Psikoterapi 2i
Psikoterapi 2i
Disusun oleh:
Fentilia Dwiningsih 43040170018
Giyanti 43040170023
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT. Karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
dari pada tugas Psikoterapi Islam tentang “Hakikat Manusia dalam Pandangan
Islam dari Segi Dimensi, Fungsi Potensi serta Kebutuhan Manusia kepada Terapi/
Konseli dan Konseling/ Psikoterapi Islam” dengan tepat waktu dan tanpa halangan
apapun.
Penulis berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi diri kami sendiri
khususnya dan pembaca pada umumnya. Semoga atas segala bantuan yang
diberikan akan mendapat balasan dari Allah SWT. Saya menyadari sepenuhnya
bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, untuk itu kami mengharapkan kritik
dan saran dari semua pihak.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul ................................................................................................. i
Kata Pengantar ................................................................................................. ii
Daftar Isi........................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 1
C. Tujuan Penuliasan ................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Hakikat Manusia .................................................................................. 2
B. Potensi Manusia ................................................................................... 6
C. Sisi Positif Manusia ............................................................................. 8
D. Sisi Negatif Manusia ............................................................................ 14
E. Kebutuhan manusia dalam Psikoterapi Isalm ...................................... 14
LAMPIRAN
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perilaku manusia yang bersifat biologik, fisiologik, psikologik dan rohaniah
merupakan efek atau akibat proses perubahan materi dalam tubuhnya Manusia pada
hakikatnya adalah sebagai makhluk biologis, makhluk pribadi dan makhluk Sosial.
Ayat-ayat al-Quran menerangkan ketiga komponen tersebut. Di samping itu, al-
Quran juga menerangkan bahwa manusia itu merupakan makhluk religius dan ini
meliputi ketiga komponen lainnya, artinya manusia sebagai makhluk biologis,
pribadi dan sosial tidak terlepas dari nilai-nilai manusia sebagai makhluk religius.
B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian dari hakikat manusia dalam psikoterapi islam ?
2. Apa pengertian dari potensi manusia dalam psikoterapi islam ?
3. Apakah kebutuhan manusia dalam psikoterapi islam?
4. Apa sisi positif dan negative manusia dalam psikoterapi islam?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui hakikat manusia dalam psikoterapi islam.
2. Untuk mengetahui potensi manusia dalam psikoterapi islam.
3. Untuk mengetahui kebutuhan manusia dalam psikoterapi islam,
4. Untuk mengetahui sisi positif dan negatif manusia dalam psikoterapi
Islam.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakikat Manusia
2
Quran juga menerangkan bahwa manusia itu merupakan makhluk religius dan ini
meliputi ketiga komponen lainnya, artinya manusia sebagai makhluk biologis,
pribadi dan sosial tidak terlepas dari nilai-nilai manusia sebagai makhluk religius.
Ada tiga jenis nafsu yang paling pokok,yaitu: 1. nafsu amarah yaitu
nafsu yang selalu mendorong untuk melakukan kesesatan dan kejahatan
(Yusuf: 53), (2) nafsu lawwaamah, yaitu nafsu yang menyesal. Ketika
3
manusia telah mengikuti dorongan nafsu amarah dengan perbuatan nyata,
sesudahnya sangat memungkinkan manusia itu menyadari kekeliruannya dan
membuat nafsu itu menyesal (al-Qiyamah: 1-2), dan (3) najsu muthmainnah,
yaitu nafsu yang terkendali oleh akal dan kalbu sehingga dirahmati oleh Allah
swt. Ia akan mendorong kepada ketakwaan dalam arti mendorong kepada hal-
hal yang positif (al-Fajr: 27-30)
4
takwa. (al-Ruum: 30, al-Araf: 172-174, al-Anam:74-79, Ali Imran: 185, al-
Nahl: 61. dan al-Nisa: 78).
5
positif yang tergantung pada pengaruh lingkungan, tetapi juga sekaligus
sebagai produser terhadap lingkungannya, perilaku sangat dipengaruhi oleh
kehidupan masa kanak-kanak, yaitu pengaruh orang tua (orang lain yang
signifikan), keputusan dapat ditinjau kembali apabila keputusan yang telah
diambil terdahulu tidak lagi cocok, ia selalu menjalin hubungan dengan orang
lain dengan cinta kasih dan kekeluargaan, membuat dan menyumbang,
menerima diri sendiri dengan apa adanya, dan memiliki komponen superego,
yaitu kode moral dan nilai ideal yang mampu membedakan baik dan buruk,
benar dan salah. Sebagai Makhluk Religius
Namun tidak ada yang bisa teraktualisasikan dengan baik dan ada pula
yang tidak, dalam hal ini faktor lingkungan pada usia anak sangat
menentukan. Manusia sebagai makhluk religius berkedudukan sebagai
abdullah dan sebagai khalifatullah di muka bumi.
B. Potensi Manusia
6
kecenderungan jiwa ke arah kebaikan maupun kejahatan. Kemaujudan mereka
dimulai dari kelemahan dan ketidak mampuan yang kemudian bergerak ke arah
kekuatan. Tetapi itu tidak akan menghapuskan kegelisahan psikis mereka, kecuali
jika mereka dekat dengan Tuhan dan selalu mengingat- Nya (Nawawi, 2000).
7
Selain itu al-Quran juga mengingat manusia yang tidak menggunakan potensi
hati, poternsi mata, potensi telinga, untuk melihat dan mengamati tanda-tanda
kekuasaan Allah.
Ketika Allah swt hendak menciptakan manusia, Allah swt memberitahu para
malaikat-Nya perihal maksud-Nya:
8
Dan dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda)
seluruhny kemudian mengemukakannya kepada para malaikat lalu
berfirman "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu
mamang benar
3. Fitrah manusia itu sedemikian rupa sehingga manusia tahu bahwa hanya ada
satu Allah swt Kalau manusia tidak percaya dan ragu, maka hal itu abnor- mal
dan merupakan penyimpangan dari fitrahnya:
4. Selain unsur-unsur material yang ada dalam materi non organis, tumbuhan
dan binatang, dalam fitrah manusia ada satu unsur ilahiah dan malaikat juga
Manusia adalah perpaduan antara yang natural dan yang ekstra-natural, yang
material dan yang non-material, yang jasad dan yang rohani:
Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik baiknya dan yang
memulai penciptaan manusia dari tanah Kemudian Dia menjadikan keturunannya
9
dari saripati air yang hina (air mani). Kemudian Dia menyempurnakan dan
meniupkan ke dalam (tubuh)-nya roh (ciptaan)-Nya (QS. al-Sajdah: 7-9).
10
Manusia baru dapat merasakan bagaimana sesungguhnya dirinya itu kalau
mewujudkan martabat dan kemuliaannya serta memandang dirinya tak pantas
diperbudak dan tak layak berbuat buruk:
7. Manusia mendapat anugerah berupa cita rasa wawasan moral Manusia tahu
mana yang baik dan mana yang buruk dengan menggunakan ilham alamiah:
8. Manusia tidak akan pernah cukup, tenang atau puas dengan apa pun, kecuali
kalau dia mengingat Allah swt.
Hasrat manusia tak ada ujungnya. Manusia cepatjenuh dengan apa pun yang
didapatnya. Hanya dengan mendekatkan diri kepada Allah swt sajalah manusia baru
dapat menenteramkan atau memuaskan dirinya:
9. Segala yang baik di bumi ini telah diciptakan untuk manusia Al-Quran
berfirman:
11
Dan dia telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang
di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya
pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan
Allah) bagi kaum yang berpikir (QS. al-Jâtsiyah, 45: 13).
10. Manusia telah diciptakan untuk beribadah kepada Tuhannya saja dan untuk
menerima perintah dari-Nya.
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
mengabdi kepada-Ku (QS. al-Dzâriyât, 51: 56).
11. Manusia tak mungkin ingat siapa dirinya, kecuali kalau dia beribadah dan
ingat kepada Tuhannya
Jika manusia lupa Tuhannya, berarti dia lupa dirinya, dan berarti dia tak tahu
siapa dirinya, untuk apa dirinya diciptakan, apa kewajibannya dan hendak ke mana
dia. Allah berfirman:
Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu
Al- lah menjadikan mereka lupa kepada mereka sendiri. mereka Itulah
orang- orang yang fasik (QS. al-Hasyr, 59: 19)
12. Ketika manusia meninggal dunia, dan saat itu tirai jasmani yang menutupi ruh
atau jiwanya tersingkapkan, maka dia akan melihat dengan jelas banyak
realitas yang sekarang ini gaib Allah berfirman:
Sesungguhnya kamu berada dalam keadaan lalai dari (hal) ini, maka
kami singkapkan daripadamu tutup (yang menutupi) matamu, maka
penglihatan- mu pada hari itu amat tajam (QS. Qaf, 55: 22).
13. Memenuhi kebutuhan hidup akan materi bukanlah satu- satunya motivasi
manusia
12
Manusia sering melakukan sesuatu untuk tujuan-tujuan ja yang lebih tinggi.
Mungkin saja semua upayanya hanyalah untuk mendapatkan ridla penciptanya.
Allah berfirman:
Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang
puas lagi diridhai-Nya (QS. al-Fajr, 89: 27-28).
Karena itu, dari sudut pandang al-Qur an, manusia adalah makhluk yang
dipilih Allah swt untuk menjadi khalifah-Nya di muka bumi. Manusia adalah
makhluk setengah malaikat dan setengah materi. Secara naluriah manusia sadar
akan Allah swt. Manusia merdeka, memegang amanat Allah swt, bertanggung
jawab atas dirinya sendiri danatas dunia. Manusia mengendalikan alam, bumi dan
langit. Manusia bisa bersemangat karena kebaikan atau karena kejahatan.
Keberadaan manusia diawali dengan ke- emahan, kemudian berangsur-angsur dia
jadi kuat dan sempuma. ang dapat menenteramkan atau memuaskan dirinya
hanyalah ingat kepada Allah swt. Kapasitas intelektual dan praktisnya tak ada
batasnya. Martabat dan kemuliaan sudah menjadi sifat manu- sia. Seringkali tak ada
aspek material dalam motivasi manusia. Manusia telah diberi hak untuk
memanfaatkan secara halal anugerah alam ini, Namun manusia harus
mempertanggung- jawabkannya kepada Tuhannya.
13
D. Sisi Negatif Manusia
Pada saat yang sama al-Quran sangat mencela dan mengecam manusia. Allah
berfirman:
Dan apabila manusia ditimpa bahaya dia berdoa kepada kami dalam
keadaar berbaring, duduk atau berdiri, tetapi setelah kami hilangkan bahaya
itu daripadanya, dia (kembali) melalui (jalannya yang sesat), seolah-olah dia
tidak pernah berdoa kepada kami untuk (menghilangkan) bahaya yang lelah
menimpanya. Begitulah orang-orang yang melampaui batas itu memandang
baik apa yang selalu mereka kerjakan (QS. Yunus, 10: 12).
Dan adalah manusia itu sangat kikir (QS. al-Isra', 17: 100).
Agama adalah sangat berkaitan dan dibutuhkan karena hal itu merupakan
usaha pemberian bantuan kepada seseorang yang mengalami kesulitan baik lahiriah
maupun batiniah yang menyangkut kehidupannya di masa kini dan dimasa
mendatang secara proses dan bertahap. Bantuan tersebut berupa pertolongan
dibidang mental dan spiritual, agar orang yang bersangkutan mampu
mengatasinyadengan kemampuan yang ada pada dirinya, maupun kekuatan iman
dan takwa kepada Tuhan.
14
Psikoterapi dalam Islam dapat menyembuhkan semua aspek psikopatologi,
baik yang bersifat duniawi maupun ukhrawi, yaitu:
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut kandungan ayat-ayat al-Quran manusia itu pada hakikatnya adalah
makhluk yang utuh dan sempurna, yaitu sebagai makhuk biologis, pribadi, sosial,
dan makhluk religius.
B. Saran
Setelah membaca uraian di atas, psikoterapi islam bertujuan dan fungsi dari
konseling agama, yaitu untuk mengungkapkan kemampuan dasar seseoang baik
mental, spiritual, dan agama dalam pribadi seseorang. Kemampuan menta, spiritual
tersebut sebagai banteng pribadi seseorang,yang berawal dari menanamkan sikap
dan orientasi kepada hubungan dalam empat arah yaitu dengan allah SWT,
masyarakat, alam sekitar, dan dirinya sendiri. Berusaha mencerahkan kehidupan
16
batin. karena orang lain di sekitar kita bias memberikan pengaruh positif maupun
pengaruh negatif. Untuk itu, diharapkan kepada pembaca bias menyaring mana
pengaruh yang baik dan mana pengaruh yang buruk.
17
LAMPIRAN
18
19