TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka
1. Interaksi Obat
Interaksi obat adalah peristiwa dimana aksi suatu obat di ubah atau
terjadi jika suatu obat mengubah efek obat lainnya. Kerja obat yang diubah
penderita yang mendapat 0-5 macam obat adalah 3,5%, sedangkan yang
bersama ini diperkirakan akibat terjadinya interaksi obat yang juga makin
1. Interaksi Farmasetik
Interaksi ini terjadi diluar tubuh ( sebelum obat di berikan) antara
yaitu:
waktunya.
g) Jika harus memberi per infus dua macam obat, berikan 2 jalur
2. Interaksi farmakokinetik
(Setiwati, 2003)
Jika dalam darah pada saat yang sama terdapat tempat ikatan
3. Interaksi Farmakodinamik
yang terjadi dengan suatu obat akan terjadi juga dengan obat-obat
a) Sinergisme
sinergisme antara dua obat yang bekerja pada sistem, organ, sel
b) Antagonisme
interaksi obat. Pasien yang rentan terhadap interaksi obat antara lain:
spesifik.
maka perlu dilakukan modifikasi dosis salah satu atau kedua obat
3) Pemantauan pasien
2. Hipertensi
2.1 ETIOLOGI
hipertensi.
B. Hipertensi sekunder
tekanan darah (lihat tabel 1). Pada kebanyakan kasus, disfungsi renal
lebih pada dua atau lebih kunjungan klinis (Chobaniam, 2003) (Tabel
normal pada tekanan darah sistolik (TDS) < 120 mm Hg dan tekanan
dimasa yang akan datang. Ada dua tingkat (stage) hipertensi , dan
penyakit ginjal).
(Chobaniam, 2003).
terapi obat, dengan salah satunya diuretik tipe tiazid. Terdapat enam
indikasi khusus dimana kelas-kelas obat antihipertensi tertentu
1. Terapi nonfarmakologi
2. Terapi farmakologi
1. Terapi nonfarmakologi
Menerapkan gaya hidup sehat bagi setiap orang sangat penting untuk
darah adalah mengurangi berat badan untuk individu yang obes atau
2001). Program diet yang mudah diterima adalah yang didisain untuk
(overweight)
e. Diet kaya dengan buah dan sayuran dan rendah lemak jenuh dapat
(Vollmer, 2001).
f. Walaupun ada pasien hipertensi yang tidak sensitif terhadap garam,
JNC VII menyarankan pola makan DASH yaitu diet yang kaya dengan
buah, sayur, dan produk susu redah lemak dengan kadar total lemak
(100 mEq)/hari.
oleh merokok.
2. Terapi Farmakologi
Beberapa dari kelas obat ini (misalnya diuretik dan antagonis kalsium)
mengambil keputusan saat memilih obat secara sadar, jelas, dan bijak
tolerabilitas, dan biaya saja tidak dapat dipakai dalam seleksi obat
kedua dari kelas yang berbeda dimulai apabila pemakaian obat tunggal
(Chombaniam, 2003).
Terapi Kombinasi
tertentu
pasien (adherence)
Fixed-dose combination yang paling efektif adalah sebagai berikut:
(Dosh, 2001)
kalsium
paling efektif.
baik sendiri atau dikombinasi dengan salah satu dari kelas lain (ACEI,
pada pasien dengan indikasi tertentu, tetapi tidak selalu sebagai obat
pilihan pertama.
pada osteoporosis.
tremor esensial.
hiponatremia yang
bermakna.
obesitas, diet tinggi lemak dan rendah serat, serta kurang gerak badan.
(ADA, 2004).
yang berada pada tahap awal, umumnya dapat dideteksi jumlah insulin
atau tak mampu merespon insulin secara normal. Keadaan ini lazim
penuaan.
2004).
obesitas, dan juga komplikasi pada pembuluh darah dan syaraf (IONI,
2000).
3.3 DIAGNOSIS
sewaktu > 200 mg/dl sudah cukup untuk menegakkan diagnosis DM.
Hasil pemeriksaan kadar glukosa darah puasa > 126 mg/dl juga dapat
A. Pengaturan Diet
• Karbohidrat : 60-70%
• Protein : 10-15%
• Lemak : 20-25%
akut dan kegiatan fisik, yang pada dasarnya ditujukan untuk mencapai
salah satu parameter status DM), dan setiap kilogram penurunan berat
B. Olah Raga
Berolah raga secara teratur dapat menurunkan dan menjaga kadar gula
darah tetap normal. Saat ini ada dokter olah raga yang dapat
dimintakan nasihatnya untuk mengatur jenis dan porsi olah raga yang
sesuai untuk penderita diabetes. Prinsipnya, tidak perlu olah raga berat,
olah raga ringan asal dilakukan secara teratur akan sangat bagus
obat atau kombinasi dari dua jenis obat. Pemilihan dan penentuan
turunan fenilalanin).
RS. Panti Wilasa Citarum tergolong dalam Rumah Sakit Umum Kelas
bagian, yaitu farmasi rawat jalan dan farmasi rawat inap. Keduanya di
pembantu umum..
Pendamping, TTK dan tenaga yang lain sesuai dengan porsi masing-