2
42 3 3 4 5 4 8 2 5 3 3 5 5 2 4 7 3 3 4 3 5
3.6 3.7
43 4 4 4 4 4 4 3 4 5 4 4 4 3 4 7 4 4 3 4 5
4. 4.6 4.7
44 5 5 5 4 5 8 5 4 4 5 4.5 4 5 5 7 5 5 4 5 5
3. 3.2
45 4 3 3 3 3 2 3 3 4 4 3.5 3 3 3 3 3 4 3 3 5
3. 3.2
46 3 4 4 4 3 6 3 4 3 3 5 2 3 4 3 4 3 3 4 3.5
3.
47 4 3 4 3 4 6 4 4 3 3 3.5 3 4 5 4 3 4 4 3 3.5
3. 3.7
48 3 3 4 4 5 8 4 3 4 4 5 4 4 4 4 4 3 5 4 4
4.2
49 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5
3. 3.2 3.2
50 4 3 3 3 3 2 3 4 3 3 5 3 3 3 3 3 4 3 3 5
3. 4.7 4.6 4.2
51 3 3 5 4 4 8 5 5 5 4 5 4 5 5 7 4 5 4 4 5
3. 3.7 3.6
52 4 4 4 3 4 8 4 4 4 3 5 3 4 4 7 3 4 4 3 3.5
3. 3.2 3.6
53 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 5 4 3 4 7 4 3 3 4 3.5
4. 4.6 4.2
54 4 4 5 5 4 4 4 4 5 3 4 5 4 5 7 5 3 4 5 5
3. 3.7 3.6
55 3 5 3 4 3 6 4 5 3 3 5 4 4 3 7 4 4 4 4 4
3. 3.7 3.6 3.7
56 4 3 4 4 4 8 3 4 4 4 5 4 3 4 7 4 4 3 4 5
3. 3.2
57 4 4 3 3 4 6 3 4 4 3 3.5 3 3 3 3 3 4 3 3 5
4. 4.2 3.6 4.2
58 5 3 4 4 5 2 4 5 4 4 5 4 3 4 7 4 5 4 4 5
4. 4.2
59 4 5 4 4 4 2 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4
3. 4.7 4.6 4.2
60 4 4 4 3 4 8 5 5 4 5 5 5 5 4 7 5 3 5 4 5
3. 3.7 3.7
61 3 3 4 4 4 6 4 4 3 4 5 4 4 4 4 4 3 4 4 5
3. 3.2 3.2
62 4 4 3 3 4 6 3 3 4 3 5 3 3 3 3 3 4 3 3 5
3. 3.7 3.6 3.7
63 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 5 4 4 3 7 4 3 4 4 5
3. 4.3
64 4 3 4 3 3 4 5 4 3 4 4 5 5 3 3 5 4 4 5 4.5
3. 3.2
65 3 4 3 4 4 6 3 4 3 3 5 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3.
66 4 3 4 4 3 6 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
3.6 3.7
67 3 4 4 5 4 4 4 5 4 5 4.5 4 3 4 7 4 3 4 4 5
3. 3.3 4.2
68 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 5 4 5 3 5
4. 3.2 3.6 3.7
69 4 4 4 4 5 2 3 3 3 4 5 4 3 4 7 4 3 4 4 5

70 2 3 3 3 4 3 3 2 2 3 2.5 3 3 3 3 3 4 4 3 3.5
2. 3.2 3.2
71 3 2 3 3 3 8 3 3 3 4 5 3 3 3 3 3 3 3 4 5

72 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4.5 4 4 4 4 4 4 4 4 4

73 3 2 2 3 3 2. 3 3 2 3 2.7 3 3 2 2.6 3 3 3 3 3

Universitas Sumatera Utara


95

6 5 7

3. 3.6
74 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 7 4 4 4 4 4
3.7
75 3 2 2 4 4 3 4 4 3 4 5 4 3 2 3 4 3 3 4 3.5
3. 3.7 3.6
76 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 5 3 4 4 7 3 4 4 3 3.5
3. 3.2
77 3 3 4 3 4 4 2 4 3 3 3 3 2 4 3 3 3 4 3 5
3. 3.7 3.6
78 4 4 3 4 3 6 4 4 3 4 5 4 4 3 7 4 4 4 4 4
3. 3.7 3.3
79 4 4 3 3 4 6 3 5 3 4 5 4 3 3 3 3 4 3 4 3.5
4.2 3.6
80 4 4 3 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 3 7 4 5 4 5 4.5
3.7 3.6 3.7
81 3 3 4 5 5 4 4 4 3 4 5 4 3 4 7 4 3 4 4 5
3. 3.6
82 4 4 3 4 4 8 3 3 3 3 3 4 3 4 7 5 4 3 4 4
3. 4.3
83 3 3 4 4 4 6 5 5 4 4 4.5 4 5 4 3 4 3 5 4 4
3. 3.7 3.3 3.2
84 4 4 4 3 3 6 4 4 3 4 5 3 4 3 3 3 3 4 3 5

Universitas Sumatera Utara


96

LAMPIRAN 3

UJI VALIDITAS DAN REALIBILITAS

Case Processing Summary Reliability Statistics

N % Cronbach's

Cases Valid 30 100.0 Alpha N of Items


a
Excluded 0 .0
.919 16
Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.

Item-Total Statistics

Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Total Correlation Deleted

P1 60.60 35.421 .827 .908


P2 60.67 34.713 .759 .909
P3 60.70 34.631 .879 .906
P4 60.73 37.099 .550 .916
P5 60.70 39.114 .540 .917
P6 60.70 35.872 .696 .911
P7 60.57 36.116 .690 .912
P8 60.67 38.644 .452 .918
P9 60.63 37.482 .536 .916
P10 60.70 37.045 .685 .912
P11 60.93 37.168 .465 .919
P12 60.83 37.040 .484 .918
P13 60.53 36.051 .759 .910
P14 60.77 36.806 .508 .917
P15 60.57 36.185 .612 .914
P16 60.70 35.597 .569 .916

Universitas Sumatera Utara


97

LAMPIRAN 4

OUTPUT LINIER REGRESI BERGANDA

a
Variables Entered/Removed

Variables Variables
Model Entered Removed Method

1 gaya hidup, citra


merek, kualitas . Enter
b
produk

a. Dependent Variable: loyalitas konsumen


b. All requested variables entered.

b
Model Summary

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate

1
a
.779 .607 .592 .26213

a. Predictors: (Constant), gaya hidup, citra merek, kualitas produk


b. Dependent Variable: loyalitas konsumen

a
ANOVA

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.


b
1 Regression 8.482 3 2.827 41.146 .000

Residual 5.497 80 .069

Total 13.979 83

a. Dependent Variable: loyalitas konsumen


b. Predictors: (Constant), gaya hidup, citra merek, kualitas produk

Universitas Sumatera Utara


98

a
Coefficients

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) .803 .316 2.542 .013

kualitas produk .207 .101 .182 2.057 .043

citra merek .185 .076 .210 2.446 .017

gaya hidup .419 .078 .513 5.381 .000

a. Dependent Variable: loyalitas konsumen

a
Residuals Statistics

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value .1607 .2645 .2061 .02028 84


Std. Predicted Value -2.239 2.879 .000 1.000 84
Standard Error of Predicted
.017 .059 .032 .010 84
Value

Adjusted Predicted Value .1553 .2788 .2057 .02181 84


Residual -.19402 .46083 .00000 .15107 84
Std. Residual -1.261 2.995 .000 .982 84
Stud. Residual -1.274 3.105 .001 1.005 84
Deleted Residual -.19847 .49529 .00042 .15852 84
Stud. Deleted Residual -1.279 3.290 .008 1.022 84
Mahal. Distance .062 11.358 2.964 2.514 84
Cook's Distance .000 .180 .012 .023 84
Centered Leverage Value .001 .137 .036 .030 84

a. Dependent Variable: absut

Universitas Sumatera Utara


99

LAMPIRAN 5

UJI ASUMSI KLASIK

Universitas Sumatera Utara


100

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized
Residual

N 84
a,b
Normal Parameters Mean .0000000
Std. Deviation .25735370
Most Extreme Differences Absolute .074
Positive .074
Negative -.047
Test Statistic .074

Asymp. Sig. (2-tailed) c,d


.200

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

d. This is a lower bound of the true significance.

Universitas Sumatera Utara


101

a
Coefficients

Standardiz
ed
Unstandardized Coefficient Collinearity
Coefficients s Statistics
Toleran
Model B Std. Error Beta t Sig. ce VIF
1 (Constant)
.803 .316 2.542 .013

kualitas
.207 .101 .182 2.057 .043 .630 1.588
produk
citra merek .185 .076 .210 2.446 .017 .665 1.504

gaya hidup .419 .078 .513 5.381 .000 .540 1.853

a. Dependent Variable: loyalitas konsumen

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai