berat kapal atau dengan memberikan gaya dorong tambahan yang bekerja pada bidang miring
kapal. Perhitungan-perhitungan ini dipergunakan untuk menghindari kapal dari bahaya-
bahaya yang tidak dikehendaki seperti kapal tenggelam ketika diluncurkan, dropping,
tipping, dan lifting.
Peluncuran memanjang
Adalah peluncuran dimana sumbu memanjang kapal terletak tegak lurus garis pantai dan
biasanya kapal diluncurkan dengan buritan terlebih dahulu.
Peluncuran melintang
Adalah peluncuran dengan sumbu memanjang kapal sejajar dengan garis pantai.
Pada peluncuran memanjang, buritan kapal diarahkan ke air sehingga buritan akan terkena air
terlebih dahulu. Hal ini dilakukan dengan tujuan supaya :
Di dalam proses peluncuran kapal, maka untuk mengurangi terjadinya gesekan antara
peluncuran dengan landasan diberikan bahan pelumas yang terdiri dari bahan campuran
kapur, gemuk, dan parafon. Besarnya tahanan yang disebabkan oleh gesekan ini tergantung
dari :
Proses peluncuran kapal secara memanjang terdiri dari tiga periode luncur, yaitu antara lain :
Periode II : Tahap peluncuran yang dimulai dari akhir periode I sampai kapal
mulai mengapung di air karena gaya apung kapal tersebut
Periode III : Tahap peluncuran dimulai dari akhir periode II sampai kapal
Peralatan luncur yang digunakan dalam proses peluncuran memanjang kapal terdiri dari
bagian bergerak yang diikatkan pada badan kapal dan bagian tak bergerak tempat bagian
bergerak bersama kapal meluncur masuk ke dalam air. Bagian bergerak terdiri atas satu atau
lebih sepatu luncur (launching cradle) yang terbuat dari kayu dan diikat ke badan kapal dan
bagian tak bergerak terdiri atas satu atau lebih landasan luncur (ground ways, standing ways)
yang juga terbuat dari kayu dan dipasang pada landasan atau penyangga di tanah. Landasan
luncur ini miring ke bawah sampai beberapa meter di dalam air dan diberi pelumas di seluruh
panjangnya untuk mengurangi gesekan dengan sepatu luncur yang lewat di atasnya. Ujung
bawah landasan luncur, baik yang terletak di atas maupun di bawah air, disebut threshold.
Jika ujung landasan berada dalam air, maka ada kedalaman air di ujung landasan (depth of
water over the threshold) dan titik potong bidang landasan luncur dengan muka air disebut
waterfront.
Dalam proses peluncuran kapal dengan cara End Launching, terdapat beberapa kegagalan
yang mungkin dapat terjadi, yaitu antara lain :
1. Kapal tidak mau meluncur sejak awal, atau kapal mulai meluncur tetapi kemudian
berhenti sebelum kapal meninggalkan landasan luncur.
2. Karena sarat air di ujung landasan luncur kurang atau letak titik berat kapal terlalu ke
buritan, kapal mengalami jungkit (tipping) yang besar, sehingga selain gaya apung,
kapal hanya bertumpu pada ujung landasan luncur, sehingga landasan dan/atau badan
kapal mungkin rusak.
3. Kalau pada waktu kapal meninggalkan ujumg landasan luncur, sarat air di ujung
landasan luncur kurang dalam, maka bagian bawah haluan kapal dapat membentur
ujung landasan atau dasar laut dengan keras dan mungkin rusak.
Salah satu hal yang penting dipertimbangkan pada proses peluncuran kapal adalah
penempatan sejumlah keel block (profil baja) dan balok-balok ganjal. Sebab jika pengaturan
peralatan peluncuran tersebut tidak sedemikian rupa sehingga jarak antara balok-balok ganjal
(jarak tumpuan) cukup besar atau bahkan buritan atau haluan kapal yang tidak tersangga
Hal ini tentu saja akan sangat beresiko baik bagi landasan peluncuran maupun bagi
kapal yang disangganya jika konstruksi yang digunakan secara keseluruhan tidak mampu
Namun demikian, dalam fungsinya untuk menyangga konstruksi bangunan kapal dan
menahan gaya berat kapal yang bekerja, selain pemenuhan kapasitas landasan itu sendiri,
ukuran dari landasan peluncuran berikut kedudukan kapal di atas landasan tersebut sangat
Selain itu perlu diketahui atau diprediksi kondisi-kondisi yang akan terjadi selama
proses peluncuran tersebut. Oleh karena itu, sebelum meluncurkan sebuah kapal perlu
dilakukan perhitungan peluncuran, karena hal ini akan memberikan kepada kita gambaran
mengenai kondisi-kondisi yang terjadi selama peluncuran, dan apabila dalam perhitungan
Dalam peluncuran kapal terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dan diketahui sebelum
Di mana berat peralatan peluncuran meliputi semua peralatan peluncuran yang disertakan
pada saat peluncuran, terdiri dari sepatu peluncur, packing, perentang dan balok peluncur.
Langkah pertama pada perhitungan peluncuran adalah perhitungan berat dan titik berat kapal
pada saat kapal diluncurkan. Selain itu, perhitungan titik berat peluncuran berguna untuk
Perhitungan sepatu peluncur dimaksudkan untuk mengetahui ukuran dari sepatu peluncur dan
Hal ini dimaksudkan untuk memeriksa bagaimana kondisi kapal pada saat lepas landas
apakah kapal dapat meluncur dengan beratnya sendiri dan apakah kapal mengalami jumping
Tahap-tahap peluncuran di sini dibagi kedalam tiga periode yang terdiri dari :
Periode I adalah dimulai pada saat kapal dilepaskan dan berakhir pada saat kapal menyentuh
permukaan air.
Periode II adalah dimulai pada akhir periode I dan berakhir pada waktu kapal stern lift.
Periode III adalah dimulai pada akhir periode II dan berakhir pada saat kapal terapung bebas.
Analisa kecepatan
Analisa kecepatan yang dimaksud di sini adalah menghitung kecepatan hambatan dan
jarak tempuh oleh kapal, mulai saat diluncurkan, kapal mengapung hingga kapal berhenti
bergerak.
Sistem peluncuran kapal terbagi atas dua yaitu sistem peluncuran melintang dan sistem
peluncuran merupakan daerah perairan terbatas (misalnya sungai dan kanal) dan ukuran kapal
yang diluncurkan relatif kecil. Sedangkan sistem peluncuran memanjang dipakai apabila
perairan di lokasi peluncuran cukup luas dan merupakan daerah perairan terbuka (pantai)