Oleh :
KELOMPOK III
Di dalam pelaksanaan metode JSA, terdapat empat langkah dasar yang harus
dilakukan, yaitu:
a. Menentukan pekerjaan yang akan dianalisis.
Langkah pertama dari pembuatan JSA adalah menentukan pekerjaan yang
dianggap kritis dengan cara mengklasifikasi tugas yang mempunyai dampak
paling besar. Dalam menentukan pekerjaan tersebut termasuk kritis atau tidak
didasarkan pada frekuensi kecelakaan, kecelakaan yang menyebabkan luka,
pekerjaan dengan potensi kerugian yang tinggi, serta pekerjaan baru yang
dapat menyebabkan kecelakaan.
b. Menguraikan pekerjaan menjadi langkah-langkah dasar.
Dari pekerjaan yang dianggap kritis, dapat dibagi menjadi tahapan kerja yang
pada akhirnya dapat digunakan menjadi suatu prosedur kerja. Tahapan kerja
dapat diartikan bagian atau rangkaian dari keseluruhan pekerjaan. Untuk
mengetahui tahapan kerja diperlukan observasi lapangan guna mengamati
secara langsung bagaimana suatu pekerjaan dilakukan. Setelah melakukan
observasi, dilihat kembali dan didiskusikan kepada kepala pimpinan yang
bersangkutan untuk keperluan evaluasi dan mendapatkan persetujuan tentang
apa yang dilakukan dalam pembuatan JSA.
c. Mengidentifikasi bahaya pada masing-masing pekerjaan.
Identifikasi potensi bahaya merupakan alat manajemen untuk mengendalikan
kerugian dan bersifat proaktif dalam upaya pengendalian bahaya di
lingkungan kerja. Identifikasi bahaya dimaksudkan untuk mencegah
terjadinya insiden dengan melakukan upaya-upaya seperti melakukan
pengamatan secara dekat, mengetahui nhal-hal yang berhubungan dengan
pekerjaan yang diamati, melakukan pengamatan dilakukan secara berulang,
serta melakukan dialog dengan operator yang dinilai berpengalaman dalam
pekerjaan yang diamati.
d. Mengendalikan bahaya
Langkah terakhir dalam metode JSA adalah mengembangkan prosedur kerja
aman yang dapat dianjurkan untuk mencegah terjadinya suatu kecelakaan.
Solusi yang dapat dikembangkan antara lain mencari cara lain untuk
melakukan pekerjaan yang dianggap kritis, mengubah kondisi fisik yang
dapat menimbulkan kecelakaan, menghilangkan bahaya dengan mengganti
prosedur kerja yang sudah ada, rutin mengadakan tindakan perbaikan atau
service, serta meninjau kembali rancangan pekerjaan yang sudah ada.
HIRAC
Penggunaan
Pelapisan mat Terhirup dalam Penyakit
Mungkin APD berupa
dengan waktu yang pernafasan dan 2 3 6
7 terjadi masker dan
campuran lama , terkena iritasi pada kulit
Resin-Katalis sarung tangan
kulit
Penggunaan
Pemotongan Tangan tersayat Luka Gores dan Jarang
8 2 2 APD sarung 4
Ujung Produk dan tergores Luka Sayatan terjadi
tangan
3.2. Hasil JSA (Job Safety Analysis)
Adapun Hasil Dari JSA ialah sebagai berikut :
Tahapan Tindakan
No Potensi Bahaya Resiko
Pekerjaan Pengendalian
Tangan terkena Luka Gores,
Pemotongan Penggunaan APD
1 gergaji saat Luka Sayatan,
Cetakkan sarung tangan
pemotongan Jari Terpotong
Pembentukan
Luka Memar, Penggunaan APD
2 bentuk cetakan Tangan terkena palu
Patah Tulang sarung tangan
( Pengetokan )
Pemotongan Mat Tangan terkena Luka Gores, Penggunaan APD
3
dengan Cutter cutter Luka Sayatan sarung tangan
Pencampuran Terkena Bahan Penyakit Penggunaan APD
tepung Aerosil, Kimia, Terhirup oleh Pernafasan berupa masker,
4
Pigmen, dan bau dari Bahan Akut, Iritasi, Rompi, dan Sepatu
Resin Kimia tersebut Infeksi Kulit Pelindung
mengiritasi
Penggunaan APD
Penambahan Terhirup bau aseton hidung dan
berupa masker,
5 aseton pada terlalu banyak, tenggorokan ,
Rompi, dan Sepatu
larutan cat terkena pada kulit iritasi ringan
Pelindung
pada kulit
Pemindahkan mal
yang sudah dicat Tersandung/Terjatuh/ Menggunakan
6 di ruang tertimpa cetakan saat Luka Memar material handling
terbuka(Proses mengangkat (forklift)
Pengeringan)
Penyakit
Pelapisan mat Terhirup dalam Penggunaan APD
pernafasan
7 dengan campuran waktu yang lama , berupa masker dan
dan iritasi
Resin-Katalis terkena kulit sarung tangan
pada kulit
Luka Gores
Pemotongan Penggunaan APD
8 Tangan tersayat dan dan Luka
Ujung Produk sarung tangan
tergores Sayatan
3.3. Hasil JSO (Job Safety Observation)
Adapun Hasil JSO ialah sebagai berikut :
5.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari kegiatan penelitian pada aktivitas
perusahaan Medan FiberGlass yaitu :
a. Proses produksi pada Medan FiberGlass meliputi delapan aktivitas yang
masing-masing memiliki potensi bahaya kerja yang berbeda. Secara garis
besar, bahaya kerja yang ada pada proses ini meliputi bahaya fisik, bahaya
kimia, dan ergonomi.
b. Peringkat risiko kerja pada Medan FiberGlass yang masuk ke dalam frekuensi
“sering terjadi” berjumlah empat aktivitas dan risikonya bernilai 8 -16 skor
meliputi risiko tangan terkena gergaji saat pemotongan, terkena bahan kimia,
terhirup oleh bau dari bahan kimia, terhirup bau aseton terlalu banyak,
terkena pada kulit, terkena semprotan cat, dan terhirup bau cat dalam waktu
lama. Peringkat risiko yang masuk ke dalam frekuensi “jarang terjadi”
berjumlah tiga aktivitas dan risikonya bernilai 4 skor meliputi risiko tangan
terkena cutter, terjatuh/tertimpa cetakan saat mengangkat, serta tangan
tersayat dan tergores. Peringkat risiko yang masuk ke dalam frekuensi
“mungkin terjadi” berjumlah satu dan risikonya bernilai 12 meliputi risiko
tangan terkena palu.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai analisis risiko
kerja pada Medan FiberGlass dapat diberikan saran-saran sebagai bahan masukan
untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja atau hal-hal yang tidak diinginkan
antara lain :
a. Peneliti menyarankan perusahaan untuk membentuk organisasi tempat kerja
untuk terciptanya K3 atau dikenal dengan sebutan Tim K3 atau SHE atau
HSE.
b. Peneliti menyarankan perusahaan untuk menggunakan sistem rekruitmen
untuk memperoleh pekerja baru yang memenuhi standar yang telah
ditetapkan oleh perusahaan.
c. Peneliti menyarankan perusahaan untuk membagi grup kerja sesuai shift
kerjanya yaitu shift pagi, shift siang, dan shift malam.
d. Peneliti menyarankan perusahaan untuk menciptakan instruksi kerja yang
ditujukan untuk panduan setiap langkah kerja. Instruksi kerja disampaikan
kepada setiap pekerja baru sebelum mereka memulai pekerjaannya di
perusahaan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20318060-S-Tizi%20Dzul%20Khair.pdf
http://journal.uad.ac.id/index.php/Spektrum/article/view/7549
http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/Al-Sihah/article/view/1612/1564