Anda di halaman 1dari 2

Nama : Tria Wury Anjani

NIM : A24118002

Konsep Mengintegrasikan Iman, Islam, dan Ihsan dalam Membentuk Insan Kamil.
 Pengertian Iman, Islam, dan Ihsan.
 Iman.
Iman memiliki arti ketentraman dan kedamaian kalbu yang dari kata itu bisa muncul
kata al-amanah (amanah: dapat dipercaya). Yang dimaksud keimanan seseorang
terhadap sesuatu adalah jika dalam hati orang tersebut telah tertanam kepercayaan dan
keyakinan tentang sesuatu dan sejak saat itu ia tidak khawatir lagi terhadap
menyelusupnya kepercayaan lain yang bertentangan dengan kepercayaannya. Apabila
seseorang mengakui dalam hatinya tentang keberadaan Allah, tetapi tidak diikrarkan
dengan lisan dan dibuktikan dengan amal perbuatan, maka orang tersebut tidak dapat
dikatakan sebagai mukmin yang sempurna. Beriman kepada Allah adalah kebutuhan
yang sangat mendasar bagi seseorang.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an Surah An-Nissa ayat 136 yang artinya:
“Wahai orang-orang yang beriman. Tetaplah beriman kepada Allah dan Rasulnya
(Muhammad) dan kepada Kitab (Al Qur’an) yang diturunkan kepada Rasulnya, serta
kitab yang diturunkan sebelumnya. Barangsiapa ingkar kepada Allah, malaikat-
malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, Rasul-rasulNya, dan hari kemudian, maka sungguh
orang itu telah tersesat sangat jauh.”(Q.S An Nisa : 136). Dalam hal ini merujuk pada
rukun iman.
 Islam.
Islam sendiri secara bahasa memiliki banyak pengertian, beberapa diantaranya:
1. Berserah diri (Aslama)
2. Tunduk patuh (Istislam)
3. Bersih/suci (Saliim)
4. Selamat/sejahtera (Salama)
5. Perdamaian (Silmu)
yang masing-masing sudah dijelaskan di Al-Quran. Islam yang dimaksud dalam hal
ini adalah rukun islam, yaitu lima tindakan dasar dalam Islam, dianggap sebagai
pondasi wajib bagi orang-orang beriman dan merupakan dasar dari kehidupan Muslim.
Lima rukun islam:
1. Mengucapkan dua kalimat syahadat
2. Mendirikan Shalat
3. Berpuasa di bulan Ramadhan
4. Membayar Zakat
5. Pergi Haji (jika mampu)
 Ihsan.
Ihsan berasal dari kata hasana yuhsinu, yang artinya adalah berbuat baik, sedangkan
bentuk masdarnya adalah ihsanan, yang artinya kebaikan. Allah swt. berfirman. “Jika
kamu berbuat baik, (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri…” (QS Al-Isra’: 7).
Dan firman Allah : “Dan berbuat baiklah (kepada orang lain) seperti halnya Allah
berbuat baik terhadapmu….” (QS. Al-Qashash: 77).
Ihsan adalah seseorang yang menyembah Allah seolah-olah ia melihat-Nya, dan jika
ia tidak mampu melihat-Nya, maka orang tersebut membayangkan bahwa
sesungguhnya Allah melihat perbuatannya. Targetnya mengarah kepada satu hal, yaitu
mencapai ibadah yang sempurna dan akhlak yang mulia guna mencari rahmat dari
Allah Swt.
 Konsep insan kamil
Insan kamil pada umumnya diartikan sebagai manusia yang sempurna baik dari segi
wujud dan pengetahuannya. Kesempurnaan dari segi wujudnya ialah karena dia
merupakan manifestasi sempurna dari citra Tuhan, yang pada dirinya tercermin nama-
nama dan sifat Tuhan secara utuh. Adapun kesempurnaan dari segi pengetahuannya ialah
karena dia telah mencapai tingkat kesadaran tertinggi, yakni menyadari kesatuan
esensinya dengan Tuhan, yang disebut makrifat.
Abdulkarim Al-Jilli membagi insan kamil atas tiga tingkatan. yaitu:
1. Tingkatan permulaan (al-bidāyah).
Pada tingkat ini insan kamil mulai dapat merealisasikan asma dan sifat-sifat ilahi
pada dirinya.
2. Tingkat menengah (at-tawasuth)
Pada tingkat ini insan kamil sebagai orbit kehalusan sifat manusia yang terkait
dengan realitas kasih Tuhan. Pengetahuan yang dimiliki oleh insan kamil pada tingkat
ini telah meninngkat dari pengetahuan biasa. karena sebagian hal-hal yang gaib telah
dibukakan Tuhan kepadanya.
3. Tingkat terakhir (al-khitām)
Pada tingkat ini insan kamil telah dapat merealisasikan citra Tuhan secara utuh. Ia
pun telah dapat mengetahui rincian dari rahasia penciptaan takdir.
 Pengaruh iman, Islam, dan ihsan dalam membentuk insan kamil.
Kaum muslimin di Indonesia lebih mengenal istilah akidah, syariat, dan akhlak sebagai
tiga unsur pokok ajaran islam. Akidah merupakan cabang ilmu agama untuk memahami
pilar iman; syariat merupakan cabang ilmu agama untuk memahami pilar Islam dan
akhlak merupakan cabang ilmu agama untuk memahami pilar ihsan. (Hadiyanto, Andy.
dkk, 2016:98)
Jika ketiga unsur tersebut saling dihubungkan, maka bisa dilihat pada tabel berikut:
No. Unsur Ilmu Objek Kajian
1. Islam Syariat Lima rukun Islam
2. Iman Akidah Enam rukun iman
3. Ihsan Akhlak Bagusnya akhlak sebagai buah dari
keimanan dan peribadatan
Hubungan Islam, Iman dan Ihsan dengan Ilmu-ilmu Islam

Jika manusia sudah memahami arti iman dan juga beriman dengan benar, juga menjalani
Islam dan rukun-rukunnya dengan istiqamah. Maka akan lebih mudah bagi mereka untuk
memahami makna ihsan, manusia akan mencapai derajat ihsan dengan meningkatkan terus
kualitas iman dan Islam dalam dirinya, dengan begitu menjadi insan kamil bukanlah hal yang
mustahil.

Anda mungkin juga menyukai