Anda di halaman 1dari 7

UJPH 5 (4) (2016)

Unnes Journal of Public Health


http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujph

PROFIL POTENSI PENYAKIT AKIBAT KERJA TAHAPAN PEMBATIKAN

Rr. Vita Nur Latif, Ristiawati, Nor Istiqomah

Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Pekalongan, Indonesia

Info Artikel Abstrak


________________ ___________________________________________________________________
Sejarah Artikel: Batik diakui UNESCO sebagai budaya milik Indonesia. Pembatikan masih menggunakan bahan
Diterima Agustus 2016 baku berbahaya. Salah satu tuntutan AFTA (ASEAN Free Trade Area) 2015 yaitu meningkatkan
Disetujui September 2016 kualitas dan perlindungan produk dalam negeri (batik) untuk dapat bersaing dengan produk luar
Dipublikasikan Oktober negeri, dimana dalam proses produksinya memperhatikan aspek kesehatan dan keselamatan
2016 kerjanya. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi gangguan kesehatan yang muncul pada tahapan
________________ pembatikan yang nantinya dapat menjadi dasar rekomendasi substitusi bahan dan metode dalam
Keywords: tahapan pembatikan. Penelitian ini berupa survey analitik dengan metode deskriptif analitik.
Batik; Health Disorder; Populasi penelitian ini adalah seluruh pekerja industri batik di Kota Pekalongan pada 634 industri
Occupational Illness. batik. Sampel pada penelitian ini sejumlah 80 responden yang diambil secara random sampling.
____________________ Ditemukan gangguan kesehatan pada pekerja batik berupa gangguan kapasitas paru 67,5%;
penurunan fungsi penglihatan 33,8%; dermatitis ekstrimitas 30%. Sebaran pekerja dengan
gangguan kapasitas paru, penurunan fungsi penglihatan, dan dermatitis ekstrimitas terbanyak
ditemukan pada tahap pelekatan lilin, berturut-turut 64,8%; 48,1%; dan 66,7%.

Abstract
___________________________________________________________________
Batik is recognized by UNESCO as Indonesian indigenous culture. Batik processing was still using dangerous
material. One of AFTA 2015 requirements was to increase quality and protection to domestic product for
commpeting with foreign product, whith paying attention to health and safety. This study aimed to identify
health disorders in batik processing for being the rasionale for material and method substitution
recommandation in batik processing. This was descriptive analitic survey. The population was all workers in
all batik industries (634 industries) in Pekalongan City. There were 80 respondents which were choosen
ramdomly as sample. It was indentified that the health disorders in batik industries workers were vital lung
capacity abnormalities (33.8%), optical degeneration and dermatitis extremities (30%). Health disorders were
mostly found in waxing process; they were vital lung capacity abnormalities (64.8%), optical degeneration
(48.1%) and dermatitis extremities (66.7%).

© 2016 Universitas Negeri Semarang


Alamat korespondensi: pISSN 2252-6781
Program Studi Kesehatan Masyarakat, Universitas Pekalongan
eISSN 2548-7604
E-mail: rr.vitanurlatif@yahoo.com

348
Rr. Vita Nur Latif, Ristiawati, Nor Istiqomah / Unnes Journal of Public Health 5 (4) (2016)

PENDAHULUAN

AFTA (ASEAN Free Trade Area) World City of Batik, merupakan konsekuensi
merupakan bentuk perdagangan bebas yang positif yang sangat membanggakan. Akan
menuntut Indonesia untuk lebih unggul dalam tetapi, pada sisi lain menjamurnya industri
hal produk yang mengedepankan tidak hanya batik membawa konsekuensi negatif berupa
kualitas produknya tetapi juga proses yang dampak gangguan kesehatan pada tenaga
mengutamakan mutu dan standar. kerja, baik yang diakibatkan oleh faktor
Implementasi AFTA yang direncanakan ergonomi maupun penggunaan bahan baku
dilaksanakan pada tahun 2020 diajukan pendukung proses produksi pada industri ini
menjadi tahun 2015. Dengan diberlakukannya (Agustin, et. al., 2014).
AFTA yang disepakati bersama oleh semua Ditinjau dari segi hiperkes salah satu
negara di wilayah Asia Tenggara maka secara faktor yang menjadi penyebab gangguan
otomatis liberalisasi akan terjadi hampir di kesehatan pada tenaga kerja pada sektor
semua sektor. Ketika AFTA berlaku pada akhir industri batik ini adalah adanya bahan-bahan
2015 nanti pasar Indonesia akan membuka utama atau bahan pendukung proses produksi
diri. Hal ini menuntut kita untuk yang dapat membahayakan atau memberikan
meningkatkan kualitas dan mutu serta efek pada kesehatan para pekerjanya. Dewasa
perlindungan produk dalam negeri tidak ini lebih dari dua milyar orang hidup dalam
terkecuali batik untuk dapat bersaing dengan lingkungan kerja yang dapat mengancam
produk luar negeri dengan mengusung produk kesehatan para karyawan industri yang
layak jual, dimana dalam proses produksinya terpajan faktor fisis, kimia, toksis, dan
memperhatikan berbagai aspek kesehatan dan sebagainya yang dapat menimbulkan penyakit
keselamatan kerjanya. akibat kerja.
Batik merupakan produk dalam negeri Secara umum, proses produksi industri
yang mencirikan kebudayaan dan akan batik, menggunakan bahan baku yang pada
menjadi salah satu produk unggulan Indonesia pengelolaannya menghasilkan polutan yang
dalam AFTA. Eksistensi industri kerajinan dapat mengganggu kesehatan pekerjanya.
batik, tidak dapat lepas dari pendapatan Salah satunya adalah lilin atau lilin batik yang
daerah dan income per capita wilayah Kota dipanaskan sehingga keluar asap dari lilin
Pekalongan dan menjadi motor penggerak tersebut. Polutan yang terdapat dalam asap
ekonomi mikro maupun makro bagi tersebut mengandung gas-gas NO2, SO2, CO,
masyarakatnya. Hal ini membawa CO2, HC, H2S, dan partikel (Fauzia, 2015).
konsekuensi positif maupun negatif, diakuinya Keberadaan polutan tersebut berbahaya bagi
batik sebagai warisan budaya tak benda pekerja maupun lingkungan (Adi, 2012;
berdasarkan pernyataan resmi dari UNESCO Amaliasani, 2013; Nurroisah, 2014; Sasongko,
(The United Nations Educational, Scientific and 2010). Hasil penelitian yang telah dilakukan
Cultural Organization) yaitu badan di bawah terhadap 327 orang tenaga kerja yang terpapar
Perserikatan Bangsa-bangsa yang mengurusi asap lilin batik dan gas yang dikeluarkan oleh
kebudayaan, telah ditetapkan bahwa batik alat pemanas didapatkan gangguan faal paru
Indonesia merupakan mata budaya tak benda sebesar 20.7% dengan perincian obstruksi
milik bangsa Indonesia berdasarkan rapat yang 11.8%, restriksi 7.8% dan kombinasi 1.1%.
diselenggarakan pada tanggal 2 Oktober 2009 polutan tersebut jika dihirup oleh tenaga kerja
di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (Yuli, 2010). akan menimbulkan kerusakan akut maupun
Melekatnya branding Kota Pekalongan sebagai kronis pada jaringan paru, tergantung dari

349
Rr. Vita Nur Latif, Ristiawati, Nor Istiqomah / Unnes Journal of Public Health 5 (4) (2016)

konsentrasi polutannya, lama paparan, dan


kerentanan tubuh. Bila proses ini berlangsung
lama, maka dapat menimbulkan penyakit METODE
akibat kerja. Gas-gas polutan bersifat iritan
terhadap saluran pernapasan terutama gas SO 2 Penelitian ini merupakan penelitian
dan NOx. Konsentrasi polutan dipengaruhi survey analitik dengan metode penelitian
oleh kadar bahan-bahan tersebut. Jika dihirup deskriptif analitik untuk menyajikan
maka akan dapat menimbulkan kelainan pada identifikasi gangguan kesehatan yang muncul
saluran pernapasan yang berupa penurunan pada tahapan proses pembuatan batik.
kadar VO2max dan keluhan saluran pernapasan Populasi pada penelitian ini adalah seluruh
(Fauzia, 2015; Lubis, et al., 2002). pekerja industri batik di wilayah Kota
Polutan lain dapat berupa debu dengan Pekalongan yang tersebar pada 634 industri
golongan padat (solid) dan berbentuk fumes batik. Adapun sampel pada penelitian ini
atau uap karena dihasilkan dari proses sejumlah 80 responden yang diambil secara
produksi suatu bahan tekstil maupun proses random sampling. Pengumpulan data meliputi
pewarnaan serta bakan kimia lain yang identitas dan karakteristik responden pekerja,
mendukung hasil dari produksi batik. Adapun data gangguan kesehatan meliputi gangguan
deskripsi dari gangguan kesehatan ini dapat fungsi paru (tampilan kapasitas paru), data
berupa gangguan kapasitas paru, berbagai gangguan visus, dermatitis, dan gangguan
gejala dermatitis kontak, gangguan tampilan postur akibat sikap kerja. Beberapa alat
profil anatomis terkait dengan kondisi pengumpulan data menggunakan field notes
ergonomis saat bekerja (low back pain) pada atau catatan lapangan, pedoman wawancara,
kasuistik tertentu, gangguan pajanan debu Spirometer digital, dan cheklist observasi.
(fumes) maupun gangguan kesehatan lainnya
(Sumardiyono, et al., 2014). HASIL DAN PEMBAHASAN
Fenomena banyaknya faktor peningkat
risiko gangguan kesehatan akibat kerja seperti Berdasarkan hasil penelitian
kenyamanan posisi bekerja, keamanan didapatkan hasil dari 80 responden pekerja
terhadap bahan pewarna, hingga usaha batik selaku sampel terpilih, rata – rata umur
pencegahan penggunaan alat pelindung diri 42,78 tahun dengan umur termuda 19 tahun
(APD), selama ini masih tersebar dalam dan umur tertua 78 tahun, jenis kelamin
berbagai hasil penelitian, namun belum responden terpilih didapatkan laki-laki 36.3%
dilakukan upaya untuk merumuskannya dan perempuan 63.8%, rerata pendidikan
menjadi daftar gangguan kesehatan yang responden adalah SD (77.5%), dengan
berpotensi terjadi pada kalangan pembatik. pendidikan terendah tidak sekolah (1.3%),
Profil kesehatan pekerja batik perlu dipetakan pendidikan tertinggi SMA (11.3%), didapatkan
guna peningkatan kinerja dan profesionalitas kategori IMT normal (52.5%), underweight
kerja yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk (7.5%), kategori overweight (40%). Rata – rata
mengidentifikasi gangguan kesehatan yang masa kerja adalah 15 tahun, masa kerja
muncul pada tahapan pembatikan yang terpendek adalah 1 tahun dan masa kerja
nantinya dapat menjadi dasar penyusunan terlama 33 tahun, sebagian besar pekerja tidak
profil kesehatan pembatik serta rekomendasi menggunakan masker yaitu sebanyak 91,3%
substitusi bahan dan metode dalam tahapan dan yang menggunakan masker adalah 8,8%.
pembatikan. Berdasarkan jenis tahapan proses kerja pada

350
Rr. Vita Nur Latif, Ristiawati, Nor Istiqomah / Unnes Journal of Public Health 5 (4) (2016)

hasil penelitian didapatkan dari 80 responden akomodasi yang tampil pada gangguan visus
terpilih 60% berada diproses pelekatan lilin, berupa mata lelah, berair, dan pandangan
26.3 % di tahap pewarnaan, dan 7.5% pada kabur.
proses nyanting dan 6.3% pada bagian 2) Tahap Pewarnaan
pelorotan. Pada tahapan pewarnaan didapatkan
hasil keluhan kesehatan berupa gatal pada
Gangguan kesehatan makro pekerja batik (tulis permukaan kulit tangan dan kaki, penipisan
dan cap) lapisan epidermis yang disebabkan
Berdasarkan penelitian didapatkan penggunaan pewarnaan tanpa menggunakan
kesimpulan dari 80 sampel terpilih didapatkan alat pelindung diri yang memadai, seperti :
secara makro pada pekerja di tiap tahapan sarung tangan dan sepatu boot, sehingga
proses pembatikan mengalami keluhan yang bahan kimia langsung terpajan pada kulit
spesifik yang hanya timbul pada proses pekerja. Penggunaan kaporit sebagai bahan
pembatikan tertentu, secara detail dipaparkan pembersih tangan setelah terpajan bahan
pola keluhan sebagai berikut : pewarna menyebabkan penipisan pada kulit
1) Tahap pelekatan lilin tangan maupun kaki pekerja batik. Pada proses
Pada tahap pelekatan lilin (nyanting pewarnaan manual (tanpa mesin) didapati
pada batik tulis dan ngecap pada batik cap) keluhan low back pain dikarenakan proses kerja
keluhan yang dirasakan pekerja batik adalah posisi membungkuk dan berdiri secara
sesak nafas dan dada berat, dikarenakan pada berulang-ulang.
proses nyanting pekerja batik melakukan 3) Tahap pelepasan lilin
proses peniupan canting secara terus menerus, Pada tahap pelorotan didapatkan hasil
sehingga uap lilin yang memiliki kandungan keluhan kesehatan berupa sesak nafas, dan
bahan kimia terinhalasi, hal ini diperberat dada berat, mata berair dan didapatkan
dengan kondisi para pekerja batik tulis sebagian sampel pekerja batik pada tahap ini
menghadapi uap yang dihasilkan dari proses mengalami defek anatomis berupa lordosis
pelelehan lilin.dua aktifitas ini apabila dan kifosis. Keluhan sesak nafas dan dada berat
dilakukan secara terus menerus disebabkan karena uap pelelehan lilin dan
mengakibatkan penurunan elastisitas biomassa yang dihasilkan dari proses
kemampuan paru dalam mengembang pembakaran kayu yang digunakan untuk
sehingga manifestasi dari kondisi adalah pelelehan lilin. Pajanan secara terus menerus
keluhan sesak nafas dan dada berat. Keluhan uap pelehan lilin dan biomassa (bagi industri
lain adalah Low Back Pain pada proses nyanting batik yang masih menggunakan kayu bakar
dan varises pada proses ngecap yang sebagai bahan bakar pelorotan) menyebabkan
dikarenakan posisi kerja yang kurang penurunan elastisitas kemampuan paru untuk
ergonomis (karena pada proses pelekatan lilin mengembang sehingga manifestasi kondisi ini
ini, baik tulis maupun cap posisi kerja berupa sesak nafas, dada berat dan mata
monoton kurang lebih 8 jam per harinya, baik berair.
posisi kerja duduk pada proses pelekatan lilin
batik tulis maupun posisi kerja berdiri pada Gangguan kesehatan berdasarkan hasil
proses pelekatan lilin batik cap. Keluhan frozen pengukuran pada pekerja batik
shoulder dan stress neck juga dirasakan pada Beberapa gangguan kesehatan yang
keduanya. Keluhan yang banyak muncul pada ditemukan pada pekerja batik di antaranya
proses nyanting adalah penurunan daya seperti Tabel 1.

351
Rr. Vita Nur Latif, Ristiawati, Nor Istiqomah / Unnes Journal of Public Health 5 (4) (2016)

Tabel 1. Distribusi gangguan kesehatan pada pekerja batik


Gangguan Frekuensi (%)

Normal Tidak normal

Kapasitas paru 32,5 67,5


Visus 66,2 33,8
Dermatitis 70 30

Dari 67,5% responden dengan gangguan kapasitas paru dapat dikategorikan seperti Gambar 1.

Normal

15 % Obstruktif ringan

28,8 % Obstruktif sedang

21,3 % Restriktif berat

2,5 % Restriktif ringan


2,5 %
Restriktif sedang
25 % 5%
Kombinasi

Gambar 1. Kategori gangguan kapasitas paru yang ditemukan

Berdasarkan hasil pengukuran visus Adapun keluhan-keluhan gangguan kesehatan


didapatkan 33.8% responden mengalami yang dirasakan para pekerja didapatkan
penurunan fungsi penglihatan, berupa sebagai berikut :
pandangan mata kabur, minus. Adapun 1. Pada tahap pelekatan lilin (nyanting pada
gangguan kesehatan pada daya lihat yang batik tulis dan ngecap pada batik cap)
dikeluhkan diantaranya adalah mata lelah, keluhan yang dirasakan pekerja batik
berair yang banyak didapatkan pada pekerja adalah sesak nafas dan dada berat,
batik pada proses nyanting. dikarenakan pada proses nyanting pekerja
Berdasarkan hasil penelitian dermatitis batik melakukan proses peniupan canting
didapatkan 30% responden mengalami kondisi secara terus menerus, sehingga uap lilin
dermatitis baik pada ekstremitas tangan yang memiliki kandungan bahan kimia
maupun kaki. Hal ini disebabkan pajanan terinhalasi, hal ini diperberat dengan
bahan kimia pada proses pewarnaan secara kondisi para pekerja batik tulis
terus menerus tanpa barrier alat pelindung diri menghadapi uap yang dihasilkan dari
(boot dan sarung tangan). proses pelelehan lilin. Dua aktivitas ini
apabila dilakukan secara terus menerus
mengakibatkan penurunan elastisitas

352
Rr. Vita Nur Latif, Ristiawati, Nor Istiqomah / Unnes Journal of Public Health 5 (4) (2016)

kemampuan paru dalam mengembang pelelehan lilin dan biomassa yang


sehingga manifestasi dari kondisi adalah dihasilkan dari proses pembakaran kayu
keluhan sesak nafas dan dada berat. yang digunakan untuk pelelehan lilin.
Keluhan lain adalah Low Back Pain pada Pajanan secara terus menerus uap pelehan
proses nyanting dan varises pada proses lilin dan biomassa (bagi industry batik
ngecap yang dikarenakan posisi kerja yang yang masih menggunakan kayubakar
kurang ergonomis (karena pada proses sebagai bahan bakar pelorotan)
pelekatan lilin ini, baik tulis maupun cap menyebabkan penurunan elastisitas
posisi kerja monoton kurang lebih 8 jam kemampuan paru untuk mengembang
per harinya, baik posisi kerja duduk pada sehingga manifestasi kondisi ini berupa
proses pelekatan lilin batik tulis maupun sesak nafas, dada berat dan mata berair.
posisi kerja berdiri pada proses pelekatan Manifestasi gangguan kesehatan yang
lilin batik cap. Keluhan frozen shoulder dan muncul pada tiap proses pembatikan
stress neck juga dirasakan pada keduanya. (pelekatan lilin, pewarnaan dan pelorotan)
Keluhan yang banyak muncul pada proses bersifat spesifik, artinya keluhan dan gangguan
nyanting adalah penurunan daya kesehatan pada proses pelekatan lilin spesifik
akomodasi yang tampil pada gangguan hanya diderita oleh pekerja pada bagian itu.
visus berupa mata lelah, berair, dan Begitu juga pada tahap pewarnaan maupun
pandangan kabur. pelorotan (Sari, et al., 2014).
2. Pada tahapan pewarnaan didapatkan hasil Kondisi gangguan yang muncul sebagai hasil
keluhan kesehatan berupa gatal pada penelitian sesuai dengan teori mengenai
permukaan kulit tangan dan kaki, kandungan lilin batik seperti Hidrogen
penipisan lapisan epidermis yang peroksida (H2O2) dan paraffin keduanya
disebabkan penggunaan pewarnaan tanpa menyebabkan iritasi paru apabila terinhalasi
menggunakan alat pelindung diri yang secara continue dalam jangka waktu yang
memadai, seperti : sarung tangan dan lama karena bersifat korosif pada jaringan
sepatu boot, sehingga bahan kimia organ paru. Hal ini terbukti pada manifestasi
langsung terpajan pada kulit pekerja. keluhan pekerja pada proses pelekatan lilin
Penggunaan kaporit sebagai bahan (baik itu proses nyanting maupun cap), para
pembersih tangan setelah terpajan bahan pekerja batik memiliki keluhan sesak nafas dan
pewarna menyebabkan penipisan pada dada terasa berat. Adapun gangguan kesehatan
kulit tangan maupun kaki pekerja batik. berupa dermatitis baik karena penyebab iritasi
Pada proses pewarnaan manual (tanpa terhadap bahan kimia pewarnaan, seperti
mesin) didapati keluhan low back pain) senyawa Sodium Hidroksida (NaOH) dan
dikarenakan proses kerja posisi Asam Clorida (HCl) serta Sodium Nitrit
membungkuk dan berdiri secara berulang- (NaNO2) dimana ketiga senyawa tersebut
ulang. bersifat iritatif dengan manifestasi peradangan
3. Pada tahap pelorotan didapatkan hasil pada kulit, kondisi ini diperberat dengan
keluhan kesehatan berupa sesak nafas, dan kondisi fisik lingkungan kerja yang kurang
dada berat, mata berair dan didapatkan menjaga hygiene (Munthe, 2014).
sebagian sampel pekerja batik pada tahap
ini mengalami defek anatomis berupa SIMPULAN
lordosis dan kifosis. Keluhan sesak nafas
dan dada berat disebabkan karena uap

353
Rr. Vita Nur Latif, Ristiawati, Nor Istiqomah / Unnes Journal of Public Health 5 (4) (2016)

Gangguan kesehatan pada pekerja Munthe, E.L., Suradi, Surjanto, E., Yunus, F. 2014.
batik di antaranya gangguan kapasitas paru Dampak Pajanan Asap Lilin Batik terhadap
Fungsi Paru dan Asma Kerja pada Pekerja
67,5%, penurunan fungsi penglihatan 33,8%, Industri Batik Tradisional. J. Repir. Indo. 34(3):
dan dermatitis ekstrimitas 30%. Sebaran 149-157
pekerja dengan gangguan kapasitas paru,
penurunan fungsi penglihatan, dan dermatitis Nurroisah, E., Indarjo, S., Wahyuningsih, A.S. 2014.
Keefektifan Aerasi Sistem Tray dan Filtrasi
ekstrimitas terbanyak ditemukan pada tahap
sebagai Penurun Chemical Oxygen Demand dan
pelekatan lilin, berturut-turut 64,8%; 48,1%; Padatan Tersuspensi pada Limbah cair Batik.
dan 66,7%. Unnes Journal of Public Health. 3(4): 56-64

DAFTAR PUSTAKA Pratama, D. 2012. Pengolahan Limbah Batik Yang


Berwawasan Lingkungan. Jember: Universitas
Jember
Adi, B.W. 2012. Penyisihan Zat Organik Pada Air
Limbah Industri Batik dengan Fotokatalisis TiO 2.
Rizza, R. 2013. Hubungan antara Kondisi Fisik Sumur
Skripsi. Jurusan Teknik Lingkungan FTSP
Gali dengan Kadar Nitrit Air Sumur Gali di
Institut Teknologi Surabaya
Sekitar Sungai Tempat Pembuangan Limbah Cair
Batik. Unnes Journal of Public Health. 2(3): 1-10
Agustin, C.P.M., Mardiana, Budiono, I. 2014.
Hubungan Masa Kerja dan Sikap Kerja dengan
Sari, R., Suradi, Yunus, F. 2014. Dampak Pajanan Zat
Kejadian Sindrom Karpal pada Pembatik CV.
pada Proses Pewarnaan Pembuatan Batik
Pusaka Beruang Lasem. Unnes Journal of Public
terhadap Kelainan Klinis Pekerja Industri Batik.
Health. 3(4): 74-80
J. Respir. Indo. 34(2): 77-86

Amaliasani, R. 2013. Pengolahan Limbah Batik dengan


Sasongko, DP dan WP Tresna. 2010. Identifikasi Unsur
menggunakan metode elektrolisis dengan anoda
dan Kadar Logam Berat pada Limbah Pewarna
dan katoda platinum (Pt). Skripsi. Universitas
Batik dengan Metode Analisis Pengaktifan
Islam Indonesia Yogyakarta
Neutron. Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
TELAAH. 27: 22-27
Fauzia, L.P. 2015. Pengaruh Paparan Asap Pembakaran
Lilin Batik terhadap Fungsi Paru Pengerajin Batik
Sumardiyono, Probandari, A., Hanim, D., Handayani,
Tulis. Skripsi. Universitas Diponegoro Semarang
S., Susilowati, I.H. 2014. Effectiveness of
Ergonomic Chair against Musculoskeletal
Lubis, A., A, Kusnindar., Anwar, A., Sukar. 2002. Status
Disorders in Female Batik Workers of Sragen
Kesehatan Pekerja Wanita di Industri Batik,
District. Makara J. Health Res. 18(2): 95-102
Penyamakan Kulit, dan Industri Sepatu dan Tas.
Jurnal Ekologi Kesehatan. 1(1): 31-36
Yuliati, D. 2010. Mengungkap Sejarah dan Motif Batik
Semarangan. Paramita. 20(1): 11-20

354

Anda mungkin juga menyukai