Anda di halaman 1dari 15

Aset, Maret 2011, hal. 21-35 Vol. 13 No.

1
ISSN 1693-928X

Pengaruh Kepribadian Konsumen pada Pilihan Merek sebagai


Konsep Diri pada Kategori Produk
DWIYADI SURYA WARDANA

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Widya Manggala


Jl. Sriwijaya No. 32 & 36 Semarang 50242
email : vcos_jak@yahoo.com

Diterima 27 September 2010; Disetujui 30 Januari 2011

Abstract : This research was conducted to see the influence of consumer personality
on brand selection as a self-concept on automobile product category. Avanza, Xenia,
Jazz, Innova and Rush are the brand of cars that becomes an object of research. In this
research consumer personality consists of four variables and brand personality as self-
concept consists of two variables. Data was collected by using survey method, and the
validity test for items of questionnnaire using factor analysis. Then to see the influence
of consumer personality on brand selection as a self-concept on automobile product
category this study used multiple regression analysis. Anova analysis was used to test
every car owner in the notice of a difference in consumer personality and brand
personality as a self-concept. The empirical results, in this study a statistical test showed
that consumers used their personality to select the brand identity that match with the
concept itself.

Key words: consumer personality, brand personality, self-concept, automobile product

PENDAHULUAN tanpa kemampuan memahami setiap pelanggan


sasaran dan menawarkan produk dan jasa yang
Tujuan utama sebuah pemasaran pada lebih ter-customized kepada mereka (Tjiptono,
perusahaan atau profit organization adalah untuk 2008).
mendapatkan keuntungan demi mempertahan- Para pemasar juga dituntut untuk mengenal
kan kelangsungan hidupnya dan untuk mengem- kepribadian konsumen potensialnya demi
bangkan perusahaan. Pendapat serupa ditulis mengetahui perilaku mereka dan pada akhirnya
Dharmmestha dan Handoko (2008) bahwa mendapatkan keuntungan dan memenangkan
pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok kompetisi di pasar. Kotler dan Keller (2009)
yang dilakukan perusahaan demi mempertahan- menyatakan bahwa para pemasar dituntut untuk
kan kelangsungan hidupnya, untuk berkembang, mengetahui perilaku konsumennya. Salah satu
dan mendapatkan laba. Kecanggihan teknologi faktor penentu perilaku konsumen yaitu faktor
informasi dan komunikasi yang mampu mengha- pribadi, yang mencakup usia dan siklus hidup,
dirkan kemudahan dan kecepatan akses informasi pekerjaan dan lingkungan ekonomi, kepribadian
berkontribusi pada semakin sulitnya memuaskan dan konsep diri, juga gaya hidup dan nilai. Tiga hal
konsumen masa kini. Mereka menuntut sekaligus paling penting dalam pembahasan kepribadian
customized products, speed, flexibility, quality, adalah kepribadian mencerminkan perbedaan
superior service, dan cost effective solutions. setiap individu, kepribadian tetap dan abadi,
Konsekuensinya, perusahaan tidak dapat survive kemudian yang terakhir yaitu kepribadian
22 WARDANA Aset

dan konsep diri, juga gaya hidup dan nilai (Kotler merupakan wakil pribadi penggunanya, dan nilai
dan Keller, 2009). Tiga hal yang paling penting suatu merek berubah dari instrumental menjadi
dalam pembahasan tentang kepribadian adalah simbolik, yaitu yang dapat mengekspresikan
kepribadian mencerminkan perbedaan setiap pemakainya (Rangkuti, 2008). Sama halnya dengan
individu, kepribadian tetap dan abadi, kemudian manusia, merek telah dianggap sebagai sesuatu
yang terakhir yaitu kepribadian dapat berubah yang memiliki kepribadian. Kepribadian merek ini
(Schiffman, et al, 2010). Kepribadian seringkali merupakan sekumpulan karakteristik manusiawi
dikaitkan dengan konsep diri yang dianut oleh yang diasosiasikan terhadap sebuah merek.
konsumen. Pemilihan konsumen terhadap Penelitian tentang penggunaan simbol merek
keputusan membelinya tidak hanya di pengaruhi menunjukan bahwa konsumen lebih menyukai
oleh kepribadiannya saja, melainkan juga konsep merek-merek yang cocok dengan kepribadian
diri yang dianutnya. Dharmmesta dan Handoko, mereka sendiri (Lee, 2009). Bagi pemasar,
(2008) Konsep diri terbagi menjadi dua yaitu kepribadian merek memiliki keberadaan yang
konsep diri yang nyata, dan konsep diri yang ideal. penting sekali untuk mendiferensiasi merek tersebut
Lee (2009) menyatakan kepribadian dapat dari merek lainnya pada suatu kategori produk,
bermanfaat dalam menganalisis respon konsumen untuk menciptakan preferensi konsumen, dan untuk
individu terhadap produk atau merek tertentu. menampilkan keunikan mereka secara lintas
Shank, et al (1994) menyatakan banyak penelitian kultural. Tjiptono, Candra dan Diana (2007)
yang menyatakan bahwa kepribadian konsumen menyatakan bahwa riset tentang kepribadian
memiliki hubungan atau pengaruh terhadap merek masih sedikit sekali dilakukan.
keputusan pembelian suatu produk atau merek. Vitz Dalam perkembangannya kepribadian juga
dan Johnson (1965) menemukan hubungan antara dapat dijadikan sebagai strategi dalam pembentu-
persepsi perokok citra cigarette dan maskulinitas kan merek yang baik dan dapat menjadi suatu
atau feminitas dari para perokok. Penelitian Ackoff konsep diri yang dianut oleh konsumen. Namun hal
dan Emsonff (1975) juga menyatakan bahwa tersebut juga masih menjadi perdebatan apakah
sebagian besar konsumen memilih merek bir yang konsumen yang menganut kepribadian merek
cocok dengan kepribadian mereka. sebagai konsep diri akan memutuskan pembelian
Perusahaan mengembangkan sebuah merek pada merek yang mendukung konsep dirinya.
dengan mengasosiasikan merek tersebut dengan Diketahui dari beberapa penelitian bahwa
kepribadian manusia. Banyak pendapat yang kepribadian konsumen dan kepribadian merek
mencoba menjelaskan merek dan kepribadian yang dianut sebagai konsep diri konsumen adalah
merek. Kotler dan Keller (2009) mengemukakan sesuatu yang unik. Kontroversi pengaruh dan
bahwa merek juga mempunyai kepribadian, dan hubungan kedua faktor ini masih menjadi
konsumen mendefinisikan kepribadian merek pembicaraan hangat sampai saat ini, dan penelitian
sebagai bauran spesifik atas ciri-ciri bawaan tentang kepribadian merek masih sedikit sekali
manusia yang bisa dikatakan dimiliki oleh merek dilakukan. Lee (2009) mengatakan bahwa
tertentu. Merek mengandung ikatan emosional kepribadian konsumen berdampak langsung pada
dengan konsumennya. Untuk dapat membangun seleksi akhir pemilihan sebuah merek dan merek
merek yang baik, para pemasar hendaknya tersebut mewakili konsep diri yang dianut oleh
mengerti dan memahami keunikan pada merek konsumen tersebut. Tujuan penelitian ini adalah
tersebut. Salah satu hal unik yang dimiliki oleh untuk meneliti bukti empiris kecenderungan
merek adalah kepribadian merek. Kepribadian konsumen membeli sebuah merek yang
menjadi semacam pembeda yang membuat diri kita mencerminkan kepribadian mereka sendiri atau
unik dan mudah diingat orang lain. Untuk memilih merek yang mempromosikan konsep diri
membedakan produk yang dihasilkan produk yang mereka anut (Lee, 2009). Produk yang sering
pesaing, perusahaan melakukan penambahan nilai- dikaitkan antara kepribadian konsumen dengan
nilai personality pada merek. Jadi fungsi merek kepribadian produk adalah produk parfum dan
bukan sekedar gambaran tentang produk, merek mobil. Pendapat senada dinyatakan Lee (2009)
Vol. 13 No.1, 2011 Aset 23

bahwa brand image semakin dilihat sebagai bentuk Kepribadian Konsumen. Pemahaman
pernyataan diri. Misalnya, pakaian parfume dan tentang perilaku konsumen juga dalam rangka
mobil merupakan produk yang sering digunakan memahami tahapan dalam proses pembelian atau
konsumen sebagai sarana mengekspresikan diri memutuskan suatu pembelian. Persepsi ciri-ciri
(Lee, 2009). kepribadian manusia bahwa kepribadian diturun-
kan atas dasar perilaku individu, karakteristik
METODE fisik, sikap dan keyakinan, dan karakteristik
demografi (Aaker, 1997). Beberapa kritik terhadap
Perilaku Konsumen. Perilaku konsumen penelitian tentang kepribadian telah dilakukan
merupakan perilaku yang menampilkan konsumen beberapa tahun yang lalu (Horton, 1979). Sebuah
dalam mencari, membeli, menggunakan, penelitian tentang kepribadian yang dikritik
mengevaluasi, dan membuang produk ataupun pada saat itu adalah (Brody dan Cunningham,
layanan yang mereka harapkan akan memuaskan 1968; Enggel, et al, 1969) yang menyatakan
kebutuhan mereka. Perilaku konsumen berfokus bahwa ciri-ciri kepribadian tidak memiliki
pada cara konsumen individu, dan konsumen pengaruh kuat pada perilaku konsumen, namun
keluarga atau rumah tangga membuat keputusan lebih merupakan suatu situasi terikat. Kemudian
untuk membelanjakan sumberdaya mereka yang kritik yang kedua bahwa penggunaan tes
tersedia (waktu, uang dan usaha) untuk barang- kepribadian secara spesifik harus benar-benar
barang konsumsi yang terkait, mempelajari apa yang berhati-hati dalam memutuskan konteks hipotesis
mereka beli, mengapa mereka membelinya, kapan penelitian (Cohen, 1967; Horton,1973a,b;
mereka membelinya, di mana mereka membelinya, Kassarjian 1971). Kritik terhadap penelitian
seberapa sering mereka membelinya, seberapa kepribadian yang ketiga yaitu (Horton, 1973a,b)
sering mereka menggunakannya, bagaimana mereka merek yang spesifik dan loyalitas merek yang paling
mengevaluasi setelah mereka membelinya, dan sering digunakan menjadi variabel terikat pada
bagaimana dampak evaluasi tersebut pada penelitian kepri-badian konsumen. Sering kali
pembelian dimasa yang akan datang, dan bagai- penempatan variabel terikat tidak tepat karena
mana mereka membuangnya (Schiffman, et al, biasanya terdapat alasan teoritis atau empiris untuk
2010). Memahami perilaku konsumen juga mengharapkan adanya hubungan terhadap variabel
mengharuskan pemasar memahami psikologi dan terikat tersebut. Dan kritik yang terakhir pada
emosional konsumen, karena dengan menyentuh sisi penelitian tentang kepribadian adalah (Horton
emosional konsumen akan sangat membantu 1973a,b; Massy, et al, 1968) metodelogi penelitian
pemasar mendapatkan tujuannya. pada sebagian besar penelitian kepribadian jangan
Tabel 1
Daftar 10 Mobil Terlaris di Indonesia

Sumber: www.poskota.co.id, Agustus 2010


24 WARDANA Aset

menggunakan seperti penelitian yang bertujuan yang digunakan oleh Mulyanegara, et al. (2009)
untuk kontrol, bahkan menentukan stimulus yang sama dengan dimensi kepribadian yang digunakan
disajikan kepada subjek dan dengan demikian oleh Lee (2009). The Big Five tersebut adalah
kondisi stimulus setiap pengamatan umumnya unik. skala five–factor inventory (NEO-FFI) yang
Montgomery (2008) menyatakan bahwa dikembangkan oleh Costa dan McCrae
pemahaman tentang kepribadian konsumen pada (1992a;1992b). Penelitian tentang kepribadian
HSBC akan membantu perusahaan mengiden- yang dikaitkan dengan toko ritel juga telah
tifikasi siapa target market HSBC. Penelitian dilakukan. Hasil penelitian tersebut mengatakan
tersebut bertujuan menganalisis motivasi konsumen untuk mengurangi resiko kejahatan, sebaiknya
HSBC dan kepribadian konsumen HSBC demi toko ritel mengenal baik ciri-ciri kepribadian
melakukan sebuah periklanan. Lee (2009) konsumen (Bove dan Mitzifiris, 2007). Dengan
menyatakan bahwa kepribadian konsumen dapat mengetahui kepribadian konsumen maka toko
dimanfaatkan untuk komunikasi pemasaran yang ritel dapat mengidentifikasi ciri konsumen yang
lebih baik, yang dapat digunakan sebagai pembeda dapat menimbulkan kekacauan, konsumen
manfaat merek dan identitas merek. Penelitian potensial dan cara menanganinya yang akan
tentang kepribadian konsumen mengatakan jika berpengaruh pada loyalitas konsumen. Banyak teori
konsumen dihadapkan pada variasi merek yang kepribadian yang dikembangkan selama bertahun-
berbeda maka konsumen cenderung menyesuaikan tahun untuk menjelaskan struktur proses dan
merek yang mereka pilih dengan situasi tertentu perkembangan perilaku manusia. Di antara teori-
(Orth,2005). Bila pemilihan merek tersebut teori kepribadian tersebut, teori sifat cenderung
berdasarkan situasi pribadi maka konsumen akan memberi penekanan pada pengeksplorasian
memilih yang sesuai dengan kepribadiannya. struktur dasar yang membentuk kepribadian.
Penelitian lain tentang kepribadian konsumen Teori sifat tersebut mengasumsikan bahwa orang-
dalam hal keputusan membeli produk lewat internet orang memiliki kecenderungan sifat tertentu yang
juga mengatakan bahwa secara singkat hubungan menyebabkan mereka berperilaku dengan cara
yang telah terbentuk diujikan kembali dalam tertentu. Dalam perkembangan teori tersebut
penelitian yang berfokus pada toko virtual (Barkhi para peneliti kepribadian sepakat bahwa terdapat
dan Wallance, 2007). Dalam penelitian tersebut lima dimensi dasar kepribadian. Teori tersebut
dimensi kepribadian berdasarkan teori kepri- terkenal dengan sebutan ‘the Big-Five’ (Lee,
badian menggunakan empat dimensi, yaitu: 2009). Mengacu penelitian terdahulu yang
intuitive, thinking, extrovert dan perceptive. dilakukan Lee (2009), dimensi kepribadian
Penelitian tersebut menghasilkan temuan bahwa konsumen yang digunakan pada penelitian ini
kepribadian juga memerankan pengaruh penting adalah: (1) Kepribadian pekerja keras (Work
dalam penentuan pembelian toko virtual. Mereka hard), (2) Kepribadian positif (Positive),
dituntut untuk menyesuaikan situs mereka sesuai (3)Kepribadian skeptis (Skeptic), (4)Kepribadian
dengan kepribadian konsumen yang dituju. petualang (Adventure).
Penelitian ini menunjukan bahwa kepribadian Citra Merek. Seperti halnya merek, citra
konsumen juga dapat memaksa produsen untuk merek adalah sesuatu yang berada dalam pikiran
menyesuaikan dengan segmentasi produk yang konsumen. Citra merek berkaitan erat dengan
bersangkutan. emosional konsumen atau nilai yang didapat oleh
Sebuah dimensi tentang kepribadian yang konsumen. Shank, et al. (1994) menyatakan citra
dianggap sebagai salah satu tolok ukur tentang dibangun dari periklanan, dari mulut ke mulut,
dimensi kepribadian yang sering digunakan peneliti produk dan informasi produk yang disampaikan.
untuk mengukur kepribadian yaitu The Big Five. Lee (2009) mengatakan dalam manajemen
Terdapat beberapa teori yang mengajukan be- merek, membangun kepribadian merek dapat
berapa faktor yang mewakili kepribadian namun menjadi tujuan yang penting bagi merek tersebut.
lima dimensi inilah yang terbukti dapat digunakan Dikatakan juga bahwa perusahaan otomotif Korea
pada konteks yang berbeda. Dimensi kepribadian menghabiskan miliaran dolar untuk beriklan demi
Vol. 13 No.1, 2011 Aset 25

membangun dan menjaga citra dari produk tersebut biasa digunakan untuk membangun kampanye
(Lee, 2009). Menurut Widyastuti dan Junaedi periklanan yaitu value-expressive (citra) dan
(2006) citra merek dapat dijadikan sebagai alat utilitarium (fungsional). Strategi utilitarium
untuk membedakan produk yang ditawarkan berfokus pada penyajian fungsional dan strategi
dengan produk pesaing. Citra merek juga dapat citra melibatkan pembangunan kepribadian produk
mengekspresikan penggunanya seperti siapa, apa, atau menciptakan citra dari pengguna produk (Sirgy
di mana dan bagaimana ia dipandang oleh orang et al, 1997). Konsumen mempunyai pilihan untuk
lain. Konsumen yang menggunakan konsep diri memilih merek atau produk yang memiliki tingkatan
dalam memilih suatu produk di mana antara citra kesesuaian dengan dirinya, kesesuaian dengan diri
diri dan citra merek memiliki hubungan akan tersebut ada yang lebih tinggi dan juga ada yang
menimbulkan sikap terhadap merek yang lebih rendah (Lee, 2009). Sebagian besar penelitian
menyenangkan. Namun apabila hubungan antara tentang konsep diri konsumen telah mengukur
citra diri dan citra merek relatif lemah maka dapat kesesuaian citra diri dengan menggunakan sejenis
mengurangi sikap terhadap merek. Lee (2009) perbedaan indeks matematika antara konsep diri
mengatakan bahwa brand image adalah konsep konsumen dan citra pengguna produk (Sirgy, et al,
produk yang dimiliki oleh pelanggan, berdasarkan 1997). Metode pertama ini disebut metode
emosi yang subjektif dan persepsi dari mereka tradisional, artinya konsumen membedakan konsep
dengan lebih mementingkan persepsi daripada diri yang mereka anut dengan citra pengguna
kenyataan (Lee,2009). Citra merek juga merupakan produk menggunakan pendekatan matematika.
salah satu interpretasi dari merek. Merek sebagai Konsumen menghitung antara kesesuaian citra
citra dilihat dari perspektif output (interpretasi dan dirinya dengan merek yang akan dipilihnya.
pertimbangan konsumen terhadap kemampuan Onkvisit dan Shaw (1987) menyatakan bahwa
merek memberikan nilai tambah bagi mereka), konsep diri dapat diartikan sebagai jumlah
bahwa merek sebagai citra didefinisikan merupakan keseluruhan dari ide, pemikiran dan perasaan
serangkaian asosiasi yang dipersepsikan oleh individu dalam melakukan hubungan terhadap
individu sepanjang waktu, sebagai hasil pengalaman obyek lain dalam lingkungan sosial (Graeff,1996).
langsung maupun tidak langsung atas sebuah merek. Konsep diri adalah persepsi individu terhadap
Kepribadian Merek sebagai Konsep Diri kemampuan, keterbatasan, penampilan, dan
Seorang Konsumen. Citra produk dan pengguna karakteristik serta kepribadian yang dimiliki.
menghasilkan pengalaman subjektif yang sering Konsep diri adalah pengetahuan dan perasaan yang
dianggap sebagai harmoni antara citra diri dan citra dimiliki oleh seseorang yang tersimpan dalam
produk atau, kesesuaian citra diri atau harmoni diri memorinya dan dapat diaktifkan dan digunakan
untuk jangka pendek. Penelitian tentang konsep diri untuk mempengaruhi keputusan pembelian.
konsumen telah dilakukan lebih dari duapuluh lima Pengujian konsep diri terhadap kepribadian merek
tahun. Para pemikir pemasaran telah menggunakan terdapat beberapa hal yang penting dalam hal
kesesuaian citra diri untuk menjelaskan dan pengukuran. Meskipun evaluasi terhadap
memperkirakan perilaku konsumen seperti kepribadian merek kadang-kadang dilakukan
kepemilikan produk, motivasi pembelian, pemilihan konsumen dengan membandingkan kepribadian
merek, loyalitas terhadap toko, pemilihan toko dan merek dengan konsep diri itu sendiri terutama jika
sebagainya. Teori self-congruity menyatakan responden adalah pengguna merek, konsep diri
bahwa perilaku konsumen sebagian ditentukan oleh secara tidak langsung terlibat dalam pengukuran
perbandingan psikologis yang melibatkan citra kepribadian merek tersebut jika mengukur
produk-citra pengguna dan konsep diri yang dianut kepribadian merek menggunakan proses
oleh konsumen tersebut. Konsep diri tersebut adalah pengukuran konsep diri (Lee, 2009). Jika
citra diri aktual, citra diri ideal, dan citra diri sosial. kepribadian merek diukur menggunakan proses
Memastikan citra diri adalah salah satu hal yang konsep diri maka hal tersebut akan terkait dengan
paling penting dalam penelitian periklanan. Dalam konsumen konsep diri tersebut, berbeda jika hanya
periklanan terdapat dua pendekatan yang mengukur kepribadian merek saja. Karena
26 WARDANA Aset

mengukur kepribadian merek saja fokus utama yang tidak dapat diprediksi (Lee, 2009). Aaker
tertuju pada kepribadian merek tanpa ada (1997) menuliskan tujuan penelitian tersebut untuk
hubungan dengan diri konsumen, jadi yang diukur membentuk ‘Big Five’ dimensi kepribadian manusia
hanya kepribadian merek saja tanpa ada unsur menjadi teori kerangka dimensi kepribadian merek.
seperti dalam mengukur konsep diri. Dari beberapa temuan tersebut memang benar
Kepribadian Konsumen dan Kepribadian bahwa kepribadian merek terbentuk berdasarkan
Merek. Setiap manusia memiliki kepribadian. dimensi kepribadian manusia. Oleh karena itu,
Kepribadian menjadi semacam pembeda yang kepribadian merek sangat berkaitan dengan
membuat diri kita unik dan mudah diingat orang kepribadian manusia. Kemudian beberapa
lain. Sama halnya dengan manusia, merek telah penelitian tentang kepribadian merek juga
dianggap sebagai sesuatu yang memiliki kepri- menyatakan bahwa konsumen menyenangi
badian. Kepribadian merek merupakan sekum- membeli sebuah produk atau merek yang sesuai
pulan karakteristik manusia yang diasosiasikan dengan kepribadiannya. Lee (2009) menunjukan
terhadap suatu merek. Walaupun riset psikologis bahwa konsumen cenderung memilih produk
pada kepribadian manusia telah cukup banyak, dengan kepribadian yang cocok dengan citra
riset tentang kepribadian merek masih sedikit dirinya. Selanjutnya Filo et al. (2008) mendukung
sekali dilakukan (Tjiptono, Chandra, Diana, 2007). bahwa kepercayaan terhadap merek memediasi
Lee (2009) menghasilkan temuan bahwa kepri- hubungan antara loyalitas konsumen terhadap
badian konsumen dan kepribadian merek sebagai merek dan popularitas dari manajemen merek.
konsep diri konsumen memiliki aspek-aspek khusus Mereka menyatakan bahwa manajer merek
yang penting. Hubungan kausalitas antara kepri- bekerja untuk meningkatkan kepercayaan merek
badian konsumen dengan kepribadian merek melalui tanggung jawab sosial, kepuasan konsumen,
sebagai konsep diri yang dianut konsumen. Lee dan kualitas pelayanan terhadap pelanggan dalam
(2009) juga menyatakan bahwa kepribadian upaya untuk meningkatkan loyalitas konsumen
konsumen berpengaruh terhadap seleksi konsumen terhadap merek (Lee, 2009).
terhadap identitas merek yang dapat menggam- Kerangka Pemikiran. Penelitian ini berangkat
barkan konsep diri mereka. Penelitian yang sama dari beberapa penelitian sebelumnya mengenai
menyatakan bahwa daya tarik yang dirasakan kepribadian konsumen dan kepribadian merek,
secara signifikan mempengaruhi proses perkem- dengan kerangka pemikiran sebagaimana pada
bangan hubungan konsumen-merek dengan cara gambar 1. Adapun ringkasan beberapa penelitian
Gambar 1
Kerangka Penelitian

Sumber: Lee, (2009:27)


Vol. 13 No.1, 2011 Aset 27

yang menjadi referensi penelitian ini diuls berikut Dalam penelitian ini dinyatakan bahwa konsumen
ini. Penelitian Lee (2009) dilakukan untuk mencari yang memiliki dominasi salah satu kepribadian
hubungan antara kepribadian konsumen dan memiliki ketertarikan kepada merek yang sesuai
kepribadian merek sebagai konsep diri, dengan dengan kepribadiannya. Penelitian dilakukan pada
kasus pada perusahaan mobil di Korea. Kemudian konteks produk fashion.
kerangka konseptual juga mengembangkan Pengembangan Hipotesis. Pengembangan
penjelasan pengaruh dari identifikasi merek pada hipotesis dalam penelitian ini didasarkan pada
pembelian. Dari hasil penelitian ini didapat temuan hasil penelitian terdahulu dan literatur yang relevan.
bahwa terdapat hubungan positif antara kepriba- H1 = Kepribadian pekerja keras berpengaruh
dian konsumen dan kepribadian merek sebagai terhadap konsep kelas atas dari kepribadian
konsep diri. Hubungan ini memiliki pengaruh signi- merek sebagai konsep diri. H2 = Kepribadian
fikan secara statistik pada identifikasi konsumen pekerja keras berpengaruh terhadap konsep jujur
terhadap merek. dari kepri-badian merek sebagai konsep diri. H3=
Penelitian Shank, et al (1994) menyatakan Kepri-badian positif berpengaruh terhadap
bahwa terdapat pengaruh lemah antara kepribadian konsep kelas atas dari kepribadian merek sebagai
manusia terhadap perilaku konsumen. Citra konsep diri. H4 = Kepribadian positif ber-
diciptakan dengan iklan, dari mulut ke mulut (word- pengaruh terhadap konsep jujur dari kepribadian
of-mouth), kegunaan dan informasi produk lainnya. merek sebagai konsep diri. H5 = Kepribadian
Hal-hal tersebut di atas mempengaruhi pasar atau skeptis berpengaruh terhadap konsep kelas atas
konsumen sebagai kelompok ataupun sebagai dari kepribadian merek sebagai konsep diri. H6 =
pribadi terhadap pendapat mereka terhadap Kepribadian Skeptis berpengaruh terhadap
sebuah merek. Efek dari pengaruh iklan, berita dari konsep jujur dari kepribadian merek sebagai
mulut ke mulut dan lainnya menciptakan merek yang konsep diri. H7 = Kepribadian petualang
memiliki kepribadian sendiri. Dalam penelitian ini berpengaruh terhadap konsep kelas atas dari
dikatakan juga kepribadian konsumen berpengaruh kepribadian merek sebagai konsep diri. H8=
terhadap pemilihan citra merek suatu produk. Kepribadian petualang berpengaruh terhadap
Penelitian Mulyanegara, et al (2009). konsep jujur dari kepribadian merek sebagaimana
menyatakan bahwa kepribadian konsumen me- konsep pada gambar 2.
miliki pengaruh terhadap kepribadian merek.

Gambar 2
Kerangka Hipotesis

Sumber: Lee (2009:37)


28 WARDANA Aset

Definisi Operasional. Definisi operasional sendiri. Sebagai contoh, mobil adalah sebuah
secara keseluruhan variabel adalah sebagai berikut: alat transportasi dan konsep jujur hanya
1) Kepribadian Pekerja Keras. Penelitian Lee menonjolkan dari fungsi mobil itu sendiri.
(2009) menggambarkan bahwa pekerja keras Konsumen yang menganut konsep ini tidak
adalah kepribadian yang menghargai waktu melihat atau membeli sebuah produk
atau sangat memperhatikan ketepatan berdasarkan simbol yang melekat pada produk
waktu, melakukan segala sesuatu dengan tersebut, melainkan membeli produk benar
teratur, selalu mengejar apa yang diinginkan berdasarkan fungsinya. Penelitian Lee (2009)
dan produktif, memiliki tujuan yang jelas dalam menyatakan bahwa dia mengembangkan
segala sesuatu yang ingin dicapai. item-item kepribadian merek dari Aaker
2) Kepribadian positif, konsumen dalam kategori (1997). Kepribadian merek sebagai konsep
ini akan berfikir baik terhadap segala sesuatu. diri pada konsep jujur ini meliputi empat item
Kepribadian positif diwakilkan oleh lima item kuesioner.
pernyataan yang setiap item pernyataan peneliti Lokasi Penelitian. Lokasi penelitian ini
replikasi dari penelitian Lee (2009). bertempat di Yogyakarta, yang mereprensen-
3) Skeptis adalah sikap untuk selalu meragukan tasikan masyarakat Indonesia dalam lingkup kecil.
dan mempertanyakan segala sesuatu, Para pelajar dan pelancong dari berbagai daerah
meragukan apa yang diterima dan mewaspadai mengunjungi Yogyakarta dengan menggunakan
segala sesuatu agar tidak mudah ditipu. Item- berbagai macam model transportasi, salah satunya
item dalam kuesioner yang ditulis oleh Lee yaitu menggunakan mobil.
(2009) bersumber dari skala yang dikem- Subyek Penelitian. Masyarakat di
bangkan oleh Costa dan McCrae yang Yogyakarta yang menggunakan salah satu dari lima
kemudian direduksi oleh Lee (2009) sehingga merek mobil yang diteliti, yaitu yang memiliki mobil
meninggalkan lima item pernyataan yang Toyota Avanza, Daihatsu Xenia, Kijang Innova,
mewakili kepribadian skeptis. Honda Jazz, atau Toyota Rush.
4) Kepribadian konsumen yang lain yang Objek Penelitian. Objek yang diteliti adalah
diidentifikasi oleh Lee (2009) adalah kepri- lima merek mobil yaitu, Toyota Avanza, Daihatsu
badian petualang. Petualang disini maksud- Xenia, Honda Jazz, (Kijang Innova), Toyota Rush.
nya bahwa pribadi tersebut atau individu Kelima mobil ini merupakan lima mobil yang
tersebut senang melakukan hal-hal baru paling banyak beredar di Yogyakarta menurut
senang keluar melihat dan mempelajari studi pendahuluan penelitian ini.
sesuatu yang tidak atau belum diketahui. Data penelitian. Data primer (primary data)
Para pemilik pribadi petualang ini menyukai adalah data yang dicari karena kedekatannya
sesuatu yang realistis, tidak suka berhayal, dengan kebenaran dan kontrol atas kesalahan
menyukai tantangan andrenalin dengan suka (Cooper dan Schindler, 2008). Dalam hal ini data
melihat sebuah kejadian dengan langsung. primer adalah data yang diperoleh dari hasil
Terdapat empat item kuesioner untuk variabel penyebaran kuesioner. Data sekunder dalam
petualang. penelitian ini adalah data pendukung yang didapat
5) Konsep Kelas Atas ialah konsep sebuah dari internet, buku-buku dan literatur pendukung
produk atau kepribadian sebuah produk. yang berkaitan dengan penelitian ini.
Komunikasi yang dilakukan kepada konsumen Metode Sampling. Teknik pengumpulan
menunjukan bahwa produk atau merek tersebut sampel tidak acak (non random sampling) dengan
adalah produk atau merek kelas atas dan penentuan sampel purposiv (purposive sampling)
diperuntukan untuk kalangan kelas atas. Dalam yaitu anggota sampel ditentukan berdasarkan
penelitian ini item kuesioner pada variabel pada ciri tertentu yang dianggap mempunyai
kelas atas meliputi tujuh item. hubungan erat dengan ciri populasi. Kriteria yang
6) Konsep jujur, sebuah konsep produk yang dipilih untuk menentukan sampel penelitian ini
mengedepankan fungsi dari produknya adalah konsumen pemilik salah satu dari lima merek
Vol. 13 No.1, 2011 Aset 29

mobil yang menjadi objek penelitian ini. Responden HASIL DAN PEMBAHASAN
yang menjadi objek tidak harus membeli mobil
tersebut secara pribadi, namun pembelian mobil Uji Validitas Dan Reliabilitas. Validitas
tersebut juga merupakan referensi, permintaan atau mengukur sejauh mana suatu alat ukur benar-
ide dari responden. benar mencerminkan sesuatu yang ingin diukur
Hasil Pilot Study. Studi pendahuluan ini (Cooper dan Schindler, 2008). Uji validitas
dilakukan oleh peneliti untuk menentukan objek terhadap terhadap item-item variabel kepribadian
penelitian yang akan digunakan. Terpilih empat pekerja keras, kepribadian positif, kepribadian
tempat yang menjadi tempat dilakukannya studi skeptis, dan kepribadian petualang pada studi ini
pendahuluan untuk mecari mobil-mobil manakah menggunakan faktor analisis. Sedangkan untuk
yang paling banyak beredar di Yogyakarta. mengukur validitas variabel kepribadian merek
Dipilihnya tempat-tempat tersebut karena peneliti sebagai konsep diri menggunakan uji statistik
berasumsi bahwa tempat-tempat tersebut adalah Cronbach Alpha. Dari hasil pengujian meng-
tempat umum yang dapat didatangi oleh semua gunakan metode faktor analisis terlihat bahwa
orang tanpa terkecuali. Kelima merek mobil empat item pernyataan dalam kuesioner tidak v
tersebut tidak menggambarkan penjualan kelima alid. Item-item tersebut yaitu pernyataan positif 5,
merek mobil tersebut. Observasi lapangan (stasiun skeptis 5, skeptis 3, dan petualang 3. Dari tabel
Tugu, bandara Adisucipto, Ramai mall) dilakukan rotated component matrix terlihat bahwa item-
dengan cara mencatat atau mendata jenis/ merek item tersebut tidak berada pada kelompoknya
mobil yang ada pada parkiran mobil pada saat itu, atau tidak adanya antara item-item tersebut
kemudian mengambil foto yang nanti akan dengan variabel apa yang akan diukur. Kemudian
digunakan untuk kepentingan penelitian ini. keempat item-item tersebut harus dihilangkan,
Pemilihan waktu dilakukan secara acak atau dan keempat item tersebut tidak akan diikut-
tidak terstruktur. Pada Mall Ambarukmo peneliti sertakan dalam analisis yang akan dilakukan
mencatat merek mobil yang keluar mall. Data dalam penelitian ini dengan kata lain item-item
lengkap disajikan pada tabel 2. tersebut akan dibuang. Setelah dilakukan pengujian
Tabel 2
Data Hasil Studi Pendahuluan

Sumber: data primer diolah, 2010


30 WARDANA Aset

ulang terhadap enam item kepribadian pekerja Corrected Item-Total Correlation lebih dari r tabel
keras, empat item kepribadian positif, tiga item (0,159) dengan taraf signif 5%. Hasil analisis
kepribadian skeptis, dan tiga item kepribadian data menggunakan bantuan program SPSS
petualang dan tanpa mengikut sertakan empat item didapat hasil bahwa nilai Corrected Item-Total
yang tidak valid didapat hasil bahwa item-item yang Correlation untuk semua item pernyataan konsep
lain memiliki kesesuai untuk mengukur apa yang kelas atas dan konsep jujur dinyatakan valid.
akan akan diukur. Hasil faktor analisis kedua Pada tabel 4 dapat dilihat semua item-item
dihadirkan dalam bentuk tabel 3. pernyataan nilainya diatas (>0,159), artinya
Uji validitas item-item pernyataan kuesioner semua item-item pernyataan merupakan alat
pada variabel kepribadian merek digunakan ukur yang baik. Reliability dilakukan untuk
Alpha Cronbach. Item-item kuesioner konsep kelas mengukur akurasi dan ketepatan prosedur
atas dan konsep jujur dikatakan valid jika nilai pengukuran (Cooper dan Schindler, 2008).

Tabel 3
Hasil Analisis Faktor Uji Kedua Variabel Kepribadian Konsumen

Sumber: Data primer diolah, 2010

Tabel 4
Validitas Kepribadian Merek

Sumber: data primer diolah, 2010


Vol. 13 No.1, 2011 Aset 31

Dari hasil uji reliabilitas terhadap variabel keri signifikansi pada penelitian ini yaitu 0,05. Dapat
badian pekerja keras, kepribadian positif, kepri- dikatakan bahwa konsumen yang berkepri-
badian skeptis, kepribadian petualang, konsep kelas badian pekerja keras juga melakukan seleksi
atas dan konsep jujur didapatkan hasil bahwa terhadap kepribadian merek yang dapat
semua item-item tersebut memiliki reliabilitas yang mendukung konsep dirinya. Hasil pengolahan
cukup baik yaitu memiliki nilai α > 0,5 atau dapat data disajikan pada tabel 6.
dikatakan memiliki reliabilitas yang cukup baik. 2) Pengujian terhadap hipotesis 3 terbukti. Nilai
Hasil dapat dilihat pada tabel 5. signifikansi kepribadian positif sebesar 0,000.
Analisis Regresi Berganda. Analisis regresi Yang artinya kepribadian positif berpengaruh
berganda dilakukan untuk membuktikan hipotesis positif secara signifikan terhadap konsep kelas
yang diajukan, menguji model atau kerangka atas dari kepribadian merek sebagai konsep
penelitian yang diajukan. Setelah data primer diri. Para konsumen yang berkepribadian positif
diolah menggunakan analisis regresi berganda menggunakan kepribadiannya dalam menilai
didapat hasil yang disajikan dalam tabel 6 dan tabel konsep kelas atas dari sebuah kepribadian
7. Analisis regresi linier berganda dibantu dengan merek sebagai konsep diri, apakah kepribadian
program SPSS menggunakan faktor skor. Faktor merek tersebut sesuai dengan konsep diri yang
skor didapat dari hasil pengujian faktor analisis. dianutnya. Hasil pengolahan data disajikan pada
1) Hipotesis 1 yaitu, kepribadian pekerja keras tabel 6.
berpengaruh terhadap konsep kelas atas dari 3) Dari hasil analisis data didapat bahwa hipotesis
kepribadian merek sebagai konsep diri terbukti. 5 terbukti benar. Dalam analisis regresi
Dari hasil pengujian tersebut disimpulkan bahwa berganda didapat hasil bahwa nilai signifikan
nilai signifikan kepribadian pekerja keras lebih kecil dari tingkat signifikasi atau (sig =
sebesar 0,000 atau lebih kecil dari pada taraf 0,000) < 0,05. Hasil pengujian data tersebut

Tabel 5
Tabel Reliabilitas Seluruh Variabel

Sumber: data primer diolah, 2010

Tabel 6
Hasil Analisis Regresi Pengaruh Kepribadian Konsumen Terhadap Konsep Kelas Atas

Sumber: data primer diolah, 2010


32 WARDANA Aset

menyatakan bahwa konsumen yang ber- tabel 7, yang mana nilai signifikan variabel
kepribadian skeptis atau konsumen yang selalu kepribadian skeptis sebesar 0,000. Angka ini
berfikir negatif terhadap segala sesuatu lebih kecil daripada tingkat signifikasi yaitu
melakukan seleksi terhadap suatu identitas 0,05.Artinya secara uji statistik bahwa
merek. Hasil pengolahan data disajikan pada kepribadian skeptis berpengaruh secara
tabel 6. signifikan terhadap konsep jujur dari
4) Dari hasil analisis data didapat bahwa nilai kepribadian merek sebagai konsep diri. Ketika
signifikan untuk kepribadian petualang sebesar konsumen yang berkepribadian skeptis
0,056. Hasil uji statistik ini membuktikan bahwa dihadapkan pada berbagai macam merek
hipotesis 7 tidak terbukti. Nilai signifikan yang memiliki berbagai kepribadian merek,
padakepribadian petualang lebih besar daripada konsumen yang berkepribadian skeptis akan
0,05. Artinya konsumen yang berkepribadian melakukan seleksi pada merek yang memiliki
petualang tidak melakukan pemilihan terhadap identitas jujur atau merek yang mengedepankan
merek yang berkonsep kelas atas. Hasil fungsionalnya saja.
pengolahan data disajikan pada tabel 6. 8) Hipotesis 8 menyatakan kepribadian petualang
5) Hasil analisis data memperlihatkan nilai berpengaruh terhadap konsep jujur dari
(signifikan) pada kepribadian pekerja keras = kepribadian merek sebagai konsep diri. Hasil
(0,000). Terbukti bahwa nilai signifikan dari regresi linier berganda didapat nilai
kepribadian pekerja keras lebih kecil daripada signifikansi kepribadian petualang sebesar
taraf signifikansi pada penelitian ini yaitu 0,05, 0,000 atau lebih kecil daripada 0,05 (p<0,05).
artinya konsumen berkepribadian pekerja keras Namun dari hasil analisis data juga mem-
juga melihat kesesuaian kepribadiannya dengan buktikan kepribadian petualang berpengaruh
konsep jujur dari kepribadian merek. Hasil secara negatif terhadap konsep jujur. Artinya
pengolahan data disajikan pada tabel 7. semakin bersifat petualang seorang konsumen
6) Dari hasil pengolahan data, didapat nilai maka semakin tidak memilih sebuah merek y
signifikan untuk kepribadian positif sebesar ang berkonsep jujur atau merek yang
0,000, yang artinya konsumen yang mengedepankan fungsional saja. Hasil
berkepribadian positif juga melakukan pilihan pengolahan data dapat dilihat pada tabel 7.
pada merek yang menjadikan konsep jujur Analisis of Varians (ANOVA). Analisis ini
sebagai kepribadian mereknya. Hasil dilakukan guna mengetahui apakah terdapat
pengolahan data dapat dilihat pada tabel 7. perbedaan penilaian diri pada pemilik mobil Toyota
7) Hipotesis 6 dalam penelitian ini menyatakan Avanza, Daihatsu Xenia, Honda Jazz, Kijang
kepribadian skeptis berpengaruh terhadap Innova, dan Toyota Rush, terhadap kepribadian
konsep jujur dari kepribadian merek sebagai pekerja keras, kepribadian positif, kepribadian
konsep diri. Hasil pengolahan data menyatakan skeptis, kepribadian petualang, konsep kelas atas
hipotesis ini terbukti. Ini dapat dilihat pada dan konsep jujur. Hasil uji statistik menggunakan

Tabel 7
Hasil Analisis Regresi Pengaruh Kepribadian Konsumen Terhadap Konsep Jujur

Sumber: data primer diolah, 2010


Vol. 13 No.1, 2011 Aset 33

Anova dapat dilihat pada tabel 8. Dari tabel 8 Artinya konsumen atau pemilik mobil Avanza,
dinyatakan bahwa terdapat perbedaan penilaian Xenia, Jazz, Innova, dan Rush dapat melihat
dari pemilik mobil Avanza, Xenia, Jazz, Innova, perbedaan sebuah merek mobil yang mengusung
Rush dalam menilai konsep kelas atas dari sebuah konsep kelas atas menjadi kepribadian mereknya.
kepribadian merek sebagai konsep diri. Dapat Dalam hasil analisis Anova pada konsep kelas atas
dilihat dari nilai probabilitasnya kurang dari 0,05 terlihat bahwa mobil Kijang Innova merupakan
(nilai probabilitas konsep kelas atas = 0,044). mobil yang paling berkonsep kelas atas. Hal ini

Tabel 8
Hasil Uji Anova Berdasarkan Merek Mobil

Sumber: data primer diolah, 2010


34 WARDANA Aset

dapat dilihat pada nilai mean konsep kelas atas, konsumen, atau mengambil tema tentang pengaruh
terlihat bahwa Kijang Innova memiliki nilai mean kepribadian konsumen terhadap preferensi
paling tinggi di antara mobil Avanza, Xenia, Jazz pemilihan kepribadian merek. Kemudian
dan Rush. Kemudian konsumen yang berkepri- keterbatasan lain menyangkut pemilihan objek
badian pekerja keras tidak dapat membedakan penelitian. Sebaiknya penelitian berikutnya
kepribadian merek pada mobil Avanza, Xenia, memilih objek penelitian yaitu mobil dengan tipe
Jazz, Innova dan Rush. Mereka menilai sama yang sama namun berbeda merek, sebagai contoh
semua kepribadian merek yang dimiliki kelima pada tipe city car Toyota dengan Yarisnya, Honda
merek tersebut. Atau dapat dikatakan bahwa dengan Jazz nya, Nissan, dan Mitsubishi, karena
pemilik mobilAvanza, Xenia, Jazz, Innova dan Rush dengan pemilihan objek karena jumlahnya atau
menilai sama atau tidak dapat membedakan tingkat ‘kelarisannya’ sedikit sulit untuk digene-
kepribadian pekerja keras. ralisasi kepribadian dari pemilik, dan seperti
Begitu juga pada kepribadian positif, membandingkan buah apel dengan buah durian
konsumen yang berkepribadian positif juga bukan membandingkan buah apel dengan buah
tidak dapat melihat perbedaan kepribadian merek apel.
pada mobil Avanza, Xenia, Jazz, Innova, Rush.
Mereka menganggap sama semua merek mobil DAFTAR PUSTAKA
tersebut. Dari hasil analisis Anova dapat dilihat
angka probabilitas value untuk kepribadian Aaker, J.L. 1997. “Dimensions Of Brand
pekerja keras (0,086) lebih besar dari nilai Personality”. Journal Of Marketing Research,
signifikansi (0,05) begitu juga dengan nilai Vol XXXIV. No 3.
Barkhi, Reza. Wallace, Linda. 2007.“The Impact of
probabilitas value kepribadian positif (0,216),
Personality Type On Purchasing Decisions In
kepribadian skeptis (0,088), kepribadian petualang
Virtual Store”. Inf Technol Manage 313-330.
(0,774), dan konsep jujur (0,407). Konsumen atau Bove L, dan Mitzifiris B. 2007. “Personality Traits
pemilik mobilAvanza, Xenia, Jazz, Innova dan Rush And The Process Of Store loyalty In a
tidak dapat membedakan merek yang hanya Transactional Prone Context”. Journal of
mengedepankan fungsionalnya saja. Konsumen Service Marketing, Vol 21, No 7.
akan menilai sama merek-merek yang menjadikan Cooper dan Schindler, 2008. Business Research
fungsi produk sebagai identitas merek, tentu saja Methods Tenth Edition. Singapore. McGraw-
pada kategori produk yang sama. Hill.
Dharmmesta, S, B,. & Handoko, Hani, T,. 2008.
SIMPULAN Manajemen Pemasaran Analisis Perilaku
Konsumen, Edisi Pertama, Yogyakarta.
BPFE.
Dari hasil uji statistik terhadap data dapat
Jung Wan Lee. 2009. “Relationship Between
disimpulkan seluruh kepribadian konsumen Consumer Personality and Brand Personality
dalam penelitian ini akan mempengaruhi seleksi As Self-Concept; From The Case Of Korean
konsumen terhadap kepribadian merek yang Automobile Brands”. Academy of Marketing
sesuai dengan konsep diri mereka. Konsumen Studies Journal, Vol 13, No. 1.
lebih menyenangi membeli sebuah produk yang Kotler, Philip and Keller, Kevin Lane. 2009.
sesuai dengan kepribadiannya. Marketing Management 13th Edition.
Penelitian ini memiliki keterbatasan yaitu Singapore: Prentice Hall.
sangat sedikit penelitian tentang pengaruh Ludino, Luthfie.2008.Getting Into Your Customer’s
kepribadian konsumen terhadap keribadian Heart, Dibalik Tulang Hati Sang Pelanggan.
Jakarta: PT. Elex Media Komputindoan.
merek, karena secara logika kurang wajar bahwa
Matzler K, Bidmon S, dan Grabner S.2006.
kepribadian konsumen memiliki pengaruh terhadap
“Individual Determinant Of Brand Affect: The
kepribadian merek. Akan lebih masuk akal jika Role Of The Personality Traits Of Extraversion
penelitian mengambil tema pengaruh kepribadi- And Openness To Experience”.Journal Of
an kepribadian merek terhadap kepribadian Product & Brand Management.Vol 15, No 7.
Vol. 13 No.1, 2011 Aset 35

Montgomery, Jolene. 2008. “The Role That Dengan SPSS. Jakarta : PT Gramedia Pustaka
Personality And Motivation Play In Consumer Utama.
Behaviour: A Case Study On HSBC”, Business Raymond L. Horton. 1979. “Some Relationships
Intelligence Journal. Between Personality And Consumer Decision
Mulyanegara C, Riza. Tsarenko Y, Anderson A. Making”. Journal Of Marketing Research, Vol
2009. “The Big Five And Brand Personality: XVI, 233-46.
Investigating The Impact Of Consumer Schiffman, G Leon., Kanuk, Leslie Lazar and
Personality On Preferences Towards particular Wisenblit, Joseph. 2010. Consumer Behavior
Brand Personality”. Journal Of Brand Tenth Edition. New Jersey: Prentice Hall.
management. Vol 16. No 4. Sirgy, Grewal, Mangleburg, Park, Chon, Claiborne,
Orth R. Ulrich. 2005. “Consumer Personality And Johar, Berkman. 1997. “Assessing The Predic-
Other Factor In Situational Brand Choice tive Validity of Two Methods of Measuring Self-
Variation”. Journal Of Brand Management, Image Congruence”. Journal of The Academy
Vol 13, No 2. of Marketing Science. Vol 23. No 3.
Rangkuti, Freddy. 2008. The Power Of Brands, Shank, Matthew D, Langmeyer, Lynn.1994. “Does
Teknik Mengelola Brand Equity Dan Strategi Personality Influence Brand Image?”.The
Pengembangan Merek + Analisis Kasus Journal of Psychology.Vol.128, Iss.2, Pg. 157.

Anda mungkin juga menyukai