1.2 Etiologi
Endometriosis dipengaruhi oleh faktor genetik. Wanita yang memiliki ibu
atau saudara perempuan yang menderita endometriosis memiliki resiko lebih
besar terkena penyakit ini juga. Hal ini disebabkan adanya gen abnormal yang
diturunkan dalam tubuh wanita tersebut. Gangguan menstruasi seperti
hipermenorea dan menoragia dapat mempengaruhi sistem hormonal tubuh. Tubuh
akan memberikan respon berupa gangguan sekresi estrogen dan progesteron yang
menyebabkan gangguan pertumbuhan sel endometrium. Sama halnya dengan
pertumbuhan sel endometrium biasa, sel-sel endometriosis ini akan tumbuh
seiring dengan peningkatan kadar estrogen dan progesteron dalam tubuh.
Faktor penyebab lain berupa toksik dari sampah-sampah perkotaan
menyebabkan mikoroorganisme masuk ke dalam tubuh. Mkroorganisme tersebut
akan menghasilkan makrofag yang menyebabkan resepon imun menurun yang
menyebabkan faktor pertumbuhan sel-sel abnormal meningkat seiring dengan
peningkatan perkembangbiakan sel abnormal.
1.3 Pathway
Infeksi Ovarium
Cistoma ovari Pembesaran ovavium
Diskontinuitas jaringan
Nyeri akut
Diskontinuitas
Jaringan
Resiko Infeksi
1.6 Komplikasi
1. Obstruksi ginjal dan penurunan fungsi ginjal karena endometriosis dekat
dengan kolon
2. Torsi ovarium atau rupture ovarium sehingga terjadi peritonitis karena
endometrioma
3. Calamenial seizure atau pnemotoraks karena eksisi endometriosis
1.5 Penatalaksanaan
1. Pengangkatan kista ovarium yang besar biasanya adalah melalui tindakan
bedah, misal laparatomi, kistektomi atau laparatomi salpingooforektomi.
2. Kontrasepsi oral dapat digunakan untuk menekan aktivitas ovarium dan
menghilangkan kista.
3. Perawatan pasca operasi setelah pembedahan untuk mengangkat kista ovarium
adalah serupa dengan perawatan setelah pembedahan abdomen dengan satu
pengecualian penurunan tekanan intra abdomen yang diakibatkan oleh
pengangkatan kista yang besar biasanya mengarah pada distensi abdomen yang
berat. Hal ini dapat dicegah dengan memberikan gurita abdomen sebagai
penyangga.
4. Tindakan keperawatan berikut pada pendidikan kepada klien tentang pilihan
pengobatan dan manajemen nyeri dengan analgetik / tindakan kenyamanan
seperti kompres hangat pada abdomen atau teknik relaksasi napas dalam,
informasikan tentang perubahan yang akan terjadi seperti tanda – tanda infeksi,
perawatan insisi luka operasi. ( Lowdermilk.dkk. 2010).
1.8 Pengkajian
1. Biodata
Meliputi identitas klien dan identitas penanggung antara lain : nama, umur,
jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan dan alamat.
2. Keluhan Utama
Keluhan utama meliputi : adanya benjolan yang menekan payudara, adanya
ulkus, kulit berwarna merah dan mengeras, bengkak, nyeri.
3. Riwayat kesehatan
4. Pemeriksaan fisik meliputi :
Keadaan umum, BB, TB, TTV, pemeriaksaan head to toe.
2.2 Tujuan
Kisektomi ovarium meliputi penanganan lembut jaringan untuk membatasi
pembentukan adhesi pascaoperasi dan rekonstruksi anatomi ovarium normal
untuk membantu transfer ovum ke tuba fallopi.
2.4 Penataksanaan
1. Operasi
2. Wanita premenopause dengan ukuran tumor < 10 cm dan tidak ada keluhan
observasi, karena 70% dapat hilang sendiri
3. Dapat dicoba diberikan kontrasepsi monofasik, supresi kista fungsional,
observasi 4-6 minggu, jika ukuran tetap, laparotomi.
Kurang
informasi Oovertomi Resiko Perdarahan
Resiko Nyeri
Perdarahan
2.7 Diagnosa Keperawatan
6. Pre operasi
a. Cemas b.d prosedur operasi, perubahankonsep diri
b. Nyeri b.d proses penyakit (penekanan/kompresi) jaringan pada organ ruang
abdomen
c. Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d mual, muntah
intake yang tidak adekuat.
d. Gangguan harga diri b.d masalah tentang ketidaknyamanan mempunyai
anak, perubahan feminimitas dan efek hubungan seksual.
7. Post operasi
a. Nyeri b.d prosedur pembedahan, trauma jaringan
b. Resiko infeksi b.d invasi kuman sekunder terhadap pembedahan
c. Kerusakan integritas kulit b.d pengangkatan bedah kulit.
d. Kerusakan mobilitas fisik b.d gangguan neuromuskuler,
nyeri/ketidaknyamanan, pembentukan edema.
e. Resiko kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan berlebih