Anda di halaman 1dari 18

TUGAS 1

DESAIN PONDASI 2

MAKALAH TENTANG TURAP DAN PONDASI DALAM

OLEH :

WIKE LISMA EKA PUTRI

(16-22-201-052)

DOSEN PENGAMPU :

JEPLY M. G., ST.,MT.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG

2019

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena berkat rahmat
dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “Jenis dan Elemen
Struktur”

Adapun tujuan penulis makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas yang telah diberikan.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca dan
memberikan informasi mengenai mata kuliah Desain Pondasi 2.

Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini, kepada dosen mata kuliah Desain Pondasi 2 Bapak Jeply
Murgiaman Guci ST,MT.

Saya menyadari masih banyak kekurangan dari makalah ini oleh karena itu saya
mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Terima Kasih.

Tangerang, 04 Oktober 2019


Penulis

A. Definisi,Klasifikasi Dan Penggunaan Pondasi Dalam


1. DEFINISI PONDASI DALAM

Pondasi dalam merupakan struktur bawah suatu konstruksi yang berfungsi


untuk meneruskan beban konstruksi ke lapisan tanah keras yang berada jauh
dari permukaan tanah. Suatu pondasi dapat dikategorikan sebagai pondasi dalam
apabila perbandingan antara kedalaman dengan lebar pondasi lebih dari sepuluh
(Df/B >10). Material pondasi dalam bisa dari kayu, baja, beton bertulang, dan
beton pratekan.

2. KLASIFIKASI PONDASI DALAM

Pondasi dalam dapat dibedakan menjadi:

a) Pondasi tiang pancang

Penggunaan pondasi tiang pancang sebagai pondasi bangunan apabila


tanah yang berada dibawah dasar bangunan tidak mempunyai daya dukung
(bearing capacity) yang cukup untuk memikul berat bangunan dan beban
yang bekerja padanya Atau apabila tanah yang mempunyai daya dukung
yang cukup untuk memikul berat bangunan dan seluruh beban yang bekerja
berada pada lapisan yang sangat dalam dari permukaan tanah kedalaman
lebih dari 8 meter.
Fungsi dan kegunaan dari pondasi tiang pancang adalah untuk
memindahkan atau mentransfer beban-beban dari konstruksi di atasnya
(super struktur) ke lapisan tanah keras yang letaknya sangat dalam. Dalam
pelaksanaan pemancangan pada umumnya dipancangkan tegak lurus dalam
tanah, tetapi ada juga dipancangkan miring (battle pile) untuk dapat
menahan gaya-gaya horizontal yang bekerja, Hal seperti ini sering terjadi
pada dermaga dimana terdapat tekanan kesamping dari kapal dan perahu.
Sudut kemiringan yang dapat dicapai oleh tiang tergantung dari alat yang
dipergunakan serta disesuaikan pula dengan perencanaannya.
Pondasi pile merupakan jenis pondasi yang dibuat dalam
berbentuk ramping yang ditujukan untuk mengirimkan beban melalui jenis
lapisan tanah dengan jenis daya dukung rendah hingga tercapai jenis tanah
yang lebih dalam atau lapisan batuan yang memiliki kapasitas daya dukung
yang tinggi.
Pondas pile digunakan ketika dengan pertimbangan nilai ekonomi,
konstruksi atau tanah yang diinginkan untuk mengirimkan beban
diluar jangkauan praktis dibandingkan menggunakan jenis pondasi
dangkal. Selain mendukung struktur, pondasi pile juga digunakan
untuk menahan beban struktur melawan gaya angkat dan juga membantu
struktur dalam melawan kekuatan gaya lateral dan gaya guling.
Pondasi pile dapat dijumpai dalam berbagai jenis misalnya v pile
dan beton pancang dimana . Secara struktural pondasi pile sebelum bebab
dari kolom diteruskan terhadap pile, maka diatas pile sendiri dibuat
konstruksi penghubung yang biasanya disebut dengan pile cap.

Pondasi Tiang Pancang (pile), bahan yang digunakan pada pondasi ini
diantaranya bahan kayu (balok kayu), beton (berbentuk persegi, segi tiga,
maupun silinder), dan berbentuk sheet pile. Untuk memasukkan tiang
pancang ke dalam bumi menggunakan alat berat, metode yang digunakan
mendesakkan pile ke dalam tanah bisa hammer pile, getar, dan ditekan.

b) Pondasi Sumuran
Pondasi caisson, tipe pondasi ini berbentuk sumuran dengan diameter
yang relatif lebih besar. Pondasi sumuran merupakan sebuah bentuk
peralihan diantara pondasi dangkal dan pondasi tiang. Pondasi sumuran
sangat tepat digunakan pada tanah kurang baik dan lapisan tanah kerasnya
berada pada kedalaman lebih dari 3m. Diameter sumuran biasanya antara
0.80 – 1.00 m dan ada kemungkinan dalam satu bangunan diameternya
berbeda-beda, ini dikarenakan masing-masing kolom berbeda bebannya.

c) Pondasi Bore Pile


Pondasi bored pile, bahan yang digunakan untuk tipe pondasi ini adalah
beton bertulang yang di cor di tempat (in situ). Pelaksanaan pondasi tipe ini
membutuhkan peralatan bor baik secara manual (diameter lubang bor max
30 Cm) maupun menggunakan mesin bor untuk membuat lubang dengan
kedalaman rencana. Pondasi Bore Pile adalah bentuk Pondasi Dalam yang
dibangun di dalam tanah dengan kedalaman tertentu. Pondasi di tempatkan
sampai ke dalaman yang dibutuhkan dengan cara membuat lobang yang
dibor dengan alat bore pile mini crane. Setelah mencapai kedalaman yang
dibutuhkan, kemudian dilakukan pemasangan kesing/begisting yang terbuat
dari plat besi, kemudian dimasukkan rangka besi pondasi yang telah dirakit
sebelumnya, lalu dilakukan pengecoran terhadap lobang yang sudah di bor
tersebut. Pekerjaan pondasi ini tentunya dibantu dengan alat khusus, untuk
mengangkat kesing dan rangka besi. Setelah dilakukan pengecoran kesing
tersebut dikeluarkan kembali.

3. PENGGUNAAN PONDASI DALAM

Penggunaan Macam-macam Tipe Pondasi

1.Jika tanah pendukung pondasi terletak 10 m dibawah permukaan tanah,


digunakan tipe pondasi tiang apung.

2.Jika terletak dikedalaman 30 m dibawah permukaan tanah, maka biasanya


dipakai kaison terbuka, tiang baja, dan tiang beton yang dicor ditempat.

3.Jika tanah pendukung pondasi terletak pada kedalaman lebih dari 40 m


dibawah permukaan tanah, maka tipe pondasi yuang dipakai adalah tiang baja
dan tiang beton yang di cor ditempat.
4.Bila tanah pendukung pondasi terletak dikedalaman sekitar 10 m dibawah
permukaan tanah. Bila dianggap tidak boleh terjadi penurunan, yang biasanya
digunakan adalah tipe pondasi tiang pancang.

B. Definisi,Klasifikasi Dan Penggunaan Pondasi Dalam


1. Definisi Pondasi Turap
Turap adalah konstruksi yang dapat menahan tekanan tanah di sekelilingnya,
mencegah terjadinya kelongsoran dan biasanya terdiri dari dinding turap dan
penyangganya. Konstruksi dinding turap terdiri dari beberapa lembaran turap yang
dipancangkan ke dalam tanah, serta membentuk formasi dinding menerus vertikal
yang berguna untuk menahan timbunan tanah atau tanah yang berlereng. Turap terdiri
dari bagian-bagian yang dibuat terlebih dahulu (prefabricated) atau dicetak terlebih
dahulu (pre-cast). (Sri Respati, 1995)
2. Penggunaan Turap

a. Turap yang direncanakan tidak mengganggu atau merusak aliran air sungai
(tidak mengganggu luas penampang basah sungai)
b. Turap berfungsi sebagai dinding yang dapat menahan kelongsoran tebing
sungai dan melindungi tebing sungai terhadap gerusan air.
c. Turap dapat menahan tekanan tanah aktif serta tekanan air dan beban-beban
lainnya yang bekerja pada dinding turap.
d. Turap direncanakan memiliki ketahanan jangka panjang pada llingkungan
dengan siklus basah, kering dan dan lembab.
e. Turap juga berfungsi sebagai pelataran terbuka (open space) yang dapat
dimanfaatkan untuk kegiatan publik.
f. Struktur turap terdiri dari tiang turap, dinding turap dan plat penutup tiang
(pile cap).
g. Dinding turap memiliki tekanan tanah lateral tanah aktif dan air, sedangkan
tiang turap berfungsi memiliki gaya aksial dan lateral yang bekerja pada dinding
turap, lantai penutup berfungsi sebagai beban aksial (counter weight) dan juga
dapat dimanfaatkan sebagai open space.

3. Klasifikasi Turap

a.Turap Kayu
Turap kayu digunakan untuk dinding penahan tanah yang tidak begitu
tinggi, karena tidak kuat menahan beban-beban lateral yang besar. Turap ini
tidak cocok digunakan pada tanah berkerikil, karena turap cenderung pecah
bila dipancang. Bila turap kayu digunakan untuk bangunan permanen yang
berada di atas muka air, maka perlu diberikan lapisan pelindung agar tidak
mudah lapuk. Turap kayu banyak digunakan pada pekerjaaan-pekerjaan
sementara, misalnya untuk penahan tebing galian. Bentuk-bentuk susunan
turap kayu dapat dilihat pada gambar

b. Turap Beton
Turap beton merupakan balok-balok yang telah di cetak sebelum
dipasang dengan bentuk tertentu. Balok-balok turap dibuat saling mengkait
satu sama lain. Masing-masing balok, kecuali dirancang kuat menahan beban-
beban yang bekerja pada turap, juga terhadap beban-beban yang akan bekerja
pada waktu pengangkatannya. Ujung bawah turap biasanya dibentuk
meruncing untuk memudahkan pemancangan. Turap beton biasa digunakan
pada bangunan permanen atau pada detail-detail konstruksi yang agak sulit.
c. Turap Baja
Turap baja adalah jenis paling umum yang digunakan, baik digunakan
untuk bangunan permanen atau ssementara karena beberapa sifat-sifatnya
sebagai berikut:
1. Tahan terhadap tegangan dorong tinggi yang dikembangkan di dalam bahan
keras atau bahan batuan
2. Mempunyai berat relatif yang tinggi
3. Dapat dipakai berulang-ulang
4. Umur pemakaiannya cukup panjang baik di atas maupun di bawah air
dengan perlindungan sederhana menurut NBS (1962) yang meringkaskan data
tentang sejumlah tiang pancang yang diperiksa setelah pemakaian yang
berlangsung lama
5. Mudah menambah panjag tiang pancang dengan mengelas maupun dengan
memasang baut
6. Sambungan-sambungan sangat sedikit mengalami deformasi bila di desak
penuh dengan tanah dan batuan selama pemancangan.
4. TURAP(Penahan Dinding) PADA PEKERJAAN DRAINASE
Pada daerah-daerah tertentu dalam pembuatan/pemasangan pipa saluran
atau saluran tertutup dibutuhkan pemasangan pipa saluran didalam tanah.
Kadangkala dibutuhkan penggalian tanah 2 – 4 meter bahkan lebih, apalagi
dengan pekerjaan penggalian tanah dan pemasangan pipa saluran yang
memerlukan waktu lebih lama. Dalam kondisi tersebut penggalian tanah
dibutuhkan turap untuk menahan sisi-sisi (dinding) galian agar tanah tidak
mudah longsor yang dapat menyebabkan pekerjaan tidak efisien, bahkan dapat
menimbulkan korban jiwa, terutama para pekerja yang sedang bekerja didalam
galian.
Pada kondisi tanah yang baik (tanah keras dan stabil) jika tidak ada
bangunan atau pengaruh beban-beban lateral sekitar galian tanah yang akan
dilewati jalur pipa saluran, barangkali tidak perlu pekerjaan penurapan galian
tanah bilamana kedalaman galian 1 – 2 meter saja dan jika waktu yang
diperlukan untuk pekerjaan penggalian - pemasangan pipa saluran –
penimbunan dan pemadatan kembali tanah tersebut hanya sebentar.
Sehingga fungsi penurapan galian tanah pada pekerjaan pemasangan pipa
saluran tersebut dapat dikatakan sebagai :
1. Penahan tanah (dinding galian) supaya tidak longsor.
2. Penggalian tanah dengan lebar atas minimum.
3. Melindungi pekerja yang sedang bekerja di dalam galian.
4. Menahan beban alat-alat berat yang ada di samping galian agar tidak
longsor masuk galian ( alat berat seperti shovel, backhoe, crane truck, dll. )
bilamana digunakan untuk pekerjaan drainase.
5. Melindungi pemakai jalan disamping galian dari kemungkinan kecelakaan,
bilamana galian terletak di tepi jalan raya.
Jenis dan besarnya penurapan galian tanah untuk pekerjaan pemasangan
pipa saluran yang diperlukan tergantung pada :
a. Kedalaman galian.
b. Keadaan tanah (jenis tanah : tanah urug/perbaikan, berpasir, berbatu,
tanah liat, tanah padas, tanah dengan muka air tanah tinggi, puing-puing
bekas bangunan bawah tanah, dll).
c. Lokasi galian  dekat bangunan-bangunan gedung atau lokasi terbuka
(sekitar lokasi kosong, tidak ada bangunan).
Akan tetapi yang perlu diperhatikan pula dalam menentukan lebar galian
untuk pekerjaan penurapan galian tanah adalah hal-hal sebagai berikut :
 Kondisi cuaca.  bila musim hujan, kemungkinan air hujan
menggenangi galian, sehingga diperlukan pemompaan, ruang pompa dan ruang
pipa hisap, atau dibuat sumur kontrol.
 Diameter pipa  akan dapat menentukan lebar galian = (1,5 x  pipa
terpasang) + 30 cm, belum termasuk tebal papan turap dan tebal balok penahan
papan turap dimana tebal ukuran-ukuran tersebut dilihat secara horizontal.
 Pemilihan bahan untuk pekerjaan penurapan  apakah dari bahan
kayu saja atau baja saja atau kombinasi kedua bahan tersebut.
 Ruang kerja yang dibutuhkan.

1. Bahan Konstruksi Turap.


Bahan yanng sering digunakan untuk konstruksi turap pada pekerjaan
drainase adalah :
 Kayu, yang terdiri dari :
 Papan  2/20 atau 3/30
 Balok  8/12 atau 10/12
 Usuk  4/6 atau 5/7
 Baja, yang terdiri dari :
 Lembaran baja profil
 Balok baja profil  WEB, IWF, Profil C.
 Skor baja dilengkapi stang perapat.

2. Jenis Lembaran Baja Profil Untuk Turap

A. Universal Joist

B. Simplex
C, Larssen

D. Marihaye

E. Hoesh

F. Klockner

F. Dortmunder union
Jenis Skor (penahan turap baja)
3. Jenis Konstruksi Turap
Konstruksi turap untuk menahan dinding galian tanah pada pekerjaan drainase dikategorikan
menjadi :

 KONSTRUKSI PENURAPAN TERBUKA


Hal ini dilaksanakan pada kondisi tanah :
 Keras dan stabil.
 Jenis galian kedalaman sedang.
 Pemasangan turap setelah penggalian dengan kedalaman hingga 2 meter, selanjutnya
digali kembali hingga kedalaman yang diinginkan.
 Turap dirakit di dalam galian/lokasi (insitu).
 Turap dirakit/dibuat di pabrik(prefabriek).

Usuk/Balok

Kloss/Ka

Paku/Skrup.Mur-

Pipa Baja
Balok Penahan Papan
KONSTRUKSI TURAP SISTEM TERBUKA

Kayu/Balok Penggantung

Rantai/Tali/Kawat

Balok Penahan Papan Turap

Papan Turap

Dinding Galian Tanah


Posisi Balok Penahan Papan Turap
 KONSTRUKSI PENURAPAN TERTUTUP
Hal ini dilaksanakan pada kondisi tanah :
 Lunak dan mudah longsor (Gembur/Basah/Berpasir) muka air tanah tinggi, proyek
dikerjakan pada musim hujan.
 Jenis galian kedalaman sedang dan dalam.
 Pemasangan turap sebelum penggalian atau setelah penggalian mencapai 1,5 meter (untuk
tanah non pasir) ;
 Sebelum penggalian tanah :
Papan-papan turap ditimbris ke dalam tanah sesuai lebar galian yang direncanakan
sepanjang kedua sisi rencana galian, kemudian pekerjaan penggalian dilakukan.
 Setelah penggalian tanah :
 Setelah penggalian tanah mencapai kedalaman 1,5 meter (untuk tanah non pasir),
papan-papan turap dirakit pada dinding galian serta papan-papan tersebut ditahan
balok-balok dan skor/kayu penahan, kemudian penggalian tanah dilanjutkan
hingga kedalaman yang diinginkan.
 Setelah penggalian tanah mencapai kedalaman 1,5 meter (untuk tanah non pasir),
papan-papan turap yang telah dirakit lengkap dengan balok-balok penahan papan
turap diderek/dikatrol dimasukkan kedalam galian, kemudian penggalian tanah
dilanjutkan hingga kedalaman yang diinginkan.
 Setelah penggalian tanah mencapai kedalaman yang diinginkan/direncanakan,
papan-papan turap yang telah dirakit lengkap dengan balok-balok penahan papan
turap (prefabrik) diderek/dikatrol dimasukkan kedalam galian.

Usuk/Balok

Kloss/Kayu

Paku/Skrup.Mur-

Pipa Baja
Balok Penahan Papan
Turap

Turap Kayu Dari Papan-papan Dipasang


Vertikal

Turap Kayu Dari Papan-papan Dipasang


Horisontal
Turap Prefabrik Dari Bahan Kayu Dengan Skor Penahan
Dari BajaYang Dapat Diatur (Manual Atau Hidrolis), Siap
Diangkut Menuju Lokasi Proyek

Pekerjaan Turap Konstruksi Baja Selesai, Pipa


Saluran Siap Dipasang Di Dalamnya
Lembaran Profil Baja Telah Ditimbris Ke Dalam Tanah,
Siap Digali

5. Pembongkaran Turap.
Konstruksi Turap dibongkar setelah pekerjaan penyambungan/pemasangan pipa
saluran selesai, sambungan beserta pekerjaan pasangan lainnya telah kering, serta
penngujian terhadap pipa saluran telah memenuhi syarat.
Sebelum konstruksi turap dibongkar, galian diurug setinggi 1/2  pipa yang dipasang
sejauh tebal urugan tidak lebih dari 30 cm, serta dipadatkan dengan peralatan manual,
diurug lagi hingga setinggi pipa dan dipadatkan.
Setelah pengurugan awal dilakukan, pengurugan selanjutnya dilakukan 1/3 tinggi sisa
galian (sejauh tebal urugan tidak lebih dari 30 cm). Pada pengurugan tersebut, pemadatan
masih dilakukan dengan menggunakan peralatan manual, tetapi pada pemadatan
selanjutnya dapat dilakukan dengan menggunakan peralatan masinal.
Pencabutan papan-papan turap dilakukan bertahap.
Pertama, sebelum pengurugan awal, pencabutan setinggi 1/2  pipa yang dipasang,
setelah pemadatan urugan tanah selesai, pencabutan kembali dilakukan setinggi pipa
bagian atas, dan seterusnya sesuai dengan mengikuti langkah pemadatan diatas.
Pencabutan turap dari papan-papan kayu yang dipasang vertikal dapat dilakukan
dengan cara manual, artinya dapat dicabut satu persatu dengan batang pengungkit yang
dilengkapi dengan kawat atau rantai

Anda mungkin juga menyukai