Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

DASAR ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

SISTEM INFORMASI KESEHATAN

DI SUSUN OLEH :

KELAS D

KELOMPOK 9

1. INDAH MOHAMAD ( NIM 811419007)

2. FEBIYOLA OLII ( NIM 811419068)

3. PUTRI ANING BAKARI ( NIM 811419118)

4. YANIK EKA LESTARI ( NIM 811419180)

JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

2019
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT hingga saat ini masih
memberikan nafas bagi kehidupan dan anugerah akal, sehingga kami dapat
menyelesaikan pembuatan makalah ini dengan judul "SISTEM INFORMASI
KESEHATAN" tepat pada waktunya.Terima kasih pula kepada semua pihak yang
telah ikut membantu hingga dapar disusun makalah ini.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Dasar Ilmu
Kesehatan Masyarakat.Dalam makalah ini membahas tentang Pengertian sistem
informasi kesehatan,komponen sistem informasi kesehatan,Dampak kebijakan
sistem informasi kesehatan,konsep pengembangan sistem informasi kesehatan, Dan
Aplikasi sistem informasi kesehatan.Akhirnya kami sampai kan terima kasih atas
perhatiannya terhadap makalah ini dan penulis berharap semoga makalah ini
bermanfaat bagi diri kami sendiri dan khususnya pada pembaca umumnya.

Akhirnya tidak ada manusia yang luput dari kesalahan dan


kekurangan.Dengan segala kerendahan hati,Saran saran dan kritik yang sifatnya
membangun sangat kami harapkan dari para pembaca guna peningkatan kualitas
makalah ini dan makalah makalah lainnya pada waktu mendatang.

Gorontalo, 23 oktober 2019

Kelompok 9

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................... i

DAFTAR ISI............................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................. ………………1

1.2 Rumusan Masalah………................................................................... ……………..2

1.3 Tujuan ............................................................................................ ……………..2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................... 3

2.1 Sistem Informasi Kesehatan(SIK). .................................................... ………………3

2.2 Komponen Sistem Informasi Kesehatan(SIK)………. ......................... ………………6

2.3 Dasar Kebijakan Sistem Informasi Kesehatan(SIK) ......................................... 13

2.4 Konsep Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan(SIK). ..............................14

2.5 Aplikasi Sistem Informasi Kesehatan(SIK). ...................................... ………………15

BAB III PENUTUPAN........................................................................................... 17

3.1 Kesimpulan ...................................................................................………………17

3.2 Saran ............................................................................................. ……………..20

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 21

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berkembangnya teknologi sistem informasi, maka penyajian informasi yang


cepat dan efisien sangat dibutuhkan oleh setiap orang. Perkembangan teknologi
yang semakin pesat saat ini menuntut diubahnya pencatatan manual menjadi sistem
yang terkomputerisasi. Demikian juga halnya pembayaran pasien pada suatu rumah
sakit. Rumah sakit sebagai salah satu institusi pelayanan umum di bidang kesehatan
membutuhkan keberadaan suatu sistem informasi yang akurat, handal, serta cukup
memadai untuk meningkatkan pelayanannya kepada pasien serta lingkungan yang
terkait lainnya. Sistem informasi rumah sakit digunakan untuk mempermudah dalam
pengelolaan data pada rumah sakit. Sistem ini seharusnya sudah menggunakan
metode komputerisasi. Karena dengan menggunakan metode komputerisasi, proses
penginputan data, proses pengambilan data maupun proses pembaruan data
menjadi sangat mudah, cepat dan akurat.

Internet merupakan jaringan komputer yang dapat menghubungkan


perusahaan dengan domain publik, seperti individu, komunitas, institusi, dan
organisasi. Jalur ini merupakan jalur termurah yang dapat digunakan institusi untuk
menjalin komunikasi efektif dengan konsumen. Mulai dari tukar menukar data dan
informasi sampai dengan transaksi pembayaran dapat dilakukan dengan cepat,
murah dan mudah melalui internet.

Kecepatan evolusi teknologi informasi dalam memanfaatkan internet untuk


mengembangkan jaringan dalam manajemen database sangat ditentukan oleh
kesiapan manajemen dan ketersediaan sumber daya yang memadai. Namun evolusi
tersebut bukan pula berarti bahwa institusi yang bersangkutan harus secara

1
sekuensial mengikuti tahap demi tahap yang ada, namun bagi mereka yang ingin
menerapkan manajemen database dengan “aman” dan “terkendali”, alur
pengembangan aplikasi secara bertahap merupakan pilihan yang baik.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apa pengertian sistem Informasi Kesehatan?

2. Bagaimanakah Komponen Sistem informasi kesehatan?

3. Apa saja dasar kebijakan sistem informasi kesehatan?

4. Bagaimana konsep-konsep pengembangan sistem informasi kesehatan?

5. Sebutkan Aplikasi Sistem informasi kesehatan?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan yang diharapkan dari pembahasan ini yaitu sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengertian sistem informasi kesehatan

2. Untuk mengetahui Komponen komponen sistem informasi kesehatan

3. Untuk mengetahui Dasar kebijakan sistem informasi kesehatan

4. Untuk mengetahui konsep-konsep pengembangan sistem informasi kesehatan

5. Untuk mengetahui aplikasi apa saja yang ada di sistem informasi kesehatan

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 SISTEM INFORMASI KESEHATAN(SIK)

1. Pengertian Sistem Informasi Kesehatan (SIK)

Sistem Informasi Kesehatan (SIK) adalah kumpulan komponen dan prosedur


yang terorganisir dan bertujuan untuk menghasilkan informasi yang dapat
memperbaiki keputusan yang berkaitan dengan manajemen pelayanan kesehatan
disetiap tingkatnya.

Word Health Organization (WHO) menekankan bahwa sistem informasi


kesehatan harus dijadikan alat yang efektif bagi manajemen.WHO mendefenisikan
bahwa SIK adalah sebuah sistem yang mengintegrasikan pengumpulan
data,pengolahan,pelaporan,dan penggunaan informasi untuk meningkatkan
efektivitas dan efisiensi pelayanan kesehatan melalui manajemen yang lebih baik
pada semua jenjang kesehatan.Menurut WHO, Sistem Informasi Kesehatan
merupakan salah satu dari 6 “building block” atau komponen utama dalam sistem
kesehatan di suatu negara. Keenam komponen (building block) sistem kesehatan
tersebut adalah:

1. Service delivery (pelaksanaan pelayanan kesehatan)

2. Medical product, vaccine, and technologies (produk medis, vaksin, dan teknologi

kesehatan)

3. Health worksforce (tenaga medis)

4. Health system financing (sistem pembiayaan kesehatan)

3
5. Health information system (sistem informasi kesehatan)
6. Leadership and governance (kepemimpinan dan pemerintah)
2. Tujuan dikembangkannya Sistem InformasiKesehatan

Sistem informasi kesehatan (SIK) merupakan subsistem dari Sistim Kesehatan


Nasional (SKN) yang berperan dalam memberikan informasi untuk pengambilan
keputusan di setiap jenjang administrasi kesehatan baik di tingkat pusat, provinsi,
kabupaten/kota atau bahkan pada tingkat pelaksana teknis seperti Rumah Sakit
ataupun Puskesmas.Bentuk-bentuk SIK terdiri dari :

1. Sistem Informasi (SI) di fasilitas Kesehatan :

a. SI di Rumah Sakit seperti Sistem Pencatatan dan Pelaporan RS(SP2RS)


b. SI di puskesmas, seperti pencatatan pelaporan puskesmas (SP3)
2. Sistem Informasi di masyarakat:

a. Pemantauan Wilayah Setempat KIA


b. SurveillanceTuberculosis

3. Manfaat Sistem InformasiKesehatan

World Health Organisation (WHO) menilai bahwa investasi sistem informasi


kesehatan mempunyai beberapa manfaat antara lain:Membantu pengambil
keputusan untuk mendeteksi dan mengendalikan masalah kesehatan, memantau
perkembangan dan meningkatkannya,Pemberdayaan individu dan komunitas
dengan cepat dan mudah dipahami, serta melakukan berbagai perbaikan kualitas
pelayanan kesehatan.

4
4. Perkembangan Sistem InformasiKesehatan

Sistem Informasi Kesehatan di Indonesia telah mengalami 3 pembagian masa


sebagai berikut :

1. Era Manual (sebelum 2005)


a. Aliran data terfragmentasi. Aliran data dari sumber data (fasilitas kesehatan) ke
pusat melalui berbagai jalan.

b. Data dan Informasi dikelola dan disimpan oleh masing-masing Unit


diDepartemen Kesehatan.

c. Bentuk data : agregat.


d. Sering terjadi duplikasi dalam pengumpulan data.

e. Sangat beragamnya bentuk laporan.


f. Validitas diragukan.

g. Data sulit diakses.


h. Karena banyaknya duplikasi, permasalahan kelengkapan dan validitas, maka
data sulit diolah dan dianalisis.

i. Pengiriman data masih banyak menggunakan kertas sehingga tidak ramah lingkungan.

2. Era Transisi (2005 –2011)

a. Komunikasi data sudah mulai terintegrasi (mulai mengenal prinsip 1


pintu,walau beberapa masih terfragmentasi).

5
b. Sebagian besar data agregat dan sebagian kecil data individual.

c. Sebagian data sudah terkomputerisasi dan sebagian masih manual.

d. Keamanan dan kerahasiaan data kurang terjamin.

3. Era Komputerisasi (mulai2012)

a. Pemanfaatan data menjadi satu pintu (terintegrasi).

b. Data individual (disagregat).

c. Data dari Unit Pelayanan Kesehatan langsung diunggah (upload) ke bank data di
pusat (e-Health).

d. Penerapan teknologi m-Health dimana data dapat langsung diunggah ke bank


data.

e. Keamanan dan kerahasiaan data terjamin (memakai securelogin).

f. Lebih cepat, tepat waktu dan efisien.

g. Lebih ramah lingkungan.

2.2 KOMPONEN SISTEM INFORMASI KESEHATAN(SIK)

Pada tatanan Sistem Kesehatan Nasional (SKN),SIK merupakan bagian dari


sub sistem.Adapun sub sistem dalam Sistem Kesehatan Nasional Indonesia,yaitu :

1. Upaya Kesehatan

2. Penelitian dan pengembangan kesehatan

3.Pembiayaan kesehatan

4. Sumber daya manusia (SDM)kesehatan

6
5. Sediaan farmasi,alat kesehatan dan makanan

6.Manajemen,informasi,regulasi dan kesehatan

7.Pemberdayaan masyarakat

Bentuk- bentuk perkembangan SIK yang sedang berlangsung antara lain sebagai
berikut :

a. Pergeseran dari berbasis penggunaan kertas menjadi penyimpanan dan


pemprosesan berbasis komputer

b. Dimasukkannya pasien dan konsumen kesehatan menjadi kelompok pengguna


sistem informasi,disamping para administrator dan professional kesehatan

c. Pemanfaatan data SIK tidak hanya untuk tujuan perawatan atau


administrasi,tetapi juga untuk kegiatan perencanaan dan epidemiologi penelitian

d. Meningkatnya volume teknologi baru,mulai berbasis komputasi di mana-mana


dan sensor berbasis teknologi untuk pemantauan kesehatan

2.2.1 HIS Resources (Sumber Daya SIK)

Huruf daya SIK terdiri dari:

a. Kebijakan Informasi: supportive dan regulator yenvironment.

b. Sumber Daya Finansial:Investasi koleksi data,analisis dan utilisasi dari sumber domestik
dan internasional.

c. Sumber Daya Manusia : keahlian teknis nasional dan kepemimpinan, keahlian sub
nasional untuk memastikan standar kualitas data dan penggunaan data.

7
d. Infrastruktur Komunikasi: infrastruktur dan kebijakan untuk transfer informasi
antara pencipta dan pengguna dan diluar sistem kesehatan.

e. Koordinasi dan kepemimpinan : Mekanisme yang dibangun dengan baik untuk


memimpin sistem informasi kesehatan secara efektif dan efisien.

2.2.2 Indicators(Indikator)

Indikator adalah sebuah perangkat atau variabel yang dapat diatur ke


keadaan yang ditentukan berdasarkan hasil dari sebuah proses atau terjadinya
kondisi yang ditentukan.

Persyaratan indikator

(S) IMPLE - yaitu SEDERHANA, artinya indikator yang ditetapkan sedapat mungkin
sederhana dalam pengumpulan data maupun dalam rumus penghitungan untuk
mendapatkannya.

(M) EASURABLE - yaitu DAPAT DIUKUR,artinya indikator yang ditetapkan harus


menggambarkan informasinya dan ukurannya,dengan demikian dapat digunakan
untuk perbandingan antara satu tempat dengan tempat yang lain atau antara suatu
waktu dengan waktu lain.Kejelasan pengukuran menentukan bagaimana cara
mendapatkan datanya.

(A) TTRIBUTABLE - yaitu BERMANFAAT, artinya indikator yang ditetapkan harus


bermanfaat untuk pengambilan keputusan.ini berarti indikator harus merupakan
oSperasionalisasi dari informasu yang dibutuhkan.

(R) ELIABLE - yaitu DAPAT DIPERCAYA, artinya indikator yang ditetapkan harus
didukung oleh pengumpulan data yang baik.

8
(T) IMELY- yaitu TEPAT WAKTU ,artinya indicator yang ditetapkan harusnya dapat didukung
dengan pengumpulan ,pengolahan serta penyajian informasi yang tepat waktu ketika
dibutuhkan dalam pengambilan keputusan.

Penetapan indikator,perlu mempertimbangkan beberapa hal sebagai berikut:

a. Bermanfaat artinya indikator dapat segera memperlihatkan tindakan yang


diperlukan untuk meningkatkan kinerja program.

b. Terjangkau artinya indikator dapat disediakan dalam format dan waktu yang
sesuai dengan keperluan program.

c. Etis artinya seluruh proses mulai dari pengumpulan data,pengelolaan sampai


dengan penyajian data untuk indikator bersifat etis yaitu memenuhi hak
individu,dalam hal kerahasiaan,kebebasan untuk memberikan keterangan (data)dan
informed consent,sehubungan dengan implikasi dari data di tengah tengah
masyarakat umum.

d. Robust artinya indikator tersebut memenuhi syarat ilmiah yaitu


valid,reliabel,spesifik dan sensitif.

1. valid artinya indikator tersebut dapat mengukur situasi yang memang sedang

dipelajari.

2. reliabel artinya hasil pengukurannya selalu akurat dan konsisten.

3. spesifik artinya indikator tersebut dapat secara khas mengidentifikasi situasi

yang sedang dipelajari dan tidak mengikutsertakan kasus-kasus lain yang sedang
dipelajari.

4. sensitif artinya indikator tersebut mampu memperlihatkan perubahan situasi

yang sedang dipelajari.

9
e. Mewakili artinya indikator dapat mencakup seluruh komponen atau kelompok
masyarakat yang menjadi sasaran program.

f. Dimengerti artinya indikator dapat dengan mudah dimengerti dan


disimpulkan oleh pelaku program.

Jenis Indikator

Menurut jenisnya indikator dibedakan menjadi 4,yaitu :

1. Indikator yang diukur dalam bentuk absolute,indikator berbentuk absolute


adalah indikator dalam bentuk jumlah dari suatu kejadian,contohnya jumlah kasus
kematian ibu.

2. Indikator yang diukur dalam bentuk proporsi indikator berbentuk proporsiadalah

indikator yang bangun oleh pembilang dan pnyebut,biasanya dinyatakan dalam


persen,contohnya persentase pemakaian kontrasepsi yang dihitung dari jumlah
pemakai kontrasepsi dibandingkan dengan pasangan Usia Subur (PUS) dikalikan100
persen.

3. Indikator yang diukur dalam bentuk rasio indikator yang menunjukan suatu

nilai yang didapat dengan membagi suatu nilai dengan nilai yang lain.Nilai
numerator (pembilang) boleh berbeda dari nilai denominator (penyebut) atau
denominator.tidak memuat numerator,contohnya rasio jumlah bidan terhadap
jumlah penduduk.

4. Indikator yang diukur dalam bentuk rate indikator yang menunjukkan

frekuensi dari suatu kejadian selama periode waktu tertentu biasanya dinyatakan
dalam bentuk per 1000 atau per 100.000 populasi yang dikenal dengan konstanta
(k).Contohnya jumlah kematian kasar per 1000 penduduk.

10
Langkah-langkah pengembangan indikator SIK dengan:

1. Domain.

2. Mendefinisikan Indikatorinti.

3. Menghubungkan setiap indikator dengan strategi pengumpulan data.

Pengembangan indikator SIK meliputi tiga factor berikut:

1. Faktor penentu kesehatan : termasuk sosial ekonomi,lingkungan,faktor penentu

perilaku dan genetik atau faktor risiko.indikator tersebut juga mencirikan


lingkungan kontekstual dimana sistem kesehatan beroperasi.

2. Status kesehatan : termasuk input ke status kesehatan dan proses yang terkait

seperti kebujakan,organisasi,sumber daya manusia, sumber daya


keuangan,infranstruktur kesehatan perlengkapan dan persediaan;ouput
termasuk ketersediaan pelayanan kesehatan dan kualitas,ketersediaan informasi
dan kualitas ; dan segera sistem kesehatan termasuk hasil cakupan populasi
dengan layanan kesehatan kunci.

3. Status Kesehatan : meliputi mortalitas,morbiditas,kecacatan dan


kesejahteraan.Variabel status kesehatan tergantung pada cakupan dan efektivitas
dari intervensi dan faktor-faktor penentu kesehatan yang mungkin memiliki
pengaruh pada hasil kesehatan independen dari cakupan pelayanan kesehatan.

2.2.3 Data Sources (Sumber Data)

Ciri - ciri Sumber Data SIK :

a. Pelayanan kesehatan berbasis sumber menghasilkan data sebagai hasil dari


kesehatan yang berhubungan dengan kegiatan administrasi dan operasional.

11
b. Ada berbagai macam layanan kesehatan berbasis data: berbasis fasilitas data
morbiditas dan kematian di antara mereka yang menggunakan jasa; jenis pelayanan
yang diberikan,obat-obatan dan komoditas tersedia ; informasi tentang
ketersediaan dan kualitas layanan ; keuangan dan manajemen (misalnya sumber
daya manusia,logistik)informasi.

Mengklasifikasikan data-data ke individu

a. Kesehatan dan catatan penyakit

b. Pelayanan kesehatan catatan

c. Catatan administrasi.

1. Catatan Kesehatan dan penyakit termasuk untuk pemberitahuan kasus penyakit


sebagai bagian dari sistem surveilans (akut dan kronis ),catatan pasien,dan
pendaftar kanker.

2. Laporan catatan pelayanan kesehatan tentang layanan yang diberikan di fasilitas


kesehatan serta selama penjangkauan dan ditingkat masyarakat.catatan
administrasi menghasilkan data pada fungsi keseluruhan sistem kesehatan seperti
ketersediaan sumber daya manusia,infrastruktur dan komoditas serta arus
keuangan.

Surveillance Data Sources (Sumber Data Surveilans)

Surveilans sering digunakan untuk mengacu pada sistem untuk


mendeteksi,melaporkan dan menanggapi kondisi dilaporkan spesifik biasanya rawan
epidemi penyakit menular.Dalam konteks ini, surveilans melibatkan definisi
kasus,mempromosikan kesadaran akan kebutuhan untuk melaporkan,meningkatkan
sistem untuk penelitian laboratorium, penguatan sistem untuk pelaporan dan

12
analisis,dan tanggapan yang sesuai untuk sinyal peringatan dini.sistem surveilans
untuk penyakit menular akut yang terutama didasarkan pada kesehatan rutin dan
catatan penyakit.Sistem tersebut dapat mendeteksi cepat,mengelola
wabah,mendukung respon,dan hasil dokumen dalam cara terpadu.Surveilans untuk
penyakit kronis (seperti HIV/AIDS, dan TBC ) juga menarik terutama pada catatan
kesehatan dan penyakit.Sistem surveilans sentinel menggunakan fasilitas kesehatan
yang dipilih atau subkumpulan didefinisikan populasi untuk memantau penyakit tren
dari waktu ke waktu,pemantauan penyakit dengan pemberian yang lebih intensif
dan pengumpulan data hati dalam pengaturan ditargetkan.Pemantauan perilaku
lebih menarik pada sumber data survei ,dan disebagian besar negara surveilans
tahunan yang dianjurkan.

2.3 Dasar Kebijakan Sistem Informasi Kesehatan(SIK)

Ada banyak undang-undang dan peraturan di indonesia yang berkaitan dengan SIK
dan menjadi dasar hukum bagi SIK yaitu :

a.Undang - undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, Bab XIV, pasal168-169;

b.Kepmenkes No. 50/Menkes/SK/I/1998 tentang pemberlakuan Klasifikasi


Statistik internasional mengenai penyakit Revisi ke-10 (ICD-10);

c.Kepmenkes No.511/Menkes/SK/V/2002 tentang kebijakan dan strategi SIKNAS;

d.Kepmenkes No.932/Menkes/SK/VIII/2002 tentang juklak pengembangan SIKDA di


kabupaten/Kota;

e.Kepmenkes No.004/Menkes/SK/I/2003 tentang Kebijakan Dan strategi


Desentralisasi Bidang Kesehatan;

f.Kepmenkes No. 837 Tahun 2007 tentang pengembangan Jaringan Komputer Online
SIKNAS.
13
2.4 Konsep Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan(SIK)

SIK dituntut untuk terus berkembang dari waktu ke waktu mengatasi


berbagai masalah klasik yang sering dihadapi.Konsep-konsep yang harus dipahami
dalam pengembangan sistem informasi kesehatan adalah sebagai berikut :

a. Sistem informasi tidak identik dengan sistem komputerisasi.sistem informasi


berbasis komputer digunakan untuk mengatasi berbagai masalah,misalnya:
informasi yang tidak tepat waktu,terlalu banyak informasi,informasi yang tidak
akurat,duplikasi data,dan sebagainya.

b. Sistem informasi organisasi adalah suatu sistem yang dinamis.

c. Sistem informasi harus mengikuti siklus hidup sistem karena sistem informasi
memiliki umur layak guna sebelum akhirnya mati dan terbentuklah sistem
baru.umur layak guna ini ditentukan oleh perkembangan organisasi dan teknologi
informasi serta kemampuan dari user atau pengguna dari sistem tersebut.

d. Daya guna sistem informasi sangat ditentukan oleh tingkat integritas sistem
informasi itu sendiri.

e. Keberhasilan pengembangan sistem informasi sangat bergantung pada strategi


yang dipilih.

f. Pengembangan sistem informasi organisasi harus menggunakan


pendekatan fungsi dan dilakukan secara menyeluruh.

g. Informasi telah menjadi aset organisasi karena keberadaannya:

14
1. Menentukan kelancaran dan kualitas proses kerja;

2.Menjadi ukuran kinerja organisasi;


3.Menjadi acuan yang menentukan kedudukan organisasi tersebut dalam
persaingan lokal maupun global.

h. Penjabaran sistem sampai ke aplikasi menggunakan struktur hirarkis yang mudah


dipahami.

2.5 Aplikasi Sistem Informasi Kesehatan(SIK)

Depkes RI di dalam kebijakan dan strategi pengembangan Sistem Informasi


Kesehatan Nasional menyebutkan beberapa contoh atau aplikasi dari sistem
informasi kesehatan,antara lain :
a. Sistem Informasi Puskesmas

b. Sistem Informasi Rumah Sakit

c. Sistem Surveilans Terpadu

d. Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi

e. Sistem Informasi Obat

f. Sistem Informasi Sumber Daya Manusia Kesehatan,yang mencakup:

1. Sistem Informasi Kepegawaian Kesehatan


2.Sistem Informasi Pendidikan Tenaga Kesehatan
3. Sistem Informasi Diklat Kesehatan
4. Sistem Informasi Kesehatan

g. Sistem Informasi IPTEK Kesehatan / jaringan Litbang kesehatan

15
Aplikasi atau perangkat lunak yang digunakan dalam sistem informasi
kesehatan,antara lain:

a. Aplikasi komunikasi data

b. Aplikasi data SPM

c. Aplikasi pendataan puskesmas

d. Aplikasi SIMPEG

e. Aplikasi lainnya.Aplikasi ini akan dikembangkan sesuai dengan


pengembangan muatan datanya.

16
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. sistem informasi kesehatan merupakan sebuah sarana sebagai penunjang

pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat. Sistem informasi


kesehatan yang efektif memberikan dukungan informasi bagi proses pengambilan
keputusan disemua jenjang, bahkan di puskesmas atau rumah sakit kecil sekalipun.
Bukan hanya data, namun juga informasi yang lengkap, tepat, akurat, dan cepat
yang dapat disajikan dengan adanya sistem informasi kesehatan yang tertata dan
terlaksana dengan baik.

2. Pada tatanan Sistem Kesehatan Nasional (SKN),SIK merupakan bagian dari sub

sistem.Adapun sub sistem dalam Sistem Kesehatan Nasional Indonesia,yaitu :


UpayaKesehatan,Penelitian dan pengembangan kesehatan,Pembiayaan kesehatan
Sumber daya manusia (SDM)kesehatan Sediaan farmasi,alat kesehatan dan
makanan,Manajemen,informasi,regulasi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat.

3. Ada banyak undang-undang dan peraturan di indonesia yang berkaitan dengan


SIK dan menjadi dasar hukum bagi SIK yaitu :

a. Undang - undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, Bab XIV, pasal168-169;

b. Kepmenkes No. 50/Menkes/SK/I/1998 tentang pemberlakuan Klasifikasi


Statistik internasional mengenai penyakit Revisi ke-10 (ICD-10);

c. Kepmenkes No.511/Menkes/SK/V/2002 tentang kebijakan dan strategi SIKNAS;

d. Kepmenkes No.932/Menkes/SK/VIII/2002 tentang juklak pengembangan SIKDA di


kabupaten/Kota;
17
e. Kepmenkes No.004/Menkes/SK/I/2003 tentang Kebijakan Dan strategi
Desentralisasi Bidang Kesehatan;

f.Kepmenkes No. 837 Tahun 2007 tentang pengembangan Jaringan Komputer Online
SIKNAS.

4. pengembangan sistem informasi kesehatan adalah sebagai berikut :

a. Sistem informasi tidak identik dengan sistem komputerisasi.sistem informasi

berbasis komputer digunakan untuk mengatasi berbagai masalah,misalnya:


informasi yang tidak tepat waktu,terlalu banyak informasi,informasi yang tidak
akurat,duplikasi data,dan sebagainya.

b. Sistem informasi organisasi adalah suatu sistem yang dinamis.

c. Sistem informasi harus mengikuti siklus hidup sistem karena sistem informasi

memiliki umur layak guna sebelum akhirnya mati dan terbentuklah sistem
baru.umur layak guna ini ditentukan oleh perkembangan organisasi dan teknologi
informasi serta kemampuan dari user atau pengguna dari sistem tersebut.

d.Daya guna sistem informasi sangat ditentukan olehtingkat integritas sistem


informasi itu sendiri.

e.Keberhasilan pengembangan sistem informasi sangat bergantung pada strategi


yang dipilih.

f.Pengembangan sistem informasi organisasi harus menggunakan pendekatan fungsi


dan dilakukan secara menyeluruh.

g.Informasi telah menjadi aset organisasi karena keberadaannya:

18
1.Menentukan kelancaran dan kualitas proses kerja;
2.Menjadi ukuran kinerja organisasi
3.Menjadi acuan yang menentukan kedudukan organisasi tersebut dalam
persaingan lokal maupun global.

h.Penjabaran sistem sampai ke aplikasi menggunakan struktur hirarkis yang mudah


dipahami.

5.Aplikasi dari sistem informasi kesehatan,antara lain :


a. Sistem Informasi Puskesmas
b. Sistem Informasi Rumah Sakit
c. Sistem Surveilans Terpadu

d. Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi

e. Sistem Informasi Obat

f. Sistem Informasi Sumber Daya Manusia Kesehatan,yang mencakup:

1.Sistem Informasi Kepegawaian Kesehatan

2.Sistem Informasi Pendidikan Tenaga Kesehatan

3.Sistem Informasi Diklat Kesehatan

4.Sistem Informasi Tenaga Kesehatan

19
g. Sistem Informasi IPTEK Kesehatan / jaringan Litbang kesehatan

Aplikasi atau perangkat lunak yang digunakan dalam sistem informasi


kesehatan,antara lain:
1.Aplikasi komunikasi data
2.Aplikasi data SPM
3.Aplikasi pendataan puskesmas
4.Aplikasi SIMPEG
5.Aplikasi lainnya.Aplikasi ini akan dikembangkan sesuai dengan pengembangan
muatan datanya.

3.2 Saran

Penggunaan terhadap sistem informasi kesehatan harus lebih disosialisasikan


lagi agar tidak hanya rumah sakit dan puskemas besar saja yang bisa menggunakan
sistem informasi ini tetapi tempat – tempat kesehatan seperti pustu, posyandu dan
tempat-tempat kesehatan lainnya agar bisa menggunakan sistem informasi ini. Agar
semua jaringan data maupun informasi terkoneksi dengan baik hingga ke pusat,
sehingga data menjadi valid.

20
DAFTAR PUSTAKA

Departemen kesehatan RI. (2007). “kebijakan Dan Strategi Pengembangan SIKNAS”.

Jakarta: Depkes RI

Dinkes Semarang. (2011). “Definisi Sistem Informasi Kesehatan”. (Akses 29 Juni


2012)

Mulyanti,Sri.(2011). “Sistem Informasi Kesehatan” (Akses 29 juni 2012 )

Mulyanto,Agus. (2009). “Sistem Informasi : Aplikasi Dan Konsep”.Yogyakarta:


Pustaka Belajar.

Murti,Bhisma.” Materi Kesehatan Masyarakat “(Akses 8 juli 2012 )

Sabarguna,Boy.(2004)“Sistem Informasi Kesehatan Rumah Sakit, RSU PKU


Muhamadiyah”.

Siregar,Kemal N.”Pengantar Sistem Informasi kesehatan”.Depok: Bahan Kuliah


Program Magister Infokes FKM UI”.

Susanto,(2010) “Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Puskesmas “.(Akses 8


Juli 2012)

Word Health Organitation.(2004) Developing Health Management Information


System; A Practical Guide For Developing Countries.

Hidayat,nurul (2016,29 Mei).Pengertian Sistem Informasi Kesehatan.Dikutip 10


Oktober 2019 tentang sistem informasi kesehatan:
https://aepnurulhidayat.wordpress.com/2016/05/29/pengertian-sistem-informasi-
kesehatan/
21

Anda mungkin juga menyukai